Reaksi penyabunan
description
Transcript of Reaksi penyabunan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak atau minyak dengan
menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan
garam asam lemak atau sabun. Untuk menghasilkan sabun yang keras digunakan
NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak atau sabun cair digunakan
KOH. Perbedaan antara sabun keras dan lunak jika dilihat dari kelarutannya dalam air
yaitu sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika dibandingkan dengan sabun
lunak. Reaksi penyabunan disebut juga reaksi saponifikasi.
Asam karboksilat secara struktur menyerupai aldehida dan keton karena
mengandung gugus karbonil, perbedaannya adalah pada asam karboksilat
terdapat gugus hidroksil yang terikat pada karbon karbonil –COOH. Gugus
karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil, antar aksi
dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan
untuk asam karboksilat. Ester diturunkan dari asam karboksilat, yaitu sebuah
asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di
gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis.
1
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui proses terjadinya
reaksi penyabunan.
1.3 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum ini, yaitu :
1. Dapat mengetahui proses terjadinya reaksi penyabunan pada senyawa asam
karboksilat dan ester;
2. Dapat mengetahui apa itu reaksi penyabunan;
3. Mengetahui contoh struktur senyawa asam karboksilat dan ester dari reaksi
penyabunan;
4. Dapat mengetahui definisi dari reaksi penyabunan;
5. Dapat mengetahui senyawa asam karboksilat dan ester.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur
dengan alkali yang menghasilkan sabun dan gliserol. Prinsip dalam proses
saponifikasi, yaitu lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan
sabun mentah. Proses pencampuran antara minyak dan alkali kemudian akan
membentuk suatu cairan yang mengental, yang disebut dengan trace. Pada campuran
tersebut kemudian ditambahkan garam NaCl. Garam NaCl ditambahkan untuk
memisahkan antara produk sabun dan gliserol sehingga sabun akan tergumpalkan
sebagai sabun padat yang memisah dari gliserol (Antony, 1992).
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus
karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus
hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia
yang unik dan untuk asam karboksilat (Fessenden, 1997).
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri
tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran
antara senyawa alkali dan lemak atau minyak (Riawan, 1990).
Reaksi ester dengan air disebut reaksi hidrolisis, menghasilkan asam karboksilat
dan alkohol. Sedangkan reaksi ester dengan suatu basa disebut reaksi saponifikasi,
menghasilkan alkohol dan garam karboksilat (Fessenden, 1997).
3
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum kimia organik yaitu
pada tanggal 28 Mei 2015, mulai dari pukul 12:00 – 14:00 wib yang bertempat di
Laboraturium Terpadu Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
3.2.1 Tabel alat
Adapun
Bahan-bahan yang
digunakan dalam
praktikum ini, yaitu :
3.2.2 Ta
bel Bahan
4
No. Nama alat Jumlah
1. Tabung reaksi 5 unit
2. Gelas kimia 2 unit
3. Pembakar bunsen 1 unit
4. Penjepit tabung 1 unit
5. Tungku segitiga 1 unit
6. Rak tabung 1 unit
7. Pipet tetes 2 unit
8. Pipet ukur 10 ml 1 unit
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Reaksi penyabunan asam lemak dengan basa kuat
1. 3 ml minyak ditambahkan NaOH 1 N atau KOH 1 N.
2. Dikocok kuat hingga terbentuk busa.
3. Bila terdapat kesulitan, dipanaskan larutan dan diaduk hingga
terjadi reaksi penyabunan.
3.3.2 Reaksi penyabunan senyawa ester dengan basa kuat
1. 3 ml etil etanoat ditambahkan NaOH 1 N atau KOH 1 N.
2. Dikocok kuat hingga terbentuk busa.
3. Bila terdapat keulitan, dipanaskan larutan dan diaduk hingga
terjadi reaksi penyabunan.
5
No. Nama Bahan Jumlah
1. Minyak makan Secukupnya
2. NaOH Secukupnya
3. MgSO4 Secukupnya
4. CaSO4 Secukupnya
5. Etil etanoat Secukupnya
6. Larutan sabun Secukupnya
3.3.3 Reaksi pengendapan sabun oleh mineral Ca++ dan Mg++
1. Larutan sabun ditambahkan CaSO4 atau MgSO4.
2. Diamati pengendapan yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Reaksi penyabunan asam lemak dengan basa kuat
6
COOH + NaOH → COONa + H2O
Reaksi penyabunan senyawa ester dengan basa kuat
CH3OOH + NaOH → CH3COONa + H2O
Tabel 4.1.1 Data Hasil Pengamatan
No. Jenis Reaksi Reaksi Yang TerjadiHasil
Pengamatan
1. Minyak + NaOH COOH + NaOH → COONa + H2O Terjadi reaksi
penyabunan
2. Etil etanoat +
NaOH
CH3OOH + NaOH → CH3COONa
+ H2O
Tidak terjadi
reaksi
penyabunan
4.2 Pembahasan
Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak atau minyak
dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga
menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Asam
karboksilat merupakan golongan asam organik alifatik yang memiliki gugus
karboksil. Semua asam karboksilat ialah asam lemah, dimana didalam
7
pelarut air, sebagian molekulnynya terionisasi dengan melepas atom
hidrogen menjadi ion H+, asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu
gugus fungsional.
Asam karboksilat yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam
dikarboksilat (alkandioat) dan jika memiliki tiga gugus karboksil disebut
dengan trikarboksilat (alkantrioat). Sedangkan esterifikasi adalah reaksi
pembentukkan ester. Dimana, sebuah asam karboksilat bersama alkohol
dengan katalis asam membentuk ester.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya reaksi
penyabunan. Pada percobaan pertama, dilakukan reaksi penyabunan asam
lemak dengan basa kuat, asam lemak yang dipakai yaitu minyak
makansebanyak ml, sedangkan basa kuat yang dipakai adalah NaOH 1 N.
Kemudian dikocok kuat hingga terbentuk busa dan larutan dipanaskan dan
diaduk hingga terjadi reaksi penyabunan, pada percobaan ini terjadi reaksi
penyabunan.
Pada percobaan kedua, dilakukan reaksi penyabunan pada senyawa
ester dengan basa kuat, bahan yang dipakai adalah 3 ml etil etanoat (asam
cuka) ditambah dengan NaOH 1 N. Lalu dikocok kuat hingga terbentuk busa
dan dipanaskan larutan serta diaduk hingga terjadinya reaki penyabunan.
Pada percobaan ini tidak terjadi reaksi penyabunan.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini, antara lain :
1. Reaksi penyabunan terbentuk dari pertukaran minyak dan NaOH sehingga
terbentuk garam natrium (sabun) dan gliserin.
2. Asam karboksilat merupakan senyawa alifatik yang memiliki gugus karboksil.
3. Asam karboksilat tidak larut dalam aquades, tetapi larut dalam basa kuat,
seperti NaOH.
4. Asam karboksilat terbentuk melalui reaksi saponifikasi membentuk senyawa
garam karboksilat.
5. Ester terbentuk antara asam karboksilat dan alkohol.
6. Pada reaksi penyabunan asam lemak dengan basa kuat terjadi reaksi
penyabunan, sedangkan pada reaksi penyabunan senyawa ester dengan basa
kuat tidak terjadi reaksi penyabunan.
5.2 Saran
Saran yang saya sampaikan pada praktikum kali ini adalah untuk bahan dalam
praktikum setidaknya memakai bahan yang masih baru sehingga praktikum bisa
berjalan dengan benar.
9
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar - Dasar Kimia Organik.
Bina Aksara : Jakarta.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Binarupa Aksara : Jakarta.
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. ITB : Bandung.
10
LAMPIRAN
11
12