Rancangan Formula Gel 8

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Uraian tumbuhan meliputi, sistematika tumbuhan, nama daerah, morfologi tumbuhan, khasiat tumbuhan dan kandungan kimia. 2.1.1 Sistematika Tumbuhan Menurut Tjitrosoepomo (2000), sistematika tumbuhan buah belimbing wuluh diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Oxalidales Suku : Oxalidaceae Genus : Averrhoa Spesies : Averrhoa bilimbiLinn. 2.1.2 Nama Daerah Nama daerah, Sumatera: Asom belimbing, balimbieng, balimbingan, balimbing ; Jawa: belimbing wuluh, calincing wulet, bhalingbhing bulu ; Bali: blimbing buloh ; Sulawesi: limbi,balimbeng, lumpias, lembetue, bainang, calene, takurela ; Papua: uteke. Dalam bahasa Inggris dikela sebagai cucumber tree atau bilimbi, sedangkan dalam bahasalatin disebut Averrhoa bilimbi (Gunawan dan Mulyani, 2006). 2.1.3 Morfologi tumbuhan Belimbing wuluh merupakan tanaman berbentuk pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m. Daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat

description

kosmetik

Transcript of Rancangan Formula Gel 8

Page 1: Rancangan Formula Gel 8

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian TumbuhanUraian tumbuhan meliputi, sistematika tumbuhan, nama daerah, morfologi tumbuhan, khasiat tumbuhan dan kandungan kimia.

2.1.1 Sistematika Tumbuhan Menurut Tjitrosoepomo (2000), sistematika tumbuhan buah belimbing wuluh diklasifikasikan sebagai berikut :Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Oxalidales Suku : Oxalidaceae Genus : Averrhoa Spesies : Averrhoa bilimbiLinn.

2.1.2 Nama Daerah Nama daerah, Sumatera: Asom belimbing, balimbieng, balimbingan, balimbing ; Jawa: belimbing wuluh, calincing wulet, bhalingbhing bulu ; Bali: blimbing buloh ; Sulawesi: limbi,balimbeng, lumpias, lembetue, bainang, calene, takurela ; Papua: uteke. Dalam bahasa Inggris dikela sebagai cucumber tree atau bilimbi, sedangkan dalam bahasalatin disebut Averrhoa bilimbi (Gunawan dan Mulyani, 2006).

2.1.3 Morfologi tumbuhan Belimbing wuluh merupakan tanaman berbentuk pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m. Daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah warnanya lebih muda. Ciri buah belimbing wuluh yaitu buahnya berbentuk bulat lonjong bersegi hingga seperti torpedo, panjangnya 4-10 cm. Warna buah ketika muda hijau dengan sisa kelopak bunga menempel pada ujungnya. Apabila buah sudah masak, maka buah berwarna kuning atau kuning pucat.Daging buahnya mengandung banyak air dan rasanya asam.Kulit buahnya berkilap dan tipis.Biji bentuknya bulat telur, gepeng (Wijayakusuma dan Dalimartha, 2006).

2.1.4 Khasiat tumbuhan Khasiat dari buah belimbingwuluh ini adalah sebagai obat batuk, gusi berdarah, sariawan, jerawat, panu dan bisul (Gunawan dan Mulyani, 2006).

Page 2: Rancangan Formula Gel 8

2.1.5 Kandungan senyawa kimia Kandungan kimia buah belimbing wuluh mengandung flavonoid, steroid/triterpenoid, glikosida, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, dan C (Wijayakusuma dan Dalimartha, 2006).

2.2 Uraian Kulit Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus, respirasi, pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar (Tranggono dan Latifah, 2007).

2.2.1 Struktur kulit Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu: Lapisan epidermis, lapisan dermis dan lapisan hipodermis (Wasitaatmadja, 1997). 1. Lapisan epidermis

Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang palingmenarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetikdipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-bedapada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimetermisalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, yang paling tipisberukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi danperut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit.Epidermis melekat eratpada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zatmakanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melaluidinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.Lapisan epidermis terdiri atas 5 lapisan: stratum korneum (lapisan tanduk), stratum lusidum (lapisan jernih), stratum granulosum (lapisan butir), stratum spinosum (lapisan taju) dan stratum basalis (lapisan benih) (Wasitaatmadja, 1997).

2. Lapisan dermisLapisan dermis ini jauh lebih tebal daripada epidermis dan tersusun atas jaringan fibrosa dan jaringan ikat yang elastis. Lapisan ini terdiri atas: a. Pars papilaris, yaitu bagian yang menonjol ke dalam epidermis berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah ; b. Pars retikularis, yaitu bagian bawah dermis yang berhubungan dengan lapisan hypodermis yang terdiri atas serabut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit (Wasitaatmadja, 1997)

3. Lapisan hipodermisLapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluhdarah dan limfe.Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menujulapisan kulit jangat.Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagaibantalan atau penyangga bagi organ-organ tubuh bagian dalam dan sebagai cadangan makanan(Wasitaatmadja, 1997).

Page 3: Rancangan Formula Gel 8

.2.3 Absorbsi obat melalui kulit Tujuan umum pengunaan obat topikal pada terapi adalah untuk menghasilkan efek terapetik pada tempat-tempat spesifik di jaringan epidermis. Daerah yang terkena, umumnya epidermis dan dermis, sedangkan sediaan topikal tertentu seperti pelembab dan antimikroba bekerja dipermukaan kulit saja (Lachman, dkk., 1994). Beberapa cara penetrasi obat yang mungkin ke dalam kulit menurut Tranggono dan Latifah (2007), yaitu: lewat antara sel-sel stratum korneum (interselular), menembus sel-sel stratum korneum (transelular), melalui kelenjar keringat, melalui kelenjar sebasea dan melalui dinding saluran folikel rambut.

2.4. Uraian Jerawat Jerawat merupakan penyakit peradangan yang terjadi akibat penyumbatan pada pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pastul dan bopeng (scar) pada daerah wajah, leher, lengan atas, dada dan punggung. Peradangan dipicu oleh bakteri Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus (Mitsui, 1997; Wasitaatmadja, 1997).

2.3.1 Penyebab terjadinya jerawat1. Hormonal

Sekresi kelenjar sebaseus yang hiperaktif dipacu oleh pembentukan hormon testoteron (androgen) yang berlebih, sehingga pada usia pubertas akan banyak timbul jerawat pada wajah, dada, punggung, sedangkan pada wanita selain hormon androgen, produksi lipida dari kelenjar sebaseus dipacu oleh hormon luteinizing yang meningkat saat menjelang menstruasi (Mitsui, 1997).

2. Makanan Menurut penelitian yang dilakukan oleh sebuah institusikecantikan kulit di Amerika Serikat (Academy of Dermatology) mengatakan bahwa jerawat tidak disebabkan oleh makanan. Tidak ada makanan yang secara signifikan dapat menimbulkan jerawat, tetapi ternyata sebuah hasilstudi kasus yang terbaru, membuktikan hal yang bertolakbelakang. Para pakar peneliti di Colorado State UniversityDepartment of Health and Exercise menemukan bahwamakanan yang mengandung kadar gula dan kadar karbohidrat yang tinggi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menimbulkan jerawat. Secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat meningkatkan kadar insulin dalam darah, dimana hal tersebut memicu produksi hormon androgen yang membuat kulit jadi berminyak dan kadar minyak yang tinggi dalam kulit merupakan pemicu paling besar terhadap timbulnya jerawat (Mitsui, 1997).

3. Kosmetik Penggunaan kosmetika yang melekat pada kulit danmenutupi pori-pori, jika tidak segera dibersihkan akan menyumbat saluran kelenjar palit dan menimbulkan jerawat yang disebut komedo. Kosmetik yang paling umum

Page 4: Rancangan Formula Gel 8

menjadi penyebab timbulnya jerawat yaitu kosmetik pelembab yanglangsung menempel pada kulit.

4. Infeksi bakteri Propionibacterium acnes (Corynebacterium acnes) dan Staphylococcus epidermidis biasanya ditemukan pada lesi-lesi akne. Berbagai strain Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis dapat menghidrolis trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol, asam lemak bebas tersebut memungkinkan terjadinya lesi komedo (Mitsui, 1997).

2.3.2 Tahap terjadinya jerawat Pada kulit yang semula dalam kondisi normal, sering kali terjadi penumpukan kotoran dan sel kulit mati karena kurangnya perawatan dan pemeliharaan, khususnya padakulit yang memiliki tingkat reproduksi minyak yang tinggi. Akibatnya saluran kandung rambut (folikel) menjadi tersumbat. Sel kulit mati dan kotoran yang menumpuk tersebut, kemudian terkena bakteri acne, maka timbulah jerawat. Jerawat yang tidak diobati akan mengalami pembengkakan (membesar dan berwarna kemerahan) disebut papule. Bila peradangan semakin parah, sel darah putih mulai naik ke permukaan kulit dalam bentuk nanah (pus), jerawat tersebut disebut pastules. Jerawat radang terjadi akibat folikel yang ada di dalam dermis mengembang karena berisi lemak padat, kemudian pecah, menyebabkan serbuan sel darah putih ke area folikel sebasea, sehingga terjadilah reaksi radang. Peradangan akan semakin parah jika kuman dari luar ikut masuk ke dalam jerawat akibat perlakuan yang salah seperti dipijat dengan kuku atau benda lain yang tidaksteril. Jerawat radang mempunyai ciri berwarna merah, cepat membesar, berisi nanah dan terasa nyeri. Pastules yangtidak terawat, maka jaringan kolagen akan mengalami kerusakan sampai pada lapisan dermis, sehingga kulit/wajah menjadi bopeng (Scar) (Mitsui, 1997).

2.3.3 Penanggulangan jerawat Usaha pengobatan jerawat menurut Wasitaatmadja (1997) dapat dilakukan dengan 3 cara: 1. Pengobatan topikal

Prinsip pengobatan topikal adalah mencegah pembentukan komedo (jerawat ringan), ditujukan untuk mengatasi menekan peradangan dan kolonisasi bakteri, serta penyembuhan lesi jerawat dengan pemberian bahan iritan dan antibakteri topikal seperti; sulfur, resorsinol, asam salisilat, benzoil peroksida, asam azelat, tetrasiklin, eritromisin dan klindamisin.

2. Pengobatan sistemik Pengobatan sistemik ditujukan untuk penderita jerawat sedang sampai berat dengan prinsip menekan aktivitas bakteri, menekan reaksi radang, menekan produksi sebum dan mempengaruhi keseimbangan hormonal. Golongan obat sistemik misalnya: pemberian antibiotik (tetrasiklin, eritromisin dan klindamisin).

3. Bedah kulit

Page 5: Rancangan Formula Gel 8

Bedah kulit ditujukan untuk memperbaiki jaringan parut yang terjadi akibat jerawat. Tindakan dapat dilaksanakan setelah jerawat sembuh baik dengan cara bedah listrik, bedah pisau, dermabrasi atau bedah laser.

Definisi Gel· Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel

anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli. (FI IV, hal 7)

· Gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawaan organik atau makromolekul senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan (Formularium Nasional, hal 315)

Kegunaan Gel (Lachman, Dysperse system, hal 495 – 496)· Gel merupakan suatu sistem yang dapat diterima untuk pemberian oral, dalam bentuk

sediaan yang tepat, atau sebagai kulit kapsul yang dibuat dari gelatin dan untuk bentuk sediaan obat long – acting yang diinjeksikan secara intramuskular.

· Gel biasa digunakan untuk orang yang memiliki kulit berminyak (pada sediaan topikal)

· Gelling agent biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada granulasi tablet, bahan pelindung

koloid pada suspensi, bahan pengental pada sediaan cairan oral, dan basis suppositoria.· Untuk kosmetik, gel telah digunakan dalam berbagai produk kosmetik, termasuk pada

shampo, parfum, pasta gigi, dan kulit – dan sediaan perawatan rambut.· Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (non streril) atau

dimasukkan ke dalam lubang tubuh atau mata (gel steril) (FI IV, hal 8)Keuntungan dan Kekurangan Sediaan Gel.

Keuntungan sediaan gel :· Untuk hidrogel : efek pendinginan pada kulit saat digunakan; penampilan sediaan yang

jernih dan elegan; pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, elastis, daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori tidak terganggu; mudah dicuci dengan air; pelepasan obatnya baik; kemampuan penyebarannya pada kulit baik.

Kekurangan sediaan gel :· Untuk hidrogel : harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga

diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.

· Penggunaan emolien golongan ester harus diminimalkan atau dihilangkan untuk mencapai kej ernihan yang tinggi.

· Untuk hidroalkoholik : gel dengan kandungan alkohol yang tinggi dapat menyebabkan pedih pada wajah dan mata, penampilan yang buruk pada kulit bila terkena pemaparan cahaya matahari, alkohol akan menguap dengan cepat dan meninggalkan film yang berpori atau pecah-pecah sehingga tidak semua area tertutupi atau kontak dengan zat aktif.

Page 6: Rancangan Formula Gel 8

Alasan pemilihan sediaan gel:· Tujuan pengobatan: biasanya sediaan gel diberikan untuk sediaan dengan cara

pemberian topikal

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam formulasi (Diktat Kuliah)1. Penampilan gel : transparan atau berbentuk suspensi partikel koloid yang terdispersi,

dimana dengan jumlah pelarut yang cukup banyak membentuk gel koloid yang mempunyai struktur tiga dimensi.

2. Inkompatibilitas dapat terjadi dengan mencampur obat yang bersifat kationik pada kombinasi zat aktif, pengawet atau surfaktan dengan pembentuk gel yang bersifat anionik (terjadi inaktivasi atau pengendapan zat kationik tersebut).

3. Gelling agents yang dipilih harus bersifat inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam formulasi.

4. Penggunaan polisakarida memerlukan penambahan pengawet sebab polisakarida bersifat rentan terhadap mikroba.

5. Viskositas sediaan gel yang tepat, sehingga saat disimpan bersifat solid tapi sifat soliditas tersebut mudah diubah dengan pengocokan sehingga mudah dioleskan saat penggunaan topikal.

6. Pemilihan komponen dalam formula yang tidak banyak menimbulkan perubahan viskositas saat disimpan di bawah temperatur yang tidak terkontrol.

7. Konsentrasi polimer sebagai gelling agents harus tepat sebab saat penyimpanan dapat terjadi penurunan konsentrasi polimer yang dapat menimbulkan syneresis (air mengambang diatas

A. Formula Umuma. Bahan Aktif

Sari buah belimbing wuluhBerdasarkan hasil penelitian uji aktivitas antibakteri terhadap baketri

Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermis yang dilakukan oleh Rabiatul Hadawiyah (2012) menunjukkan bahwa sediaan gel yang efektif yaitu sediaan gel yang mengandung 20% ektrak etanol buah Belimbing Wuluh (Averrhoa billimbi L.). Buah belimbing wuluh (Averhoa billimbi L.) mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antimikroba dan senyawa tanin sebagai antibakteri, sernyawa flavonoid dan tanin inilah yang diduga berperan sebagai aktig sebagai antijerawat (Hadawiyah, 2012). Jerawat merupakan penyakit peradangan yang terjadi akibat peyumbatan pada pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pastul dan bopeng (scar) pada daerah wajah, leher, lengan atas, dada dan punggung. Peradangan dipicu oleh bakteri Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus (Wasitaatmadja, 1997).

Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) diduga dapat digunakan sebagai obat antijerawat. Bagian tanaman yang digunakan untuk menyembuhkan jerawat adalah

Page 7: Rancangan Formula Gel 8

buahnya. Cara penggunaannya yaitu dengan cara buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) dicuci dan ditumbuk halus, kemudian diremas dengan air garam seperlunya dan digosokan pada muka yang berjerawat (Parikesit, 2011). Cara ini tergolong masih sederhana, kurang menarik dan kurang praktis, selain itu tidak dapat disimpan lama karena mudah ditumbuhi mikroba. Oleh karena itu diperlukan sediaan farmasi yang dapat memudahkan dalam pemakaian buah belimbing (Averrhoa billimbi L.), salah satunya adalah pembuatan gel ekstrak etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.)

b. Bahan Tambahan1. Basis gel

HPMCSinonim : Cellulose, hidroksipropil metil eter, HPMC, Methocel,

metilselulosa, propilenglikol eter, metil hidroksipropilsellulosa, Metolose.

Kelarutan : Larut dalam air dingin, praktis tidak larut dalam kloroform, etanol (95%) dan eter; namun larut dalam campuran etanol dan iklorometana, campuran metanol dan diklorometana, dan campuran air dan alkohol. Larut dalam larutan aseton encer, campuran diklorometana dan propan-2-ol, dan pelarut organik lain.

Pemerian : serbuk putih atau hampir putih, tidak berbau, dan tidaka berasa.

Konsentrasi : 0,5% - 2%Titik lebur : 260O CStabilitas : merupakan material yang stabil walaupun higroskopis

sebelum dikeringkan. Stabil pada pH 5 – 11. Peningkatan temperatur menurunkan kekentalan kelarutan, mengalami perubahan dan padat menjadi gel pada pemanasan dan pendinginan berturut – turut.

Ph : 2,5 -4Kegunaan : Basis gelPenyimpanan : Didalam wadah dan tertutup rapatInkompabilitas : HPMC Inkompabilitas dengan beberapa agen

pengoksidasi karena HPMC bersifat nonionik, maka HPMC tidak akan kompleks dengan garam – garam metal atau ion organik dapat memperlambat kecepatan melarut.

CarbopolSinonim : Acrypol; Acritamer; acrylic acid polymer; carbomera;

Carbopol; carboxy polymethylene; polyacrylic acid; carboxyvinyl polymer; Pemulen; Tego Carbomer.

Kelarutan : dapat larut dalam didalam air, di dalam etanol (95%) dan glkiserin, dapat terdispersi didalam air untuk

Page 8: Rancangan Formula Gel 8

membentuk larutan koloidal bersifat asam, sifat merekatnya rendah.

Pemerian : bewarna putih berbentuk serbuk putih halus, bersifat asam, higroroskopik,dengan sedikit karakteristik bau.

Konsentrasi : 0,5 – 2,0%Titik lebur : Stabilitas : Karbomer stabil , bahan higroskopis yang dapat

dipanaskan pada Suhu di bawah 1040C sampai 2 jam. Namun, paparan Suhu yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan warna dan stabilitas berkurang .

Ph : 2,5 – 4,0Kegunaan : Basis GelPenyimpanan : Inkompabilitas : Karbomer yang berubah warna dengan resorsinol dan

tidak sesuai dengan fenol , polimer kationik , asam kuat , dan tingkat tinggi elektrolit. antimikroba tertentu juga harus dihindari atau digunakan pada tingkat rendah. besi dan logam transisi lainnya dapat menurunkan dispersi karbomer .

2. Penstabil TEA

Sinonim : Tealan; triethylolamine; trihydroxytriethylamine; tris (hydroxyethyl)amine; trolaminum.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P

Pemerian : Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik

Konsentrasi : 0,5 %Titik lebur : 20O – 21O CStabilitas : pada suhu ruang warna berubah menjadi kecoklatan

ketika terpapar cahaya dan udara. Sangat higroskopikPh : 10,5 Kegunaan : Zat tambahanPenyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahayaInkompabilitas : TEA akan bereaksi dengan asam minerat membentuk

kristal garam dan ester. Dengan asam lemak yang tinggi, TEA membentuk garam yang larut dalam air dan memiliki karakteristik sabun. TEA juga akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk kompleks garam, perubahan warna dan curah hujan dapat terjadi dengan adanya logam berat. TEA dapat bereaksi dengan ragen seperti klorida ionil untuk menggantikan gugus hidroksi

Page 9: Rancangan Formula Gel 8

dengan halogen. Reaksi produksi ini sangat beracun, menyerupai mustard nitrogen lainnya.

3. Humektan Propilenglikol

Sinonim : 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl ethylene glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol; propylenglycolum

Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak

Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik

Konsentrasi : = 5%Titik lebur : 149° dan 153°Stabilitas : di temperatur dingin dan dalam wadah tertutup baik

propilenglikol stabil, tapi dalam temperatur tinggi dan tempat terbuka mudah teroksidasi dan menghasilkan produk seperti propionaldehid, asam laktat, asam piruvat dan asam asetat. Propilenglikol stabil secara kimia ketika dicampur dengan etanol 95%, gliserin, atau air. Propilenglikol adalah senyawa higroskopis sehingga harus disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat yang dingin dan kering.

Ph : 4,5 dan 7,5Kegunaan : Zat tambahan, pelarutPenyimpanan : Dalam wada tertutup baikInkompabilitas : inkompatibel dengan senayawa pengoksidasi seperti

kalium permanganate.4. Pengawet

Metyl parabenSinonim : Nipagin MKelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air

mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih

Pemerian : serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal

Konsentrasi : 0,02 % – 0,3 %Titik lebur : 125O – 128O

Page 10: Rancangan Formula Gel 8

Stabilitas : larutatan metylparaben encer pada Ph 3-6 dapat disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 120O C selama 20 menit tanpa dekomposisi. Larutan encer pada Ph 3-6 stabil (kurang dari 10% terdekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sedangkan larutan encer pada Ph 8 atau diatasnya terhidrolisis secara tepat ( 10% atau lebih setelah sekitar 60 hari penyimpanan pada suhu kamar) ( HOPE)

Ph : 4 - 8Kegunaan : Zat tambahan, zat pengawetPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baikInkompabilitas : Aktivitas antimikroba dari metilparaben atau golongan

paraben yang lain sangat dapat mengurangi efektivitas dari surfaktan nonionik, seperti polysorbate 80. Tetapi adanya propilenglikol (10%) menunjukkan peningkatan potensi aktivitas antibakteri dari paraben, sehingga dapat mencegah interaksi antara metilparaben dan polysorbate. Inkompatibel dengan beberapa senyawa, seperti bentoinit, magnesium trisilicate, talc, tragacanth, sodium alginate, essential oils,sorbitol dan atropine.

c. Bahan Pembawa Aqua Destillata

Sinonim : Air SulingPemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasaPenyimpanan : Dalam wadah tertutup rapatKegunaan : Zat Pembawa

B. Rancangan Formula

Nama BahanKonsentrasi (% b/v) Kegunaan

Formula I Formula II

Sari buah belimbing wuluh 0,425% 0,425% Antibacteria

HPMC - 8% Basis Gel

Carbopol 0,35% - Basis Gel

TEA 2% - Penstabil

Propilenglikol 10% 10% Humektan

Metil Paraben 1,2% 1,2% Pengawet

Aquadest Ad 100% Ad 100% Pembawa

Page 11: Rancangan Formula Gel 8

C. Alasan penambahan dan pengkombinasian bahana. Bahan Aktif

Sari buah belimbing wuluhHasil uji aktivitas antibakteri sediaan gel yang efektif yaitu sediaan gel

yang mengandung 20% ekstrak etanol buah belimbing wuluh, memberikan diameter zona hambat rata-rata 15,00 mm terhadap bakteri Propionibacterium acne dan memberikan diameter zona hambat rata-rata 16,50 mm terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Dari hasil penelitian bahwa gel ektrak etanol buah belimbing wuluh dapat digunakan untuk mengobati jerawat.

Sari buah belimbing wuluh diduga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Di antara bakteri yang dapat menyebabkan infeksi tersebut adalah Eschericia coli dan Salmonella sp. (Jawettz et al, 2005).

Buah belimbing wuluh mengandung senyawa flavonoid dan terpenoid yang bersifat aktif sebagai antimikroba. Sari buah belimbing wuluh bersifat efektif sebagai antibakteri terhadap bakteri Eschericia coli, Salmonella sp dan Staphylococcus aureus.

Antibakteri adalah senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri.

b. Bahan Tambahan1. Basis gel

HPMCKarena HPMC dapat membentuk sedian gel yang jernih dan bersifat netral serta memiliki viskositas yang stabil dalam penyimpanan jangka panjang (Rowe et al., 2009). Selain itu HPMC mengembang terbatas dalam air sehingga merupakan bahan pembentuk hidrogel yang baik. Hidrogel sangat cocok digunakan sebagai sediaan topikal dengan fungsi kelenjar sebaseus berlebih, dimana hal ini merupakan salah satu faktor penyebab jerawat (Voigt, 1994).

CarbopolKarena karbopol dapat memberikan viskositas yang baik untuk sediaan gel (HPE 5 p. 111). Karena relatif  bersifat tidak toksik, tidak mengiritasi, tidak menyebabkan reaksi hipersensitivitas pada kulit manusia sehingga cocok digunakan sebagai basis gel serta memberikan bentuk serta penampakan yang baik, jernih dan tidak keruh.

2. Penstabil TEA

untuk menetralkan carbomer sehingga dapat meningkatkan viskositas gel (HPE 5 p. 113). Dapat meningkatkan viskositas dari carbopol. Merupakan basa lemah shg baik digunakan karena kenaikan pH tidak drastis.

3. Humektan Propilenglikol

Propilen glikol bersifat higroskopis dan lebih tidak toksik bila dibandingkan dengan glikol yang lain. Penggunaan propilen glikol harus di

Page 12: Rancangan Formula Gel 8

bawah 5% sebab pada konsentrasi lebih dari 5% dapat mengiritasi kulit (Owen dan Weller, 2006). Propilen glikol berupa larutan bening, tidak berwarna, kental, tidak berbau dan berasa manis, sedikit tajam seperti gliserin (Kibbe, 2004).

4. Pengawet Metyl paraben

Metilparaben memiliki aktivitas antibakteri pada formula farmasetik dan akan lebih efektif bila penggunaannya dikombinasikan dengan antibakteri lain seperti propilen glikol (Wade dan Waller, 1999). Dalam kosmetik, metilparaben lebih banyak digunakan sebagai pengawet antibakteri (Johnson dan Steer, 2006).

c. Bahan Pembawa Aquadest

D. Perhitungan Bahan Formula 1

1. Sari Buah Belimbing Wuluh : 0,425% x 100 = 0,425 g2. HPMC : -3. Carbopol : 0,35% x 100 = 0,35 g4. TEA : 2% x 100 = 2 g5. Propilenglikol : 10% x 100 = 10 g6. Metyl Paraben : 1,2% x 100 = 1,2 g7. Aquadest : ad 100

Formula 21. Sari Buah Belimbing Wuluh : 0,425% x 100 = 0,425 g2. HPMC : 8% x 100 = 8 g3. Carbopol : -4. TEA : -5. Propilenglikol : 10% x 100 = 10 g6. Metil paraben : 1,2% x 100 = 1,2 g7. Aquadest : ad 100

E. Cara Kerja1. Timbang sejumlah gelling agent sesuai dengan yang dibutuhkan2. Gelling agent dikembangkan sesuai dengan caranya masing-masing3. Timbang zat aktif dan zat tambahan lainnya4. Tambahkan gelling agent yang sudah dikembangkan ke dalam campuaran tersebut

atau sebaliknya sambil diaduk terus-menerus hingga homogen tapi jangan terlalu kuat karena akan menyerap udara sehingga menyebabkan timbulnya gelembung udara dalam sediaan yang nantinya dapat mempengaruhi pH sediaan.

5. Gel yang sudah jadi dimasukkan ke dalam alat pengisi gel dan diisikan ke dalam tube sebanyak yang dibutuhkan

Page 13: Rancangan Formula Gel 8

6. Ujung tube ditutup lalu diberi etiket dan dikemas dalam wadah ynag dilengkapi brosur dan etiket

F. Evaluasi Stability Evaluasi fisik

1. Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal.127)Yang dilihat penampilan, warna dan bau.

2. Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal.127)Caranya: oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau ketidak homogenan.

3. Viskositas/rheologi (lihat lampiran martin, Farfis hal 501)Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4. Distribusi ukuran partikelProsedur :- sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop- Lihat di bawah mikroskop- Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber

cahaya- Untuk cahaya putih, suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 0,4 –

0,5 µm. Dengan lensa khusus dan sinar UV, batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 0,1

5. Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal. 1096)6. Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal.997)7. Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)8. Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina “Pelepasan

Diklofenak Dari Sediaan Salep ”)Prinsip : mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9. Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih “Kecepatan difusi kloramfenikol dari sediaan salep”)Prinsip : Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10. Stabilitas gel (Dosage Form, disperse system vol.2 hal 507) 1 tube

Evaluasi KimiaIdentifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IV/kompendia lain) Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IV/kompendia lain)

Evaluasi Biologi- Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)- Uji sterilitas ( lihat lampiran FI IV, hal 855).