PENATALAKSANAAN REHABILITASI MEDIK KASUS AFP (Acute Flaccid Paralysis)Pendahuluan Dalam upaya membebaskan Indonesia dari penyakit Polio, pemerintah telah melaksanakan program Eradikasi Polio (ERAPO), sebagai bagian komitmen dengan program WHO Dunia Bebas Polio tahun 2000 yang meliputi beberapa kegiatan : a. Imunisasi Polio, yang merupakan bagian dari program imunisasi untuk anak-anak secara universal (Universal Children Immunization = UCI), berupa : Imunisasi rutin dan sweeping / backing fighting Pekan Imunisasi Nasional Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk SD kelas 3-6 Moppng up

b. Surveilance AFP (Acute Flaccid Paralysis) c. Sertifikasi bebas Polio

Tahapan program ERAPO saat sekarang adalah surveillance AFP, yang merupakan bagian yang sangat penting dari strategi ERAPO yang bertujuan untuk memantau adanya transmisi virus Polio liar di suatu wilayah, sebagai suatu usaha peningkatan kewaspadaan terhadap kemungkinan adanya kasus Polio yang tidak terdiagnosa. Kegiatan surveilan sangat diharapkan dapat menjaring kasus Polio yang tersembunyi tersebut. Akhirnya hasil surveilan AFP dapat dipakai sebagai indicator untuk mendapatkan Sertifikat bebas Polio.

Sasaran utama surveilan AFP adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit Polio, yaitu anak-anak dibawah umur 15 tahun. Pengamatan dilakukan terhadap semua kelemahan/ kelumpuh an layuh (flaccid) yang terjadi secara akut (kurang dari 2 minggu), seperti kelumpuhan pada poliomyelitis. Semua penyakit dengan kelumpuhan flaccid dimasukkan dengan kasus AFP (Acute Flaccid Paralysis) sehingga surveilan AFP adalah suatu pengamatan yang dilakukan

1

tehadap semua kasus kelumpuhan flaccid yang terjadi pada anak berusia