file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada...

35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolon (termasuk rectum) merupakan tempat keganasan tersering dari saluran cerna. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibandingkan kanker rectal. Kanker kolon merupakan penyebab ketiga dari semua kematian akibat kanker di Amerika Serikat, baik pada pria maupun wanita (Cancer Facts and Figures, 1991). Ini adalah penyakit budaya barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di negara ini setiap tahunnya. Insidensnya meningkat sesuai dengan usia, kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun. Kanker ini jarang ditemukan di bawah usia 40 tahun, kecuali pada orang dengan riwayat kolitis ulseratif atau poliposis familial. Kedua kelamin terserang sama seringnya, walaupun kanker kolon lebih sering pada wanita, sedangkan lesi pada rektum lebih sering pada pria. Distribusi tempat kanker pada bagian – bagian kolon adalah sebagai berikut : - Asendens : 25% - Transversa : 10% - Desendens : 15%

Transcript of file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada...

Page 1: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kolon (termasuk rectum) merupakan tempat keganasan tersering dari saluran

cerna. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibandingkan kanker

rectal. Kanker kolon merupakan penyebab ketiga dari semua kematian akibat kanker di

Amerika Serikat, baik pada pria maupun wanita (Cancer Facts and Figures, 1991). Ini

adalah penyakit budaya barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker

kolorektal didiagnosis di negara ini setiap tahunnya.

Insidensnya meningkat sesuai dengan usia, kebanyakan pada pasien yang

berusia lebih dari 55 tahun. Kanker ini jarang ditemukan di bawah usia 40 tahun,

kecuali pada orang dengan riwayat kolitis ulseratif atau poliposis familial. Kedua

kelamin terserang sama seringnya, walaupun kanker kolon lebih sering pada wanita,

sedangkan lesi pada rektum lebih sering pada pria.

Distribusi tempat kanker pada bagian – bagian kolon adalah sebagai berikut :

- Asendens : 25%

- Transversa : 10%

- Desendens : 15%

- Sigmoid : 20 %

- Rectum : 30 %

Namun pada tahun – tahun terakhir, diketemukan adanya pergeseran mencolok

pada distribusinya. Insidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun,

sedangkan insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat. Lebih dari 156.000

orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira – kira setengah dari jumlah tersebut meninggal

setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan

diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup di bawah 5 tahun adalah

40 – 50 %, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase.

Page 2: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

Kebanyakan orang asimptomatis dalam jangka waktu yang lama dan mencari

bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi

atau perdarahan rectal. Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan

keperawatan klien dengan colorectal cancer.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kanker colon?

2. Bagaimana etiologi kanker colon?

3. Bagaimana manifestasi klinis yang ditemukan pada klien dengan kanker

colon?

4. Bagaimana patofisiologi kanker colon?

5. Bagaimana pemeriksaan diagnostic kanker colon?

6. Bagaimana pencegahan dari kanker colon?

7. Bagaimana penatalaksanaan dari kanker colon?

8. Bagaimana komplikasi dari kanker colon?

C. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan umum

Mengetahui dan memahami bagaimana membuat asuhan keperawatan

masalah pencernaan dengan gangguan colorectal cancer.

2. Tujuan khusus

a) Mengetahui dan memahami pengertian kanker colon.

b) Mengetahui dan memahami etiologi kanker colon.

c) Mengetahui dan memahami manifestasi klinis yang dapat ditemukan

pada klien dengan kanker colon.

d) Mengetahui dan memahami patofisiologi dari kanker colon

e) Mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostic dari kanker colon

f) Mengetahui dan memahami pencegahan dari kanker colon

g) Mengetahui dan memahami pencegahan dari kanker colon

h) Mengetahui dan memahami komplikasi dari kanker colon

Page 3: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

1. PENGERTIAN

Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru massa yang tidak normal akibat

proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan. Neoplasma

terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker (cancer).

(SylviaA Price, 2005).

Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering

ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid.

Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker,

1998).

Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam

permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari

pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal

membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kanker kolon

adalah tumbuhnya sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum.

Lokasi tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon

sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk

mengeluarkan produksi faeces. Kanker colon adalah penyebab kedua kematian di

Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998 )

Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak

diketahui sampai tingkat yang lebih parah.Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk

mengubah kanker Colon.

Page 4: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

2. ETIOLOGI

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Faktor resiko yang telah

teridentifikasi adalah :

- Usia lebih dari 40 tahun

- Darah dalam feses

- Riwayat polip rektal atau polip kolon

- Adanya polip adematosa atau adenoma villus

- Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga

- Riwayat penyakit usus inflamasi kronis

- Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.

Makanan-makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang

menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu

peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker.

Makanan yang harus dihindari :

- Daging merah

- Lemak hewan

- Makanan berlemak

- Daging dan ikan goreng atau panggang

- Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)

- Makanan yang harus dikonsumsi:

- Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari

golongan kubis ( seperti brokoli,brussels sprouts )

- Butir padi yang utuh

- Cairan yang cukup terutama air

Adapun Etiologi lainnya adalah sebagai berikut :

- Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan ototoksin

serta gelombang elektromagnetik.

Page 5: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

- Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging sapi

dan kambing serta tranfusi darah.

- Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi

asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon.

- Obesitas.

- Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi,

atau pengemudi kendaraan umum

- Polip di usus (Colorectal polyps), polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam

kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas.

Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip

(adenoma) dapat menjadi kanker.

- Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn, orang dengan kondisi yang

menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit

Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar.

3. MANIFESTASI KLINIK

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen

usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses,

konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal

merupakan keluhan yang umum terjadi.

Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa cairan, cenderung tetap tersamar

hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen

usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan

darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana

yang dapat dilakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses.

Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada

stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan

kadang – kadang pada epigastrium.

Page 6: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

Kanker kolon kiri, dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi

sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering

terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi.

Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar

sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik.

Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe

atau vena, menimbulkan gejala – gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri

pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai

akibat tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi

rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare

bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000).

4. PATOFISIOLOGI

Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan

epitel usus) dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta

merusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat

terlepas dari tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain (paling sering ke

hati).

Patologi kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak

ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang

tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi,

seringkali pada stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga

tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi

menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar (Davey, 2006 :

335).

Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :

- Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam

kandung kemih.

- Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.

Page 7: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

- Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke

system portal.

- Penyebaran secara transperitoneal.

- Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan

kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan

obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker

dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan

lain (Gale, 2000 : 177).

Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:

- Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding

usus besar (lapisan mukosa).

- Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah

lapisan mukosa.

- Stadium III bila sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang

banyak terdapat di sekitar usus.

- Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe

atau bahkan ke organ-organ lain.

Stadium pada karsinoma kolon yang ditemukan dengan system TMN

(Tambayong, 2000 : 143).

TIS          : Carcinoma in situ

T1           : Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler

T2           : Sudah mengenai otot dinding

T3           : Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar

T4           : Sama dengan T3 dengan fistula

N             : Limfonodus terkena

M            : Ada metastasis

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan, yaitu :

- Endoskopi

Page 8: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun

kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus ini dianjurkan segera

dilakukan bagi mereka yang sudah mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan

kolonoskopi relatif aman, tidak berbahaya, namun pemeriksaan ini tidak

menyenangkan. Kolonoskopi dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal

sekaligus mendapatkan jaringan untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada

pemeriksaan ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk

pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut dapat melihat sepanjang usus besar,

memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila ditemukan. Dengan kolonoskopi dapat

dilihat kelainan berdasarkan gambaran makroskopik. Bila tidak ada penonjolan

atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan pada kelainan warna, bentuk

permukaan, dan gambaran pembuluh darahnya.

- Radiologis

Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan

foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada

metastasis kanker ke paru.

- Ultrasonografi (USG).

Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk

melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan

hati.

- Histopatologi

Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis

karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.

- Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan ini penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami

perdarahan (FKUI, 2001 : 210). Selain itu, pemeriksaan darah samar (occult

blood) secara berkala, untuk menentukan apakah terdapat darah pada tinja atau

tidak.

- Pemeriksaan colok dubur, oleh dokter bila seseorang mencapai usia 50 tahun.

Pemeriksaan tersebut sekaligus untuk mengetahui adanya kelainan pada prostat.

Page 9: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

- Barium Enema

Pada pemeriksaan enema barium, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar

melalui dubur dan siluet (bayangan)-nya dipotret dengan alat rontgen. Pada

pemeriksaan ini hanya dapat dilihat bahwa ada kelainan, mungkin tumor, dan

bila ada perlu diikuti dengan pemeriksaan kolonoskopi. Pemeriksaan ini juga

dapat mendeteksi kanker dan polip yang besarnya melebihi satu sentimeter.

Kelemahannya, pada pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan biopsi.

- Laboratorium.

Tidak ada pertanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian

setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker

(petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml

biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan

penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma

kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus

stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa

tinjanya secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.

- Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan

diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.

- Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan

menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit,

organ dan sebagainya.

6. PENCEGAHAN

Kanker kolon dapat dicegah dengan cara sebagai berikut :

- Konsumsi makanan berserat

- Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman,

kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar. Seperti Asam

lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu, Kosentrasi kalium, vitamin

Page 10: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

A, C, D, dan E dan betakarotin, Susu yang mengandung lactobacillus

acidophilus

- Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk

buang air besar.

- Hidup rileks dan kurangi stress.

Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk

pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan

bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi. Terapi ajufan

standar yang diberikan untuk pasien dengan kanker kolon kelas C adalah program 5-

FU/Levamesole. Pasien dengan kanker rectal Kelas B dan C diberikan 5-FU dan metil

CCNU dan d.osis tinggi radiasi pelvis

7. PENATALAKSANAAN

Adapun beberapa penatalaksanaan dari kanker colon, yaitu sebagai berikut :

a. Penatalaksanaan medis

Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan

nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen darah

dapat diberikan. Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk

pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan

bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi.

Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering

dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada

yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari

hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan

kemoterapi.

b. Penatalaksanaan bedah

Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal,

pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi

dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi

merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya

Page 11: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

pembedahan pada beberapa kasus. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup

struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari

lokasi dan ukuran tumor.

Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut :

- Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus

pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)

- Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan

tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)

- Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta

reanastomosis lanjut dari kolostomi

- Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang

tidak dapat direseksi

c. Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum

Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan

pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan

lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi

sementara atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar

tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang

ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.

d. Penatalaksanaan Keperawatan

- Dukungan adaptasi dan kemandirian.

- Meningkatkan kenyamanan.

- Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.

- Mencegah komplikasi.

- Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan

kebutuhan pengobatan.

e. Penatalaksanaan Diet

- Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat

dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi

Page 12: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran

yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel

kanker.

- Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)

- Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi

terutama yang terdapat pada daging hewan.

- Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal

tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.

- Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.

- Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

9. KOMPLIKASI

Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.

Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang

menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.

Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.

Beberapa komplikasinya yaitu :

- Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.

- Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran

langsung.

- Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon

yang menyebabkan hemorragi.

- Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.

- Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.

- Pembentukan abses

Page 13: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer
Page 14: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

B. KONSEP KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara

menyeluruh (Boedihartono,1994 : 10)

a. Identitas, Di dalam identitas meliputi nama,umur,jenis

kelamin,alamat,pendidikan,nomor regitrasi,status

pekawinan,agama,pekerjaan,tinggi badan,tanggal MR

b. Keluhan utama : pada pasien Ca Colon biasanya nyeri hebat pada bagian perut

skala 10

c. Dapatkan riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan diambil untuk mendapatkan informasi tentang perasaan

lelah; adanya nyeri abdomen atau rektal dan karakternya (lokasi, frekuensi,

durasi, berhubungan dengan makan atau defekasi); pola eliminasi terdahulu dan

saat ini, deskripsi tentang warna, bau dan konsistensi feses, mencakup adanya

darah atau mukus.Informasi tambahan mencakup riwayat masa lalu tentang

penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolorektal; dan terapi obat saat ini.

Kebiasaan diet diidentifikasi mencakup masukan lemak dan/ atau serat serta

jumlah konsumsi alkohol. Riwayat penurunan berat badan adalah penting.

d. Perhatikan adanya dan karakter nyeri abdominal dan rectal; pola eliminasi yang

lalu dan sekarang; terapi obat yang terbaru; riwayat medis yang lalu; deskripsi

warna, bau, konsistensi feses dan adanya darah atau mucus.

e. Pengkajian objektif adalah mencakup auskultasi abdomen terhadap bisisng usus

dan palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi, dan massa padat.

Spesimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.

Page 15: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata

maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994).

Meliputi:

1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasi

2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder

akibat obstruksi

3.  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien,

status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.Ditandai dengan:

a.  Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan/massa otot, tonus otot buruk

b.   Peningkatan  bunyi usus

c.    Konjungtiva dan membran mukosa pucat

d.    Mual, muntah, diare.

4. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah (abdomen dan

perianal), pembentukan stoma, dan kontaminasi fekal terhadap kulit periostomal

6. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan diagnosis kanker

Page 16: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

II. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan

dehidrasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan

dapatmempertahan hidrasi adekuat.

Kriteria Hasil : membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan pengisian kapiler

baik, tanda vital stabil, dan secara individual mengeluarkan urine dengan tepat

Intervensi :

- Awasi masukan dan haluaran dengan cermat, ukur feses cair. Timbang berat

badan tiap hari.

Rasional : Memberikan indikator langsung keseimbangan cairan

-  Kaji tanda vital (TD, Nadi, Suhu)

Rasional : Hipotensi, takikardi, demam dapat menunjukkan respons terhadap

dan/atau efek kehilangan cairan

- Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor

kulit, pengisian kapiler lambat

Rasional : Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/ dehidrasi

- Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring; hindari kerja

Rasional : Kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk menurunkan

kehilangan cairan usus

- Observasi perdarahan dan tes feses tiap hari untuk adanya darah samar

Rasional : Diet tak adekuat dan penurunan absorbsi dapat menimbulkan

defisiensi vit. K dan merusak koagulasi, potensial resiko pendarahan

- Kolaborasi pemberian cairan paranteral, transfusi darah sesuai indikasi

Rasional : Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggantian

cairan untuk memperbaiki kehilangan/ anemia

- Kalaborasi pemberian obat sesuai indikasi: Antiemetik, mis,

trimetobenzamida (Tigan); hidroksin (Vistaril); proklorperazin (Compazine),

Antipiretik, mis, asetaminofen (Tyenol), Vitamin K

Page 17: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

Rasional : Digunakan untuk mengontrol mual/muntah pada eksaserbasi akut,

Mengontrol demam, Merangsang pembentukan protrombin hepatik,

menstabilisasi koagulasi dan menurunkan resiko perdarahan

2. Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri

hilang atau skala nyeri berkurang.

Kriteria Hasil : Melaporkan nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks dan mampu

tidur/istirahat dengan tepat

Intervensi :

- Dorong pasien untuk melaporkan nyeri

Rasional : Mencoba untuk mentoleransi nyeri, daripada meminta analgesic

-  Izinkan pasien untuk memulai posisi yang nyaman, mis lutut fleksi

Rasional : Menurukan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa control

-  Berikan tindakan yang nyaman ( pijatan punggung, ubah posisi) & aktivitas

senggang

Rasional : Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan

menigkatkan kemampuan koping.

- Dorong penggunaan tekhnik relaksasi, mis, bimbingan imajinasi, visualisasi.

Berikan aktivitas tenggang

Rasional : Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan

kembali perhatian, sehingga menurunakan nyeri dan ketidak nyamanan

- Berikan obat sesuai indikasi, mis, analgesik

Rasional : Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi

nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.

Page 18: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

Tujuan: setelah dilskuksn tindakan keperawwatn selama 3x24 jam di

harapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

Kriteria hasil : klien melaporkan selera makannya meningkat

Intervensi :

- Pertahankan tirah baring selama fase akut/pasca terapi

Rasional : Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan

kalori dan simpanan energi.

- Bantu perawatan kebersihan rongga mulut (oral hygiene).

Rasional : Meningkatkan kenyamanan dan selera makan.

- Berikan diet TKTP, sajikan dalam bentuk yang sesuai perkembangan

kesehatan klien (lunak, bubur kasar, nasi biasa)

Rasional : Asupan kalori dan protein tinggi perlu diberikan untuk

mengimbangi status hipermetabolisme klien keganasan.

- Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (roborantia)

Rasional : Pemberian preparat zat besi dan vitamin B12 dapat mencegah

anemia; pemberian asam folat mungkin perlu untuk mengatasi defisiensi

karen amalbasorbsi.

-   Bila perlu, kolaborasi pemberian nutrisi parenteral.

Rasional : Pemberian peroral mungkin dihentikan sementara untuk

mengistirahatkan saluran cerna.

4. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi

Tujuan : setelsh dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan

pola eliminasi klien sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan ketepatan

jumlah dan konsistensi.

Kriteria hasil : klien melaporkan sudah dapat b.a.b dengan teratur.

Intervensi :

- Pastikan kebiasaan defekasi pasien dan gaya hidup sebelunya

rasional : Membantu dalam jadwal irigasi efektif untuk pasien dengan

kolostomi

- Observasi gerakan usus, warna, konsistensi, dan jumlah

Page 19: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

Rasional : Indikator kembalinya fungsi GI, mengidentifikasi ketepatan

intervensi

- Berikan pelunak feses, supositoria gliserin sesuai indikasi

Rasional : Mungkin perlu untuk merangsang peristaltik dengan

perlahan/evakuasi feses

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah (abdomen

dan perianal), pembentukan stoma, dan kontaminasi fekal terhadap kulit

periostomal.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatn selama 3x24 jam diharapkan

dapat meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanpa infeksi.

Kriteria hasil : klien melaporkan luknya sudah sembuh atau mulai sembuh /

mengering

Intervensi :

- Observasi luka, catat karakteristik drainase

Rasional : Perdarahan pascaoperasi paling sering terjadi selama 48 jam

pertama, dimana infeksi dapat terjadi kapan saja

- Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan tekhnik aseptic

Rasional : Sejumlah besar drainase serosa menuntut penggantian dengan

sering untuk menurunkan iritasi kulit dan potensial ptensi

- Dorong posisi miring dengan kepala tinggi, hindari duduk lama

Rasional : Meningkatkan drainase dari luka parineal atau drain menurunkan

resiko pengumpulan. Duduk lama meningkatkan tekanan parineal,

menurunkan sirkulasi keluka, dan memperlambat penyembuhan

- Kalaborasi irigasi luka sesuai indikasi, gunakan cairan garam faal, larutan

hidrogen peroksida, atau larutan antibiotic

Rasional : Diperlukan untuk menginflamasi/ infekasi praoperasi atau

kontaminasi intraoperasi

- Kalaborasi rendam duduk

Rasional : Meningkatkan kebersihan dan memudahkan penyembuhan.

Page 20: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

6.  Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan diagnosis kanker

Tujuan: Setelah dilkukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam menunjukkan

rileks

Kriteria hasil : Klien melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat dapat

ditangani. 

Intervensi :

- Orientasikan klien dan orang terdekat terhadap prosedur rutin dan aktivitas

yang diharapkan.

Rasional : Informasi yang tepat tentang situasi yang dihadapi klien dapat

menurunkan kecemasan/ rasa asing terhadap lingkungan sekitar dan

membantu klien mengantisipasi dan menerima situasi yang terjadi.

-  Eksplorasi kecemasan klien dan berikan umpan balik.

Rasional : Mengidentifikasi faktor pencetus/ pemberat masalah kecemasan

dan menawarkan solusi yang dapat dilakukan klien.

- Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang lazim dialami oleh banyak

orang dalam situasi klien saat ini.

Rasional : Menunjukkan bahwa kecemasan adalah wajar dan tidak hanya

dialami oleh klien satu-satunya dengan harapan klien dapat memahami dan

menerima keadaanya.

-    Ijinkan klien ditemani keluarga (significant others) selama fase kecemasan

dan pertahankan ketenangan lingkungan.

Rasional : Memobilisasi sistem pendukung, mencegah perasaan terisolasi

dan menurunkan kecemsan

-  Kolaborasi pemberian obat sedatif.

Rasional : Menurunkan kecemasan, memudahkan istirahat.Menilai

perkembangan masalah klien.

Page 21: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

- Pantau dan catat respon verbal dan non verbal klien yang menunjukan

kecemasan.

Rasional : Mendapatkan informasi keefektifan terapi yang diberikan.

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Sasaran utama dapat mencakup eliminasi yang adekuat dari produk sisa tubuh,

reduksi/peningkatan nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, pencapaian tingkat nutrisi

yang optimal, pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit, reduksi ansietas,

penjelasan informasi tentang diagnose, prosedur pembedahan, perawatan diri setelah

pulang dari rumah sakit, pemeliharaan kesehatan dan tidak adanya komplikasi.

V. EVALUASI

Yang diharapkan pada pasien dengan Ca Colorectal setelah perawatan meliputi :

Diagnosa 1 : Keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai

Diagnosa 2 : Nyeri hilang atau skala nyeri berkurang

Diagnosa 3 : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dan Mencapai tingkat pemenuhan

nutrisi yang optimal

Diagnosa 4 : Pola eliminasi klien sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan

ketepatan jumlah dan konsistensi serta mempertahankan eliminasi usus yang adekuat

Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dan Mencapai tingkat pemenuhan nutrisi yang

optimal

Diagnosa 5 : tidak mengalami infeksi

Diagnosa 6 : Pasien tampak rilekx, ansietas berkurang

Page 22: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker kolon adalah

penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998).

Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak

diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila dideteksi dan ditangani

dengan cepat maka peluang untuk sembuh total pun akan semakin besar peluangnya.

Etiologi dari kanker kolon yaitu terdiri atas faktor resiko dan faktor predisposisi.

Faktor risiko terdiri dari usia, riwayat kanker pribadi, riwayat kanker colorectal pada

keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis, riwayat penyakit polip di usus, dan

riwayat penyakit crohn. Sedangkan faktor predisposisinya terdiri dari merokok, pola

makan yang tidak sehat (tinggi lemak dan rendah serat), kontak dengan zat-zat kimia,

minuman beralkohol, obesitas, dan bekerja sambil duduk seharian.

Asuhan keperawatan yang tepat akan menentukan keberhasilan perawtan klien

dengan kanker kolon

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, penulis mempunyai beberapa saran diantaranya yaitu:

1. Untuk klien yang menderita penyakit karsinoma colon, agar menjaga pola hidup,

nutrisi, dan selalu menjaga kesehatannya.

2. Untuk mahasiswa keperawatan sebagai calon perawat, agar mempelajari konsep

dasar penyakit carsinoma colon dan asuhan keperawatannya sehingga dapat

memberikan asuhan keperawatan dengan benar dan tepat.

3. Mahasiswa harus mampu memberikan pengarahan dan motivasi pada keluarga

dengan anak yang menderita carsinoma colon

Page 23: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

DAFTAR PUSTAKA

Baughman,D.C& Hackley,J.C.2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Baughman, Diane C & Hackley, JoAnn C, Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, EGC, Jakarta, 2000

http://Kanker Kolorektal Welcome to Harna’s World. Com

http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35842-Kep%20Pencernaan-Askep%20Colorectal%20Cancer.html

Perhimpunan Dokter Sepesialis Penyakit Dalam Indonesia. Editor Kepela : Prof.Dr.H.Slamet Suryono Spd,KE

Price, Sylvia Anderson & Wilson, Lorraine M, Patifisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 4, EGC, Jakarta, 1994

Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta, 2002.

Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta, 2001.

Soeparman & Waspadji, Sarwono, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1990.

Page 24: file · Web viewInsidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, ... Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan klien dengan colorectal cancer

KELOMPOK 4

KELAS II.A

MATERI : CA.COLON DAN REKTUM

NAMA ANGGOTA :

1. HUSNUNNISA ABBAS2. RAHMI ARIFIN3. FATMAWATI4. RABIATUL ADEWIAH5. DEVI AWALIAH6. DEWI EKA PUTRI7. FITRIANI8. RINDU PUTRI AL QURNIA9. HARDIONO PARAKASI