PEREKAYASAAN PORTAL MONITOR RADIASI NON SPEKTROSKOPI
Transcript of PEREKAYASAAN PORTAL MONITOR RADIASI NON SPEKTROSKOPI
53-1
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR
2016
Prosiding Seminar
Keselamatan Nuklir
2016
PEREKAYASAAN PORTAL MONITOR RADIASI NON
SPEKTROSKOPI
Joko Triyanto, Dian Fitri Atmoko, Mohammad Amin, Triharjanto PRFN-BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong Gd. 71/Lt.2, Tangerang Selatan, 15310
triyanto@batan,go.id
ABSTRAK PEREKAYASAAN PORTAL MONITOR RADIASI NON SPEKTROSKOPI. RPM (Radiation Portal Monitor)
adalah sistem deteksi radiasi tetap (non-portabel) dirancang untuk pemeriksaan terhadap gamma sumber radiasi secara
otomatis ke kendaraan atau wadah yang melewati daerah deteksi. RPM memberikan peringatan dini ke bagian
keamanan keberadaan sumber radiasi. RPM yang dibuat adalah jenis RPM non spektroskopi dengan menghitung cacah
kotor. Detektor yang digunakan adalah jenis detektor plastik sintilasi dari bahan Poly Vinyl Toluent (PVT), yang
memiliki sensitivitas tinggi. RPM mampu mendeteksi bahan nuklir, sumber radioaktif untuk keamanan nuklir,
pencegahan penyelundupan dan bahan radioaktif yang melintas pada gerbang-gerbang pelabuhan dan bandar udara.
Sistem RPM juga dapat menjamin lalu lintas material dan memastikan bahwa barang ataupun untuk limbah yang keluar
masuk kawasan industri nuklir aman bagi masyarakat di sekitar. Desain RPM dikembangkan deteksi bahan seperti
235U, 133Ba, 137Cs dan 60Co. Hasil yang diperoleh dari kegiatan perekayasaan ini berupa prototipe RPM untuk
kendaraan yang telah diuji di laboratorium PRFN (uji alpha) dan sedang dipersiapkan untuk uji dilingkungan yang
sebenarnya (uji betha). Hasil uji di laboratorium, RPM dapat membedakan ada tidaknya bahan radiaktif yang melintasi
RPM.
Kata kunci: portal monitor radiasi, non spektroskopi, Poli Vinil Toluent (PVT), RPM
ABSTRACT
AN ENGINEERING DEVELOPMENT OF RADIATION PORTAL MONITORS NON SPECTROSCOPY RPM
(Radiation Portal Monitor) is a fixed radiation detection system (non-portable) designed for the inspection of gamma
radiation sources automatically to the vehicle or container that passes through the detection area. RPM provides early
warning to the security of the existence of the radiation source. The RPM made is a type of non spectroscopy to
calculate the gross count. The detector used is a type of plastic scintillation detector of Poly Vinyl material Toluent
(PVT), which has a high sensitivity. So that the RPM is capable of detecting nuclear materials, radioactive sources for
nuclear security, and the prevention of smuggling of radioactive materials that pass the gates of the seaport and
airports. The RPM system can also guarantee the material traffic and ensure that goods and waste out of the industrial
area of nuclear safety for the people around. The RPM design is developed to be expected to detect materials such as
U-235, Ba-133, Cs-137 and Co-60. The results obtained are prototypes RPM that has been tested in the PRFN
laboratory (alpha test), and is being prepared for the real environment test. From the results of laboratory tests, the
RPM can distinguish the presence or absence of radioactive material across the RPM.
Kata kunci: portal monitor radiasi, non spektroskopi, Poli Vinil Toluent (PVT), RPM
I. PENDAHULUAN
Semakin luasnya pemakaian sumber radioaktif di
banyak fasilitas industri dan kesehatan di Indonesia
membuat penanganan aspek keselamatan dan
pengamanan sumber radioaktif semakin penting.
Dengan demikian, deteksi bahan radioaktif (bahan
nuklir dan sumber radioaktif) di pelabuhan laut dan
udara merupakan komponen mendasar dari suatu
strategi yang menyeluruh untuk memastikan bahwa
material tersebut tidak jatuh ke pihak yang tidak
berwenang. Deteksi bahan radioaktif ini juga harus
dikenakan pada fasilitas industri dan fasilitas nuklir
yang menggunakan bahan nuklir/sumber radioaktif
untuk mencegah terjadinya penyelewengan material
tersebut.
Salah metode deteksi yang sesuai untuk
kepentingan deteksi bahan nuklir dan sumber radioaktif
di pelabuhan laut dan udara serta di fasilitas-fasilitas
industri dan nuklir adalah Radiation Portal Monitor
(RPM). Alat ini dipasang secara tetap pada titik-titik
pemeriksaan di pelabuhan dan bandar udara dan pintu
keluar fasilitas industri, kesehatan, dan nuklir untuk
mendeteksi kemungkinan penyimpangan penggunaan
dan perdagangan gelap (illicit trafficking) bahan terkait
[1].
RPM juga diperlukan dalam industri peleburan
baja, sebagian besar industri baja di Indonesia
menggunakan bahan baku (scrappy) dari luar negeri.
Scrappy tersebut sangat mungkin mengandung zat
radioaktif karena kontaminasi, merupakan limbah baja
dari reaktor nuklir, peralatan medis dan industri nuklir.
Untuk melindungi masyarakat dari bahaya radiasi
maka industri peleburan baja harus memasang RPM
didepan pintu masuk untuk mengecek apakah bahan
baku (scrappy) mengandung radioaktif, sehingga
produk akhirnya tidak mengandung bahan radioaktif.
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR 2016
53-2
Mengingat tingginya kebutuhan portal monitor
radiasi untuk mendeteksi bahan nuklir dan sumber
radioaktif di titik-titik pemeriksaan (check points) di
Indonesia, perekayasaan peralatan ini menjadi sangat
penting untuk direalisasikan. Sebagian besar RPM
yang ada di indonesia merupakan barang import dan
hibah. Sehingga akan menjadi masalah pemeliharan,
kalibrasi dan perbaikan dengan mendatangkan tenaga
ahli dari luar negeri. Untuk mempercepat pemenuhan
kebutuhan RPM, maka perlu dilakukan pembuatan
(manufactur) RPM diadalam negeri dengan melakukan
cara perakitan (assembling) dan peningkatan
kondungan lokal. Untuk itu perlu dicari mitra lokal
yang bersedia melakukan manufactur RPM dan PRFN
sebagai lembaga yang akan pengembangkan, penelitian
dan pengujian.
Tujuan dari perekayasaan ini adalah untuk
membuat prototip Portal Monitor Radiasi Non
spektroslkopi untuk kendaraan yang dipasang di
fasilitas nuklir dan dengan persyaratan kinerja
minimum sesuai dengan Standar Batan NO. SB 017-
BATAN: 2015 PORTAL MONITOR RADIASI –
NON SPEKTROSKOPI dan menguji prototipe RPM
ini dengan prosedur standar internasional
II. LANDASAN TEORI
RPM pada kegiatan ini merupakan jenis RPM
generasi pertama yang menggunakan plastik scintillator
Poli Vinil Toluent (PVT) untuk menghitung jumlah
sinar gamma. Dengan PVT hanya dapat mendeteksi
ada tidak radiasi gamma (gross counting) tidak dapat
membedakan energi sinar gamma dan unsur
radionuklida yang memancarkan sinar gamma tersebut
karena tidak dapat membedakan energi maka sering
terjadi gangguan radiasi alami .
RPM generasi kedua yang dinamakan Advanced
Spectroscopy Portal (AST) menggunakan NaI(Tl) yang
memiliki resolusi energi lebih baik daripada PVT,
dalam menentukan tingkat energi dibandingkan dengan
PVT, sehingga dapat mengurangi ganguan radiasi
alami dengan cara memilih energi gamma tertentu
dengan menggunakan MCA (Multi Channel Analis)
dan dapat menentukan unsur radionuklida pemancar
gamma. Harga dari RPM jenis dengan NaI(Tl) lebih
mahal dibandinkan dengan RPM generasi pertama.
Sampai saat ini RPM berbasis NaI(Tl) belum mampu
menunjukkan kinerja secara signifikan lebih baik
daripada RPM berbasis PVT [2].
Gambar 1. Skema desain konseptual RPM [3]
Komponen-komponen utama RPM ini adalah sebagai
berikut:
Pilar
Pilar merupakan sub-unit utama dari RPM yang
mengandung unit detektor dan mendukung
elektronik. RPM ini memiliki dua pilar: pilar utama
dan pilar pembantu. Komponen pilar utama
meliputi controller (pengendali) RPM, interface
catu daya, interface komunikasi ke stasion alarm
sentral (central alarm station), man-machine
interface, dan port komunikasi. Pilar pembantu
hanya berhubungan dengan pilar utama. Pilar ini
juga dilengkapi dengan sensor occupancy dan
kecepatan.
Kendali RPM
Setiap pilar utama memiliki sebuah pengendali
(controller) yang merupakan ‘otak’ dari sistem
RPM. Sinyal dari detektor pada pilar utama dan
pilar pembantu, bersama dengan sinyal dari sensor
occupancy dan kecepatan diterima, dan dianalisis
dalam controller ini.
HMI (Human-Machine Interface)
Setiap pilar utama mencakup suatu antarmuka
manusia-mesin (Human-machine interface/HMI).
Piranti ini memungkinkan pengguna untuk
mengatur sistem, memulai operasi, dan mengamati
kinerja sistem.
Annunciator
Annunciator merupakan suatu elemen sistem yang
memberikan indikasi visual dan audible dari status
alarm sistem dan status fault.
Central Alarm Station (CAS)
Stasion alarm pusat (Central Alarm Station/CAS)
merupakan suatu alat integrasi yang memungkinkan
pengguna untuk melihat dan mengambil keputusan
berdasarkan pada informasi video, lalulintas, dan
RPM.
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR 2016
53-3
Gambar 2. Tahapan Perekayasan Portal Monitor
Radiasi RPM
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Persyaratan Desain
RPM untuk kendaraan ini mengikuti ketentuan
yang disebutkan dalam IAEA-TECDOC-1312. Rincian
persyaratan desain perekayasaan RPM ini ditunjukkan
pada Tabel 1.
Tabel 1. Persyaratan desain RPM non spektroskopi [4]
No. Aspek Persyaratan
1 Umum RPM harus mampu beroperasi secara
mandiri piranti peripheral dan harus
tidak terpengaruh oleh segala kerusakan piranti peripheral.
RPMharus mampu beroperasi sampai 3
jam jika terjadi kehilangan daya
eksternal dan memiliki kemampuan
transfer data ke komputer pusat.
RPMkendaraan harus mampu
memberikan suatu zona deteksi yang menjamin bahwa semua kendaraan
yang melalui RPMterpantau. Kisaran
zona deteksi adalah 0,2 meter sampai 4,5 meter di atas permukaan
2 Konfigurasi
fisik Wadah penutup untuk rangkaian di luar
gedung (outdoor) harus NEMA-4 memenuhi Klasifikasi IP53 seperti yang
dinyatakan dalam IEC 60529.
Teknik pemasangan RPMharus dirancang untuk mencegah
vibrasi/goncangan normal mengganggu operasi sistem deteksi.
3 Cacah Gross RPM harus mampu menyimpan data
paling tidak 1000 set data pengukuran.
RPM harus mampu menyimpan cacah
latar dan meneruskannya ke komputer pusat.
RPM harus mampu menyimpan data
riwayat cacah sinar gamma.
RPM harus mampu melakukan
identifikasi pengukuran dengan obyek diam dalam zona deteksi.
4 Parameter
Operasi RPM harus mempunyai pengaturan
parameter operasi yang digunakan untuk pengujian dan. Dan parameter
yang harus direkam pengaturan alarm
gamma, windows energi, nilai sigma, waktu pengukuran
5 Fitur Indikasi RPMharus memberikan indikasi status
operasional dan kondisi alarm, dan
harus mampu meneruskan sinyal
tersebut ke komputer pusat.
RPMharus mampu mendukung sensor pengukuran dan mampu mengukur
kecepatan kendaraan
6 Catu Daya Peralatan ini harus dirancang untuk beroperasi pada Alternating Current
(AC) tegangan 180 – 240 V dan 47 – 63 Hz AC
RPMini harus mampu beroperasi, termasuk penyimpanan data pengukuran
minimum 3 jam, jika terjadi kehilangan
catu daya eksternal.
7 Proteksi switch
Switch dan kontrol lainnya harus dirancang untuk memastikan bahwa
RPMberoperasi secara layak dengan meminimalkan kerusakan operasi
switch.
8 Perangkat
Lunak dan Analisis Data
RPM harus mampu mentransfer data ke
piranti eksternal, seperti komputer.
Transfer ini harus didasarkan pada
teknologi yang umumnya tersedia seperti Ethernet, USB, RSI-232,
nirkabel (misal 802.11), atau RS-485.
9 Antar muka [5]
RPMharus memberikan indikasi visual yang berdasarkan pada warna.
Indikasi berikut harus disediakan pada user interface minimal:
- Perubahan latar belakang selama non-
hunian yang dapat mempengaruhi
sensitivitas secara keseluruhan monitor
- Kondisi tingkat detektor count tinggi-
rendah (indikasi kondisi latar belakang)
- Kegagalan sensor hunian, jika sensor
hunian yang digunakan
- Perubahan status operasional (misalnya,
diduduki, alarm, pemantauan latar
belakang, kesalahan, diblokir)
- Status baterai
- Hilangnya catu daya
Adanya Informasi dan kontrol yang
digunakan untuk
- melihat status operasional
- Melihat indikasi alarm
- Kemampuan untuk me-reset alarm
Adanya fasilitas akses dan kontrol
untuk supervisor dengan jalur akses
kontrol atau perintah khusus:
- Akses dan kontrol parameter operasi
(alarm)
- Akses dan kontrol interval data logging
- Akses ke sejarah alarm
- akses untuk mengontrol fungsi indikasi
dasar
- Akses ke kumpulan data hunian
- Akses ke foto kendaraan
- Akses ke profil radiasi (laju waktu
pencacahan data history)
- Akses informasi radiasi latar belakang
- Akses ke kriteria seleksi alarm
10 Indikator
peringatan Indikasi berikut harus diberikan pada
user interface, yaitu:
Perubahan latar selama non-pengukuran yang dapat mempengaruhi sensitivitas
RPMsecara keseluruhan.
Laju cacah tinggi – rendah
Stabilisasi energi invalid atau tidak
dapat diterima
Sensor pengukuran gagal, jika sensor
pengukuran digunakan
Perubahan status operasional
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR 2016
53-4
Kehilangan daya
Status baterei
11 Deteksi radiasi
Dengan cacah latar 0,2 Sv/jam dengan
kenaikan 0,1 Sv/jam setiap detik,
RPMharus mampu memberikan akurasi
deteksi paling tidak 90%.[4]
RPMharus mampu mendeteksi tingkat
radiasi yang lebih tinggi dari 0,1 mSv/jam pada jarak 1 meter dari
permukaan atau obyek.
RPMharus mampu membedakan radiasi alami (NORM ) dan yang bukan.
12 Alarm palsu
(Fault Alarm) Ketika diuji di daerah dengan latar yang
stabil (hanya fluktuasi alami), alarm palsu harus kurang dari 1 per 1000
pengukuran.
13 Respon
terhadap
radiasi gamma
Dengan Alarm RPMharus berbunyi
ketika laju paparan sinar gamma terukur saat suatu obyek melalui zona deteksi
dengan kecepatan 8 km/jam lebih besar
dari setelan alarm.
14 Temperatur lingkungan
RPMharus mampu beroperasi dalam kisaran temperatur lingkungan dari 20 0C sampai 50 0C
15 Kelembaban relatif
RPMharus mampu beroperasi selama dan setelah paparan tingkat kelembaban
relatif sampai 10 – 90% pada temperatur lingkungan +40 0C.
16 Proteksi uap
dan debu RPM-15, termasuk komponen-
komponen yang dirancang untuk digunakan dalam lingkungan yang tak-
terlindung, harus memenuhi persyaratan
yang dinyatakan dalam IP Code 53,
yang dilindungi dari debu dan limpasan
air.
17 Electrostatic Discharge
(ESD)
RPMharus berfungsi secara benar setelah paparan ESD pada intensitas
sampai 6 kV.
18 Kerentanan Radio
Frequency
(RF)
RPMharus tidak terpengaruh oleh medan RF dalam frekuensi 20 MHz
sampai 2500 MHz pada intensitas 10 volt per meter (V/m).
19 Medan
Magnet RPMharus tidak terpengaruh oleh
medan magnet 30 Ampere/meter (A/m) 60 Hz.
20 Vibrasi RPMharus berfungsi secara normal
ketika terpapar vibrasi yang terkait dengan peralatan yang dipasang di
lokasi yang tak terlindung sampai 0,5 g
pada kisaran frekuensi 10 Hz sampai 150 Hz.
21 Zona Deteksi RPMmempunyai zona deteksi Tinggi =203 cm, Lebar=320 cm dan panjang
50= cm, sehingga hanya digunakan
untuk kendaraan kecil dan mobil Box ( seperti pada gambar 1)
3.2.Perancangan
RPM didesain untuk digunakan pada kendaraan
kecil atau mobil box dengan tinggi kendaraan sampai
dengan 220cm. RPM mempunyai zona deteksi dengan
tinggi: 220 cm, lebar: 320 cm dan panjang 62 cm.
Gambar 3 . Zona deteksi RPM
Detektor gamma yang digunakan pada kegiatan ini
adalah sintilasi plastic Poliviniltoluent jenis BC408.
Ukuran detektor 1000 × 500× 50 mm yang dipasang
pada kedua pilar. Model spesifikasi BC408 yang
menunjukkan pada tabel 1dan cahaya keluaran cahaya
relatif yang mempunyai jangkauan yang besar 220 nm.
Semakin lama panjang jangkauan cahaya dari
sintilator plastik, semakin baik sintilator plastik untuk
aplikasi penggunaan area yang luas. Scintillators
plastik BC408 dibungkus dalam foil reflektif dan vinyl
hitam. Tabung photomultiplier yang digunakan
menggunakan model 9266FLB buatan Electron Tube
berbentuk lingkaran dan photocathode KCs, jenis
bialkali yang dapat beroperasi dengan noise rendah
pada suhu kamar. Noise yang rendah ini sangat
penting untuk efisiensi intrinsik deteksi pada sintilasi
organik.
Pemilihan detektor ini didasarkan pada resolusi
deteksi sinar gamma yang relatif sangat baik dan
harganya yang ekonomis. PMT yang digunakan
menggunakan Sinyal elektrik yang dihasilkan dalam
detektor setelah interaksi foton dengan detektor
sintilasi PVT dikumpulkan oleh preamplifier yang
terhubung ke catu daya tegangan rendah. Selain itu,
preamplifier ini juga berfungsi memberikan
penyesuaian antara impedansi tinggi detektor dan
impedansi rendah kabel koaksial ke amplifier, yang
mungkin terletak jauh dari preamplifier.
Detektor memperoleh daya dari catu daya tegangan
tinggi. Sinyal luaran dari preamplifier selanjutnya
diperkuat dan dibentuk oleh sebuah amplifier.
Peralatan penting lainnya dalam sistem spektrometri
gamma adalah Single channel analyzer (SCA). SCA ini
digunakan untuk menyeleksi tinggi pulsa yang
merupakan discriminator tinggi pulsa. Keluaran dari
SCA ini berupa tegangan TTL yang langsung dihitung
cacahnya oleh Counter. Data counter diambil oleh
komputer PC untuk dilakukan analisis apakah ada
bahan radiaktif /NORM atau tidak didalam kendaraan.
RPM harus memiliki kemampuan untuk
melakukan pengukuran identifikasi dengan
obyek stasioner di zona deteksi. Fungsi ini harus
dipilih pengguna dan tidak
menggantikan persyaratan. Lama waktu
pengukuran tidak kurang dari 1 menit.
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR 2016
53-5
Semua data hasil deteksi dari detektor sintilasi dan
CCTV dihubungkan ke sebuah industrial personal
computer yang dilengkapi dengan alarm annunciator
untuk analisis dan evaluasi lebih lanjut. Selanjutnya,
PC ini akan terkoneksi dengan server PC. Skema
desain non spektroskopi RPM ditunjukkan pada
Gambar 4. Portal monitor radiasi ini menggunakan
komponen/peralatan berikut:
Gambar 4. Desain dasar RPM non spektroskopi
Bila ada kendaraan yang melewati daerah deteksi,
maka sensor hunian akan memicu monitor untuk
melakukan pemindaian kendaraan. Jika kendaraan
melalui portal monitor dan cacahan portal melebihi
ambang batas maka akan mengeluarkan alarm.
Ada tiga macam moda operasi perangkat lunak
RPM yaitu proses operasi, proses startup dan proses
setup. Pada proses operasi ada dua mode operasi yaitu
moda latar dan moda pemindai.
Gambar 5. Moda operasi dan hubungan proses[6]
Mode latar pada saat RPM kosong akan
mengupdate data latar dengan mengukur radiasi latar
dengan menggunakan algoritma latar . Pada mode latar
ini RPM akan terus-menerus memonitor tingkat radiasi
latar. Level radiasi latar lokal dapat bervariasi untuk
berbagai alasan termasuk adanya sumber-sumber
terdekat, perubahan cuaca, dan keberadaan alami bahan
radioaktif. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
cacahan data latar, analisa data secara berkala untuk
kegalaan latar, memperbaharui nilai latar.
Bila ada kendaraan yang masuk ke RPM maka
sensor okupasi akan memicu ke mode pemindaian
dengan menentukan nilai batas ambang alarm. Pada
mode pemindaian diperoleh data pemindai kendaraan
dan evaluasi ambang alarm. Alarm yang terjadi dikirim
ke annunciator dan komputer di CAS. Pada saat
kendaraan meninggalkan RPM maka sensor okupasi
menunjukan tidak ada kendaraan maka terjadi
perubahan mode pemindaian ke mode latar
Algoritma pemindaian mempunyai fungsi membuat
keputusan alarm, evaluasi data latar, lama okupasi dan
analisis data pemindai. Data sampling diambil
sebanyak sepuluh dengan waktu sampling 0,1 d atau
lima dengan waktu sampling 0.02 d.
Ambang batas alarm biasanya dinyatakan dalam [6]
√ .
..............(2)
Dengan
: nilai batas ambang batas alarm
: cacah latar
K : faktor pengkali (biasanya 3 atau 4 )
Kendali RPM digunakan untuk mengendalikan dan
memberikan triger memulai modus pindai. Kendali
RPM berupa mikrokontroler untuk akusisi sensor
okupasi dan photo elektrik dan juga digunakan untuk
sistem diagnostik sistem. Komunikasi antara kendali
RPM dan komputer dapat dilakukan dengan
menggunakan data serial, paralel atau USB
Pilar dirancang untuk memenuhi klasifikasi IP53
sebagaimana ditentukan dalam IEC 60529. Didalam
pilar terdapat wadah detektor dan system elektronik.
Wadah RPM harus mempunyai index proteksi
dengan dinilai IP53 atau lebih tinggi, atau NEMA
4X, termasuk semua koneksi dan penetrasi. Semua
hardware (pengencang, mesin cuci, kunci, engsel, kait,
dll) harus kompatibel dengan kandang bahan dasar
untuk mencegah korosi galvanik. Switch tamper harus
dipasang pada semua pintu eksternal dan kabel secara
seri sehingga sinyal dikirim ke kendali jika salah satu
dari switch dipicu. Rancangan pilar dan wadah seperti
ditunjukkan oleh gambar 6
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR 2016
53-6
Gambar 6 Posisi detektor didalam pilar RPM
RPM mempunyai annicuator lokal yang
mengikat/melekat pada pilar utama dan dapat
ditambah dua annunciator jarak jauh . Annicuator lokal
harus diintegrasikan ke dalam pilar utama dan
ditempatkan diluar. Annuciator lokal arus memiliki
lampu indikator yang jelas terlihat dari jarak 20 meter
berposisi mendapat sinar matahari lansung. Speaker
harus disediakan sebagai bagian dari annicuator lokal
untuk memproduksi semua fault audio dan alarm.
Untuk komunikasi antara RPM controller dan CAS
maka diperlukan komunikasi dengan menggunakan
TCP/IP atau serial RS485. Jaringan komunikasi RPM
menggunakan IEEE 802.3 (Ethernet).
Gambar 7. Detektor BC408 didalam pilar
Kelistrikan RPM harus dapat beroperasi, termasuk
menyimpan data pengukuran selama minimal 3 jam,
jika ada gangguan daya eksternal. Bekerja pada
pasokan tegangan AC 240 V frekuensi 50Hz .
Persyaratan kualitas daya harus sesuai dengan
spesifikasi kinerja IEEE-519 dengan distorsi tegangan
output kurang dari 3%. RPM dilengkapi dengan
kemampuan cadangan daya yang memungkinkan terus
dan tidak terganggu untuk beroperasi selama minimal 4
jam setelah hilangnya daya listrik eksternal.
3.3. Konstruksi
Pada tahap ini dilakukan konstruksi untuk sistem
deteksi, pilar, kendali RPM, annunciator dan perangkat
lunak RPM untuk HMI. Pada tahap ini akan dihasilkan
beberapa modul elektronik yang terdiri dari:
1. Modul sistem detektor yang terdiri dari
preamplifier, amplifier, SCA dan Counter
2. Modul kendali RPM dengan menggunakan
mikrokontroler
3. Modul mekanik yang berupa pilar detektor
4. Modul perangkat lunak untuk HMI yang dibuat
dengan C# dan LabView
Modul system detektor RPM terdiri atas detektor
gamma, modul preamplifier, modul shapping amplifier,
modul single channel analyser (SCA) dengan 3 level
window, modul pencacah 16 bit dengan 3 channel,
modul DHCP router, modul HV, dan modul catu daya
DC.
Modul pencacah radiasi yang akan dibuat merupakan
salah satu bagian penting dari sistem instrumentasi dan
kendali pada RPM, berfungsi untuk mencacah paparan
radiasi terdeteksi oleh detektor.
Gambar 8. Hasil Integrasi RPM
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR 2016
53-7
Gambar 9. Tampilan HMI dengan LabView
4.5.Pengujian
Semua modul yang dihasilkan pada tahap
konstruksi dilakukan pengujian pada level modul
sesuai dengan persyaratan. Selanjutnya dilakukan
pengujian system yang meliputi uji dilaboratium (test
) dan uji fungsi dilingkungan yang sebenarnya (test
β) dan menggunakan standar.
Pengujian dilaboratorium dilakukan pengujian
keluruhan untuk deteksi radiasi. Untuk menentukan
lebar jendala SCA dihitung besarnya signal to noise
rasio dengan menggunakan persamaan.
dengan :
S : cacah netto
B : cacah latar
Q : faktor kualitas
Dengan tetap melakukan uji varians pada pengaturan
akhir dari lebar jendela di SCA. Nilai R mengakibatkan
sensitivitas yang lebih baik . Besarnya
Untuk mendeteksi radisasi gamma dengang rentang
yang luas maka diambil batas bawah SCA sekitar 0,2V sehingga masih dapat untuk mengukur unsur 241Am (energi 60 keV) dan batas atas sekitar 5V untuk sinar gamma energy 1500keV. Tegangan tinggi 700V -800V untuk PMT.
Hasil pengujian cacah latar didapat hasil pengukuran detektor di pilar A=483,63±22.07 cps dan detektor di pilar B=478,53±23.08 cps
Gambar 10. Grafik pengukuran latar RPM
Pengujian dengan sumber dengan tiga buah kaos
lampu petromax yang mengandung thorium dengan
jarak 20 cm dari permukaan detektor A didapat hasil
cacah =924,26±44.59 ditunjukkan pada gambar 11.
RPM dapat membedakan ada tidaknya sumber radiaktif
yang melewati daerah deteksi jika cacahan pada yang
diterima melewati ambang batas alarm.
Gambar 11. Pengujian dengan kaos lampu
Pengujian dengan sumber dengan sumber 137Cs
dengan dalam container Pb dilewatkan sepanjang garis
melintasi pilar detektor pada posisi A1, A2, A3, A4
dan A5 seperti pada gambar 12, didapat grafik cacah
gross seperti pada gambar 13
Gambar 12. Posisi sumber
Gambar 13. Pengujian dengan kaos lampu
Untuk mengurangi alarm palsu bahan radioaktif
yang terjadi secara alami dan radioisotop medis maka
digunakan Metode jendela multi energy dengan tiga
0
200
400
600
800
1
55
10
9
16
3
21
7
27
1
32
5
37
9
43
3
48
7
54
1
59
5
64
9
70
30
200
400
600
800
1,000
1,200
1
35
69
10
3
13
7
17
1
20
5
23
9
27
3
30
7
34
1
37
5
40
9
475 500 600
750 640
0
200
400
600
800
1 2 3 4 5
caca
h
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR 2016
53-8
buah SCA . Ketinggian pulsa yang ditetapkan untuk
energy rendah, sedang dan tinggi adalah sebagai
berikut:
a. Rendah : 50mV - 1V tentang setara dengan rentang
energi 20 keV - 300keV
b. Sedang: 1V - 3V tentang setara dengan rentang
energi 300 keV - ngMeV
c. Tinggi : 3V batas - atas tentang setara dengan
rentang energi 1MeV
d. Total: diatas 50mV setara dengan rentang energi 20
keV
Pengujian yang dilakukan sampai pada saat ini
pengujian laboratorium di PRFN. Pengujian pada
lingkungan yang sebenarnya belum dilakukan (test β)
yang rencana dilakukan di pasang PPTA pasar jumat
V. KESIMPULAN
Perekayasaan portal monitor radiasi non
spektroskopi (RPM) mendapatkan hasil prototype
yang sudah diuji di laboratorium (uji alpa) dengan hasil
yang baik, ditunjukkan RPM dapat membedakan
adanya bahan radiaktif yang melewati RPM. RPM
masih perlu dilakukan pengujian pada lingkungan
sebenarnya dan rencanaya dipasang di PPTA Pasar
Jumat
UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada
seluruh anggota tim yang tergabung dalam kegiatan
perekayasaan portal monitor radiasi atas segala
masukan dan jerih payahnya untuk mewujubkan RPM
yang handal.
DAFTAR PUSTAKA 1. IAEA-TECDOC-1312, Detection of Radioactive
Materials at Borders, IAEA, Wina, September
2002.
2. Wikipedia free encyclopedia “ Radiation Portal
Monitor”,https://en.wikipedia.org/wiki/Radiation_
Portal_Monitor, diakses 09 -11 - 2015.
3. Battele Memorial Institute/Pacific Northwest
Division, Second Line of Defence Program,
Radiation Portal Monitor Performance
Specification, Ohio, AS, 2011.
4. Cahyono Agus, Triyanto Joko, Handoyo Demon,
“Desain Dasar Portal Monitor Radiasi Untuk
Kendaraan”, Majalah Prima Volume 11 Nomor 1,
PRFN-BATAN, Tangerang, Juni 2014.
5. ANSI N42.38-2006, American National Standard
Performance Criteria for Spectroscopy-Based
Portal Monitors Used for Homeland Security,
IEEE, New York, AS, 2007.
6. Triyanto Joko, Fitri Dian, Rifai Ahmad
“Perekayasaan Perangkat Lunak Portal Monitor
Radiasi Dengan LabView” Majalah Prima Volume
12 Nomor 1, PRFN-BATAN, Tangerang, Juni
2014.
TANYA JAWAB DISKUSI Penanya: Hendra Yunihartanto
Pertanyaan:
1. Komponen lokal & komponen impor?
2. Latar belakang pembuatan RPM – Skala
Kecil/lab?
3. Tahap-tahap pengujian?
4. Cara kerja RPM?
Jawaban:
1. Komponen elektronik dan mekanik seluruhnya
lokal. Komponen yang diimport (luar negri) adalah
detektor pastik sintilasi.
2. RPM yang ada di Indonesia sebagian besar buatan
luar negri (hibah IAEA) dan perawatan, kalibrasi
harus dilakukan oleh tenaga ahli asing dengan
biaya yang mahal. Sehingga perlu dibuat RPM
dengan harga yang murah dengan menggunakan
komponen lokal.
3. Tahap pengujian. RPM diuji penggunakn standart.
Ada 2 tahap pengujian:
Pengujian di laboratorium (Test alpha).
Pengujian dilakukan di lingkungan PRFN.
Pengujian di lingkungan sebenarnya (Test
Beta) dengan penguji RPM di lingkungan
pintu masuk PPTN Pasar Jumat.
4. Cara kerja bisa dilihat di makalah.
Penanya: W. P. Daeng Beta
Pertanyaan:
1. Apa yang mendasari timbulnya ide perekayasaan
portal monitor radiasi ini?
2. Kendala apa yang dialami ketika proses
pelaksanaan rekayasa tersebut?
3. Persyaratan desain IEC62244 apakah sudah
terpenuhi? Jenis uji apa saja yang diperlukan untuk
memenuhi syarat desain tersebut?
Jawaban:
1. Kebutuhan RPM yang makin mendesak, sehingga
diperlukan penguasaan teknologi pembuatan RPM
mulai dari tahap desain, konstruksi, pengujian dan
kalibrasi.
2. Kendala utama pengadaan bahan deektor plastik
sintilasi.
3. Belum semua terpenuhi untuk IEE 62244,
pengujian yang dilakukan:
Uji radiologi.
Uji lingkungan.
Uji EMC (belum bisa dilakukan)
Uji Mekanik (belum bisa dilakukan)