RABU, 19 OKTOBER 2011 Mayat Gosong Dibuang di Srengseng · pat sisa seprai dan plastik yang diduga...

1
RABU, 19 OKTOBER 2011 7 M EGAPOLITAN Mayat Gosong Dibuang di Srengseng ANATA SYAH FITRI B ELUM tuntas pengung- kapan serangkaian pe- nemuan mayat di Ibu Kota, sesosok mayat ditemukan kembali di sebuah lapangan bola Kompleks Inter- con Blok M, Kembangan, Sreng- Sebuah mobil boks Suzuki Carry berwarna biru mengebut dan sempat berputar-putar di sekitar lokasi kejadian. seng, Jakarta Barat, kemarin. Mayat yang diindikasikan ber- jenis kelamin pria itu ditemukan dalam keadaan gosong dan su- dah tidak berbentuk lagi. Beberapa warga mengira mayat tersebut merupakan sampah karena terletak di dekat tempat pembakaran sampah. “Tadi jam delapan pagi saya kira orang-orang pada bakar sampah. Nggak tahunya mayat. Warga langsung lapor polisi,” ujar salah satu warga, Lastri. Kondisi mayat tersebut sudah sangat sulit dikenali karena selu- ruh tubuhnya hangus. Menurut keterangan Kapolsek Kembang- an Komisaris Sutoyo, korban mengenakan celana jins warna biru dan baju sudah gosong. Selain itu, di sekitar mayat terda- pat sisa seprai dan plastik yang diduga digunakan pelaku untuk membungkus korban sebelum dibakar. Pada tangan kiri korban juga terdapat arloji merek Alba, yang ketika ditemukan menun- jukkan pukul 08.10. Dari olah TKP sementara, polisi menduga mayat tersebut merupakan korban pembunuh- an. Hal itu terlihat dari adanya tanda bekas penganiayaan pada bagian wajah korban. “Di wajah ada luka bekas pukulan benda keras. Mulutnya tersumpal sapu tangan,” ujar Sutoyo. Menurut pengakuan salah seorang warga, Mukhsin, pada pukul 02.30, dia melihat sebuah mobil boks Suzuki Carry berwar- na biru mengebut dan sempat berputar-putar di sekitar lokasi kejadian. Mukhsin mengaku tidak mengetahui apa yang di- lakukan mobil tersebut. “Mobil itu kayaknya nyasar. Saya mau lihat, tapi takut ka- rena saya sendirian malam tadi. Akhirnya tadi pagi saya dengar ada mayat dibakar,” ujarnya. Berdasarkan keterangan Kasat Resmob Polda Metro Jaya Ko- misaris Herry Heryawan, korban diduga sudah dibunuh di tempat lain sebelum akhirnya dibakar di lapangan tersebut. “Korban mungkin sudah dibunuh di tempat lain kemudian dibakar di sini, mungkin tujuannya untuk menghilangkan jejak,” kata Heri ketika ditemui di TKP. Di sisi lain, perburuan polisi guna mengungkap tiga mayat wanita yang ditemukan sebelum- nya juga belum membuahkan hasil. Lebih dari 50 saksi telah diperiksa polisi, tetapi tersangka pelaku belum ditemukan. Polisi menerima lebih dari 70 pesan singkat (SMS) lewat nomor call center dan foto korban telah disebarkan dalam pamet. Namun dari sejumlah nomor tersebut, tidak ada yang berisi informasi serius. (*/J-2) [email protected] N AMA Guruh Sukarno Putra tentu tidak asing lagi di ranah seni pertunjukan. Putra bungsu mantan Presiden Soekarno itu akan hadir untuk meng- obati rasa rindu masyarakat yang ingin menyaksikan mahakaryanya. Kinarya GSP menggan- deng Djarum Apresiasi Budaya untuk bekerja sama mewujudkan harapan para pecinta dan penggemar karya-karya Guruh Sukarno Putra. Pergelaran ini juga akan menandai 40 tahun kiprah Guruh Sukarno Putra dalam berkesenian di Indo- nesia. “Kami ingin mengobati rasa rindu masyarakat akan lagu, musik, dan tari dalam pertunjukan yang penuh dengan dedikasi ke arah nasionalisme namun tetap mampu menghibur,” ujar Guruh. Ia menambahkan, perge- laran musik yang bertema- kan Beta Cinta Indonesia kali ini akan menampilkan cup- likan dari beberapa perge- laran yang telah ditampilkan terdahulu. “Lagu Janger, Smaradahana, dan Melati Suci lengkap dengan tariannya yang dulu begitu berkesan di hati para penonton sudah pasti akan dimunculkan dengan gubahan yang lebih ‘kini’,” tambah Guruh. Pergelaran yang ber- durasi 120 menit itu akan diaransemen Erwin Gutawa dan dimeriahkan para artis ternama serta penari pilihan, didukung pula penggunaan teknik-teknik panggung yang modern. “Semoga pergelaran ini selain menghibur juga da- pat mengingatkan kembali akan kekayaan keragaman seni budaya di Indonesia dan membuat kebanggaan bagi para pekerja seni yang terlibat dan juga penonton. Seni pertunjukan di Indo- nesia juga tidak kalah jika dibandingkan dengan di luar negeri,” ujar Renitasari, Pro- gram Director Bakti Budaya Djarum Foundation. Karya-karya besar dimulai sejak Guruh mengadakan Pergelaran Karya Cipta Gu- ruh Sukarno Putra I (1979), kemudian disusul dengan Untukmu Indonesiaku (1980), Cinta Indonesia (1984), Gilang Indonesia Gemilang (1986), Jak Jak Jak Jakarta (1988), Legong Surapati (1998), Konser 100 Tahun Bung Karno (2001), Sri Panggung (2002), Lelaki Super (2003), dan terakhir Mahadaya Cinta (2005). Pergelaran Karya Cipta Guruh Sukarno Putra di masa itu membuat semua pe- nonton terpukau dan pulang membawa kesan istimewa dan membanggakan bahwa telah lahir putra Indonesia yang mampu melahirkan suatu pertunjukan besar. Bukan cuma itu, gaya tarian ala Guruh juga telah menjadi tren baru pertunjuk- an di Indonesia. Misalnya, penggunaan bulu-bulu ala Lido dan Moulin Rouge di Paris yang dipadu dengan kain kebaya Indonesia. Akse- sori itu menjadi marak dalam mengisi panggung-panggung hiburan di Tanah Air. Guruh memang mempu- nyai misi yang jelas dalam menanamkan rasa nasion- alisme di kalangan muda- mudi Indonesia. Hal itu terbukti dengan banyaknya lagu ciptaan yang berisi jiwa kebangsaan. Anggota Swara Maharddhika (yang saat itu dibentuknya sebagai wadah anak muda berkarya) selalu mengenakan kebaya atau pakaian nasional di setiap kesempatan. Cara berkebaya di kalangan anak muda pada masa itu pun sedikit banyak dipengaruhi cara berkebaya ala Guruh. Dengan kepiawaiannya bermusik serta pemaha- mannya secara mendalam mengenai seni dan budaya Indonesia, apa yang ditam- pilkan Guruh di atas pang- gung memang bergaya modern kontemporer, tetapi tidak meninggalkan pakem- pakem keindonesiaannya. Selamat menyaksikan.... Merdeka!!! (S-25) Mahakarya Empat Dekade Guruh Sukarno Putra Beta Cinta Indonesia DOK DJARUM Once Mekel

Transcript of RABU, 19 OKTOBER 2011 Mayat Gosong Dibuang di Srengseng · pat sisa seprai dan plastik yang diduga...

Page 1: RABU, 19 OKTOBER 2011 Mayat Gosong Dibuang di Srengseng · pat sisa seprai dan plastik yang diduga digunakan pelaku untuk membungkus korban sebelum dibakar. Pada tangan kiri korban

RABU, 19 OKTOBER 2011 7MEGAPOLITAN

Mayat Gosong Dibuang di Srengseng

ANATA SYAH FITRI

BELUM tuntas pengung-kapan serangkaian pe-nemuan mayat di Ibu Kota, sesosok mayat

ditemukan kembali di sebuah lapangan bola Kompleks Inter-con Blok M, Kembangan, Sreng-

Sebuah mobil boks Suzuki Carry berwarna biru mengebut dan sempat berputar-putar di sekitar lokasi kejadian.

seng, Jakarta Barat, kemarin.Mayat yang diindikasikan ber-

jenis kelamin pria itu ditemukan dalam keadaan gosong dan su-dah tidak berbentuk lagi.

Beberapa warga mengira mayat tersebut merupakan sampah karena terletak di dekat tempat pembakaran sampah.

“Tadi jam delapan pagi saya kira orang-orang pada bakar sampah. Nggak tahunya mayat. Warga langsung lapor polisi,” ujar salah satu warga, Lastri.

Kondisi mayat tersebut sudah sangat sulit dikenali karena selu-ruh tubuhnya hangus. Menurut keterangan Kapolsek Kembang-an Komisaris Sutoyo, korban mengenakan celana jins warna biru dan baju sudah gosong. Selain itu, di sekitar mayat terda-pat sisa seprai dan plastik yang

diduga digunakan pelaku untuk membungkus korban sebelum dibakar. Pada tangan kiri korban juga terdapat arloji merek Alba, yang ketika ditemukan menun-jukkan pukul 08.10.

Dari olah TKP sementara, polisi menduga mayat tersebut merupakan korban pembunuh-an. Hal itu terlihat dari adanya tanda bekas penganiayaan pada bagian wajah korban. “Di wajah ada luka bekas pukulan benda keras. Mulutnya tersumpal sapu

tangan,” ujar Sutoyo.Menurut pengakuan salah

seorang warga, Mukhsin, pada pukul 02.30, dia melihat sebuah mobil boks Suzuki Carry berwar-na biru mengebut dan sempat berputar-putar di sekitar lokasi kejadian. Mukhsin mengaku tidak mengetahui apa yang di-lakukan mobil tersebut.

“Mobil itu kayaknya nyasar. Saya mau lihat, tapi takut ka-rena saya sendirian malam tadi. Akhirnya tadi pagi saya dengar

ada mayat dibakar,” ujarnya.Berdasarkan keterangan Ka sat

Resmob Polda Metro Jaya Ko-misaris Herry Heryawan, kor ban diduga sudah dibunuh di tempat lain sebelum akhirnya dibakar di lapangan tersebut. “Korban mungkin sudah dibunuh di tempat lain kemudian dibakar di sini, mungkin tujuannya untuk menghilangkan jejak,” kata Heri ketika ditemui di TKP.

Di sisi lain, perburuan polisi guna mengungkap tiga mayat

wanita yang ditemukan sebelum-nya juga belum membuahkan hasil. Lebih dari 50 saksi telah diperiksa polisi, tetapi tersangka pelaku belum ditemukan.

Polisi menerima lebih dari 70 pesan singkat (SMS) lewat nomor call center dan foto korban telah disebarkan dalam pamfl et. Namun dari sejumlah nomor tersebut, tidak ada yang berisi informasi serius. (*/J-2)

[email protected]

NAMA Guruh Sukarno Putra tentu tidak asing lagi di ranah seni

pertunjukan. Putra bungsu mantan Presiden Soekarno itu akan hadir untuk meng-obati rasa rindu masyarakat yang ingin menyaksikan mahakaryanya.

Kinarya GSP menggan-deng Djarum Apresiasi Budaya untuk bekerja sama mewujudkan harapan para pecinta dan penggemar karya-karya Guruh Sukarno Putra. Pergelaran ini juga akan menandai 40 tahun kiprah Guruh Sukarno Putra dalam berkesenian di Indo-nesia.

“Kami ingin mengobati rasa rindu masyarakat akan lagu, musik, dan tari dalam pertunjukan yang penuh dengan dedikasi ke arah nasionalisme namun tetap mampu menghibur,” ujar Guruh.

Ia menambahkan, perge-laran musik yang bertema-kan Beta Cinta Indonesia kali ini akan menampilkan cup-likan dari beberapa perge-laran yang telah ditampilkan terdahulu. “Lagu Janger, Smaradahana, dan Melati Suci lengkap dengan tariannya yang dulu begitu berkesan di hati para penonton sudah pasti akan dimunculkan dengan gubahan yang lebih ‘kini’,” tambah Guruh.

Pergelaran yang ber-durasi 120 menit itu akan diaransemen Erwin Gutawa dan dimeriahkan para artis ternama serta penari pilihan, didukung pula penggunaan teknik-teknik panggung yang modern.

“Semoga pergelaran ini selain menghibur juga da-pat mengingatkan kembali akan kekayaan keragaman seni budaya di Indonesia dan membuat kebanggaan bagi para pekerja seni yang terlibat dan juga penonton. Seni pertunjukan di Indo-

nesia juga tidak kalah jika dibandingkan dengan di luar negeri,” ujar Renitasari, Pro-gram Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Karya-karya besar dimulai sejak Guruh mengadakan Pergelaran Karya Cipta Gu-ruh Sukarno Putra I (1979), kemudian disusul dengan Untukmu Indonesiaku (1980), Cinta Indonesia (1984), Gilang Indonesia Gemilang (1986), Jak Jak Jak Jakarta (1988), Legong Surapati (1998), Konser 100 Tahun Bung Karno (2001), Sri Panggung (2002), Lelaki Super (2003), dan terakhir Mahadaya Cinta (2005).

Pergelaran Karya Cipta Guruh Sukarno Putra di masa itu membuat semua pe-nonton terpukau dan pulang membawa kesan istimewa dan membanggakan bahwa telah lahir putra Indonesia yang mampu melahirkan suatu pertunjukan besar.

Bukan cuma itu, gaya tarian ala Guruh juga telah menjadi tren baru pertunjuk-an di Indonesia. Misalnya, penggunaan bulu-bulu ala Lido dan Moulin Rouge di

Paris yang dipadu dengan kain kebaya Indonesia. Akse-sori itu menjadi marak dalam mengisi panggung-panggung hiburan di Tanah Air.

Guruh memang mempu-nyai misi yang jelas dalam menanamkan rasa nasion-alisme di kalangan muda-mudi Indonesia. Hal itu terbukti dengan banyaknya lagu ciptaan yang berisi jiwa kebangsaan. Anggota Swara Maharddhika (yang saat itu dibentuknya sebagai wadah anak muda berkarya) selalu mengenakan kebaya atau pakaian nasional di setiap kesempatan. Cara berkebaya di kalangan anak muda pada masa itu pun sedikit banyak dipengaruhi cara berkebaya ala Guruh.

Dengan kepiawaiannya bermusik serta pemaha-mannya secara mendalam mengenai seni dan budaya Indonesia, apa yang ditam-pilkan Guruh di atas pang-gung memang bergaya modern kontemporer, tetapi tidak meninggalkan pakem-pakem keindonesiaannya. Selamat menyaksikan.... Merdeka!!! (S-25)

Mahakarya Empat Dekade Guruh Sukarno Putra

Beta Cinta Indonesia

DOK DJARUMOnce Mekel