REAKSI ASAM BASA

11
REAKSI ASAM BASA A. Tujuan Percobaan Tujuan percobaan ini adalah dapat menentukan titik akhir dan titik eqivalen titrasi. B. Kajian Teori Titrasi ini berdasarkan netralisasi asam dengan basa. Pada titik eqivalen, jumlah yang dititrasi eqivalen dengan jumlah basa yang dipakai. Untuk menentukan titik eqivalen ini dipakai suatu indikator asam basa yaitu suatu zat yang dapat berubah warnanya tergantung pada pH larutan. Macam indikator yang kita pilih harus sedemikian sehingga pH titik eqivalen titrasi terdapat pada daerah perubahan warna indikator. Jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu timbul perubahan warna, maka titik akhir telah tercapai. Jadi titik akhir titrasi ialah saat timbulnya warna indikator yang dipakai. Titik akhir titrasi tidak semua berimpit dengan titik eqivalen dengan selisihnya disebut kesalahan titrasi. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi. Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa, diperlukan suatu larutan baku, yaitu suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya dan biasanya berupa larutan asam atau basa yang mantap (konsentrasinya tidak cepat berubah). Larutan baku primer yang digunakan asam oksalat (Anonim, 2008 : 5) Titrasi asam-basa merupakan cara yang cepat dan mudah untuk menentukan jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Kebanyakan asam dan basa organik dan anorganik dapat dititrasi dalam larutan berair, tetapi sebagian senyawa itu, terutama senyawa organik tidak larut dalam air. Namun demikian, umumnya senyawa organik dapat larut dalam pelarut organik, karena itu senyawa organik itu dapat ditentukan dengan cara titrasi asam-basa dalam pelarut nirair. Untuk menentukan basa digunakan larutan baku asam kuat (misalnya HCl), sedangkan untuk menentukan asam digunakan larutan baku basa kuat (misalnya NaOH). Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan warna indikator asam-basa yang sesuai atau dengan bantuan peralatan (misalnya potensiometer, spektrofotometer, konduktometer). Titrasi asam-basa dapat dianggap sebagai interaksi pasangan asam-basa berpasangan menurut teori Bronsted-Lowry, yaitu :

description

asemm

Transcript of REAKSI ASAM BASA

REAKSI ASAM BASAA. Tujuan PercobaanTujuan percobaan ini adalah dapat menentukan titik akhir dan titik eqivalen titrasi.B. Kajian TeoriTitrasi ini berdasarkan netralisasi asam dengan basa. Pada titik eqivalen, jumlah yang dititrasi eqivalen dengan jumlah basa yang dipakai. Untuk menentukan titik eqivalen ini dipakai suatu indikator asam basa yaitu suatu zat yang dapat berubah warnanya tergantung pada pH larutan. Macam indikator yang kita pilih harus sedemikian sehingga pH titik eqivalen titrasi terdapat pada daerah perubahan warna indikator. Jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu timbul perubahan warna, maka titik akhir telah tercapai. Jadi titik akhir titrasi ialah saat timbulnya warna indikator yang dipakai. Titik akhir titrasi tidak semua berimpit dengan titik eqivalen dengan selisihnya disebut kesalahan titrasi. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa, diperlukan suatu larutan baku, yaitu suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya dan biasanya berupa larutan asam atau basa yang mantap (konsentrasinya tidak cepat berubah). Larutan baku primer yang digunakan asam oksalat (Anonim, 2008 : 5)Titrasi asam-basa merupakan cara yang cepat dan mudah untuk menentukan jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Kebanyakan asam dan basa organik dan anorganik dapat dititrasi dalam larutan berair, tetapi sebagian senyawa itu, terutama senyawa organik tidak larut dalam air. Namun demikian, umumnya senyawa organik dapat larut dalam pelarut organik, karena itu senyawa organik itu dapat ditentukan dengan cara titrasi asam-basa dalam pelarut nirair.Untuk menentukan basa digunakan larutan baku asam kuat (misalnya HCl), sedangkan untuk menentukan asam digunakan larutan baku basa kuat (misalnya NaOH). Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan warna indikator asam-basa yang sesuai atau dengan bantuan peralatan (misalnya potensiometer, spektrofotometer, konduktometer).Titrasi asam-basa dapat dianggap sebagai interaksi pasangan asam-basa berpasangan menurut teori Bronsted-Lowry, yaitu :asam1 + basa2 = basa1 + asam2Bila titrasi dilakukan dalam pelarut air, maka perpindahan proton selalu dinyatakan melalui molekul air (Harrizul, 1995 : 117)Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi merupakan suatu prosedur yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan dengan sejumlah larutan yang dianalisis (ingin diketahui kadarnya). Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan dikenal dengan istilah titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat standar misalnya buret, dan pipet volumetri.Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi asam basa atau asidi alkalimetri. Secara teknis titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit dan bahkan tetes demi tetes larutan basa melalui buret, ke dalam larutan asam dengan volum tertentu yang terletak dalam labu erlenmeyer sampai keduanya tepat habis yang ditandai dengan berubahnya warna indikator (Liliasari, 1993 : 131)VIII. TUJUAN PERCOBAAN :1.Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisa contoh yang mengandung asam.2.Menstandarisasi larutan penetrasi.

IV. DASAR TEORITitrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.Titrasi dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat didalam proses titrasi,sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam dan basa dan disebut sebagai asam titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi redoks,reaksi kompleks simetris untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.Zat yang akan ditentukan kadarnya sendiri disebut dengan titrasi (titran) dan biasanyadiletakan di dalam tabung elenmeyer seangkan zat yang telah diketahui senidri konsentrasinya disebut sebagai (titer) dan biasanya diletakkan didalam buret baik titer ataupun titran biasanya didalam bentuk larutan.Suatu penerapan stoikiometri dilaboratorium adalah analisa untuk unsur-unsur guna menentukan komposisinya penguraian yang dilakukan atau yang digunakan berdasarkan volumetrinya dan pengukuran yang dilakukan dinamakan volumetri atau titrasi.Dalam percobaan ini teknik analitis volumetri ditetapkan pada analisis contoh yang mengandung asam.Titrasi asam basa melibatkan asam dan basa sebagai titer ataupun titran.Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan kadar larutan asam ditentukan dengan menggunkan kelarutan bebas sebagian,begitu juga sebaliknya.(Keenam.Kimia Universitas.1982 : 162). Dalam percobaan ini sumber ion H-adalah Larutan NaOH encer dan ion H+adalah larutan asam,mula-mula disiapkan NaOH 0,1 M kemudian distandarisasikan dengan larutan asam yang lain yang telah diketahui konsentrasinya,Larutan NaOH tidak tersedia dalam keadaan murni dan larutannya dapat berubah konsentrasinya.NaOH Haruslah distandarisasikan sebelum digunakan untuk mentitrasi sampel.Pada sumber ion H adalah larutan NaOH kebanyakan pada titrasi asam basa.Perubahan larutan pada titik equivalen tidak jelas.Oelh karena itu untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan indikator karena zat ini memperlihatkan perubahan warna pada pH tertentu secara ideal.titik titrasi seharusnya seharusnya sama dengan titik titrasi seharusnya sama dengan titik akhir titrasi (titik equivalen). Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit perubahan,perbedaan yang disebut kesalahan titrasi,analitis volumetri dapat dibagi sebagai berikut:1.Adisi dan alkalimetris.2.Oadidimetris.3.Jodometris dan jodimetris4.Argentrometri. Asam dan basa terurai sempurna dalam larutan berat oleh karena itu,pH pada sebagian titik selama titrasi air dapat dihitung langsung dari jumlah stoikiometri asam dan basa yang dibiarkan bereaksi.Pada titik equivalen pH ditentukan oelh tingkat terurainya air pada suhu 25oc pH air murni adalah 7,00. Dalam titrasi asam dan basa akan terjadi kesetimbangan asam dan basa.Oleh karena itu perlu dibahas mengenai teori menurut beberapa penemu diantaranya menurut brounsted lowry. Pada tahun 1923 brounsted lowry mempresentasikan suatu pandangan baru tentang asam dan basa yang mempertahankan kebenaran keberlakuan kesetimbangan arhenius yang jauh lebih banyak.Dalam pengertian brounsted lowry asam adalah segala zat yang dapat memberikan proton dan basa adalah yang dapat menerima electron.Ion hidroksida pastinya adalah suatu aspektor proton dank arena ini merupakan basa brounsted tetapi ion itu tidak unik.Ion tersebut adalah salah satu dari banyak spesies yang dapat mempertunjukkan perilaku dasar.Ketika suatu asam menghasilkan proton spesies yang kekurangan harus mempunyai sedikit afinitas proton sehingga merupakan suatu basa jadi dalam perlakuan brounsted kita menemukan peranan asam basa konjugasi. H+ B H++ B Asam basaAsam HB secara listrik bias bersifat netral,anion atau kation (misalkan HCl,H2SO4,N),sehingga kita tidak bisa menyebutkan muatan HB ataupun B. Sebagai unit unsur bermuatan positif keadaanya yang proton memiliki suatu kerapatan muatan yang membuat keberadaannya yang basa dalam larutan sangat tidak mungkin (basa lainnya) harus ada, seringkali seperti dalam penguraian asam asetat dalam air basa ini bias jadi adalah pelarut itu sendiri:HOAc H++ OAcH2O + H+ H2OHOAc + H2O H3O + OAc Reaksi yang dapat dihitung dalam metode volumetri adalah reaksi-reaksi kimia yang sesuai dengan persyaratan sebagai berikut,reaksi harus berlangsung cepat tidak dapat reaksi samping,reaksi harus stoikiometri yaitu diketahui secara pasti reaktan dan produk serta perbandingan mol/koefisien reaksinya, terdapat zat yang dapat digunakan untuk mengetahui saat reaksi titrasi harus dihentikan (titik akhir titrasi) yang disebut zat indicator. Volumetri atau titremetri merupakan suatu metode analitis kuantitatif didasarkan pada pengukuran disicaru ini menguntungkan karena pelaksanaanya disebabkan oleh beberapa cepat dan mudah ketelitian dan kecepatannya tinggi tetapi pada sisi lain dapat juga merugikan. Pada analisa reaksi yang terdapat untuk menganalisis volumetri harus mempunyai sifat-sifat tersebut,Titrasi masih dapat dilakukan dengan tepat dan hati-hati.Syarat-syarat titrasi dapat dilihat dari beberapa syarat sebagai berikut:1.Konsentrasi titran harus diketahui.2.Larutan standar dapat disebut standarisasi.3.Reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalisis harus diketahui.4.Titik equivalen harus diketahui.5.Volume titran dibutuhkan untuk mencapai titik akhir.Sifat sifat penting volumetri yang baik antara lain sebagai berikut:1.Stoikiometri yang baik2.Tidak member reaksi samping.3.Laju reaksi tinggi.4.Tidak ada gangguan yang berarti.Beberapa jenis reaksi dapat digunakan untuk titrasi yang semua berlangsung dengan sempurna. Pada percobaan ini yang digunakan adalah reaksi asam basa untuk menstandarisasi larutan basa dan selanjutnya digunakan untuk menganalisa contoh yang mengandung asam. Reaksi asam basa atau netralisasi disebabkan oleh berpindahnya proton (H) dari asam kebasa.Contoh klasik dari tipe ini adalah reaksi ion Hidrogen,ion hidroksi:H + OH H2OPada percobaan ini dipelajari penentuan asam asetilasisalisilat dengan NaOH yang menghasilkan natrium asetilasi dengan air.(unggul sudarto.2008.Analisis Kimia dasar : 101) Pada Analisa Volumetri contoh yang akan di analisis ditempatkan pada elenmeyer. Contoh sebuah larutan padat terlebih dahulu dilarutkan,sejumlah larutan direaksikan dengan larutan penetrasi yang telah diketahui secara tepat dinamakan larutan standar dan proses pengukuran konsentrasi larutan ini dinamakan standarisasi.(Ralph H,Petrucci.Kimia Dasar Jilid II.2008 : 150-151)

II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang mengandung asam 2. Menstandarisasi larutan penitrasi.IV. DASAR TEORIBeberapa pandangan mengenai perilaku asam basa dapat dijelaskan melalui teori yang dikembangkan oleh arhenius. Menurut Arhenius asam adalah senyawa yang melepaskan ion hidrogendalam larutan berair. Asam memiliki sifat berasa asam, mengubah lakmus dari biru menjadi merah, dan bereaksi dengan logam aktif menghasilkan gas. Sifat khas suatu asam sebenarnya merupakan sifat dari ionDengan kata lain ionadalah pembawa sifat asam.Arrhenius mendefinisikan basa sebagai senyawa yang melepaskan hidroksida dalam larutan berair. Contoh NaOH. Ion hidroksida ini diyakini Arrhenius sebagai pembawa sifat khas basa yaitu,pahit, terasa licin dikulit,dan sebagainya.Jika sejumlah tertentu asam dan basa dicampurkan sifat khas asam dan basa tersebut akan hilang. Reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi netralisasi,pada reaksi tersebut akan dihasilkan suatu garam dan air. Semua asam Arrhenius juga diklasifikasikan sebagai asam oleh Browsted Lowry. Sebagai contoh pada reaksi gas hidrogen klorida, HCL dengan air untuk menghasilkan asam klorida, gas hidrogen klorida berperan sebagai pemberi proton. Berdasarkan Bronsted Lowry, asam adalah donor proton, sedangkan basa merupakan akseptor proton. Menurut Bronsted lowry suatu reaksi asam basa dapat berlangsung tanpa adanya medium air, contohnya pada reaksi berikut ini : HCL ++ Menurut Lewis reaksi yang melibatkan amonia atau air terjadi dikarenakan adanya pemakaian elekteron bersama pasangan elektron bebas yang dimiliki keduanya untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan spesi lain sehingga amonia dan air dalam reaksi tersebut bertindak sebagai basa.secara singkat dapat dijelaskan,menurut Lewis asam merupakan suatu spesies yang dapat menerima pasangan elektron bebas, sedangkan basa merupakan suatu spesies yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas. Jadi, yang tidak memiliki pasangan elektron bebas adalah asam sedangkan yang memiliki pasangan elektron bebas adalah basa.Menurut teori asam basa Lewis, asam merupakan spesi yang menerima pasangan elektron bebas. Sedangkan berdasarkan reaksi diatas, HCl bertindak sebagai asam menurut Lewis. Atom Klor merupakan atom yang lebih elektronegatifan dibandingkan dengan atom H. Jadi molekul HCl merupakan molekul yang polar. Pasangan atom yang dimiliki bersama antara H dan Cl cenderung lebih tertarik ke atom Cl sehingga Cl bersifat lebih negatif. Ketika molekul HCl menjadi semakin dekat keatom Cl , maka akibatnya ikatan kovalen koordinasi antara atom H dan N terbentuk, dan ikatan antar atom H dengan Cl terputus. Oleh karena itu, molekul HCLbertindak sebagai asam menurut Lewis karena menerima pasangan elektron bebas dari NH3. Asma lewis tidak harus memiliki orbital kosong.1

1(http://www.chemistry.org.//teori-asambasa.html)Dalam air murni terdapat iondan ion.dalam koordinasi konsentrasi yang sama, yang sangat kecil. Bila konsentrasisama dengan konsentrasi OH- maka larutan tersebut disebut dengan larutan netral. Bila konsentrasi yang diketahui ( Atau sebaliknya penambahan asam kedalam basa untuk mencapai titik akhir).Titik ekivalen adalah titik asam dimana asam tepat bereaksi denga semua basa. Idikator digunakan untuk membantu kita kapan kita mengetahui titrasi harus dihentikan didekat titik ekivalen . saat titrasi dihentikan disebut dengan titrasi akhir (titik akhir titrasi). Titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekivalen, tetapi perbedaannya tidak terlalu besar sehingga digunakan indikator yang tepat yaitu yang memiliki trayek PH sekitar titik ekivalen.Prinsip titrasi adalah pengukuran volume suatu larutan yang diperlukan untuk bereaksi dengan larutan lainyang mempunyai volume tertentu atau zat terlarut dengan konsentrasi tertentu. Titrasi asam basa merupakan metode analitis untuk menentukan jumlah jumlah asam atau basa dalam suatu sampel. Hitungan titrasi yaitu ekivalen asam basa dengan ekivalen basa. VA . NA . NbKonsentrasi asam basa sering menggunakan Molaritas sehingga :Analisa volumetri adalah analisa kuantitatif dimana kader komponen dari zat uji ditetapkan berdasarkan volume reaksi pereaksi ( konsentrasi diketehui ) yang ditambahkan kedalam larutan zat uji, hingga komponen yang akan ditetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut. Proses yang dikenal juga dengan analisa tirimetri.Suatu pereaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa titrimetri apabila memenuhi syarat syarat sebagai berikut yaitu reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi kimia tertentu, harus tidak ada reaksi samping. Yang kedua reaksi harus berlangsung sampai benar-benar lengkap pada titiksama denga konsentrasi OH- maka larutan tersebut disebut larutan netral. Bila konsentrasilebih tinggi dari pada konsentrasimaka larutan tersebut adalah larutan yang bersifat asam,sedangkan bila konsentrasilebih rendah dari pada konsentrasimaka larutan tersebut bersifat basa. pH atau kadar larutan yang bersifat netral sama dengan tujuh. Larutan yang bersifat asam pH nya kurang dari tujuh. Semakin kurang dari tujuh maka larutan tersebut mempunyai sifat asam yang semakin kuat. Sedangkan bila PH nya lebih dari tujuh, maka laritannya bersifat basa, semakin pH nya lebih dari tujuh maka semakin kut basanya.Pada titrasi biasanya digunakan suatu indikator yang memberikan tanda kepada kita bahwa campuran asam basa yang ada dalam larutan memiliki pertandingan yang benar untuk mencapai suatu keadaan larutannya yang netral. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari inikator atau kenaikan penurunan PH nya yang tiba-tiba. Idealnya perubahan warna indikator akan terjadi pada saat kita mencampurkan larutan itu padsa proporsi ya ng sama, tepat. Keadaan ini disebut titik ekivalen. Kurva yang menunjukkan perubahan warna pH versus volume larutan titrasi disebut dengan kurva titrasi. Bentuknya tergantung pada nilai Ka dan konsentrasi asam basa yang digunakan.2Prosedur untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan larutan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titrasi. Jika yang dilihatkan adalah larutan asam dan larutan basa, titrasi itu disebut dengan titrasi asam basa. Larutan yang diketahui konsentrasinya disebut larutan baku ( larutan standar ). Pada bagian ini akan dibahas bagaimana perubahan pada berbagai titrasi asam basa. Titrasi asam basa merupakan penambahan secara hati-hati sejumlah larutan basa dengan konsentrasi tertentu. Ekivalen suatu indikator harus ada untuk menunjukkan titik ekivalen. Yang ketiga adalah reaksi.2(http://www.google.co.id/titrasi.html)Beberapa jenis reaksi dapat digunakan untuk titrasi yaitu pengendapan, reaksi oksidasi-reduksi,reaksi asam-basa,dan reaksi pembentukan kompleks. Pada percobaan ini akan dilakukan titrasi asam basa. Pertamakali akan dilakukan standarisasi (pembakuan) terhadap larutan basa. Yang selanjutnya digunakan untuk menganalisis contoh yang mengandung asam. Bila sebagai titrasi adalah larutan baku asam,maka endapan tersebut dinamakan Asidimetri dan apabila larutan baku basa sebagai titran maka disebut Alkalimetri. Secara ringkas reaksi asma basa atau netralisasi disebabkan oleh proton dari asam yang bereaksi dengan OH- dari basa. Reaksi yang terjadi adalah :+OPereaksi yang digunakan digunakan dinamakan titran dan larutannya disebut larutan titeratau larutan beku. Konsentrasi larutan ini dapat dihitung berdasarkan berat baku yang ditimbangkan secara seksama atau dengan penetapan yang dikenal dengan standarisasi atau pembekuan. Larutan standar (baku) dibagi menjadi standar primer dan standar sekunder. Kedua jenis larutan standar (baku) ini dapat digunakan analisa kuantitatif suatu larutan senyawa.Pereaksi pada kebanyakan titrasi asam basa perubahan larutan pada titik ekivalen tidak jelas. Untuk mengatasi hal ini maka digunakan indikator yaitu suatu senyawa organik asam atau basa lemah yang mempunyai warna molekul (warna asam) berbeda dengan warna ionnya (warna basa), dimana indikator ini memperlihat perubahan warna pH tertentu. Secara umum untuk titrasi asam basa indikator yang digunakan adalah indikator venotalin yang mempunyai trayek pH 8,3 10.5 dimana indikator senyawa ini tidak berwarna pada larutan asam dan berwarna merah muda dalam larutan basa.Bila kuantitas ekimolar dari suatu asam kuat seperti asam klorida (HCL) dan suatu basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) Dicampurkan dalam satu larutan, maka ion hidrinium dari asam dan ion hidroksida dari basa akan bersenyawa membentuk air (H2O). Reaksi antara ion hidronium dari asam dengan ion hidroksida dari basa sehingga membentuk senyawa air tadi merupakan reaksi penetralan.Setelah reaksi antara asam klorida dengan natrium klorida hidroksida maka akan tinggal larutan dari iondan. Meskipun kedua ion ini tidak terlihat dalam proses penetralan dapat dikatakan bahwa larutan NaCl terbentuk sebagai hasil dari suatu reaksi antara asam klorida dengan natrium klorida atau dapat pula dikatakan reaksi asam basa.Reaksi asam basa yang sama kekuatannya akan menghasilkan larutan yang bersifat netral. Asam dan basa bereaksi dapat berasal dari suatu asam lemah ataupun basa kuat. Reaksi asam basa kekuatannya berlainan akan menghasilkan larutan dengan sifat satu asam lemah dan yang saytu lagi bersifat basa lemah. Itu semua tergantung pada kekuatan atom asam konjugasinya dan basa konjugasinya yang dihasilkan. Semua itu bertitik tolak pada larutan standar yang digunakan. Larutan standar yang digunakan atau dipakai NaOH.Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen adalah titik ekivalen yang terjadi pada saat reaksi asam dan basa mulai menetral, dimana asma menuju basa. Sedangkan titik akhir titrasi terjadi karena pada saat dimana dari ion-ion asam dan basa telah lengkap bereaksi maka hasilnya akan membentuk suatu senyawa air.Proses yang dikenal dengan titrasi oleh karena dikenal juga dengan analisis titrimetri suatu pereaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa titrimetri apabila memenuhi syarat-syarat berikut :reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi kimia tertentu harus tidak ada reaksi samping,reaksi harus berlangsung sampai benar-benar lengkap pada titik ekivalen, reaksi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi diperlakukan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.33(Rivai,Bakti.2010.Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Inderalaya: Universitas Sriwijaya)V. ALAT DAN BAHAN