Rangkuman Makalah Biologi

12
Rangkuman Makalah Biologi 1. Kelompok 1 Sulfonilurea Obat yang Bekerja pada Sistem Transport Zat . Sulfonilurea (klorpropamide, tolbutamide, glibenklamide, gliklazide, glipizid, glikuidon, glimepiride) Mekanisme Kerja Mekanisme kerjanya adalah merangsang pelepasan insulin dari sel b, sehingga terjadi peningkatan sekresi insulin. Di dalam tubuh sulfonilurea akan terikat pad reseptor spesik sulfonilurea pada sel beta pankreas. Ikatan tersebut menyebabkan berkurangnya asupan kalsium dan terjadi depolarisasi membran. Kemudian kanal a! terbuka dan memungkinkan ion"ion a#! masuk sehingga terjadi peningkatan kadar a#! di dalam sel. $eningkatan tersebut menyebabkan translokasi sekresi insulin ke permukaan sel. Insulin yang telah terbentuk akan diangkut dari pankreas melalui pembuluh %ena untuk beredar ke seluruh tubuh. !. Kelompok ! Sangobion Obat yang Bekerja pada Sistem Transport Zat &alu lintas membran digolongkan menjadi # 'ara, yaitu dengan transpor akktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus dan transportsif untuk molekul"molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus. TR"S#OR #S$% a. &ifusi, Difusi merupakan proses perpindahan suatu zat yang terjadi se'ara spontan ketika ada perbedaan tekanan difusi, dari tekanan yang tinggi ke arah tekanan yang lebih rendah. b. Osmosis , osmosis diartikan sebagai proses perpindahan pelarut mele ati sebuah membran semipermeabel. *e'ara sederhana, osmosis dapat

description

Biologi dasar

Transcript of Rangkuman Makalah Biologi

Rangkuman Makalah Biologi1. Kelompok 1SulfonilureaObat yang Bekerja pada Sistem Transport Zat A. Sulfonilurea(klorpropamide, tolbutamide, glibenklamide, gliklazide, glipizid, glikuidon, glimepiride) Mekanisme KerjaMekanisme kerjanya adalah merangsang pelepasan insulin dari sel b, sehingga terjadi peningkatan sekresi insulin. Di dalam tubuh sulfonilurea akan terikat pada reseptor spesifik sulfonilurea pada sel beta pankreas. Ikatan tersebut menyebabkan berkurangnya asupan kalsium dan terjadi depolarisasi membran. Kemudian kanal Ca+ terbuka dan memungkinkan ion-ion Ca2+ masuk sehingga terjadi peningkatan kadar Ca2+ di dalam sel. Peningkatan tersebut menyebabkan translokasi sekresi insulin ke permukaan sel. Insulin yang telah terbentuk akan diangkut dari pankreas melalui pembuluh vena untuk beredar ke seluruh tubuh. 2. Kelompok 2 SangobionObat yang Bekerja pada Sistem Transport ZatLalu lintas membran digolongkan menjadi 2 cara, yaitu dengan transpor akktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus dan transportsif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus. TRANSPOR PASIFa. Difusi, Difusi merupakan proses perpindahan suatu zat yang terjadi secara spontan ketika ada perbedaan tekanan difusi, dari tekanan yang tinggi ke arah tekanan yang lebih rendah.\b. Osmosis, osmosis diartikan sebagai proses perpindahan pelarut melewati sebuah membran semipermeabel. Secara sederhana, osmosis dapat diartikan sebagai proses difusi air sebagai pelarut, melewati sebuah membran semipermeabel. Terdapat tiga sifat larutan yang dapat menentukan pergerakan air pada osmosis, yaituhipertonik,hipotonik, danisotonik.TRANSPOR AKTIFTranspor aktif merupakan mekanisme pemindahan molekul atau zat tertentu melalui membran sel, berlawanan arah dengan gradien konsentrasiyg memerlukan energi ATP.a. Endositosis, Endositosis merupakan mekanisme pemindahan benda dari luar ke dalam sel, secara di makan kemudian dilepaskan lagi.b. Eksositosis, eksositosis adalah proses mengeluarkan benda dari dalam sel ke luar sel. Hematinika adalah obat yang berisi bahan bahan pembentuk darah dan digunakan untuk penderita anemia karna kekurangan unsur pembentuk dan katalisator, Anemia adalah konsentrasi Haemoglobin (Hb) plasma lebih rendah dari normal akibat penurunan jumlah sel darah merah (Erytrosit) yang beredar.MEKANISME KERJA SANGOBIONberhubung anemi hanya merupakan gejala, maka sebelum melakukan pengobatan perlu ditentukan lebih dahulu jenis anemi dengan menentukan kadar zat besi, vitamin B12, dan asam folat dalam darah agar dapat diberikan terapi yang tepat. Fe non essential terdapat sebagai cadangan dalam bentuk feritin dan hemosiderin sebanyak 25 %, dan pada parenkim jaringan kira-kira 5 %. Cadangan Fe pada wanita hanya 200-400 mg; sedangkan pada pria kira-kira 1 g. Absorpsi: Terutama berlangsung di duodenum; makin ke distal absorpsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah diabsorpsi dalambentuk fero. Transport melalui sel mukosa usus terjadi secara transport aktif; Ion fero diubah menjadi ion feri dalam sel mukosa, kemudian ion feri masuk kedalam plasma dengan perantaratransferin, atau diubah menjadiferitindan disimpan dalam mukosa usus. Secara umum, bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih banyak Fe diubah menjadiferitin.Bila cadangan rendah atau kebutuhan meningkat, maka Fe yang baru diserap akan segera diangkut dari sel mukosa ke sumsum tulang untuk membentuk Hb. Jumlah Fe yang diabsorpsi sangat tergantung dari bentuk dan jumlah absolutnya serta adanya zat-zat lain. Makanan yang mengandung6 mg Fe/1000 kilokalori akan diabsorpsi 5-10 % pada orang normal. Absorpsi dapat ditingkatkan oleh kobal, inosin, etiosin, vitamin C, HCl, suksinat dan senyawa asam lain. Asam akan mereduksi ion feri menjadi fero dan menghambat terbentuknya kompleks Fe yang tidak larut dengan makanan. Absorpsi Fe akan menurun bila terdapat fosfat atau antasida misalnya kalsium karbonat, aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Besi yang terdapat dalam makanan hewani umumnya diabsorpsi rata-rata dua kali lebih banyak dibandingkan dengan makanan nabati. Kadar Fe dalam plasma berperan dalam mengatur absorpsi Fe; absorpsi meningkat pada keadaan defisiensi Fe, berkurangnya depot Fe dan meningkatnya eritropoesis. Transport Fe dalam darah akan diikat oleh transferin, suatu beta 1-globulin glikoprotein, untuk kemudian diangkut ke berbagai jaringan, terutama ke sumsum tulang dan pusat Fe. Selain transferin, sel-sel retikulum dapat pula mengangkut Fe, yaitu untuk keperluan eritropoesis. Sel ini juga berfungsi sebagai gudang Fe. Kalau tidak digunakan dalam eritropoesis, Fe akan disimpan sebagai cadangan, dlam bentuk terikat sebagai feritin. Terutama terdapat dlam sel-sel retikuloendotetial (di hati, limpa dan sumsum tulang). Bila Fe diberikan, cepat sekali diikat oleh apoferitin (protein yang membentuk feritin) dan disimpan terutama di dalam hati, sedangkan setelah pemberian oral akan disimpan dilimpa dan sumsum tulang. Fe yang berasal dari pecahan eritrosit akan masuk ke dalam hati dan limpa.

3. Kelompok 3 RifampisinObat yang Bekerja pada Proses Transkripsi Transkripsi Transkripsi adalah penyalinan informasi dari gen ke dalam molekul RNA, yang dalam pelaksanaannya adalah berupa penyusunan basa-basa pada rantai RNA dengan menggunakan runtunan basa DNA gen sebagai modelnya. Proses ini terjadi di dalam inti sel, di dalam matrik mitokondria dan plastida ( terjadi di mitokondria dan plastida karena mempunyai DNA tersendiri yaitu m-DNA ) Antimikroba ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia.Dalam pembicaraan disini, yang di maksudkan dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit. Obat-obat Antimikroba tersebut memiki 4 mekanisme kerja yang utama yaitu :a. Menghambat sintesis dinding sel bakteriObat-obat seperti penisilin dan sefalosporin dapat terikat pada reseptor khusus dan menghambat reaksi transpeptidasi yang penting untuk sintesa dinding sel. Obat ini juga dapat melumpuhkan penghambat enzim autolitik dinding sel.b. Menggagalkan kemampuan permeabilitas selektif membran selObat lain dapat terikat kepada komponen membran yang hanya dijumpai dalam sel mikroba seperti ergosterol (umpamanya anti mikroba). Beberapa obat anti fungi golongan imidazol secara selektif menghambat sintesa sterol.c. Menghambat sintesis protein: Banyak antimikroba menghambat sintesis protein bakteri dengan berbagai mekanisme yang berbeda . d. Menghambat sintesis asam nukleat. Rifampisin, merupakan serbuk kristal merah-coklat dan sangat sedikit larut dalam air dan sedikit larut dalam alcohol. Rifampisin mempunyai rumus molekul C43H58N4O12. Mekanisme kerja Rifampisin :Rifampisin terutama aktif terhadap sel yang sedang tumbuh. Rifampisin dapat menghambat proses inisiasi transkripsi, tetapi tidak menghambat proses pemanjangan transkrip. Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan spesifik dari suatu enzim bakteri RNA-polymerase, sehingga sintesa RNA terganggu. Perintangan ini dikarenakan pengikatan rifampisin pada sub unit . Subunit dari RNA polymerase bakteri memiliki fungsi untuk menempelkan polymerase pada DNA. Karena rifampin mengikat dengan kuat subunit ini, maka polymerase tidak dapat menempel pada DNA dan proses transkripsi bakteripun akan terhenti.

4. Kelompok 4RifampisinObat yang Bekerja pada Proses Transkripsi Nama&Struktur Kimia : Rifampin. C43H58N4O12 Golongan/KelasTerapi : Anti Infeksi Indikasi: Rifampicin biasanya digunakan untuk mengobati infeksi Mycobacterium, termasuktuberkulosisdanlepra Rifampisin bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dormant yang tidak dapat dibunuh oleh isoniazid. Mekanisme kerja, Berdasarkan perintangan spesifik dari suatu enzim bakteri Ribose Nukleotida Acid (RNA)-polimerase sehingga sintesis RNA terganggu. MekanismeKerja Rifampicin menghambat DNA-dependent RNA polimerase pada sel-sel bakteri dengan mengikat versi beta-subunit, sehingga mencegah transkripsi RNA dan selanjutnya untuk terjemahan pada protein. Sifat lipofilik yang membuat calon yang baik untuk mengobati bentuk meningitis tuberkulosis, yang membutuhkan distribusi ke system saraf pusat dampenetrasi melalui sawar darah-otak.

5. Kelompok 5Entromisin, Streptomisin, Puromisin, dan KloramfenikolObat yang Bekerja pada sistem Translasi Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Obat yang bekerja pada proses translasi antara lain adalah;a. ENTROMISINEritromisin dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Zat ini berupa kristal berwarnakekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg/ml. b. STREPTOMISINStreptomisin yang merupakan antibakteri kelompok aminoglikosida mengikat protein S12 pada subunit kecil ribosom, sehingga menyebabkan ribosom salah menterjemahkan urutan nukleotida mRNA. Pada konsentrasi rendah, streptomisin salah menterjemahkan pirimidin (C dan U) di posisi pertama dan kedua dari kodon mRNA (sehingga C dapat keliru untuk U atau U untuk C), dan salah membaca dari pirimidin untuk A di posisi pertama. Hal ini menyebabkan kesalahan yang konsisten dalam sintesis protein yang menghasilkan pertumbuhan lambat (tapi bukan kematian) dari sel rentan streptomisin. Dalam konsentrasi tinggi, streptomisin sepenuhnya menghambat inisiasi sintesis protein, yang mengakibatkan kematian sel.Sekarang streptomisin jarang digunakan kecuali untuk mengobati tuberculosis. Aminoglikosida lainnya tidak hanya mengikat protein S12 ribosom 30S, tetapi juga mengikat protein L6 ribosom 50S. L6 adalah salah satu protein yang paling dilestarikan dan hadir dalam ribosom dari semua organisme pada atau dekat lokasi elongation-factor binding siteAminoglikosida, sebagai contoh streptomisin, menambahkan aminoglikan pada reseptor protein spesifik pada subunit 30S mikrobia, kemudian aminoglikosida memblokir aktivitas normal pembentukan peptida, dan terakhir pesan mRNA salah dibaca pada daerah pengenalan ribosom sehingga pada akhirnya dihasilkan protein nonfungsional.c. PUROMISINPuromisin. Proses pemanjangan polipeptida dihambat oleh puromisin, mempunyai struktur yang mirip dengan suatu aminoasil-tRNA sehingga dapat melekat pada sisi A ribosom. Jika puromisin melekat pada sisi A, maka selanjutnya dapat membantuk ikatan peptida dengan peptida yang ada pada sisi P dan menhasilkan peptidil puromisin. Peptidil puromisin tidak dapat melekat kuat pada ribosom sehingga akhirnya terlepas. Hal ini menyebabkan terjadinya terminasi translasi secara prematur. Mekanisme inilah yang menyebabkan puromisin dapat membunuh bakteri dan sel lainnya.d. KLORAMFENIKOLBerikatan dengan subunit ribosom 50 S bakteri dan mencegah pengikatan pada asam amino pada aminoasil-tRNA, sehingga kerja peptidiltransferase terhambat secara efektif. Antibiotic ini hanya digunakan untuk infeksi tertentu yang sangat serius, misalnya meningitis dan deman tiroid. Kloramfenikol mudah masuk ke dalam mitokondria manusia tempat obat itu menghambat sintesis protein. Pada penderita yang diobati oleh Kloramfenikol , sel susmsum tulang dapat gagal berkembang, dan penggunaan antibiotic ini telah dikaitkan dengan timbulnya diskrasia darah yang fatal, termasuk anemia aplastik. Antibiotik yang Efektif Secara KlinisAntibiotik yang efektif secara klinis adalah yang menunjukkan toksisitas selektif. Maksud toksisitas selektif adalah antibiotik yang berbahaya bagi parasit namun tidak berbahaya bagi inangnya.Toksisitas selektif terjadi karena obat-obatan antibiotik mengganggu proses atau struktur bakterial yang tidak ada pada sel mamalia. Sebagai contoh, beberapa agen antibiotik bekerja pada sintesis dinding sel bakteri, dan yang lainnya mengganggu fungsi ribosom 70 S pada bakteri tapi tidak pada ribosom eukariotik 80 S.

6. Kelompok 6TetrasiklikObat yang Bekerja pada Sistem Translasi

Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau garam HClnya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang potensinya. Tetrasiklin adalah zat anti mikroba yang diperolah dengan cara deklorrinasi klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina, atau dengan fermentasi. Mekanisme Tetrasiklina. Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi dua proses dalam masuknya anti biotik ke dalam ribosom bakteri gram negative, pertama secara difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua melalui sistem transport aktif. Setelah masuk anti biotik berikatan secara revarsible dengan ribosom 30S dan mencegah ikatan tRNA amino asil pada kompleks mRNA ribosom. Hal tersebut mencegah perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh dan berakibat terhentinya sintesis proteinb. Antibiotik ini diketahui dapat menghambat klasifikasi dalam pembentukan tulang. Tetrasiklin diketahui dapat menghambat sintesis protein pada sel prokariot maupun sel eukariot. Mekanisme kerja penghambatannya, yaitu tetrasiklin menghambat masuknya aminoasil-tRNA ke tempat aseptor A pada kompleks mRNA-ribosom, sehingga menghalangi penggabungan asam amino ke rantai peptide.

7. Kelompok 7KuinolonObat yang Bekerja pada Replikasi DNA Replikasi DNAReplikasi merupakan proses pelipat gandaan DNA yaitu pada saat membelah diri. Membelah diri disertai dengan replikasi DNA supaya informasi genetik tetap sama. Replikasi DNA berlangsung dalam tahapan:1. Denaturasi (pemisahan) untaian DNA induk.2. Pengawalan (inisiasi) sintesis DNA3. Pemanjangan untaian DNA4. Ligasi fragmen DNA5. Pengakhiran (terminasi) sintesis DNA. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik memiliki sifat;a. Bakteriostatik : menghambat pertumbuhan bakteri. b. Bakterisidal : membunuh bakteri. Mekanisme kerjaMekanisme kerja obat golongan kuinolon ini menghambat replikasi DNA pada kuman atau bakteri.Yakni menghambat DNA girase pada bakteri bukan pada manusia.Bentuk double helix DNA harus di pisahkan menjadi 2 rantai DNA pada saat akan berlangsungnya replikasi. Pemisahan ini selalu akan mengakibatkan terjadinya puntiran berlebihan ( overwinding) pada double helix DNA sebelum titikpisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA girase ( topoisomerase II) yang kerjanya menimbulkan negative supercoiling. Golongan kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat bakterisidal sehingga kuman mati Indikasia. Infeksi saluran kemih(Prostatitis, Uretritis, Servisitis dan Pielonfritis.)b. Infeksi saluran cerna(demam Tifoid dan Paratifoid)c. Infeksi saluran nafas bawah (Bronkitis, Pneumonia, Sinusitis)d. Penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin (Gonore)e. Infeksi jaringan lunak dan tulang (Osteomielitis.)

8. Kelompok 8OfloksasinObat yang Bekerja pada Replikasi DNA Replikasi DNA merupakan suatu tahapan penggandaan rantai DNA. replikasi ini terjadi di dalam inti sel (nukleus). dimana DNA berfungsi sebagai template (cetakan). Enzim pada Replikasi DNADidalam replikasi ini, melibatkan beberapa enzim yang terlibat dan memiliki fungsi dan peranannya masing-masing, yakni :1. Topoisomerase, enzim ini bekerja spesifik untuk memutar ikatan double heliks DNA.2. Helikase, enzim ini berfungsi untuk membuka rantai DNA. sehingga terbentuk garpu replikasi.3. Primase, enzim ini merupakan enzim yang mengawali terjadinya replikasi.4. DNA polimerase, berfungsi membentuk mRNA.5. Ligase, enzim ini berfungsi untuk meyolder/menyambung ikatan DNA. Mekanisme Ofloksasin : Ofloksasin adalah suatu bakterisidal golongan kuinolon yang aktif melawan sebagian besar bakteri gram positif dan gram negatif aerob. Ofloksasin berkemampuan menghambat enzim DNA girase (berfunsi untuk merilekskan pilinan DNA agar mudah dibuka ikatan dolbe helixnya) pada bakteri, sehingga sel kuman tidak dapat melakukan replikasi dan transkripsi DNA nya Indikasi Ofloksasin : a. Infeksi saluran kemih bagian atas dan bawah.b. Servisitis dan uretritis gonokokal dan non gonokokal.c. Infeksi saluran pernapasan bagian bawah, kecuali yang disebabkan oleh Streptococcus.d. Infeksi kandungan

9. Kelompok 9Taksan dan KolkisinObat yang Bekerja pada Sitoskeleton Sitoskeleton adalah matriks protein yang memberikan kerangka arsitektural bagi sel. Sitoskeleton kemudian dikategorikan sebagai organel yang tidak bermembran. Selain itu, istilah sitoskeleton tidak merujuk ke kondisi yang dinamis, yang selalu berubah dan terlibat dalam berbagai aktifitas selular yang sangat vital. Obat yang bekerja pada sitoskeleton antara lain, yaitu ;1. Taksan, Termasuk golongan taksan yang digunakan untuk kemoterapi kanker (Mycek et al, 2001). Paklitaksel merupakan alkaloid yang berasal dari tanaman Taxus brevifolia dan Taxus baccata Mekanisme Kerja Taksan Mekanisme kerja dari paklitaksel dengan terikat pada tubulin secara longgar tetapi beda dengan alkaloid vinka, zat tersebut membantu polimerisasi dan stabilisasi polimer, bukan merusaknya. Dengan demikian, zat ini mengubah depolimerisasi-polimerisasi ke arah perbaikan pembentukan mikrotubulus. Mikrotubulus yang lebih stabil terbentuk dengan adanya paklitaksel yang tidak berfungsi, sehingga menyebabkan kematian sel (Mycek et al, 2001).2. Kolkisin, Kolkisin merupakan suatu alkaloid tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan serangan gout akut. Obat ini bukan orikosurik ataupun analgesik, walaupun dapat menghilangkan nyeri pada serangan gout akut. Kolkisin tidak mencegah berlanjutnya gout menjadi artritis gout akut, tetapi mempunyai efek supresif, profilaktik yang dapat mengurangi frekuensi serangan akut dan menghilangkan nyeri (Mycek et al, 2001). Mekanisme kerja Kolkisin terikat pada tubulin, suatu protein mikrotubular, yang menyebabkan depolimerisasinya. Hal ini bertujuan untuk merusak fungsi selular, seperti mobilitas granulosit, sehingga mengurangi migrasi ke tempat yang terkena. Lebih lanjut, kolkisin memblok divisi sel dengan jalan mengikat kumparan mitotik. Kolkisin juga manghamabat sintesis dan pelepasan leukotrien.3. Alkaloid Vinka (Vinkristin dan Vinblastin),Merupakan agen antikanker yang berasal dari produk alamiah yang berasal dari tanaman Vinca rosea.

10. Kelompok 10Vinblastin dan VinkristinObat yang Bekerja pada Sitoskeleton Fungsi Sitoskeleton :a. Memberikan dukungan mekanis dan mempertahankan bentuk sel b. Memberikan dukungan mekanis dan mempertahankan bentuk sel c. Pergerakan materi-materi dan organel dalam sel.d. Pergerakan sel(motilitas)e. Tempat pelekatan mRNA dan membantu translasi mRNAf. Komponen penting dalam penbelahan sel. Kanker adalah Suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur perkembangan dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler. Ciri-ciri sel Kanker :a. Tidak mempunyai kontrol pertumbuhan b. Daya lekat sel kanker berkurang atau bahkan tidak ada c. Hilangnya mekanisme DNArepairdalam sel yang mengakibatkan ketidaknormaland. Tidak adanya kemampuan koreksi DNA sebelum sel tersebut membelah, sel menganggap dirinya layak untuk direplikasi. Vinblastine : vinblastine adalah antimicrotubule obat yang digunakan untuk mengobati beberapa jenis kanker,non sel kecil kanker paru-paru,kanker payudara,kanker kepaala, dan leher.dan kanker testis. Vinkristin : vincristine (nama merek,Oncovin), secara resmi dikenal sebagai leurocristine,kadang-kadang disingkat VCR, adalah alkaloid vinca dari Catharanthus roseus (Madagaskar periwinkle) .ini adalah inhibitor mitosis,dan digunakan pada kanker kemoterapi. Vikristine dan vinvlastine keduanya bersifat siklus spesifik dan fase spesifik karena menghambat mitosisi pada fase methaphase. Obat terikat pada protein mikrotubular,tubulin, yang tergantung pada GTP dan menghambat kemampuan tubullin untuk polimerasi membentuk mikroyubulus. Sebaliknya , Parakristalin mengumpulkan menbentuk pecahan tubulin dan obat alkaloid. Aparatus gelondong yang tidak berfungsi ini terjebak dalam metaphase ,menghambat pemisahan kromosom dan proliferasi sel.akibatnya terjadi disolusi mikrotubulus,sel berhenti dalam metaphase .