Redesign Rumoh Aceh

download Redesign Rumoh Aceh

of 39

Transcript of Redesign Rumoh Aceh

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    1/39

    LAPORAN TUGAS BESAR

    MATA KULIAH BAHAN KONSTRUKSI ARSITEKTUR RAKYAT

    RUMOH ACEH (RUMAH ADAT TRADISIONAL ACEH)

    Dosen Pembimbing:

    Beta Suryokusumo, ST. MT.

    Ir. Bambang Yatna

    Disusun Oleh :

    KELOMPOK : 6

    Farah Ahlamia Wardi (125060500111016)

    Muhammad Rizandre Dyatmika (125060507111003)

    Hasan Basri (125060507111013)

    Matheas Ellanda (125060500111008)

    JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Desember 2014

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    2/39

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat

    menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan

    sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan

    kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

    Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Arsitektur

    Rumoh Aceh yang kami sajikan berdasarkan data dan literature yang sudah ada.

    Makalah ini memuat tentang hasil survey dan diskusi, hasil pengamatan, hasil

    literatur dan kesimpulan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak & Ibu

    Dosen Bahan Arsitektur Rakyat yaitu Beta Suryokusumo, ST., MT dan Ir. Bambang atas

    bimbingan yang telah diberikan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselasikan

    dengan baik dan tepat waktu. Komentar serta saran dari pembaca sangat diterima oleh

    penulis dalam meneyempurnakan makalah ini.

    Akhir kata mohon maaf jika terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan, karena

    kesempurnaan hanyalah milik pencipta, sekian dan terima kasih

    Malang, 19 Januari 2015

    Penulis

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    3/39

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI.. ii

    DAFTAR GAMBAR iii

    DAFTAR TABEL. iv

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1.

    Latar Belakang 1

    1.2. Rumusan Masalah 1

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Sejarah Rumoh Aceh.. 2

    2.2. Contoh Kasus Rumoh Teuku Sabi Silang 3

    BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT

    3.1. Tujuan....... 16

    3.2. Manfaat. 16

    BAB III. METODE PEMBAHASAN......17

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 19

    5.1. Filosofi Rumoh Aceh. 19

    5.2. Program Ruang Rumoh Aceh . 20

    5.3. Struktur Rumoh Aceh.. 22

    5.4. Analisis Konstruksi 28

    5.5. Rekonstruksi Rumoh Aceh 29

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

    32DAFTAR PUSTAKA. 33

    LAMPIRAN.. 34

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    4/39

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Bagian depan pintu masuk bangunan rumah Teuku Sabi Silang............................... 4

    Gambar 2.2. Bagian dapur yang hilang terbawa gelombang tsunami........................................... 4

    Gambar 2.3. Letak serambi depan, tengah dan belakang, antara serambi depan dan belakang

    mempunyai ketinggian yang sama................................................................................................ 7

    Gambar 2.4. Sisi ujung dinding sebelah timur dihubungkan dengan pintu yang ke dapur........... 7

    Gambar 2.5. Ruang depan (serambi depan), yang disebut seuramoe keueseuramoe reunyeuen

    atau (serambi bagian tangga).dapur.............................................................................................. 9

    Gambar 2.6. Ragam hias pada bangunan Rumah Teuku Sabi Silang.reunyeuenatau (serambi

    bagian tangga).dapur................................................................................................................... 11

    Gambar 2.7. Pondasi persegi yang dicor dari campuran semen yang tingginya 20 cm............... 12

    Gambar 2.8. Kayu balok yang menghubungkan tiang dengan tiang........................................... 13

    Gambar 2.9. Dinding dalam itu bertumpu padapeulangan.cm.................................................. 13

    Gambar 5.1. Filosofi Rumoh Aceh.. 19

    Gambar 5.2. Bagian bawah Rumoh Aceh.. 20

    Gambar 5.3. Bagian tengah dalam Rumoh Aceh..21

    Gambar 5.4. Bagian denah Rumoh Aceh21

    Gambar 5.6. Bagian tengah Rumoh Aceh..21

    Gambar 5.7. Bagian tengah Rumoh Aceh..21

    Gambar 5.8. Bagian belakang Rumoh Aceh.22

    Gambar 5.9. Bagian atas Rumoh Aceh.22

    Gambar 5.10. Denah Rekonstruksi Taman Nasional Rumoh Aceh...29

    Gambar 5.11.Tampak Rekonstruksi...29

    Gambar 5.12. Hirarki Vertikal Rekonstruksi.30

    Gambar 5.32. Hirarki Horizontal Rekonstruksi..30

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    5/39

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    6/39

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Sejarah Bangunan Rumah Aceh

    Suku bangsa Aceh yang mendiami sebagian besar daerah Aceh masih memiliki

    bangunan tradisioial. Jenis-jenis bangunan tradisioial yang dimilikinya berdasarkan

    kegunaannya dapat dikelompokkan atas bangunan tempat tinggal, bangunan tempat

    ibadat, dan bangunan tempat menyimpan harta.

    Rumah tempat tinggal bagi suku bangsa Aceh disebut rumoh (rumah). Rumoh Aceh

    adalah rumah yang terdiri atas tiga ruang, yaitu ruang depan yang disebut seuramoe

    reunyeuen atau seuramoe keue, ruang tengah yang disebut tungai, dan ruang belakang

    yang disebut seuramoe likot. (Hadjad et al., 1984:21) Letak ketiga ruang itu tidak sama

    rata, sebab ruang tengah lebih tinggi dari pada ruang depan dan ruang belakang. Rumoh

    Aceh, adalah merupakan bangunan di atas tiang-tiang bundar yang terbuat dari batang-

    batang kayu yang kuat. Tiang-tiang disebut tameh. Jumlah tiang ada yang 20 dan 24 buah

    yang besarnya lebih kurang 30 cm garis tengahnya. Tinggi bangunan sampai batas lantai

    lebih kurang dua setengah meter, sedangkan tinggi keseluruhan bangunan itu lebih kurang

    lima meter. (Hadjad et al., 1984:25; Hurgronje 1985:39)

    Bagian bangunan yang berada di bawah lantai merupakan kolong terbuka karena

    tidak diberi dinding. Bagian ruangan rumah yang berada di atas tiang-tiang terbagi atas

    tiga ruangan, yaitu (1) ruangan depan disebut seuramoe reunyeuen (serambi bertangga)

    atau seoramoe keue (serambi depan), (2) ruang tengah yang disebut tungai, dan (3) ruang

    belakang (serambi belakang) yang disebut seuramoe likot. Ruang tengah letaknya lebih

    tinggi setengah meter dari pada ruang depan dan ruang belakang. Keseluruhan ruangan

    berbentuk ruangan empat persegi panjang. (Hadjad et al., 1984:27-28)

    Pada bagian tengah dinding depan terdapat pintu masuk dan pada dinding samping

    kanan dan kiri terdapat jendela, sedangkan untuk naik ke atas rumah didirikan sebuah

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    7/39

    tangga dari kayu. Atap rumah merupakan atap berabung satu yang memanjang dari

    samping kiri ke samping kanan dengan dua cucuran atap. Kedua cucuran atap berada pada

    bagian depan dan belakang rumah, sedangkan perabungannya berada di bagian atas ruang

    tengah. Di bawah rumah bagian depan terdapat balai tempat duduk-duduk, sedangkan

    pada salah satu sudut rumah terdapat lumbung padi, dan tempat menumbuk padi.

    Rumoh Aceh adalah rumah yang didirikan di atas tiang-tiang sehingga bentuk

    rumoh Aceh dapat dilihat dari bagian bawah, bagian atas, dan bagian atap atau bagian kap.

    Bagian bawah berbentuk kolong rumah yang berada di bawah lantai. Kolong rumah itu

    berada dalam keadaan terbuka karena tidak diberi dinding. Tinggi lantai dari rumah lebih

    kurang 2,3 meter bagi lantai ruang depan dan ruang belakang, dan 2,8 meter bagi lantai

    ruang tengah. Tinggi kolom rumah yang berada di bawah ruang depan dan ruang belakang

    adalah 2,3 meter, sedangkan tinggi kolong yang berada di bawah ruang tengah adalah 2,8

    meter. (Hadjad et al., 1984:27)

    Pada kolong didapati deretan tiang-tiang rumah. Deretan tiang terdiri atas empat

    deretan, yaitu deretan depan, deretan tengah depan, deretan tengah belakang dan deretan

    belakang. Pada masing-masing deretan itu terdapat enam buah tiang. Tiang-tiang itu

    berderet menurut arah timur-barat.

    Jarak antara tiang dengan tiang dalam satu deretan lebih kurang dua setengah

    meter. Demikian juga jarak antara satu deretan tiang dengan deretan tiang yang lainnya.

    2.2. Contoh Kasus - Rumoh Aceh Teuku Sabi Silang

    2.2.1. Sejarah Bangunan Rumah Teuku Sabi Silang

    Teuku Sabi Silang adalah salah seorang Ulee Balang (Pemimpin) di daerah Blang

    Krueng. Beliau memerintah mulai tahun 1311 Hijriah pada masa Kesultanan terakhir di

    Kerajaan Aceh (Sultan Mohd. Daudsyah). Pada saat itu merupakan masa puncak-puncaknya

    peperangan dengan Belanda.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    8/39

    Nenek moyang dari Teuku Sabi Silang ini berasal dari Persia, yaitu Sjech Nurdin

    yang datang ke Aceh pada tahun 920 Hijriah bersama dengan bala tentaranya.

    Rumah Teuku Sabi Silang terletak di desa Blang Krueng, Kemukiman Cadek Silang,

    kecamatan Baitussalam Aceh Besar, tidak jauh dari kampus IAIN Ar Raniry dan Universitas

    Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam.

    Rumah Teuku Sabi Silang bentuknya seperti rumah tradisional Aceh yang memiliki

    tiang dan kolong rumah yang tinggi yang ruangannya terdiri dari serambi depan, ruang

    tengah dan serambi belakang dengan memakai atap pelana yang memanjang antara Timur

    dan Barat Rumah ini memiliki pintu masuk pada bagian depan yang mengarah ke Selatan.

    Sewaktu dibangun, dapur untuk rumah ini yang berbentuk panggung terletak dibagian

    belakang dari rumah. Kemudian karena ada dua kepala keluarga yang tinggal dirumah ini,

    maka dibangun satu dapur lagi pada sisi samping sebelah timur. Setelah kepala keluarga

    yang satu tidak tinggal lagi dirumah tersebut maka dapur yang terletak pada bagian

    belakang rumah itu dibongkar, tinggallah satu dapur saja di sisi timur samping rumah.

    Gambar 2.1. Bagian depan pintu masuk bangunan rumah Teuku Sabi Silang.

    Gambar 2.2. Bagian dapur yang hilang terbawa gelombang tsunami.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    9/39

    Pada kolong rumah berfungsi untuk kegiatan sehari-hari yang tidak resmi. Ada bale

    (bangku) untuk duduk-duduk dengan tetangga, keluarga dan juga kegiatan menumbuk

    padi, tepung dan lain sebagainya. Pada bagian depan pintu masuk terdapat tangga ditutupi

    dengan teras berpanggung, di samping teras tersebut terdapat sebuah bak besar untuk

    menampung air. Setiap orang yang akan naik kerumah mencuci terlebih dahulu kakinya.

    Rumah bagi orang Aceh adalah tempat yang suci dan bersih. Ketika berada dalam rumah

    kita akan melihat dari dekat banyaknya ornamen dan ukiran yang menghiasi rumah ini.

    Dari penyelesaian arsitekturnya menunjukkan bahwa pemilik rumah ini adalah orang yang

    berada dan berpengaruh serta memiliki kekuasaan. Masih tersisa juga perabot-perabot tua

    dan hiasan dinding yang berasal dari negeri China, Arab, Belanda yang merupakan hadiah

    dari tamu bagi pemilik rumah ini.

    Sejak didirikan oleh Teuku Sabi Silang rumah ini tetap berdiri dan dihuni oleh

    keturunannya. Kondisi Bangunannya telah dimakan usia dan rayap serta kurang terawat,

    rumah ini terbuat dari kayu dan tidak dicat sejak awal didirikan hingga kini.

    Keluarga besar Teuku Sabi Silang ini sebagian masih tinggal dilahan sekeliling

    rumah ini. Mereka membuat rumah panggung dan diatas tanah. Di sekitar kampung Blang

    Krueng tidak ada rumah seperti rumah Teuku Sabi Silang ini.

    Pada tanggal 26 Desember 2004 Aceh di landa musibah gempa dan gelombang

    tsunami. Desa Blang Krueng yang letaknnya sekitar 4 km dari laut Samudera India juga tak

    luput dari hantaman tsunami. Ketinggian air di bawah kolong rumah Teuku Sabi Silang ini

    lebih kurang 2 m. Banyak bangunan di sekitarnya yang hancur. Rumah Teuku Sabi Silang

    ini menjadi tempat alternatif bagi warga di kampung tersebut dan dari kampung

    tetangganya desa Lam Ateuk sebagai tempat menyelamatkan diri. Sekitar 300 jiwa yang

    naik ke rumah ini selamat dari bencana, sebagian besar dari mereka adalah ibu-ibu dan

    anak-anak. Sementara pemilik rumah (Cut Meurah Intan) dan anaknya Cut Idawati yang

    turun dari rumah ketika gempa kini telah tiada dan tidak diketemukan mayatnya.

    Kondisi rumah Teuku Sabi Silang ini kini telah banyak bagian yang rusak dan hilang,

    dan yang tinggal terakhir di rumah ini adalah Cut Meurah Intan dan anaknya Cut Idawati.

    Cut Meurah intan adalah istri dari T.M. Daud. T.M. Daud adalah salah seorang anak dari

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    10/39

    Teuku Sabi Silang. Cucu dari Cut Meurah Intan yang bernama T.Muslian sebelum tsunami

    tinggal di rumah ini bersama neneknya. Dia selamat dari bencana.

    Setelah tsunami rumah ini tidak ditempati lagi. Dapur dari rumah yang letaknya

    terpisah dari rumah utama (rumah Aceh) dan berbentuk panggung yang berada pada sisi

    sebelah Timur telah tiada hilang dibawa tsunami begitu juga dengan orang-orang yang

    berada di dalamnya ketika tsunami datang, tidak ada yang selamat.

    Rumah Teuku Sabi Silang sebagaimana rumah Aceh lainnya tebuat dari kayu.

    Dengan usianya yang sudah tua (sekitar 200 tahun), ada bagian dari rumah ini yang di

    makan rayap dan lapuk. Salah satu tiangnya dibawa tsunami dan ada yang patah. Tiang

    lainnya ada yang bergeser. Dinding dan lantainya ada juga yang sudah lubang. (lihat tabel

    kerusakan Bangunan). Teras yang terletak dibagian selatan dan melindungi tangga untuk

    pintu masuk kerumah juga rusak.

    Rumah Teuku Sabi Silang yang beratapkan seng ini, kini kondisinya semakin parah.

    Lantai pada bagian serambi belakang telah lepas, karena tiang penyangga yang patah

    ketika gempa dan tsunami tidak ada yang memperbaiki, sedangkan tiang disebelahnya

    telah hilang dibawa tsunami.

    Kini rumah Teuku Sabi Silang merupakan salah satu warisan budaya yang masih

    bisa dilihat dan dijadikan acuan untuk mempelajari bagaimana arsitektur rumah aceh yang

    pernah dibangun oleh bangsanya sendiri. Bagaimana nasib rumah ini kedepan sangat

    tergantung sikap yang diambil saat ini. Akankah ada pihak yang ingin memperbaikinya?

    2.2.2. Tipologi Bangunan Rumah Teuku Sabi Silang

    Bagian atas merupakan bagian ruangan rumah. Keseluruhan ruangan rumah TeukuSabi Silang berbentuk ruangan empat persegi panjang yang dibagi atas tiga ruangan yang

    lebih kecil, yaitu (1) ruang depan (serambi depan), yang disebut seuramoe keue atau

    seuramoe reunyeuen (serambi bagian tangga), (2) ruang tengah yang disebut tungai dan

    (3) ruang belakang yang disebut seuramoe likot. Letak ruang tungai lebih tinggi setengah

    meter daripada ruang depan dan ruang belakang. Serambi depan dan serambi belakang

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    11/39

    sama tingginya. Oleh karena itu, lantai ketiga ruangan tidak bersatu. Jadi masing-masing

    ruangan mempunyai lantai yang terpisah-pisah

    Pada sekeliling ruangan itu terdapat dinding rumah. Pintu masuk utama ke rumah

    terdapat pada bagian tengah dinding depan. Letak pintu dapur terdapat pada ujung sebelah

    kiri ruangan bagian belakang. Tepatnya pada dinding sebelah kiri.

    Atap rumah adalah atap yang berabung satu. Rabung itu memanjang dari samping

    kiri ke samping kanan, sedangkan cucuran atapnya berada dibagian depan dan belakang

    rumah. Rabung rumah yang disebut tampong berada dibagian atas ruangan tengah. Atap

    rumah adalah dari bahan seng.

    Pada dinding sebelah depan yang menghadap ke halaman rumah terdapat pintu

    masuk yang disebut pinto rumoh, yang berukuran lebih kurang lebar 0,8 meter, dan

    tingginya 1 meter.

    Pada dinding sebelah samping kanan dan kiri terdapat jendela yang berukuran lebih

    kurang lebar 0,6 meter dan tingginya 1 meter yang disebut tingkap. Kadang-kadang jendela

    terdapat juga pada dinding sisi depan.

    Jendela rumah yang disebut tingkap terdapat pada dinding sebelah kiri, kanan,

    depan dan belakang setiap ruangan, kecuali pada sisi dinding pada pintu yang ke dapur.

    Gambar 2.3. Letak serambi depan, tengah

    dan belakang, antara serambi depan dan

    Gambar 2.4. Sisi ujung dinding sebelah timur

    dihubungkan dengan pintu yang ke dapur.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    12/39

    Pada dinding yang ujung sebelah barat dari ruangan belakang itu terdapat sebuah jendela

    yang besarnya sama dengan jendela yang terdapat pada serambi depan, sedangkan pada

    ujung sebelah timur tidak terdapat jendela karena di tempat itu ada dapur.

    Di atas dinding depan bagian luar terdapat rak tempat meletakkan barang-barang

    kecil yang disebut sandeng. Untuk tempat duduk pada umumnya menggunakan tikar yang

    dihampar sepanjang serambi depan tersebut. Jadi, serambi depan ini sifatnya terbuka.

    Kalau serambi depan sifatnya terbuka, maka ruangan tengah sifatnya tertutup,

    karena di ruangan tengah ini terdapat tiga buah bilik (kamar) tempat tidur. Ketiga kamar

    tersebut masing-masing terletak di ujung sebelah kiri satu kamar dan diujung sebelah

    kanan dua ruangan tengah tersebut. Letak kedua kamar itu didasarkan pada kebiasaan

    letak rumah, yaitu menghadap ke Utara atau ke Selatan, maka ketiga kamar itu masing-

    masing terletak di sebelah Timur dan di sebelah Barat, sedangkan di tengah-tengah

    ruangan tersebut gang yang menghubungkan serambi depan dengan serambi belakang

    yang disebut rambat. Ketiga kamar tersebut masing-masing diberi nama rumoh inong dan

    anjong. Rumoh inong adalah kamar yang berada di sebelah barat, sedangkan anjong adalah

    dua kamar yang berada di sebelah Timur.

    Pada setiap kamar masing-masing terdapat sebuah jendela, hanya pada kamar

    bagian tengah tidak terdapat jendela. Jendela untuk anjong terdapat pada dinding kamar

    sebelah Timur, sedangkan rumoh inong terdapat pada dinding kamar sebelah Barat. Pintu

    rumoh inong menghadap ke rambat, sedangkan pintu anjong satu menghadap ke rambat

    dan satunya menghadap ke serambi belakang. Di dalam kamar terdapat para yang

    berfungsi sebagai loteng dan juga berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan barang-

    barang yang jarang digunakan atau senjata-senjata tajam seperti tombak, pedang,

    kelewang, dan lain-lain.

    Pada serambi belakang bagian barat di sebelah rumoh inong terdapat satu buah

    kamar tidur, sedangkan bagian lainnya polos seperti serambi depan. Pada ruangan ini

    terdapat pintu yang menuju ke dapur, dan kondisi saat ini dapur sudah tidak ada lagi

    dibawa tsunami. Rumoh dapu itu didirikan di samping rumah bagian belakang dan

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    13/39

    berdempetan dengan berhubungan dengan ruang serambi belakang. Letak ruangan dapur

    tersebut lebih rendah dari serambi belakang, dan berada di atas tanah. Antara ruangan

    belakang dengan ruangan dapur dihubungkan oleh sebuah tungai.

    Ruangan lain yang juga kita dapati di bagian depan luar rumah adalah ruangan balai

    yang disebut bale. Bale ini merupakan ruangan terbuka sebagai tempat duduk-duduk

    bersantai. Tinggi ruangan itu kira-kira satu meter dari tanah.

    2.2.3. Fungsi Ruang-Ruang Dalam Rumah Teuku Sabi Silang

    Ruangan depan adalah ruangan yang serba guna sesuai dengan keadaannya yang

    terbuka karena tidak berbilik-bilik. Fungsi ruangan depan antara lain sebagai tempat

    menerima tamu, tempat duduk untuk makan ketika ada acara-acara kenduri dan

    perkawinan, tempat anak-anak belajar dan mengaji, tempat sembahyang dan tempat tidur-

    tiduran. Selain itu, ruangan depan ini dipergunakan sebagai tempat tidur bagi anak-anak,

    terutama anak laki-laki.

    Bagi rumah yang menggunakan tradisi menggunakan kursi tempat duduk, maka

    kursi tersebut ditempatkan di ruangan ini. Ruangan ini dipergunakan juga sebagai tempat

    menyimpan padi jika padi tersebut tidak muat lagi di dalam lumbung.

    Ruangan tengah sebagaimana yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu

    adalah ruangan yang terdiri atas tiga buah bilik (kamar), masing-masing terdapat di

    sebelah Timur dan di sebelah Barat, dan sebuah gang. Oleh karena itu, fungsi utama

    ruangan tengah ini adalah sebagai ruangan tempat tidur, sedangkan gang yang terdapat di

    Gambar 2.5. Ruang depan (serambi depan),

    yang disebut seuramoe keueseuramoe

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    14/39

    tengah-tengah berfungsi sebagai tempat lalau lintas antara ruangan (serambi) depan

    dengan ruangan (serambi) belakang.

    Kamar sebelah Barat yang disebut rumoh inong biasanya ditempati oleh kepala

    keluarga, sedangkan kamar sebelah Timur yang disebut rumoh anjong ditempati oleh

    anak-anak perempuan. Jika ada anak perempuan yang sudah dikawinkan, rumah inong

    ditempati oleh anak perempuan tersebut, sedangkan kepala keluarga pindah ke rumoh

    anjong. Anak-anak yang semula menempati rumoh anjong pindah ke ruangan (serambi)

    belakang di ujung sebelah Barat. Selanjutnya bila ada dua anak perempuan yang sudah

    dikawinkan, sedangkan kepala keluarga tersebut belum mampu mendirikan rumah yang

    lain, maka kamar sebelah Barat diserahkan untuk anak perempuan yang tertua dan kamar

    sebelah Timur diserahkan untuk anak perempuan yang muda. Dalam keadaan seperti ini

    kepala keluarga terpaksa menyingkir ke serambi belakang bagian Barat.

    Sebagaian ruangan belakang dipergunakan sebagai ruangan dapur, dan ruangan

    tempat makan. Dapur biasanya terletak sebelah timur. Jika ruangan belakang ini

    menggunakan anjong atau ulee kuede, maka dapur diletakkan di anjong.

    Bagian Barat dari ruangan belakang ini dipergunakan sebagai tempat duduk dan

    tempat sembahyang. Kadang-kadang dipergunakan juga untuk tempat tidur bagi keluarga

    yang banyak anggota keluarga.

    2.2.4. Ragam Hias Rumah Teuku Sabi Silang

    Pada bangunan rumah Teuku Sabi Silang banyak dijumpai ukir-ukiran, karena suku

    bangsa Aceh pada hakekatnya termasuk suku bangsa yang berjiwa seni. Ukir-ukiran yang

    terdapat pada bangunan tradisional seperti tersebut di atas mempunyai berbagai motif

    atau ragam hias. Motif-motif tersebut adalah motif yang berhubungan dengan lingkungan

    alam seperti, flora, fauna, dan awan. Fungsi utama dari berbagai jenis motif dan ragam hias

    itu adalah sebagai hiasan semata-mata, sehingga dari ukiran tersebut tidak mengandung

    arti dan maksud-maksud tertentu, kecuali motif bintang dan bulan, yang menunjukkan

    simbol ke-Islaman, motif awan berarak (awan meucanek) yang menunjukkan lambang

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    15/39

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    16/39

    kap bagian atas yang berbentuk segitiga. Selain itu ditempatkan pada dinding bagian atas

    yang berfungsi sebagai lobang angin.

    Ragam hias alam, adalah ragam hias yang disebut canek awan (awan berarak).

    Disebut canek awan karena berbentuk awan berarak. Penempatan ukiran yang bermotif

    canek awan ini biasanya ditempatkan pada reunyeun (tangga), pada kindang (landasan

    dinding) dan kadang-kadang pada peulangan bagian dalam, yaitu balok besar yang

    dipasang pada ujung balok toi ruang tengah.

    2.2.5. Sistem dan Struktur Bangunan

    Pada kolong bangunan terdapat tiang-tiang rumah (tameh rumoh). Bentuk tiang itu

    bundar dan dibuat dari batang kayu yang kuat. Jumlah tiang tergantung kepada besar

    kecilnya rumah. Rumah yang besar yang disebut rumoh limong reweueng (rumah lima

    ruang) mempunyai 24 buah tiang. Tiang-tiang itu tidak ditanam dalam tanah, tetapi

    didirikan di atas pondasi (landasan tiang) dari batu sungai yang disebut gaki tameh. Gaki

    tameh ini pun tidak ditanam dalam tanah, tetapi diletakkan di atas pondasi persegi yang

    dicor dari campuran semen yang tingginya 20 cm.

    Tiang-tiang itu didirikan dalam empat deretan, yaitu pada deretan depan, tengah

    depan, tenagh belakang dan pada deretan belakang, sehingga pada masing-masing deretan

    terdapat enam buah tiang. Tinggi tiang pada deretan depan dan belakang kira-kira empat

    meter dan pada deretan tengah depan dan tengah belakang kira-kira lima setengah meter.

    Jarak antara tiang dengan tiang yang lain kira-kira dua setengah meter. Pada bagian tengah

    Gambar 2.7. Pondasi persegi yang dicor dari

    campuran semen yang tingginya 20 cm.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    17/39

    masing-masing tiang dibuat dua buah lobang dan pada bagian ujungnya dibuat sebuah

    puting (puteng tameh).

    Tiang-tiang itu dihubungakan antara satu dengan yang lain oleh kayu-kayu balok

    yang dimasukkan ke dalam lobang-lobang tiang-tiang tersebut. Kayu balok yang

    menghubungkan tiang dengan tiang-tiang dalam satu deretan disebut rok, sedangkan kayu

    balok yang menghubungkan satu deretan tiang dengan deretan tiang deretan tiang yang

    lain disebut toi. Dengan dipasangnya rok dan toi itu, maka tiang-tiang yang didirikan di atas

    tanah yang beralaskan batu dapat berdiri dengan kokoh, karena sudah saling berhubungan.

    Untuk lebih mengokohkan bangunan itu, maka selain dipasang rok dan toi dipasang pula

    dua buah balok besar yang disebut peulangan. Peulangan itu masing-masing dipasang pada

    ujung balok toi ruangan tengah (tungai). Selain itu, untuk menguatkan pemasangan rok

    atau toi pada lobang-lobang tiang, maka pada setiap lobang tiang dipasang pula pasak yang

    disebut bajoe. Dengan berdirinya tiang-tiang itu, maka terbentuklah bangunan rumah

    bagian bawah.

    Bagian atas rumah Teuku Sabi Silang adalah bagian ruangan rumah yang terdiri atas

    ruangan serambi depan (seuramoe reunyeuen atau seuramoe keue), ruangan tengah

    Gambar 2.9. Dinding dalam itu bertumpu

    padapeulangan.cm.

    Gambar 2.8. Kayu balok yang

    menghubungkan tiang dengan tiang.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    18/39

    (tungai) dan ruangan serambi belakang (seuramoe likot). Ruangan tengah lebih tinggi

    sedikit kira-kira setengah meter daripada ruangan depan dan belakang. Pada masing-

    masing ruangan diberi lantai dan dinding. Pemasangan lantai yang disebut aleue dilakukan

    dengan cara terlebih dahulu dipasang beberapa balok (kira-kira sembilan buah) di atas

    balok-balok toi pada setiap ruangan yang disebut lhue. Demikian pula untuk lhue dahulu

    kebanyakan terbuat dari batang bamboo, sedangkan sekarang kebanyakan terbuat dari

    balok kayu. Bagi rumah yang memakai lantai papan, maka cara pemasangannya dengan

    cara memaku lantai papan itu pada balok lhue.

    Pemasangan dinding yang disebut binteh dilakukan berdasarkan jenis dinding yang

    dipakai. Bagi rumah yang memakai dinding papan pemasangannya dilakukan dengan cara

    memaku dinding itu pada tiang-tiang rumah. Untuk dinding di samping kiri dan samping

    kanan pemakuannya dilakukan juga pada rang, yaui tiang kecil yang dipasang di antara

    tiang-tiang rumah. Rang itu bertumpu pada balok toi yang terdapat pada tiang-tiang

    samping. Pemasangan dinding rumah Teuku Sabi Silang selain dipaku atau diikat pada

    tiang-tiang juga diletakkan di atas balok-balok yang dipasang pada ujung toi atau ujung

    lhue yang disebut kindang. Kindang itulah tempat tumpuan dinding rumah, sehingga

    pemasangan dinding-dinding itu lebih kuat. Sebenarnya di bagian atas kindang dipasang

    lagi papan kecil yang disebut boh pisang. Dinding rumah tidak hanya memakai dinding luar

    saja, tetapi juga memakai dinding dalam, yaitu dinding pada ruangan tengah (tungai).

    Dinding itu merupakan dinding-dinding besar yang terdapat pada ruangan tengah. Dinding

    dalam itu bertumpu pada peulangan.

    Konstruksi kap rumah pada bagian depan dan belakang bertumpu pada balok yang

    dipasang pada ujung tiang deretan depan dan belakang yang disebut bara. Konstruksi kap

    bagian tengah yang berada di atas ruangan tengah bertumpu pada balok yang dipasang

    pada puting tiang deretan tengah depan dan tengah belakang yang disebut bara panyang

    yang letaknya sejajar dengan bara. Selain bertumpu pada bara panyang konstruksi kap juga

    bertumpu pada bara linteueng (bara yang melintang), yaitu balok yang menghubungkan

    puting tiang deretan tengah belakang. Di tengah-tengah setiap bara linteueng didirikan

    balok tinggi lebih kurang satu meter yang disebut diri (deuri). Ujung atas diri ini

    dihubungkan antara satu dengan yang lain oleh sebuah balok yang disebut tuleueng rueng.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    19/39

    Tuleueng rueng inilah yang merupakan bagian puncak dari konstruksi kap. Pada kedua

    ujung bara linteueng itu dipasang pula sebuah balok dalam posisi miring yang disebut

    indreng yang letaknya sejajar dengan bara panyang. Pada masing-masing indreng dipasang

    pula sebuah balok yang dalam posisi agak miring yang disebut ceureumen. Letak

    ceureumen itu sejajar dengan bara linteueng. Ceureumen itu terdapat pada kedua ujung

    indreng. Pada bagaian tengah masing-masing ceureumen didirikan sebuah diri lagi,

    sehingga diri inilah yang menjadi penunjang tuleueng rueng pada kedua ujung hubungan

    rumah.

    Setelah terdapatnya bara, bara linteueng, bara panyang, indreng, ceureumen, diri

    dan tuleueng rueng, maka sebagian besar konstruksi sudah terpasang, yang tinggal

    hanyalah kasau, tumpuan kasau, kasau pendek, kayu-kayu kecil tempat pengikat atap.

    Kasau rumah yang disebut gaseue dibuat dari pohon-pohon kayu yang agak kecil sebesar

    batang bambu. Kasau itu dipasang di atas bara dan indreng, sedangkan pada bagian

    pangkal kasau bertumpu pada sebuah balok yang disebut neuduek gaseue dan bagian

    ujungnya bersandar pada teleueng rueng. Pada bagian pangkal kasau akan merupakan

    bagian cucuran atap dan pada bagian ujung kasau akan merupakan bubungan atap (puncak

    atap). Pada neuduek gaseue dipasang beberapa potong kayu penahan yang disebut bui

    teungeuet. Pada bagian ujung bui teungeuet diikat dengan tali kawat yang disebut taloe

    bawai. Lalu taloe bawai ini disangkutkan pada setiap puting tiang deretan depan dan

    belakang. Sebenarnya taloe bawai inilah yang merupakan penahan utama dari keseluruhan

    kap rumah yang berbentuk kerucut.

    Untuk pemasangan atap yang terbuat dari daun rumbia (daun sagu) diperlukan

    bilahan batang pinang sebagai tempat pengikat atap rumah yang disebut beuleubah.

    Beuleubah itu dipasang di antara kasau-kasau. Pada bagian pangkal, beuleubah itu

    bertumpu pada sepotong kayu panjang yang disebut neuduek beuleubah. Pada beuleubah

    itulah atap rumah diikat dengan tali rotan. Pada ujung kiri dan kanan atap dipasang

    selembar papan yang agak kecil, sejenis les palang yang disebut seupi. Untuk pemasangan

    kap dan atap tidak dipergunakan paku. Pengganti paku dipergunakan tali ijuk atau tali

    rotan untuk pengikatnya. Penggunakan paku untuk rumah hanya terbatas untuk

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    20/39

    pemasangan dinding dan lantai, itu pun kalau rumah itu berdinding papan dan berlantai

    papan.

    BAB III

    TUJUAN DAN MANFAAT

    4.1. Tujuan

    - Untuk mengetahui bahan bahan tradisional dalam pembangunan rumah

    - Untuk Mengetahui nilai nilai filosofi dalam Arsitektur Rumoh Aceh

    - Untuk mengetahui Konstruksi Rumoh Aceh

    4.2. Manfaat

    - Dapat mengetahui ciri khas arsitektur Rumoh Aceh

    - Dapat mengetahui Ilmu Konstruksi Rumoh Aceh

    - Dapat mengetahui Bahan Bahan Arsitektur Rumoh Aceh

    - Dapat mengetahui Nilai Nilai filosofis Rumoh Aceh

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    21/39

    BAB IV

    METODE PEMBAHASAN

    Dalam Menyusun Laporan ini Penulis mempergunakan metode Studi kepustakaan.

    Metode- Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah :

    Perumusan masalah

    o Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang

    akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan,

    kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkannya. Perumusan masalah

    juga berarti pertanyaan mengenai suatu objek secara tertulis, sehingga dapat

    diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan objek tersbut.

    Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori

    Penyusunan Kerangka berpikir merupakan argumentasi yang

    menjelaskan hubungan antara berbagai faktor yang berkaitan dengan objek

    dan dapat menjawab permasalahan. Mengacu pada Studi Pustaka, Dalam

    metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan makalah

    ini.

    Penarikan Hipotesis

    o Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap permasalahan

    atau pertanyaan yang diajukan berdasarkan kesimpulan kerangka

    berpikir/dasar teori. Dikatakan sebagai jawaban sementara karena hipotesis

    ini baru mengandung kebenarannya yang bersifat logis dan teoritis.

    Kebenarannya belum bersifat empiris, , karena belum terbukti melalui

    eksperimen.

    Analisis Data

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    22/39

    o Data diperoleh dari hasil eksperimen. data hasil eksperimen dapat

    dibedakan menjadi 2 jenis sebagai berikut:

    Data kualitatif yaitu data yang tidak disajikan dalam bentuk angka

    tetapi dalam bentuk deskripsi.

    Penarikan Kesimpulan

    o Penarikan kesimpulan mengacu pada hasil eksperimen. Kesimpulan dari

    suatu penelitian harus diambil berdasarkan semua data yang diperoleh.

    Penarikan kesimpulan bukan berdasarkan hasil rekayasa atau keinginan

    peneliti. Bukan pula untuk menuruti kemauan pihak tertentu dengan cara

    memanipulasi data. Kesimpulan harus memiliki hubungan yang jelas dengan

    permasalahan dan hipotesis.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    23/39

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1. Filosofi Rumoh Aceh

    Masyarakat Aceh terhadap arsitektur bangunan rumahnya dapat dilihat pada

    orientasi rumah yang selalu berbentuk memanjang dari timur ke barat, yaitu bagian depan

    menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang yang sakral berada di barat. Arah Barat

    mencerminkan upaya masyarakat Aceh untuk membangun garis imajiner dengan Kabah

    yang berada di Mekkah.

    Keberadaan rumoh Aceh juga untuk menunjukan status sosial penghuninya.

    Semakin banyak hiasan pada rumoh Aceh, maka pastilah penghuninya semakin kaya. Bagi

    keluarga yang tidak mempunyai kekayaan berlebih, maka cukup dengan hiasan yang relatif

    sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.

    Gambar 5.1. Filosofi Rumoh Aceh.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    24/39

    5.2. Program Ruang Rumoh Aceh

    Bagian rumah adat aceh

    Bagian bawah

    Bagian tengah

    Ruang depan

    Ruang tengah

    Ruang belakang

    Bagian atas

    5.2.1. Bagian Bawah

    Bagian bawah di gunakan untuk menyimpan hasil panen pemiliknya,

    menumbuk padi, dan juga sebagai tempat menjual kain yan dibuat oleh perempuan

    aceh.

    5.2.2.Bagian tengah

    Bagian tengah terbagi tiga ruangan yaitu ruang depan ruang tengah dan

    ruang belakang, bada bagian ini merupakan pusat kehidupan keluarga.

    Gambar 5.2. Bagian bawah Rumoh Aceh.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    25/39

    Ruangan depan

    memiliki pintu dengan ketinggian 120-150 cm sehingga

    ketika ada orang masuk harus merunduk dengan

    maksud menghormati pemilik rumah. Pada ruangan

    depan digunakan sebagai tempat menerima tamu.

    Pada ruang tengah terdapat kamar tidur yang

    digunakan untuk kamar orang tua dan anak

    perempuan pintu kamar menghadap ke ruang belakang

    dan ruang tengah lebih tinggi daripada ruang belakang

    dan depan hal ini dimaksudkan sebagai ruangan yang

    privat. Pada ruangan ini juga terdapat gang mang

    memisahkan kamar di kiri dan di kanan, gang ini juga

    menghubungkan ruang depan dan ruang belakang.

    Gambar 5.4. denah Rumoh Aceh.Gambar 5.3. Bagian tengah dalam Rumoh Aceh.

    Gambar 5.6. Bagian depan Rumoh Aceh.

    Gambar 5.7. Bagian tengah Rumoh Aceh.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    26/39

    Pada ruang belakang merupakan ruang dapur

    dan tempat makan. Ruangan ini juga merupakan

    tempat berkumpul dan berkerja perempuan seperti

    menenun.

    5.2.3.Bagian Atas

    Bagian atas merupakan loteng yang difungsikan untuk menyimpan barang

    barang keluarga

    5.3. Struktur Rumoh Aceh

    5.3.1. Bahan Konstruksi

    Untuk membuat Rumah Aceh, bahan-bahan yang diperlukan di antaranya adalah:

    Gambar 5.9. Bagian atas Rumoh Aceh.

    Gambar 5.8. Bagian belakang Rumoh Aceh.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    27/39

    Kayu. Kayu merupakan bahan utama untuk membuat Rumah Aceh. Kayu digunakan

    untuk membuat tameh (tiang), toi, roek, bara, bara linteung, kuda-kuda, tuleueng

    rueng, indreng, dan lain sebagainya.

    Papan, digunakan untuk membuat lantai dan dinding.

    Trieng (bambu). Bambu digunakan untuk membuat gasen (reng), alas lantai,

    beuleubah (tempat menyemat atap), dan lain sebagainya.

    Enau (temor). Selain menggunakan bambu, ada kalanya untuk membuat lantai dan

    dinding Rumah Aceh menggunakan enau.

    Taloe meu-ikat (tali pengikat). Tali pengikat biasanya dibuat dari tali ijuk, rotan,

    kulit pohon waru, dan terkadang menggunakan tali plastik.

    Oen meuria (daun rumbia), digunakan untuk membuat atap.

    Daun enau. Selain mengunakan oen meuria, terkadang untuk membuat atap

    menggunakan daun enau.

    Peuleupeuk meuria (pelepah rumbia). Bahan ini digunakan untuk membuat dinding

    rumah, rak-rak, dan sanding.

    5.3.2. Bagian Struktur Rumah Aceh

    A. PONDASI

    Pondasi (landasan tiang) dari batu sungai yang disebutgaki tameh. Gaki

    tamehini pun tidak ditanam dalam tanah, tetapi diletakkan di atas pondasi persegi

    yang dicor dengan campuran semen yang tingginya 20 cm.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    28/39

    B. KOLOM (Tamee)

    Pada kolong bangunan terdapat tiang-tiang rumah (tameh rumoh). Bentuk

    tiang itu bundar dan dibuat dari batang kayu yang kuat. Jumlah tiang tergantung

    kepada besar kecilnya rumah. Rumah yang besar yang disebut rumoh limong

    reweueng (rumah lima ruang) mempunyai 24 buah tiang.Tiang-tiang itu tidak

    ditanam dalam tanah, tetapi didirikan di atasgaki tameh.

    Tiang-tiang itu didirikan dalam empat deretan, yaitu pada deretan depan, tengah

    depan, tengah belakang dan pada deretan belakang, sehingga pada masing-masingderetan terdapat enam buah tiang. Tinggi tiang pada deretan depan dan belakang

    kira-kira empat meter dan pada deretan tengah depan dan tengah belakang kira-

    kira lima setengah meter. Jarak antara tiang dengan tiang yang lain kira-kira dua

    setengah meter. Pada bagian tengah masing-masing tiang dibuat dua buah lobang

    dan pada bagian ujungnya dibuat sebuahputing(puteng tameh).

    C. ATAP

    Konstruksi kap rumah pada bagian depan dan belakang bertumpu

    pada balok yang dipasang pada ujung tiang deretan depan dan belakang yang

    disebutbara.

    Konstruksi kap bagian tengah yang berada di atas ruangan tengah bertumpu

    pada balok yang dipasang pada puting tiang deretan tengah depan dan tengah

    belakang yang disebut bara panyang yang letaknya sejajar dengan bara.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    29/39

    5.3.3. Struktur Tumpuan

    Selain bertumpu pada bara panyang konstruksi kap juga bertumpu pada bara

    linteueng (bara yang melintang), yaitu balok yang menghubungkan puting tiang

    deretan tengah belakang.

    Di tengah-tengah setiap bara linteueng didirikan balok tinggi lebih kurang satu meter

    yang disebut diri (deuri).

    Ujung atas diri ini dihubungkan antara satu dengan yang lain oleh sebuah balok yang

    disebut tuleueng rueng. Tuleueng rueng inilah yang merupakan bagian puncak dari

    konstruksi kap.

    Pada kedua ujung bara linteueng itu dipasang pula sebuah balok dalam posisi

    miring yang disebut indreng yang letaknya sejajar dengan bara panyang.

    Pada masing-masing indreng dipasang pula sebuah balok yang dalam posisi agak

    miring yang disebut ceureumen. Letak ceureumen itu sejajar dengan bara

    linteueng. Ceureumen itu terdapat pada kedua ujung indreng. Pada bagaian tengah

    masing-masing ceureumen didirikan sebuah diri lagi, sehingga diri inilah yang menjadipenunjang tuleueng rueng pada kedua ujung hubungan rumah.

    Setelah terdapatnya bara, bara linteueng, bara panyang, indreng, ceureumen, diri dan

    tuleueng rueng, maka sebagian besar konstruksi sudah terpasang, yang tinggal hanyalah

    kasau, tumpuan kasau, kasau pendek, kayu-kayu kecil tempat pengikat atap.

    Kasau rumah yang disebutgaseue dibuat dari pohon-pohon kayu yang agak kecil

    sebesar batang bambu.

    Kasauitu dipasang di atas baradan indreng, sedangkan pada bagian pangkal kasau

    bertumpu pada sebuah balok yang disebut neuduek gaseuedan bagian ujungnya

    bersandar pada teleueng rueng.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    30/39

    Pada bagian pangkal kasau akan merupakan bagian cucuran atap dan pada bagian

    ujung kasau akan merupakan bubungan atap (puncak atap).

    Pada neuduek gaseuedipasang beberapa potong kayu penahan yang disebut bui

    teungeuet. Pada bagian ujung bui teungeuetdiikat dengan tali kawat yang disebut taloe

    bawai.

    Lalu taloe bawaiini disangkutkan pada setiap puting tiang deretan depan dan belakang.

    Sebenarnya taloe bawai inilah yang merupakan penahan utama dari keseluruhan kap

    rumah yang berbentuk kerucut.

    Untuk pemasangan atap yang terbuat dari daun rumbia (daun sagu) diperlukan bilahan

    batang pinang sebagai tempat pengikat atap rumah yang disebut beuleubah.

    Beuleubahitu dipasang di antara kasau-kasau. Pada bagian pangkal, beuleubahitu

    bertumpu pada sepotong kayu panjang yang disebut neuduek beuleubah.

    Pada beuleubahitulah atap rumah diikat dengan tali rotan.

    Pada ujung kiri dan kanan atap dipasang selembar papan yang agak kecil, sejenis les

    palang yang disebut seupi.

    Untuk pemasangan kap dan atap tidak dipergunakan paku. Pengganti paku

    dipergunakan tali ijuk atau tali rotan untuk pengikatnya.

    Penggunakan paku untuk rumah hanya terbatas untuk pemasangan dinding dan lantai,

    itu pun kalau rumah itu berdinding papan dan berlantai papan.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    31/39

    5.3.4. Bagian detail rumah Aceh

    Tangga:

    Untuk memasuki Rumoh Aceh, pertama-tama harus melewati reunyeun (tangga). Tangga

    yang terdapat pada setiap Rumoh Aceh memiliki jumlah anak tangga ganjil yaitu antara 7

    sampai 9 buah anak tangga. Makna dari jumlah anak tangga tersebut berdasarkan

    kepercayaan orang Aceh bahwa setiap jumlah hitungan selalu ada hubungan dan

    pengaruhnya dengan ketentuan langkah, rezeki, pertemuan dan maut.

    Pintu:

    Tinggu pintu masuk Rumoh Aceh sekitar 120-150 cm. Dengan ketinggian yang tidak

    melebihi dahi manusia ini membuat siapapun yang hendak masuk ke dalam Rumoh harusmerunduk. Hal ini merupakan aturan turun menurun yang berarti sebuah penghormatan

    kepada tuan rumah saat memasuki rumahnya.

    Jendela:

    Jendela Rumoh Aceh umumnya dibuat pada dinding sebelah Barat dan Timur. Jendela ini

    merupakan jendela utama yang menyambut udara bersih dan sinar mataharai pagi ke

    dalam rumah. Sedangkan jendela yang dibuat pada dinding bagian Utara dan Selatan hanya

    berfungsi untuk menerangi bagian dalam rumah.

    Dinding:

    Dinding Rumoh Aceh berbahan dasar kayu enau. Hanya berfungsi sebagai pembatas ruang

    luar dengan ruang dalam.

    Lantai:

    Lantai Rumoh Aceh terbuat dari papan. Jarak celah antara papan sekitar 1 cm. Hal ini

    berfungsi untuk mempermudah pembuangan kotoran dari dalam rumah saat sedang

    menyapu.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    32/39

    5.4. Analisis Konstruksi

    Rumah Aceh terbukti mampu bertahan dari gempa karena struktur utama yang kokoh dan

    elastis. Kunci kekokohan dan keelastisan ini adalah pada hubungan antar struktur utama

    yang saling mengunci, hanya dengan pasak dan bajoe, tanpa paku, serta membentuk kotak

    tiga dimensional yang utuh (rigid). Keelastisan ini menyebabkan struktur bangunan tidak

    mudah patah, namun hanya terombang-ambing ke kanan kiri yang kemudian kembali

    tegak atau pun bangunan terangkat ke atas yang kemudian mampu jatuh kembali ke

    tempat semula. Jika bangunan bergeser pun hanya beberapa centimeter saja dan dalam

    keadaan utuh. Sebuah pondasi batu utuh yang hanya ditanam sedikit (lima centimeter)

    juga memperlentur pergerakan keseluruhan bangunan sesuai dengan pergerakan tanah.

    Demikianlah, tiga komponen struktur utama yang menjadi pusat kekokohan bangunan

    meliputi pondasi (komponen kaki) sebagai pusat beban bangunan terbesar, kemudian

    tiang dan balok antar tiang (komponen badan) sebagai penyalur beban dari atas dan dari

    samping, serta rangka atap (komponen kepala) sebagai penyangga beban elemen paling

    atas bangunan dan dari samping atas.

    Beberapa Teknik Tradisionil yang Ditemukan Dalam Bangunan

    Penempatan tiang-tiang yang diletakkan di atas pondasi, dan masing-masing tiang

    tidak dihubungkan dengan balok penghubung. Hal ini merupakan ciri khas dari

    bangunan tahan gempa.

    Tiang-tiang yang terdapat di bagian samping kanan dan kiri bangunan pada bagian

    atasnya tidak menopang beban. Pada bagian atas dari tiang dibuat menonjol dan

    lebih kecil ukurannya, kemudian balok-balok yang menghubungkan antar tiang

    diberi lobang sebesar ukuran yang menonjol tersebut kemudian diletakkan di atas

    tiang.

    Penempatan skoor pada kuda-kuda yang dihubungkan dengan balok melintang yang

    ada di bawahnya tidak menggunakan baut atau paku. Pada bagian bawah dari skoor

    tersebut sebagai pengikat hanya diberi dua buah pasak, sehingga kalau menerima

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    33/39

    beban atau gerakan dari atas akan melentur tidak merusak struktur kuda-kuda atau

    atap secara keseluruhan.

    Pertemuan balok melintang yang menopang pada ruang-ruang utama dengan balok

    memanjang, yaitu dengan memberi lobang pada balok memanjang yang fungsinya

    untuk memasukkan sebagian dari balok melintang agar sebagian dari balok

    melintang tersebut dapat dimasukkan, sehinga bila terjadi gerakan tidak merusak

    struktur bangunan.

    5.5. Rekonstruksi Rumoh Aceh

    5.5.1. Program Ruang

    Program Ruang pada Rumoh Aceh memiliki ketentuan dengan hirarki yang kuat

    antara vertikal dan horizontal dari ruang privat menuju ke publik. Pada bangunan rumoh

    aceh yang telah di rekonstruksi ini kami mengambil unsur hirarki yang di tetapkan pada

    fungsi bangunan galeri dengan nama Taman Nasional Rumoh Aceh sebagai sarana

    edukasi tentang pengenalan adat aceh diikuti dengan identitas fisik bangunan, dengan

    mengambil unsur kosmologi ruang dan konstruksi dari bangunan rumoh aceh yang

    sebelumnya berfungsi sebagai rumah tinggal.

    Gambar 5.10. Denah Rekonstruksi Taman Nasional Rumoh Aceh

    R. transisi lobb

    R. PameranR. Pameran

    R. Pameran Utama

    Gambar 5.11.Tampak Rekonstruksi

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    34/39

    A.

    Hirarki Vertikal

    Semakin Keatas bangunan semakin Utama dan Privat. Pada bagian bawah

    merupakan pintu masuk bagi siapapun berkumpul. Menuju lobby pengunjung sudah

    jelas mengunjungi, kemudian ketika dipaling atas tujuan fungsi ruang tercapai.

    A.

    Hirarki Horizontal

    Ruang dalam Galeri dibuat semakin kedalam hirarki semakin memusat dan

    mencapai tujuan klimaks. Dari ruang lobby menuju ke ruang pameran umum, kemudian

    dipaling belakang dicapai objek pameran yang paling menarik untuk menarik pengunjung.

    Gambar 5.12. Hirarki Vertikal Rekonstruksi

    R. transisi lobb

    R. PameranR. Pameran

    R. Pameran Utama

    Gambar 5.12. Hirarki Vertikal Rekonstruksi

    Pintu Masuk - Publik

    LobbySemi Publik

    R. Pameran - Privat

    Publik

    Semi Privat

    Privat

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    35/39

    5.5.2. Struktur dan Konstruksi

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    36/39

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1. Kesimpulan

    Pada Analisis Rumoh Adat Aceh ini, Penulis telah mendapat beberapa ilmu dan hasil

    pengetahuan yang lebih terhadap keadaan nilai filosofis dan konsep arsitektural rumoh

    adat Aceh. Masyarakat Aceh terhadap arsitektur bangunan rumahnya dapat dilihat pada

    orientasi rumah yang selalu berbentuk memanjang dari timur ke barat, yaitu bagian depan

    menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang yang sakral berada di barat. Hirarki

    Ruangnya memiliki susunan yang runtut dari public menuju privat secara vertical dan

    horizontal. Adapun bahan arsitektur utama yang digunakan pada rumoh aceh ini yaitu

    kayu yang di gunakan pada setiap sisi bangunan tiang, kuda-kuda, kolom dan lain-lain.

    Kontruksinya juga memiliki kecirikhasan dengan struktur rumah panggung dimana Rumah

    Aceh terbukti mampu bertahan dari gempa karena struktur utama yang kokoh dan elastis.

    Kunci kekokohan dan keelastisan ini adalah pada hubungan antar struktur utama yang

    saling mengunci, hanya dengan pasak dan bajoe, tanpa paku, serta membentuk kotak tiga

    dimensional yang utuh (rigid). Atas ilmu yang telah diterima, selanjutnya penulis

    melakukan rekonstruksi dengan modifikasi ruang, fungsi bangunan, dan konstruksi, yang

    diharapkan penulis dapat melakukan rekonstruksi dengan keadaan telah mengalami

    pemahaman ulang atas apa yang telah didapat.

    6.2. Saran

    Dari pembahasan makalah ini, kami mengajukan saran bahwa pemahaman

    mengenai bangunan Adat tradisional sangat diperlukan untuk menunjang atau menambah

    wawasan terhadap bangunan modern saat ini, sehingga cara, bahan, maupun konsep

    aristektural rakyat dahulu tidak hilang dan dapat terus di aplikasikan diambil baiknya

    untuk pembangunan bangunan sekarang.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    37/39

    DAFTAR PUSTAKA

    Alfian, T. I. 2005. Wajah Aceh Dalam Lintasan Sejarah, Yogyakarta: Gadjah Mada University

    Press.

    Hadjad, A., Zaini, A., Mursalan, A., Kasim, S. M., & Razali, U. 1884. Arsitektur Tradisional

    Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat

    Penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek Inventarisasi Dokumentasi KebudayaanDaerah 1981/1982

    Hurgronje, S. 1985.Aceh Di Mata Kolonialis, Jilid I, Jakarta: Yayasan Soko Guru.

    Hurgronje, S. 1985.Aceh Di Mata Kolonialis, Jilid II, Jakarta: Yayasan Soko Guru.

    JURNAL TEKNIK, XIII (3):188-201 tahun 2006, judul Arsitektur Bangunan Rumah TeukuSabi Silang di Blang Krueng, Aceh Darussalam Pasca Gempa dan Tsunami

    Reid, A. 2005.Asal Mula Konflik Aceh Dari Perebutan Pantai Timur Sumatera hingga Akhir

    Kerajaan Aceh Abad ke-19, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    38/39

    LAMPIRAN

    GAMBAR KERJA REKONSTRUKSI

  • 7/25/2019 Redesign Rumoh Aceh

    39/39