Rangkuman Teori Akuntansi Normatif Bab 3 (Perekayasaan Laporan Keuangan)

12
RANGKUMAN TEORI AKUNTANSI NORMATIF BAB III PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN Oleh : Meliana Octavia (120810033) PRODI AKUNTANSI

description

teori akuntansi normatif; perekayasaan laporan keuangan

Transcript of Rangkuman Teori Akuntansi Normatif Bab 3 (Perekayasaan Laporan Keuangan)

Page 1: Rangkuman Teori Akuntansi Normatif Bab 3 (Perekayasaan Laporan Keuangan)

RANGKUMAN TEORI AKUNTANSI NORMATIF

BAB III

PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN

Oleh :

Meliana Octavia (120810033)

PRODI AKUNTANSI

Page 2: Rangkuman Teori Akuntansi Normatif Bab 3 (Perekayasaan Laporan Keuangan)

UNIVERSITAS MA CHUNG MALANG

2011

1. Perekayasaan

Tujuan :

Alokasi sumber daya secara efektif dan efisien.

Pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara saksama untuk

mengendalikan alokasi sumber daya secara automatis dengan mempengaruhi

perilaku pengambil keputusan ekonomik yang dominan melalui informasi

keuangan.

Agar terjadi pengendalian automatis, maka penyediaan laporan keuangan

harus dilakukan dengan cara tertentu berupa prinsip akuntansi yang diterima

secara umum.

2. Proses Perekayasaan

Pengertian :

Suatu pemikiran logis dan objektif untuk membangun suatu struktur

dan mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu negara untuk

mencapai tujuan begara.

Terdapat beberapa aspek di dalam proses perekayasaan pelaporan keuangan

yang harus dipertimbangkan untuk menghasilkan suatu rerangka akuntansi,

aspek-aspek tersebut diantaranya adalah pernyataan prostulat yang

menggambarkan unit usaha-usaha, pernyataan tentang tujuan pelaporan

keuangan, evaluasi kebutuhan informasi pemakai laporan, dll.

Proses di dalam perekayasaan bukan merupakan upaya perseorangan,

melainkan upaya dari tim yang melibatkan berbagai disiplin intelektual dan

kekuatan politik. Hal ini disebabkan perekayasaan merupakan proses serius

yang berdampak luas dan berjangka panjang. Oleh karena itu, badan legislatif

pemerintah mempunyai peran penting dalam hal perekayasaan, dan hasilnya

dituangkan dalam dokumen resmi yang disebut rerangka konseptual yang

fungsinya dapat dianalogi dengan konstitusi.

Page 3: Rangkuman Teori Akuntansi Normatif Bab 3 (Perekayasaan Laporan Keuangan)

Dari segi aspek semantik, perekayasaan pelaporan keuangan merupakan

suatu proses dalam memilih dan menyimbolkan objek fisis kegiatan

perusahaan yang relevan menjadi objek-objek laporan keuangan, sehingga

para pemakai laporan keuangan mempunyai gambaran mengenai kegiatan

fisis perusahaan tanpa harus menyaksikan kegiatan fisis tersebut.

3. Pelaporan Keuangan

Pengertian :

Struktur dan proses yang menggambarkan bagaimana informasi

keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan

pelaporan keuangan yang pada gilirannya akan membantu

pencapaian tujuan ekonomik dan sosial negara.

Pelaporan keuangan sebagai sebuah sistem nasional merupakan hasil proses

perekayasaan akuntansi.

4. Perekayasaan Pelaporan Keuangan

Pengertian :

Proses pemikiran logis, deduktif, dan objektif untuk memilih dan

mengaplikasi ideologi, teori, konsep dasar, teknik, prosedur, dan

teknologi yang tersedia secara teoritis dan praktis untuk mencapai

tujuan negara melalui tujuan pelaporan keuangan dengan

mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik, dan budaya

negara.

Hasil perekayasaan dituangkan dalam suatu dokumen resmi yang disebut

rerangka konseptual yang fungsinya dapat dianalogi dengan konstitusi.

5. Perekayasaan Pelaporan Keuangan dari Segi Semantika

dalam Teori Komunikasi

Pengertian :

Proses untuk menentukan bagaimana kegiatan fisis operasi

perusahaan disimbolkan dalam bentuk elemen-elemen statemen

keuangan sehingga orang yang dituju oleh statemen keuangan dapat

Page 4: Rangkuman Teori Akuntansi Normatif Bab 3 (Perekayasaan Laporan Keuangan)

membayangkan operasi perusahaan (secara keuangan) tanpa harus

menyaksikan secara fisis kegiatan operasional perusahaan.

Perekayasaan dilakukan oleh pihak yang mempunyai wewenang di tingkat

nasional dan mempunyai wawasan teori akuntansi yang kuat.

6. Elemen-Elemen dan Objek-Objek Statemen Keuangan

Elemen-elemen dan objek-objek statemen keuangan dipandang sebagai

simbol-simbol kegiatan operasi perusahaan.

Objek statemen keuangan harus diukur secara finansial dan hasil pengukuran

tersebut menjadi bahan olah akuntansi.

Bahan olah akuntansi akan menentukan besar-kecilnya (magnitude) objek

atau elemen.

Informasi semantik yang dikandung oleh statemen keuangan ditunjukkan

oleh elemen (objects), besar-kecilnya elemen (size), dan hubungan

(relationships) antar elemen.

7. Rerangka Konseptual

Komponen konsep yang biasanya tercakup dalam rerangka konseptual antara

lain :

Tujuan pelaporan keuangan, kriteria kualitas informasi, elemen-

elemen statemen keuangan, pengukuran, dan pengakuan.

Isi rerangka konseptual sebagai dokumen :

Komponen konsep yang terdiri atas tujuan (objectives) dan hal-hal

mendasar (fundamentals) yang saling berkaitan.

Isi rerangka konseptual sebagai konstitusi :

Menjelaskan, menentukan, dan mengarahkan sifat, fungsi, dan

lingkup pelaporan dan statemen keuangan dalam suatu negara.

8. Sasaran Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan memiliki sasaran untuk menyediakan segala informasi

yang mengandung kebermanfaatan dalam keputusan (decision usefulness)

Page 5: Rangkuman Teori Akuntansi Normatif Bab 3 (Perekayasaan Laporan Keuangan)

dan tidak terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui statemen

keuangan.

9. Faktor Lingkungan dalam Perekayasaan

Perekayasaan mempertimbangkan faktor lingkungan tempat akuntansi

diterapkan, maka rerangka konseptual yang dihasilkan dapat berbeda antara

satu negara dengan negara lain.

10. Perbandingan Rerangka Konseptual Versi FASB dan

IASC

Rerangka konseptual versi FASB mempunyai keunggulan dalam aspek

kependidikan dibandingkan dengan rerangka konseptual versi IASC.

Rerangka konseptual versi FASB memuat secara komprehensif penalaran dan

argumen yang melekat dalam tiap penjelasan komponen konsep.

Penalaran dan argumen dalam FASB membentuk pengetahuan yang dapat

dipandang sebagai suatu teori deduktif-normatif untuk memahami mengapa

konsep-konsep tertentu dipilih dan apa implikasi yang diharapkan.

11. Rerangka Konseptual yang Efektif

Agar efektif dalam mempengaruhi praktik, maka rerangka konseptual harus

dijabarkan dalam bentuk standar akuntansi sebagai pedoman dalam

perlakuan akuntansi suatu objek atau elemen.

Karena tidak semua perlakuan dapat diatur langsung dengan standar

akuntansi, maka diperlukan suatu rerangka pedoman (house of GAAP) untuk

menentukan perlakuan akuntansi yang tepat dalam suatu lingkungan

akuntansi (negara). Rerangka pedoman ini disebut Prinsip Akuntansi

Berterima Umum (PABU).

12. Model di Dalam Rerangka Konseptual

Beberapa model di dalam rerangka konseptual antara lain :

Rerangka konseptual yang dikembangkan oleh

FASB

Page 6: Rangkuman Teori Akuntansi Normatif Bab 3 (Perekayasaan Laporan Keuangan)

Terdapat 4 komponen penting dalam model ini, yaitu :

1. Tujuan pelaporan keuangan.

2. Kriteria kualitas informasi.

3. Elemen-elemen statemen keuangan.

4. Pengukuran dan pengakuan.

Empat komponen tersebut membentuk satu kesatuan yang

saling berkaitan.

FASB juga mencanangkan agar rerangka konseptual

mengandung aspek pendidikan kepada pemakai, dengan

memasukkan deskripsi, argumen, dan penalaran yang cukup

rinci dalam tiap uraian konsep. Sehingga rerangka konseptual

versi FASB ini dapat dipandang sebagai suatu teori deduktif-

normatif untuk mengetahui lebih baik mengapa konsep

tertentu dipilih bukan yang lain dan apa implikasinya.

Rerangka konseptual versi FASB memperhatikan faktor

lingkungan dalam penyusunannya sehingga lebih

menggambarkan suatu hasil proses perekayasaan yang

merupakan konsekuensi dari pengertian akuntansi sebagai

teknologi.

Rerangka konseptual versi IASC

Rerangka konseptual ini disebut Framework for the

Preparation and of Financial Statement atau oleh IAI

diterjemahkan sebagai “Kerangka Dasar Penyususnan dan

Penyajian Laporan Keuangan”.

Ruang lingkup penerapan standar IASC adalah internasional,

sehingga tidak relevan bagi kharakteristik lingkungan negara.

13. Prinsip Akuntansi

Pengertian :

Segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur,

metoda, dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis

maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan.

Page 7: Rangkuman Teori Akuntansi Normatif Bab 3 (Perekayasaan Laporan Keuangan)

14. Standar Akuntansi

Pengertian :

Konsep, prinsip, metoda, teknik, dll; yang sengaja dipilih dan

diberlakukan dalam suatu lingkungan atau negara dan dituangkan

dalam bentuk dokumen resmi (pernyataan) untuk dijadikan pedoman

utama praktik akuntansi.

15. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)

Pengertian :

Suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan

sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi, yuridis,

teoritis, dan praktis.

PABU dibentuk oleh 2 pedoman yaitu :

1. Pedoman yang ditentukan secara resmi oleh badan yang berwenang

dalam bentuk standar akuntansi.

2. Pedoman-pedoman yang baik dan tengah banyak dipraktikkan dapat

digunakan sebagai acuan bila hal tersebut tidak bertentangan dengan

rerangka konseptual atau didukung berlakunya secara autoritatif.

PABU (terutama standar akuntansi) memberi pedoman tentang definisi,

pengukuran, penilaian, pengakuan, penyajian, dan pengungkapan objek,

elemen, atau pos.

16. PABU Sebagai Rerangka Pedoman

Beberapa versi PABU sebagai rerangka pedoman antara lain :

PABU versi APB (Accounting Principle Board)

PABU dalam versi ini terdiri dari landasan konseptual seperti

dalam rerangka konseptual versi FASB dan GAAP yang disebut

landasan operasional atau praktik yang terdiri dari prinsip

mendasar, prinsip operasi umum, dan prinsip terinci.

PABU versi Rubin

Page 8: Rangkuman Teori Akuntansi Normatif Bab 3 (Perekayasaan Laporan Keuangan)

Menganalogi tingkat keautoratifan yang membentuk suatu

hirarki dengan suatu bentuk bangunan rumah. PABU versi

Rubin menggambarkan PABU sebagai rerangka pedoman yang

dideskripsikan oleh AICPA dalam SAS No 43.

Hirarki dilukiskan sebagai lantai rumah bertingkat dengan

fondasi berupa landasan konseptual. Tiap lantai

menggambarkan tingkat keautoritatifan dengan landasan

paling bawah berisi sumber yang paling autoritatif.

PABU versi SAS No. 69

Menggambarkan GAAP sebagai dua hierarki paralel, satu

untuk entitas nonkepemerintahan dan yang lain untuk entitas

kepemerintahan.

PABU versi SPAP

Merupakan PABU yang diambil dari SAS No. 69, tetapi hanya

diambil untuk entitas nonkepemerintahan (bisnis dan

nonbisnis).

17. Struktur Akuntansi

Bila pengertian akuntansi, teori akuntansi, rerangka konseptual, dan prinsip

akuntansi berterima umum digabungkan menjadi satu diagram, maka akan

didapatkan apa yang disebut sebagai struktur akuntansi.

Untuk praktik akuntansi dalam negara, Struktur Akuntansi menggambarkan

pihak-pihak dan sarana-sarana yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh

perekayasaan informasi keuangan dan saling-hubungan antara berbagai

pihak dan sarana tersebut. Pihak-pihak yang terlibat meliputi individual dan

institusi, misalnya penyusunan standar, badan pembina pasar modal,

perusahaan sebagai entitas, dll.

Selain menggambarkan pengertian akuntansi secara luas dan sempit, struktur

juga mempunyai beberapa manfaat seperangkat pengetahuan akuntansi,

profesi yang ditawarkan, dan fungsi auditor dalam praktik akuntansi.