RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR TENTANG SISTEM...

23
NASKAH AKADEMIK RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DAYAH D I S U S U N OLEH: TIM PENYUSUN NASKAH AKADEMIK BAGIAN HUKUM SETDAKAB. ACEH TIMUR TAHUN 2013

Transcript of RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR TENTANG SISTEM...

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR TENTANG

SISTEM PENDIDIKAN DAYAH

D I S U S U N

OLEH:

TIM PENYUSUN NASKAH AKADEMIK BAGIAN HUKUM SETDAKAB. ACEH TIMUR

TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya selesailah penulisan Naskah Akademik

Rancangan Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem Pendidikan

Dayah.

Naskah akademik ini ditujukan sebagai acuan atau referensi dalam

penyusunan dan pembahasan Rancangan Qanun Kabupaten Aceh Timur

tentang Sistem Pendidikan Dayah.

Disadari bahwa selesainya penulisan naskah akademik ini

dikarenakan adanya bantuan, pengarahan, bimbingan serta dorongan yang

telah diberikan oleh berbagai pihak, baik secara perseorangan maupun

bersama-sama. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ucapkan terima

kasih.

Harapan penulis dengan telah selesainya penulisan naskah

akademik ini, dapat segera disusun Rancangan Qanun Kabupaten Aceh

Timur tentang Sistem Pendidikan Dayah, dalam rangka mewujudkan

sinkronisasi dan kesamaan persepsi dalam peningkatan mutu dan

pengembangan potensi dayah sesuai dengan ketentuan Pasal 216 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, yang

menyebutkan bahwa Setiap penduduk Aceh berhak mendapat pendidikan

yang bermutu dan Islami sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Dilihat dari segi materi maupun teknis penulisannya, naskah

akademik ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati diharapkan adanya saran demi kesempurnaannya.

i

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................ 3

C. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Penyusunan

Naskah Akademik ........................................................... 3

D. Metode ............................................................................ 4

E. Sistematika ..................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

A. Kajian Teoretis ................................................................ 6

B. Kajian Terhadap Asas/Prinsip Yang Terkait ................... 7

C. Kajian Terhadap Praktik Penyelenggaraan ..................... 7

D. Kajian Terhadap Implikasi Sosial, Politik dan Ekonomi ... 8

BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN TERKAIT ......................................................... 9

BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS

A. Landasan Filosofis .......................................................... 11

B. Landasan Sosiologis ...................................................... 12

C. Landasan Yuridis ............................................................ 12

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN DAN RUANG LINGKUP

MATERI MUATAN ................................................................ 15

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 18

B. Saran ............................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 19

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aceh merupakan satuan Pemerintahan Daerah yang bersifat

khusus atau istimewa terkait dengan salah satu karakter khas sejarah

perjuangan masyarakat Aceh yang memiliki ketahanan dan daya juang

tinggi. Ketahanan dan daya juang tinggi tersebut bersumber dari

pandangan hidup yang berlandaskan Syari’at Islam yang melahirkan

budaya Islam yang kuat, sehingga Aceh menjadi daerah modal bagi

perjuangan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Aceh sebagai satuan Pemerintahan

Daerah yang bersifat khusus dan sekaligus bersifat istimewa telah

mempunyai pengaturan Pemerintahan Daerah tersendiri yang

berlandaskan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh dan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh,

yang bertujuan untuk memberikan landasan bagi Provinsi Aceh dalam

mengatur urusan-urusan yang telah menjadi keistimewaannya melalui

kebijakan daerah. Kebijakan daerah tersebut merupakan kebijakan yang

berupa urusan-urusan wajib dalam pelaksanaan keistimewaan yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam mengatur hal-hal pokok

untuk selanjutnya memberi kebebasan kepada daerah dalam mengatur

pelaksanaannya sehingga kebijakan daerah diharapkan lebih akomodatif

terhadap aspirasi masyarakat Aceh.

Berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, menyebutkan bahwa

Urusan wajib lainnya yang menjadi kewenangan khusus pemerintahan

kabupaten/kota adalah pelaksanaan keistimewaan Aceh yang antara lain

meliputi:

a. penyelenggaraan kehidupan beragama dalam bentuk pelaksanaan

Syari’at Islam bagi pemeluknya di Aceh dengan tetap menjaga

kerukunan hidup antarumat beragama;

1

b. penyelenggaraan kehidupan adat yang bersendikan agama Islam;

c. penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas serta menambah materi

muatan lokal sesuai dengan Syari’at Islam; dan

d. peran ulama dalam penetapan kebijakan kabupaten/kota.

Dayah di Aceh merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam

yang bertujuan untuk membimbing anak didik (aneuk dayah/santri) untuk

menjadi manusia yang berkepribadian Islami, yang sanggup menjadi

umat yang berguna bagi bangsa dan negara serta agama. Bila ditinjau

dari sudut historis kultural, dayah di Aceh dapat dikatakan sebagai pusat

pelatihan yang secara otomatis menjadi pusat budaya Islam yang

disahkan atau dilembagakan oleh masyarakat di Aceh. Pendidikan dayah

diselenggarakan berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 serta Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, dengan berasaskan Ahlul-

Sunnah Wal-Jama’ah. Pendidikan dayah juga diselenggarakan dengan

memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta

dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Dalam menyelenggarakan pendidikan dayah terdapat beberapa

prinsip penyelenggarakan dayah, antara lain:

a. pendidikan dayah diselenggarakan dengan menjunjung tinggi nilai

kemanusiaan, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan

berdasarkan nilai-nilai keislaman;

b. pendidikan dayah diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang

sistemik dengan sistem terbuka;

c. pendidikan dayah diselenggarakan sebagai suatu proses

pembudayaan dan pemberdayaan thalabah (peserta didik) yang

berlangsung sepanjang hayat;

d. pendidikan dayah diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

membangun kemauan dan mengembangkan kreatifitas thalabah

dalam proses pembelajaran; dan

e. pendidikan dayah diselenggarakan dengan mengembangkan budaya

membaca, menghafal, menelaah dan menulis bagi segenap thalabah

(peserta didik).

2

Seiring dengan paradigma yang telah dipaparkan diatas, maka

sudah seharusnya Pemerintah Kabupaten Aceh Timur membentuk

Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem Pendidikan Dayah dalam

rangka untuk mengembangkan kemampuan dan mendidik sumber daya

manusia yang beriman dan bertaqwa berdasarkan Al Qur’an dan Hadist

serta diharapkan dari dayah lahir insan-insan yang menekankan

pentingnya penerapan akhlak agama Islam yang merupakan pedoman

hidup bermasyarakat sehari-hari untuk mewujudkan masyarakat

Kabupaten Aceh Timur yang cerdas, Islami, berakhlakul karimah dan

bermartabat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam hal ini dapat diidentifikasi

permasalahan yang timbul adalah:

1. perlunya meningkatkan potensi dayah dalam penyelenggaraan

pendidikan yang bersendikan Syari’at Islam di Kabupaten Aceh Timur;

2. perlu dibentuknya suatu qanun yang dapat memberikan kepastian

hukum serta mengatur sistem pendidikan dayah yang berlaku secara

umum dan berkualitas, guna untuk mengembangkan lahirnya insan-

insan yang menekankan pentingnya penerapan akhlak agama Islam

yang merupakan pedoman hidup masyarakat sehari-hari; dan

3. perlunya mengikutsertakan masyarakat di Kabupaten Aceh Timur

dalam rangka pemberian dukungan dan partisipasi yang lebih

komprehensif terhadap pendidikan dayah di Kabupaten Aceh Timur,

agar dapat dikelola dengan lebih berdaya guna dan berhasil guna.

C. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Penyusunan Naskah Akademik

Adapun tujuan penulisan Naskah Akademik Rancangan Qanun

Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem Pendidikan Dayah adalah:

1. memberi masukan terhadap Rancangan Qanun Kabupaten Aceh

Timur tentang Sistem Pendidikan Dayah;

2. menyusun kerangka Naskah Akademik Rancangan Qanun Kabupaten

Aceh Timur tentang Sistem Pendidikan Dayah; dan

3. merumuskan Rancangan Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang

Sistem Pendidikan Dayah yang dikaji secara ilmiah dan mencakup

segala aspek teknis secara ekonomis serta peran serta masyarakat.

3

Secara umum, kegunaan penulisan naskah akademik adalah

memberi masukan terhadap kenyataan yang ada di lapangan mengenai

pendidikan Islam dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lembaga

dayah, yang diharapkan dapat memperkuat kelembagaan Pemerintah

Kabupaten Aceh Timur dalam mencerdaskan kehidupan bermasyarakat.

D. Metode

Dalam penyusunan naskah akademik ini, metode atau pendekatan

yang digunakan adalah melalui suatu kajian ilmiah secara sistematik dan

interdisipliner dengan metodologi sebagai berikut:

1. kajian pustaka yaitu pengkajian terhadap peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan sistem pendidikan dayah;

2. serangkaian kegiatan diskusi;

3. kaji terap pengalaman kabupaten/kota yang telah menerapkan sistem

pendidikan dayah, yang didapatkan melalui proses telaah dokumen-

dokumen dari berbagai media (internet, proses seminar, dll);

4. analisis dan evaluasi; dan

5. penyusunan naskah.

Penyusunan materi naskah akademik juga memperhatikan kaidah-

kaidah hukum, kelembagaan dan mempertimbangkan peran serta

masyarakat.

E. Sistematika

Naskah akademik ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi uraian tentang latar belakang,

identifikasi masalah, tujuan dan kegunaan kegiatan penyusunan naskah

akademik, metode dan sistematika.

Bab II Kajian Teoretis dan Praktik Empiris, berisi uraian tentang

kajian teoretis, kajian terhadap asas/prinsip yang terkait, kajian terhadap

praktik penyelenggaraan, kajian terhadap implikasi sosial, politik dan

ekonomi.

Bab III Evaluasi dan Analisis Peraturan Perundang-Undangan

Terkait, berisi uraian tentang hasil kajian terhadap peraturan perundang-

undangan terkait dengan materi dan susunan Rancangan Qanun

Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem Pendidikan Dayah.

4

Bab IV Landasan Filosofis, Sosiologis dan Yuridis, berisi uraian

tentang landasan filosofis, landasan sosiologis dan landasan yuridis.

Bab V Jangkauan, Arah Pengaturan dan Ruang Lingkup Materi

Muatan, berisi uraian tentang sasaran yang akan diwujudkan, arah dan

jangkauan pengaturan materi dan susunan Rancangan Qanun

Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem Pendidikan Dayah.

Bab VI Penutup, bagian akhir naskah akademik berisi kesimpulan

dan saran hasil kajian analisa naskah akademik.

Daftar Pustaka, memuat buku, peraturan perundang-undangan

dan bahan-bahan yang diperoleh dari internet, yang menjadi sumber

bahan penyusunan naskah akademik.

5

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

A. Kajian Teoretis

Dalam sistem pendidikan nasional, masyarakat dianggap sebagai

pihak yang ikut serta dalam menentukan pelaksanaan pendidikan.

Masyarakat adalah sumber inspirasi dan masyarakat juga sebagai

pendukung serta sumber dana diluar dana dari pemerintah bagi

penyelenggaraan pendidikan, dengan demikian masyarakat adalah

stakeholder dari sistem pendidikan. Salah satu ukuran kemajuan daerah

dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya, sehubungan dengan hal

tersebut pendidikan di Aceh dapat dikatakan dalam tahap

pengembangan, seiring dengan banyaknya jalur pendidikan yang

berkembang di Aceh, salah satu pendidikan di Aceh yang berkembang

pada saat ini adalah dayah.

Dalam bahasa Aceh, Istilah untuk lembaga atau yang dikenal

dengan sebutan pesantren di Jawa dan seluruh Indonesia adalah dayah.

Kata dayah diambil dari bahasa Arab zawiyah. Istilah zawiyah, yang

secara literal bermakna sebuah sudut yang diyakini oleh masyarakat

Aceh untuk pertama kali digunakan oleh Nabi Muhammad SAW

berdakwah pada masa awal Islam yaitu pada sudut Masjid Madinah. Kata

zawiyah dipahami sebagai pusat agama dan pusat pengajian sufi dari

penganut tasawuf. Karena zawiyah didominasi oleh ulama perantau, yang

ingin memperdalam ilmunya dan mempertinggi intensitas ibadah dan

tawadhu’nya. Lembaga tersebut di bangun menjadi sekolah agama dan

saat tertentu juga zawiyah dijadikan sebagai pondok bagi pencari

kehidupan spiritual dari aktivitas dakwah dan pendidikan yang dilakukan

oleh para pendakwah tradisional Arab dan sufi yang kemudian kata

zawiyah sebagai nama lembaga pendidikan dikalangan Islam yang

diperkenalkan di Aceh.

Dalam sitem pendidikan di Aceh, dayah merupakan pendidikan

tradisional yang ditinjau secara historis telah ada sejak abad IX Masehi,

(Tgk. Muslim Ibrahim dalam tulisannya masyarakat yang adil dan

bermartabat). Keberadaan dayah di Aceh telah ada bersamaan dengan

masuknya Islam ke Aceh pada akhir masa kekhalifahan Usman Bin Affan.

6

Bila ditinjau dari sudut historis kultural, dayah di Aceh dapat

dikatakan sebagai pusat pelatihan yang secara otomatis menjadi pusat

budaya Islam yang disahkan atau dilembagakan oleh masyarakat di

Aceh. Oleh karenanya dayah merupakan salah satu perkembangan

kehidupan adat di Aceh. Dayah-dayah di Aceh dapat dikatakan sebagai

bapak dari pendidikan Islam yang didirikan berdasarkan tuntutan dan

kebutuhan zaman, yang mana dayah dilahirkan atas kesadaran dan

kewajiban islamiyah yaitu menyebarkan dan mengembangkan agama

Islam sekaligus mencetak kader-kader ulama dan da'i.

Dengan demikian dayah yang merupakan lembaga pendidikan

Islam yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Aceh Timur

mempunyai peran penting, sehingga perlu diatur sistem pendidikan dayah

yang berlaku secara umum dan berkualitas.

B. Kajian Terhadap Asas/Prinsip Yang Terkait

Pembentukan Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem

Pendidikan Dayah dilakukan dalam rangka mewujudkan sinkronisasi dan

kesamaan persepsi dalam peningkatan mutu dan pengembangan potensi

dayah sesuai dengan ketentuan Pasal 216 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, yang menyebutkan

bahwa Setiap penduduk Aceh berhak mendapat pendidikan yang

bermutu dan Islami sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Adapun yang menjadi asas pembentukan Qanun Kabupaten Aceh

Timur tentang Sistem Pendidikan Dayah adalah berasaskan

Ahlul-Sunnah Wal-Jama’ah.

C. Kajian Terhadap Praktik Penyelenggaraan

Keberadaan dayah diyakini telah ada sejak masuknya Islam di

Aceh. Dayah juga sebagai tempat penyebaran agama Islam yang masuk

ke Indonesia. Oleh karenanya dalam penyelenggaraan dayah, dayah

merupakan tempat menuntut ilmu masyarakat Aceh yang berkembang

dan menjadi pendidikan adat dalam masyarakat Aceh. Dalam

menyelenggarakan pendidikan dayah terdapat beberapa prinsip,

antara lain:

a. pendidikan dayah diselenggarakan dengan menjunjung tinggi nilai

kemanusiaan, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan

berdasarkan nilai-nilai keislaman;

7

b. pendidikan dayah diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang

sistemik dengan sistem terbuka;

c. pendidikan dayah diselenggarakan sebagai suatu proses

pembudayaan dan pemberdayaan thalabah (peserta didik) yang

berlangsung sepanjang hayat;

f. pendidikan dayah diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

membangun kemauan dan mengembangkan kreatifitas thalabah

dalam proses pembelajaran; dan

g. pendidikan dayah diselenggarakan dengan mengembangkan budaya

membaca, menghafal, menelaah dan menulis bagi segenap thalabah

(peserta didik).

D. Kajian Terhadap Implikasi Sosial, Politik dan Ekonomi.

Pembentukan Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem

Pendidikan Dayah secara sosial, politik dan ekonomi merupakan bagian

daripada pengaturan dan penataan untuk memperkuat kelembagaan

pendidikan di Kabupaten Aceh Timur yang dalam pelaksanaannya

bertujuan untuk mendidik sumber daya manusia yang beriman dan

bertaqwa berdasarkan Al Qur’an dan Hadist.

Adapun implikasi yang diperoleh dari pembentukan Qanun

Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem Pendidikan Dayah, antara lain:

1. mendidik para thalabah (peserta didik) untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak thalabah (peserta didik) dalam

rangka mewujudkan masyarakat Kabupaten Aceh Timur yang cerdas,

Islami, berakhlakul karimah dan bermartabat;

2. menentukan arah yang jelas dalam sistem pendidikan dayah yang

berlaku secara umum dan berkualitas, guna untuk mengembangkan

lahirnya insan-insan yang berkualitas dan menekankan pentingnya

penerapan akhlak agama Islam yang merupakan pedoman hidup

masyarakat sehari-hari; dan

3. memberi pemahaman yang jelas tentang peran, fungsi dayah sebagai

sarana pendidikan yang berkualitas.

8

BAB III

EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TERKAIT

Dayah di Aceh merupakan lembaga pendidikan yang diselenggarakan

oleh dan untuk masyarakat. Pengelolaan pendidikan dayah merupakan

tanggung jawab masyarakat bersama Pemerintah, pengelolaan pendidikan

dayah harus dilakukan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan

prinsip manajemen berbasis dayah. Pengelolaan pendidikan dayah

dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu dan

evaluasi yang transparan. Pendidikan dayah juga diselenggarakan

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 serta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang

Pemerintahan Aceh dengan berasaskan Ahlul-Sunnah Wal-Jama’ah.

Bila dievaluasi secara seksama terdapat beberapa peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan keberadaan sistem pendidikan

dayah, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Dalam Pasal 10 menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah

Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu dan mengawasi

penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Dalam Pasal 215 menyebutkan bahwa:

(1) Pendidikan yang diselenggarakan di Aceh merupakan satu kesatuan

dengan sistem pendidikan nasional yang disesuaikan dengan

karakteristik, potensi dan kebutuhan masyarakat setempat.

(2) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua

komponen masyarakat termasuk kelompok perempuan melalui peran

serta dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengendalian mutu

layanan.

Selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 216 menyebutkan bahwa:

(1) Setiap penduduk Aceh berhak mendapat pendidikan yang bermutu

dan Islami sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

9

(2) Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan

berdasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan dengan

menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai Islam, budaya dan

kemajemukan bangsa.

3. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.

Dalam Pasal 5 ayat (2) menyatakan bahwa Sistem pendidikan nasional

yang diselenggarakan di Aceh didasarkan pada nilai-nilai Islami.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan Pasal tersebut diatas, secara

umum mengandung pengertian sebagai instruksi kepada Pemerintah

Aceh untuk mengatur dan memberdayakan fungsi Pendidikan Daerah

sebagai wadah dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Oleh

karenanya pendidikan dayah bertujuan untuk mengembangkan seluruh

potensi thalabah (peserta didik) agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab serta

mengamalkan ilmunya untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak.

Berdasarkan evaluasi dan analisa peraturan perundang-undangan

sebagaimana tersebut diatas, maka sudah seharusnya Pemerintah

Kabupaten Aceh Timur membentuk Qanun Kabupaten Aceh Timur

tentang Sistem Pendidikan Dayah dalam rangka untuk mencerdaskan

dan meningkatkan kualitas manusia, yang berlandaskan iman, taqwa,

dan akhlak mulia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil,

makmur dan beradab.

10

BAB IV

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS

A. Landasan Filosofis

Disadari oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Timur bahwa fungsi

utama yang harus dijalankan saat ini adalah Public Service Function

(fungsi pelayanan masyarakat), development function

(fungsi pembangunan) dan protection function (fungsi perlindungan).

Good Governance akan terwujud apabila setiap aparat pemerintah telah

mampu melaksanakan apa yang disebut sebagai objective and subjective

responsibility. Responsibility objectif bersumber kepada adanya

pengendalian dari luar (external controls) yang mendorong atau

memotivasi aparat untuk bekerja keras sehingga tujuan three es

(economy, efficiency and effectiveness) dari organisasi perangkat daerah

dapat tercapai (Denhardt, 2003).

Sedangkan responsibilitas subjektif yang bersumber pada sifat

subjektif individu aparat (internal control) lebih mengedepankan nilai-nilai

etis dan kemanusiaan yang terangkum dalam EEF (equity, equality and

fairness) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan tugas-

tugas administratif lainnya.

Tujuan pendidikan nasional pada hakekatnya adalah untuk

mengembangkan potensi thalabah (peserta didik) agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan hal tersebut,

maka yang menjadi tujuan akhir pendidikan nasional adalah menciptakan

warga negara yang berjiwa Pancasila yang merupakan filosofi Bangsa

Indonesia.

Untuk mewujudkan cita-cita nasional dimaksud, maka salah satu

jalur yang paling utama adalah melalui jalur pendidikan. Oleh karena itu,

dalam setiap kebijakan dan pengaturan tentang pendidikan khususnya

pengaturan mengenai Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem

Pendidikan Dayah haruslah mempertimbangkan nilai-nilai kekhususan

karakteristik dan budaya masyarakat Aceh yang Islami serta pandangan

hidup bangsa, kesadaran dan cita-cita hukum yang meliputi suasana

kebatinan dari falsafah Bangsa Indonesia yang bersumber dari nilai-nilai

Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

11

B. Landasan Sosiologis

Suatu peraturan perundang-undangan akan berlaku secara efektif

apabila dalam pembentukannya dilandasi oleh pertimbangan sosiologis

yaitu menyangkut dengan kebutuhan masyarakat/aparatur pemerintah

terhadap peraturan tersebut. Rancangan Qanun Kabupaten Aceh Timur

tentang Sistem Pendidikan Dayah menjawab permasalahan tentang

kepastian hukum terhadap penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten

Aceh Timur sesuai dengan kebutuhan daerah dan berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

Dilihat dari aspek sosiologis, bahwa masyarakat dalam

menjalankan kehidupan membutuhkan hubungan yang harmonis

antarsesama, dalam arti dapat menyesuaikan diri dengan segala bentuk

kondisi dan lingkungan yang ada. Untuk itu masyarakat membutuhkan

pengetahuan dan ilmu yang diperoleh melalui jalur pendidikan untuk

dapat berinteraksi sesamanya. Oleh karena itu, pendidikan dayah

merupakan kebutuhan masyarakat yang harus mendapat pelayanan

maksimal dari pemerintah.

Berdasarkan hal tersebut maka pembentukan Qanun Kabupaten

Aceh Timur tentang Sistem Pendidikan Dayah bertujuan untuk mendidik

sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa berdasarkan Al Qur’an dan

Hadist dan untuk menunjang terselenggaranya pendidikan di Kabupaten

Aceh Timur secara baik dan memenuhi kebutuhan masyarakat di

Kabupaten Aceh Timur terhadap sistem pendidikan dayah.

C. Landasan Yuridis

Landasan yuridis merupakan pertimbangan secara hukum bahwa

Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem Pendidikan Dayah harus

mempunyai landasan hukum yang kuat untuk diberlakukan di Kabupaten

Aceh Timur. Peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan

sebagai dasar hukum pembentukan Rancangan Qanun Kabupaten Aceh

Timur tentang Sistem Pendidikan dayah adalah sebagai berikut:

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan

Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah

Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 1092);

12

3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah

Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan

Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 1103);

4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggarakan

Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3893);

5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4301);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234);

10. Peraturan Pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republuk Indonesia

Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4496);

13

11. Peraturan Pemerintahan Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4769);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan

dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5105);

13. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor 5

Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Syari’at Islam (Lembaran Daerah

Propinsi Daerah Istimewa Aceh Tahun 2000 Nomor 30);

14. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Pendidikan di Propinsi Aceh (Lembaran daerah Aceh tahun 2008

nomor 5, tambahan Lembaran Daerah Nomor 15);

15. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pembentukan

Qanun (Lembaran Daerah Aceh Tahun 2011 Nomor 11, Tambahan

Lembaran Daerah Aceh Nomor 38);

14

BAB V

JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN DAN RUANG LINGKUP

MATERI MUATAN

Arah dan jangkauan pengaturan materi dan susunan Rancangan

Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem Pendidikan Dayah,

antara lain:

Bab I. Ketentuan Umum

Pada Bab ini dimuat pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang

akan dipergunakan lebih dari satu kali dalam pasal-pasal dari batang tubuh

dalam Rancangan Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem Pendidikan

Dayah.

Bab II. Dasar, Fungsi dan Tujuan

Pada Bab ini dijelaskan mengenai Dasar, Fungsi dan Tujuan

penyelenggaraan dayah.

Bab III. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Dayah

Pada Bab ini dijelaskan mengenai prinsip penyelenggaraan

pendidikan dayah di Kabupaten Aceh Timur.

Bab IV. Kriteria Dayah

Pada Bab ini dijelaskan mengenai kriteria dayah yang dapat didirikan

di Kabupaten Aceh Timur.

Bab V. Jenjang Pendidikan dan Lama Belajar

Pada Bab ini dijelaskan mengenai jenjang pendidikan dan masa

belajar di Dayah.

Bab VI. Kurikulum Dayah

Pada Bab ini dijelaskan mengenai kurikulum dayah.

Bab VII. Pimpinan Dayah

Pada Bab ini dijelaskan mengenai pimpinan dayah.

Bab VIII. Teungku dan Tenaga Kependidikan

Pada Bab ini dijelaskan mengenai Tenaga Profesional dan Tenaga

Pendidikan di Dayah.

Bab IX. Thalabah

Pada Bab ini dijelaskan mengenai Thalabah (peserta didik) dan

kewajibannya.

15

Bab X. Sarana dan Prasarana

Pada Bab ini dijelaskan mengenai penyediaan sarana dan prasarana

bagi Thalabah (peserta didik) di Dayah.

Bab XI. Pendanaan Pendidikan Dayah

Pada Bab ini dijelaskan mengenai pendanaan pendidikan dayah.

Bab XII. Pengelolaan Pendidikan Dayah

Pada Bab ini dijelaskan mengenai pengelolaan dalam pendidikan

dayah.

Bab XIII. Evaluasi, Kelulusan dan Ijazah

Pada Bab ini dijelaskan mengenai tahap evaluasi, tahap kelulusan

dan Ijazah Pendidikan Dayah.

Bab XIV. Akreditasi Dayah

Pada Bab ini dijelaskan mengenai kriteria persyaratan akreditasi

dayah.

Bab XV. Pendirian Dayah

Pada Bab ini dijelaskan mengenai persyaratan pendirian dayah.

Bab XVI. Pengawasan

Pada Bab ini dijelaskan mengenai sitem pengawasan dalam

penyelenggaraan dayah.

Bab XVII. Ketentuan Pidana

Pada Bab ini dijelaskan mengenai ketentuan pidana yang dapat

dikenakan akibat pelanggaran dalam penyelenggaraan dayah.

Bab XVIII.Ketentuan Lain-Lain

Pada Bab ini dijelaskan mengenai ketentuan lain yang diatur dalam

penyelenggaraan dayah.

Bab XIX. Penutup

Pada Bab ini dijelaskan mengenai pemberlakuan qanun dan

pengundangannya dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Kabupaten Aceh Timur.

Adapun sasaran yang akan diwujudkan dari pembentukan Qanun

Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem Pendidikan Dayah adalah:

1. untuk menentukan arah dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

pendidikan dayah di kabupaten Aceh Timur;

16

2. untuk mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat

dalam melahirkan kebijakan dan program-program pendidikan,

meningkatkan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan serta menciptakan

suasana dan kondisi transparansi, akuntabel dan demokratis dalam

penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu; dan

3. memberikan pedoman dan payung hukum yang dapat memberikan

kepastian hukum dan sesuai dengan kebutuhan daerah dan berdasarkan

peraturan perundang-undangan.

17

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian bab-bab terdahulu, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. pendidikan dayah merupakan pendidikan adat yang tumbuh dan

berkembang yang keberadaannya telah ada cukup lama sejak Islam

masuk ke Aceh yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan

masyarakat Aceh; dan

2. perlu dibentuknya Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem

pendidikan Dayah dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 216

ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang

Pemerintahan Aceh, yang menyebutkan bahwa Setiap penduduk

Aceh berhak mendapat pendidikan yang bermutu dan Islami sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Saran

1. pembentukan Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem

Pendidikan Dayah untuk memenuhi kewajiban Pemerintah

Kabupaten Aceh Timur sebagai pelayan masyarakat (public service)

serta mengupayakan pemberdayaan (empowerment) akan

peningkatan mutu yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan

penyelenggaraan Pemerintahan dalam Kabupaten Aceh Timur

khususnya dalam bidang pendidikan, perlu segera diwujudkan;

2. pembentukan Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem

Pendidikan dayah harus dapat memberikan keamanan, kenyamanan,

kepastian hukum, pedoman yang jelas dan sesuai dengan kondisi

saat ini; dan

3. pembentukan Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Sistem

Pendidikan Dayah diharapkan dapat menjadi sebuah solusi dalam

menuju Kabupaten Aceh Timur yang efektif dan efisien dalam

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,

sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan dan

mengoptimalkan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di

Kabupaten Aceh Timur khususnya dalam bidang pendidikan.

18

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

1. Prof. DR. H. Sri Soemantri M, SH, Prosedur dan Sistem Perubahan

Konstitusi, PT. Alumni, Bandung, 2006.

2. Rahimullah, SH, M.Si, Hukum Tata Negara Ilmu Perundang-

Undangan Versi Amandemen UUD 1945, PT. Gramedia,

Jakarta, 2007.

3. Prof. DR. I Gede Pantja Astawa, SH, MH dan Suprin Na’a, SH, MH,

Dinamika Hukum dan Ilmu Perundang-Undangan di Indonesia,

PT. Alumni, Bandung, 2008.

4. Komisi Pemberantasan Korupsi, Meningkatkan Kapasitas Fungsi

Legislasi dan Pengawasan DPRD Dalam Konteks Pencegahan

Korupsi, Jakarta, 2008.

5. Prof. DR. H. Dahlan Thaib, SH, M.Si, Jazim Hamidi, SH, M.Hum dan

Hj. Ni’matul Huda, SH, M.Hum, Teori dan Hukum Konstitusi, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

6. Prof. DR. M. Solly Lubis, SH, Ilmu Pengetahuan Perundang-

Undangan, CV. Mandar Maju, Bandung, 2009.

7. Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Umum Dewan

Pendidikan Nasional dan Komite Sekolah, Jakarta, 2005.

8. Hestu Cipto Handoyo, Prinsip-Prinsip Legal Drafting dan Desain

Naskah Akademik, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2012.

B. Peraturan Perundang-Undangan

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor

78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633).

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234).

4. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Pendidikan (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam

Tahun 2008 Nomor 05).

19

Tim Penyusun Naskah Akademik Bagian Hukum Setdakab. Aceh Timur:

1. Drs. BAHRUMSYAH, MM

2. ISKANDAR, SH

3. MB. BANDI HARVIRDAUS, SH

4. MUCHSIN MUCHTAR, SH

5. MUHAMMAD AFANDI, SH

6. SAIFUL ADHAR

7. AGUS JUFRIZAL

8. NURHAYATI