Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

27
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dan perjuangan adalah rangkaian berbagai peristiwa yang berkesinambungan. Masa sekarang merupakan kelanjutan dari perjuangan masa lalu. Siapa yang tidak mengetahui masa lalunya, maka dia tidak akan bisa berjuang menyusun masa depannya menjadi lebih baik. Dari masa lalulah kita belajar berjuang menyusun masa depan kita. Sejarah dan perjuangan akan terus berulang, sehingga kita perlu membuka kembali lembaran- lembaran masa silam tentang eksistensi kita sebagai muslim. Umat islam perlu mengetahui masa lalu mereka, bagaimana agama islam ini pertama kali ditegakkan, seberapa jauh rintangan yang dihadapi oleh sang pembawa risalah Ilahiliyah sehingga beliau bisa menegakkan agama Ilahi di muka bumi ini. 1.2 Tujuan Adapun tujuan penulis membuat makalah ini: 1. Sebagai acuan dalam proses belajar mengajar. 2. Untuk memenuhi pembuatan tugas mata kuliah SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM. 3. Sebagai penambahan wawasan bagi penulis dan pembaca. 1

description

keagamaan

Transcript of Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

Page 1: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah dan perjuangan adalah rangkaian berbagai peristiwa yang

berkesinambungan. Masa sekarang merupakan kelanjutan dari perjuangan masa

lalu. Siapa yang tidak mengetahui masa lalunya, maka dia tidak akan bisa

berjuang menyusun masa depannya menjadi lebih baik. Dari masa lalulah kita

belajar berjuang menyusun masa depan kita. Sejarah dan perjuangan akan terus

berulang, sehingga kita perlu membuka kembali lembaran-lembaran masa silam

tentang eksistensi kita sebagai muslim. Umat islam perlu mengetahui masa lalu

mereka, bagaimana agama islam ini pertama kali ditegakkan, seberapa jauh

rintangan yang dihadapi oleh sang pembawa risalah Ilahiliyah sehingga beliau

bisa menegakkan agama Ilahi di muka bumi ini.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulis membuat makalah ini:

1. Sebagai acuan dalam proses belajar mengajar.

2. Untuk memenuhi pembuatan tugas mata kuliah SEJARAH KEBUDAYAAN

ISLAM.

3. Sebagai penambahan wawasan bagi penulis dan pembaca.

1

Page 2: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

BAB II.

SEJARAH DAN PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW DI MAKKAH

2.1 Strategi Dakwah Rasulullah SAW di Makkah

Masyarakat Makkah pada awal kenabian Muhammad SAW dikenal

dengan sebutan jahiliyah, yakni masyarakat yang tidak mengenal Tuhan yang

sebenarnya sebab patung dan batu menjadi sembahan tuhan mereka dan mereka

hidup dalam kegelapan terutama yang berkaitan dengan akhlak dan moral.

Masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dan ajaran agama Tauhid,

yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Ibrahim A.S. Mereka

umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala

yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah SWT)

yang jumlahnya mencapai 300 lebih. Di antara berhala-berhala yang termashyur

bernama: Ma’abi, Hubal, Khuza’ah, Lata, Uzza, dan Manat. Kebiasaan buruk

lainnya dalam masyarakat jahiliyah adalah suburnya tindak kejahatan, perjudian,

mabuk-mabukan, pertikaian antar suku, saling membunuh bahkan mengubur bayi

perempuan yang masih hidup menjadi kebiasaan mereka. Tatanan kehidupan

masyarakat tidak berjalan, yang berlaku hanyalah hukum rimba, siapalah yang

kuat dia yang berkuasa dan siapa yang menang dia yang berkuasa. Mereka sudak

tidak menjadikan ajaran para nabi terdahulu sebagai pedoman hidupnya. Selain itu

ada pula sebagian masyarakat Arab jahiliyah yang menyembah malaikat dan

bintang yang dilakukan kaum Sabi’in serta menyembah matahari, bulan, dan jin

yang diperbuat oleh sebagian masyarakat di luar kota Mekah. Dalam situasi inilah

Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan dakwah

ajaran Islam.

2.2 Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Makkah

1. Substansi dakwah Rasulullah SAW

Substansi ajaran Islam periode Makkah, yang didakwahkan Rasulullah

SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut :

a) Keesaan Allah SWT

Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta adalah

Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT tempat bergantung segala apa

2

Page 3: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

saja dan makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada

selain Allah SWT, yang menyamai-Nya (baca dan pelajari QS. A1-Ikhlas, 112: 1-

4).

Umat manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada

Allah SWT. Beribadah atau menyembah kepada selain Allah SWT, termasuk ke

dalam perilaku syirik, yang hukumnya haram, dan merupakan dosa yang paling

besar (lihat Q.S An-Nisa’, 4: 48).

b) Hari Kiamat sebagai hari pembalasan

Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia,

bukanlah akhir kehidupan, tetapi merupakan awal dari kehidupan yang panjang,

yakni kehidupan di alam kubur dan di alam akhirat.

Manusia yang ketika di dunianya taat beribadah, giat beramal saleh, dan

senantiasa berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan memperoleh balasan yang

menyenangkan. Di alam kubur akan memperoleh berbagai kenikmatan dan di

alam akhirat akan ditempatkan di surga yang penuh dengan hal-hal yang

memuaskan. Tetapi manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah SWT

dan banyak berbuat jahat, tentu setelah matinya akan mendapat siksa kubur dan

dicampakkan ke dalam neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan. (Baca

dan pelajari Q.S. Al-Qari’ah, 101: 1-11)

c) Kesucian jiwa

Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha menyucikan

jiwanya dan melarang keras mengotorinya. Seseorang dianggap suci jiwanya

apabila selama hayat di kandung badan senantiasa beriman dan bertakwa atau

meninggalkan segala perbuatan dosa, dan dianggap mengotori jiwanya apabila

durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa.

Sungguh beruntung orang yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya,

dan alangkah ruginya orang yang mengotori jiwanya (baca Q.S. Asy-Syams, 91:

9-10).

Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan

Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.

d) Persaudaraan dan Persatuan

3

Page 4: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan, bahkan

persaudaraan landasan bagi terwujudnya persatuan.Islam mengajarkan bahwa

sesama orang beriman adalah bersaudara. Mereka dituntut untuk saling mencintai

dan sayang-menyayangi, di bawah naungan rida Ilahi. Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak dianggap beriman seorang Muslim di antara kamu, sehingga ia mencintai

saudaranya, seperti rnencintai dirinya.” (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan

Nasa’i).

Selain itu sesama umat Islam, hendaknya saling menolong dalam kebaikan

dan ketakwaan, jangan sekali-kali tolong-menolong dalam dosa serta permusuhan.

Jangan saling menganiaya dan jangan pula membiarkan saudaranya yang

teraniaya tanpa diberikan pertolongan. Sedangkan umat Islam yang mampu

disuruh untuk memberikan pertolongan kepada saudaranya yang du’afa, yakni

para fakir miskin dan anak-anak yatim telantar (baca dan pelajari Q.S. Al-Ma’un,

107: 1-7).

2. Strategi dakwah Rasulullah SAW.

Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar

masyarakat Arab meninggalkan kejahiliahannya di bidang agama, moral, dan

hukum. Sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan Nabi

Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika masyarakat Arab telah

mengamalkan seluruh ajaran Islam dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan

sesuai dengan petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW, tentu mereka akan

memperoleh keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

Adapun strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang

luhur tersebut sebagai berikut:

a) Dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3-4 tahun.

Cara ini ditempuh oleh Rasulullah SAW karena beliau begitu yakin,

bahwa masyarakat Arab jahiliah, masih sangat kuat mempertahankan kepercayaan

dan tradisi warisan leluhur mereka. Sehingga mereka bersedia berperang dan rela

mati dalam mempertahankannya. Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi

ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di

lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya.

Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW 4

Page 5: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

tersebut adalah : Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-

10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang

tinggal serumah dengannya, waktu masuk Islam ia baru berusia 10 tahun), Zaid

bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW, wafat tahun 8 H = 625 M), Abu

Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW, yang hidup dan tahun 573 -

634 M), dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).

Sesuai dengan ajaran Islam, bahwa berdakwah bukan hanya kewajiban

Rasulullah SAW, tetapi juga kewajiban para pengikutnya (umat Islam), maka Abu

Bakar Ash-Shiddiq, seorang saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak

orang. Karena budi bahasanya yang halus, ilmu pengetahuannya yang luas, dan

pandai bergaul telah meneladani Rasuliillah SAW, yakni berdakwah secara

sembunyi-sembunyi.

Usaha dak’wah Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil karena ternyata beberapa

orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah :

1. Abdul Amar dari Bani Zuhrah, Abdul Amar berarti hamba milik si Amar.

Karena Islam melarang perbudakan, kemudian nama itu diganti oleh

Rasulullah SAW menjadi Abdurrahman bin Auf, yang artinya hamba Allah

SWT Yang Maha Pengasih.

2. Abu Ubaidah bin Jarrah dan Bani Hari.

3. Utsman bin Affan.

4. Zubair bin Awam.

5. Sa’ad bin Ahu Waqqas.

6. Thalhah bin Ubaidillah.

Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-

sembunyi, yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun

(pemeluk Islam generasi awal).

b) Dakwah Secara terang-terangan

Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian,

yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu

dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an

Surah 26: 214-216 (coba kamu cari dan pelajari).

5

Page 6: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara

lain sebagai berikut :

1. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri

jamuan makan dan mengajak mereka agar masuk Islam. Tetapi karena cahaya

hidayah Allah SWT waktu itu belum menyinari hati mereka, mereka belum

menerima Islam sebagai agama mereka. Namun ada 3 orang kerabat dari

kalangan Bani Hasyim yang sebenarnya sudah masuk Islam, tetapi

merahasiakan keislamannya, pada waktu itu dengan tegas menyatakan

keislamannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan

Zaid bin Haritsah.

2. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang

berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul Bukit Shafa,

yang letaknya tidak jauh dan Ka’bah. Rasulullah SAW memberi peringatan

kepada semua yang hadir agar segera meninggalkan penyembahan terhadap

berhala-berhala dan hanya menyembah atau menghambakan diri kepada

Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta dan Pemelihara alam semesta.

Rasulullah SAW juga menegaskan, jika peringatan yang disampaikannya itu

dilaksanakan tentu akan meraih rida Ilahi bahagia di dunia dan di akhirat.

Tetapi apabila peringatan itu diabaikan tentu akan mendapat murka Allah

SWT, sengsara di dunia dan di akhirat.

Menanggapi dakwah Rasulullah SAW tersebut di antara yang hadir ada

kelompok yang menolak disertai teriakan dan ejekan, ada kelompok yang diam

saja lalu pulang. Bahkan Abu Lahab, bukan hanya mengejek tetapi berteriak-

teriak bahwa Muhammad orang gila, seraya ia berkata “Celakalah engkau

Muhammad, untuk inikah engkau mengumpulkan kami?” Sebagai balasan

terhadap kutukan Abu Lahab itu turunlah ayat Al- Qur’an yang berisi kutukan

Allah SWT terhadap Abu Lahab, yakni Surat Al-Lahab, 111: 1-5 (coba kamu cari

dan pelajari ayat Al-Qur’an tersebut).

Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri

masuk Islam dua orang kuat dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu Hamzah bin

Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul

Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian sedangkan Umar bin

6

Page 7: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

Khattab (581-644 M), tidak lama setelah sebagian kaum Muslimin berhijrah ke

Habasyah atau Ethiopia pada tahun 615 M.

3. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di

luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang

masuk Islam antara lain :

(a) Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dan kaum Giffar, yang bertempat

tinggal di sebelah barat laut Mekah atau tidak jauh dari laut Merah,

menyatakan diri di hadapan Rasulullah SAW masuk Islam.

Keislamannya itu kemudian diikuti oleh kaumnya.

(b) Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus

yang bertempat tinggal di wilayah barat kota Mekah, menyatakan diri

masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Keislamannya itu diikuti oleh

bapak, istri, keluarganya, serta kaumnya.

(c) Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yatsrib (Madinah), yang

datang ke Mekah untuk berziarah nampak berhasil. Berkat cahaya

hidayah Allah SWT, para penduduk Yatsrib, secara bergelombang telah

masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Gelombang pertama tahun

620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang.

Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang dan pada gelombang

ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi.

Pada gelombang ketiga ini telah datang ke Mekah untuk berziarah dan

menemui Rasulullah SAW, umat Islam penduduk Yatsrib yang jumlahnya

mencapai 73 orang di antaranya 2 orang wanita. Waktu itu ikut pula berziarah ke

Mekah, orang-orang Yatsrib yang belum masuk Islam. Di antaranya Abu Jabir

Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah, yang kemudian menyatakan diri

masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW.

Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang

ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul

Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib

bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Walaupun untuk

itu mereka harus mengorbankan tenaga, harta, bahkan jiwa. Selain itu, mereka

7

Page 8: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke

Yatsrib.

Setelah terjadinya peristiwa Bai’atul Aqabah itu, kemudian Rasulullah

SAW menyuruh para sahabatnya yakni orang-orang Islam yang bertempat tinggal

di Mekah, untuk segera berhijrah ke Yatsrib. Para sahabat Nabi SAW

melaksanakan suruhan Rasulullah SAW tersebut. Mereka berhijrah ke Yatsrib

secara diam-diam dan sedikit demi sedikit, sehingga dalam waktu dua bulan

sebanyak 150 orang umat Islam penduduk Mekah telah berhijrah ke Yatsrib.

Sedangkan Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., dan Ali

bin Abu Thalib masih tetap tinggal di Mekah, menunggu perintah dari Allah SWT

untuk berhijrah. Setelah datang perintah dari Allah SWT, kemudian Rasulullah

SAW berhijrah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., meninggalkan kota Mekah

tempat kelahirannya menuju Yatsrib. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW ini terjadi

pada awal bulan Rabiul Awal tahun pertama hijrh (622 M). Sedangkan Ali bin

Abu Thalib, tidak ikut berhijrah bersama Rasulullah SAW, karena beliau disuruh

Rasulullah SAW untuk mengembalikan barang-barang orang lain yang dititipkan

kepadanya. Setelah perintah Rasulullah SAW itu dilaksanakan, kemudian Ali bin

Abu Thalib menvusul Rasulullah SAW berhijrah ke Yatsrib.

2.3 Manfaat Dakwah Nabi Muhammad

1 Dakwah Nabi Muhammad untuk Menyempurnakan Akhlak Manusia

Setelah Nabi Miuhammad SAW menerima wahyu, maka secara resmi

beliau telah diangkat menjadi Rasul oleh Allah SWT. Beliau mempunyai

kewajiban untuk membina umat yang telah berada dalam kesesatan untuk menuju

jalan yang lurus. Dakwah Nabi Muhammad SAW dimulai dari wilayah Makkah di

jazirah Arab, walaupun pada akhirnya ajaran beliau adalah untuk seluruh umat

manusia. Jauh sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebenarnya Allah SWT

juga telah mengutus nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Kedua Rasul ini

telahberhasil membina bangsa Arab dan masyarakat makkah menjadi orang yang

beriman dan henya menyembah kepada Allah SWT. Bahkan kedua Rasul tersebut

juga diperintah Allah SWT untuk membangun Ka’bah di Makkah. Namun dengan

berjalanya waktu, keimanan masyarakat Makkah menjadi luntur dan berubah

8

Page 9: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

menjadi kemusyrikan dengan menyembah patung dan berhala. Mereka tidak

hanya mengalami kerusakan dalam hal aqidah, bahkan akhlaknya juga rusak.

Nabi Muhammad SAW sebagai rasul tidak henti-hentinya berusaha

memperbaiki akhlak masyarakat yang sudah rusak tersebut. Untuk memperbaiki

akhlak, maka Allah SWT telah mengutus rasul yang memang semenjak kecil

dikenal oleh masyarakat sebagai orang yang sangat mulia akhlaknya. Sejak masih

kecil, remaja, sampai dewasa Nabi Muhammad sudah dikenal oleh masayarakat

Makkah sebagai orang yang mempunyai kepribadian baik, berbeda dengan

kebanyakan orang saat itu. Penampilannya pun sederhana, bersahaja, dan

berwibawa. Ketika ia berjalan badannya agak condong kedepan, melangkah sigap

dan pasti. Raut mukanya menunjukkan pikirannya yang cerdas, tajam, dan jernih.

Pandangan matanya menunjukkan keteduhan dan kewibawaan, membuatorang

patuh kepadanya. Ia juga dikenal sebagai orang yang jujur dalam setiap perkataan

maupun perbuatan. Dengan sifatnya yang demikian itu tidak heran bila Khadijah,

majikannya menaruh simpati kepadanya, dan tidak pula mengherankan bila

Muhammad diberi keleluasaan mengurus hartanya. Khadijah juga membiarkannya

menggunakan waktu untuk berpikir dan menuangkan hasil pemikirannya.

Akhirnya Muhammad dan Khadijah menikah menjadi sepasang suami istri yang

sangat setia dan memiliki anak-anak yang shalih.

Muhammad mendapat kurnia Tuhan dalam perkawinannya dengan

Khadijah, mereka berada dalam kedudukan yang tinggi dan harta yang cukup.

Seluruh penduduk Makkah memandangnya dengan rasa segan dan hormat.

Mereka mensyukuri karunia Tuhan yang diberikan kepadanya serta anak dan

keturunan yang baik. Semua itu tidak mengurangi pergaulannya dengan penduduk

Makkah baik yang kaya maupun yang miskin. Dalam kehidupan hari-hari,

Muhammad bergaul baik dengan masyarakat sekitar. Bahkan setelah menikah

dengan Khadijah ia lebih dihormati di tengah-tengah masyarakat. Dengan

dihormati orang Muhammad tidak menjadi tinggi hati, namun ia menjadi semakin

rendah hati. Bila ada yang mengajaknya bicara ia mendengarkan dan

memperhatikannya tanpa menoleh kepada orang lain. Perilakunya yang demikian

sangat berbeda dengan kebanyakan orang Makkah yang menjadi sombong dan

congkak ketika dihormati, dan marah-marah ketika merasa tidak dihormati.

Muhammad juga bukan termasuk orang yang suka mengobral perkataan, ia

berkata seperlunya, dan ia lebih banyak mendengarkan. Bila bicara selalu 9

Page 10: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

bersungguh-sungguh, tapi sungguhpun begitu ia sesekali membuat humor dan

bersenda-gurau. Sifatnya yang jujur tersebut juga sangat berbeda dengan

kebanyakan orang Makkah yang suka berbohong, membual, dan sulit dipercaya.

Setiap bertemu orang Muhammad selalu tersenyum. Pada saat-saat tertentu juga

bercanda dan terkadang tertawa sampai terlihat gerahamnya. Bila ia marah tidak

pernah sampai tampak kemarahannya, hanya antara kedua keningnya tampak

sedikit berkeringat, hal ini disebabkan ia menahan rasa amarah dan tidak mau

menampakkannya keluar. Semua itu terbawa oleh kodratnya yang selalu lapang

dada, berkemauan baik dan menghargai orang lain. Ia Bijaksana, murah hati dan

mudah bergaul. Tapi ia juga mempunyai tujuan pasti, berkemauan kuat, tegas dan

tak pernah ragu-ragu dalam tujuannya. Sifat-sifat demikian ini berpadu dalam

dirinya dan meninggalkan pengaruh yang dalam sekali pada orang-orang yang

bergaul dengan dia. Bagi orang yang melihatnya tiba-tiba, sekaligus akan timbul

rasa hormat, dan bagi orang yang terbiasa bergaul dengannya akan timbul rasa

cinta kepadanya.

Muhammad menjalin hubungan baik kepada penduduk Makkah. Ia juga

berpartisipasi dalam kegiatan sosial dalam kehidupan masyarakat hari-hari. Pada

waktu itu masyarakat sedang sibuk karena bencana banjir besar yang turun dari

gunung kemudian menimpa dan meretakkan dinding-dinding Ka’bah yang

memang sudah rapuh. Sebelum itupun masyarakat suku Quraisy memang sudah

memikirkannya. Ka’bah yang tidak beratap itu menjadi sasaran pencuri

mengambil barang-barang berharga di dalamnya. Hanya saja masyarakat suku

Quraisy merasa takut kalau bangunannya diperkuat, pintunya ditinggikan dan

diberi atap, dewa Ka’bah yang suci itu akan menurunkan bencana kepada mereka.

Sepanjang zaman Jahiliyyah keadaan mereka diliputi oleh berbagai macam

legenda yang mengancam bagi siapapun yang berani mengadakan sesuatu

perubahan terhadap Ka’bah. Dengan demikian perbuatan itu dianggap tidak

umum.

Tetapi sesudah mengalami bencana banjir tindakan demikian itu adalah

suatu keharusan, walaupun masih diliputi rasa takut dan ragu-ragu. Bertepatan

dengan kejadian itu, kapal milik seorang pedagang Romawi bernama Baqum yang

datang dari Mesir terhempas di laut dan pecah. Sebenarnya Baqum adalah seorang

ahli bangunan yang mengetahui masalah perdagangan. Sesudah suku Quraisy

mengetahui hal ini, maka berangkatlah al-Walid bin al-Mughira dengan beberapa 10

Page 11: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

orang dari Quraisy ke Jeddah menemui Baqum. Kapal itu kemudian dibelinya,

kemudian diajaknya berunding supaya sama-sama datang ke Makkah guna

membantu mereka membangun Ka’bah kembali. Baqum menyetujui permintaan

itu. Pada waktu itu di Makkah ada seorang Kopti yang mempunyai keahlian

sebagai tukang kayu. Persetujuan tercapai bahwa diapun akan bekerja dengan

mendapat bantuan Baqum.

Sudut-sudut Ka’bah oleh suku Quraisy dibagi empat bagian tiap kabilah

mendapat satu sudut yang harus dirombak dan dibangun kembali. Sebelum

bertindak melakukan perombakan itu mereka masih ragu-ragu dan khawatir akan

mendapat bencana. Kemudian al-Walid bin al-Mughira tampil ke depan dengan

merasa sedikit takut. Setelah berdoa kepada dewa-dewanya, ia mulai merombak

bagian sudut selatan. Orang-orang menunggu apa yang akan dilakukan Tuhan

terhadap al-Walid. Tetapi setelah sampai pagi hari tak terjadi apa-apa, mereka pun

beramai-ramai merombaknya dan memindahkan batu-batu yang ada. Muhammad

pun ikut dalam kerja bakti itu.

Sesudah bangunan itu setinggi orang berdiri dan tiba saatnya meletakkan

Hajar Aswad yang disucikan di tempatnya semula di sudut timur, maka timbullah

perselisihan di kalangan Quraisy, siapa yang seharusnya mendapat kehormatan

meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Demikian memuncaknya perselisihan

itu sehingga hampir saja timbul perang saudara. Keluarga Abdud Dar dan

keluarga ‘Adi bersepakat takkan membiarkan kabilah yang manapun campur

tangan dalam kehormatan yang besar ini. Untuk itu mereka mengangkat sumpah

bersama. Keluarga Abdud Dar membawa sebuah baki berisi darah. Tangan

mereka dimasukkan ke dalam baki itu guna memperkuat sumpah mereka. Karena

itu lalu diberi nama La’aqatud Dam, yakni ‘jilatan darah.’ Abu Umayyah bin al-

Mughira dari Bani Makhzum, adalah orang yang tertua di antara mereka. Ia

dihormati dan dipatuhi. Setelah melihat keadaan serupa itu ia berkata kepada

mereka:

"Serahkanlah putusan kamu ini di tangan orang yang pertama sekali

memasuki pintu Shafa ini."

Tatkala mereka melihat Muhammad adalah orang pertama memasuki

tempat itu, mereka berseru: "Ini al-Amin (orang yang terpercaya) ; kami dapat

menerima keputusannya." Lalu mereka menceritakan peristiwa itu kepada

Muhammad. Iapun mendengarkan dan sudah melihat di mata mereka betapa 11

Page 12: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

berkobarnya api permusuhan itu. Ia berpikir sebentar, lalu katanya: "Kemarikan

sehelai kain," katanya. Setelah kain dibawakan dihamparkannya dan diambilnya

batu itu lalu diletakkannya dengan tangannya sendiri, kemudian katanya;

"Hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini." Mereka bersama-

sama membawa kain tersebut ke tempat batu itu akan diletakkan. Lalu

Muhammad mengeluarkan batu itu dari kain dan meletakkannya di tempatnya.

Dengan demikian perselisihan itu berakhir dan bencana dapat dihindarkan.

Quraisy menyelesaikan bangunan Ka’bah sampai setinggi delapanbelas hasta (±

11 meter), dan ditinggikan dari tanah sedemikian rupa, sehingga mereka dapat

menyuruh atau melarang orang masuk. Di dalam Ka’bah itu mereka membuat

enam batang tiang dalam dua deretan dan di sudut barat sebelah dalam dipasang

sebuah tangga naik sampai ke teras di atas lalu meletakkan Hubal di dalam

Ka’bah. Juga di tempat itu diletakkan barang-barang berharga lainnya, yang

sebelum dibangun dan diberi beratap menjadi sasaran pencurian.

Kejadian ini berlangsung saat Muhammad berusia 35 tahun, dan

keputusannya mengambil batu dan diletakkan di atas kain lalu mengambilnya dari

kain dan diletakkan di tempatnya dalam Ka’bah, menunjukkan betapa tingginya

kedudukannya dimata penduduk Makkah, betapa besarnya penghargaan mereka

kepadanya sebagai orang yang berjiwa besar. Pada tahun 611 M, waktu itu

Muhammad berusia 40 tahun beliau menerima wahyu yang pertama. Di puncak

Gunung Hira, – sejauh dua farsakh sebelah utara Makkah – terletak sebuah gua

yang sangat kondusif untuk tempat menyendiri (berkhalwat). Sepanjang bulan

Ramadan tiap tahun Muhammad pergi ke sana dan berdiam di tempat itu. Ia tekun

dalam merenung dan beribadah, menjauhkan diri dari segala kesibukan hidup dan

keributan manusia. Ia mencari Kebenaran tentang keberadaan Tuhan dan

merenungkan keboborokan perilaku sehari-hari masyarakat Arab saat itu.

Demikian kuatnya ia merenung mencari hakikat kebenaran itu, sehingga lupa ia

akan dirinya, lupa makan, lupa segala yang ada dalam hidup ini. Sebab, segala

yang dilihatnya dalam kehidupan manusia sekitarnya, bukanlah suatu kebenaran.

Ia merenung untuk mencari jawaban mengenai perilaku masyarakat dalam

masalah-masalah hidup. Apa yang disajikan sebagai kurban-kurban untuk tuhan-

tuhan mereka itu, bukanlah sesuatu yang dapat dibenarkan menurut rasio dan

nurani yang jernih. Berhala-berhala yang tidak berguna, tidak menciptakan dan

tidak pula mendatangkan rejeki, tak dapat memberi perlindungan kepada siapapun 12

Page 13: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

yang ditimpa bahaya tidak selayaknya dipuja dan disembah. Hubal, Lata dan

‘Uzza, dan semua patung-patung dan berhala-berhala yang terpancang di dalam

dan di sekitar Ka’bah, tak pernah menciptakan seekor lalat sekalipun, atau akan

mendatangkan suatu kebaikan bagi Makkah. Ketika itulah ia percaya bahwa

masyarakatnya telah tersesat, jauh dari kebenaran.Keyakinan mereka terhadap

keberadaan Tuhan telah rusak karena tunduk kepada khayal berhala-berhala serta

kepercayaan-kepercayaan semacamnya. Kebenaran itu ialah Allah, Khalik seluruh

alam, tak ada tuhan selain Dia. Kebenaran itu ialah Allah Pemelihara semesta

alam. Dialah Maha Rahman dan Maha Rahim.

Kebenaran itu ialah bahwa manusia dinilai berdasarkan perbuatannya.

"Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat atompun akan dilihatNya. Dan

barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat atompun akan dilihatNya pula."

(Qur’an, 99:7-8) Dan bahwa surga itu benar adanya dan neraka juga benar adanya.

Mereka yang menyembah tuhan selain Allah mereka itulah menghuni neraka,

tempat tinggal dan kediaman yang paling durhaka. Tatkala ia sedang bertahanuth,

ketika itulah datang malaikat membawa sehelai lembaran seraya berkata

kepadanya: "Bacalah!" Dengan terkejut Muhammad menjawab: "Saya tak dapat

membaca". Ia merasa seolah malaikat itu mencekiknya, kemudian dilepaskan lagi

seraya katanya lagi: "Bacalah!" Masih dalam ketakutan akan dicekik lagi

Muhammad menjawab: "Apa yang akan saya baca."

Seterusnya malaikat itu berkata: "Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang

menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu

Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia

apa yang belum diketahuinya …" Lalu ia mengucapkan bacaan itu. Malaikatpun

pergi, setelah kata-kata itu terpateri dalam kalbunya.

Setelah menerima wahyu yang pertama itu maka Muhammad menjadi

seorang utusan (rasul), sehingga dia mempunyai kewajiban untuk menyampaikan

ajaran Allah SWT kepada umat manusia. Setelah menjadi rasul, maka sifat-sifat

mulia yang dimilikinya tdak hanya dimilikinya sendiri, namun dia harus

mengajarkan dan memberi teladan kepada umat manusia untuk berakhlak yang

mulia. Nabi Muhammad bersabda :

Artinya : “Diriwayatkan dari Abi Hurairah, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya

aku diutus untuk menyempurnakan akhlak)” (HR Ahmad).

13

Page 14: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

Artinya : “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah

kemuliaan itu semuanya.

Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh

dinaikkan-Nya”. (QS Fathir : 10)

Nabi Muhammad mengajarkan bahwa kemuliaan manusia tidak diukur

dari harta, keturunan, suku, keindahan tubuh, kekuatan, maupun pangkat dan

jabatannya dalam masyarakat.

Namun kemuliaan manusia terletak pada ketaatannya kepada Allah SWT

dan kemuliaan akhlaknya, baik berupa sikap, perkataan, maupun perbuatannya

dalam kehidupan sehari-hari. Padahal ketika itu masayarakat Arab sangat

menonjolkan keturunan dan sukunya. Mereka sering berselisih, bertengkar bahkan

berperang agar sukunya menjadi yang paling terhormat diantara yang lain. Mereka

juga sangat membanggakan harta dan kedudukan. Semakin banyak harta dan

memiliki banyak budak, maka mereka merasa menjadi mulia. Setelah menjadi

rasul, Nabi Muhammad SAW memberikan ajaran yang sangat mulia bahwa

sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat dan dapat bermanfaat bagi

orang lain. Padahal perilaku masyarakat Quraisy saat itu seringkali

menyengsarakan orang lain,, mereka semena-mena terhadap orang-orang miskin

apalagi terhadap budak-budak mereka. Betapa beratnya tugas Nabi Muhammad

SAW untuk membina manusia agar berakhlak mulia ketika kondisi akhlaknya

sudah buruk. Namun semua itu dilakukan beliau dengan penuh kesabaran dan

dengan cara memberi teladan.

2 Nabi Muhammad Sebagai Rahmat bagi Alam Semesta

Bagi orang-orang yang merasakan bahwa kehidupan para pembesar dan

bangsawan Makkah yang sudah sesat dan keterlaluan, namun mereka tidak

mampu berbuat apa-apa, maka kehadiran Nabi Muhammad saw. seperti seteguk

air saat mereka merasakan dahaga yang sudah sangat lama. Nabi Muhammad saw.

mengajarkan tentang persamaan derajat manusia. Nabi Muhammad saw. juga

mengajarkan agar penyelesaian masalah tidak boleh dilakukan dnegan cara

kekerasan, namun harus dilakukan dengan cara-cara yang damai dan beradab. Hal

ini tercermin dalam tindakan Nabi Muhammad ketika mendamaikan masyarakat

Makkah saat akan meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya.

14

Page 15: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bekerja keras untuk dapat

memenuhi kebutuhannya, namun ketika menjadi kaya maka dia harus mengasihi

yang miskin dengan cara menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka. Orang

yang kuat harus mengasihi yang lemah. Orang tua harus menyayangi anaknya

baik anak itu laki-laki maupun perempuan, sebaliknya anak harus menghormati

dan berbakti kepada orang tuanya walaupun mereka sudah sangat tua. Ketika

antar anggota masyarakat dapat memahami hak dan kewajibannya, saling

menghormati, menghargai, dan mengasihi, maka akan menjadi masyarakat yang

damai, aman, tenteram dan sejahtera. Terbukti, saat ini keadaan Masyarakat

Makkah dan Madinah menjadi masyarakat yang sangat beradab, damai, sejahtera

dan mengalami kemajuan yang pesat. Semua itu diawali dengan ketakwaan

mereka kepada Allah dan senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Nabi

Muhammad saw. Dengan demikian sesungguhnya Nabi Muhammad ditus oleh

Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh alam. Nabi tidak hanya diutus untuk

penduduk Makkah saja, atau bagi bangsa Arab saja, namun nilai-nilai yang

dibawanya adalah nilai-nilai universal yang dapat meningkatkan martabat umat

manusia sehingga berbeda dengan binatang.

Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat

bagi semesta alam.” (Q َS Al Anbiya : 107}

3 Meneladani Dakwah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat di

Makkah

Pada mulanya, dakwah Nabi Muhammad di Makkah dimulai dari sanak

keluarga dan kerabat dekat. Itupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, di

rumah salah seorang sahabat yang bernama Al Arqom bin Abil Arqom Al

Makhzumi. Upaya tersebut membuahkan hasil yang cukup menggembirakan.

Kurang lebih tiga tahun ada 39 orang yang menyatakan iman dan Islam, semuanya

dari kerabat dekat dan sahabat-sahabat yang lain. Di antara kerabat dekat yang

masuk Islam waktu itu antara lain Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid

bin Haritsah. Khadijah, istri nabi, orang yang cukup terpandang dan kaya raya.

Abu Bakar, seorang dermawan yang kaya raya. Ali bin Abi Tholib, seorang

pemuda yang cukup cerdas dan dihormati. Dengan masuk Islamnya orang-orang

tersebut membawa pengaruh besar pada dakwah nabi sampai masa berikutnya.

Karena orang-orang tersebut cukup dihormati di kalangan orang-orang Quraisy.15

Page 16: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

Di antara sahabat yang menyusul masuk Islam antara lain Usman bin

Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Fatimah

binti Khatab serta suaminya (Said bin Zaid), Arqam bin Abil Arqam, Thalhah bin

Ubaidillah. Mereka termasuk “Assabiqunal Awwalun”, yakni orang-orang yang

pertama kali masuk Islam. Dakwah secara terang-terangan yang dilakukan Nabi

Muhammad saw. mendapat reaksi cukup keras dari para pemuka dan tokoh

Quraisy, antara lain Abu Lahab (Abdul Uzza), Abu Jahal, Umar ibnu Khatab

(sebelum masuk Islam), Uqbah bin Abi Muatih, Aswad bin Abdi Jaghuts, Hakam

bin Abil Ash, Abu Sufyan bin Harb (sebelum masuk Islam), Ummu Jamil (istri

Abu Lahab). Reaksi keras yang dilakukan oleh para tokoh Quraisy tersebut antara

lain berupa ejekan, hinaan, hasutan, ancaman, dan penganiayaan secara fisik. Hal

yang sama juga dilakukan kepada orang-orang Quraisy sendiri, agar tidak

mengikuti seruan Nabi Muhammad. Namun, Rasulullah tetap tabah dan sabar,

dakwah pun tetap dijalankan. Bahkan semakin terang-terangan dan meluas ke

wilayah lain.

Menghadapi sikap Rasulullah tersebut orang-orang Quraisy bertambah

marah, bahkan pernah merencanakan akan melakukan pembunuhan terhadap Nabi

Muhammad. Rencana tersebut dilakukan menjelang Nabi Muhammad akan hijrah

ke Madinah. Atas pertolongan Allah SWT, waktu itu Nabi selamat dari rencana

pembunuhan tersebut. Kemudian bisa hijrah ke Madinah. Meskipun Nabi

Muhammad saw. dengan susah payah dalam berdakwah karena mendapat

tantangan dari Kaum Quraisy, tetapi makin hari makin didengar orang sehingga

makin banyak pengikutnya. Dakwah Nabi Muhammad di Makah dilakukan

kurang lebih selama 13 tahun, dan selebihnya selama 10 tahun Nabi Muhammad

berada di Madinah. Ketika berdakwah di Makkah, tantangan yang dihadapi oleh

Rasulullah dan para sahabat begitu besar.

16

Page 17: Rangkuman Perjuangan Nabi Muhammad Saw Pada Periode Di Mekkah

BAB III.

KESIMPULAN

Dari uraian sejarah di atas dapat diambil pelajaran yang sangat berharga

dari cara cara dakwah Rasulullah yang harus diteladani oleh umat islam, antara

lain adalah :

1. Nabi Muhammad berdakwah dengan keeladanan. Sebelum beliau

menyampaikan sesuatu, maka beliau terlebih dahulu melaksanakanya. Jadi,

disamping dakwah dengan lisan, dakwah juga dilakukan dengan perbuatan,

sikap, dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Disampaikan dengan penuh kehati-hatian, sabar, dan menggunakan bahasa

yang halus dan lemah lembut serta dengan bahasa yang mudah dipahami.

3. Rasulullah saw. memposisikan para pengikutnya sebagai sahabat, hal ini

tercermin dalam sebutan para pengikutnya yakni dengan sebutan ‘sahabat’.

Cara seperti ini menimbulkan rasa simpati yang luar biasa, karena di dalam

Islam nyata-nyata diterapkan kesetaraan.

4. Rasulullah saw. selalu bersama para sahabat-sahabatnya baik dalam keadaan

suka maupun duka, dengan demikian terjalin persatuan, kesatuan, dan

solidaritas umat Islam yang sangat kuat. Dalam berdakwah Rasulullah saw.

tidak pernah memaksakan kehendak, Rasulullah saw hanya menyampaikan

ajaran dari Allah SWT, dan memberikan pemahaman secara rasional dan

dengan hati yang jernih. Mengikuti atau tidak hal itu menjadi hak pribadi

masing-masing. Dengan kata lain, dalam berdakwah Rasulullah saw tidak

pernah menggunakan cara-cara kekerasan.

17