RAPAT KOORDINASI NASIONAL (RAKORNAS) BIDANG … 1 - Isu-isu Strategis Bidang... · BIDANG KUMKM...
Transcript of RAPAT KOORDINASI NASIONAL (RAKORNAS) BIDANG … 1 - Isu-isu Strategis Bidang... · BIDANG KUMKM...
1
RAPAT KOORDINASI NASIONAL (RAKORNAS)
BIDANG KUMKM TAHUN 2019
KOMISI
KELEMBAGAAN DAN PENGAWASAN KOPERASI UKM
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia
Pangkal Pinang, 2 s/d 4 Mei 2019
ISU STRATEGIS
BIDANG PENGUATAN KELEMBAGAAN
ADVOKASI OPD DAN GERAKAN KOPERASI
PENYEMPURNAAN, HARMONISASI REGULASI DAN TINDAKLANJUT PENERAPAN OSS UNTUK KOPERASI
I.
II.
A. KRONOLOGI PEMBAHASAN RUU PERKOPERASIAN
1. Tanggal 26 Juli 2016, Presiden menyampaikan RUU Koperasimelalui surat nomor R-48/Pres/07/2016 kepada DPR RI :
Presiden menunjuk Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Hukum dan HAM, danMenteri Keuangan untuk bersama-sama maupun sendiri-sendiri mewakili Presidendalam Pembahasan RUU Perkoperasian.
2. Tanggal 26 Juli 2016 , Sekretariat Negara menyampaikansurat Nomor: B-651/M.Sesneg/D-1/HK.00.02/07/2016 :
pemberitahuan bahwa Presiden menunjuk Menteri Koperasi dan UKM, MenteriHukum dan HAM, dan Menteri Keuangan terkait pembahasan RUU Perkoperasian.Serta menyampaikan arahan Presiden bahwa setiap usulan perubahan dari DPRterhadap substansi atau hal krusial yang sulit diatasi maka harus dilaporkankepada Presiden.
I. ADVOKASI OPD DAN GERAKAN KOPERASI
3. Tanggal 23 Agustus 2016, Menteri Koperasi dan UKM menyampaikan surat nomor :
37/M.KUKM/VII/2016 kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat:
Menteri Koperasi dan UKM menugaskan Sekretaris Kementerian, Deputi Bidang
Kelembagaan, Deputi Bidang Pembiayaan, dan Deputi Pengawasan dalam rangka
pembahasan DIM RUU tentang Perkoperasian.
Kementerian Koperasi dan UKM telah melakukan pertemuan beberapa kali dengan
Tenaga Ahli Komisi VI DPR RI dalam rangka menyamakan persepsi, memberikan
pemahaman substansi dan dasar pemikiran RUU Perkoperasian yang akan dituangkan
dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM).
Sebagaimana tahapan dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang, telah dilakukan
Raker antara Menteri Koperasi dan UKM, pembahasan tingkat Panja dan saat ini telah
masuk dalam pembahasan di tingkat Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi.
Dalam Pertemuan antara Sekretaris Jenderal DPR dengan Para Sekretaris
Jenderal/Sekretaris Kementerian dan Sestama di Kementerian dan Lembaga, di
sampaikan bahwa RUU Perkoperasian di upayakan selesai sebelum masa tugas anggota
DPR ini selesai.
1. Sampai saat ini RUU Perkoperasian masih dibahas bersama
dengan Komisi VI DPR RI
2. DPR RI menargetkan RUU Perkoperasian dapat selesai
dibahas sebelum DPR 2014-2019 berakhir
B. ANTISIPASI PENYUSUNAN DAN HARMONISASI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT RUU
1. pendirian Koperasi, pengesahan Anggaran Dasar, perubahan Anggaran Dasar
(perlu disesuaikan dengan kebijakan mengenai online single submission dalam PP
Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik);
2. pengumuman dan pembubaran Koperasi (DPR menginginkan agar pengumuman
dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Risiko yang ditanggung anggota
koperasi yang melakukan pembubaran perlu disesuaikan dengan pengaturan
terkait modal);
3. bab tentang permodalan (Pemerintah telah menyiapkan rumusan baru tentang
modal koperasi);
4. pengaturan penjaminan (Panja telah menyetujui bahwa diperlukan sistem
penjaminan bagi simpanan anggota pada koperasi yang melaksanakan kegiatan
usaha simpan pinjam. Pemerintah akan mengajukan penambahan rumusan
mengenai penjaminan atas pinjaman/pembiayaan);
5. pengaturan kegiatan usaha (Panja telah membahas dan menyetujui rumusan
kegiatan usaha namun rumusan tersebut belum selaras dengan peraturan
perundang-undangan lain. Oleh karena itu Pemerintah akan mengajukan rumusan
ulang);
PENDING MATTERS
6. pengaturan tentang Koperasi Syariah (Pemerintah telah membahas dan
merumuskannya bersama Tenaga Ahli FPKS namun rumusan tersebut
belum dibahas oleh Panja);
7. pemberian izin yang dilakukan oleh Menteri/Bupati/Wali Kota
(disesuaikan dengan kebijakan online single submission);
8. pengaturan tentang penggabungan, peleburan, pemekaran/split off dan
pemisahan/spin off Koperasi (Panja telah menyetujui substansi
penggabungan dan peleburan. Untuk spin off dan split off perlu dibuat
rumusannya);
9. penambahan pengaturan mengenai pendidikan perkoperasian,
pengembangan kelembagaan dan usaha dalam Bab Pemberdayaan;
10. gerakan Koperasi (menunggu hasil konsultasi di internal DPR).
Paska dikeluarkannya Undang-undang tentang Perkoperasian yang baru,
maka perlu disiapkan Anggaran dan Kegiatan Sosialisasi Undang-undang
tentang Perkoperasian oleh :
1. Kementerian Koperasi dan UKM;
2. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membidangi Koperasi dan UKM.
Sosialisasi dilakukan kepada Gerakan Koperasi, Pejabat Pembina Koperasi
dan Masyakarat
C. ANTISIPASI SOSIALISASI RUU KOPERASI
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm
1. Pada dasarnya Kebijakan Percepatan Pelaksanaan Berusaha (Perpres No.
91/2017) dilakukan dengan:
a. Mempercepat pelayanan perizinan berusaha melalui penerapan Sistem
Pelayanan Perizinan Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single
Submission/OSS).
b. Memberikan fasilitas sistem checklist (hutang perizinan) di kawasan-
kawasan ekonomi.
c. Menerapkan sistem data sharing.
2. Untuk menjaga efektivitas dan kepastian pelaksanaan berusaha dibentuk
satgas-satgas (leading sector dan pendukung) di K/L, Provinsi,
Kabupaten/Kota.
3. Untuk mendukung kemudahan pelaksanaan berusaha dilakukan reformasi
regulasi.
4. Semua pelayanan perizinan berusaha hanya dilakukan melalui PTSP (BKPM,
DPM-PTSP Provinsi, dan DPM-PTSP Kabupaten/Kota), sehingga kewenangan
yang belum ada atau belum didelegasikan kepada PTSP, tetap hanya diurus
lewat PTSP yang dikawal dan dibantu penyelesaiannya oleh Satgas (K/L,
Provinsi, Kabupaten/Kota).
A. KONSEPSI KEBIJAKAN
9
II. PENYEMPURNAAN HARMONISASI REGULASI DAN
TINDAK LANJUT PENERAPAN OSS
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm
1. Pada tanggal 21 Juni 2018 telah terbit Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (PP Nomor 24/2018), disebutkan bahwa
pelaku perusahaan non perseorangan dalam hal ini Koperasi setelah melakukan pendaftaran melalui
pengisian data harus memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Selain NIB Koperasi sebagai perusahaan
non perseorangan juga dapat mengajukan penerbitan Izin Usaha dan penerbitan Izin Komersial atau
Operasional.
2. Sesuai dengan amanat Pasal 88 ayat (1) PP 24 tahun 2018 tersebut perlu dilakukan penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria perizinan usaha simpan pinjam koperasi. Pada tanggal 9
Agustus 2018 Menteri Koperasi dan UKM menerbitkan Peraturan Menteri KUKM Nomor 11 Tahun
2018 tentang Perizinan Usaha Simpan Pinjam Koperasi. Sebagai implementasi dari Peraturan-
peraturan tersebut kami telah mengeluarkan surat edaran Deputi Bidang Kelembagaan yang ditujukan
kepada Dinas yang membidangi Koperasi Provinsi/Kab/Kota, yaitu:
a) Nomor 02/Dep.I/I/2019 tanggal 31 Januari 2019 tentang Administrasi Izin Usaha Simpan Pinjam
dan Izin Operasional Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas.
b) Nomor 08/Dep.I/III/2019 tanggal 22 Maret 2019 tentang Izin Pembukaan Kantor Cabang, Cabang
Pembantu dan Kantor Kas.
KONSEPSI KEBIJAKAN
10
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm
PP 24 Tahun 2018
1. Perijinan : (Di buat NSPK)
- Simpan Pinjam : Peraturan Menteri Koperasi
No. 11 Tahun 2018
- IUMK : Peraturan Menteri Koperasi
Koperasi No. 02 Tahun 2019 tentang Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elekronik bagi
Usaha Mikro dan Kecil
2. Pengesahan : Dikeluarkan oleh KUMHAM
- Peraturan Menteri Hukum dan HAM (Sudah
selesai dibahas).
11
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm
PP Nomor 24 Tahun 2018, mengatur ketentuan mengenai:
a. Jenis Perizinan, Pemohon Perizinan, dan Penerbit Perizinan
b. Mekanisme Pelaksanaan Perizinan: Pengaturan kembali fungsi K/L/P
c. Reformasi Perizinan: menghapus, menggabungkan, menyederhanakan,
mengelompokan bentuk dan jenis perizinan dalam bentuk daftar
perizinan (postif list)
d. OSS: Kelembagaan, Sistem, dan Pendanaan.
e. Insentif Atau Disinsentif Pelaksanaan Perizinan Melalui OSS.
f. Penyelesaian Permasalahan dan Hambatan Perizinan Melalui OSS.
g. Pengenaan Sanksi.
PP No. 24 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh
Koperasi Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Eletronik (OSS)
Pasal 4
12
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm
Pengelompokan Jenis Perizinan Berusaha :
Pasal 5
IZIN USAHA
Izin Komersial atauOperasional
Seluruh perizinan berusaha yang diatur dalam peraturan perundang-undangan sektor, dikelompokan
sebagai Izin Usaha atau Izin Komersial atau Operasional.
13
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm
Pengelompokan Jenis Perizinan Berusaha :
Pasal 6 Siapa Pemohon Perizinan Berusaha:
• Pelaku Usaha Perseorangan.
• Pelaku Usaha Non Perseorangan:
• Perseroan Terbatas;
• Perusahaan Umum;
• Perusahaan Umum Daerah;
• Badan Hukum Lainnya Yang Dimiliki Oleh Negara;
• Badan Layanan Umum;
• Lembaga Penyiaran;
• Badan Usaha Yang Didirikan Oleh Yayasan;
• Koperasi;
• Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap);
• Persekutuan Firma (Venootschap Onder Firma); Dan
• Persekutuan Perdata
14
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm
Pasal 14
(1) Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf h merupakan koperasi
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang perkoperasian yang telah disahkan
oleh Pemerintah Pusat.
(2) Pengesahan koperasi oleh Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pengesahan akta pendirian koperasi, perubahan anggaran dasar koperasi, serta
pembubaran koperasi oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang hukum.
(3) Ketentuan mengenai pengesahan koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dalam peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang hukum.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Eletronik
15
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm
Permen Koperasi dan UKM No. 11 tahun 2018 tentang
Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi;
1. Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission yang selanjutnya
disingkat OSS adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama
menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota kepada Pelaku Usaha melalui sistem
elektronik yang terintegrasi.
2. Izin Usaha adalah izin yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, gubernur,
atau bupati/wali kota setelah koperasi melakukan pendaftaran dan untuk memulai usaha dan/atau
kegiatan sampai sebelum pelaksanaan operasional dengan memenuhi persyaratan dan/atau
Komitmen.
3. Izin Operasional adalah izin yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri,
gubernur, atau bupati/wali kota setelah koperasi mendapatkan Izin Usaha dan untuk melakukan
kegiatan operasional dengan memenuhi persyaratan dan/atau Komitmen.
4. Komitmen adalah pernyataan koperasi untuk memenuhi persyaratan Izin Usaha dan/atau Izin
Operasional.
5. Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIB adalah identitas koperasi yang diterbitkan oleh
Lembaga OSS setelah melakukan Pendaftaran.
16
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm 17
PROSES BISNIS DAN IZIN USAHA SIMPAN PINJAM MELALUI OSS
INPU
TO
UT
PU
T
02
01 03
5 Menit
Koperasi
yang
Melaksanaka
n Usaha
Simpan
Pinjam
dan
Telah
Disahkan
Badan
Hukumnya
Monitoring
PENDAFTARAN
Login untuk akses
ke OSS dan
mengisi data
tambahan al.
No.SK
Pengesahan
untuk
pendaftaran
berusaha
LEGALISASI
PENDAFTARAN
1. Penerbitan NIB,
2. Izin Usaha (Blm
Efektif)
04
IZIN
USAHA
Penerbitan Izin
Usaha Simpan
Pinjam Koperasi
KOMITMEN
KEPATUHANMenyetujui untuk
pemenuhan
Persyaratan Izin Usaha
Simpan Pinjam
Diajukan ke :
Kementerian KUKM
Dinaskop Prov
Dinaskop Kab/Kota
Notifikasi Persetujuan
atau Penolakan
Maks.30 Hari
Persyaratan Izin Usaha Simpan Pinjam :
1. Bukti Setoran Modal sendiri berupa rekening tabungan atas nama
Koperasi,pada bank umum untuk KSP dan bank syariah untuk KSPPS;
2. Bukti setoran modal yang ditempatkan koperasi pada USP/USPPS berupa
rekening tabungan atas nama koperasi yang disediakan oleh Koperasi
kepada USP/USPPS Koperasi,pada bank umum untuk USP dan bank syariah
untuk USPPS
3. Rencana Kerja 3 (tiga) Tahun
4. Administrasi dan pembukuan usaha
5. Nama dan riwayat hidup pengurus, pengawas dan calon pengelola
6. Memiliki kantor dan sarana kerja
7. Dewan Pengawas Syariah dengan rekomendasi DSN-MUI atau MUI
Provinsi/Kabupaten/Kota setempat bagi KSPPS dan USPPS Koperasi
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm 18
a. Bukti setoran modal sendiri berupa rekening tabungan atas nama Koperasi, pada bank umum
untuk KSP dan bank syariah untuk KSPPS;
b. Bukti setoran modal yang ditempatkan koperasi pada USP/USPPS berupa rekening tabungan
atas nama koperasi yang disediakan oleh Koperasi kepada USP/USPPS Koperasi, pada bank
umum untuk USP dan bank syariah untuk USPPS;
c. Rencana kerja selama 3 (tiga) tahun yang menjelaskan mengenai rencana permodalan, rencana
kegiatan usaha, serta rencana bidang organisasi dan sumber daya manusia;
d. Administrasi dan pembukuan usaha simpan pinjam pada KSP atau USP/USPPS Koperasi yang
dikelola secara khusus dan terpisah dari pembukuan koperasinya;
e. Nama dan riwayat hidup pengurus, pengawas dan calon pengelola;
f. Memiliki kantor dan sarana kerja; dan
g. Memiliki Dewan Pengawas Syariah dengan rekomendasi DSN-MUI atau MUI
Provinsi/Kabupaten/Kota setempat atau memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan DPS dari DSN
MUI bagi KSPPS dan USPPS Koperasi
PERSYARATAN IZIN USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm 19
Modal Sendiri Izin Usaha Simpan Pinjam
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm 20
PROSES BISNIS DAN DOKUMEN IZIN KANTOR CABANG USAHA SIMPAN PINJAM MELALUI SISTEM OSSIN
PU
TO
UT
PU
T
02
01 03
5 Menit
Nomor Akta
Pengesahan
Koperasi
Monitoring
PENDAFTARAN
Login untuk akses
ke OSS dan
mengisi data
tambahan untuk
pendaftaran
berusaha
LEGALISASI
PENDAFTARAN
Penerbitan NIB,
Izin Operasional
(Blum efektif)
04
IZIN KOMERSIAL/
OPERASIONAL
Penerbitan Izin :
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Pembantu
Kantor Kas
KOMITMEN
KEPATUHANMenyetujui untuk
pemenuhan Persyaratan
Izin Pembukaan Kantor
Cabang, Cabang
Pembantu dan Kas
Diajukan ke :
Kementerian Kop
Dinaskop Prov
Dinaskop Kab/Kota
Notifikasi Persetujuan
atau Penolakan
Maks.30 Hari
Persyaratan Izin Kantor Cabang Usaha Simpan Pinjam :
1. Fotocopy Surat Izin Usaha yang telah melaksanakan kegiatan simpan
pinjam paling sedikit 2 (dua) tahun
2. Sertifikat kesehatan koperasi dengan predikat paling rendah “cukup
sehat” pada 1 (satu) tahun terakhir
3. Bukti keanggotaan paling sedikit 20 (dua puluh) orang di daerah yang
akan dibuka Jaringan Pelayanannya
4. Bukti Setoran Modal minimal sebesar Rp15.000.000,00 (lima belas juta
rupiah)
5. laporan keuangan koperasi yang bersangkutan dalam 2 (dua) tahun
terakhir
6. Rekomendasi persetujuan pembukaan Kantor Cabang dari
Bupati/Walikota setempat
7. Rencana Kerja 1 (satu) Tahun
8. Nama dan riwayat hidup calon pimpinan dan nama calon karyawan
Kantor Cabang
9. sertifikat kompetensi calon kepala cabang
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm 21
CONTOH NIB & IZIN USAHA SIMPAN PINJAM MELALUI SISTEM OSS
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm
B. KENDALA DAN HAMBATAN
1. Sesuai dengan Pasal 98 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 menyatakan bahwa jika
Menteri, pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/wali kota wajib menyelesaikan hambatan dan
permasalahan dibidangnya dalam pelaksanaan perizinan berusaha melalui sistem OSS sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Bahwa sesuai dengan Pasal 98 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 disebutkan
dalam hal peraturan perundang-undangan belum mengatur atau tidak jelas mengatur kewenangan
untuk penyelesaian hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan sistem OSS, menteri, pimpinan
lembaga, gubernur, dan bupati/wali kota berwenang untuk menetapkan keputusan dan/atau
melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka penyelesaian hambatan dan permasalahan
dimaksud sepanjang sesuai dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik
3. Bahwa sesuai dengan Pasal 10 ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor 30 tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan disebutkan bahwa Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB)
harus berasaskan “pelayanan yang baik” yaitu asas yang memberikan pelayanan yang tepat waktu,
prosedur dan biaya yang jelas, sesuai dengan standar pelayanan, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
22
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm
C. PERBAIKAN
Sesuai dengan amanat Pasal 88 ayat (1) PP 24 tahun 2018 perlu dilakukan penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria perizinan usaha simpan pinjam koperasi. Pada
tanggal 9 Agustus 2018 Menteri Koperasi dan UKM menerbitkan Peraturan Menteri
KUKM Nomor 11 Tahun 2018 tentang Perizinan Usaha Simpan Pinjam Koperasi.
Sebagai implementasi dari Peraturan-peraturan tersebut telah dikeluarkan Surat
Edaran Deputi Bidang Kelembagaan yang ditujukan kepada Dinas yang membidangi
Koperasi Provinsi/Kab/Kota, yaitu:
1. Nomor 02/Dep.I/I/2019 tanggal 31 Januari 2019 tentang Administrasi Izin Usaha
Simpan Pinjam dan Izin Operasional Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan
Kantor Kas.
2. Nomor 08/Dep.I/III/2019 tanggal 22 Maret 2019 tentang Izin Pembukaan Kantor
Cabang, Cabang Pembantu dan Kantor Kas.
23
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm
D. HARMONISASI
1. Dalam upaya untuk melakukan de-regulasi di Kementerian Koperasi dan
UKM, telah dilakukan review terhadap peraturan-peraturan di Lingkungan
KUKM.
2. Dalam rencana pembentukan Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum
(JDIH), telah di lakukan inventarisasi terhadap produk perundang-
undangan di kementerian KUKM;
3. Kementerian Koperasi dan UKM bersama dengan Kemenko Ekuin,
Kementerian Hukum dan HAM, setneg dan Bappenas, telah melakukan
evaluasi produk per-uu-an yang menghambat investasi dan kemudahan
perizinan;
4. Sebagaimana ketentuan permenkumham No. 23 Tahun 2018, dalam
penyusunan Peraturan Menteri dan Lembaga, perlu dilakukan
pengharmonisasian;
24
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm 25
E. PROSEDUR
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm
ods.depkop.go.idOne Single Submission
(OSS)
Ijin Usaha
Koperasi
Koperasi
Baru/PAD
Sistem
Administrasi
Badan Hukum
12
3
45
6
NOTARIS
26
F. KONEKTIVITAS OSS DAN ODS
www.kemenkopukm.go.id @kemenkopukm 27
G. SOSIALISASI KEPADA KOPERASI DAN MASYARAKAT
Masih banyaknya masyarakat dan Gerakan Koperasi serta Notaris
Pembuat Akta Koperasi (NPAK) yang belum memahami Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (PP Nomor 24/2018),
sehingga terjadi kesulitan dalam pengurusan Izin Usaha dan/atau
Izin Komersial atau Operasional.
Untuk memberikan pemahaman dalam proses pengurusan Izin
Usaha dan/atau Izin Komersial atau Operasional, maka sangat
diperlukan sosialisasi kepada masyarakat dan Gerakan Koperasi
serta Notaris Pembuat Akta Koperasi (NPAK);
Sosialisasi dilakukan melalui Media Elektronik, Media Masa dan
Media Sosial serta Bimbingan Teknis.