RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu...

39
RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA PROSES PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 469 ayat (4) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2015 tentang Keikutsertaan Perancang Peraturan Perundang- undangan dalam Pembentukan Peraturan Perundang- undangan dan Pembinaannya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5729); 5. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2012 tentang Organisasi, Tugas, Fungsi, Wewenang, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi,

Transcript of RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu...

Page 1: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

RANCANGAN

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN 2017

TENTANG

TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA PROSES PEMILIHAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 469 ayat (4)

Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan

Umum, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas

Pemilihan Umum tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa

Proses Pemilu;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan

Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 6109);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2015 tentang

Keikutsertaan Perancang Peraturan Perundang-

undangan dalam Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan dan Pembinaannya (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 186, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5729);

5. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2012 tentang

Organisasi, Tugas, Fungsi, Wewenang, dan Tata Kerja

Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum,

Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi,

Page 2: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum

Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 181);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA PROSES

PEMILIHAN UMUM.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:

1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu

adalahsarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota

Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan perwakilan

Daerah,Presiden dan Wakil presiden, dan untuk memilih

anggotaDewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang

dilaksanakan siaralangsung, umum, bebas, rahasia,

jujur, dan adil dalamNegara Kesatuan Republik Indonesia

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik IndonesiaTahun 1945.

2. Dewan Perwakilan Rakyat yang selanjutnya disingkat

DPR adalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

3. Dewan Perwakilan Daerah yang selanjutnya disingkat

DPD adalah Dewan Perwakilan Daerah sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya

disingkat

DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota

Page 3: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

sebagimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

5. Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang

menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi

Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan

Kehormatan Penyelenggara Pemilu sebagai satu kesatuan

fungsi Penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota

Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan

Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara

langsung oleh rakyat.

6. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU

adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat

nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan

Pemilu.

7. Komisi Pemilihan Umum Provinsi yang selanjutnya

disingkat KPU Provinsi adalah Penyelenggara Pemilu di

provinsi.

8. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yang

selanjutnya disingkat KPU Kabupaten/Kota adalah

Penyelenggara Pemilu di kabupaten/kota.

9. Badan Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut

Bawaslu adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang

mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

10. Badan Pengawas Pemilu Provinsi yang selanjutnya

disebut Bawaslu Provinsi adalah badan yang mengawasi

Penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi.

11. Badan Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota yang

selanjutnya disebut Bawaslu Kabupaten/Kota adalah

badan untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di

wilayah kabupaten/kota.

12. Peserta Pemilu adalah partai politik untuk Pemilu

anggota DPR, anggota DPRD provinsi, anggota DPRD

kabupaten/kota, perseorangan untuk pemilu anggota

DPD, dan pasangan calon yang diusulkan oleh partai

Page 4: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

politik gabungan partai politik untuk Pemilu Presiden

dan Wakil Presiden.

13. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang

selanjutnya disebut Pasangan Calon adalah pasangan

calon peserta Pemilihan Umum presiden dan Wakil

presiden yang diusulkan oleh partai politik atau

gabungan partai politik yang telah memenuhi

persyaratan.

14. Partai Politik Peserta Pemilu adalah partai politik yang

telah memenuhi persyaratan sebagai peserta Pemilu

anggota DPR, anggota DPRD Provinsi, dan anggota DPRD

Kabupaten/Kota.

15. Gabungan Partai Politik Peserta pemilu adalah gabungan

2 (dua) Partai Politik atau lebih yang bersama-sarna

bersepakat mencalonkan 1 (satu) pasangan calon.

16. Perseorangan Peserta Pemilu adalah perseorangan yang

telah memenuhi persyaratan sebagai peserta pemilu

anggota DPD.

17. Mediasi atau Musyawarah yang selanjutnya disebut

Mediasi adalah proses mempertemukan para pihak oleh

Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan/atau Bawaslu

Kabupaten/Kota untuk memperoleh kesepakatan.

18. Permohonan adalah permohonan sengketa proses Pemilu.

19. Adjudikasi adalah proses persidangan penyelesaian

sengketa proses Pemilu.

20. Pimpinan Sidang adalah anggota Bawaslu, Bawaslu

Provinsi, dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota yang

memimpin persidangan Adjudikasi sengketa proses

Pemilu.

21. Pemohon adalah pelapor yang mengajukan permohonan

sengketa prosesPemilu.

22. Termohon adalah terlapor yang diajukan di dalam

permohonan sengketa proses Pemilu.

23. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan

guna kepentingan tentang suatu perkara yang ia dengar

sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.

Page 5: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

24. Ahli adalah seorang yang memiliki keahlian khusus yang

diperlukan untuk memberikan keterangan guna

kepentingan penyelesaian sengketa proses pemilu.

25. Daftar Calon Tetap adalah daftar calon tetap anggota

DPR, DPD, dan DPRD.

26. Sistem Informasi Penyelesaian Sengketa yang selanjutnya

disingkat SIPS adalah sistem pelayanan penyelesaian

sengketa secara online yang memuat aplikasi

permohonan dan informasi penyelesaian sengketa proses

Pemilu.

Pasal 2

(1) Penyelesaian sengketa proses Pemilu berpedoman pada

asas:

a. mandiri;

b. jujur;

c. adil;

d. kepastian hukum;

e. tertib;

f. kepentingan umum;

g. keterbukaan;

h. profesional;

i. akuntabel;

j. efisien;

k. efektif; dan

l. integritas.

(2) Penyelesaian sengketa proses Pemilu dilaksanakan

dengan caraMediasidan/atau Adjudikasi berdasarkan

prinsip cepat dan tanpa biaya.

Pasal 3

Sengketa proses Pemilu meliputi:

a. sengketa yang terjadi antar-Peserta Pemilu; dan

b. sengketa yang terjadi antara Peserta Pemilu dengan

Penyelenggara Pemilu.

Pasal 4

Page 6: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

(1) Objek sengketa proses Pemilu meliputi:

a. perbedaan penafsiran atau suatu ketidakjelasan

tertentu mengenai suatu masalah kegiatan dan/atau

peristiwa yang berkaitan dengan pelaksanaan

Pemilu sebagaimana diatur dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan;

b. keadaan dimana terdapat pengakuan yang berbeda

dan/atau penolakan penghindaran antarpeserta

Pemilu; dan/atau

c. keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, dan

keputusan KPU Kabupaten/Kota.

(2) Selain keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c, objek sengketa proses Pemilu dapat berupa:

a. berita acara;

b. surat;

c. surat edaran; atau

d. kebijakan lain,

yang berakibat hukum.

Pasal 5

(1) Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu

Kabupaten/Kota berwenang menyelesaikan sengketa

proses Pemilu.

(2) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan

Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan dengan cara:

a. menerima permohonan penyelesaian sengketa

proses Pemilu;

b. memverifikasi secara formal dan materiil

permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu;

c. melakukan Mediasi antarpihak yang bersengketa;

d. melakukan proses Adjudikasi sengketa proses

Pemilu; dan

e. memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu.

Page 7: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Pasal 6

(1) Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu

Kabupaten/Kota memeriksa dan memutus sengketa

proses Pemilu paling lama 12 (dua belas) hari sejak

diterimanya permohonan yang diajukan Pemohon.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1),diterima sejak permohonan diregister oleh Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota.

BAB II

PARA PIHAK

Pasal 7

(1) Pemohon sengketa proses Pemilu terdiri dari:

a. partai politik calon Peserta Pemiluyang telah

mendaftarkan diri sebagai peserta Pemilu di KPU;

b. Partai Politik Peserta Pemilu;

c. calon anggota DPR dan DPRD yang tercantum di

dalam daftar calon sementara;

d. calon anggota DPR dan DPRD yang tercantum di

dalamdaftar calon tetap;

e. gabungan Partai Politik Peserta Pemilu;

f. bakal calon anggota DPD yang telah mendaftarkan

diri kepada KPU;

g. calon anggota DPD;

h. bakal Pasangan Calon; dan

i. Pasangan Calon.

(2) Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,

huruf c, huruf f, dan huruf h dapat mengajukan

permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu sampai

pada tahapan penetapanPartai Politik Peserta Pemilu,

penetapan daftar calon tetap anggota DPR dan DPRD,

penetapan daftar calon anggota DPD, dan penetapan

Pasangan Calon.

Page 8: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Pasal 8

Termohon dalam sengketa proses Pemilu terdiri atas:

a. KPU, KPUProvinsi, dan KPU Kabupaten/Kota;

b. Partai Politik Peserta Pemilu;

c. calon Anggota DPR, DPD, dan DPRD; dan

d. Pasangan Calon.

Pasal 9

Partai Politik Peserta Pemilu, calon anggota DPR dan DPRD

yang tercantum di dalam daftar calon tetap, gabungan Partai

Politik Peserta Pemilu, calon Anggota DPD, dan/atau

Pasangan Calon yang berpotensi dirugikan atas penyelesaian

sengketa proses Pemilu dapat mengajukan diri sebagai pihak

terkait.

Pasal 10

(1) Pemohon, Termohon, dan/atau pihak terkait dapat

didampingi atau diwakili oleh kuasa hukum berdasarkan

surat kuasa khusus dalam pengajuan permohonan dan

proses Adjudikasi penyelesaian sengketa proses Pemilu.

(2) Pemohon, Termohon, dan/atau pihak terkait dapat

didampingioleh kuasa hukum berdasarkan surat kuasa

khusus dalam proses Mediasi.

(3) Surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2) harus ditunjukkan dan diserahkan

kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota.

(4) Kuasa Hukum dalam mendampingi atau mewakili

Pemohon, Termohon, dan/atau Pihak Terkait merupakan

advokat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

tentang Advokat.

Pasal 11

(1) Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota dapat menghadirkan lembaga sebagai

pihak pemberi keterangan yang dibutuhkan dalam

Adjudikasi penyelesaian sengketa proses Pemilu.

Page 9: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

(2) Pihak pemberi keterangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) didengar keterangannya berdasarkan:

a. permintaan Pemohon atau Termohon kepada Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota;

dan

b. kebutuhan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota.

(3) Pihak pemberi keterangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) didengar keterangannya dalam pemeriksaan

untuk menjelaskan fakta, data, dan informasi terkait

dengan kewenangannya dalam proses penyelenggaraan

Pemilu.

BAB III

PERMOHONAN SENGKETA

Pasal 12

(1) Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu dapat

disampaikan secara:

a. langsung; atau

b. tidak langsung.

(2) Penyampaian Permohonan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat diajukan dengan cara:

a. disampaikan secara langsung melalui loket

penerimaan permohonan sengketa di sekretariat

Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota; atau

b. disampaikan secara tidak langsung melalui:

1. surat elektronik atau laman penyelesaian

sengketa dalam sistem informasi penyelesaian

sengketa di situs resmi Bawaslu, Bawaslu

Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota; atau

2. surat, pos, atau faksimili kepada Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota.

Page 10: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Pasal 13

Permohonan disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja

sejak tanggal penetapan Keputusan KPU, KPU Provinsi, atau

KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 14

Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan

pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota dalam

waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak laporan

pelanggaran dinyatakan sebagai obyek sengketa.

Pasal 15

(1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan

Pasal 14 diajukan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi

atau Bawaslu Kabupaten/Kota secara tertulis dalam

Bahasa Indonesia dengan memuat:

a. identitas Pemohon yang terdiri atas nama pemohon,

alamat pemohon, dan nomor telepon atau faksimile

dengan dilampiri fotokopi kartu tanda penduduk

atau paspor;

b. identitas Termohon yang terdiri dari: nama Termohon,

alamat Termohon, dan nomor telepon atau faksimile;

c. uraian yang jelas mengenai kewenangan

menyelesaikan sengketa;

d. kedudukan hukum Pemohon dalam penyelenggaraan

Pemilu;

e. kedudukan hukum Termohon dalam penyelenggaraan

Pemilu;

f. uraian yang jelas mengenai tenggang waktu pengajuan

permohonan;

g. penyebutan secara lengkap dan jelas obyek sengketa

yang memuat kepentingan langsung Pemohon atas

penyelesaian sengketa dan masalah/obyek yang

disengketakan;

h. uraian alasan-alasan permohonan sengketa berupa

fakta-fakta yang disengketakan; dan

Page 11: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

i. hal-hal yang dimohonkan untuk diputus.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditandatangani oleh Pemohon atau kuasa hukumnya

disertai bukti dibuat dalam 9 (sembilan) rangkap yang

terdiri atas 1 (satu) rangkap asli yang dibubuhi materai

dan 8 (delapan) rangkap salinan serta dalam bentuk

dokumen digital (softcopy) dengan format word yang

disampaikan dalam 2 (dua) unit penyimpanan data.

(3) Dalam hal Permohonan diajukan melebihi jangka waktu

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bawaslu, Bawaslu

Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota tidak menerima

permohonan.

(4) Bawaslu, Bawaslu Provinsi atau Bawaslu

Kabupaten/Kota menyampaikan pemberitahuan secara

tertulis dan disampaikan secara patut kepada Pemohon

dalam hal permohonan tidak dapat diterima sebagaimana

dimaksud pada ayat (3).

Pasal 16

(1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12

huruf b dilakukan dengan memulai mengisi formulir

pendaftaran sengketa proses Pemilu di situs resmi

Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota.

(2) Setelah melakukan pendaftaran, Pemohon memperoleh

username dan password yang digunakan untuk

mengajukan permohonan dan lampiran dokumen

permohonan.

(3) Passwordsebagaimana dimaksud pada ayat (2)

digunakan Pemohon untuk mengajukan permohonan

dengan melampirkan dokumen permohonan.

(4) Dokumen permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat

(3), petugas melakukan pemeriksaan kelengkapan

dokumen permohonan.

(5) Apabila dokumen permohonan sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) belum lengkap, petugas memberitahukan

Page 12: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

kepada pemohon untuk melengkapi pada hari yang sama

dengan pengajuan permohonan.

(6) Setelah permohonan dinyatakan lengkap, pemohon wajib

menyampaikan dokumen permohonan 7 (tujuh) rangkap

yang terdiri atas 1 (satu) rangkap asli yang dibubuhi

materai dan 6 (enam) rangkap salinan kepada Bawaslu

Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota paling lama hari

terakhir tenggang waktu pengajuan permohonan

sengketa.

Pasal 17

(1) Petugas Penerima Permohonan memeriksa kelengkapan

administrasi permohonan.

(2) Petugas Penerima Permohonan mengeluarkan tanda

terima berkas setelah memeriksa kelengkapan

administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Dalam hal permohonan belum lengkap, petugas

pemeriksa permohonan memberitahukan kepada

Pemohon bahwa permohonan belum lengkap pada hari

yang sama dengan penerimaan berkas.

(4) Dalam hal permohonan belum lengkap, pemohon wajib

melengkapi dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari

kerja sejak pemberitahuan kekuranglengkapan tersebut

diterima oleh pemohon.

(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) Pemohon tidak melengkapi permohonannya,

Petugas Penerima Permohonan menyampaikan surat

pemberitahuan mengenai permohonan tidak dapat

diregister.

Pasal 18

(1) Permohonan yang telah dinyatakan lengkap dicatat dan

diberikan nomor permohonan dalam buku register

permohonan pada hari yang sama oleh Bawaslu Provinsi

atau Bawaslu Kabupaten/Kota.

Page 13: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

(2) Permohonan dinyatakan diterima setelah dicatat dalam

buku register permohonan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1).

Pasal 19

(1) Permohonan yang telah dinyatakan lengkap dicatat dan

diberikan nomor permohonan dalam buku register

permohonan pada hari yang sama oleh Petugas Penerima

Permohonan.

(2) Permohonan dinyatakan diterima setelah dicatat dalam

buku register permohonan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1).

BAB IV

MEDIASI

Pasal 20

Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota

bertugas dan berwenang menerima, mengkaji temuan atau

laporan permohonan, mempertemukan pihak yang

bersengketa, memeriksa dan memutus sengketa proses

Pemilu yang tidak mengandung unsur tindak pidana.

Pasal 21

(1) Jangka waktu penyelesaian sengketa proses

Pemiludilakukan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau

BawasluKabupaten/Kota paling lama 12 (dua belas) hari

terhitung sejak diterimanya permohonan sengketa.

(2) Diterimanya permohonan sengketa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ketika permohonan sengketa

telah diregister oleh Petugas Penerima Permohonan

sengketa di Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau

BawasluKabupaten/Kota.

Pasal 22

(1) Pelaksanaan Mediasi diselesaikan dalam waktu 1 (satu)

hari dan dilaksanakan secara tertutup.

Page 14: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

(2) Mediasi penyelesaian sengketa proses Pemilu di:

a. Bawaslu dipimpin oleh 1 (satu) anggota Bawaslu dan

dapat dibantu oleh paling sedikit 2 (dua) anggota

Bawaslu;

b. Bawaslu Provinsi dipimpin oleh 1 (satu) anggota

Bawaslu Provinsi dan dapat dibantu oleh paling sedikit

2 (dua) anggota Bawaslu Provinsi; dan

c. Bawaslu Kabupaten/Kota dipimpin oleh 1 (satu)

anggota Bawaslu Kabupaten/Kota dan dapat dibantu

oleh paling sedikit 2 (dua) anggota Bawaslu

Kabupaten/Kota.

(3) Dalam hal anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau

Bawaslu Kabupaten/Kota kurang dari 3 (tiga) orang,

Ketua Bawaslu, Ketua Bawaslu Provinsi, atau Ketua

Bawaslu Kabupaten/Kota mengajukan permohonan

Pengawas Pemilu satu tingkat diatasnya untuk menunjuk

salah satu anggota menjadi pimpinan Mediasi.

Pasal 23

(1) Pimpinan Mediasidibantu oleh panitia Mediasi.

(2) Panitia Mediasisebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dibantu oleh 4 (empat) orangaparatur sipil negara

di Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota yang terdiri atas:

a. 1 (satu) orang sekretaris;

b. 1 (satu) orang asisten pimpinan Mediasi;

c. 1 (satu) orang notulen; dan

d. 1 (satu) orang perisalah.

(3) Sekretaris panitia Mediasisebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf a merupakanpegawai pada Sekretariat

Jenderal Bawaslu,Sekretariat Bawaslu Provinsi, atau

Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota berstatus aparatur

sipil negara yang bertugas memberikan dukungan

administrasi, operasional, dokumentasi, dan penunjang

pelaksanaan Mediasi.

(4) Asisten pimpinan Mediasisebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf b merupakanpegawai pada Sekretariat

Page 15: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Jenderal Bawaslu, Sekretariat Bawaslu Provinsi, atau

Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kotayang bertugas

untuk membantu pimpinan Mediasidalam memimpin

jalannya Mediasidan menyusun rancangan putusan.

(5) Notulen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c

merupakanpegawai pada Sekretariat Jenderal Bawaslu,

Sekretariat Bawaslu Provinsi, atau Sekretariat Bawaslu

Kabupaten/Kota bertugas untuk mencatat pokok-pokok

pembahasan pada saat jalannya Mediasi.

(6) Perisalah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d

merupakanpegawai pada Sekretariat Jenderal Bawaslu,

Sekretariat Bawaslu Provinsi, atau Sekretariat Bawaslu

Kabupaten/Kota bertugas untuk melakukan:

a. pendokumentasian atau pencatatan jalannya seluruh

tahapan Mediasiberupa permohonan pemohon,

jawaban termohon, jawaban pihak terkait,

keterangan saksi, keterangan ahli, dan lembaga

pemberi keterangan serta fakta Mediasi; dan

b. pendokumentasian atau pencatatan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dapat menggunakan alat

bantu elektronik atau aplikasi penunjang.

(7) Panitia Mediasisebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan oleh Ketua Bawaslu, Ketua Bawaslu Provinsi,

atau Ketua Bawaslu Kabupaten/Kota.

Pasal 24

(1) Mediasiwajib dihadiri Pemohon dan Termohon.

(2) Dalam hal Pemohon tidak hadir pada Mediasipertama,

Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/kota

melakukan pemanggilan kembali.

(3) Dalam hal Pemohon tidak hadir 2 (dua) kali berturut-

turut pada Mediasipertama setelah dipanggil secara patut

dan layak, permohonan Pemohon dinyatakan gugur.

(4) Dalam hal Termohon sudah diundang dan tidak hadir 3

(tiga) kali berturut-turut, Mediasidianggap tidak

mencapai mufakat.

Page 16: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Pasal 25

Pelaksanaan Mediasidilakukan melalui tahapan:

a. penyampaian materi permohonan;

b. penyampaian keterangan dan/atau tanggapan Termohon

dan/atau pihak terkait;

c. pemeriksaan bukti;

d. penyampaian kesimpulan pihak Pemohon dan Termohon;

e. pembuatan kesepakatan; dan

f. penetapan penyelesaian sengketa.

Pasal 26

(1) Dalam pelaksanaan Mediasisebagaimana dimaksud

dalam Pasal 25, Pemohon, Termohon, dan/atau pihak

terkait dapat didampingi atau diwakili oleh kuasa hukum

berdasarkan surat kuasa khusus dan memiliki izin

beracara sebagaimana dimaksud dalam undang-undang

advokat.

(2) Surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) wajib ditunjukkan dan diserahkan kepada Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota pada

saat Mediasi.

Pasal 27

(1) Pemohon menyampaikan materi permohonan sengketa

pada saat Mediasipertama.

(2) Pimpinan Mediasimemeriksa substansi materi

permohonan sengketa dengan memberikan catatan dan

perbaikan terhadap materi permohonan.

(3) Dalam hal materi permohonan yang disampaikan pada

saat Mediasipertama terdapat catatan dan perbaikan,

Pemohon memperbaiki materi permohonan.

(4) Perbaikan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) disampaikan pemohon atau kuasa hukumya pada

Mediasiberikutnya.

(5) Dalam hal pemohon tidak menyampaikan perbaikan

permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

Mediasidilakukan berdasarkan materi permohonan awal.

Page 17: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Pasal 28

(1) Jawaban Termohon diajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota setelah

permohonan Pemohon dibacakan.

(2) Jawaban Termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia

sebanyak 7 (tujuh) rangkap yang terdiri atas 1 (satu)

rangkap asli yang dibubuhi materai dan 6 (enam)

rangkap salinan yang ditandatangani oleh Termohon atau

kuasa hukumnya dan dalam bentuk dokumen digital

(softcopy) dengan format word yang disampaikan dalam 2

(dua) unit penyimpanan data.

(3) Jawaban Termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

paling sedikit memuat:

a. identitas lengkap Termohon yaitu nama, alamat

Termohon dan/atau kuasa hukumnya, nomor

telepon (kantor, telepon seluler), nomor faksimile,

dan/atau alamat surat elektronik (e-mail);

b. tenggang waktu mengajukan Jawaban Termohon;

c. kedudukan Pemohon dalam penyelenggaraan

Pemilihan;

d. jawaban Termohon atas pokok permohonan Pemohon;

dan

e. hal yang diminta untuk diputuskan;

(4) Jawaban Termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilengkapi bukti berupa surat atau tulisan, Termohon

atau kuasa hukumnya menyampaikan alat bukti dalam 7

(tujuh) rangkap yang terdiri atas 1 (satu) rangkap asli

yang dibubuhi materai dan 6 (enam) rangkap salinan.

(5) Dalam hal terdapat perbedaan antara jawaban termohon

dan salinan dalam bentuk dokumen digital (softcopy),

pimpinan Mediasimenggunakan jawaban Termohon

sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Page 18: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Pasal 29

(1) Setelah Termohon menyampaikan jawaban sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 28, pimpinan Mediasi melakukan

pemeriksaan alat bukti.

(2) Alat bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara

lain:

a. surat atau tulisan;

b. keterangan pemohon dan termohon;

c. keterangan saksi;

d. keterangan ahli;

e. informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik

dan/atau hasil cetakannya; dan/atau

f. petunjuk.

Pasal 30

(1) Alat bukti berupa surat atau tulisan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 29ayat (2) huruf a,terdiri atas:

a. keputusan KPU Provinsi atau keputusan KPU

Kabupaten/Kota mengenai penetapan pasangan

calon Pemilihan; dan

b. dokumen tertulis lainnya.

(2) Alat bukti berupa keterangan para pihak Pemohon dan

Termohon disampaikan dalam Mediasi.

(3) Alat bukti berupa keterangan saksi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 29ayat (2) huruf c berupa:

a. keterangan dari saksi yang di tugaskan secara resmi

oleh Pemohon, Termohon dan pihak terkait.

b. saksi yang dihadirkan harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

1. berusia diatas 17 (tujuh belas) tahun atau

sudah/pernah kawin;

2. berakal sehat;

3. tidak ada hubungan keluarga sedarah dan

keluarga semenda dari Pemohon dan Termohon;

4. berjumlah paling sedikit 2 (dua) orang untuk

kesaksian suatu peristiwa;

Page 19: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

5. menerangkan apa yang dilihat, didengar dan

dialami sendiri;

6. diketahui sebab-sebab ia mengetahui peristiwa;

dan

7. bukan merupakan pendapat atau kesimpulan

sendiri.

c. keterangan dari saksi yang berasal dari pemantauan

Pemilihan yang terakreditasi.

(4) Alat bukti berupa keterangan ahli sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 29ayat (2) huruf d sesuai dengan

bidang keahliannya yang oleh Pemohon dan Termohon

dalam Mediasipenyelesaian sengketa.

(5) Alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29ayat (2)

huruf e, yaitu:

a. informasi elektronik berupa satu atau sekumpulan

data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada

tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,

electronic data interchange, surat elektronik,

telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf,

tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi

yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat

dipahami oleh orang yang mampu memahaminya;

b. dokumen elektronik berupa informasi elektronik yang

dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau

disimpan dalam bentuk analog, digital,

elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang

dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar

melalui komputer atau sistem elektronik, termasuk

tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar,

peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda,

angka, kode akses, simbol atau perforasi yang

memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh

orang yang mampu memahaminya; dan

c. hasil cetaknya berupa hasil cetakan informasi

eletronik dan/atau dokumen elektronik

sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b.

Page 20: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

(6) Alat bukti berupa petunjuk sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 29 ayat (2) huruf f merupakan hasil analisis

pimpinan Mediasiterhadap 2 (dua) atau lebih alat bukti

yang memiliki persesuaian atau sama lain atas objek

sengketa penyelesaian sengketa.

Pasal 31

(1) Pimpinan Mediasidapat menghadirkan ahli, saksi,

dan/atau lembaga pemberi keterangan berdasarkan

usulan Pemohon, Termohon, dan/atau pihak terkait atau

berdasarkan kebutuhan Mediasiuntuk dimintai

keterangan.

(2) Dalam hal dibutuhkan Mediasi lanjutan, Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota dapat

menjadwalkan dan sekaligus mengundang Pemohon,

Termohon, pihak terkait, ahli, saksi, dan/atau lembaga

pemberi keterangan.

Pasal 32

(1) Lembaga pemberi keterangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 31didengar keterangannya dalam

pemeriksaan untuk menjelaskan fakta, data, dan

informasi terkait dengan kewenangannya dalam proses

penyelenggaraan Pemilihan.

(2) Lembaga pemberi keterangan dapat memberikan

keterangannya dengan tertulis untuk menerangkan serta

menjelaskan fakta, data, dan informasi terkait dengan

kewenangannya dalam proses penyelenggaraan Pemilu.

(3) Pemberian keterangan yang dilakukan secara tertulis

dapat disertai dengan tanda tangan lembaga pemberi

keterangan yang dibubuhi materai sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

(4) Pemberi keterangan yang mewakili lembaga dalam

memberikan keterangan pada penyelesaian sengketa

proses Pemilu wajib menunjukkan surat tugas dari

pimpinan lembaga.

Page 21: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

(5) Keterangan tertulis yang disampaikan oleh lembaga

pemberi keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

yang disampaikan pada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau

Bawaslu Kabupaten/Kota harus ditandatangani oleh

pimpinan lembaga pemberi keterangan.

Pasal 33

(1) Pihak terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9dapat

mengajukan permohonan kepada Bawaslu, Bawaslu

Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota paling lama pada

Mediasikedua.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan

memuat:

a. identitas pihak terkait yang terdiri atas nama pihak

terkait, alamat pihak terkait, dan nomor telepon

atau faksimile dengan dilampiri fotokopi kartu tanda

penduduk atau paspor;

b. uraian yang jelas mengenai kewenangan

menyelesaikan sengketa;

c. kedudukan hukum pihak terkait dalam

penyelenggaraan Pemilihan;

d. uraian yang jelas mengenai tenggang waktu pengajuan

permohonan; dan

e. uraian alasan sebagai pihak terkait berupa fakta yang

disengketakan.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditandatangani oleh pihak terkait atau kuasanyadisertai

alat bukti yang dibubuhi materai.

Pasal 34

Dalam hal permohonan diajukan setelah Mediasikedua,

Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota

tidak dapat diterima permohonan sebagai pihak terkait.

Page 22: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Pasal 35

(1) Dalam hal permohonan sebagai pihak terkait telah

diregister, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota mengundang pihak terkait melalui

undangan Mediasidengan melampirkan:

a. permohonan pemohon; dan

b. jadwalMediasi.

(2) Undangan Mediasisebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada pihak terkait secara patut.

Pasal 36

(1) Pihak terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34

menyampaikan jawaban pihak terkait kepada Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota pada

Mediasiberikutnya setelah menerima undangan Mediasi.

(2) Jawabanpihak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) paling sedikit memuat:

a. identitas pihak terkait meliputi nama, alamat, nomor

telepon/handphone, alamat surat elektronik (e-mail)

dan/atau faksimile;

b. identitas kuasa hukum, jika didampingi kuasa hukum

dengan melampirkan surat kuasa khusus;

c. uraian yang jelas mengenai:

1. kedudukan hukum pihak terkait;

2. tenggang waktu mengajukan jawaban pihak

terkait;

3. uraian jawaban atas pokok permohonan

pemohon; dan

4. hal yang diminta untuk diputuskan.

d. potensi kerugian langsung atas objek yang

disengketakan.

e. dokumen Pendukung.

(3) Jawaban pihak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditandatangani oleh pihak terkait atau

kuasanyadisertai alat bukti dibuat dalam 7 (tujuh)

rangkap yang terdiri atas 1 (satu) rangkap asli yang

dibubuhi materai dan 6 (enam) rangkap salinan serta

Page 23: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

dalam bentuk dokumen digital (softcopy) dengan format

word dan disampaikan dalam 2 (dua) unit penyimpanan

data.

Pasal 37

(1) Pihak terkait, ahli, saksi, dan/atau lembaga pemberi

keterangan menyampaikan keterangan berkaitan dengan

pokok permohonan atau tanggapan sesuai dengan

keahlian, kesaksian, dan/atau kewenangan terhadap

permohonan pemohon.

(2) Sebelum memberikan keterangan, saksi dan ahli

mengucapkan sumpah atau janji sesuai dengan agama

dan kepercayaannya dihadapan pimpinan Mediasi dan

wajib menandatangani berita acara sumpah.

(3) Pengucapan sumpah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dipandu oleh pimpinan Mediasi.

Pasal 38

(1) Majelis Mediasimemberikan kesempatan kepada

pemohon, termohon dan pihak terkait untuk mengajukan

pertanyaan dan/atau memberikan tanggapan terhadap

keterangan saksi, ahli dan/atau lembaga pemberi

keterangan.

(2) Pertanyaan dan/atau tanggapan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) berkaitan dengan hal yang diterangkan oleh

saksi, ahli dan/atau lembaga pemberi keterangan.

Pasal 39

(1) Mediasiyang telah mencapai kesepakatan dituangkan

dalam berita acara kesepakatan Mediasiyang

ditandatangani oleh Pemohon, Termohon, dan pimpinan

Mediasi.

(2) Kesepakatan yang diambil oleh Pemohon atau Termohon

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

(3) Berita acara kesepakatan Mediasisebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditetapkan dalam putusan Bawaslu,

Page 24: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota yang

ditandatangani oleh Ketua Bawaslu, Ketua Bawaslu

Provinsi, atau Ketua Bawaslu Kabupaten/Kotauntuk

penyelesaian sengketa proses Pemilu dengan

melampirkan berita acara kesepakatan Mediasi.

Pasal 40

(1) Dalam hal Mediasisengketa proses Pemilutidak mencapai

kesepakatan, pimpinan Mediasimenuangkan hasil

Mediasidalam berita acara Mediasi.

(2) Sengketa proses Pemilu sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), pimpinan Mediasimemutuskan sengketa proses

Pemilu dengan mempertimbangkan keterangan Pemohon,

Termohon, pihak terkait, lembaga pemberi keterangan,

serta bukti-bukti yang dikemukakan dalam Mediasi.

(3) Putusan pimpinan Mediasisebagaimana dimaksud pada

ayat (2) ditetapkan dalam:

a. putusan Bawaslu yang ditandatangani oleh Ketua

Bawaslu dan Anggota Bawaslu untuk penyelesaian

sengketa Pemilu;

b. putusan Bawaslu Provinsi yang ditandatangani oleh

Ketua dan Anggota Bawaslu Provinsi untuk

penyelesaian sengketa Pemilu; atau

c. putusanBawaslu Kabupaten/Kota yang

ditandatangani oleh Ketua dan Anggota Bawaslu

Kabupaten/Kota untuk penyelesaian sengketa

Pemilu.

Pasal 41

(1) Jawaban Termohon wajib diajukan kepada Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota setelah

Mediasi tidak mencapai mufakat dan disampaikan paling

lama 1 (satu) hari setelah pelaksanaan Mediasi.

(2) Jawaban Termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia

sebanyak 9 (sembilan) rangkap yang terdiri atas 1 (satu)

rangkap asli yang dibubuhi materai dan 8 (delapan)

Page 25: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

rangkap salinan yang ditandatangani oleh Termohon atau

kuasa hukumnya dan dalam bentuk softcopy dengan

format word yang disampaikan dalam 2 (dua) unit

penyimpanan data.

(3) Jawaban Termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

paling sedikit memuat:

a. identitas lengkap Termohon yaitu nama, alamat

Termohon dan/atau kuasa hukumnya, nomor

telepon (kantor, telepon seluler), nomor faksimili,

dan/atau alamat surat elektronik (e-mail);

b. tenggang waktu mengajukan Jawaban Termohon;

c. kedudukan Pemohon dalam penyelenggaraan Pemilu;

d. jawaban Termohon atas pokok permohonan Pemohon;

dan

e. hal yang diminta untuk diputuskan.

(4) Jawaban Termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilengkapi alat bukti berupa surat atau tulisan.

(5) Dalam hal terdapat perbedaan antara jawaban Termohon

dan salinan dalam bentuk softcopy, Majelis Sidang

menggunakan Jawaban Termohon sebagaimana

dimaksud pada ayat (2).

Pasal 42

(1) Pihak terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

dapat mengajukan permohonan kepada Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota

disampaikan paling lama pada Mediasi.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan

memuat:

a. identitas pihak terkait yang terdiri atas nama pihak

terkait, alamat pihak terkait, dan nomor telepon

atau faksimile dengan dilampiri fotokopi kartu tanda

penduduk atau paspor;

b. uraian yang jelas mengenai kewenangan

menyelesaikan sengketa;

Page 26: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

c. kedudukan hukum pihak terkait dalam

penyelenggaraan Pemilu;

d. uraian yang jelas mengenai tenggang waktu pengajuan

permohonan;

e. uraian alasan-alasan sebagai pihak terkait berupa

fakta yang disengketakan yang dilampiri alat bukti;

f. uraian jawaban atas pokok permohonan pemohon;

g. potensi kerugian langsung atas objek yang

disengketakan; dan

h. hal yang diminta untuk diputuskan.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditandatangani oleh pihak terkait atau kuasanya disertai

Alat bukti yang dibubuhi materai.

(4) Dalam hal Permohonan diajukan setelah persidangan

kedua, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota atas permohonan sebagai pihak terkait

tidak dapat diterima.

Pasal 43

(1) Dalam hal permohonan sebagai pihak terkait telah

diregister, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota mengundang pihak terkait melalui

undangan sidang Adjudikasi penyelesaian sengketa

dengan melampirkan:

a. Salinan Permohonan Pemohon; dan

b. Jadwal sidang.

(2) Undangan persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) disampaikan kepada pihak terkait secara patut dan

layak.

BAB V

ADJUDIKASI

Pasal 44

(1) Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota menentukan jadwal pelaksanaan

adjudikasi.

Page 27: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

(2) Melakukan pemanggilan para pihak secara layak dan

patut melalui undangan disertai lampiran jadwal

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk menghadiri

Adjudikasi sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

(3) Dalam hal Pemohon dan Termohon tidak menghadiri

Adjudikasi pada pemanggilan pertama, Bawaslu, Bawaslu

Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota menentukan

jadwal dan mengundang kembali secara layak dan patut

menggunakan undangan.

(4) Dalam hal Pemohon atau Termohon tidak menghadiri

adjudikasi pada pemanggilan pertama, Bawaslu, Bawaslu

Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota tetap

melanjutkan proses Adjudikasi.

(5) Apabila Pemohon tidak menghadiri adjudikasi setelah 2

(dua) kali pemanggilan secara patut dan layak berturut-

turut, permohonan dinyatakan gugur.

(6) Permohonan dinyatakan gugur sebagaimana dimaksud

pada ayat (5) dituangkan terlebih dahulu menggunakan

Berita Acara dan selanjutnya ditetapkan dengan putusan.

(7) Apabila Termohon tidak menghadiri adjudikasi setelah 2

(dua) kali pemanggilan secara patut dan layak berturut-

turut, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota menuangkan dalam Berita Acara

Adjudikasi dan merumuskan putusan penyelesaian

sengketa proses Pemilu.

Pasal 45

(1) Adjudikasi penyelesaian sengketa proses Pemilu

dilaksanakan oleh:

a. Bawaslu dipimpin oleh 1 (satu) anggota Bawaslu

merangkap sebagai anggota Majelis Sidang dan

dibantu oleh 2(dua) anggota Bawaslu sebagai

anggota Majelis Sidang;

b. Bawaslu Provinsi dipimpin oleh 1 (satu) anggota

Bawaslu Provinsi merangkap sebagai anggota Majelis

Sidang dan dibantu oleh 2 (dua) anggota Bawaslu

Provinsi sebagai anggota Majelis Sidang; dan

Page 28: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

c. Bawaslu Kabupaten/Kota dipimpin oleh 1 (satu)

anggota Bawaslu Kabupaten/Kota merangkap

sebagai anggota Majelis Sidang dan dibantu oleh 2

(dua) anggota Bawaslu Kabupaten/Kota sebagai

anggota Majelis Sidang.

(2) Dalam hal anggota Bawaslu Provinsi atau Bawaslu

Kabupaten/Kota kurang dari 3 (tiga) orang, Ketua

Bawaslu Provinsi atau Ketua Bawaslu Kabupaten/Kota

mengajukan permohonan Pengawas Pemilu satu tingkat

diatasnya untuk menunjuk salah satu anggota menjadi

Majelis Sidang.

Pasal 46

(1) Majelis Sidang dibantu oleh Panitia Adjudikasi.

(2) Panitia Adjudikasi sebagaimana dimaksud ayat (1) paling

sedikit 4 (empat) orang aparatur sipil negara di Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota yang

dapat terdiri atas:

a. 1 (satu) orang sekretaris;

b. 1 (satu) orang asisten Majelis Sidang;

c. 1 (satu) orang notulen, dan

d. 1 (satu) orang perisalah;

(3) Sekretaris Panitia Adjudikasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a merupakan pegawai pada

Sekretariat Jenderal Bawaslu, Sekretariat Bawaslu

Provinsi, atau Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota

berstatus aparatur sipil negara yang bertugas

memberikan dukungan administrasi, operasional,

dokumentasi, dan penunjang pelaksanaan persidangan.

(4) Asisten Majelis Sidang sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf b merupakan pegawai pada Sekretariat Jenderal

Bawaslu, Sekretariat Bawaslu Provinsi, atau Sekretariat

Bawaslu Kabupaten/Kota yang bertugas untuk

membantu Pimpinan Majelis Sidang dalam memimpin

jalannya adjudikasi dan menyusun rancangan putusan.

(5) Notulen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c

merupakan pegawai pada Sekretariat Jenderal Bawaslu,

Page 29: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Sekretariat Bawaslu Provinsi, atau Sekretariat Bawaslu

Kabupaten/Kota bertugas untuk mencatat pokok-pokok

pembahasan pada saat jalannya persidangan.

(6) Perisalah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d

merupakan pegawai pada Sekretariat Jenderal Bawaslu,

Sekretariat Bawaslu Provinsi, atau Sekretariat Bawaslu

Kabupaten/Kota bertugas untuk melakukan:

a. pendokumentasian atau pencatatan jalannya seluruh

tahapan persidangan berupa permohonan Pemohon,

jawaban Termohon, jawaban pihak terkait,

keterangan saksi, keterangan ahli, dan lembaga

pemberi keterangan serta fakta-fakta persidangan;

dan

b. pendokumentasian atau pencatatan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dapat menggunakan alat

bantu elektronik atau aplikasi penunjang.

(7) Panitia Adjudikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan oleh Ketua Bawaslu, Ketua Bawaslu Provinsi,

atau Ketua Bawaslu Kabupaten/Kota.

Pasal 47

(1) Pelaksanaan Sidang Adjudikasi diawali dengan

membacakan tata tertib Adjudikasi di hadapan para

pihak dalam forum persidangan Adjudikasi penyelesaian

sengketa proses Pemilu.

(2) Majelis Sidang mengatur dan memimpin berlangsungnya

persidangan Adjudikasi penyelesaian sengketa proses

Pemilu.

(3) Majelis Sidang mengakomodir kekuatan para pihak yang

berimbang dan berhenti pada titik tertentu untuk tidak

melakukan sengketa berlanjut.

(4) Majelis Sidang mengeliminasi permohonan jika terdapat

dari para pihak mencabut permohonan penyelesaian

sengketa dan berhalangan tetap.

(5) Majelis Sidang menyatukan pendapat/pandangan para

pihak yang menjadi rangkaian dalam merumuskan

putusan penyelesaian sengketa proses Pemilu.

Page 30: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

(6) Majelis Sidang memutus hasil Adjudikasi penyelesaian

sengketa proses Pemilu sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 48

Pelaksanaan persidangan Adjudikasi dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut:

a. pimpinan majelis sidang meminta Pemohon untuk

membacakan isi Permohonan Penyelesaian Sengketa

Proses Pemilu;

b. pimpinan majelis sidang memberi kesempatan kepada

Termohon untuk mengajukan dan membacakan Jawaban

Termohon atas Permohonan Penyelesaian Sengketa

Proses Pemilu yang diajukan Pemohon;

c. setelah Jawaban Termohon sebagaimana dimaksud pada

huruf b telah disampaikan, Pemohon dapat mengajukan

jawaban atas jawaban Termohon;

d. dalam hal terdapat permintaan Pemohon yang disertai

alasan yang cukup serta tidak merugikan kepentingan

Termohon, Pimpinan Majelis Sidang mempertimbangkan

dengan seksama untuk memberi kesempatan kepada

Pemohon mengubah alasan yang mendasari Permohonan

Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu hanya sampai

dengan Replik;

e. setelah penyampaian permohonan dan Jawaban

Termohon, Pimpinan Majelis Sidang memberikan

kesempatan kepada para pihak untuk melakukan

Pembuktian;

f. dalam hal terdapat Pihak Terkait, Majelis Sidang

memberikan kesempatan kepada Pihak Terkait

menyampaikan Jawaban sebagai Pihak Terkait;

g. para pihak dapat mengajukan Saksi dan Ahli dalam

proses Adjudikasi setelah mendapat persetujuan Majelis

Sidang;

h. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota dapat menghadirkan Lembaga Pemberi

Page 31: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Keterangan terkait dengan obyek yang disengketakan

berdasarkan pertimbangan Majelis Sidang;

i. dalam hal pembuktian sebagaimana dimaksud pada huruf e

telah dilakukan, Pimpinan Majelis Sidang memberikan

kesempatan kepada para pihak untuk mengemukakan

pendapat yang terakhir berupa kesimpulan masing-

masing yang dirumuskan secara tertulis; dan

j. setelahpara pihak menyampaikan kesimpulan sebagaimana

dimaksud pada huruf i, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau

Bawaslu Kabupaten/Kota membuat putusan

penyelesaian sengketa Pemilu.

BAB VI

GUGURNYA SENGKETA

Pasal 49

(1) Permohonan penyelesaian sengketa Pemilu dinyatakan

gugur apabila:

a. Pemohon meninggal dunia;

b. Pemohon tidak hadir 2 (dua) kali berturut-turut

dalam proses mediasi pertama;

c. Pemohon tidak hadir 2 (dua) kali berturut-turut

dalam proses adjudikasi; (lihat Pasal 31 ayat 5)

d. Termohon telah memenuhi tuntutan Pemohon

sebelum dilaksanakannya proses penyelesaian

sengketa Pemilu; atau

e. Pemohon mencabut permohonannya.

(2) Terhadap permohonan yang dinyatakan gugur

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemohon tidak

dapat mengajukan permohonan kembali

(3) Bawaslu, Bawaslu Provinsi atau Bawaslu

Kabupaten/Kota membuat Putusan mengenai gugurnya

permohonan sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1).

Page 32: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

(4) Sekretariat penyelesaian sengketa memberitahukan

kepada para pihak mengenai Putusan gugurnya

Permohonan.

(5) Bawaslu, Bawaslu Provinsi atau Bawaslu

Kabupaten/Kota mengumumkan pada papan

pengumuman di Sekretariat Pengawas Pemilu atau media

informasi lainnya.

BAB VII

PUTUSAN

Pasal 50

Putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi atau Bawaslu

Kabupaten/Kota atas penyelesaian sengketa proses Pemilu

bersifat final dan mengikat, kecuali putusan terhadap

sengketa proses Pemilu yang berkaitan dengan:

a. verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu;

b. penetapan daftar calon tetap anggota DPR, DPD, DPRD

provinsi, dan DPRD kabupaten/kota; dan

c. penetapan Pasangan Calon.

Pasal 51

(1) Putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota mengenai penyelesaiaan sengketa

proses Pemilu dibacakan secara terbuka dan dapat

dihadiri oleh Pemohon, Termohon dan pihak terkait.

(2) Putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berisi:

a. identitas Pemohon dan Termohon;

b. kewenangan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota;

c. kedudukan hukum;

d. tenggang waktu pengajuan permohonan;

e. pokok permohonan;

f. hal-hal yang dimohonkan;

Page 33: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

g. jawaban termohon;

h. jawaban pihak terkait;

i. keterangan saksi, ahli, dan/atau lembaga keterangan;

j. bukti;

k. pertimbangan hukum;

l. kesimpulan; dan

m. amar putusan.

(3) Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

menggunakan formulir model PSPP…..

Pasal 52

(1) Salinan putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau

Bawaslu Kabupaten/Kota atas penyelesaian sengketa

proses pemilu disampaikan kepada Pemohon, Termohon,

dan pihak terkait paling lambat 2 (dua) hari terhitung

sejak tanggal putusan dibacakan.

(2) Salinan putusan Bawaslu Provinsi, dan/atau Bawaslu

Kabupaten/Kota atas penyelesaian sengketa proses

pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada Bawaslu, pada hari yang sama saat

putusan dibacakan dalam bentuk softcopy dan hardcopy.

(3) Putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota terkait penyelesaian sengketa pemilu

diumumkan di Sekretariat Pengawas Pemilu dan melalui

SIPS Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota atas putusan penyelesaian sengketa

pemilihanatau media informasi lainnya.

Pasal 53

KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota wajib

menindaklanjuti Putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau

Bawaslu Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada Pasal

50 paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak dibacakan.

Page 34: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

BAB VIII

PENDAMPINGAN, SUPERVISI, DAN KONSULTASI

Pasal 54

(1) Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

Kabupaten/Kota dapat membentuk Tim kerja untuk

membantu penyelesaian sengketa proses pemilu.

(2) Tim kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk

berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal

Bawaslu, Surat Keputusan Kepala Sekretariat Bawaslu

Provinsi atau Surat Keputusan Kepala Sekretariat

Bawaslu Kabupaten/Kota.

(3) Dalam pelaksanaan penyelesaian sengketa proses Pemilu,

Pengawas Pemililu dapat meminta pendampingan kepada

Pengawas Pemilu diatasnya.

(4) Pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan secara langsung oleh Bawaslu atau Bawaslu

Provinsi.

(5) Dalam pelaksanaan penyelesaian sengketa

Pemilu,Pengawas Pemilu dapatmelakukan supervisi

kepada Pengawas Pemilihan dibawahnya.

(6) Supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

sebelum pengambilan putusan penyelesaian sengketa

proses Pemilu akibat dikeluarkannya keputusan KPU

Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 55

(1) SIPSdibentuk paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan

Badan ini diundangkan.

(2) Dalam hal SIPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

belum tersedia, permohonan penyelesaian sengketa

diajukan secara langsung.

Page 35: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Pasal 56

Penyebutan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam

Peraturan Badan Pengawasan Pemilu Umum ini termasuk

juga Komisi Independen Pemilu Provinsi Aceh dan Komisi

Independen Pemilu Kabupaten/Kota di Aceh.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 57

Pada saat berlakunya Peraturan Badan ini, penyebutan

Panitia Pengawas Pemilihan UmumKabupaten/Kota dimaknai

sebagai Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan Undang-

Undang Pemilihan Umum.

Pasal 58

Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku:

1. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 15

Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 920);

2. Peraturan Bawaslu Nomor 1 Tahun 2013 tentang Tata

Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 162),

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 59

Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, semua petunjuk

teknis dan pelaksanaan dari Peraturan Badan Pengawas

Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Page 36: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah beberapa kali

diubah, terakhir denganPeraturan Bawaslu Nomor 1 Tahun

2013 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihan

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 162, dinyatakan

masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dalam Peraturan Badan ini.

Pasal 60

(1) Penyelesaian sengketa proses Pemilu yang diselesaikan

oleh Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota

dilaporkan kepada Bawaslu secara berjenjang sesuai

dengan tingkatannya terdiri atas:

a. laporan awal;

b. laporan proses;

c. laporan akhir;

d. laporan tahunan; dan

e. laporanakhir tahapan Pemilu.

(2) Laporan awal disampaikan Bawaslu Provinsi dan

Bawaslu Kabupaten/Kota ketika mendapatkan

permohonan penyelesaian sengketa dengan cakupan

materi:

a. identitas pemohon;

b. identitas termohon;

c. tanggal pengajuan permohonan; dan

d. obyekyang disengketakan.

(3) Laporan perkembangan proses penyelesaian sengketa

proses pemilu disampaikan setiap tahapan penyelesaian

yang menguraikan aktifitas secara kronologis mencakup:

a. identitas pemohon;

b. identitas termohon;

c. tanggal pengajuan permohonan;

d. identitas pihak terkait;

e. waktu dan tahapan yang diselesaikan;

f. obyek yang disengketakan;

Page 37: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

g. waktu dan rencana tahapan selanjutnya dalam

penyelesaian sengketa; dan

h. hallain yang dianggap penting.

(4) Laporan akhir suatu penyelesaian sengketa yang

dilakukan ketika seluruh penyelesaian sengketa telah

diselesaikan yang menerangkan proses penyelesaian

sengketa yang dilampiri semua salinan dokumen

penyelesaian sengketa proses pemilu.

(5) Laporan tahunan penyelesaian sengketa merupakan

intisari dan perkembangan penyelesaian sengketa yang

disampaikan sekali dalam setahun.

(6) Laporan akhir dari seluruh tahapan Pemilu yang terkait

dengan penyelesaian sengketa yang menghimpun intisari

dan data penyelesaian sengketa dari awal hingga akhir

tahapan Pemilu.

Pasal 61

Ketentuan mengenai:

a. formulir model PSP-1 - Permohonan Penyelesaian

Sengketa;

b. formulir model PSP-2 - Tanda Terima Berkas;

c. formulir model PSP-3 - Pendaftaran Online Penyelesaian

Sengketa;

d. formulir model PSP-4 - Permohonan Online Penyelesaian

Sengketa;

e. formulir model PSP-5 - Berita Acara Registrasi

Permohonan;

f. formulir model PSP-6 - Pemberitahuan Permohonan

Tidak Dapat Diregister;

g. formulir model PSP-7 - Pemberitahuan Permohonan

Tidak Dapat Diterima;

h. formulir model PSP-8 - Jawaban Termohon;

i. formulir model PSP-9 - Permohonan Pihak Terkait;

j. formulir model PSP-10 - Pemberitahuan Permohonan

Sebagai Pihak Terkait Tidak Dapat Diterima;

k. formulir model PSP-11 - Berita Acara Registrasi

Permohonan Pihak Terkait;

Page 38: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

l. formulir model PSP-12 - Jawaban/Tanggapan Pihak

Terkait;

m. formulir model PSP-13 - Surat Undangan;

n. formulir model PSP-14 - Berita Acara Keterangan Ahli

Dibawah Sumpah;

o. formulir model PSP-15 - Berita Acara Keterangan Saksi

Dibawah Sumpah;

p. formulir model PSP-16 - Berita Acara Musyawarah;

q. formulir model PSP-17 - Berita Acara Kesepakatan;

r. formulir model PSP-18 - Putusan Gugur;

s. formulir model PSP-19 - Putusan Terjadi Kesepakatan;

t. formulir model PSP-20 - Putusan Penyelesaian Sengketa

Pemilihan;

u. formulir model PSP-21 - Status Penyelesaian Sengketa

Pemilihan;

v. formulir model PSP-22 - Tanda Terima Salinan Putusan;

dan

w. formulir model PSP-23 - Putusan Acara Cepat,

tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Badan ini.

Pasal 62

Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Page 39: RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN … Perbawaslu... · Dalam hal sengketa Proses Pemilu berasal dari laporan pelanggaran, pemohon dapat mengajukan kepada Bawaslu, Bawaslu

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal

KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

REPUBLIK INDONESIA,

ABHAN

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR