Rational Expectations and Demand Policy

12
Rational Expectations and Demand Policy Pendahuluan Ekspektasi rasional ini didasarkan pada model dan bukan mekanisme perbaikan kesalahan. Dengan hilangnyakelakuan upah, hanya sebagian dari kebijakan permintaan yang tidak diantisipasi oleh sector private yang dapat menggerakkan output Dua persiapan Yang digunakan dalam ekspektasi rasional adalah variable yang mengidentifikasikan waktu dan variable yang dipengaruhi faktor tidak terduga Model Dasar dengan Menggunakan model Exogenous Expectations Bagian terpenting dari Model expectation harga, dilihat versi sederhana dari model statistik dasar dengan harga exogenous expectations, kemudian menyelesaikannya dengan Expectations yang dibentuk dengan menggunakan model, dan akhirnya membandingkan dua hasil. Aggregat Supply Kondisi keseimbangan pasar tenaga kerja dari Capter 7, Equation (2), dibahas ulang disini ; P.f(N) = P e . g(N) Keseimbangan akan mempengaruhi tingkat harga P untuk Unity dan menganggap bahwa P e = P = 1. Ini berarti bahwa ekuilibrium semula adalah f(N) = g(N). Perubahan dalam pekerjaan, level harga, dan expected price level terkait dengan diferensial total (1), yang merupakan : f . dP+ P f 1 dN = g . d P e + P e g 1 d N mengingat bahwa dalam equilibrium semula, dapat menuliskan diferensial pasar tenaga kerja sebagai; d N = f (dp - dp e ) g 1 f 1 dN/dP > 0 dan dN/dP e < 0. Terakhir menggunakan fungsi produksi untuk mengubah equation (2) menjadi kurva Aggregat Supplay. Fungsi Produksi adalah

Transcript of Rational Expectations and Demand Policy

Page 1: Rational Expectations and Demand Policy

Rational Expectations and Demand Policy

Pendahuluan

Ekspektasi rasional ini didasarkan pada model dan bukan mekanisme perbaikan kesalahan.

Dengan hilangnyakelakuan upah, hanya sebagian dari kebijakan permintaan yang tidak

diantisipasi oleh sector private yang dapat menggerakkan output

Dua persiapan

Yang digunakan dalam ekspektasi rasional adalah variable yang mengidentifikasikan waktu dan

variable yang dipengaruhi faktor tidak terduga

Model Dasar dengan Menggunakan model Exogenous Expectations

Bagian terpenting dari Model expectation harga, dilihat versi sederhana dari model statistik dasar

dengan harga exogenous expectations, kemudian menyelesaikannya dengan Expectations yang

dibentuk dengan menggunakan model, dan akhirnya membandingkan dua hasil.

Aggregat Supply

Kondisi keseimbangan pasar tenaga kerja dari Capter 7, Equation (2), dibahas ulang disini ;

P.f(N) = Pe. g(N)

Keseimbangan akan mempengaruhi tingkat harga P untuk Unity dan menganggap bahwa Pe

= P

= 1. Ini berarti bahwa ekuilibrium semula adalah f(N) = g(N). Perubahan dalam pekerjaan, level

harga, dan expected price level terkait dengan diferensial total (1), yang merupakan :

f . dP+ P f1 dN = g . d P

e + P

eg

1 d N

mengingat bahwa dalam equilibrium semula, dapat menuliskan diferensial pasar tenaga kerja

sebagai;

d N = f (dp - dpe)

g1 – f

1

dN/dP > 0 dan dN/dPe < 0. Terakhir menggunakan fungsi produksi untuk mengubah equation

(2) menjadi kurva Aggregat Supplay. Fungsi Produksi adalah

Page 2: Rational Expectations and Demand Policy

y = y(N; K),

Sehingga perubahan y dan N dihubungkan oleh

dy = y1. dN = f(N). = dN

Mengingat itu f(N) adalah marginal produk dari tenaga kerja ðy/ðn. Pergantian untuk dN

mendapatkan gambaran Kurva Aggregat Supplay :

dy = f2

[dP – dPe]

g1 –f1

asumsi nya bahwa dPe

adalah Exogenous artinya p1 = 0. jika menyadari di sana bahwa dalam

ekuilibrium awal ðy/ðN = w = f,

Kurva Aggregat Supply dari model statistic, Equation (5) dapat ditulis ulang di dalam explicit

time-subscripted berorientasi pada bentuk literature expectations. misalkan kita

mempertimbangkan perubahan dari waktu t - 1 sampai waktu t

dy = yt – Yt - 1

perubahan di level harga adalah

dP = P1 – Pt-1

dan diperkirakan perubahan di dalam level harga adalah

dPe = t-1Pt – Pt-1

Page 3: Rational Expectations and Demand Policy

Aggregat Supply dan pasar Tenaga Kerja

Dsini Pt-1 adalah diketahui pada periode akhir t - I, dan t-1Pt, adalah harga yang diekspektasikan

untuk periode t, yaitu :

β = f2

g’ – f’

akan mendapatkan fungsi supply, yaitu :

yt = yt-1 + β(Pt – t-1Pt)

jika dilihat dari t - 1 periode sebagai awal keseimbangan, kurva Aggregat Supply,

mengatakan output untuk periode, yaitu yt akan meningkatkan tingkat harga Pt terhadap tingkat

yang diharapkan t-1Pt. Di samping itu, ada persediaan yang acak, yaitu €, dengan nilai rata2 Nol

dari waktu ke waktu.

Kurva Aggregat supply adalah menunjukkan sebagai SS di dalam. kemiringan adalah

dPt/dyt = 1 / β, dan kenaikan harga yang expected t-1Pt

Page 4: Rational Expectations and Demand Policy

Gambar 11-2 Aggregat Supply

jangka waktu random error memberikan ketidakpastian kita tentang tepat di mana SS akan

ditempatkan di setiap titik waktu.

Aggregat Demand

Kurva Aggregat demand dalam model static dasar diberikan :

istilah dalam dg dan Dm adanya pergeseran di dalam kurva aggregate demand sebagai perubahan

g or M, dan dP mendapatkan kemiringan. penyederhanaan memungkinkan kita untuk

melanjutkan tanpa membawa bersama istilah perkalian di Mt-1 yang hanya akan membuat

analisis berantakan. penyederhanaan ini menghilangkan tingkat awal M dan P dari persamaan

(10), karena kedua kesatuan yang sama. dengan dy dan dP dengan kata lain dapat diartikan

sebagai yt-1 dan Pt - Pt-1, masing-masing, dan menambahkan bahwa :

dM = Mt – Mt-1

dengan ditetapkan d g sama dengan nol, kita sekarang memiliki interpretasi baru dari

Equation (10) :

Page 5: Rational Expectations and Demand Policy

dengan Mt-1 dan Pt-1 satu kesatuan.

Pt = -α(yt – yt-1) + Mt + µt

disini α = ð/ i’, kemiringan dari kurva Aggregate Demand. karena P dan M adalah Indexed to

Unity. dengan koefisien M. sama kenaikannya di dalam M dan P akan meninggalkan output

yang diminta yt tidak mengalami perubahan

Aggregat Demand

M = P = 1. mengalami kenaikan M bergesernya kurva demand ke atas. random eror µt

mengungkapkan ketidakpastian secara tepat di mana AD akan berada di setiap titik waktu.

Equilibrium Output dengan model Exogenous Expectations

Kurva Aggregat Supply dan Curva Aggregat Demand sekarang dapat dikombinasikan

untuk mendapatkan solusi yang jelas untuk output ekuilibrium Yt , given yt-1 , Mt , dan perkiraan

harga t-1Pt , yang mana akan memberikan asumsi Exogenously. ini akan menjadi solusi y dengan

ekspektasi adaptif. Pada dasarnya sama sebagai titik awal dalam Sargent dan kertas wallace pada

SS dari bentuk

untuk mempermudah, menulis ulang AS dan AD bersama disini :

SS: yt-1 + β(Pt – t-1Pt) + €t ;

DD: Pt = -α(yt – yt-1) + Mt +µt

\untuk mendapatkan solusi yt dengan Exogenous t-1Pt dapat menggantikan DD untuk Pt menjadi

Kurva SS. Untuk mendapatkan reduced-form expression untuk yt,

Page 6: Rational Expectations and Demand Policy

Ini adalah solusi Model statis dasar untuk yt, di itu dilinierkan bentuk sargent-wallace dengan

ekspektasi harga Exogenous

Equilibrium Output, Exogenous Expectations

Model Dasar, dengan Expectations Endogenous

Ekspektasi dibentuk menggunakan model dari masa lalu. Kebijakan yang diharapkan melawan

kebijakan yang tidak diharapkan. Dari dua asumsi didapat ksimpulan:

1. Ekspektasi harus rasional

2. Ekspektasi harga harus fleksibel

Endogenous merupakan alternative model yang digunakan dan dapat digunakan untuk

memprediksi penyerahan harga. Sehingga untuk membuat ekspektasi , harus mempertimbangkan

asumsi yang telah ada terlebih dahulu

Hipotesis ekspektasi rasional

PT-T-1PT=P1-P0=1

Tampak perbedaan (P1-P0)adalah inovasi dalam P dengan ketentuan dapat diestimasi

Page 7: Rational Expectations and Demand Policy

Forecast dapat berubah-ubah dan dapat diprediksi

Rasional ekspektasi memiliki ekonomis yang sangat besar, untuk hipotesis ini dilihat dari

homo economicus, seseorang akan memaksimumkan ekspektasi utilitynya.setiap individu akan

mengharapkan prediksi yang baik walaupun pada prakteknya dapat terjadi ekspektasi yang gagal

dari standarnya.beberapa orang mungkin menggunakan adaptasi ekspektasi atau Data Resources,

Inc, forecast atau bahkan menggunakan kartu tarot untuk berekspektasi.

Permasalahan utama dengan rasional ekspektasi adalah kompleksitas modelnya, terutama

untuk membangun model yang memungkinkan untuk membuat forecast. Sangat sulit membuat

model yang sempurna.

Saat perusahaan memiliki informasi masa depan akan harga disbanding pekerjanya,

perusahaan mungkin akan menemukan peluang untuk menjual produk-produknya. Informasi-

informasi tersebut memiliki biaya seperti halnya mendapatkan informasi dari Koran dan media

lainnya.

Rasional ekspektasi memberikan potensial ketidakefektifan permintaan agregat dalam

merubah level output, terutama stabilisasi dalam full-employment. Sebagai contoh saat semua

harga dan gaji tetap,

Saat tenaga kerja dalam satu periode (satu tahun), dengan gaji tetap dari awal periode

Untuk perubahan dari penawaran agregat dengan memperhitungkan gaji didapatlah

Page 8: Rational Expectations and Demand Policy

Dengan P = f = 1, akan memberikan perubahan pada tenaga kerja

Penawaran agregat dari perbedaan pasar tenaga kerja dengan menggunakan hubungan fungsi

memberikan rumus:

Sampai didapat normalisasi produk marginal dari tenaga kerja f(N) dalam unit, merubah y dalam

tenaga kerja (unit). Slope fungsi penawaran agregat:

Page 9: Rational Expectations and Demand Policy

Kontrak berdasarkan ekspektasi harga

Dengan penggantian untuk dy, dP, dan dW, fungsi akan berubah menjadi:

Kita juga dapat mendapatkan versi lain fungsi penawaran Lucas:

Page 10: Rational Expectations and Demand Policy

Saat Et memberikan fungsi penawara dengan gaji tetap:

Wt digantikan t-1Pt (tetapi tidak lama) sehingga slope β’ > β

Dalam periode t-1, didapat fungsi:

Untuk menjadi ekuilibrium, pekerja harus mensetkan kontrak gajinya dalam periode t-1 sehingga

menghasilkan gari real dalam perencanaan penawaran tenaga kerja

Kandidat terbaik untuk spesifikasi perubahan nominal kontrak gaji adalah sebagai berikut:

W dan P dinilai dalam indeks unit, dan memerikan nominal kontrak gaji dalam harga yang dapat

diekspektasi:

Hasilnya adalah penawaran agregat dengan kontrak gaji sebagai berikut:

Hasil ini datang dari asumsi nominal kontrak tidak dinegoisasikan dan tanpa adanya ekspektasi

inflasi. Kontrak satu periode dihilangkan dalam equation penawaran agregat. Jika kontrak

dengan ekspektasi harga naik, kita akan mendapatkan kembali ekspektasi harga dalam equation

penawaran agregat melalui nominal kontrak gaji.

Page 11: Rational Expectations and Demand Policy

Ekuilibrium output

Kontrak jangka panjang dan kebijakan ekonomi

Model klasik telah dibuat memiliki fleksibilitas penuh setiap awal periode. Hanya limitasi ada

dalam pasar tenaga kerja saat pekerja ikut dalam satu periode kontrak. Setiap akhir periode, tidak

hanya ekspektasi yang diperbaharui (up to date), tetapi juga orang-orang menggunakan hal

tersebut untuk digunakan dalam ekspektasi mereka. Dengan adanya pembaharuan/perpanjangan

kontrak setiap periode, gaji real dapat berbeda dari ekuilibrium dalam satu periode dan

perubahan harga hanyalah efek jangka pendek. Pemerintah juga dapat merubah keputusan setiap

periode

Kontrak Gaji Dua Periode

Munculnya dua periode, membuat hampir sama antara kedua fungsi ini:

Substitusi kedua fungsi diatas dapat menghasilkan fungsi sebagai berikut:

Page 12: Rational Expectations and Demand Policy

Kontrak yang tumpang tindih

Pasar tenaga kerja dapat berubah-ubah karena perubahan perkerjaan pekerja, perkembangan

perusahaan, kontrak yang berakhir, dan lain-lain.

Sebagai contoh kontrak terakgir untuk dua periode dan kontrak ulang pekerja setiap periode, lalu

fungsi penawaran agregat akan lebih umum:

Akan selalu ada pekerja yang memiliki nominal gaji tetap selama dua periode sampai sekarang.

Kontrak jangka panjang adalah jalan dari “price surprise) fungsi penawaran agregat menjadi

model untuk kebijaksanaan stabilitas peran perusahaan. Kebijaksanaan makro juga dipengaruhi

oleh kebijakan pemerintah. Sebagai contoh jika penawaran uang sedikit, maka harga pun akan

melemah. Pemilihan gaji dan harga dan kontrak mensugestikan ekspektasi menjadi rasional