Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

17
RAMBU-RAMBU DAN KERANGKA DALAM MEMAHAMI SUNNAH NABAWIYYAH DR Daud Rasyid, MA Ma'aalim wa Dhawaabith Fi Fahmi as-Sunnah an- Nabawiyyah

Transcript of Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Page 1: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

RAMBU-RAMBU DAN KERANGKA DALAM MEMAHAMI SUNNAH NABAWIYYAHDR Daud Rasyid, MA

Ma'aalim wa Dhawaabith Fi Fahmi as-Sunnah an-Nabawiyyah

Page 2: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Tujuan Umum Seorang muslim dapat mengerti akan

pemahaman ibadah dalam Islam, hukum-hukum dan tatacara peribadatan yang khusus sesuai syariat, serta pengaruhnya terhadap pribadi dan masyarakat.

Page 3: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Tujuan Khusus Menjelaskan etika salafush shalih dalam

mengkritik hadits Menjelaskan enam kerangka dalam

memahami hadits

Page 4: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

ETIKA SALAFUSH SHALIH DALAM MENGKRITIK HADITS Sikap hati-hati Umar r.a. dalam menerima

hadits tanpa meragukan sahabat yang merawikannya melainkan berhati-hati terhadap hukum yg disampaikan oleh Nabi SAW, sebagai contoh ia mengatakan kepada sahabat Abu Hurairah r.a. : Innanii laa atahammuka wa lakinnanii uriidu an anatsabbat (Saya tdk pernah meragukanmu, semua ini saya lakukan karena ingin menegaskan).

Page 5: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Abu Hurairah r.a. pernah menyatakan sebuah hadits : Innal mayyita layu'adzdziba bi bukaa'i ahlihi 'alaihi (Sesungguhnya mayyit itu diazab karena tangisan keluarganya atasnya), maka Ummul Mu'minin Aisyah r.a. mengkritik hadits tersebut tidak pada sanadnya, melainkan pada redaksinya. Dengan dimulai dengan mendoakan Abu Hurairah ra, ia berkata : Semoga Allah SWT merahmati Abu Hurairah, aku tidak pernah mendengarnya dari Nabi SAW, tetapi aku mendengar Nabi SAW bersabda : Innallaaha yaziidul kaafiriina 'adzaaba (Sesungguhnya Allah SWT akan menambah azab bagi orang-orang kafir). Lalu Aisyah r.ha. berdalih bahwa hadits abu Hurairah tsb bertentangan dg ayat al-Qur'an: Wa laa taziru waaziratan wizra ukhraa (Dan sesungguhnya seseorang itu tdk akan memikul dosa org lain).

Page 6: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Ternyata hadits Abu Hurairah r.a. Tersebut diperkuat oleh riwayat-riwayat yang lain dari Umar r.a., Ibnu Abbas r.a. dan Ibnu Umar r.a. Maka para muhaddits menyimpulkan bahwa dari segi sanad kedua hadits tersebut (hadits Aisyah r.ha. maupun Abu Hurairah r.a.) shahih, maka ditafsirkan makna sebenarnya dari layu'adzdziba artinya yata'allama (merasa sedih), artinya mayyit tersebut merasa sedih mengapa keluarganya tidak memahami hakikat hidup tersebut.

Page 7: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

ENAM KERANGKA DALAM MEMAHAMI HADITS Memahami as-Sunnah disesuaikan dengan al-Qur'an

(Fahmu sunnah fii Dhau'il Qur‘aan) Menggabungkan hadits dalam satu pengertian (Jam'ul

ahaadits fii maudhuu'in waahid) Melihat hadits berdasarkan sebabnya (Fahmul hadiits fii

dhau'i asbaab wal mulaabisaat) Menghukumi hadits-hadits yg bertentangan (Fahmu at-

Ta‘aarudh fil ahadits) Melihat pada isi hadits tersebut dan bukan pada

sarananya (an Nazhru ilal ushuul laa lil wasaa'il) Menegaskan apa yang ditunjukkan oleh lafazh hadits

(Ta-akkud dilaalati alfaazh al hadiits)

Page 8: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Fahmu sunnah fii Dhau'il Qur‘aan As-Sunnah merupakan penjelas (bayaanu

taudhiih, tafsiir) dan juga menambah apa yang tidak ada dalam al-Qur'an (bayaanu tatsbiit), seperti al-Qur'an mengharamkan bangkai, tetapi hukum tersebut dihapuskan oleh as-Sunnah untuk bangkai ikan dalam hadits berbunyi: Thahuru ma'ahu wal hillu maytatahu (Laut/sungai itu suci airnya dan halal bangkainya/ikan).

Page 9: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Jam'ul ahaadits fii maudhuu'in waahid Jika melihat hadits bertentangan maka digabungkan sehingga

didapat satu pengertian yang benar. Seperti hadits isbalul izar (Kain yg melewati kedua mata kaki di neraka) yang bertentangan dengan hadits Abu Bakar r.a. yang menyatakan bahwa tidak apa-apa kata Nabi SAW kain Abu Bakar melewati mata kakinya, ternyata akan masuk neraka adalah jika dilakukan karena sombong, setelah digabung dengan hadits khuyala‘ (orang-orang yang masuk neraka karena melebihkan kain karena sombong).

Atau hadits yang menyatakan batalnya puasa orang yang berbekam, sementara hadits lainnya menyatakan tidak batal, ternyata setelah digabungkan ditemukan bahwa dalam hadits pertama orang tersebut berbekam sambil mengghibbah dan berdusta sehingga batalnya karena hal tersebut dan bukan karena berbekamnya.

Page 10: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Fahmul hadiits fii dhau'i asbaab wal mulaabisaat Seperti hadits “antum a'lamu bi umuuri dunyaakum”

(kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian) hadits ini harus ditafsirkan berdasarkan sebabnya, yaitu Nabi SAW melewati sekelompok kaum di Madinah yang sedang mengawinkan pucuk kurma lalu Nabi SAW mengucapkan kata-kata yang ditafsirkan salah oleh orang-orang tersebut sehingga tahun berikutnya mereka tidak lagi mengawinkan pucuk-pucuk tersebut yang berakibat gagal panen. Sehingga keluarlah sabda Nabi SAW: Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian, artinya masalah-masalah sarana dan teknologi bukan masalah-masalah dasar yang telah ada hukumnya dalam Islam, seperti politik, ekonomi, dan sebagainya.

Page 11: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Fahmu at-Ta‘aarudh fil ahadits Digabungkan (thariqatul jam'i) :

Seperti dalam suatu hadits disebutkan Nabi SAW meminta dijadikan orang miskin, sementara banyak hadits-hadits lain Nabi SAW meminta kekayaan. Maka digabungkan bahwa yang dimaksud miskin dalam hadits pertama adalah sikap orang miskin yang tawadhu' (rendah hati dan tidak sombong).

Page 12: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Dilihat sejarahnya (ta'arikh), jika tidak bisa digabungkan pengertiannya (tetap bertentangan), maka dilihat mana yang lebih dulu dan mana yg belakangan, sehingga yang belakangan adalah menghapus hukum yang duluan. Seperti hadits nikah Mut'ah yang banyak dipakai kaum syi'ah, memang benar Nabi SAW pernah membolehkannya dalam satu peperangan tapi kemudian dihapus selama-lamanya oleh Nabi SAW setelah nampak bahaya dan dampaknya. Atau hadits yang melarang ziarah kubur, yang kemudian dihapus sendiri oleh Nabi SAW.

Page 13: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Dipilih mana yg lbh kuat (tarjih), jika kedua hal di atas tidak bisa juga, maka barulah dicari mana yang lebih shahih dan dibuang yang kurang shahih (artinya bisa juga keduanya shahih tapi yang satu lebih shahih dari yang lain, maka yang dipakai yang lebih shahih tersebut).

Page 14: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

An Nazhru ilal ushuul laa lil wasaa'il Contoh 1: Hadits bahwa Nabi SAW

memakai gamis, ternyata banyak hadits yang menyebutkan bahwa Nabi SAW juga memakai kain Yamani, baju Kisrawaniyyah, dan lain-lain. Ternyata ushul dari hadits tentang pakaian tersebut adalah menutup auratnya dan bukan pada jenis pakaiannya.

Page 15: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Contoh 2: Hadits bahwa Nabi SAW memerintahkan belajar memanah, yang ushulnya adalah berlatih menggunakan senjata dan bukan pada panahnya. Demikian pula berkuda, yang ushul mengendarai kendaraannya dan bukan kudanya.

Contoh 3: Hadits bahwa pengobatan terbaik adalah menggunakan kai (besi dipanaskan), ternyata yang ushul adalah metode shock terapy-nya seperti dengan akupunktur, refleksi, dan sebagainya.

Page 16: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Ta-akkud dilaalati alfaazh al hadiits Seperti hadits : La'anallahal

mushawwirin (Allah melaknat para pelukis), yg dilalah nya adalah jika untuk diagungkan, dipuja, lukisan 3 dimensi (patung), karena ternyata gambar yg telah dipotong dan dijadikan bantal oleh Aisyah ra tdk dilarang oleh Nabi SAW.

Page 17: Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah

Bagaimana Penyelesaian Pertentangan antara hadits dengan al-Qur'an berikut?

Hadits :ْو>َن: :َر: :َم:ا َت Dْم> َك Fُك َّب ْو>َن: َر: :َر: َت Dْم> َس: Fُك Lَّن ِإ

Dَض:اُّمQوَن: ِفLي >َق:َم:َر: اَل: َت َه:َذ:ا اْلLِهL (اْلبخاَري ْوُّمسلْم) :َت ْؤ>َي Dَر

)Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian seperti kalian

melihat bulan ini tanpa halangan

melihatnya(

Ayat : DُكLْد>َرD >َص:اَرD ْو:َهDو: َي :َّب DِهD اَأْل> Dْد>َرLَك اَل: َت

DيُفLِطFو: اْللDَص:اَر: ْو:َه< :َّب اَأْل>LيَرD (اَأْلَّنعام ب >خ: )103اْل

>َك: :ي Lْل >ُظDَر> ِإ :َّن Lي َأ َرLَّن: ِّبo َأ َق:اَل: َر:

Lي (اَأْلعَراف اَّن :َر: :ْن> َت َق:اَل: ْل143(