Rangkuman Hidrologi

6
Hidrologi Curah Hujan Tinjauan Pustaka

description

Rangkuman mengenai curah hujan secara general dalam ilmu hidrologi

Transcript of Rangkuman Hidrologi

Page 1: Rangkuman Hidrologi

Hidrologi Curah Hujan

Tinjauan Pustaka

Page 2: Rangkuman Hidrologi

Hidrologi

Oleh Meriko Dian Candra Iwana

Jurusan PWK Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya peredaran dan

agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk

hubungannya dengan makhluk-makhluk hidup. Sedangkan dalam Kamus Tata Ruang

hidrologi didefinisikan sebagai ilmu tentang air, seperti keberadaannya, peredaran dan

salurannya, persifatan kimia dan fisikanya, reaksi dengan lingkungan, termasuk hubungannya

dengen makhluk hidup.

Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena hidrologi.

Data mengenai digunakan untuk mengetahui potensi sumber-sumber air, pemanfaatan dan

pengelolaan sumber-sumber air yang tepat dan rehabilitasi sumber-sumber alam seperti air,

tanah dan hutan yang telah rusak. Fenomena hidrologi contohnya seperti besarnya,

a. curah hujan,

b. temperatur,

c. penguapan,

d. lama penyinaran matahari,

e. kecepatan angin,

f. debit sungai,

g. tinggi muka air sungai,

h. kecepatan aliran

i. konsentrasi sedimen sungai

Hujan

Sumber dari sebagian besar curahan hujan adalah lautan. Air laut mengalami

evaporasi karena panas sinar matahari. Uap air terbawa angin yang bergerak melewati

permukaan laut menuju daratan. Uap air yang berasal dari evaporasi air laut, sungai, dan

danau terus terkumpul di udara. Akhirnya uap air yang terkumpul akan mendingin pada suhu

di bawah suhu titik embun, pada waktu itulah uap air tercurah sebagai hujan. Jika suhu

dimana kumpulan uap air itu berada sangat rendah, uap air akan tercurah sebagai butir es atau

Page 3: Rangkuman Hidrologi

salju. Air hujan yang jatuh ke daratan lalu mengalir ke parit, sungai, selokan, danau dan

menuju ke laut.

Jenis-jenis hujan

1. Berdasarkan proses terjadinya

a. Hujan Siklonal

Hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin

berputar.

b. Hujan Zenithal

Hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator akibat pertemuan Angin

Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan

membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan

menjadi jenuh dan turunlah hujan.

c. Hujan Orografis

Hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak

horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin

sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.

d. Hujan Frontal

Hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa

udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front.

Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang

front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.

e. Hujan Muson

Hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab

terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari

antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson

terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi

bulan Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim

penghujan dan musim kemarau.

2. Berdasarkan butirnya

a. Hujan Gerimis

Hujan yang memiliki diameter butirannya kurang dari 0,5 mm.

Page 4: Rangkuman Hidrologi

b. Hujan Salju

Hujan salju terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0°

Celsius.

c. Hujan Batu Es

Curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya

dibawah 0° Celsius

d. Hujan Deras

Curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan

diameter ±7 mm.

3. Berdasarkan besarnya curah hujan

a. Hujan Sedang : 20 - 50 mm per hari

b. Hujan Lebat : 50-100 mm per hari

c. Hujan Sangat Lebat : di atas 100 mm per hari

Curah Hujan

Curah hujan adalah banyaknya hujan yang tercurah (turun) di suatu daerah dalam

jangka waktu tertentu (Kamus Tata Ruang). Curah hujan diukur berdasarkan curah hujan

perjam, jumlah curah hujan harian (jumlah curah hujan selama 24 jam), bulanan, dan

tahunan. Data curah hujan sangat diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan

pengendalian banjir dan rancangan pemanfaatan air.

Di Indonesia, kondisi curah hujan tidak lepas dari pengaruh angin muson barat dan

angin muson timur, dimana angin muson barat bertiup dari Asia ke Australia (arahnya ke

Barat, ketika Asia memiliki tekanan udara lebih tinggi dibandingkan tekanan udara di

Australia), sedangkan angin muson timur bertiup dari arah Australia menuju ke Asia (arahnya

ke timur, ketika Australia mempunyai tekanan udara yang lebih tinggi dibandingkan tekanan

udara di Asia). Faktor-faktor yang mempengaruhi curah hujan, yaitu,

1. Ketinggian tempat

Semakin rendah suatu tempat/daerah maka memiliki potensi curah hujan yang

lebih banyak karena semakin rendah suatu tempat/daerah semakin tinggi pula keadaan

suhu,

2. Suhu tanah (daratan) dan lautan

Page 5: Rangkuman Hidrologi

Semakin tinggi perbedaan suhu diantara keduanya maka potensi penguapan di

antara keduanya juga akan semakin tinggi.

3. Luas daratan

4. Garis lintang

Satuan curah hujan adalah milimeter (mm), suatu ukuran ketebalan air hujan yang

berada dalam keadaan terkumpul dalam suatu tempat yang luasnya 1 m2, memiliki

permukaan yang datar, tidak cepat menguap dan tidak mengalir.

Klasifikasi penghitungan curah hujan adalah sebagai berikut.

1. Rata-rata curah hujan bulanan, merupakan nilai rata-rata curah hujan setiap bulan

dengan periode minimal 10 tahun.

2. Normal curah hujan bulanan, merupakan nilai rata-rata curah hujan setiap bulan

selama periode 30 tahun.

3. Standar normal curah hujan bulanan, merupaka nilai rata-rata curah hujan setiap bulan

selama periode 30 tahun

Kriteria intensitas curah hujan

1. Hujan sangat ringan : curah hujan yang intensitasnya kurang dari

5 mm dalam 24 jam.

2. Hujan ringan : curah hujan yang intensitasnya 5 – 20 mm

dalam 24 jam.

3. Hujan sedang : curah hujan yang intensitasnya 20 – 50 mm

dalam 24 jam.

4. Hujan lebat : curah hujan yang intensitasnya 50 – 100

mm dalam 24 jam.

5. Hujan sangat lebat : curah hujan yang intensitasnya lebih dari

100 mm dalam 24 jam

Kriteria distribusi curah hujan bulanan :

1. Rendah : 0 – 100 mm

2. Menengah : 101 – 300 mm

3. Tinggi : 301 – 400 mm

4. Sangat Tinggi : > 400 mm

Page 6: Rangkuman Hidrologi

Daftar Pustaka

Agusra. 2011. Curah Hujan (Artikel). http://artikeldanmakalah-

agusra.blogspot.com/2011/06/curah-hujan.html (diakses tanggal 4 maret 2013)

Anonim. 2012. Mengenal Asal Usul dan Jenis Hujan. Monitor Indonesia.

http://monitorindonesia.com/indikator/68-indikator/1055-mengenal-asal-usul-dan-jenis-

hujan.html (diakses tanggal 4 Maret 2013)

Wilson, E. M.. 1993. Hidrologi Teknik. Bandung: Penerbit ITB