rangkuman bhn bangunan.doc

download rangkuman bhn bangunan.doc

of 21

Transcript of rangkuman bhn bangunan.doc

A

PAGE 1Makalah Teknologi Bahan

Jurusan Teknik Sipil STITEK Bina Taruna

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

1. Beton 1

2.Semen 1

1.1 Sifat Semen Portland 1

1.2 Jenis Semen Portland 2

3.Agregat 3

3.1 Dua Jenis Agregat, Agregat Alami dan Agregat Buatan 3

3.2 Bobot Jenis Agregat 4

3.3 Bobot Satuan dan Kepadatan 5

3.4 Ukuran Butir Agregat 5

3.5 Gradasi Agregat 6

3.6 Modulus Kehalusan Butir 6

3.7 Penyerapan Air 7

3.8 Kadar Air Agregat 7

3.9 Kekuatan dan Keuletan Agregat 8

3.10 Ketahanan Terhadap Cuaca 8

3.11 Zat-zat Yang Mempengaruhi 8

3.12 Bentuk Agregat 9

3.13 Tekstur Pada Butiran 9

3.14 Syarat-syarat Agregat 104.Baja 12

4.1 Umum 12

4.2Unsur Campuran Umum 124.3Proses Dasar Pembuatan Baja 12

4.4Perkembangan Proses Pembuatan Baja 13

4.5Proses Pembuatan Baja Secara Moderen 13

4.6Jenis-Jenis Baja Karbon 16

4.7Baja Panduan 17

4.8Pengaruh Unsur Campuran 17

4.9Perlakuan Panas Pada Baja 19

4.10Proses Perlakuan Pada Baja 201 . BETON BERTULANG

Beton adalah material komposit yang dibentuk dengan takaran/ proporsi yang tidak sama antara material material dasar pembentuk beton, yaitu bahan semen, agregat dan air, pada hal-hal khusus dapat di tambahkan bahan adetive yang bertujuan untuk mempercepat, memperlambat proses pencampuran beton itu sendiri.Materil dasar untuk membuat beton pada dasar nya dapat dikelompokkan sebagai bahan aktif dan bahan pasif.Kelompok bahan aktif terdiri dari semen dan air yang nantinya akan berfungsi sebagai bahan perekat atau pengikat, sedangkan kelompok bahan pasif yaitu agregat yang meliputi agregat halus dan agregat kasar dengan kegunaan sebagai bahan pengisi.2.SEMENSemen adalah bubuk halus yang diperoleh melalui proses pembakaran mineral-mineral umumnya, batu gamping/ batu kapur dan lempung/ tanah liat pada temperaturer Tinggi, yakni sekitar 1450 C. bubukhalus ini terdiri dari sel-sel mineral yang jika diaduk dengan air akan membentuk pasta semen dan melalui proses hidrasiakn mengeras secara progresif bila terjadi kontak dengan udara.fenomena inilah yang menyebabkan material semen diklarifikasikan sebagai bahan ikat hidrolik. Atrtinya, akan membentuk batuan massa yang padat dan kedap air serta paling sering digunakan dalam pembuatan beton, khususnya dari jenis semen Portland.

Bila campuran semen dan air tersebut diatas, kepadanya ditambahkan pula agregat halus seperti pasir, akan diperoleh mortel semen. Selanjutnya lika selain agregat halus juga ditambahkan agregat kasar misalnya atau batu pecah, maka campuran tersebut akan membentuk apa yang disebut beton.Semen selain berperan sebagai bahan perekat butiran agregat sehingga terjadi suatu massa yang kompak setelah bercampur degan air, juga berfungsi untuk mengisi rongga antar butiran agregat membentuk massa yang padat. Walaupun semen hanya kira-kira mengisi 10% saja dari volume beton, namun merupakan bahan yang aktif sehingga perlu dipelajari cara memanfaatkannya maupan mengendalikannya secara alamiah.

2.1 SIFAT SEMEN PORTLAND.

Setiap jenis semen memiliki sifatnya yangkhusus. Sifat tidak terpisahkan dengan susunan kimia maupun kehalusan butirannya. Ditilik dari susunan kimianya, pada dasarnya ada 4 komponen yang paling penting, yakni: trikalsium silikat C3S, dikalsium silikat C2S, trikalsium aluminat C3A, dan tetrakalsium aluminoferit, C4 ALFE.yang dua pertama biasanya merupakan 70-80 persen. Itulah komponen yang paling menonjol dalam menentukan daya ikat semen.Pada waktu bahan semen bersentuhan dengan air, terjadilah proses yang disebut hidrasi. Proses ini berlangsung dalam arah keluar dan kedalam. Hasil hidrasi mengendap dibagaikan luar dan inti semen yang belum terhidrasi dibagian dalam, secara bertahap terhidrasi, sehingga volumenya mengecil. Reaksi tersebut berjalan lambat antara 2-5 jam (yangdisebut periode induksi atau tak aktif) sebelum proses itu mengalami percepatan setelah kulit permukaan pecah. Pada tahap hidrasi berikutnya, pasta semen terdiri dari gel (butiran sangat halus hasil hidrasi yang memiliki luas permukaan amat besar), dan sisa semen yang tak bereaksi, kalsium hidroksida, Ca(OH)2, dan air, dan beberapa senyawa kimia yang lain. Kristal berbagi senyawa dengan kimia yang lain.

Kekuatan semen yang telah mengeras tergantung pada jumlah air yang dipakai pada waktu proses hidrasi berlangsung. Pada dasarnya jumlah air yang digunakan untuk proses hidrasi hanya berkisar kira-kira : 25% dari bobot semennya. Penambahan jumlah air akan mengurangi kekuatan semen setelah mengeras. Air melebihi yang diperlukan untuk proses hidrasi pada umumnya memang diperlukan pada pembuatan beton, agar adukan beton dapat bercampur dengan baik, mudah diangkut, dan dapat dicetak tanpa rongga besar-besar (tidak keropos). Agar kekuatan beton tidak terlalu rendah, hendaknya selalu diusahakan jumlah air yang dibubuhkan sesedikit mungkin. Seperti telah diuraikan didepan, pasta semen yang mengeras merupakan bagian yang berpori. Nilai indeks kelulusan ialah konsentrasi hasil hidrasi yang padat pada seluruh ruang atau volume ruang yang tersedia (volume yang semula ditempati oleh air dan semen). Sebagai mana benda padat yang lain, kuat tekan pasta semen (juga betonnya) sangat dipengaruhi oleh ukuran pori antar gel atau pori hasil hidrasi. Kelebihan air akan mengakibatkan pasta semen berpori lebih banyak, sehingga hasilnya kurang kuat.

2.2JENIS SEMEN PORTLAND

Jenis semen yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya, diperoleh dengan mengubah susunan kimia semen. Sesuai dengan tujuan pemakaiannya, semen portland di Indonesia (S11 00138) dibagi menjadi lima jenis, yakni:

1. Jenis 1 Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus.Jenis II : Semen Portland yang dalam penggunaanya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan bakang hidrasi sedang.Jenis III : Semen Portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi setelah terjadi pengikatan.Jenis IV : SemenPortland yang dalam penggunaanya menuntut persyaratan bakang hidrasi yang rendah.Jenis V : Semen Portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratansangat tahan terhadap sulfat.3. AGREGATAgregat ialah material berbutir, misalnya, pasir, kerikil, dan batu pecah yang dipakai secara bersama-sama dengan media pengikat untuk membentuk beton atau adukan. Agregat merupakan butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortel atau beton, jumlahnya dapat mencapai 70% dari volume mortel atau beton. Walaupun sebagai bahan pengisi, akan tetapi bahan itu sangat berpengaruh terhadap sifat mortel atau beton itu sendiri. Itulah sebabnya pemilihan agregat merupakan bagian penting dalam proses pembuatan mortel atau beton.Jenis agregat umumnya dibedakan berdasarkan ukuran besar butirannya. Yang mempunyai ukuran butir besar diistilahkan agregat kasar. Sedangkan berbutir kecil disebut agregat halus. Batas antara kedua ukuran itu tampaknya belum ada. Nilai, pasti berbeda-beda pada disiplin ilmu yang satu dan disiplin ilmu yang lain, dan mungkin juga dari daerah yang satu dan daerah yang lain.Dalam bidang teknologi beton, nilai batas tersebut umumnya ialah 4,75mm atau 4,80mm. Butiran dengan ukuran > 4,80mm disebut kasar, dan butiran yang < dari 4,80mm disebut halus.secara umum agregat kasar sering disebut sebagai kerikil, kericak, batu pecah, atau split, yang halus disebut pasir, baik yang alami dari sungai atau galian, atau dari hasil pemecahan batu (Mesin Pemecah Batu).Jika butirannya < dari 1,20mm, kita menyebutnya pasir halus, sedangkan butiran yang