RABU, 14 DESEMBER 2011 Berperang Melawan Awan · banyak cara bisa dilakukan. Dari membersihkan...

1
SISWANTINI SURYANDARI K ALA memasuki musim hujan, yang paling dicemaskan ialah banjir yang cu- kup besar. Saat ini musim pen- ghujan telah tiba. Warga yang berada di daerah langganan banjir sudah seharusnya siap siaga menghadapi ancaman bah. Jakarta, sebagai ibu kota ne- gara, pun sudah mulai mela- kukan sosialisasi menghadapi banjir. Banjir tahun 2002 dan 2007 telah menjadi momok bagi warga DKI Jakarta, karena pada saat itu Ibu Kota benar-benar terendam air. Di mana-mana terjadi banjir dan air meluap sampai ke atap rumah. Namun, sebetulnya untuk mengantisipasi banjir, banyak cara bisa dilakukan. Dari membersihkan saluran air, mengeruk sungai, hingga membuang sampah pada tem- patnya. Dari sisi teknologi, ada juga penanggulangan banjir lewat teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang bertujuan me- ngurangi curah hujan. Unit Pelayanan Teknis (UPT) Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah memiliki solusi alternatif TMC. Isman Justanto, Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Lahan Wilayah dan Mitigasi Bencana BPPT, menjelaskan teknologi tersebut telah diapli- kasikan untuk mengamankan wilayah Jakabaring Sport Cen- ter dari gangguan hujan selama pelaksanaan SEA Games XXVI. Atas prestasinya dalam meng- atur hujan, BPPT mendapat penghargaan dari pemerintah dan panitia SEA Games XXVI. Isman menjelaskan ada dua metode dalam mengurangi curah hujan. ‘’Ada dua metode, yaitu metode redistribusi hujan dengan jumping process dan me- tode competition mechanism.’’ Pantau pertumbuhan awan Kepala UPT Hujan Buatan BPPT Samsul Bahri menam- bahkan, metode jumping pro- cess adalah metode memantau pertumbuhan dan pergerakan awan dengan menggunakan radar. ‘’BPPT punya radar yang bisa memantau gerakan dan pertumbuhan awan ini. Dari pantauan itu akan terlihat awan-awan yang berpotensi akan menjadi hujan dan ke mana mereka bergerak. Sebe- lum masuk ke target, misalnya ke Jakarta, awan-awan itu diha- langi,’’ terangnya. Caranya, awan-awan yang punya potensi hujan besar dimatangkan sebelum wak- tunya. ‘’Prosesnya dengan memberikan zat-zat untuk mematangkan awan dengan u- kuran di atas 10 mikron. Zat itu seperti natrium klorida. Untuk mempercepat pematangan, ya ukurannya 20 mikron sampai 30 mikron.’’ Hujan pun segera turun di tempat lain, bukan di daerah target. ‘’Biasanya kami mem- perhitungkan daerah distribusi hujan. Misalnya untuk mence- gah Jakarta banjir, hujan akan didistribusikan di luar wilayah DKI Jakarta yang membutuh- kan tambahan air hujan atau relatif aman dari risiko banjir.’’ Ganggu pertumbuhan awan Selain itu, metode competition mechanism bertujuan meng- ganggu pertumbuhan awan agar tidak tumbuh di DKI Ja- karta. Dengan terganggunya mekanisme fisik awan, di- harapkan proses pertumbuhan awan hujan menjadi terhambat. Kalaupun terjadi hujan, tetap saja dalam intensitas kecil. Selain menggunakan pe- sawat terbang, penyemaian untuk mengganggu pertum- buhan awan juga bisa dilaku- kan dari darat. Biasanya proses itu menggunakan teknik kem- bang api (are). ‘’Ya semacam kembang api yang dilempar ke udara, bisa mengganggu pertumbuhan awan.’’ Di BPPT sendiri, operasional TMC didukung dua pesawat terbang versi rain maker dan satu mobile radar tipe X-band buatan BPPT dengan kemam- puan mendeteksi tingkat per- tumbuhan awan di sekitar daerah target. ‘’Secara teknologi bisa di- lakukan khususnya rentang waktu antara pukul 11.00 dan pukul 18.00. Kalau malam hari akan sangat sulit,’’ kata Samsul. Kesuksesan tim UPT Hujan Buatan sudah dibuktikan da- lam mengusir awan-awan ber- potensi hujan saat banjir di DKI Jakarta pada 2009 dan pelaksa- naan SEA Games di Jakabaring, Palembang, baru-baru ini. Saat banjir di Jakarta pada 2009, tim UPT Hujan Buatan mengalihkan awan-awan ber- potensi hujan selama lima hari ke daerah lain yang kekurang- an air. Kemudian di Palem- bang, strategi yang dilakukan pun sama, yakni dengan me- mindahkan awan hujan ke kawasan Ogan Komering Ilir, Sekayu, dan Laut Bangka se- suai dengan arah hembusan angin. ‘’Kalaupun tetap ada hujan, intensitasnya kecil atau gerimis kecil karena memang kami ini mirip tentara yang berperang melawan awan. Pasukan kami terbatas melawan awan-awan yang jumlahnya cukup ba- nyak.’’ Pesawat yang dipakai BPPT ialah jenis CASA NC 212/200 khusus untuk pembuat hujan yang mampu membawa bobot sampai 1 ton. Soal biaya, Samsul menjelas- kan yang dibebankan kepada negara ialah biaya dalam ben- tuk nonpajak. ‘’Harganya pun bukan seperti bisnis karena sudah diatur sesuai Peraturan Presiden No 36 Tahun 2008. Aturannya untuk satu provinsi sekitar Rp100 juta sampai Rp110 juta,’’ pungkasnya. (M-6) [email protected] RABU, 14 DESEMBER 2011 21 P OP RISET Para peneliti menemukan cara untuk mengurangi curah hujan sehingga dapat mengurangi potensi banjir MI/USMAN ISKANDAR BPPT punya radar yang bisa memantau gerakan dan pertumbuhan awan ini. Dari pantauan itu akan terlihat awan-awan yang berpotensi akan menjadi hujan dan ke mana mereka bergerak.” DISELIMUTI AWAN TEBAL: Hujan disertai angin mengguyur Jakarta, beberapa waktu lalu. Akibat padatnya penduduk, sistem penataan kota yang karut-marut, serta drainase yang tidak baik, Jakarta selalu dilanda banjir tiap musim hujan tiba. Berperang Melawan Awan

Transcript of RABU, 14 DESEMBER 2011 Berperang Melawan Awan · banyak cara bisa dilakukan. Dari membersihkan...

SISWANTINI SURYANDARI

KA L A m e m a s u k i musim hujan, yang paling dicemaskan ialah banjir yang cu-

kup besar. Saat ini musim pen-ghujan telah tiba. Warga yang berada di daerah langganan banjir sudah seharusnya siap siaga menghadapi ancaman bah.

Jakarta, sebagai ibu kota ne-gara, pun sudah mulai mela-kukan sosialisasi menghadapi banjir. Banjir tahun 2002 dan 2007 telah menjadi momok bagi warga DKI Jakarta, karena pada saat itu Ibu Kota benar-benar terendam air.

Di mana-mana terjadi banjir dan air meluap sampai ke atap rumah. Namun, sebetulnya untuk mengantisipasi banjir, banyak cara bisa dilakukan. Dari membersihkan saluran air, mengeruk sungai, hingga membuang sampah pada tem-patnya.

Dari sisi teknologi, ada juga penanggulangan banjir lewat teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang bertujuan me-ngurangi curah hujan. Unit Pelayanan Teknis (UPT) Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah memiliki solusi alternatif TMC.

Isman Justanto, Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Lahan Wilayah dan Mitigasi Bencana BPPT, menjelaskan teknologi tersebut telah diapli-kasikan untuk meng amankan wilayah Jakabaring Sport Cen-ter dari gangguan hujan selama pelaksanaan SEA Games XXVI. Atas prestasinya dalam meng-atur hujan, BPPT mendapat penghargaan dari pemerintah dan panitia SEA Games XXVI.

Isman menjelaskan ada dua

metode dalam mengurangi curah hujan. ‘’Ada dua metode, yaitu metode redistribusi hujan dengan jumping process dan me-tode competition mechanism.’’

Pantau pertumbuhan awanKepala UPT Hujan Buatan

BPPT Samsul Bahri menam-

bahkan, metode jumping pro-cess adalah metode memantau pertumbuhan dan pergerakan awan dengan menggunakan radar.

‘’BPPT punya radar yang bisa memantau gerakan dan pertumbuhan awan ini. Dari pantauan itu akan terlihat awan-awan yang berpotensi akan menjadi hujan dan ke mana mereka bergerak. Sebe-lum masuk ke target, misalnya ke Jakarta, awan-awan itu diha-langi,’’ terangnya.

Caranya, awan-awan yang punya potensi hujan besar dimatangkan sebelum wak-tunya. ‘’Prosesnya dengan memberikan zat-zat untuk mematangkan awan dengan u-kuran di atas 10 mikron. Zat itu seperti natrium klorida. Untuk mempercepat pematangan, ya ukurannya 20 mikron sampai 30 mikron.’’

Hujan pun segera turun di tempat lain, bukan di daerah target. ‘’Biasanya kami mem-perhitungkan daerah distribusi hujan. Misalnya untuk mence-gah Jakarta banjir, hujan akan didistribusikan di luar wilayah DKI Jakarta yang membutuh-kan tambahan air hujan atau relatif aman dari risiko banjir.’’

Ganggu pertumbuhan awanSelain itu, metode competition

mechanism bertujuan meng-ganggu pertumbuhan awan agar tidak tumbuh di DKI Ja-karta. Dengan terganggunya mekanisme fisik awan, di-harapkan proses pertumbuhan awan hujan menjadi terhambat.

Kalaupun terjadi hujan, tetap saja dalam intensitas kecil.

Selain menggunakan pe-sawat terbang, penyemaian untuk mengganggu pertum-buhan awan juga bisa dilaku-kan dari darat. Biasanya proses

itu menggunakan teknik kem-bang api (fl are). ‘’Ya semacam kembang api yang dilempar ke udara, bisa mengganggu pertumbuhan awan.’’

Di BPPT sendiri, operasional TMC didukung dua pesawat

terbang versi rain maker dan satu mobile radar tipe X-band buatan BPPT dengan kemam-puan mendeteksi tingkat per-tumbuhan awan di sekitar daerah target.

‘’Secara teknologi bisa di-lakukan khususnya rentang waktu antara pukul 11.00 dan pukul 18.00. Kalau malam hari akan sangat sulit,’’ kata Samsul.

Kesuksesan tim UPT Hujan Buatan sudah dibuktikan da-lam mengusir awan-awan ber-potensi hujan saat banjir di DKI Jakarta pada 2009 dan pelaksa-naan SEA Games di Jakabaring, Palembang, baru-baru ini.

Saat banjir di Jakarta pada 2009, tim UPT Hujan Buatan mengalihkan awan-awan ber-potensi hujan selama lima hari ke daerah lain yang kekurang-an air. Kemudian di Palem-bang, strategi yang dilakukan pun sama, yakni dengan me-min dah kan awan hujan ke kawasan Ogan Komering Ilir, Sekayu, dan Laut Bangka se-suai dengan arah hembusan angin.

‘’Kalaupun tetap ada hujan, intensitasnya kecil atau gerimis kecil karena memang kami ini mirip tentara yang berperang melawan awan. Pasukan kami terbatas melawan awan-awan yang jumlahnya cukup ba-nyak.’’

Pesawat yang dipakai BPPT ialah jenis CASA NC 212/200 khusus untuk pembuat hujan yang mampu membawa bobot sampai 1 ton.

Soal biaya, Samsul menjelas-kan yang dibebankan kepada negara ialah biaya dalam ben-tuk nonpajak. ‘’Harganya pun bukan seperti bisnis karena sudah diatur sesuai Peraturan Presiden No 36 Tahun 2008. Aturannya untuk satu provinsi sekitar Rp100 juta sampai Rp110 juta,’’ pungkasnya. (M-6)

[email protected]

RABU, 14 DESEMBER 2011 21POP RISET

Para peneliti menemukan cara untuk mengurangi curah hujan sehingga dapat mengurangi potensi banjir

MI/USMAN ISKANDAR

BPPT punya radar yang bisa

memantau gerakan dan pertumbuhan awan ini. Dari pantauan itu akan terlihat awan-awan yang berpotensi akan menjadi hujan dan ke mana mereka bergerak.”

DISELIMUTI AWAN TEBAL: Hujan disertai angin mengguyur Jakarta, beberapa waktu lalu. Akibat padatnya penduduk, sistem penataan kota yang karut-marut, serta drainase yang tidak baik, Jakarta selalu dilanda banjir tiap musim hujan tiba.

Berperang Melawan Awan