RAPAT KOORDINASI PERLINDUNGAN LAHAN PANGAN MELALUI ... · RTRW PROVINSI DAN KABUPATEN JAWA BARAT,...

36
RAPAT KOORDINASI PERLINDUNGAN LAHAN PANGAN MELALUI PERCEPATAN PENETAPAN KP2B, LP2B dan/atau LCP2B DALAM PK RTRW Semarang, 28 Agustus 2018

Transcript of RAPAT KOORDINASI PERLINDUNGAN LAHAN PANGAN MELALUI ... · RTRW PROVINSI DAN KABUPATEN JAWA BARAT,...

RAPAT KOORDINASI

PERLINDUNGAN LAHAN PANGAN MELALUI

PERCEPATAN PENETAPAN KP2B, LP2B dan/atau

LCP2B

DALAM PK RTRW

Semarang, 28 Agustus 2018

KEMANDIRIAN, KETAHANAN DAN KEDAULATAN PANGAN PERTANIAN MERUPAKAN SEBUAH KENISCAYAAN

Krisis Pangan

Bahaya Kelaparan

Mengancam Pertahanan

Negara

Akan Ketergantungan Impor

Mengganggu Stabilitas

Keamanan

Pemenuhan pangan merupakan hak asasi

rakyat

Negara bertanggung jawab untuk

memenuhinya

If???

I. PENDAHULUAN

KOMPETISI PEMANFAATAN LAHAN PERTANIAN

Pembangunan

pertanianTingginya laju pertumbuhan penduduk (1,3

%/thn)

Kebutuhan

lahan

meningkat,

sementara

lahan tetap

Kebutuhan pangan,

permukiman

industri,

infrastruktur lain

meningkat

Pembangunan non

pertanian

VS

Pembangunan Pertanian dan Penyediaan Pangan Berbasis

LAHAN yang Spesifik

Kompetisi pemanfaatan ruang

Kebutuhan ruang untuk pemukiman, industri dan

peruntukan lain meningkat

Penduduk P.Jawa Kelebihan

Luas Wilayah Lebih Sempit

Dari lahan yang sempit tsb, 30 % nya adalah

sawah

Lahan tersedia dan infrastrukturmapan

SAWAH

II. LAHAN PERTANIAN DAN ALIH FUNGSIII. LAHAN PERTANIAN DAN ALIH FUNGSI

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH

Dampak Konversi

❖ Kapasitas memproduksi pangan menurun

❖ Pendapatan pertanian menurun

❖ Pemubaziran investasi

❖ Memudarkan kultur pertanian masyarakat

❖ Degradasi lingkungan

❖ Penciptaan kemiskinan

ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG DAERAH

BELUM EFEKTIFNYA PENGENDALIAN

PEMANFAATAN RUANG

➢ Masih banyaknya kasus alih fungsi lahan → luas lahan sawahyang terkonversi utk peruntukan lain tidak kurang dari 65.000hektar/tahun → Sdh menjadi perhatian KPK

➢ Konflik-konflik pemanfaatan ruang → masyarakat vs Pemerintah,antar instansi pemerintah maupun antar kewenangan tingkatanpemerintahan

➢ Munculnya slum area/squatter area

III. KONDISI TATA RUANG SAAT INI

1. Sesuai UU No 26/2007 tentang Penataan Ruang, RTRW Prov/Kab/Kota

dapat ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun

2. Pada tahun 2018 terdapat sekitar 23 RTRW Provinsi dan 414 RTRW

Kab/Kota yang memasuki masa Peninjauan Kembali (PK)

3. Permen ATR No 8 Tahun 2017 menetapkan bahwa evaluasi review RTRW

termasuk salah satunya memperhatikan subtansi LP2B

4. Pemda Prov/Kab/Kota harus meminta persetujuan dan tanda tangan dari

Kementerian Pertanian terhadap substansi LP2B dan alih fungsi sawah

dalam RTRW

5. Permen ATR No 1 Tahun 2018 menetapkan persebaran KP2B dimuat

dalam RTRW, penunjukan kawasannya digambarkan dalam peta

tersendiri dan akan ditampilkan (overlay) dengan peta rencana pola

ruang

Permen ATR No 8 Tahun 2017 menetapkan bahwa evaluasi review RTRW

harus memperhatikan substansi LP2B.

▪Bappeda/ Dinas Tata Ruang yang mengajukan persetujuan substansi ke tingkat

pusat sudah memaraf usulan luas P2B dan LP2B yang ditetapkan dalam revisi

tersebut.

▪Pemda Prov/Kab/Kota harus meminta persetujuan dan tanda tangan dari

Kementerian Pertanian terhadap substansi LP2B dan alih fungsi sawah dalam

RTRW

PROVINSI DAN KABUPATEN JAWA BARAT, JAWA TENGAH, DIY DAN JAWA TIMUR

(Total lahan sawah di 4 provinsi ini lebih dari 3 JUTA HA)

Termasuk KSN Jabodetabekpuncur dan Gerbangkertosusilo

SAAT INI SEDANG MELAKUKAN REVISI RTRW

DAN MEMINTA REKOMENDASI PERSETUJUAN REVISI RTRW KEPADA

KEMENTERIAN PERTANIAN

PERMASALAHAN PENETAPAN LP2B

Secara umum daerah merencanakanpembangunan secara parsial tanpamempertimbangkan dampak agregatpengurangan sawah secara nasional)

Sawah dianggap satu-satunya “solusi” tantangan pertumbuhan ekonomi wilayah (alihfungsi lahan)

Pemerintah daerah ragu dalam menetapkanLP2B

Belum tersedia data spasial

PERLU KOMITMEN SEMUA

PIHAK

MEMPERCEPAT

PEMBANGUNAN DISEMUA

SEKTOR DEMI

KESEJAHTERAAN RAKYAT

INDONESIA

DENGAN TIDAK

MENGORBANKAN LAHAN

PANGAN

PLANNING PROCESS IMPROVEMENT

✓ Kalau menunggu untuk sempurna, tidak akan ada LP2B

ataupun Kepastian Batas Administrasi.

✓ Belajarlah dari Perda RTRW, tetapkan yang ada (kondisi

eksisting), kemudian perbaiki di fase pemanfaatan dengan

Ketentuan insentif-disinsentif, sampai masuk perencanaan baru

yang lebih baik lagi dan lagi.

✓ Semuanya butuh siklus proses, dan jangan berlama-lama

dengan penetapan. Semakin lama tidak menetapkan, semakin

besar kerugian multidimensional.

PERDA No. 6/2010 Tentang RTRW PROV. JAWA TENGAH 2009-2029

PERDA No. 2/2013 Tentang PERLINDUNGAN LP2B PROVINSIJAWA TENGAH

Pasal 26 ayat (6): LP2B terdiri dari pertanian lahan basahdan pertanian lahan kering

Pasal 8 ayat (1): Penetapan LP2B mengacu pada Perda No. 6 tahun 2010 tentang RTRW

Pasal 9 ayat (1): Luas LP2B merupakan luasan lahan pertanianpadi dan palawija

Pasal 73: Kawasan pertanian lahan basah yang ditetapkansebagai LP2B seluas ± 990.652 di 29 kab, 6 kota.

Penjelasan I. Umum: mengacu pada luasan Perlindungan LahanPertanian Pangan Berkelanjutan yang telah ditetapkan dalamPeraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 dimana terbagi dalamLahan Basah dan Lahan Kering sekurang-kurangnya adalah1.022.570,86 Ha.”

Tidak ada pasal yang mengatur luasan LP2B pada lahankering

Pasal 9 ayat (3) huruf g: membatasi alih fungsi lahansawah melalui penataan perkembangan kawasanterbangun di kawasan perkotaan dan perdesaan denganmengoptimalkan pemanfaatan ruang secara vertikal dantidak sporadis untuk mempertahankan tingkat pelayananinfrastruktur dan sarana kawasan perkotaan sertamempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya;

Penjelasan I. Umum: Provinsi Jawa Tengah perlu membentukPeraturan Daerah tentang Perlindungan Lahan PertanianPangan Berkelanjutan Provinsi Jawa Tengah, dalam kerangkamempertahankan ketahanan dan kedaulatan pangankhususnya di Provinsi Jawa Tengah serta mencegah terjadinyaalih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian, utamanya padalahan-lahan yang subur dan mempunyai sistem irigasi yang baik.

IV. KONSOLIDASI LUASAN LP2B ANTARA KETERSEDIAAN

DAN KEBUTUHAN LAHAN DI JAWA TENGAH

A. POTRET PENETAPAN LP2B DALAM PERDA RTRW

NO KAB/ KOTA NOMOR PERDA LP2B LCP2B KP2B PERDA PLP2B LP2B SAWAH AUDIT

969,847.00 40,533.00 1,008,793.00 1,101,850.00

1 Temanggung Perda No. 1 Tahun 2012 19,171.00 - 19,171.00 No. 2 Tahun 2014 20,709.00 17,013.00

2 Boyolali Perda No. 9 Tahun 2010 20,000.00 25,000.00 45,000.00 No. 17 Tahun 2016 16,500.99 36,777.00

3 Brebes Perda No. 2 Tahun 2011 60,634.00 60,634.00 60,828.00

4 Jepara Perda No. 2 Tahun 2011 - - No. 4 Tahun 2014 - 26,726.00

5 Pekalongan Perda No. 2 Tahun 2011 24,195.00 - 24,195.00 23,131.00

6 Wonosobo Perda No. 2 Tahun 2011 16,358.00 - 16,358.00 19,001.00

7 Pemalang Perda No. 3 Tahun 2011 30,299.00 7,316.00 37,615.00 32,110.00

8 Magelang Perda No. 5 Tahun 2011 42,070.00 - 42,070.00 36,800.00

9 Pati Perda No. 5 Tahun 2011 59,332.00 - 59,332.00 69,026.00

10 Purbalingga Perda No. 5 Tahun 2011 22,616.00 - 22,616.00 18,274.00

11 Demak Perda No. 6 Tahun 2011 51,036.00 5,574.00 56,610.00 60,207.00

12 Semarang Perda No. 6 Tahun 2011 22,896.00 - 22,896.00 23,911.00

13 Batang Perda No. 7 Tahun 2011 27,514.00 - 27,514.00 19,384.00

14 Cilacap Perda No. 9 Tahun 2011 65,050.00 - 65,050.00 65,507.00

15 Wonogiri Perda No. 9 Tahun 2011 - - 49,696.00

16 Banyumas Perda No. 10 Tahun 2011 36,616.00 - 36,616.00 30,647.00

17 Banjarnegara Perda No. 11 Tahun 2011 12,147.00 - 12,147.00 12,095.00

MINUS

LAHANSAWAH 132.003 ha

???

BLACK DESIGN ALIH

FUNGSI DALAM

TATA RUANG

NO KABUPATEN/ KOTA NOMOR PERDA LP2B LCP2B KP2B PERDA PLP2B LUASAN LP2B SAWAH AUDIT

18 Klaten Perda No. 11 Tahun 2011 32,451.00 - 32,451.00 32,800.00

19 Sragen Perda No. 11 Tahun 2011 41,082.00 - 41,082.00 48,583.00

20 Rembang Perda No. 14 Tahun 2011 37,339.00 1,804.00 39,143.00 40,305.00

21 Sukoharjo Perda No. 14 Tahun 2011 23,742.00 - 23,742.00 24,185.00

22 Blora Perda No. 18 Tahun 2011 58,414.00 - 58,414.00 71,175.00

23 Kendal Perda No. 20 Tahun 2011 22,666.00 - 22,666.00 No. 13 Tahun 2013 22,666.00 26,177.00

24 Purworejo Perda No. 27 Tahun 2011 30,092.00 - 30,092.00 29,794.00

25 Grobogan Perda No. 7 Tahun 2012 71,948.00 - 71,948.00 90,929.00

26 Tegal Perda No. 10 Tahun 2012 41,296.00 - 41,296.00 39,815.00

27 Kudus Perda No. 16 Tahun 2012 25,334.00 531.00 25,865.00 22,197.00

28 Kebumen Perda No. 23 Tahun 2012 44,986.00 - 44,986.00 42,119.00

29 Karanganyar Perda No. 1 Tahun 2013 23,618.00 - 23,618.00 26,790.00

30 Kota Salatiga Perda No. 4 Tahun 2011 274.00 - 274.00 631.00

31 Kota Semarang Perda No. 14 Tahun 2011 3,056.00 - 3,056.00 3,281.00

32 Kota Pekalongan Perda No. 30 Tahun 2011 737.00 308.00 1,045.00 788.00

33 Kota Surakarta Perda No. 1 Tahun 2012 111.00 - 111.00 182.00

34 Kota Magelang Perda No. 4 Tahun 2012 120.00 - 120.00 213.00

35 Kota Tegal Perda No. 4 Tahun 2012 1,060.00 - 1,060.00 753.00

Lanjutan…

B. PERBANDINGAN LUAS LAHAN SAWAH

PROVINSI JAWA TENGAH

No PROV/KAB/KOTA

LUAS PENGGUNAAN LAHAN (BPS, 2010)

AUDIT SAWAH VERIFIKASI SAWAH LUAS LP2B USULAN KP2B

Lahan Sawah/ Wet Land

Lahan BukanSawah/Dry Land

(Kementan, 2010) BIG, 2017 (ANGKA SEMENTARA)

Perda RTRW Prov 6/2010

RTRW Kab/Kota

RAPERDA RTRW PROV

RAPERDA RTRW KAB/KOTA

JAWA TENGAH 991,744 2,262,908 1,101,850 1,068,054 1,022,570 969,847 1,025,000 1,022,571

1 Cilacap 63,318 150,533 65,507 65,470 65,051 65,050 64,000 65,051 2 Banyumas 32,367 100,392 30,647 30,724 36,616 36,616 36,000 35,200

3 Purbalingga 20,737 57,028 18,274 19,606 22,792 22,616 23,000 22,792 4 Banjarnegara 14,663 92,331 12,095 16,395 12,147 14,664 20,000 12,147 5 Kebumen 39,768 88,506 42,119 43,809 44,986 44,986 40,000 42,986 6 Purworejo 30,060 73,422 29,794 29,793 30,092 30,092 30,000 30,092 7 Wonosobo 17,174 81,294 19,001 19,429 16,358 16,358 22,000 16,358 8 Magelang 37,220 71,353 36,800 31,526 42,070 42,070 45,000 39,720 9 Boyolali 22,920 78,587 36,777 30,192 16,245 20,000 25,000 16,245

10 Klaten 33,398 32,158 32,800 32,005 40,773 32,451 32,000 35,930 11 Sukoharjo 21,256 25,410 24,185 21,554 23,743 23,742 23,500 22,890 12 Wonogiri 32,231 150,006 49,696 46,046 17,377 - 30,000 31,300 13 Karanganyar 22,133 55,087 26,790 21,854 23,619 23,618 25,000 23,619 14 Sragen 39,763 54,886 48,583 5,071 41,082 41,082 42,000 41,082

selisih 2.429 ha

selisih 52.724 ha

selisih 33.796 ha

No PROV/KAB/KOTA

LUAS PENGGUNAAN LAHAN (BPS, 2010)

AUDIT SAWAH VERIFIKASI

SAWAH LP2B USULAN KP2B

Lahan Sawah/ Wet Land

Lahan Bukan Sawah/Dry Land

(Kementan, 2010) BIG, 2017 (ANGKA SEMENTARA)

Perda RTRW Prov 6/2010

RTRW Kab/Kota

RAPERDA RTRW PROV

RAPERDA RTRW KAB/KOTA

JAWA TENGAH 991,744 2,262,908 1,101,850 1,068,054 1,222,570 969,847 1,025,000 1,022,571

15 Grobogan 64,790 132,795 90,929 92,001 71,949 71,948 73,000 71,949 16 Blora 46,790 132,870 71,175 69,296 58,404 58,414 53,000 60,000 17 Rembang 29,172 72,238 40,305 39,495 37,320 37,399 33,000 41,862 18 Pati 59,329 89,791 69,026 58,412 58,918 59,332 58,000 58,918 19 Kudus 20,691 21,826 22,197 19,395 25,334 25,334 20,000 21,337 20 Jepara 26,576 73,840 26,726 26,307 23,063 - 24,000 23,063 21 Demak 50,893 38,850 60,207 59,705 58,892 49,841 50,000 58,892 22 Semarang 24,410 70,276 23,911 22,344 22,896 22,896 26,000 22,896 23 Temanggung 20,619 66,404 17,013 16,885 20,709 19,171 22,000 20,709 24 Kendal 26,218 74,009 26,177 24,350 222,667 22,666 25,000 22,667 25 Batang 22,480 56,415 19,384 18,384 25,946 27,514 26,000 20,488 26 Pekalongan 24,950 58,663 23,131 22,211 24,195 24,195 24,000 24,195 27 Pemalang 37,632 63,558 32,110 35,129 30,299 30,299 34,000 30,299 28 Tegal 40,287 47,683 39,815 40,094 41,296 41,296 36,000 42,149 29 Brebes 62,700 103,073 60,828 65,082 62,999 60,634 60,000 62,999 30 Kota Magelang 211 1,601 213 168 207 120 - 108 31 Kota Surakarta 103 4,300 182 69 111 111 - -32 Kota Salatiga 765 4,531 631 676 479 479 400 479 33 Kota Semarang 3,965 33,402 3,281 3,058 1,353 3,056 2,000 2,800 34 Kota Pekalongan 1,260 3,236 788 893 1,522 737 600 737 35 Kota Tegal 895 2,554 753 626 1,060 1,060 500 612

Lanjutan…

*Jepara: Penetapan LP2B belum masuk dalam Perda RTRW, namun telah ditetapkan dalam Keputusan Bupati Jepara

No. 521.5/271 Tahun 2017

C. SIMULASI KEBUTUHAN PENETAPAN LP2B PROVINSI JAWA TENGAH

(Berdasarkan Kebutuhan Pangan)

Asumsi Produksi, Produktivitas, IP tetap dan TIDAK alih fungsi

KonsumsiJumlah Penduduk (2015) : 33.774.140 jiwa

Konsumsi beras/kapita/tahun : 114 kg beras

Total Konsumsi 2015 : 3.850.251,96 ton beras

Laju Pertumbuhan Penduduk : 0,81 %

Proyeksi jumlah penduduk tahun 2030 : 38.118.738 jiwa

Proyeksi Kebutuhan Beras tahun 2030 : 4.345.536,77 ton beras

Produksi Luas Lahan Sawah (Audit Lahan, 2013) : 1.101.850 ha

Produktivitas : 5.91 ton / ha

Produksi GKG : 6.511.939,41 ton

Produksi Beras (62.74%) : 4.085.590,79 ton beras

Ketersediaan Beras Tahun 2030Proyeksi Produksi (asumsi tidak alih fungsi) : 4.085.590,79 ton

Proyeksi Neraca : -259.945,41 ton

DEFISIT

LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS DALAM UPAYA PERLINDUNGAN LP2B SECARA KONKRIT

DI PROVINSI JAWA TENGAH

✓ Terdapat Lahan Bukan Sawah/Lahan Kering seluas 2.262.908 ha

(BPS, 2010)

1. Konsolidasi LP2B dari Lahan Cadangan

secara KONKRIT

✓ Terdapat LCP2B seluas 40.553 ha pada Perda RTRW yang telah

ditetapkan pada 6 Kab/Kota

3.

2. Agar dipetakan bantuan pemerintah (APBN, APBD, DAK) untuk

mencari potensi lahan yang dirancang sebagai lahan

pengganti dari lahan yang terkena dampak alih fungsi (Proyek

Strategis Nasional)

Lanjutan....

4. Revisi RTRW tidak menjadi alat Alih Fungsi atau pemutihan,

yang dianggap sebagai black design alih fungsi

3. Pemberian Insentif LP2B yang sesuai dengan kebutuhan (baik

dalam proses penetapan, bantuan kepada petani, dll)

Kepala Dinas Pertanian

Provinsi dan Kab/Kota

Siapa yang mengusulkan

Penetapan KP2B dan LP2B?

Kepala Dinas yang

menyelenggarakan

tata ruang

PP No.1 tahun 2011, Pasal 14-16; Pasal 25-26

DitujukanKepada

IV. PROSES PENETAPAN LP2B

Usulan penetapan lahan

instansi terkait

kepala SKPD yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

penataan ruang wilayah kabupaten/kota

disampaikan oleh Kepala Dinas kabupaten/kota kepada

untuk dikoordinasikan dengan Usulan penetapan lahan yang

telah dikoordinasikan

Kepala Dinas kab/kota

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan kabupaten/kota dalam rencana rinci tata ruang

wilayah kabupaten/kotaDalam hal rencana rinci belum

ada dapat ditetapkan dalamPerda RTRW

Mengusulkan kepada

disampaikan kembali oleh kepala SKPD yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang penataan ruang wilayah kab/kota kepada

Bupati/Walikota

untuk ditetapkan menjadi

DIAGRAM ALIR PENETAPAN LP2B

TERKAIT KAWASAN PERUNTUKAN PERTANIAN:

a) Yang digambarkan pada peta rencana pola ruang adalah kawasan

peruntukan pertanian

b) KP2B dapat digambarkan dengan arsiran di atas peta pola ruang atau

sebagai peta tersendiri

c) Luasan KP2B disebutkan pada pasal dalam Raperda RTRW

d) Apabila terdapat perubahan rencana kawasan peruntukan

pertanian,maka perlu ditunjukkan/dibuktikan bahwa perubahan tersebut

bukan pemutihan.

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN TERKAIT

PENGAJUAN PERMOHONAN PERSUB

I. PENGATURAN DALAM BATANG TUBUH

Pengaturan LP2B dalam RTRW dimuat secara utuh, pada:

1) Pengaturan dalam Kebijakan dan Strategi➢ Dalam penetapan Tujuan Penataan Ruang Daerah, jika berbasis pertanian, maka ditambahkan dalam

Kebijakan dan Strategi meliputi pengendalian alih fungsi lahan pertanian dan penetapan LP2B, dan

jika terdapat potensi pertanian cukup luas, maka ditambahkan dukungan Kebijakan dan Strategi

terhadap pertanian tanaman pangan dan pertanian lainnya sesuai potensi Kabupaten tersebut.

2) Pengaturan dalam Rencana Struktur Ruang➢ Agar dicantumkan Pusat Kegiatan pada Kawasan Perdesaan

3) Pengaturan dalam Rencana Pola Ruang➢ Pada Kawasan Budidaya agar dicantumkan:

a) Kawasan Peruntukkan Pertanian, meliputi: tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan

peternakan

b) KP2B

→agar dicantumkan penetapan LP2B dengan luasan minimal seluas lahan sawah eksisting dan

LCP2B, dilengkapi dengan peta spasial dan sebarannya.

MASUKAN MUATAN SUBSTANSI DALAM RTRW

(ASPEK PERTANIAN)

Lanjutan…

4) Pengaturan Penetapan Kawasan Strategis➢ Dalam penetapan Kawasan Strategis Kabupaten agar mencantumkan KP2B sebagai kawasan

strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu kawasan strategis pertanian tanaman

pangan berkelanjutan

➢ Dengan demikian, dapat segera ditindaklanjuti dengan penyusunan RDTR KP2B, sehingga

ketentuan yang diatur menjadi lebih detil termasuk peta dengan skala 1:5000 dapat disajikan.

5) Pengaturan dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang➢ Ketentuan umum Peraturan Zonasi pada kawasan peruntukkan pertanian tanaman pangan dan

pertanian lainnya

II. DUKUNGAN DATA SPASIAL

Dalam penetapan KP2B, LP2B dan/atau LCP2B dalam Batang Tubuh RTRW,

maka JUGA harus didukung dengan data spasial, sehingga bersifat operasional.

CONTOH KRONOLOGIS PENGUSULAN KP2B DALAM REVIEW PERDA RTRW

PROVINSI YOGYAKARTA (2017 - 2018)

Luas Audit sawah 2012:71.868,43 ha

1

Rencana KP2B di draft revisi

RTRW Prov. semula:

51.770,17 ha

Kementan merekomendasikan agar

penetapan KP2B mencakup luas

sawah eksisting, audit sawah 2012

dan cetak sawah baru

Berdasar analisis spasial dan potensi

yang tersedia, Distan Prov

mengusulkan perubahan luas KP2B

menjadi 128.381,5 ha

Atas pertimbangan tata

ruang, terakhir Dinas

Pertanahan dan Tata

Ruang Prov. mengusulkan

luas KP2B menjadi

104.905,8 ha.

2

3

4

5

Pengawalan 414 Kab/Kota yang akan merevisi RTRW untuk

menetapkan LP2B dengan didukung data spasial

Mendorong agar sawah eksisting ditetapkan sebagai LP2B

Penyusunan Perpres Percepatan Penetapan Sawah Berkelanjutan dan

Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah

UPAYA PERCEPATAN PENETAPAN LP2B

Dinas Provinsi dan Kab/Kota berkoordinasi dalam menginventarisasi

luasan dan sebaran LP2B dan segera mengusulkan kepada Dinas yang

menangani Tata Ruang

UPAYA PERCEPATAN PENETAPAN LP2BOLEH PEMERINTAH PUSAT

1. Surat Menteri Pertanian kepada Bupati/Walikota tanggal 28 April 2014tentang Penetapan LP2B dalam Perda RTRW Kab/Kota

2. Surat Menteri Pertanian kepada Bupati tanggal 13 September 2016 tentangPermohonan Tindak Lanjut Hasil Perluasan Areal Sawah Baru denganmencatatkan ke BPS dan ditetapkan pada sebagai luasan LP2B

3. Surat Dirjen PSP kepada Bupati tanggal 11 Oktober 2016 tentang PenetapanLP2B dalam Perda RTRW dilengkapi dengan data spasial 1 : 5.000

4. Surat Pimpinan KPK kepada Menteri Pertanian tanggal 20 Desember 2016tentang Program bantuan pertanian dengan memprioritaskan pemberianbantuan kepada petani/pemiik lahan yang telah di LP2B-kan

5. Surat Dirjen PSP kepada Kepala Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota tanggal 13Januari 2017 menindaklanjuti surat Pimpinan KPK

6. Surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur tanggal 17 April 2017tentang Percepatan Penetapan K/LP2B

SURAT-SURAT TERKAIT LP2B

Lanjutan…..

Lanjutan…..

DAFTAR PROYEK STRATEGIS NASIONAL DI PROVINSI JAWA TENGAHPP NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PP NO. 3 TAHUN 2016

TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL

No. PROYEK STRATEGIS NASIONAL LOKASI

A. Proyek Pembangunan Infrastruktur Jalan Tol

17. Jalan Tol Pejagan- Pemalang (57,5km) Provinsi Jawa Tengah

18. Jalan Tol Pemalang- Batang (39,2km) Provinsi Jawa Tengah

19. Jalan Tol Batang- Semarang (75km) Provinsi Jawa Tengah

20. Jalan Tol Semarang- Solo (72,6km) Provinsi Jawa Tengah

51. Jalan Tol Yogyakarta - Solo (40,5km) Provinsi Jawa Tengah

52. Jalan Tol Semarang- Demak (24,0km) Provinsi JawaTengah

C. Proyek Pembangunan Prasarana dan Sarana Kereta Api Antar Kota

81.Double Track Jawa Selatan Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

DIY, Jawa Timur

89. Kereta Api Jakarta- Surabaya Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur

D. Proyek Pembangunan Prasarana dan Sarana Kereta Api Dalam Kota

97. Kereta Api Akses Bandara Adi Sumarno Provinsi Jawa Tengah, DIY

Lanjutan.....

G. Proyek Bandar Udara Strategis Lainnya

105. Pengembangan Bandara Ahmad Yani, Provinsi Jawa Tengah

Semarang

J. Program Pembangunan Kilang Minyak

121. Upgrading Kilang-Kilang Eksisting Provinsi Jawa Tengah, DIY

(RDMP)

K. Proyek Pipa Gas/Terminal LPG

122. Pembangunan Jaringan Gas Bumi Beberapa provinsi di Pulau Sumatera, Pulau untuk Rumah

Tangga Kalimantan, dan Pulau Jawa

L. Proyek Infrastruktur Energi Asal Sampah

130. Energi asal sampah kota-kota besar Provinsi DKI Jakarta, Banten,

(Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

Surakarta, Denpasar, Makassar) Bali, Sulawesi Selatan

M. Proyek Penyediaan Air Minum

131. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)Provinsi Jawa Tengah

Semarang Barat

138. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)Provinsi Jawa Tengah

Regional WasusokasSurabaya,

Q. Proyek Bendungan dan Jaringan Irigasi

149. BendunganGondang Provinsi Jawa Tengah

150. Bendungan Pidekso Provinsi Jawa Tengah

165. Bendungan Logung Provinsi Jawa Tengah

178. Bendungan Bener Provinsi Jawa Tengah

190. Bendungan Randugunting Provinsi Jawa Tengah

T. Pembangunan Kawasan Industri Prioritas/Kawasan Ekonomi Khusus

229. Kawasan Industri Kendal Provinsi Jawa Tengah

U. Pariwisata

238. Percepatan infrastruktur transportasi, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi DKI Jakarta,

listrik, dan air bersih untuk 10 kawasan Provinsi Banten, Provinsi Jawa Timur,

strategis pariwisata nasional (KSPN) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Nusa

Prioritas Danau Toba, Pulau Seribu, Tenggara Timur, Provinsi Maluku Utara,

Tanjung Lesung dan 7 kawasan lainnya Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi Jawa

Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi

Bangka Belitung

.

Lanjutan.....

PERCEPATAN PENETAPAN LP2B DANLANGKAH-LANGKAH STRATEGIS TINDAK LANJUT PELAKSANAAN

PROYEK STRATEGIS NASIONAL (PSN)

Dalam rangka mendorong terlaksana penetapan K/LP2B dan meresponpelaksanaan PSN, maka Kebijakan Kementerian Pertanian terhadap pelaksanaan248 PSN di 33 Provinsi adalah :

a. Kementerian Pertanian mendukung PSN dengan syarat pembangunan tanpaalih fungsi lahan ke non pertanian

b. Merujuk PP Nomor 13 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang WilayahNasional (RTRWN) pasal 66 ayat (2) bahwa menetapkan sawah paling sedikitseluas 7.741.000 Ha sebagai LP2B Nasional

c. Mendorong Dinas Pertanian Kab/Kota selaku perpanjangan tanganKementerian Pertanian segera melakukan kajian teknis mengenai dampakPSN bersama instansi terkait dan mengambil langkah-langkah strategispenyelamatan lahan-lahan pertanian khususnya sawah.

Lanjutan...

e. Mendorong Pemerintah Daerah untuk segera menyusun peta spasial LP2B secara detil dengan skala 1 : 10.000 atau 1 : 5.000

f. Bagi daerah yang belum menetapkan LP2B nya dalam Perda RTRW nya maka segera menetapkan LP2B dalam review RTRW Kab/Kota

g. Pemerintah daerah harus mengalokasikan bantuan program bagi petani yang lahannya ditetapkan sebagai LP2B

h. Melakukan kajian untuk mencari lahan pengganti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

VI. PENUTUP

Penyediaan Pangan wajib hukumnya bagi semua daerah baik yang mempunyai

potensi besar untuk pertanian pangan maupun yang kurang potensial

Ketersediaan lahan yang sesuai sangat berpengaruh dalam

mewujudkan ketahanan pangan

Lahan Pertanian Pangan yang sudah ada harus dilindungi

dan perlu perluasan lahan tanaman pangan

Meningkatkan kesadaran publik tentang kewajiban

UU 41/2009 untuk melindungi LP2B dengan sanksinya

Memasukkan LPPB secara eksplisit dalam Tata Ruang Wilayah Propinsi,

Kabupaten Kota dengan mempertahankan lahan sawah YANG ADA

secara maksimal

36 36