Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

39
BAB 13 DOMBA LAIN YANG AKAN DIBAWA KE DALAM KANDANG ALLAH Yesus pernah berkata “ Ada lagi pada-Ku domba – domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba – domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku.” Setelah mendengarkan perkataan Yesus ini banyak sebagian orang menafsirkan bahwa arti kata domba – domba lain adalah orang yang berada diluar gereja atau orang yang tidak percaya akan Yesus sedangan yang dimaksud dengan “ harus Kutuntun juga “ menggambarkan bahwa Yesus juga akan memberikan keselamatan bagi dia. Jadi karya keselamatan ini ditujukan bagi semua umat manusia baik yang percaya maupun yang tidak percaya kepada Yesus. Sebagai orang kristiani kita akan merasa bahwa pernyataan ini merupakan sesuatu penafsiran yang salah, karena berdasarkan alkitab inti dari seorang umat manusia jika ingin mendapat karya keselamatan Kristus maka ia harus percaya kepada Tuhan. Sebagai contoh, dalam alkitab kata – kata percaya (pisteuo) muncul sebanyak Sembilan puluh delapan kali dalam injil Yohanes. Penafsiran dari perkataan Yesus yang sebenarnya terdapat dalam kalimat “mereka akan mendengarkan-Ku,” dimana perkataan ini ingin mengatakan bahwa orang yang tidak percaya akan Yesus atau orang yang berada di luar gereja nantinya juga akan mendengarkan dan menanggapi inijil dan mereka akan berubah menjadi orang yang percaya akan Yesus, karena melalui kematian-Nya Yesus akan membawa “domba lain“ yang berarti orang non-Yahudi atau orang yang tidak percaya masuk kedalam kandang yang berarti kawanan orang Yahudi. Penafsiran ini tersirat dalam injil Yohanes yang mengatakan bahwa Yesus adalah sang Juruselamat seluruh dunia sehingga Ia akan menyelamatkan siapapun

description

sip

Transcript of Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

Page 1: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

BAB 13

DOMBA LAIN YANG AKAN DIBAWA KE DALAM KANDANG ALLAH

Yesus pernah berkata “ Ada lagi pada-Ku domba – domba lain, yang bukan dari kandang

ini; domba – domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku.” Setelah

mendengarkan perkataan Yesus ini banyak sebagian orang menafsirkan bahwa arti kata domba –

domba lain adalah orang yang berada diluar gereja atau orang yang tidak percaya akan Yesus

sedangan yang dimaksud dengan “ harus Kutuntun juga “ menggambarkan bahwa Yesus juga akan

memberikan keselamatan bagi dia. Jadi karya keselamatan ini ditujukan bagi semua umat manusia

baik yang percaya maupun yang tidak percaya kepada Yesus.

Sebagai orang kristiani kita akan merasa bahwa pernyataan ini merupakan sesuatu

penafsiran yang salah, karena berdasarkan alkitab inti dari seorang umat manusia jika ingin

mendapat karya keselamatan Kristus maka ia harus percaya kepada Tuhan. Sebagai contoh, dalam

alkitab kata – kata percaya (pisteuo) muncul sebanyak Sembilan puluh delapan kali dalam injil

Yohanes. Penafsiran dari perkataan Yesus yang sebenarnya terdapat dalam kalimat “mereka akan

mendengarkan-Ku,” dimana perkataan ini ingin mengatakan bahwa orang yang tidak percaya akan

Yesus atau orang yang berada di luar gereja nantinya juga akan mendengarkan dan menanggapi

inijil dan mereka akan berubah menjadi orang yang percaya akan Yesus, karena melalui kematian-

Nya Yesus akan membawa “domba lain“ yang berarti orang non-Yahudi atau orang yang tidak

percaya masuk kedalam kandang yang berarti kawanan orang Yahudi. Penafsiran ini tersirat dalam

injil Yohanes yang mengatakan bahwa Yesus adalah sang Juruselamat seluruh dunia sehingga Ia

akan menyelamatkan siapapun dan hasilnya ialah umat manusia baru “di dalam Kristus.” Paulus

membandingkan antara umat manusia baru dan lama dalam injil Roma 5:10-20 dan 1Korintus

15:20-22 yang mengatakan bahwa mereka yang ada di dalam Adam mengalami akibat dosa karena

Adam, sedangkan mereka yang berada dalam Kristus mengalami akibat tindakan penyelamatan

Yesus.

Terdapat sebuah doktrin yang mengatakan bahwa seluruh umat manusia berada dalam

Kristus sehingga barang siapapun umat manusia yang menolak dan tidak percaya akan injil ia akan

tetap mendapatkan keselamatan. Ada seorang theology pada abad dua puluh bernama Barth dimana

ia memiliki pendapat yang sangat berpengaruh terhadap dunia theologis. Dia sangat menekankan

keberdosaan yang dimiliki manusia serta ketidak mampuanya untuk menyelamatkan diri sendiri dan

juga Barth mengungkapkan bahwa karya Kristus cukup untuk menyelamatkan kita dari ketidak

mampuan kita untuk menyelamatkan diri sendiri. Karena selama ini pandangan liberalisme yang

menekankan usaha dan kemampuan manusia telah mendominasi maka, dengan pendapat Barth yang

Page 2: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

bersifat objektif dan sepenuhnya berbeda dengan pandangan liberalisme menyebabkan adanya

sedikit nafas baru dalam dunia theologis.

Barth menekankan pendapatnya bahwa Kristus telah memenuhi segala sesuatunya dalam

mencapai pembenaran kita sehingga response dan jawaban manusia untuk menerima pembenaran

itu ditekankan oleh Bart sangatlah tidak berguna. Pada kajian atas Roma 5 dikatakan bahwa dengan

darahnya Kristus telah membawa manusia pada kebenaran dan dengan kematian-Nya pula Dia telah

mendamaikan kita dengan Allah tanpa ada keterkaitan dengan jawaban dari manusia. Selain itu

Barth juga menekankan bahwa melalu kematian-Nya Kristus telah menanggung hukuman atas dosa

kita sehingga Ia tidak dapat mengetahui kemurkaan Allah. Hasil dari perbuatan Kristus itu

menyingkirkan segala kemurkaan Allah sehingga menyebabkan orang yang tidak percaya akan

terus mencari ketidakmungkinan yang objektif serta ketidak percayaan tersebut tidak dapat

mengembalikan perlakuan jahat serta kemurkaan Allah yang telah disingkarkan Kristus melalui

kematianNya.

Malalui pemikiran ini dapat disimpulkan sebuah pemikiran yang bersifat universalisme

dimana semua manusia baik yang percaya maupun tidak, pasti akan mendapat keselamatan namun,

bagi orang yang tidak percaya ia tidak dapat merasakan keselamatan yang selalu hadir dalam

kehidupannya sehari–hari dan oleh karena itu melalui penginjilan kita dapat menyampaikan kepada

mereka yang tidak percaya bahwa mereka telah diselamatkan dan telah mendapat karunia

keselamatan dalam segala aktivitasnya. Ada juga pandangan lain mengenai bahwa pandangan

universalisme menyatakan bahwa nantinya orang yang tidak percaya akan bertobat di neraka,

sehingga semua umat manusia akan mendapat keselamatan.

Beberapa teologi lain seperti Karl Rahner, Hans Kung, Raimundo Panikkar yang memiliki

pemikiran seperti Barth ternyata telah menyatakan pendapatnya lebih jauh dengan menganggap

bahwa sakramen – sakramen dari agama lain dapat digunakan sebagai jalan keselamatan seperti

praktik sedekah dalam agama Budha namun Rahner berpendapat bahwa jika seseorang

diselamatkan dari sakramen – sakramen agama lain maka dia disebut sebagai Kristen anonym.

Selain Rahner, Kung juga menyatakan bahwa keselamatan yang berasal dari agama lain disebut

sebagai jalan keselamatan “biasa“ sedangkan keselamatan yang berasal dari kekristenan merupakan

jalan “khusus“ menuju keselamatan. Dalam hal inilah orang Kristen menyatakan bahwa untuk

mendapatkan keselamatan maka orang harus percaya terhadap Kristus karena Kristuslah satu–

satunya jalan keselamatan (Kis 4:12) serta berserulah kepada Tuhan maka ia akan diselamatkan

(Kis 2:21; Rm 10:13).

Mengapa Iman Begitu Penting bagi Keselamatan

Page 3: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

Di dalam alkitab dikatakan bahwa “berseru kepada naman Tuhan” sama dengan beriman

dengan Kristus. Kita ketahui bahwa Kristus adalah sang juru selamat dan Paulus pun menyatakan

bahwa “Sebab karena kasi karunia kamu diselamatkan oleh Iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi

pemberian Allah” (Ef 2:8) tapi apakah tidak terdengar aneh bahwa hanya dengan menyebut nama

Allah maka umat manusia akan diselamatkan dari kebinasaan. Paulus berkata bahwa “tetapi

pemberian Allah” jadi keselamat itu adalah anugerah yang diberikan Kristus bagi kita yang telah

menjalankan Iman. Iman bukan sekedar menyebut nama Yesus melainkan Iman adalah syarat

utama dari jawaban Allah bagi keadaan manusia yang sedang jatuh dalam dosa.

Inti Dosa Adalah Ketidakpercayaan

Setelah Adam dan Hawa diciptakan mereka merasa puas, puas dalam hubungannya dengan

alam sekitarnya, degan Allah maupun dengan sesamanya (Kej 2:7-25). Sebelum Adam dan Hawa

bertemu dengan ular mereka merasa sangat memuliakan Allah sebagai pencipta dan mereka akan

memenuhi tujuan penciptaan mereka sebagai balasan akan kebaikan Allah namun, setelah

mendengar perkataan yang diberikan oleh ular maka Adam dan Hawa merasa bahwa mereka

hanyalaha alat yang digunakan oleh Allah untuk memenuhi kepentinganNya sendiri dan Ia tidak

peduli terhadap kepentingan dan kesejahteraan Adam dan Hawa. Setelah mereka jatuh dalam

perkataan yang disampaikan oleh ular tersebut maka mereka mulai mempertanyakan kebaikan

Allah dan setelah mendengar bujukan dari ular bahwa jika mereka memakan buah yang diberitahu

oleh ular tersebut maka mereka akan menjadi sama seperti Allah. Karena bujukan serta rasa benci

terhadap Allah maka ketika melihat buah tersebut Hawa merasa buah itu tampaklah sedap dan lezat

serta memberikan pengertian untuk bisa menjadi seperti Allah maka dimakanlah buah tersebut oleh

Adam dan Hawa (Kej 3:6).

Salah satu daya tarik dari buah tersebut adalah memberikan pengeatahuan untuk dapat

membedakan yang baik dan yang jahat hingga mereka dapat menjadi sama seperti Allah. Karena

pengetahuan yang diberikan dari buah tersebut maka pohon tersebut disebut sebagai pohon

pengetahuan yang baik dan jahat. Ekspresi dari “mengetahui yang baik dan yang jahat” menurut

Daniel Fuller adalah menjadi semakin dewasa, tidak tergantung dengan siapapun serta dapat berdiri

sendiri tanpa bantuan siapapun. Hal ini memang sesuatu yang baik namun bagi hubungan manusia

dengan Allah karena jika kita ingin tidak bergantung dengan Allah karena kita percaya kita dapat

memenuhi segala keperluan kita tanpa Allah maka kita akan jatuh dalam dosa. Oleh karena itu inti

dari manusia jatuh dalam dosa yaitu karena manusia tidak memberikan kepercayaan penuh kepada

Allah karena mereka (Adam dan Hawa) ingin hidup tanpa berhasil tanpa pertolongan Allah.

Page 4: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

Keinginan hidup tanpa pertolongan Allah sebenarnya merupakan suatu gambaran yang salah

karena gambaran tersebut merupakan ketidak percayaan kita akan Kristus serta Yesus

mendefinisikan dosa sebagai ketidakpercayaan. Dalam Ibrani 3:12 dikatakan bahwa “berhati –

hatilah supaya diantara kamu tidak terdapat orang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya akan

Allah karena ia murtad dari Allah yang hidup” dan ketika ia murtad dari Allah yang hidup maka ia

secara tidak langsung akan berpaling dari Allah untuk jatuh ke dalam dosa. Paulus dalam pasal

pertama Surat Roma menjadikan “kefasikan” sebagai alasan mengapa manusia berada murka Allah.

Dalam pasal 18 dikatakan bahwa “Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan” dan

pada pasal 21 “kefasikan adalah kegagalan untuk memuliakan dan bersyukur kepada Allah”. Hal ini

sam dengan ketidakpercayaan Adam dan Hawa sehingga Paulus menyatakan bahwa bentuk dari

ketidakpercayaan adalah perbuatan yang tidak baik seperti menyembah berhala dan karena rasa

tidak percaya tersebut maka Allah menyerahkan mereka pada pikiran – pikiran yang terkutuk.

Lawan Dari Dosa Adalah Percaya

Karena inti dari dosa adalah ketidak percayaan manusia terhadap Allah maka salah satu

lawan dari dosa adalah percaya. Dengan percaya kepada Allah atas segala hidup kita dan

mempercayakan keselamatan dan pemeliharaan diri kita kepada Allah maka secara tidak langsung

kita tidak hanya memperoleh anugerah tetapi kita juga telah membalikkan proses yang

menyebabkan manusia perlu diselamatkan. Iman bukan hanya dengan menyerukan nama Allah

namun juga iman adalah suatu sikap sadar diri akan segala kobodohan kita untuk menyelamatkan

diri sendiri dan mulai menyerahkan segala hidup kita, keselamatan kita serta arah tujuan hidup kita

kepada Dia. Paulus berkata “Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka tidak hidup

untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan dibangkitkan untuk mereka” (2Kor

5:15).

Tantangan Misi Terhadap Komitmen

Yohanes 10:16 mengatakan bahwa dengan kematian Kristus maka dapat dimungkinkan

adanya domba baru yang masuk kedalam kawanan domba lama, dengan gereja sebagai pengantara

mereka masuk. Seorang teolog bernama William Barclay megomentari bahwa “impian Kristus

bergantung kepada kita, karena kita yang menytukan dunia menjadi satu kawanan dan Kristus

menjadi gembalanya”.

Pada Yohanes 20:21 dikatakan bahwa “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga

sekarang Aku mengutus kamu”. Berdasarkan ayat tersebut dikatakan bahwa jika Yesus

Page 5: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

membutuhkan kita sebagai penggenap atas misiNya, maka kita harus menggenapinya dengan cara

Yesus dimana cara tersebut sangat dituntut komitmen yang tinggi hingga komitmen tersebut

mengarah kepada kematian. Kolose 1:24-25 mengatakan bahwa sekarang aku boleh bersukacita

karena aku boleh menderita atas kamu dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada

penderitaan Kristus, untuk tubuhNya yaitu jemaat. Dan aku telah menjadi jemaat sesuai dengan

tugas yang telah Tuhan percayakan padaku.

Umat gereja kristiani di barat sering kali tidak dapat menjalankan misi yang diberikan

Tuhan karena komitmen yang harus mereka tanggung. Seringkali penolakan akan komitmen

tersebut berakibat terhadap perpecahan dan perlawanan terhadap lingkungan sekitarnya. Jika hal ini

tidak segera diubah maka ditakutkan gereja di barat tidak lagi dapat mengirimkan misionaris –

misionaris yang baru. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan tetap bertekun

dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi panggilannya meskipun hal tersebut akan terasa

sangat berat. Jika kita tidak dapat bertahan di tempat kita sendiri maka kita juga tidak dapat

bertahan di tempat lain, karena di tempat lain akan memiliki tantangan yang semakin berat.

Masalah komitmen ini diperburuk juga dengan sifat prgmatisme pada zaman sekarang

dimana semua orang dalam melakukan sesuatu membutuhkan hasil yang efisien serta membutuhkan

segala sesuatu yang dapat dengan cepat membawakan hasil. Hal inilah yang menyebabkan

banyaknya penginjilan zaman sekarang berpola pada sebuah seminar dan pelatihan – pelatihan yang

hasilnya dapat dengan segera diukur. Jika hal tersebut berhasil, maka penginjilan dapat terus

berlanjuta namun jika menghadapi kegagalan, maka pelayanan tersebut akan ditinggalkan dan

merasa dirinya telah gagal. Sebagian besar pahlawan gereja dalam menginjilkan firman Tuhan

diterpa masalah – masalah yang besar secara bertubi – tubi namun apa yang telah mereka lakukan

bukan menunjukkan suatu kekecewaan, menderita, merasa gagal ataupun frustasi. Hasil yang

mereka dapatkan pun tidak semata – mata dapat langsung diukur secara cepat namun membutuhkan

waktu bertahun – tahun untuk dapat mengetahui hasil dari penginjilan yang mereka lakukan.

Salib Adalah Penyetara Yang Agung

Diawal kita telah membahas tentang domba lain yang masuk kedalam kandang domba

Kristus dimana nantinya kita akan menjadi satu namun tetap Kristus sebagai gembala yang

memimpin kita sebagai penggembalanya. Zaman dahulu bangsa Yahudi menganggap dirinya

sebagai bangsa yang superior karena bangsa mereka merupakan bangsa pilihan Tuhan dan untuk

masuk kedalam kelompok agama Yahudi, maka mereka harus menjadi warga yahudi sepenuhnya.

Kristus menghilangkan kebiasaan itu dengan kematiannya. Sama seperti zaman Yunani – romawi,

dimana status social merupakan taraf untuk mengukur suatu derajat seseorang dalam memberikan

Page 6: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

sebuah perlakuan dan penilaian. Namun hal ini tidak berlaku dalam kehidupan gereja mula – mula,

karena pada gereja mula – mula tembok pemisah tersebut telah dihancurkan oleh Kristus sehingga

status social, jenis kelamin wanita dan laki – laki, status ekonomi bukanlah sebuah penghalang

seseorang untuk bersama – sama berdoa kepada Tuhan.

Pada zaman sekarang banyak sekali muncul kelompok – kelompok gereja dikarenakan

pemahaman serta perbedaan bahasa dan budaya yang berbeda- beda. Hal tersebut bolehlah terjadi

namun jangan sampai perbedaan tersebut menciptakan pandangan dalam membedakan status social

dan pendidikan setiap umat. Zaman dahulu seorang wanita harus berdoa dengan segala kerendahan

hatinya karena telah diciptakan sebagai wanita namun, Paulus berkata bahwa tidak ada laki – laki

maupun perempuan karena mereka semua adalah sama.

Kesatuan gereja ini sangat jelas memberikan pengaruh terhadap masyarakat disekitarnya

namun juga menimbulkan banyak perlawanan – perlawanan terjadap gereja. Yesus pernah berkata

“supaya mereka menjadi satu, sama seperti Aku dalam Bapa dan Bapa dalam Aku, aku di dalam

engkau agar mereka juga di dalam Kita, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu,

bahwa engkaulah yang mengutus Aku dan bahwa Engkau yang mengasihi mereka, sama engkau

mengasihi Aku”. Kemampuan Kristus dalam menghancurkan tembok pemisah ini yang Ia gunakan

sebagai salah satu aspek penting dari supremasiNya.

Bagaimana Kristus Menghancurkan Tembok Pemisah Manusia

Ada beberapa cara yang digunakan salib untuk dapat menghancurkan tembok pemisah

diantara manusia.

1. Tidak ada satupun umat manusia yang diselamatkan Rm 3:10 “Tidak ada yang

benar, seorangpun tidak”. Dimata Tuhan semua manusia berdosa tidak

mempedulikan jabatan maupun status social orang tersebut. Ada sebuah ilustrasi

yang diambil dari sebuah novel berjudul “ In His Steps” dimana pada novel ini ingin

menceritakan sesorang yang sangat kaya dan sombong bernama Rollin Page.

Meskipun ia adalah seorang yang kaya namun atas kehendak Roh Kudus pada

sebuah persekutuan ia menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan berlutut bersama

seorang pemabuk miskin hingga menjadikannya setara dengan pemabuk tersebut.

Salib telah menghancurkan kesombongan semu kita dan menjadi dasar bagi identitas

baru kita yang mulia.

2. Cara salib menghancurkan tembok pemisah yang lain adalah berkumpul bersama,

duduk bersama menjadikan semuanya setara dalam persekutuan kudus melalui darah

Kristus.

Page 7: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

Catatan Mengerikan Tentang Gereja Masa Kini

Setelah kita mendengar cara salib menghancurkan tembok pemisah di antara manusia kita

merasah bahwa hal tersebut merupakan suatu perubahan besar dalam gereja. Namun hal tersebut

hanyalah bentuk gereja Kristen pada masa lalu dimana akhir – akhir ini pewartaan injil tidak

segencar dan sehebat gereja zaman dulu dimana baru – baru ini banyak kaum injil yang bersalah

karena tidak mengajarkan hal seperti itu kembali. Selain pengajaran yang sudah mulai berkurang

permasalahan lain yang muncul dalam kehidupan gereja sekarang adalah status social serta

prasangka – prasangka dari lingkungan luar yang menganggap suatu agama memiliki status yang

lebih tinggi. Prasangka – prasangka tersebut biasa timbul dari suatu rasa tau etnis dimana

sebenarnya prasangka tersebut sangatlah tidak penting di mata Allah. Banyak hal – hal yang

menyebabkan kehidupan gereja Kristen menjadi identic dengan adanya tembok penghalang antar

manusia, terutama dalam hal ekonomi. Pada zaman sekarang untuk mendorong orang yang miskin

ataupun tidak memiliki jabatan tinggi menjadi peserta aktif dalam sebuah kegiatan gereja sangatlah

susah, oleh karena itu persekutuan sebuah gereja terasa memiliki pembatas dalam setiap umatnya.

Berbeda pada zaman dahulu dimana pada gereja mula – mula serta gereja pada abad kedelapan

belas latar belakang dari setiap pengkotbahnya berasal dari status yang berbeda – beda mulai dari

seorang yang terpandang hingga seorang yang miskin.

Banyak yang harus kita lakukan dalam menghadapi permasalahan – permasalahan

dalam gereja menyangkut status setiap umat. Dalam arti sebenarnya jika kita memahami status

dihadapan Kristus bukan status secara duniawi maka kita akan secara tidak langsung akan

menganggap semua orang adalah sama namun jika kita kehilangan identitas kita di depan Kristus

maka kita akan melakukan apapun untuk mendapatkan status yang lebih penting daripada orang

lain.

Sikap Kita Terhadap Orang – orang Non-Kristen

Seringkali ketika kita merasakan kebaikan, rahmat dan anugerah Kristus kita akan merasa

bahwa orang lain perlu diselamatkan. Hal tersebut merupakan hal yang salah dimana kita hanyalah

manusia biasa yang diselamatkan oleh Allah dan bagi Allah semua manusia baik non Kristen

maupun Kristen merupakan suatu yang sama sehingga kita juga manusia berdosa sama seperti

orang lain. Paulus pernah berkata “tidak ada orang Yunani tidak ada orang Yahudi, tidak ada hamba

tau orang merdeka, tidak ada laki – laki ataupun perempuan, kita semua sama di mata Kristus. Oleh

Page 8: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

karena itu mari kita berdia agar kita membuka diri terhadap karya Roh dalam hidup kita sehingga

Dia bisa meyainkan identitas didepan Kristus.

REFLEKSI :

Sering kita menganggap diri kita paling benar, diri kita paling baik, diri kita melebihi orang

lain dan apapun yang dapat membuat diri kita seakan tidak setara dengan orang lain. Saya

merupakan orang yang sangat memperhatikan sebuah status, dimana saya selalu mengharapkan

pertemanan dan lingkungan yang lebih baik antara bergumul dengan orang kaya maupun orang

pintar. Pemilihan lingkungan yang sangat spesifik ini menjadikan saya seorang yang terkesan

sombong dan susah berkomunikasi dengan lingkungan baru. Terkesan awalnya menyenangkan

karena dapat memiliki lingkungan yang terjamin namun ternyata kelebihan itulah yang menyelimuti

kerapuhan dari lingkungan tersebut. Bertindak egois, tidak mau kalah dan saling menjatuhkan

merupakan sebuah pelajaran bagi saya namun, dibalik pelajaran itu saya terus bertanya, apa

kehendak Tuhan atas diri saya ?. Setelah membaca

BAB 14

SALIB DAN MASALAH PENDERITAAN

Ketika sang penulis sedang bercakap – cakap dengan orang non-kristen maka peratanyaan

yang sering muncul adalah bagaiman kita bisa mendamaikan seluruh penderitaan yang ada di dunia

dengan keberadaan Allah yang dikatakan baik dan mahakuasa. Hal ini merupakan pergumulan –

pergumulan tersering dalam Alkitab.

Jawaban Dari Agama Lain

Beberapa agama menyatakan tentang pendapatnya masing – masing dalam menanggapi

pernyataan ini.

1. Agama Buddha atau Buddhisme

Dasar dari Buddhisme adalah Empat Kebenaran Mulia:

Agama Buddha mendefinisikan penderitaan sebagai kesia-siaan, frustasi yang

tertera dalam Alkitab dan menganggap bahwa penderitaan atau dukka pasti

akan dimiliki oleh seluruh keberadaan. (Kebenaran Mulia Pertama)

Penderitaan disebabkan oleh tanha. (Kebenaran Mulia Kedua)

Page 9: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

Penderitaa merupakan suatu karma atas perbuatan yang jelek di masa lalu

dan hal tersebut dapat hilang ketika keinginan sirna di Nirwana. (Kebenaran

Mulia Ketiga).

Terdapat delapan cara atau manga untuk menghilangkan keinginan.

(Kebenaran Mulia Keempat).

2. Agama Hindu atau Hinduisme

Agama Hindu memiliki kepercayaan yang sama dengan Buddha dimana

penderitaan merupakan kumpulan dari karma yang dilakukan pada masa lalu. Dalam

agama Hindu dipercaya bahwa segala hal yang baik dan jahat merupakan suatu

kesatuan peristiwa secara keseluruhan dikarenakan mereka memiliki kepercayaan

animistis dalam praktek keagamaanya. Karena kepercayaan inilah yang membuat

mereka tidak perlu mendamaikan kejahatan dan kebaikan karena hal tersebut telah

ditentukan oleh dewa – dewa yang mereka sembah. Terdapat dua dewa dalam agama

Hindu dan Buddha dimana dewa yang satu berperan dalam segala tindakan baik dan

dewa yang satu berperan dalam tindakan jahat sehingga semua itu sudah menjadi

satu kesatuan yang mutlak.

3. Zoroastrianisme (agama Persia kuno)

Menurut Zoroastrianisme yang memiliki kepercayaan dualisme menyatakan

bahwa terdapat dua dewa yang berperan yaitu Ahura Mazda atau Dewa bijak dan

Roh Perusak yang sifatnya kejam. Menurut agama ini kebaikan dan kejahatan yang

terjadi tergantung dari dewa mana yang sedang berkuasa.

4. Agama Islam

Agama Islam memiliki kepercayaan seperti agama Kristen dimana segala pencobaan

merupakan rencana Allah untuk menguatkan iman kita dan segala penderitaan

merupakan hukuman atas kebersalahan kita. Agama Islam pun mempercayai akan

adanya setan. Setan pun berperan dalam hal ini karena mereka menganggap setan lah

alat yang digunakan oleh Allah dalam menguji ketekunan kita. Namun, Islam tidak

menganggap bahwa Allah harus menjawab apa yang sedang terjadi karena Islam

mempercayai predestinasi dimana jika Allah sudah merencanakannya maka

terjadilah. Nama Islam itu sendiri memiliki arti “berserah pada Allah”. Orang

muslim memiliki militansi yang tinggi dalam pembelaan agamanya namun, ketika

mereka jatuh dalam penderitaan mereka akan berserah pada Allah mereka dimana

kata Insha’llah “jika Allah berkehendak”.

Alkitab Dan Masalah Penderitaan

Page 10: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

Penyebab Kejahatan dan Penderitaan

Seringkali kita ingin agar Alkitab menjawab secara filosofis mengenai

penyebab kejahatan dan penderitaan yang terjadi namun Alkitab lebih menjawab hal

tersebut secara praktis. Meskipun Alkitab tidak menjawab secara filosofis, namun

Alkitab memandang kejahatan dan penderitaan sebagai dua hal yang berbeda.

Alkitab memandang kejahatan sebagai suatu akibat atau hasil dari murka

Allah terhadap kesalahan – kesalahan yang diperbuat oleh Adam dan Hawa pada

masa lampau. Awal mulanya Allah menciptakan semuanya baik, namun ketika

perbuatan merusak Adam dan Hawa muncul, maka disaat itulah Allah mengutuk

semua ciptaanya yang ada di bumi dengan mendatangkan penyakit serta kematian ke

bumi. Paulus dalam Rm 8:20 menyatakan tentang keadaan ciptaan setelaj jatuh

dalam kesia-siaan. Kesia-siaan ini memiliki arti yang sama dengan dukka dalam

ajaran Buddha.

Setelah membahas tentang arti kejahatan berdasarkan alkitab maka sekarang

Alkitab akan menyampaikan arti dari kata pebderitaan. Penderitaan di dunia ini bisa

dapat berasal dari dosa yang telah manusia buat. Jika kita melihat kembali arti kata

penderitaan menurut agama Buddha yaitu adalah sebuah karma dimana penderitaan

merupakan kumpulan hal – hal negative pada zaman dulu. Yesus sangat menentang

akan adanya karma. Terdapat sebuah cerita menegenai seorang buta yang ditemui

oleh Yesus. Yesus sangat menentang terhadap pemikiran bahwa orang yang ia temui

mengalami buta dikarenakan akibat dari orang lain ataupun orang tuanya. Yesus

berkata orang ini buta supaya pekerjaan – pekerjaan Allah dinyatakan dalam dia

(Yoh 9:3).

Pukulan Telak Kristus Terhadap Penyebab Kejahatan dan Penderitaan

Tindakan Allah dan Orang Kristen Melawan Kejahatan

Walaupun kita ketahui bahwa sebuah kejahatan yang kita alami merupakan

kutukan ataupun hukuman dari Allah, namun Allah tetap dengan penuh belas kasih

membantu kita untuk melawan kejahatan tersebut. Dengan kita melihat Allah

berjuang melawan kejahatan, apakah kita bisa diam tanpa melakukan hal yang

serupa dengan Allah. Menurut Alkitab, pengajaran umat Kristiani sangat ditekankan

Page 11: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

terhadap solidaritas umat manusia dikarenakan kita semua adalah umat ciptaan

Tuhan dan oleh karenai itu setiap satu dari kita mengalami penderitaan, maka kita

semua juga harus menanggungnya berbeda halnya dengan pengajaran agama Buddha

dan Hindu yang menganut kepercayaan karma.

Pernah terjadi sebuah peristiwa di Sri Lanka dimana kaum Sinhala

menyerang kaum Tamil atas rasa balas dendam. Penyerangan dilakukan hingga

menghasilkan banyak korban terbunuh, ketakutan serta tuna wisma. Uskup Sinhala,

Lakshman Wickremasinghe pada waktu peperangan sedang menjalani operasi

jantung di Inggris namun, ketika ia kembali khotbah pertamanya ia mengatakan

bahwa “kita telah membunuh……”, dia menggunakan kita meskipun ia tidak berada

di Sri Lanka waktu pertempuran terjadi.

Rasa solidaritas tersebut yang memunculkan rasa sukarela umat kristiani

untuk saling menolong dan membantu. Penderitaan tersebut bukanlah suatu yang

muncul karena hasil karma, melainkan penderitaan itu ada karena kita yang memilih

dan karena kita sudah memilihnya maka kita harus menjalaninya bersama.

Pengajaran tentang solidaritas tertera pada injil Mat 16:23-24 dikatakan bahwa

“barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya”. Orang

Kristen telah menonjolkan diri dalam pengorbanan dalam kuasa melayani manusia.

Bukti kebenaran sebuah system pemikiran adalah cara system pemikiran tersebut

mempengaruhi hidup pengikutnya.

Kekalahan Akhir dari Kejahatan

Salib sebagai Simbol Kedaulatan Allah atas Kejahatan

Perspektif Alkitab

Para rasul melihat kematian kristus sebagai suatu kedaulatan Allah atas

penderitaan. Disaat pertama kali mereka mengabarkan injil terjadi banyak sekali

pertentangan namun, mereka mengatasi semuanya itu dengan berdoa. Doa yang

mereka lakukan semata – mata menyatakan kedaulatan Allah atas kuasa kejahatan.

Banyak orang menganggap bahwa kematian Kristus merupakan suatu kekalahan.

Allah tidak ingin menyatakan kematian tersebut sebagai suatu kekalahan melainkan

Allah ingin mengubahnya menjadi suatu kemenangan yang mulia.

Page 12: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

Kematian Yesus ini bukanlah semata – mata kematian yang mengakhiri

segalanya melainkan kematian ini adalah titik awal dari segalanya. Yesus

menyajikan kematiannya sebagai perinsip bahwa penderitaan datang sebelum

kemuliaan dan kematian akan datang mendahului kehidupan. Umat kristiani pada

zaman sekarang melihat kematian Krsitus sebagai suatu kebangkitan dan kenaikan.

Paulus pernah menyatakan bahwa Ketika Dia turun sebagai manusia Ia telah

merendahkan dirinya dan taat hingga mati di kayu salib, oleh karen itu Allah sangat

meninggikanNya dan mengaruniakanNya nama di atas segala nama (Flp 2:8-9).

Setelah membaca pernytaan ini maka kita akan menyadari ternyata Allah turut

bekerja membawakan kebahagiaan bagi mereka yang percaya dan merasa terpanggil.

Pembentukan Karakter

Setelah mengetahui apa itu kebaikan dan kejahatan, mengetahui segala hal

yang berkaitan dengan itu semua, hingga mengetahui maksud dan tujuan Allah akan

itu semua kita dapat menarik kesimpulan tentang pembentukan karakter. Seorang

tokoh bernama Martin Luther menyatakan bahwa “cobaan yang saya alami telah

menjadi guru bagi sayan untuk memahami Allah” oleh karena itu cobaan serta ujian

– ujian yang diberikan oleh Allah bukan hanya semata – mata kutukan melainkan

sebuah didikan bagi manusia.

Kedaulatan dan Penyebab Ultimat Kejahatan

Kebanyakan orang secara berlebihan dalam spekulasi penyebab kejahatan.

Kebanyakan orang berpikir bahwa Allah menggunakan kejahatan sebagai alat untuk

menonjolkan kebaikan. Seorang Bapa Gereja bernama Irenaeus menggambarkan

hidup sebagai wdah pembentukan jiwa. Kejahatan – kejahatan yang ada merupakan

alat untuk merubah manusia menjadi dewasa karena kita bukan dilahirkan sempurna

melainkan kita dilahirkan untuk menjadi lebih sempurna.

Terdapat dua tokoh yang memberikan sebuah pernyataan yaitu Agustinus dan

Oliver Barclay. Agustinus menyatakan bahwa Allah memilih memunculkan

kebaikan yang berasal dari kejahatan dibandingkan tidak ada kejahatan satupun.

Namun muncullah pertanyaan yang menyatakan bahwa Allah bisa menciptakan

semuanya baik tanpa perlu timbul adanya kejahatan ?. Oliver Barclay menyatakan

bahwa kita sebagai umat Kristiani hanya perlu memiliki iman untuk percaya akan

Page 13: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

setiap keputusan – keputusan yang dibuat oleh Allah karena kita percaya Allah pasti

akan memberikan yang terbaik.

Beberapa orang berpendapat bahwa tidak mungkin jika Allah menciptakan

ciptaan yang memiliki kebebasan, mereka semua akan memilih hal yang bermoral

baik. Gordon Lewis mengatakan bahwa “bahkan kemahakuasaan itu sendiri tidak

bisa menciptakan keberadaan bermoral tanpa kemungkinan ketidaktaatan

sebagaimana halnya ketaatan. Kemahakuasaan dapat melakukan apapun namun tidak

dapat melakukan ketiadaan yang kontradiktif”. Tidak ada jawaban pasti akan

maksud munculnya kejahatan namun kita sebagai umat Kristiani harus percaya

bahwa kedaulatan Allah dalam kejahatan akan dinyatakan dalam kekekalan. Suatu

hari eksistensi kejahatan akan dirubah menjadi suatu yang baik.

Orang Kristen Merspon dengan Kesabaran

Kita mengetahui Allah berdaulat atas kejahatan dan Allah akan

mendatangkan kebaikan dari segala penderitaan yang telah kita alami oleh karena

itu, orang Kristen harus bersikap sabar dalam menghadapi penderitaan. Kesabaran

yang dimaksud dalam Alkitab bukanlah kesabaran yang keras kepala (tidak mau

menyerah meski keadaan apapun) dan bukan juga kesabaran yang dilakukan oleh

orang Muslim yaitu kesabaran yang bersifat pasrah kepada Allah dan bersikap

rendah hati terhadap penderitaan.

Kesabaran yang dimaksud Alkitab adalah kesabaran yang aktif dan tidak

pasif terhadap keadaan. Kesabaran orang Kristen mengandung makna positif dengan

inti tidak mudah menyerah. Leon Morris mengatakan bahwa kesabaran orang

Kristiani harus menyerupai seorang prajurit yang berada di medan perang, tidak

mudah putus asa dan tetap berjuang apapun kesulitannya.

Ada sebuah kisa dari seorang pengkhotbah yang bernama W.E. Sangster

dimana suatu saat ia terkena penyakit kelemahan otot. Pertama kali penyakit itu

menyerang suaranya hingga ia tidak dapat lagi berkhotbah namun, di tengah

penderitaanya itu ia berjanji tidak akan berhenti menyemarakkan injil serta tidak

akan putus asa. Sebelum kematiannya dia menulis buku terakhirnya dengan

menggunakan 2 jari yang tersisa hingga 2 hari setelah bukunya dikirim ke penerbit ia

pun meninggal. Kesabaran yang penuh semangat inilah yang harus dimiliki orang

Kristen tidak mudah menyerah dan dengan aktif bersabar menunggku sukacita yang

Page 14: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

datang ditengah – tengah penderitaan. Sebagai umat Kristiani kita harus percaya

bahwa sukacita yang akan datang tidak akan dapat digusur oleh apapun itu.

E Stanley Jones menggambarkan kesabaran sebagai :

Penderitaan Allah

Allah yang Menderita

Ada seorang tokoh bernama John Stott dimana ia memiliki sebuah

pernyataan “sengat yang sebenarnya bukanlah terletak dari sengat itu sendiri dan

bukan juga dari rasa sakit dari sengat itu melainkan, sengat yang sebenarnya adalah

perasaan diabaikan Allah”. Kita dapat menahan rasa sakit namun, apa yang bisa kita

tanggung jika Allah mengabaikan kita. Sering kita rasakan bahwa jika kita mendapat

permasalahan yang secara terus-menerus datang maka kita akan merasakan telah

diabaikan oleh Allah. Pandangan zaman sekarang mengatakan bahwa jika seseorang

mendapat pencobaan yang hampir membuat dia merasa putus asa maka disanalah

kita menganggap bahwa Allah mengabaikan kita. Allah bukanlah pengamat yang

dengan perasaan puas dan senang jika melihat umatnya menderita. Jika kita melihat

salib, maka kita akan mengetahui bahwa sebenarnya Allah menderita. Penderitaan

itu rela ia tanggung demi membebaskan dunia. Allah menderita sejak ia menciptakan

dunia. Pada Kej 6:5-6, Hak 10:16, Yer 31:20, Hos 11:8 disanalah kita dapat

mengetahui betapa menderitanya Allah karena ketidaktaatan ciptaanya.

Yesus mengalami banyak penderitaan ketika Ia turun di bumi sebagai contoh

Yesus merasa sedih ketika bangsa Yerusalem menolak ajakannya untuk ikut serta

menjadi panganut Kristus dengan melempari nabi – nabi yang dikirim Yesus ke

Yerusalem. Dapat kita rasakan juga kepedihan Yesus ketika murid – muridNya terus

mengecewakanNya. Di taman Getsemani hingga di atas kayu salib pun Yesus

mengalami penderitaan yang luar biasa atas cintanya kepada manusia. Umat

Kristiani mempercayai hubungan kasih Yesus dengan manusia sehingga meskipun

pengorbanan Kristus telah selesai, namun penderitaan Yesus tidak akan berakhir

selama manusia berdosa.

Pemikiran ini sangatlah berbeda dengan pemikiran agama Hindu dan Islam,

dimana bagi seorang Allah terlalu tinggi baginya untuk menderita dan bagi mereka

menggambarkan seorang nabi digantung diatas salib merupakan sebuah penghujatan.

Page 15: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

Seorang theology yang berasal dari Tokyo bernama Kazoh Kitamori menggmbarkan

penderitaan Allah sebagai “gabungan murka dan kasihNya”.

Kepedian Allah dan Penderitaan Manusia

John Stott pernah berkata “aku hanya mempercayai Allah yang disalib” dan

menurut dia salib Kristus adalah satu – satunya pembenaran diri Allah dalam sebuah

dunia. Ada sebuah cerita mengenai seorang gadis cilik yang benama Joni Eareckson

(Tada). Dia mengalami kecelakaan setelah jatuh dari rakit dan membentur tulang

punggungnya. Karena benturan itu ia mengalami lumpuh dari leher ke bawah.

Setelah mengetahui keadaanya ini Tada memiliki niat untuk mengakhiri hidupnya

dengan menyuruh temannya menyuntikkan obat ataupun memotong nadinya namun

temannya menolak. Betapa bertambah pedinya ketika ia mengetahui bahwa untuk

menakhiri hidupnya pun ia tidak bisa. Tada menjadi mengerti akan Allah setelah

bertahun-tahun mencoba memahaminya dan setelah ia mendengar tentang siksaan

yang dialami Yesus, maka ia menjadi mengerti akan seberapa pedihnya Allah

dibandingkan penderitaan yang ia alami.

Berbagian dalam Penderitaan-Nya

Sebelumnya kita membahas tentang ajaran solidaritas yang diajarkan dalam

umat Kristiani. Paulus pernah mengatakan “yang kukehendaki ialah mengenal

Dia……dan persekutuan dalam penderitaan-Nya”. Mengambil bagian dalam

penderitaan Kristus akan memberikan sebuah sukacita yang tidak dapat kita dapat

darimanapun. Bagi orang Kristen, hal terpenting dan sumber sukacita dalam hidup

adalah hubungannya dengan Allah. Seorang penginjil Toyohiko Kagawa pernah

mengira bahwa dirinya akan buta. Dia menggambarkan perasaanya dengan

kegelapan namun, dalam kegelapannya itu ia dapat menghadap Allah muka dengan

muka.

BAB 15

Kebangkitan Adalah Bukti

Banyak orang tidak percaya akan suatu kebangkitan yang terjadi pada Yesus.

Ketidak percayaan itu tampak dari pencarian akan bukti – bukti yang otentik, yang

Page 16: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

dapat menyatakan bahwa Yesus telah bangkit. Ada seorang tokoh bernama Dr.

Daniel P. Fuller mengatakan bahwa barang siapa yang menunjukkan tulang Yesus,

maka dia telah menolak kekristenan. Penulis mengatakan bahwa pada zaman

sekarang banyak orang yang mengalami kehidupan yang indah melalui

kekristenannya dan apakah itu bukan merupakan bukti yang cukup bahwa Yesus

telah bengkit. Berdasarkan Perjanjian Baru dikatakan bahwa bukti terakhir dari

Yesus Kristus adalah kebangkitannya. Kekristenan membuat sebuah klaim yang

menunjukkan keunikan dan kekhususan dari pendirinya namun, hal tersebut

sangatlah sulit untuk kita ketahui kebenarannya. Kebenaran akan jawaban tersebut

adalah kebangkitan dimana Paulus pernah berkata bahwa “Ia memberikan bukti

kepada semua orang dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati”. Jadi, apa

yang dibuktikan oleh Kebangkitan ?

Bukti tentang Pribadi-Nya

Kebangkitan membuktikan pengajaran Alkitab tentang pribadi

Kristus. Dalam kebangkitannya Yesus telah menyatakan tentang

pribadinya.Ketika semua orang mengetahui tentang kebangkitan-Nya

maka mereka semua telah mendapatkan bukti bahwa Yesus adalah

Anak Allah dan sejak itu pula murid Yesus bertambah menjadi lima

ribu orang dalam waktu yang singkat. Melalui kebangkitan-Nya pula

dinyatakan bahwa Yesus adalah Mesias Anak Allah karena Allah

telah melepaskan Dia dari sengsara maut. Mesias Anak Allah tidak

dapat selamanya terjebak dalam kematian dan tetap berada dalam

kuasa maut.

Bukti tentang Rencana Keselamatan-Nya

Kebangkitan yang Yesus lakukan merupakan puncak dari rencana

keselamatan yang ia tebus bagi dosa umat manusia dan kebangkitan

merupakan bukti bahwa pengorbanan Yesus telah diterima. Petrus

dengan lantang berani menyebarkan pengajaran tentang Allah yang

telah membebaskan Yesus dari kematian yang diciptakan dari tangan

– tangan durhaka. Kebangkitan juga memberi kita kepastian tentang

keselamatan. Agama lain tidak memiliki kepastian akan keselamatan

yang dijanjikan lain halnya dengan Agama Kristen dimana Paulus

pernah berkata “Demikianlah tidak aka nada penghukuman bagi

mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh yang memberi hidup,

Page 17: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

telah memerdekakan engkau dalam Kristus dari hokum dosa dan

hokum maut.

Bukti tentang Ketuhanan-Nya

Kebangkitan tidak hanya memberikan bukti bagi kemesiasan Kristus

– tetapi juga menegaskan ketuhanan-Nya. Gelar Tuhan sangat sedikit

digunakan sebelum kebangkitan, tetapi banyak digunakan setelah

peristiwa tersebut. Hal ini memiliki arti bukan semata – mata berarti

Kristus berubah menjadi Tuhan setelah kebangkitan, melainkan

sebelum kebangkitan Ia hanya dimengerti secara samar – samar dan

ketika kebangkitan, arti kata Tuhan ialah kebenaran tentang pribadi-

Nya secara esensi.

Orang Kristen juga percaya bahwa Kebangkitan hanyalah permulaan

dari sebuah proses Yesus mengklam ketuhanan-Nya.

Bukti tentang Hidup Baru Kita

Kebangkitan juga membantu kita dalam jalan pemuridan karena kita

sendiri ikut serta di dalamnya melalui persatuan kita dengan Kristus.

Dalam perkataan Paulus “Dengan demikian kita telah dikuburkan

bersama – sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya,

sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh

kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang

baru”. Oleh karena itu dengan kebangkitan Tuhan maka secara tidak

sengaja dosa kita telah dihapuskan bersamaan dengan kematiannya

dan sejak itu pulah kebangkitanya membawa kita kepada kehidupan

yang baru.

Bukti tentang Kemenangan-Nya atas Kematian

Kemenangan yang paling jelas dari Kebangkitan adalah kemenangan

Kristus atas kematian. Dalam 1 Korintus 15, Paulus mengatakan

bahwa kita satu dengan Kristus, dan oleh karena itu kita juga turut

berbahagia dalam kemenangan-Nya. Apa yang terjadi pada Kepala

akan terjadi pula pada Badan. Atas kematian Yesus maka dianggap

bahwa penguburan orang Kristen selalu bisa menjadi sarana

penginjilan.s

BAB 16

Page 18: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

Bukti Kebangkitan

Pada bab 6 kita menjabarkan bahwa Kitab–kitab Injil adalah dokumen

historis, pada bab 4 kita menjabarkan logisnya mukjizat-mukjizat yang dibuat oleh

Allah. Bab-bab tersebut menguatkan akan penjelasan tentang kebangkitan dimana

kebangkitan merupakan suatu mukjizat yang dicatat paling teliti dan ekstensif dalam

Alkitab. Jika Alkitab akurat secara historis maka, pembahasan mengenai

kebangkitan yang dicatat paling rinci dan teliti akan dicatat secara akurat dalam

Alkitab.

Teori-teori Alternatif

Beragam teori-teori tentang penyaliban yang tidak seharunya dipercayai

Dia Sebenarnya Tidak Mati

Menurut tokoh rasionalis Jerman abad kedelapan belas dan Sembilan

belas seperti C .H .G. Venturini dan H. E. G .Paulus menyatakan sebenarnya

Tuhan tidak mati melainkan pingsan dikarenakan kehabisan darah serta sakita

yang Ia rasakan. Setelah diturunkan dan diletakkan di kuburan yang sejuk,

maka Ia pulih, bangun dan menampakan diri seolah Ia telah bangkit.

Seorang sarjana Alkitab J. Duncan M. Derret menyatakan pendapatnya

bahwa sesungguhnya Tuhan telah mati secara klinis karena nafas dan denyut-

Nya kelihatan berhenti, tapi Ia bangkit sesaat sebelum mengalami mati otak

dan dikremasi di bukit Kredon. Abu hasil kremasi bercampur dengan abu dari

hewan Paskah sehingga sulit untuk dibedakan. Darret menyatakan kata

anastasis, diterjemahkan sebagai kebangkitan, kebangkitan fisik, bangun atau

bangkit.

Profesor Barbara Thiering dari Sydney University, menyatakan

pemikirannya yang imajinatif. Sebenarnya Tuhan tidak mati melainkan hanya

pingsan karena anggur beracun yang diberikan olehnya. Ketika Ia dikubur

maka Ia diberi ramuan penawar racun dan dibantu kabur oleh teman –

temannya hingga ia menyatakan diri di Roma pada tahun 64.

Pandangan yang mirip dikemukakan oleh sekte islam bernama

Ahadiyah. Mereka percaya bahwa Yesus tinggal cukup lama dengan murid –

muridnya, kemudian pergi ke utara dan bertemu Paulus dalam perjalanan ke

Page 19: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

Damsyik. Dia diberitakan pergi ke India utara untuk memberitakkan pesan-

Nya. Dia kemudian mati dan dikubur di Srinagar, Kashmir.

Banyak pendapat yang dapat diutarakan untuk membantah pandangan

bahwa Yesus tidak mati di salib.

Pertama, Perjanjian baru menyatakan dengan jelas bahwa Yesus telah

mati dan mayat-Nya diempatkan dalam sebuah kubur. Sir Norman Anderson

menyatakan bahwa keempat Alkitab menyatakan Yesus telah mati dan

penegasannya adalah luka tikam di lambung-Nya. Pilatus pun memastikan

kematian Yesus melalui pasukannya.

Kedua, terdapat sebuah bukti diluar perjanjian baru yang menyatakan

bahwa Yesus telah mati. Yaitu tulisan dari sejarawan Yahudi Josephus dan

sejarawan Roma Tacitus yang menulis penyaliban Yesus atas perintah

Pilatus.

Ketiga, Tidak ada satu orangpun yang dapat lolos dari siksaan orang

Romawi, disalibkan dan menjalani malam yg dingin di Yerusalem. Jika ada

maka Ia akan memiliki kondisi lemah dan tidak dapat meloloskan diri dari

balutan kain kabung yang panjang dan tebal, menggulingkan batu yang tidak

bisa digulingkan oleh tiga orang wanita dan tidak dapat berjalan jauh dengan

kaki yang lemah.

Keempat, pada Perjanjian Baru sebanyak tiga puluh kali frase “dari

antara orang mati” dilanjutkan “Yesus telah bangkit”, hal ini menunjukkan

bahwa mereka meyakini Yesus telah mati. Jika tidak mengapa Yesus Sang

Kebenaran tidak membenarkan jika hal tersebut salah ketiak Ia bertemu

dengan mereka.

Kelima, D. F. Strauss menyatakan bahwa kehidupan Yesus dalam injil

adalah sebuah mitos, dimana seorang yang hamper mati dapat memberikan

kesan kepada para muridNya bahwa Dia adalah seorang Penakluk kematian

dan kubur, Raja kehidupan dan Dia juga dapat mengubah penderitaan

menjadi sukacita, membangkitkan semangat mereka menjadi pujian.

Teori Penglihatan

Pada zaman sekarang banyak gagasan dan kepercayaan mengenai

penampakan Yesus oleh murid – muridnya setelah Ia mati merupakan suatu

penglihatan atau suatu halusinasi. Seorang tokoh bernama A. N. Wilson menyatakan

bahwa tampaknya Yesus yang dianggap suatu kebangkitan oleh muridnya

Page 20: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

merupakan hasil imajinasi. Berikut adalah poin-poin atas jawaban terhadap

pandangan di atas:

Pertama, pada injil Lukas dikatakan bahwa ketika mereka bertemu Yesus,

Yesus berkata untuk merabah dan melihat luka yang ada di kedua lengannya dan

juga Dia meminta sesuatu untuk dimakan. Pandangan kita jika melihat orang yang

telah mati kita akan menganggap itu adalah hantu namun, jika dapat kita raba apakah

mungkin Ia adalah hantu dan Ia adalah halusinasi belaka.

Kedua, jika mereka berhalusinasi maka Yesus tidak akan memakan makanan

yang mereka berikan.

Ketiga, menurut Colin Chapman “halusinasi merupakan sesuatu yang ingin

mereka lihat” namun tidak ada bukti yang menggambarkan bahwa murid Yesus

ingin melihatnya. Thomas yang awalnya tidak percaya, ketika ia memegang Kristus

maka ia menjadi percaya.

Keempat, ada banyak orang melihat Yesus. Sebanyak lima ratus orang

melihatNya secara bersama-sama. Mungkinkan sebanyak liam ratus orang

mengalami halusinasi bersamaan.

Kelima, halusinasi tidak terjadi secara lama namun Yesus menampakan diri

beberapa kali dalam waktu yang lama. Sebagai contoh yang terjadi dalam perjalanan

ke Emaus.

Keenam, laporan mengenai Yesus menunjukkan diri tidak terlupakan.

Kita Tidak Tahu dan Itu Tidak Penting

Ada seorang tokoh bernama Rudolph Bultmann yang menyatakan bahwa

tidak penting kita mempercayai kepastian akan kebangkitan Yesus melalui fakta –

fakta historis yang ditulis dalam Alkitab. Bultmann berkata bahwa “peristiwa

kebangkitan bukan merupakan peristiwa historis”. Dia berkata bahwa Fakta sejarah

tidak penting bagi kepercayaan Kristen melainkan hal yang terpenting adalah iman

Paskah karena iman inilah yang menggambarkan pernyataan diri Allah yang telah

bangkit. Yesus memang bangkit dan marilah kita mengalami Yesus yang hidup di

masa kini.

Berikut akan kita bahas penolakan terhadap pendekatan yang demikikan

kepada historistis cerita Yesus yang ditulis dalam Perjanjian Baru.

Tanda – tanda Keautentikan dalam Tulisan Alkitab

Page 21: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

Bebebrapa tanda keautentikan ditemukan dalam Alkitab mengenai peristiwa

Kebangkitan.

Keragaman dalam Tulisan Perjanjian Baru

Cara Perjanjian Baru menjabarkan kebangkitan sangatlah penting. Banyaknya saksi

bukanlah suatu acuan kebenaran bahwa yesus telah bangkit dan dan sebuah kesalah

jika diulang sebanyak apapun juga tidak akan memberikan kebenaran. Tapi kita

harus memperhatikan kesamaan diantara keempat injil Perjanjian Baru yaitu Maitus,

Markus, Lukas Yohanes dimana dalam menurut Murray Harris dalam injil tersebut

tertulis mengenai kubur yang kosong dan keempat kesaksian tersebut telah menjadi

argument yang kuat.

Tidak hanya dari kesamaan keempat injil tersebut, penampakan-penampakan

yang terjadi pada waktu dan tempat yang berbeda – beda serta banyak orang telah

melakukan interaksi denganNya seperti memecah roti bersamaNya, memegang

tangan dan kakiNya dan mungkin juga meneliti luka tombak di lambungNya

merupakan suatu bukti utama yang dapat dihadirkan dalam persidangan. Dalam hal

ini Yesus ingin sekali membuat muridnya yakin akan kebangkitannya dan

menjadikan mereka saksi dari realitas historis.

Upaya – upaya Khusus untuk Menunjukkan bahwa Kebangkitan Memang Terjadi

Para penulis Perjanjian Baru berupaya menunjukkan bahwa kebangkitan

memang terjadi. Kisah Para Rasul 1:3 “Kepada mereka Ia menunjukkan diri-

Nya setelah penderitaanya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan,

bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang

menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan-Allah”.

Upaya tersebut juga digambarkan oleh Lukas pada injil Lukas pasal 24:36-43

dimana Lukas menggambarkan murid Yesus yang sangat susah untuk percaya

akan kehadiran Yesus ditengah mereka. Dan sementara mereka bercakap-

cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan

berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.

Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa

sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?

Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan

lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat

ada pada-Ku."

Page 22: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada

mereka.

Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran,

berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?"

Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng.

Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Laporan yang

ditulis oleh Lukas ini meyakini bahwa Yesus memang bangkit dari kematian

dan ingin pembacanya mengetahui fakta ini.

Selain itu kita juga menambahkan bukti bahwa orang Kristen sangat setia

pada kebenaran sehingga apa yang mereka tulis bukanlah sesuatu yang

mereka buat – buat. Menurut seorang tokoh bernama A. N. Wilson dia

mengatakan bahwa manusia memiliki kemampuan besar untuk berimajinasi

dan tidak mungkin para murid memiliki imajinasi yang sama dalam penulisan

injil mengenai kebangkitan Allah. Tulisan dalam Alkitab bukan berbicara

tentang imajinasi, melainkan berbicara mengenai keraguan dan keengganan

untuk percaya bahwa Yesus telah bangkit.

Saksi Pertama Adalah Wanita

Menurut aturan hokum orang Yahudi kesaksian wanita tidak dapat menjadi bukti

pada masa itu. Tapi yang dikatakan alkitab adalah orang yang pertama kali melihat

kubur itu kosong adalah seorang wanita dan wanita tersebut sangat terkenal di zaman

gereja mula – mula dan nama mereka secara khusus disebutkan. Jika sudah seperti

itu sangatlah beresiko untuk mengarang sebuah cerita. Seorang tokoh bernama T

France manyatakan bahwa murid-murid yang lain pun awalnya tidak mempercayai

mereka. Dan satu – satunya alasan bahwa wanita dipercaya sebagai saksi karena hal

itu benar – benar terjadi. A. N.Wilson mengatakan ketidak percayaannya akan hal

tersebut sehingga ia berkata bahwa Maria Magdalena waktu itu melihat Yakobus

yang sangat mirip dengan Yesus.

Kubur Kosong

Bukti terkuat yang membuktikan adanya kebangkitan yaitu adalah kubur

kosong.

Pertama, Ketika para murid mempertahankan kebangkitan Yesus, yang

mereka lakukan adalah menunjukkan kuburan Yesus. Tetapi mereka tidak dapat

melakukannya karena tubuh-Nya tidak ada. Maka, orang Kristen membentuk sebuah

Page 23: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

komunitas untuk membahas fakta ini. Gereja Yerusalem menjadi suatu komunitas

merupakan bukti kuat bahwa kubur itu memang sudah kosong.

Kedua, cerita kubur kosong memiliki tanda keautentikan dimana pada semua

alkitab dikatakan peristiwa ini dilaporkan pertama kali oleh seorang wanita.

Sebagian besar sarjana percaya bahwa Markus adalah kitab injil yang ditulis

pertama, sehingga tulisan kubur kosong pada injil Markus adalah yang pertama.

Menurut Murary Harris pada injil Markus penyampaian tentang kubur kosong ini

sangatlah singkat dan kurang menarik sehingga jika itu merupakan suatu legenda

maka kita megharapkan yang lebih dari itu namun, menurut Harris dengan

ketenangan, Injil Markus memiliki gema kebenaran.

Ketiga, pada zaman itu, orang Yahudi memiliki kebiasaan untuk memuja

kubur nabi-nabi namun pada saat itu tidak ada satu orangpun yang menjadikan

kuburan Yesus sebagai tempat memuja. Karena alasan itu orang Kristen percaya

bahwa kuburan itu kosong.

Keempat, Banyak para penulis modern yang tidak mengakui akan

kebangkitan dan mereka percaya bahwa sebenarnya kuburan itu telah kosong.

Namun karena bukti kubur kosong begitu kuat, maka W. L. Craig mencatat

banyaknya sarjana yang percaya bukti kubur kososng tersebut.

Kekristenan Tetap Bertahan

Sebagian agama berpatok pada ajaran – ajaran yang mereka percaya lain

halnya dengan Kristen yang mendasarkan kekristenannya pada kematian dan

kebangkitan. Banyak orang menhina, mengejek dan menertawai pemikiran tentang

kebangkitan. Seiring dengan berjalannya waktu semakin banyak pihak – pihak lain

yang tidak setuju namun Kekristenan tetap bertahan akan ujian tersebut karena

keberhasialan kita tergantung pada kebenaran sebuah peristiwa dan bukti unik dari

kebenaran tersebut adalah kebangkitan.

Pemberitaan injil pertama kali dilakukan di Yerusalem tempat dimana Yesus

memiliki banyak musuh dan tidak dilakukan di Galilea tempat dimana Yesus

memiliki banyak teman. Banyak hujatan dan hinaan yang datang ketika murid Yesus

mengajarkan injil sehingga membuat Yerusalem bukan tempat yang tepat untuk

gereja memulai penginjilan namun, inti penting dari Yerusalem adalah tempat Yesus

bangkit dari kematian. Keberhasilan penginjilan awal menegaskan ini.

Page 24: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS

Transformasi pada Diri para Murid

Banyak perubahan atau transformasi diri pada murid – murid Yesus ketika

mereka mengetahui bahwa Yesus telah bangkit. Awalnya mereka takut akan

kehadiran Yesus hingga Petrus pun menyangkal Yesus namun setelah mereka

percaya, Petrus pun mulai mewartakan injil di kota yang sama. Sebagian murid

Yesus mati sebagai martir dan mereka tidak menarik penegasan mereka untuk

menyelamatkan diri. Orang lain akan melakukannya jika mereka tidak percaya akan

kebangkitan.

Orang yang tidak percaya akan kebangkitan harus berhadapan dengan

sejumlah fenomena besar dari perubahan hidup para murid. A. N. Wilson

mengatakan bahwa kita tidak dapat mengatakan itu karena kita tidak mengetahui

bagaimana sikap murid Yesus sebelum hal itu terjadi. Dia melakukan penolakan

karena dia tidak percaya dengan historisitas alkitab. Kita tidak bisa menolak ini

dengan mudah namun, ketika daya tahan gereja dan keberanian para murid kita

satukan, maka akan tersaji suatu pembelaan yang kuat bagi peristiwa kebangkitan.

Keseluruhan Bukti

Pembahasan diatas telah menunjukkan bukti yang berlapis – lapis tentang

peristiwa kebangkitan. Pembelaan ini tidak hanya memberikan kesimpulan bhwa

kebangkitan Yesus bisa dibuktikan “melampaui keraguan pikiran”.

Kesimpulan ini tidak dapat dibuktikan melalui sesuatu yang bersifat logika,

sesuatu yang dapat dibuktikan secara pasti, dapat diuji dan dapat dihitung secara

sistematis namun, kesimpulan ini erdasarkan peristiwa historis. Peristiwa historis ini

merupakan peristiwa yang tidak dapat diulang dan kebenaran dari peristiwa ini

bersifat empiris dan berasal dari kebenaran sejarah.

Kebenaran sejarah ini dapat kita peroleh dengan mengumpulkan data-data

serta informasi yang menceritakan tentang peristiwa tersebut. Sesudah itu kita mulai

berusaha mendapatkan gambaran menyeluruh dari data yang kita kumpulkan.

Setelah melihat seluruh bukti sekarang kita membuktikan apa hal-hal tersebut benar-

benar terjadi.

Page 25: Rangkuman Theologi SUPREMASI KRISTUS