Raperda Keuangn Desa Ok 3

22
K ABUPA TENK UTAI K AR TANEG AR A PR O VI NSI K ALI MAN TAN TI MUR RANCANGAN P ERATURANDAERAH NOMOR... TAH U N2015  TEN T ANG KEUANGAND ES A DENGA NRAH MA TT UHANY AN G MAHAES A BUPATI K UTAI K AR TANEG AR A , M e n imb an g : a. b a h wa k e d ud uk a n k euan g a n d e sa sema k i n k ua t, maka di perl u kan pen galolaan keuan gan didasar kan p ad a asas- asas tr an spa ran ,a k u n t ab el ,p artisipati f serta d i l ak u k and en gan tert i b d an d i si p l i n an ggaran .  b . b a h w a pe r e n c a na a n k eua n g a n d esa ti d a k d a p a t di pi s ahk an dari perencanaan pembangunan desa  y a n g t er t ua n g d a l am RP J M Des a d a n R K P D e s a se ba gai ac uan ba g i pe merintah desa dal am me nyusun re ncanake u angandes a. c.ba hwa be rdaar ka n pe r t i mbangan se ba gai mana di maksu d h u ru f a dan h u r u f b per l u di at u rm el al u i Peraturan D aerahtent an gKeuan gan Desa. M e ng i nga t : 1.Pasal 18 ayat (6) Und a ng-Und a ng D a s ar Ne g a r a R epu bli kI n dones i aTah u n 19 45; 2.U nda ng-U nda ng No mo r 27 T a hun 1959 tent a ng Penet apan U ndan g - U ndan gD arurat N omor3 T ahu n 1959 tent ang Pe mbent u kan D ae r ah Ti ngkat I I di Kal i man t an ( Lem baran N eg ara R epu bl ik Indonesi a  Tah u n 1953 N o mor9,Sebagai U ndan g Un d a n g (Lembaran Ne g ara R epub l ik I n don es i a Tahun 195 9 N o mor 72, T am bahan Le mbaran N e g ar a R e pu bl i k I n d onesi aN omor 1 8 20 ); 3.U nda ng-U nda ng No mo r 17 T a hun 2003 tent a ng Ke uang an Ne g a r a ( Le mba r an N e g ara R e publ i k I ndo nesi a T a hun 20 03 Nomo r 47, T a mba ha n

description

Raperda Keuangan Desa pasca UU No 6 Tahun 2014

Transcript of Raperda Keuangn Desa Ok 3

Page 1: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 1/21

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

RANCANGAN PERATURAN DAERAH

NOMOR ... TAHUN 2015

 TENTANG

KEUANGAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

Menimbang : a.bahwa kedudukan keuangan desa semakin kuat,

maka diperlukan pengalolaan keuangan didasarkan

pada asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif

serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

 b.bahwa perencanaan keuangan desa tidak dapat

dipisahkan dari perencanaan pembangunan desa

 yang tertuang dalam RPJM Desa dan RKP Desa

sebagai acuan bagi pemerintah desa dalam

menyusun rencana keuangan desa.

c.bahwa berdaarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud huruf a dan huruf b perlu diatur melaluiPeraturan Daerah tentang Keuangan Desa.

Mengingat : 1.Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2.Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang

Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun

1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di

Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia

 Tahun 1953 Nomor 9, Sebagai Undang – Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959

Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 1820);

3.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

1

Page 2: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 2/21

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5.Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6.Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5495);

7.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

8.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 110,

 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4578);

9.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,

 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4585);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82);11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang

Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,

 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5539);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014

tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,

 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5558);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman

 Teknis Peraturan Di Desa;

2

Page 3: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 3/21

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010 Nomor

16);

16. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

Nomor 16 Tahun 2007 tentang Keuangan Desa

(Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

 Tahun 2007 Nomor 16);

17. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan

Pemerintahan Kabupaten Kutai Kartamegara;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG KEUANGAN DESA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1.Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan

 yang menjadi kewenangan daerah otonom.

2.Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Bupati adalah Bupati Kutai

Kartanegara.

3.Kabupaten adalah Kabupaten Kutai Kartanegara.

4.Camat adalah Camat di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara;5.Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

6.Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan NegaraKesatuan Republik Indonesia.

7.Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat Desa sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

8.Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang melaksanakan fungsi

pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa

3

Page 4: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 4/21

 berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

9.Lembaga Kemasyarakatan desa atau disebut dengan nama lain adalah

lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan

merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat,

10. Lembaga adat Desa adalah merupakan lembaga yang menyelenggarakan

fungsi adat istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli Desa yang

tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat Desa.

11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan

oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan

Permusyawaratan Desa.

12. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat

dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang

 berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

13. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban keuangan desa.

14. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli

Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa atau perolehan hak lainnya yang syah.

15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat

RPJM Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka

 waktu 6 (enam) tahun

16. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKP Desa, adalah

penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa,

adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.

18. Rencana Kerja dan Anggaran Desa yang selanjutnya disebut RKA Desa

adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana

pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan serta rencana

pembiayaan sebagai dasar penyusunan APB Desa19. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Desa yang selanjutnya disingkat DPA

Desa adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan

 yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran desa.

20. Kelompok transfer adalah dana yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi

dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten.

21. Dana Desa yang selanjutnya disebut DD adalah dana yang bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi

Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan,

dan pemberdayaan masyarakat.

22. Bagi hasil pajak kabupaten yang selanjutnya disebut BPH adalah adalah

dana yang dialokasikan kepada Desa yang bersumber dari hasil penerimaan

4

Page 5: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 5/21

pajak Daerah.

23. Bagi hasil restribusi daerah yang selanjutnya diebut BPR adalah adalah

dana yang dialokasikan kepada Desa yang bersumber dari hasil penerimaan

restribusi Daerah.

24. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana

perimbangan yang diterima kabupaten dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah kabupaten setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

25. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa yang selanjutnya

disebut PKPK Desa adalah Kepala Desa yang karena jabatannya mempunyai

kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan desa.

26. Rekening Kas Desa adalah rekening tempat menyimpan uang

Pemerintahan Desa yang menampung seluruh penerimaan Desa dan

digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Desa pada Bank yang

ditetapkan.

27. Penerimaan Desa adalah Uang yang berasal dari seluruh pendapatan

desa yang masuk ke APBDesa melalui rekening kas desa.

28. Pengeluaran Desa adalah Uang yang dikeluarkan dari APBDesa melalui

rekening kas desa.

29. Surplus Anggaran Desa adalah selisih lebih antara pendapatan desa

dengan belanja desa.

30. Defisit Anggaran Desa adalah selisih kurang antara pedapatan desa

dengan belanja desa.

31. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SILPA

adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama

satu periode anggaran.

32. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan

oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan

Permusyawaratan Desa.

BAB II

 AZAS

Pasal 2

(1) Pengelolaan keuangan desa berdasarkan azas :

a. transparansi;

 b. akuntabel;

c. tertib dan disiplin; dan

d. partisipatif.

(2)Pengelolaan keuangan desa dilaksanakan dalam masa 1 (satu) tahun

anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

BAB III

RUANG LINGKUP

Pasal 3

5

Page 6: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 6/21

Ruang lingkup Peraturan Daerah tentang Keuangan Desa mengatur tentang :

a.Perencanaan Keuangan Desa;

 b.Keuangan Desa;

c.Penghasilan;

d.Pertanggunjawaban dan pelaporan; dane.Pembinaan dan pengawasan.

BAB IV

PERENCANAAN KEUANGAN DESA

Pasal 4

(1)Perencanaan keuangan desa merupakan proses penyusunan rencana

keuangan desa yang berpedoman pada RPJM Desa dan RKP Desa secaraintegratif dalam bentuk APB Desa.

(2)Kepala Desa terpilih wajib menyusun RPJM Desa.

(3)RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat :

a.visi dan misi Kepala Desa;

 b.rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

c.pelaksanaan pembangunan;

d.pembinaan kemasyarakatan;

e.pemberdayaan masyarakat; dan

f.arah kebijakan pembangunan Desa.

(4)RPJM Desa disusun dengan mempertimbangkan kondisi objektif desa dan

prioritas pembangunan Daerah.

(5)RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan paling lambat

3 (tiga) bulan setelah Kepala Desa Terpilih dilantik.

(6)RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4), berlaku untuk jangka

 waktu 6 (enam) tahun dan ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Pasal 5

(1)RKP Desa merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1

(satu) tahun dan ditetapkan dengan Peraturan Desa.

(2)RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat rencana

penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan,

pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa.

(3)RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling sedikit berisi uraian

:

a.evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya;

 b.prioritas program, kegiatan dan anggaran desa yang dikelola oleh desa;

c.prioritas program, kegiatan dan anggaran desa yang dikelola melalui

kerja sama antar desa dan pihak ketiga;d.rencana program, kegiatan dan anggaran desa yang dikelola oleh desa

sebagai kewenangan penugasan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi

dan Pemerintah kabupaten; dan

e.pelaksana kegiatan desa yang terdiri atas unsur Perangkat Desa

dan/atau unsur masyarakat desa.

6

Page 7: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 7/21

(4)RKP Desa tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), mulai disusun oleh Pemerintah Desa pada bulan Juli tahun berjalan

dan ditetapkan paling lambat akhir bulan September tahun berjalan.

(5)RKP Desa menjadi dasar penyusunan dan penetapan APB Desa.

Pasal 6

(1)Dalam menyusun RPJM Desa dan RKP Desa, Pemerintah Desa wajib

menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan desa secara

partisipatif.

(2)Musyawarah perencanaan pembangunan desa diikuti oleh BPD, Lembaga

Kemasyarakatan Desa dan unsur masyarakat desa.

(3)Rancangan RPJM Desa dan Rancangan RKP Desa dibahas dalam

musyawarah perencanaan pembangunan desa.

(4)Musyawarah perencanaan pembangunan desa menetapkan prioritas,

program, kegiatan, dan kebutuhan pembangunan desa yang didanai oleh

 APB Desa, swadaya masyarakat desa, dan/atau APBD/APBN.

(5)Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan pembangunan desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dirumuskan berdasarkan penilaian

terhadap kebutuhan masyarakat desa yang meliputi :

a.peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar;

 b.pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan

 berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia;

c.pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif;

d.pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuanekonomi;

e.peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat desa

 berdasarkan kebutuhan masyarakat desa;

f.peningkatan kapasitas sumber daya manusia masyarakat desa; dan

g.pelestarian dan pengembangan kebudayaan.

(6)Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan RPJM Desa dan

RKP Desa diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB V

KEUANGAN DESA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 7

(1)Penyelenggaraan kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dankewenangan lokal berskala Desa didanai oleh APB Desa.

(2)Penyelenggaraan kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) selain didanai oleh APB Desa, juga dapat didanai oleh

anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan

 belanja daerah.

7

Page 8: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 8/21

(3)Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh Pemerintah

didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara.

(4)Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh Kabupaten

didanai oleh APBD.

(5)Seluruh pendapatan Desa diterima dan disalurkan melalui rekening kas

Desa dan penggunaannya ditetapkan dalam APB Desa.

(6)Pencairan dana dalam rekening kas Desa ditandatangani oleh kepala Desa

dan bendahara Desa.

Pasal 8

(1)Pengelolaan keuangan Desa meliputi:

a.perencanaan;

 b.pelaksanaan;c.penatausahaan;

d.pelaporan; dan

e.pertanggungjawaban.

(2)Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3)Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), kepala Desa menguasakan sebagian kekuasaannya

kepada perangkat Desa.(4)Pengelolaan keuangan Desa dilaksanakan dalam masa 1 (satu) tahun

anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

(5)Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan desa sebagaimana

dimaksud Ayat (1) diatur lebih lanjut melalui peraturan Bupati.

Bagian Kedua

 APB Desa

Paragraf 1

Struktur APBDesa

Pasal 9

(1)Struktur APB Desa terdiri atas :

a.Pendapatan Desa;

 b.Belanja Desa; dan

c.pembiayaan Desa.

(2)Pendapatan Desa adalah semua penerimaan uang melalui rekening desa

 yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu

dibayar kembali oleh desa.

(3)Belanja Desa meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang

merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anngaran yang tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja Desa dipergunakan

dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa.

8

Page 9: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 9/21

(4)Pembiayaan Desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran

 berikutnya.

Paragraf 2

Pendapatan Desa

Pasal 10

(1)Sumber pendapatan desa terdiri dari :

a.Pendapatan Asli Desa

 b.Pendapatan Transfer. Dan

c.Pendapatan lain-lain.

(2)Pendapatan asli desa sebagaimana dimaksud Ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. hasil usaha;

 b. hasil aset;

c. swadaya, partisipasi dan gotong royong; dan

d. lain-lain pendapatan asli desa.

(3)Dana Transfer sebagaimana dimaksud Ayat (1) huruf b terdiri dari :

a.DD;

 b.BHP;

c.BHR;d.ADD; dan

e.Bantuan keuangan dari :

1)APBD Provinsi Kalimantan Timur; dan

2)APBD Kabupaten.

(4)Pendapatan lain-lain sebagaimana dimaksud Ayat (1) huruf c terdiri dari :

a.Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan

 b.Lain-lain pendapatan desa yang sah.

Pasal 11

(1)Hasil usaha desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 Ayat (2) huruf a

antara lain hasil Bumdes, tanah kas desa.

(2)Hasil aset sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 Ayat (2) huruf b antara

lain gedung balai pertemuan umum, tenda acara, tambatan perahu, pasar

desa, jaringan irigasi, .

(3)Swadaya, partisipasi dan gotong royong sebagaimana dimaksud pada Pasal

10 Ayat (2) huruf c adalah membangun dengan kekuatan sendiri yang

melibatkan peran serta masyarakat berupa tenaga, barang yang dinilai

dengan uang.

(4)Lain-lain pendapatan asli desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 Ayat

(2) huruf d antara lain bunga bank, hasil pungutan desa.

9

Page 10: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 10/21

Pasal 12

(1)DD sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat (3) huruf a, bersumber dari

 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan untuk desa.(2)DD digunakan untuk mengefektifkan program yang berbasis desa secara

merata dan berkeadilan.

(3)Besaran DD setiap desa dihitung berdasarkan jumlah penduduk desa, luas

 wilayah desa, angka kemiskinan desa, dan tingkat kesulitan geografis.

(4)DD setelah ditransfer di APBD selanjutnya ditransfer ke APB Desa.

(5)Ketentuan lebih lanjut mengenai indikator DD dan penghitungan besaran

DD diatur dengan Peraturan Bupati dengan mempedomani pada ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 13

(1)Pendapatan yang bersumber dari BHP sebagaimana dimaksud Pasal 10

 Ayat (3) huruf b, paling sedikit 10 % (sepuluh per seratus) dari realisasi

penerimaan hasil pajak.

(2)Pengalokasian BHP dilakukan berdasarkan ketentuan :

a.60 % (enam puluh per seratus) dibagi secara merata kepada seluruh

desa; dan

 b.40 % (empat puluh per seratus) dibagi secara proporsional realisasipenerimaan hasil pajak dari masing-masing desa.

Pasal 14

(1)Pendapatan yang bersumber dari BHR sebagaimana dimaksud Pasal 10

 Ayat (3) huruf c, paling sedikit 10 % (sepuluh per seratus) dari realisasi

penerimaan hasil retribusi daerah.

(2)Pengalokasian BHR dilakukan berdasarkan ketentuan :

a.60 % (enam puluh per seratus) dibagi secara merata kepada seluruhDesa; dan

 b.40 % (empat puluh per seratus) dibagi secara proporsional realisasi

penerimaan hasil retribusi dari masing-masing desa.

Pasal 15

(1)Pendapatan yang bersumber dari ADD sebagaimana dimaksud Pasal 10

 Ayat (3) huruf d, paling sedikit 10 % (sepuluh per seratus) dari dana

perimbangan yang diterima Daerah dalam APBD setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

(2)Pengalokasian ADD kepada Desa memperhitungkan kebutuhan

penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa.

(3)ADD setelah dipergunakan untuk penghasilan tetap Kepala Desa dan

Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dialokasikan secara

10

Page 11: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 11/21

proporsional dengan menggunakan indikator jumlah penduduk desa, luas

 wilayah desa, angka kemiskinan desa dan tingkat kesulitan geografis desa.

Pasal 16

(1)Pemerintah Daerah menetapkan alokasi sementara BHP, BHR, dan ADD

sebagaimana dimaksud Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15 paling lambat 1

(satu Minggu) setelah APBD Kabupaten ditetapkan.

(2)Pemerintah Daerah menetapkan alokasi definitif BHP, BHR, dan ADD

sebagaimana dimaksud Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15 paling lambat 1

(satu Minggu) setelah laporan pertanggunjawaban APBD telah disetujui

DPRD.

(3)Penyaluran BHP, BHR dan ADD dari Pemerintah Daerah ke desa dilakukan

secara bertahap.

(4)Ketentuan lebih lanjut mengenai perhitungan, pengalokasian, danpenyaluran BHP, BHR dan ADD diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 17

(1)Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dapat memberikan

 bantuan keuangan yang bersumber dari APBD kepada Desa sebagaimana

dimaksud Pasal 10 Ayat (3) huruf e.

(2)Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat umumdan khusus.

(3)Bantuan keuangan yang bersifat umum sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) peruntukan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada Desa

penerima bantuan dalam rangka membantu pelaksanaan tugas pemerintah

daerah di Desa;

(4)Bantuan keuangan yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) peruntukan dan pengelolaannya ditetapkan oleh pemerintah daerah

pemberi bantuan dalam rangka percepatan pembangunan Desa dan

pemberdayaan masyarakat.(5)Ketentuan lebih lanjut mengenai bantuan keuangan diatur dengan

Peraturan Bupati.

Pasal 18

(1)Pendapatan hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Ayat (4) huruf a adalah pemberian

 berupa uang dari pihak ke tiga.

(2)Jika hibah dan sumbangan sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat (4)huruf a dalam bentuk barang, maka dicatat dalam neraca desa.

(3)Lain-lain pendapatan desa yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

10 Ayat (4) huruf b, antara lain pendapatan sebagai hasil kerjasama

dengan pihak ketiga dan bantuan perusahaan yang berlokasi di desa

11

Page 12: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 12/21

Paragraf 3

Belanja Desa

Pasal 19

(1)Belanja penyelenggaraan kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan

kewenangan lokal berskala desa didanai oleh APB Desa.

(2)Belanja penyelenggaraan kewenangan lokal berskala desa selain didanai

oleh APB Desa, juga dapat didanai oleh APBN dan APBD.

(3)Belanja penyelenggaraan kewenangan desa yang ditugaskan oleh

Pemerintah didanai oleh APBN.

(4)Belanja penyelenggaraan kewenangan desa yang ditugaskan oleh

Pemerintah Daerah didanai oleh APBD.

(5)Belanja Desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang disepakati dalam Musyawarah Desa dan sesuai dengan prioritas

Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah.

(6)Kebutuhan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (5 ) meliputi,

tetapi tidak terbatas pada :

a.kebutuhan Operasional Pemerintah Desa,

 b.Pembangunan,

c.pembinaan masyarakat, dan

d.kegiatan pemberdayaan masyarakat desa.

(7)Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan denganketentuan :

a.paling sedikit 70 % (tujuh puluh per seratus) dari jumlah anggaran

 belanja desa digunakan untuk mendanai :

1) penyelenggaraan pemerintahan desa;

2) pelaksanaan pembangunan desa;

3) pembinaan kemasyarakatan desa;

4) pemberdayaan masyarakat desa; dan

5) belanja tak terduga.

 b.paling banyak 30 % (tiga puluh per seratus) dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk :

1)tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa;

2)operasional Pemerintah Desa;

3)tunjangan dan operasional BPD; dan

4)insentif Rukun Tetangga dan Rukun Warga, yang merupakan

 bantuan keuangan untuk operasional.

Paragraf 4

Pembiayaan

Pasal 20

(1) Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c

12

Page 13: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 13/21

meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang

 bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

(2) Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas

kelompok:a.Penerimaan Pembiayaan; dan

 b.Pengeluaran Pembiayaan.

(3)Penerimaan Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,

mencakup:

a.Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya;

 b.Pencairan Dana Cadangan; dan

c.Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.

(4)SiLPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a antara lainpelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja, penghematan

 belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan.

(5)SilPA sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan penerimaan

pembiayaan yang digunakan untuk:

a.menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari

pada realisasi belanja;

 b.mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan; dan

c.mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran

 belum diselesaikan.

(6)Pencairan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b

digunakan untuk menganggarkan pencairan dana cadangan dari rekening

dana cadangan ke rekening kas Desa dalam tahun anggaran berkenaan.

(7)Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) huruf c digunakan untuk menganggarkan hasil penjualan

kekayaan desa yang dipisahkan.

Pasal 21

(1)Pengeluaran Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2)

huruf b, terdiri dari :

a.Pembentukan Dana Cadangan; dan

 b.Penyertaan Modal Desa.

(2)Pemerintah Desa dapat membentuk dana cadangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a untuk mendanai kegiatan yang penyediaan

dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun

anggaran.

(3)Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditetapkan dengan peraturan desa.

(4)Peraturan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit

memuat:

13

Page 14: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 14/21

a.penetapan tujuan pembentukan dana cadangan;

 b.program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan;

c. besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan;

d.sumber dana cadangan; dan

e.tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.

(5)Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat

 bersumber dari penyisihan atas penerimaan Desa, kecuali dari penerimaan

 yang penggunaannya telah ditentukan secara khusus berdasarkan

peraturan perundang-undangan.

(6)Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a ditempatkan pada rekening tersendiri.

(7)Penganggaran dana cadangan tidak melebihi tahun akhir masa jabatan

Kepala Desa.

Bagian Ketiga

Penyusunan APBDesa

Pasal 22

(1)Rancangan APB Desa diajukan oleh Kepala Desa dan dimusyawarahkan

 bersama BPD.

(2)Kepala Desa menetapkan APB Desa setiap tahun berdasarkan hasil

musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Peraturan

Desa.

(3)Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa tahun anggaran berikutnya

sebelum ditetapkan, disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui

Camat paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati, untuk dievaluasi.

(4)Evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dilakukan oleh

Camat.

(5)Hasil evaluasi rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa sebagaimana

dimaksud dalam ayat (4) diserahkan oleh Camat Kepada Kepala Desadengan tembusan kepada Bupati Melalui BAPEMAS paling lama 20 (dua

puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan Peraturan

tersebut Camat.

(6)Dalam hal Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu

sebagaimana dimaksud Ayat (5), Peraturan Desa tersebut berlaku dengan

sendirinya

(7)Dalam hal Camat telah memberikan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (5), Kepala Desa wajib memperbaikinya paling lama 20 (dua

puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

(8)Dalam hal Kepala Desa tidak meninjaklanjuti hasil evaluasi sebagaimana

dimaksud dalam Ayat (7), dan tetap menetapkan menjadi Peraturan Desa,

Camat memberikan rekomendasi kepada Bupati untuk membatalkan

Peraturan Desa dengan Keputusan Bupati.

(9)Peraturan Desa tentang APB Desa tahun anggaran berikutnya ditetapkan

paling lambat tanggal 31 Desember Tahun Anggaran berjalan.

14

Page 15: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 15/21

(10)Sekretaris Desa mengundangkan peraturan desa dalam lembaran desa.

(11)Peraturan Desa yang telah diundangkan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (10) disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat

paling lambat 7 (tujuh) Hari sejak diundangkan untuk diklarifikasi.

Bagian Keempat

Pelaksanaan APB Desa

Pasal 23

(1)Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan

kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.

(2)Semua penerimaan dan pengeluaran desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.

Pasal 24

(1)Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa

selain yang ditetapkan dalam peraturan desa.

(2)Bendahara dapat menyimpan uang dalam Kas Desa pada jumlah tertentu

dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa.

(3)Pengaturan jumlah uang dalam kas desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) ditetapkan dalam Peraturan Bupati.

Pasal 25

(1)Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat

dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan

menjadi peraturan desa.

(2)Pengeluaran desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak termasuk

untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan operasional perkantoran

 yang ditetapkan dalam peraturan kepala desa.

(3)Penggunaan biaya tak terduga terlebih dulu harus dibuat Rincian

 Anggaran Biaya yang telah disahkan oleh Kepala Desa.

(4)Akibat penggunan biaya tak terduga sebagaimana dimaksud Ayat (3)

pemerintah desa menyusun APB Desa Perubahan atau mencantumkan

dalam laporan realisasi APB Desa.

Bagian Kelima

Pengadaan Barang/Jasa

Pasal 26

(1)Pengadaan Barang/Jasa dalam APB Desa pada prinsipnya dilakukan

secara Swakelola dengan memaksimalkan penggunaan material/bahan dari

 wilayah setempat, dilaksanakan secara gotong royong dengan melibatkan

15

Page 16: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 16/21

partisipasi masyarakat setempat, untuk memperluas kesempatan kerja,

dan pemberdayaan masyarakat setempat;

(2)Swakelola adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya

direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh tim pengelola

kegiatan Tim Pengelola Kegiatan adalah tim yang ditetapkan oleh Kepala

Desa dengan Surat Keputusan, terdiri dari unsur Pemerintah Desa dan

unsur lembaga kemasyarakatan desa untuk melaksanakan Pengadaan

Barang/Jasa;

(3)Pengadaan Barang/Jasa di Desa yang tidak dapat dilaksanakan secara

Swakelola, baik sebagian maupun keseluruhan, dapat dilaksanakan oleh

Penyedia Barang/Jasa yang dianggap mampu.

(4)Khusus untuk pekerjaan konstruksi tidak sederhana, yaitu pekerjaan

konstruksi yang membutuhkan tenaga ahli dan/atau peralatan berat, tidak

dapat dilaksanakan cara Swakelola.

(5)Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaadaan barang/jasa sebagaimanadimaksut Ayat ( ) diatur lebih lanjut melalui peraturan bupati.

Bagian Keenam

Perubahan APB Desa

Pasal 27

(1)Perubahan Peraturan Desa tentang APB Desa dapat dilakukan apabila

terjadi:a.keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis

 belanja;

 b.keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA)

tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;

c.terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa

pada tahun berjalan; dan/atau

d.terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis

ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan;

e.perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah dan PemerintahDaerah.

(2)Perubahan APBDesa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu)

tahun anggaran.

(3)Tata cara pengajuan perubahan APBDesa adalah sama dengan tata cara

penetapan APBDesa.

Pasal 28

(1)Dalam hal Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan APBDKabupaten/Kota serta hibah dan bantuan pihak ketiga yang tidak mengikat

ke desa disalurkan setelah ditetapkannya Peraturan Desa tentang

Perubahan APB Desa, perubahan diatur dengan Peraturan Kepala Desa

tentang perubahan APBDesa.

16

Page 17: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 17/21

(2)Perubahan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diinformasikan

kepada BPD.

(3)Realisasi bantuan keuangan sebagaimana dimaksud Ayat (1) disusun

dalam laporan pertanggunjawaban APB Desa.

BAB VI

PENGHASILAN

Pasal 29

(1)Kepala Desa dan Perangkat Desa memperoleh penghasilan tetap setiap bulan.

(2)Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa bersumber dari ADD

dan dianggarkan dalam APB Desa.

(3)Bupati menetapkan besaran penghasilan tetap :

a.Kepala Desa;

 b.Sekretaris Desa paling sedikit 70 % (tujuh puluh per seratus) dari

penghasilan tetap Kepala Desa per bulan; dan

c.Perangkat Desa selain Sekretaris Desa paling sedikit 50 % (lima puluh

per seratus) dari penghasilan tetap Kepala Desa per bulan.

d.Staf Desa, paling sedikit sama dengan Upah Minimum Kabupaten.(4)Selain menerima penghasilan tetap, Kepala Desa, Perangkat Desa dan Staf

Desa menerima tunjangan dan penerimaan lain yang sah bersumber dari

 APB Desa.

(5)Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran penghasilan tetap dan tunjangan

serta penerimaan lainnya yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 30

(1)Selain penghasilan tetap, tunjangan dan penerimaan lain yang sah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (4), Kepala Desa dan

Perangkat Desa memperoleh jaminan kesehatan.

(2)Jaminan kesehatan yang diberikan kepada Kepala Desa dan Perangkat

Desa diintegrasikan dengan jaminan pelayanan yang dilakukan oleh

Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 31

(1)Anggota BPD berhak mendapat tunjangan dari APB Desa.

(2)Selain tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan

Permusyawaratan Desa memperoleh biaya operasional.

17

Page 18: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 18/21

(3)Badan Permusyawaratan Desa berhak memperoleh pengembangan

kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan, sosialisasi, pembimbingan

teknis, dan kunjungan lapangan.

(4)Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah

kabupaten dapat memberikan penghargaan kepada pimpinan dan anggota

Badan Permusyawaratan Desa yang berprestasi.

(5)Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan BPD diatur dengan Peraturan

Bupati.

BAB VII

PERTANGGUNJAWABAN DAN PELAPORAN

Pasal 32

(1)Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APB Desa

kepada Bupati setiap semester tahun berjalan.

(2)Laporan untuk semester pertama disampaikan paling lambat pada akhir

Bulan Juli tahun berjalan.

(3)Laporan untuk semester kedua disampaikan paling lambat pada akhir

Bulan Januari tahun berikutnya.

(4)Selain penyampaian laporan realisasi pelaksanaan APB Desa, Kepala Desa

 wajib menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa kepada

Bupati setiap akhir tahun anggaran.

(5)Sebelum dilakukan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa,

Inspektorat Kabupaten melakukan audit atas penggunaan APB Desa

setelah berakhirnya Tahun Anggaran.

BAB VIII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 33

Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Bupati meliputi :

a.memberikan pedoman di bidang keuangan desa;

 b.melakukan pembinaan di bidang keuangan desa;

c.mengawasi pengelolaan keuangan desa;

d.melakukan evaluasi dan pengawasan Peraturan Desa di bidang keuangan

desa;

e.menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Pemerintah Desa, BPD,

dan Lembaga Kemasyarakatan Desa; dan

f.melakukan upaya percepatan pembangunan desa melalui bantuan

keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis.

18

Page 19: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 19/21

Pasal 34

Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Camat meliputi :

a.fasilitasi penyusunan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa di bidang

keuangan desa; b.fasilitasi administrasi di bidang keuangan desa; dan

c.fasilitasi pengelolaan keuangan desa.

BAB IX

SANGSI

Pasal 27

(1)Dalam hal terdapat Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) DD secara

tidak wajar, Bupati :

a.memberikan sanksi administratif kepada desa yang bersangkutan

 berupa pengurangan DD

 b.sebesar SiLPA pada tahun angaran berikutnya.

(2)SiLPA DD secara tidak wajar terjadi karena :

a.penggunaan DD tidak sesuai dengan prioritas penggunaan DD,

pedoman umum, atau pedoman teknis kegiatan; atau

 b.penyimpanan uang dalam bentuk deposito lebih dari 2 (dua) bulan.

(3)Dalam hal Kepala Desa tidak atau terlambat menyampaikan laporan,

Bupati dapat menunda penyaluran DD sampai dengan disampaikannyalaporan realisasi penggunaan DD.

Pasal 28

(1)Dalam hal desa tidak dapat mengajukan penyaluran BHP, BHR dan ADD,

sampai dengan akhir bulan November Tahun Anggaran berjalan, Bupati

memberikan sanksi administratif kepada desa berupa pengurangan dana

sebesar dana per tahapan yang belum disalurkan pada Tahun Anggaran

 berjalan.(2)Pengurangan dana sebagaimana dimaksud Ayat (1) tidak diperhitungkan

dalam penyaluran BHP, BHR dan ADD tahun anggaran berikutnya.

BAB IX

19

Page 20: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 20/21

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 30

(1)Dalam hal perhitungan alokasi definitive BHP, BHR dan ADD tahun bersangkutan lebih besar dari pada alokasi sementara BHP, BHR dan ADD,

Pemerintah Kabupaten memperhitungkan sebagai kurang salur BHP, BHR

dan ADD dan menyalurkan pada tahun berikutnya;

(2)Dalam hal perhitungan alokasi definitive BHP, BHR dan ADD tahun

 bersangkutan lebih kecil dari pada alokasi sementara, Pemerintah

Kabupaten memperhitungkan sebagai lebih salur BHP, BHR dan ADD dan

akan menjadi pengurang perhitungan alokasi sementara BHP, BHR dan

 ADD tahun berikutnya.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten

Kutai Kartanegran Nomor 16 Tahun 2007 dicabut dan dinyatakan tidak

 berlaku.

Pasal 32

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kutai

Kartanegara.

Ditetapkan di Tenggarong

Pada tanggal................. 2015

Bupati Kutai Kartanegara,

RITA WIDYASARI

Diundangkan di Tenggarong

20

Page 21: Raperda Keuangn Desa Ok 3

7/17/2019 Raperda Keuangn Desa Ok 3

http://slidepdf.com/reader/full/raperda-keuangn-desa-ok-3 21/21

pada tanggal … 2015

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN

KUTAI KARTANEGARA

tanda tangan

EDY DAMANSYAH

LEMBARAN DAERAH

KABUPATENKUTAI KARTANEGARA

 TAHUN 2015 NOMOR …

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI

HUKUM,

 TTD

NAMA

NIP

21