R S S N C N E W S L E T T E R -...
Transcript of R S S N C N E W S L E T T E R -...
“Benih Berkualitas Awal Keberhasilan Pembangunan Kehutanan”
R S S N C - N E W S L E T T E R R U M P I N S E E D S O U R C E A N D N U R S E R Y C E N T E R
E D I S I 2 , S E P T E M B E R 2 0 1 6
Ministry of Forestry
KUNJUNGAN BAPPENAS DI RSSNC
Rumpin Seed Source and Nursery Center (RSSNC) pada tang-
gal 12 s.d 13 Mei 2016 menerima kunjungan kerja dari BAAPENAS
dipimpin oleh Deputi bidang kehutanan Dr. Ir Basah, Direktorat
PTH dipimpin oleh Direktur PTH Ir. Mintardjo M.M dan PT. Gudang
garam dalam upaya mendukung kontribusi keberadaan RSSNC
terhadap peningkatan mutu benih tanaman hutan.
Disadari pentingnya peran perbenihan dan persemaian dalam
pembangunan kehutanan nasional, rombongan memperhatikan
dengan cermat penjelasan dari project manager tentang kondisi,
peranan dan fasilitas RSSNC dalam memproduksi benih tanaman
hutan bermutu. Pada acara diskusi terlontar gagasan dari deputi
Bappenas untuk mengembangkan Pusat Perbenihan tanaman
Hutan di Indonesia Bagian Timur menyerupai RSSNC dengan hara-
pan kondisi plasma nutfah perbenihan hutan tropis bagian timur
bisa berkembang dengan baik. Dalam hal ini Bappenas siap mem-
bantu memperlancar mendapatkan donor luar negeri.
Keterlibatan swasta PT. Gudang Garam Tbk. pada kunjungan
ini bertujuan untuk mempelajari atau memperoleh masukan
kegiatan dibidang kehutanan khususnya perbenihan dan persema-
ian dalam upaya menyalurkan dana CSR pada kegiatan tanam
menanam.
Selama 2 (dua) hari kunjungan rombongan diajak melihat
sarana dan prasanana, proses pembuatan bibit generative dan
vegetative termasuk kegiatan produksi bibit melalui kultur jaringan
serta kunjungan lapangan melihat kondisi Experimental Forest di
Jasinga yang dibangun melalui dana hibah pemerintah Korea Ta-
hun 2007. Rombongan terkesan dengan tanaman Experimental
Forest yang diharapkan menjadi kebun benih semai bermutu.
Jenis tanaman yang dibangun diantaranya adalah Maesopsis emi-
nii, Altingia axcelsa, Alstonia spectabilis, Agathis lorantifolia,
Swieteniamacrophylla , Instia bijuga dll.
PELATIHAN MANAJEMEN EXPERIMENTAL FOREST
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam memelihara, memanfaatkan dan menjaga hutan percobaan
dari bencana kebakaran. RSSNC mengadakan “Pelatihan Mana-
jemen Experimental Forest” pada tanggal 24 s.d 26 Mei 2016.
Peserta berasal berbagai lapisan masyarakat di sekitar hutan
diantaranya petani, LMDH, LSM, petugas perhutani pengawas
experimental forest dan staff RSSNC sebanyak 25 orang.
Kegiatan pelatihan dibuka secara resmi oleh Project Manager
RSSNC mewakili Direktur PTH yang berhalangan hadir.
Materi pelajaran meliputi (1). Pemaparan hasil evaluasi EF
tahun 2015 dan rencana pemeliharaan tanaman tahun 2016; (2)
Identisifikasi tanaman dan pemanenan buah; (3) Pemeliharaan
tanaman dan perlindungan hama penyakit ; (4) Pengamanan
hutan dan pencegahan kebakaran hutan; (5) Studi lapangan ke
Taman Nasional (TN) Gunung Halimu Salak. Pelajaran diberikan
dalam bentuk teori, praktek dan fieldtrip. Tenaga pengajar berasal
BPTPTH Bogor, BKSDA, RSSNC dan Taman Nasional Gunung
Halimun Salak,
Studi lapangan dilaksanakan dengan mendengarkan
penjelasan sambil observasi tanaman di kawasan di TN Gunung
Halimun Salak. Peserta didik diberi informasi mengenai gambaran
umum, fungsi, cara pengamanan dan manfaat keberadaan Taman
Nasional supaya berdayaguna dan lestari. Saat ini Keberadaan TN
G. Halimun Salak dipakai sebagai bank plasma nutfah dan tempat
rekreasi edukasi.
Selama pelatihan peserta sangat antusias mengikuti
pelajaran, praktek dan studi lapangan. Peserta berharap pelatihan
semacam ini terus berlanjut mengingat manfaatnya sangat
dirasakan selain mendapatkan pengetahuan juga tempat
berdiskusi dalam rangka memanfaatkan Experimental Forest.
Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan bekerjasama
dengan Politeknik Pertanian Negeri Kupang menyelenggarakan
Pelatihan Perbenihan Tanaman Hutan di kantor RSSNC selama
5 hari mulai tanggal 2 s.d 5 Agustus 2016 . Pelatihan diikuti 4
orang dosen yang dibiayai oleh Polytechnic Education
Development Project (PEDP) BATCH II. Pelatihan bertujuan untuk
mengembangkan keahlian staf pengajar program studi
Manjemen Sumberdaya Hutan (MSDH) Politeknik Pertanian
Negeri Kupang dibidang perbenihan dan persemaian.
Materi pelajaran yang diberikan disesuaikan dengan
permintaan peserta pelatihan yang kelak akan diajarkan
kembali di Kupang. Pelajaran diberikan dalam bentuk teori dan
praktek yaitu (1). Manajemen persemaian RSSNC; (2)
Manajemen persemaian permanen, propagasi tanaman, benih
dan perlakuan benih; (3). Identifikasi buah dan seed treatment;
(4) Praktek lapangan tentang propagasi tanaman vegetatif stek
pucuk dan kultur jaringan, propagasi generatif, penanganan dan
perlakuan benih, prosedur pembuatan kompos dan media
tanam,
Pengajar adalah tenaga profesional perbenihan dan
persemaian yang berasal dari IPB, BPTPTH Bogor, dan RSSNC.
Adapun pembimbing praktek berasal dari Staf profesional
RSSNC.
Selama pelatihan peserta antusias mengikuti pelajaran baik
di dalam kelas maupun praktek. Peserta terkesan dengan
sarana dan prasarana modern yang ada dan terpakai serta
terpelihara dengan baik. Oleh karena itu RSSNC dapat dijadikan
sebagai tempat pelatihan yang memadai untuk meningkatkan
kapasitas sumberdaya manusia dibidang perbenihan dan
persemaian untuk mendukung pembangunan kehutanan di
Indonesia. Selain itu RSSNC juga perlu dijaga bersama
keberadaannya sebagai tempat mengembangkan benih unggul
dan memproduksi bibit bermutu.
Laboratorium kultur jaringan RSSNC selama tahun 2016
telah mampu mengkulturkan sebanyak 37 jenis tanaman hasil
inisiasi, 30 jenis hasil subkultur, 11 jenis akllimatisasi, dan 8
jenis tanaman yang sudah disapih. Jumlah eksplan yang ada
dalam ruang inkubasi dan tempat aklimatisasi masing-masing
adalah sebanyak 26.850 eksplan dan 6.920 semai.
Saat ini RSSNC sedang mengembangkan inisiasi dari ek-
splan kayu putih (Malaleuca cajuputi) seperti terlihat pada gam-
bar dibawah ini.
A B C D
Gambar perkembangan eksplan kayu putih pada media inisiasi
dan subkultur.
A. Eksplan berumur 6 minggu pada media inisisasi DKW+BAP
B. Eksplan pada media subkultur MS 60
C. Eksplan berumur 6 minggu media inisiasi MS 4
D. Eksplan pada media subkultur MS 60
Eksplan yang digunakan berupa tunas hasil persemaian biji
dari Cepu. Sterilisasi eksplan dilakukan dengan menggunakan
clorox 10% dan 5% masing-masing selama 10 menit dan 5
menit. Inisiasi tunas kayu putih menggunakan media MS 40 dan
DKW dengan penambahan sitokinin BAP (Benzile amino purine).
Tunas baru muncul pada hari ke-4 setelah tanam pada
media MS 40 dan hari ke-8 pada media DKW. Pertumbuhan
eksplan pada media MS 40 lebih baik, tunas lebih banyak
tumbuh dan warna eksplan lebih hijau. Pertumbuhan eksplan
pada media DKW lebih lambat, eksplan mengalami gejala
vitrivikasi (eksplan lebih lemah dan tembus cahaya,
pertumbuhan batang lebih ke arah pertambahan diameter).
Eksplan yang telah berumur 6 minggu kemudian disubkultur ke
media MS 60.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MEDIA KULTUR
Plant Preservative Mixture (PPM) dan Propolis merupakan
jenis antibiotik yang dapat digunakan pada media kultur.
Penggunaan PPM dengan konsentrasi 0,5 mg/l pada media
kultur RSSNC mampu memberikan respon positif terhadap
kontaminasi pada media dan tidak memberikan pengaruh
negatif pada eksplan dan pertumbuhan eksplan. Oleh karena
itu, antibiotik ini selalu digunakan pada media kultur.
Konsentrasi propolis yang digunakan pada media kultur
berkisar antara 0,01-0,05 %. Namun konsentrasi yang optimum
yaitu 0,05 %. Salah satu jenis tanaman yang menggunakan
PELATIHAN PTH POLITEKNIK NEGERI KUPANG INISIASI EKSPLAN KAYU PUTIH
PEMELIHARAAN EXPERIMENTAL FOREST KARAWANG
Experimental Forest RPH Wanakerta, BKPH Teluk Jambe
KPH Purwakarta dibangun pada tahun 2010 dari dana bantuan
Korea. Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman pada petak 3,
53, dan 54 secara umum cukup baik, tanaman pokok intoleran
yang sudah lebih tinggi dari tumbuhan bawah menunjukkan
pertumbuhan yang cukup pesat. Tanaman saat ini sudah mulai
besar dan ada beberapa jenis tanaman diantaranya sedang
belajar berbuah seperti Accasia mangium, Merbau dan mahoni.
Kondisi ini perlu terus dimonitor, dipelihara dan dimanfaatkan
buahnya baik untuk tanaman percobaan atau dimanfaatkan
oleh masyarakat.
Tindakan pemeliharaan tanaman tahun 2016 dian-
taranya adalah, babat total pada petak progeny test, babat
jalur , penyiangan pada petak lainnya dan pruning supaya tana-
man lurus. Monitoring harus dilakukan lebih intensif ke seluruh
kawasan, untuk mengetahui blok mana saja yang lebih diuta-
makan untuk dipelihara sehingga lebih optimal. Berikut meru-
pakan foto hasil pemeliharaan di Petak 3, 53, dan 54.
Petak 3 Petak 53 Petak 54
Luas total pemeliharaan sebesar 49,12 Ha. Kegiatan
pemeliharaan pada petak 3 yaitu pembabatan total, jalur, dan
cemplongan seluas 3,73 Ha, serta kegiatan penyiangan dan
pruning seluas 41,18 Ha. Pada petak 53 dan 54 pemeliharaan
yang dilakukan yaitu penyiangan dan pemangkasan seluas 2,41
Ha, serta pembabatan total seluas 1,8 Ha.
Meranti merah (Shorea leprosula)t termasuk
kedalam benih rekalsitran yang susah disimpan dalam
jangka waktu lama. Mengingat kendala teknis di
lapangan, benih meranti hasil unduhan terkadang tidak
bisa segera ditanam, untuk menanggulangi kondisi ter-
sebut RSSNC mencoba mengkemas biji meranti merah
kedalam karung plastik bersekam padi atau serbuk
gergaji yang telah disiram dengan air hingga mencapai
kelembaban tertentu. Hal ini dilakukan guna menjaga
kadar air benih agar tidak cepat busuk.
A B C
Teknik pengemasan semacam ini dapat memper-
tahankan daya kecambah meranti bertahan 3 s.d 4 hari.
Pertumbuhan bibit meranti dalam polybag bisa dikatakan
cukup cepat. Dalam waktu 10 hari, tunas daun sudah mulai
muncul seperti pada Gambar B. Semai meranti ditempatkan
pada green house dengan suhu ruang ± 27-30°C dan
kelembaban tertentu (Gambar C). Penyiraman dilakukan secara
berkala setiap pagi dan sore hari. Bibit siap tanam jika telah
berumur 5-6 minggu, dengan tinggi bibit rata-rata 30-45 cm dan
jumlah helai daun berkisar 3-6 pasang.
PEMBIBITAN MERANTI
propolis adalah tembesu (Fragraea fragrans). Media
yang digunakan adalah MS 60 + BAP 1,5 mg/l + propolis
0,5 mg/l.
Pertumbuhan eksplan pada media tersebut lebih
bagus jika dibandingkan dengan media yang
menggunakan PPM. Eksplan menghasilkan tunas baru
pada hari ke 4 setelah tanam. Jumlah tunas yang
dihasilkan juga lebih banyak, namun jarak antar ruas
sangat pendek (tunas bergerombol kecil-kecil).
Penggunaan propolis pada media menyebabkan
media lebih cepat terkontaminasi, hal ini kemungkinan
karena propolis berasa manis alami sehingga mudah
menjadi tempat berkembangnya bakteri dan jamur,
Eksplan awal Eksplan berumur
1 minggu Eksplan berumur
3 minggu
Eksplan tembesu pada media MS 60 + BAP 1,5 mg/l + propolis 0,5 mg/l
Eksplan awal Eksplan berumur
3 minggu
Eksplan berumur
8 minggu
Eksplan tembesu
Media MS 60 + BAP 1,5 mg/l + PPM 0,5 mg/l
Sebelum dilakukan jenjarangan atau seleksi pohon,
RSSNC melaksanakan tahapan kegiatan evaluasi melalui pen-
gukuran diameter, penandaan pohon yang akan dijarangi serta
pendugaan volume pohon yang akan ditebang pada bulan Juli
2016.
Dasar penandaan pohon diambil dari hasil pengukuran
yang di crosscheck dengan hasil evaluasi tahun 2014 yaitu
individu dengan kriteria terendah berdasarkan parameter ting-
gi, diameter (DBH) dan skor batang adalah individu yang akan
dijarangi. Hasil pengukuran diameter (DBH) dan rerata riap
DBH pada tahun 2014 dan 2016 tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2. Rerata Riap DBH dari Tahun 2014-2016
Fenomena menarik yang ditemukan pada saat dilakukan
pengukuran dan evaluasi dilapangan adalah pohon yang pada
evaluasi sebelumnya telah mati pada tahun 2016 telah muncul
terubusan dengan pertumbuhan yang sangat pesat, bahkan
terubusan pada batang pohon Altingia excelsa yang telah ro-
boh memiliki pertumbuhan yang lebih baik dari pada batang
utamanya.
Tanaman A. excelsa yang ada di progeny test Jasinga
cenderung berbatang ganda (multi-stem) yang muncul dari
pangkal batang sampai 2/3 tinggi total tanaman. Namun
demikian tidak jarang pula ditemui beberapa tanaman yang
menunjukkan berbatang tunggal (single stem). Jumlah Pohon
yang akan di jarangi pada blok 1,3,4,5, dan 7 sebanyak 156
pohon dan taksiran volumenya sebesar 2,93 m3.. Pemeli-
haraan pruning dimasa mendatang perlu dilakukan.
Redaktur : Pembina : Ir. Mintarjo, M.M.A, Pimpinan Redaksi : Benny Subandi ; Anggota: Tri Wahyani, Destia Ariani.
Rumpin Seed Source and Nursery Center, Jl. Prada Samlawi, Rumpin-Bogor. E-mail : [email protected]
No
Blok
Rerata DBH
2014 (April)
Rerata DBH
2016 (July)
Rerata
Riap DBH
1 8.28 11.39 3.14
3 6.81 9.08 2.53
4 6.76 8.70 2.02
5 7.70 10.67 3.14
7 7.75 10.31 2.49
PENGUKURAN PROGENY TEST EF JASINGA
Pada tahun 2007 RSSNC membangun plot progeny test
(uji keturunan) dari 6 jenis tanaman seluas ± 45,8 yaitu
Maesopsis eminii seluas ha, Peronema canecens, Alstonia
spectabilis, Intsia bijuga, Agathis lorantifolia dan Swetenia
macrophila
Kondisi tanaman saat ini sudah mulai besar dan perlu
penjarangan. Pada tahun 2015 telah dilakukan penjarangan
secara bertahap terhadap tanaman Maesopsis eminii dan
tahun 2016 rencananya akan dilakukan penjarangan terha-
pat tanaman rasamala (Altingia excels ).
Experimental Forest (EF) jasinga seluas 83 ha dibangun
dengan bantuan pemerintah Korea pada tahun 2007. EF
terbagi kedalam beberapa plot perlakuan yaitu Progeny test,
seluas 53,6 ha Species trial seluas 6,17 ha, Demo plot seluas
15,42 ha dan Untested Seed Orchard (USO) seluas 7,38 ha.
Kondisi tanaman pada umumnya tumbuh baik dan memerlu-
ka pemeliharaan secara rutin supaya kelak dapat dijadikan
sebagai tempat penghasil benih tanaman hutan bermutu se-
bagaimana yang diharapkan mengingat pohon yang ditanam
berasal dari hasil explorasi tanaman plus.
Bulan Juni Tahun 2016 RSSNC melaksanakan kegiatan
pemeliharaan seluas 32 ha berupa babat total, babat jalur,
penyiangan dan pruning pada seluruh plot disesuaikan
dengan kondisi lapangan serta dana yang tersedia.
Pemeliharaan Progeny test dapat dilaksanakan seluas
26,60 Ha berupa pembabatan rumput/tanaman gulma total
dan pruning disesuaikan dengan kondisi tanaman. U S O
(Untested Seed Orchard) seluas 6,30 Ha, sedangkan untuk
Species Trial dan Demo Plot tidak dilakukan pemeliharaan.
Khusus Blok rasamala (Altingia excels), pemeliharaan
dilakukan dengan babat total untuk mempermudah proses
pengukuran tanaman. Dari hasil pengamatan lapangan
tanaman Maesopsis eminii yang dijarangi tahun 2015
tumbuh menjadi trubusan.
PEMELIHARAAN EXPERIMENTAL FOREST JASINGA