Rangkuman fenomenologi
Click here to load reader
-
Upload
nasria-ika -
Category
Science
-
view
447 -
download
9
Transcript of Rangkuman fenomenologi
TUGAS
METODE PENELITIAN KUALITATIF
“FENOMENOLOGI”
Disusun Oleh :
1. Ahmat Sugianto (124 154 222)
2. Nasria Ika Nitasari (124 254 240)
3. Yeni Agus Tri Puryanti (124 254 243)
4. Elfira Rabbani Hafinur (124 254 244)
5. Ari Tri Maria (124 254 245)
6. Nur Hidayati (124 254 249)
ANGKATAN 2012 KELAS C
PRODI S1 PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN
JURUSAN PMP-KN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
FENOMENOLOGI
Pada dasarnya fenomenologi adalah suatu tradisi pengkajian yang digunakan untuk
mengeksplorasi pengalaman manusia.Seperti yang dikemukakan oleh Littlejohn bahwa
fenomenologi adalah suatu tradisi untuk mengeksplorasi pengalaman manusia.Dalam konteks
ini ada asumsi bahwa manusia aktif memahami dunia disekelilingnya sebagai sebuah
pengalaman hidupnya dan aktif menginterpretasikan pengalaman tersebut.Asumsi pokok
fenomenologi adalah manusia secara aktif menginterpretasikan pengalamannya dengan
memberikan makna atas sesuatu yang dialaminya. Oleh karena itu interpretasi merupakan
proses aktif untuk memberikan makna atas sesuatu yang dialami manusia. Dengan kata lain
pemahaman adalah suatu tindakan kreatif, yakni tindakan menuju pemaknaan.
Fenomenologi menjelaskan fenomena perilaku manusia yang dialami dalam
kesadaran.Fenomenolog mencari pemahaman seseorang dalam membangun makna dan
konsep yang bersifat intersubyektif.Oleh karena itu, penelitian fenomenologi harus berupaya
untuk menjelaskan makna dan pengalaman hidup sejumlah orang tentang suatu konsep atau
gejala.Natanson menggunakan istilah fenomenologi merujuk kepada semua pandangan sosial
yang menempatkan kesadaran manusia dan makna subjektifnya sebagai fokus untuk
memahami tindakan sosial.
Berdasar asumsi ontologis, penggunaan paradigma fenomeologi dalam memahami
fenomena atau realitas tertentu, akan menempatkan realitas sebagai konstruksi sosial
kebenaran. Realitas juga dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya relatif, yaitu sesuai dengan
konteks spesifik yang dinilai relevan oleh para aktor sosial. Secara epistemologi, ada interaksi
antara subjek dengan realitas akan dikaji melalui sudut pandang interpretasi subjek.
Sementara itu dari sisi aksiologis, nilai, etika, dan pilihan moral menjadi bagian integral
dalam pengungkapan makna akan interpretasi subjek.
Fenomenologi merupakan suatu metode analisa juga sebagai aliran filsafat, yang
berusaha memahami realitas sebagaimana adanya dalam kemurniannya tanpa perlu
“intervensi” oleh apapun dan siapapun. Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya,
fenomenologi telah memberikan kontribusi yang berharga bagi dunia ilmu pengetahuan,
mengatasi krisis metodologi, dan mampu menjadi sebuah disiplin ilmu yang berpengaruh dan
banyak mempengaruhi filsup-fulsup lain di abad 20.
Fenomenologi berusaha mendekati objek kajiannya secara kritis serta pengamatan yang cermat, dengan tidak berprasangka oleh konsepsi-konsepsi manapun sebelumnya. Oleh karena itu, oleh kaum fenomenolog, fenomenologi dipandang sebagai rigorous science (ilmu yang ketat). Hal ini tampaknya sejalan dengan 'prinsip' ilmu pengetahuan, sebagaimana dinyatakan J.B Connant, yang dikutip oleh Moh. Muslih, bahwa: "The scientific way of thinking requires the habit of facing reality quite unprejudiced by and any earlier conceptions. Accurate observation and dependence upon experiments are guiding principles."
Fenomenologi berusaha memahami budaya lewat pandangan pemilik budaya atau pelakunya. Ilmu dianggap bukanlah values free, bebas nilai dari apa pun, melainkan values bound, memiliki hubungan dengan nilai. Beberapa prinsip fenomenologi adalah: 1. kenyataan ada dalam diri manusia baik sebagai indiividu maupun kelompok selalu bersifat majemuk atau ganda yang tersusun secara kompleks, dengan demikian hanya bisa diteliti secara holistik dan tidak terlepas-lepas; 2. hubungan antara peneliti dan subjek saling mempengaruhi, keduanya sulit dipisahkan; 3. lebih ke arah pada kasus-kasus, bukan untuk menggeneralisasi hasil penelitian; 4. sulit membedakan sebab dan akibat, karena situasi berlangsung secara simultan; 5. inkuiri terikat nilai, bukan values free.
Jenis-Jenis Tradisi Fenomenologi
1. Fenomena Klasik, percaya pada kebenaran hanya bisa didapatkan melalui
pengarahan pengalaman, artinya hanya mempercayai suatu kebenaran dari sudut
pandangnya tersendiri atau obyektif.
2. Fenomenologi Persepsi, percaya pada suatu kebenaran bisa di dapatkan dari sudut
pandang yang berbeda – beda, tidak hanya membatasi fenomenologi pada
obyektifitas, atau bisa dikatakan lebih subyektif.
3. Fenomenologi Hermeneutik, percaya pada suatu kebenaran yang di tinjau baik dari
aspek obyektifitas maupun subyektifitasnya, dan juga disertai dengan analisis guna
menarik suatu kesimpulan.
Prinsip Dasar Fenomenologi
Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologis:
Pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar. Kita akan
mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengan pengalaman itu sendiri.
Makna benda terdiri dari kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Bagaimana kita
berhubungan dengan benda menentukan maknanya bagi kita.
Bahasa merupakan kendaraan makna. Kita mengalami dunia melalui bahasa yang
digunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia itu.
SIFAT-SIFAT PENELITIAN KUALITATIF TERSEBUT, AKAN SEJALAN
DENGAN CIRI-CIRI PENELITIAN FENOMENOLOGI BERIKUT INI :
o Fokus pada sesuatu yang nampak, kembali kepada yang sebenarnya (esensi),
keluar dari rutinitas, dan keluar dari apa yang diyakini sebagai kebenaran dan kebiasaan
dalam kehidupan sehari-hari.
o Fenomenologi tertarik dengan keseluruhan, dengan mengamati entitas dari
berbagai sudut pandang pespektif, sampai didapat pandangan esensi dari pengalaman atau
fenomena yang diamati.
o Fenomenoogi mencari makna dan hakikat dari penampakan, dengan intuisi
dan merefleksi dalam tindakan sadar melalui pengalaman. Makna ini yang pada akhirnya
membawa kepada ide, konsep, penilaian, dan pemahaman yang hakiki.
o Fenomenologi mendeskripsikan pengalaman, bukan menjelaskan atau
menganalisisnya. Sebuah deskripsi fenomenologi akan sangat dekat dengan kealamiaan
(tekstur, kualitas, dan sifat-sifat penunjang) dari sesuatu.
o Fenomenologi berakar pada pertanyaan-pertanyaan yang langsung
berhubungan dengan makna dari fenomena yang diamati.
o Integrasi dari subjekdan objek. Persepsi peneliti akan sebanding/ sama dengan
apa yang dilihatnya/didengarnya. Pengalaman akan suatu tindakan akan membuat objek
menjadi subjek, dan subjek menjadi objek.
o Investigasi yang dilakukan dalam kerangka intersubjektif, realitas adalah salah
satu dari proses secara keseluruhan.
o Data yang diperoleh (melalui berpikir, intuisi, refleksi, dan penilaian) menjadi
bukti-bukti utama dalam pengetahuan ilmiah.
o Pertanyaan-pertanyaan penelitian harus dirumuskan dengan sangat hati-hati.
Setiap kata harus dipilih, dimana kata yang terpilih adalah kata yang paling utama,
sehingga dapat menunjukkan makna yang utama pula.