Rectal Swab 1
-
Upload
cynthia-murray -
Category
Documents
-
view
236 -
download
0
Transcript of Rectal Swab 1
-
8/10/2019 Rectal Swab 1
1/5
RECTAL SWAB
A.
Tujuan1. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel rectal Swab
2. Untuk mengetahui cara pemeriksaan sampel rectal Swab
3.
Untuk dapat melakukan identifikasi bakteri yang tumbuh pada media hasil penanaman
sampel rectal swab
B. Prinsip
Diambil lidi kapas menggunakan pinset Ose disterilkan dioleskan lidi kapas ke
mediaDigores dengan osedifiksasiditutup
C. Metode
Metode yang digunakan adalah penanaman bakteri metode gores.
D. Dasar Teori
Pemeriksaan rectum merupakan suatu bagian yang penting dalm pemeriksaan
abdomen dan pemeriksan geniturinaria. Pemeriksaan ini penting dalam pemeriksaan
untuk penyakit gastrointestinal namun juga untuk mendeteksi penyakit lain pada organ
pelvis lainnya. Rectal swab merupakan apusan yang dilakukan pada daerah rectum ( 2-3
cm diatas lubang anus ). Kuman kuman yang ditemukan dari swab rectum juga terdapat
dalam saluran pencernaan.
Salah satu efek dari kuman pathogen penyebab gastroenteritis pada saluran
pencernaan adalah diare disentri. Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dis (
gangguan ) dan enteron ( usus ), yang berarti radang usus yang menimbulkan luka atau
ulkus di kolon ditandai dengan gejala khas yang disebut disentri, yakni :
1. Sakit diperut yang sering disertai dengan tenesmus
2. Diare
3.
Tinja mengandung darah dan lender
Penyebab utama disentri akut adalah Shigella, penyebab lain adalah Camplybaster
jejuni, E.coli. Dimana tujuan dari pemeriksaan rectal swab ini bertujuan untuk
-
8/10/2019 Rectal Swab 1
2/5
mengisolasi dan mengidentifikasi kuman pathogen ( penyebab gastroenteritis ) pada
saluran pencernaan.
Ada empat spesies Shigella, yaitu Shigella flexneri, Shigella boydii, Shigella
dysentriae dan Shigella sonnei. Pada umumnya S. flexneri, S.boydii, dan S.dysentriae
paling banyak ditemukan di Negara berkembang seperti Indonesia.
Salmonella merupakan penyebab diare bacterial tersering pada anak dibawah lima
tahun. Salmonella sering menjadi penyebab diare nasokomial bersama C difficile dan
lebih sering mengenai pasien imunodefisiensi dengan gejala klinis yang dapat
membahayakan jiwa serta bersifat sering kambuh. Pemberian antimikroba tidak efektif
untuk tata laksana. Salmonella bahkan dapat memperlambat pengeluaran bakteri dari
usus. Sehingga pengobatan primer adalah penggantian cairan. Salmonellasis akut
biasanya akibat dari konsumsi daging yang terkontaminasi, susu dan produk unggas.
Karena infekasi sakmonella biasanya membutuhkan seluruh inokulum yang relative
besar, jarang disebabkan penularan daro orang ke orang. Salmonella terutama non tifosa
menyerang ileum distal dan menghasilkan toksik serta inflamasi usus. Maka inkubasi
yaitu 24 sampai 36 jam kemudian muncul gejala klinis diare 2 sampai 3 hari bisa disertai
darah di tinja dengan demam, muntah, dan nyeri perut.
1. Mac Conkey Agar (MCA)
Pembenihan ini bersifat selektif untuk hasil gram negative baik
Enterobacteriateae maupun yang non fermented basilgram negative, sedangakn
bakteri lainnya umumnya tidak tumbuh / tumbuh dengan tidak subur.
Persenyawaan utama dalam media ini adalah laktosa, garam empedu dan
nerah netral. Media ini menghambat pertumbuhan bakteri garam poditif yang di
sebabkan oleh garam empedu dan kristal violet, bakteri gram negatif yang tumbuh di
bedakan dalam kemampuannya memfermentasekan laktosa.
Koloni dari bakteri yang memfermentasekan laktosa berwarna merah bata dan
di kelilingi oleh endapan garam empedu. Endapan ini di sebabkan oleh enguraian
laktosa menjadi asam yamg bereaksi dengan garam empedu.
Bakteri yang tidak memfermentasekan laktosa biasanya bersifat pathogen.
Golongan bakteri ini tidakmemperlihatkan perubahan pada media. Warna koloni di
lihat pada bagian koloni terpisah.
Komposisi:
-
8/10/2019 Rectal Swab 1
3/5
a. Peptone Yeast extract
b. Agar
c.
Protease Pepton
d. Netral Red ( indicator )
e. Lactosa ( sumber karbohidrat )
f.
Crystal Violet ( zat penghambat )
g. Bile salt ( zat penghambat )
h. Aquadest
i. Sodium Cloride
2. Salmonella Shigella Agar (SSA)
Perbenihan ini mirip MCA, hanya penggunaanya lebih khusus lagi untuk basil
gram negative pathogen enteric, sehingga di pakai untuk isolasi dari specimen yinja
terutama salmonella shigella yang keduanya memperlihatkan pertumbuhan koloni
yang tidak berwarna. Sebagai bahan penghambat utama adalah garam empedu dan
brilliant green yang tidak hanya mengam,bat bakteri asam positif saja tetapi menekan
pertumbuhan basil pathogen non enteric lainnya.
Komposisi:
a.
Ekstark sapi
b. Proteose peptone
c.
Laktosa
d. Garam bile
e. Natrium sitart
f.
Ferrik sitrat
g. Agar
h.
Merah netral
i.
Hijau brilliant
j. Aquadest
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pinset
b.
Incubator
c. Lampu spiritus
-
8/10/2019 Rectal Swab 1
4/5
d. Jarum Ose
e. Kertas label
f.
Lidi kapas
g. Objek glass
2. Bahan
a.
Rectal Swab
3. Reagen
a. Carry and Blair
b. SS Agar
c. Mac Conkey Agar
d. TCBS Agar
F. Cara Kerja
1. Pengambilan sampel
a.
Orang yang hendak diambil swabnya disuruh untuk bersimpuh atau menungging
di atas tempat tidur.
b. Lubang anus dibuka menggunakan tangan kanan.
c.
Dimasukkan lidi kapas steril ke dalam lubang anus menggunakan tangan kanan
dengan cara memutar ke arah kanan sampai 2-3 cm ke dalam lubang anus.
d. Ditarik lidi kapas keluar dengan sambil diputar ke arah kanan.
e.
Dimasukkan lidi kapas ke dalam media Carry and Blair sampai tertanam kedalam
media.
f. Dipotong lidi kapas sehingga botol bisa ditutup dengan rapat.
g.
Diberi label kemudian di bawa ke laboratorium.
2. Cara Penanaman pada Media TCBS Agar, Mac Conkey Agar, SS Agar
a.
Disiapkan media TCBS Agar, Mac Conkey Agar, SS Agar. Diberi label sesuai
dengan sampel yang akan ditanam.
b. Sampel ( lidi kapas ) pada media Carry and Blair diambil dengan menggunakan
pinset secara aseptis dengan memutarnya dan dioleskan pada media TCBS Agar /
Mac Conkey Agar / SS Agar.
c. Diambil ose, dipanaskan sampai membara kemudian didinginkan dengan cara
menempelkan pada media, stelah itu dibuat goresan pada masing-masing media.
-
8/10/2019 Rectal Swab 1
5/5
d. Semua media yang telah digores diinkubasi pada incubator pada suhu 35C-37C
selama 1824 jam.