rancangan.docx

download rancangan.docx

of 15

Transcript of rancangan.docx

Pyemotes tritici

Disusun oleh :Cynthia Anggi Pradita201310410311040Farmasi A

FAKULTAS ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI FARMASIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGTAHUN AJARAN 2014KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, Dzat Yang Maha Agung, atas limpahan rahmat, karunia dan hidayahnya sehingga penulis diberikan kesempatan dalam menyelesaikan makalah dengan judul Pyemotes tritici.Sebuah tulisan yang termuat dalam makalah yang serba memiliki kekurangan ini dibuat dengan tujuan untuk melengkapi nilai tugas materi topik kedua, Mata Kuliah Parasitologi, Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.Dalam penyelesaian tugas ini tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak dr. Widayat Samsul selaku dosen pengampu Mata Kuliah Parasitologi .Sebagai penutup dan harapan bagi penulis, semoga tugas ini dapat berguna bagi semua pihak. Penutup dari penulis dalam kata pengantar ini, bahwa segala kesalahan di sepanjang tulisan ini mutlak spenuhnya berasal dari penulis dan semua kebenaran semata mata hanya milik Allah S.W.T.

Malang, 3 Juni 2014

Penyusun

DAFTAR ISIContentsKATA PENGANTAR2DAFTAR ISI3BAB I4PENDAHULUAN41.1 LATAR BELAKANG41.3 KLASIFIKASI Pyemotes tritici5BAB II6PEMBAHASAN62.1 EPIDEMIOLOGI62.2 MORFOLOGI72.3 HABITAT82.4 SIKLUS HIDUP92.5 KEPENTINGAN MEDIS102.6 PENGOBATAN112.7 KONTROL / PENGENDALIAN12DAFTAR PUSTAKA13

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada musim panas tahun 2007 yang lalu, ratusan hingga ribuan warga Chicago pergi ke ruang gawat darurat dan kantor dokter dengan bekas gatal sedikit rasa sakit,namun tidak mengalami mual, muntah, diare, atau demam. Warga Chicago bagian barat, tidak hanya mengalami gigitan misterius, tetapi juga masalah kembalinya kawanan jangkrik setelah absen selama 17 tahun. Menurut seorang entomologi dan ahli tungau dari Illinois Natural History Survey, Ed Zaborski, ada hubungan antara gigitan misterius dan kembalinya kawanan jangkrik, Pendapat itu menyatakan bahwa gigitan misterius itu berasal dari tungau gatal mikroskopis yang disebut Pyemotes (diucapkan "pie-uh-parit-ZEE") yang diketahui menyebabkan dermatitis pada manusia. Tungau ini tampaknya telah diberi telur jangkrik.

Ada 20 spesies yang berbeda dari Pyemotes. Tungau gatal daun ek (P herfsi) adalah spesies tungau Eropa terkait erat dengan Pyemotes tritici. P tritici tungau umumnya berkembang biak di disimpan dalam, kacang kering dan kacang polong, jerami gandum, jerami, dan rumput kering lainnya. Tungau gatal dan tungau jerami telah menyebabkan wabah di masa lalu, seperti yang disebutkan diatas. Spesies Pyemotes tungau umumnya memiliki kebiasaan hidup yang sama, sebagai berikut: betina yang baru dikawinkan akan menyuntikkan air liur yang mengandung neurotoxin ke hostnya, cairan ini akan melumpuhkan host dan memungkinkan betina hamil untuk memberi makan pada hemolymph host. Ratusan tungau dewasa muncul dari betina hamil. Peneliti telah memperkirakan jumlah tungau menurun. Pada pohon ek di Nebraska melebihi 300.000 tungau per pohon setiap harinya. Tungau ini memiliki mulut seperti sedotan soda. Jabs ini digunakan untuk makan dan mengisap sel.

1.2 DEFINISITungau adalah arachnida yang memiliki suatu gnathosoma (suatu kapitulum anterior mulut) yang mudah dibedakan dari arachnida lain, karena tidak adanya pembagian yang jelas antara cephalothorax (prosoma) dan perut (opisthosoma).Tungau merupakan hewan bertubuh kecil sampai mikroskopis dan umumnya berukuran 1 mm atau kurang.Tungau merupakan sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang, bersama-sama dengan caplak, menjadi anggota superordo Acarina. Tungau bukanlah kutu dalam pengertian ilmu hewan walaupun sama-sama berukuran kecil (sehingga beberapa orang menganggap keduanya sama). Apabila kutu sejati merupakan anggota Insecta (serangga), tungau lebih berdekatan dengan laba-laba dilihat dari kekerabatannya.

Perbedaan UmumCAPLAK & TUNGAU

CAPLAKTUNGAU

Ukurannya besar (makroskopis)Tubuhnya tertutup rambut pendekHipostomanya menonjol dan bergigiTektur tubuh tampak keras (kecuali caplak lunak)Umumnya berukuran kecil (mikroskopis)Tubuhnya tertutup rambut panjangHipostomanya agak tersembunyi dan tak bersenjataTektur tubuhnya nampak membranosa

1.3 KLASIFIKASI Pyemotes triticiGambar 1.3 Klasifikasi Pyemotes tritici

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 EPIDEMIOLOGI

Karakteristik lingkungan yang terkait dengan wabah Pyemotes di Crawford County, Kansas 2004 diberikan dalam Tabel 1. Orang yang tinggal di daerah perkotaan lima kali lebih mungkin telah digigit Pyemotes, dengan kemungkinan lebih tinggi terjadi pada orang di bawah usia 34 tahun. Prevalensi gigitan di demografi yang lebih muda ini diduga karena eksposur yang lebih besar dari pilihan pakaian dan peningkatan aktivitas di luar ruangan. Gigitan dilaporkan pada manusia dan hewan peliharaan yang jarang berkelana di luar ruangan, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa tungau, dibantu oleh angin, masuk rumah melalui pintu layar terbuka dan jendela. Warga perumahan yang disekitarnya banyak pohon ek, hampir empat kali risiko lebih besar untuk terkena gigitan makhluk ini. Tabel 1 lingkungan yang terkait wabah Pyemotes

2.2 MORFOLOGI

Gambar 2 Morfologi Pyemotes tritici

Pyemotes tritici (tungau gatal jerami) merupakan binatang yang berukuran sangat kecil, yakni 250-300 mikron berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Ciri umum dari tungau memiliki tubuh tersegmentasi dengan segmen disusun dalam dua tagmata: sebuah prosoma (cephalothorax) dan opisthosoma (perut). Namun, hanya jejak-jejak samar segmentasi utama tetap di tungau, sedangkan prosoma dan opisthosoma menyatu.Tungau dewasa memiliki empat pasang kaki, seperti arachnida lain, tetapi beberapa memiliki kaki lebih sedikit. Beberapa tungau parasit hanya memiliki satu atau tiga pasang kaki dalam tahap dewasa. Tungau dewasa dengan hanya tiga pasang kaki dapat disebut 'larviform'.Tungau bernapas melalui tracheae, stigmata (lubang kecil pada kulit), usus dan kulit. Kebanyakan tungau tidak memiliki mata. Mata pusat arachnida selalu hilang, atau mereka menyatu menjadi satu mata. Panjang tungau dewasa hanya 0,3-0,4 milimeter. Tungau memiliki tubuh semitransparan memanjang yang terdiri dari dua segmen menyatu. Tungau memiliki delapan kaki pendek, kaki yang tersegmentasi melekat pada segmen tubuh pertama. Tubuh ditutupi dengan sisik untuk penahan dirinya dalam folikel rambut, dan tungau memiliki pin (seperti mulut) yaitu bagian untuk makan sel-sel kulit dan minyak (sebum) yang menumpuk di folikel rambut. Tungau dapat meninggalkan folikel rambut dan perlahan-lahan berjalan-jalan pada kulit, dengan kecepatan 8-16 mm per jam, terutama pada malam hari, ketika mereka mencoba untuk menghindari cahaya. 2.3 HABITAT

Tungau merupakan spesies yang melimpah diperkirakan terdiri atas 20.000 spesies dengan memiliki habitat antara lain tanah, humus, air tawar, air laut, dan tumbuhan, serta bersifat parasit pada hewan dan tanaman. Pyemotes tritici hidup di batang tumbuhan jerami, menghisap cairan tumbuhan serta memakan tumbuhan dan hewan yang masih hidup maupun yang sudah mati. Selain itu beberapa dari mereka memiliki kebiasaan berada di kulit, darah atau jaringan dari vertebrata darat. Tungau menyukai tempat tempat yang lembab dan tempat yang tidak terkena sinar matahari. Populasi tungau pada umumnya melimpah pada saat musim kemarau, sedangkan pada musim penghujan serangan / populasi akan menurun. Hal ini disebabkan pada musim penghujan, semua stadia (telur, larva, nimfa, maupun imago) yang menempel pada bagian tanaman terbawa oleh hujan.

Gambar 3 Pyemotes tritici pada batang tumbuhan2.4 SIKLUS HIDUP

Daur hidup Pyemotes tritici ada 4 fase, yaitu : telur larvanimfa tungau dewasa. Siklus hidup ini mulai dari telur sampai dewasa memerlukan waktu selama 8-12 hari. (Hamzah, 2007) Gambar 4 Siklus Hidup Pyemotes tritici

1. Fase telurPada tungau betina yang dewasa biasanya bertelur setiap hari. Sehari rata-rata menghasilkan telur 5 butir.2. Fase larvaSetelah 3-4 hari telur menetas menjadi larva. Larva tungau hidup dan makan selama 4 hari kemudian beristirahat selama 24 jam. Selama masa istirahat tersebut terjadi pergantian kulit (molting) menuju tahap berikutnya.3. Fase nimfaPada tahap ini bentuk tungau sudah seperti bentuk dewasanya dengan 4 pasang kaki. Bentuk nimfa ini terdiri dari dua fase yaitu protonimfa dan deutonimfa. Masing-masing fase nimfa makan selama 3-5 hari, istirahat , kemudian molting menuju tahap berikutnya.

4. Fase tungau dewasaTungau dewasa berukuran 0,4 mm, berwarna putih-krem atau kecoklatan dan dapat dilihat oleh mata telanjang atau kaca pembesar. Tungau dewasa dapat hidup dan mencapai umur 2 bulan. Pada tungau dewasa setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh betina. Tungau betina yang telah dibuahi mempunyai kemampuan untuk membuat terowongan pada kulit sampai diperbatasan stratum korneum dan startum granulosum dengan kecepatan 0,5-5 mm per hari. Di dalam terowongan ini tungau betina akan bertelur sebanyak 2-3 butir setiap hari. Seekor tungau betina akan bertelur sebanyak 40- 50 butir semasa siklus hidupnya yang berlangsung kurang lebih 30 hari.Gambar 5 Tungau dewasa memasuki kulit manusia

2.5 KEPENTINGAN MEDIS

A. Penyerangan Pada TumbuhanUmumnya tungau bersembunyi di balik daun dan menghisap cairan daun dalam jaringan mesofil hingga jaringan itu rusak. Akibatnya klorofil menjadi rusak dan menghambat proses fotosintesis tanaman. Serangan ditandai dgn munculnya bintik kuning di permukaan daun. Bintik tersebut lama-kelamaan melebar lalu berubah menjadi kecokelatan dan akhirnya menghitam. Daun menjadi terpelintir (distorsi), menebal, berbentuk seperti sendok terbalik, serta bagian bawah daun berwarna seperti tembaga dan terdapat benang-benang putih halus. Kerusakan akibat serangan tungau tidak bisa disepelekan. Selain merusak daun, tungau juga berpotensi menyerang batang dan buah. Hama ini menyerang tanaman pada berbagai musim karena memiliki kemampuan beradaptasi di berbagai habitat, seperti lumut, tanah, rumput, bahkan hingga gudang penyimpanan. Tungau bersifat polyfag, semua jenis tanaman diserang.B. Penyerangan Pada ManusiaPenyerangan pada manusia dilakukan oleh Pyemotes, penyerangannya terjadi selama pengolahan saat panen. Gigitannya dapat menimbulkan dermatis seperti ruam dan meluas ke sebagian besar badan yang disertai gatal, berkeringat, demam, sakit kepala, dan pada kasus yang sudah berat dapat pula menyebabkan muntah. Walau menyerang manusia tungau ini juga sebenarnya menguntungkan bagi petani, karena tungau ini memakan larva dan hama biji-bijian.Tungau ini mengganggu manusia maupun mamalia lainnya selama akhir musim panas dan musim gugur dengan menghisap cairan limfa dan darah secara langsung dapat terlihat karena ukurannya yang 0,05 mm. Larvanya sendiri juga dapat berada di sekitar pinggang, tumit, atau lipatan kulit hangat yang berakibat gatal pada daerah tersebut. Gigitannya yang hebat baru akan terasa beberapa jam kemudian, jadi saat digaruk tidak akan tampak tungau tersebut.

2.6 PENGOBATAN

Tujuan pengobatan utama untuk gigitan tungau terdiri mengurangi gejala-gejala dan pencegahan infeksi bakteri sekunder dari menggaruk berlebihan. Gejala tidak darurat bervariasi tergantung pada jenis gigitan serangga. Mulailah dengan seksama mencuci bagian yang terinfeksi dengan sabun dan air. Hal ini harus diikuti dengan penerapan kompres es dan, mungkin, penggunaan antihistamin atau krim hydrocortisone untuk mengurangi gatal. Ruam biasanya sembuh setelah beberapa hari melalui penggunaan steroid topikal. Gigitan berpotensi dapat berkembang menjadi infeksi akibat garukan yang disebabkan oleh gatal yang ekstrim. Pengobatan simtomatik, yang mengandung 1% -2% mentol tersedia atau fenol kamper lotion kalamin atau etanol 5%. Lesi yang luas menyebabkan gatal yang parah dapat diberikan krim kortikosteroid topikal, pengobatan oral oleh histamin. Infeksi sekunder topikal salep antibiotik.2.7 KONTROL / PENGENDALIAN

Rekomendasi pencegahan untuk meminimalkan munculnya tungau.A. Untuk Pohon Atau TanamanPada tanaman aplikasi semprot khas tidak efektif karena tungau dilindungi oleh galls. Memberi makanan pengusir hama pada daun pohon memberikan target yang lebih baik untuk mengendalikan tungau. B. Untuk manusia 1. Langkah-langkah pencegahan utama yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia untuk manusia adalah untuk menghindari daerah-daerah yang terkena wabah tungau dan menerapkan diethyltoluamide (DEET). DEET telah terbukti menjadi agen yang paling efektif untuk membunuh beberapa spesies tungau, meskipun masih dengan beberapa hasil yang beragam. 2. Dengan menjaga kebersihan diri (personal hygiene). Pergantian seprai tempat tidur dan melakukan pembersihan karpet lebih sering. Bila perlu, karpet dikeluarkan, dijemur, dan dibersihkan. Dengan menurunkan kelembapan akan mengurangi populasi tungau.3. Menghindari kontak dengan penderita serta menghindari saling meminjam pakaian atau handuk.4. Memakai pakaian yang lengkap untuk memproteksi dari gigitan tungau.5. Menggunakan zat penolak tungau yang mengandung dibuthyl phthalate, benzil benzoat, diethyl toluamide, dan senyawa lainnya untuk menggosok kulit dan pakaian untuk menghindari dari gigitan larva tungau.

DAFTAR PUSTAKA

http://m.harunyahya.com/tr/works/14942/The-Microworld-Miracle/chapter/4957/Mites-%28Akari%29http://www.uspharmacist.com/content/c/10089/?t=men%27s_health,dermatologyhttp://www.redalyc.org/articulo.oa?id=30238506http://www.yasni.info/ext.php?url=http%3A%2F%2Findihepzer.blogspot.com%2F&name=Tungau+Gatal+Jerami&showads=1&lc=en-us&lg=en&rg=us&rip=idhttp://indihepzer.blogspot.com/2010/04/si-kecil-biang-penyakit.htmlhttp://www.academia.edu/6530387/TUNGAUhttp://kuliah-bhn.blogspot.com/2011/07/judul-pratikum-penganalan-parasit.htmlhttps://antidebu.wordpress.com/2009/04/http://imamsalim2.blogspot.com/2013/04/bio-ekologi-tungau.htmlhttp://id.swewe.net/word_show.htm/?275224_1&Mite|dermatitishttp://baca89.blogspot.com/2013/04/tungau-mites.html