R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji...

49
I BELUM DIKOREKSI I R I S A L A H PANSUS RUU TENTANG KEPARIWISATAAN Tahun Sidang· Masa Persidangan ke Jenis Rapat Rapat ke Hari / tanggal p u k u 1 T ·e m p a t K e t u a Sekretaris A c a r a H a d i r Pemerintah hadir : SOESILO SOEDARMAN Anggota Tetap : 1990/1991 I RAPAT KERJA PEMBICARAAN TINGKAT - III RUU KEPARIWISATAAN 2 SELASA, 21 AGUSTUS 1990 09.00 s/d. 14.30 WIB. WACANASABHA II WARNOHARDJO, SE DRS. AGEM GINTING Pembahasan DIM.RUU. Tentang Kepari- · wisataan 33 dari 37 Anggota Pansus - MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKO- MUNIKASI. 1. JOOP AVE, 2. PROF. DR. M. DIMYATI HARTONO, SH., 3. BAMBANG KE- SOWO, SH, LIM., 4. DRS. BUDIHARTO, 5 .. DRH. JULCHAM MUSLIHUN, 6. DRS. ANDI MAPPISAMMENG, 7. P.C. HARIJAWAN, 8. DRS. SOETJIPTO, SH. MH, 9. DRS. E.A. CHALIK HAMID, 10. CHR. TITALEY, SH., 11. DRS. R. SARWONO. Anggota Pengganti 1. DRS. UDIN SAIFUDDIN, 2. DRS. H.S.A. BERMAN!, 3. RUSLI YAHYA, SH. 4. M. MASJKUR, SH. Pimpinan PANSUS 1. WARNOHARDJO, SE., 2. DR .. IR. G.M. TAMPUBOLON, 3. IGN. ISTIANTO SUWARGONO, 4. DRS. H. ZARKASIH NUR. Anggota Tetap 1. NY. ENDANG K. INTEN SOEWENO, 2. IBNU SALEH, 3. IR. LUKAS NANLOHY, 4. J.G. WOWOR, SH., 5. ABDUL LATIEF, SH., 6. DRS. H. MANSJOER SJAH ARKIANG, 7. NY. 1R. TAT! SUNARTI SOEMIARNQ, 8. OBOS SYAHBANDI PUR- WANA, 9. DRS. BAMBANG WAHYUDI, 10. SOEMARNO, 11. JOEPITO, 12. SU- RASTADI, 13. SAHUNTUNG SASTROHAMIDJOJO, 14. SUBAGYO, SH., 15 . •• •••.

Transcript of R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji...

Page 1: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

I BELUM DIKOREKSI I

R I S A L A H

PANSUS RUU TENTANG KEPARIWISATAAN

Tahun Sidang·

Masa Persidangan ke

Jenis Rapat

Rapat ke

Hari / tanggal

p u k u 1

T ·e m p a t

K e t u a

Sekretaris

A c a r a

H a d i r

Pemerintah hadir :

SOESILO SOEDARMAN

Anggota Tetap :

1990/1991

I

RAPAT KERJA PEMBICARAAN TINGKAT

- III RUU KEPARIWISATAAN

2

SELASA, 21 AGUSTUS 1990

09.00 s/d. 14.30 WIB.

WACANASABHA II

WARNOHARDJO, SE

DRS. AGEM GINTING

Pembahasan DIM.RUU. Tentang Kepari- ·

wisataan

33 dari 37 Anggota Pansus

- MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKO­MUNIKASI.

1. JOOP AVE, 2. PROF. DR. M. DIMYATI HARTONO, SH., 3. BAMBANG KE­

SOWO, SH, LIM., 4. DRS. BUDIHARTO, 5 .. DRH. JULCHAM MUSLIHUN, 6.

DRS. ANDI MAPPISAMMENG, 7. P.C. HARIJAWAN, 8. DRS. SOETJIPTO, SH.

MH, 9. DRS. E.A. CHALIK HAMID, 10. CHR. TITALEY, SH., 11. DRS. R.

SARWONO.

Anggota Pengganti

1. DRS. UDIN SAIFUDDIN, 2. DRS. H.S.A. BERMAN!, 3. RUSLI YAHYA, SH.

4. M. MASJKUR, SH.

Pimpinan PANSUS

1. WARNOHARDJO, SE., 2. DR .. IR. G.M. TAMPUBOLON, 3. IGN. ISTIANTO

SUWARGONO, 4. DRS. H. ZARKASIH NUR.

Anggota Tetap

1. NY. ENDANG K. INTEN SOEWENO, 2. IBNU SALEH, 3. IR. LUKAS NANLOHY,

4. J.G. WOWOR, SH., 5. ABDUL LATIEF, SH., 6. DRS. H. MANSJOER SJAH

ARKIANG, 7. NY. 1R. TAT! SUNARTI SOEMIARNQ, 8. OBOS SYAHBANDI PUR­

WANA, 9. DRS. BAMBANG WAHYUDI, 10. SOEMARNO, 11. JOEPITO, 12. SU­

RASTADI, 13. SAHUNTUNG SASTROHAMIDJOJO, 14. SUBAGYO, SH.,

15 • . •• ~ ~ •••.

Page 2: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 2 -

15. MUHAMMAD BUANG, SH., 16. DRS. MOH. HUSNIE THAMRIN, 17. NY.

DJAILINAR OETOMO, BA., 18. I GUSTI NGURAH YUDHA,

Anggota Pengganti

1. DRS. I WAYAN DHANA, 2. H. ESMAIL MOH. MAHMUD, 3. DRS. SOEJOED.

BINWAHJOE, 4. Dr. AISJAH R. PANANRANG, SKM, 5. KI SURATMAN, 6 .. H.

SUNDORO SYAMSURI, 7. SOEARDI, 8. ABDUR RAUF LUBIS, 9. H. FACHRUR­

RAZY A.H., 10. DRS. HAJI BUNYAMIN MATALITT-I, 11. DJENNY SUHAHSO,SH.

KETUA ........ .

Page 3: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 3 -

KETUA ~PAT ( WARNCHARDO, SE )

Skorssing kami cabut.

Sesuai·dengan Keputusan Rapat Paripurna Pansus I kemarin, kita akan menginjak pada pernbahasan batang tubuh yang dimulai dengan Bab I Ketentu­

an Umum. Namun seperti juga telah kita sepakati bersama, bahwa mendahului pembahasan batang tubuh, Pasal demi pasal berikutnya, kita akan mendengar penjelasan, yaitu tambahan dari Pemerintah mengenai Pasal 33 yang berdasar-

' kan argtmlentasi pihak Pemerintah telah sepakat tmtuk mencantumkan Pasal 33 dalam Konsiderans tapi hanya dibatasi pada ayat (1). Dari pihak Pansus, o­

leh karena ada 3 fraksi yang mengajukan Pasal 33 dengan uruta.n F-KP mengu­sulkan Pasal 33 dicantumkan secara utuh.· F-PP mencantumkan Pasal 33 ayat

(1) dan ayat (3), dan F-PDI mencantumkan Pasal 33 secara utuh. Sedangkan

dari F-ABRI akan menyampaikan usui, saran yang berkenaan dengan Pasal 33

ini pada pagi hari ini. Kami persilakan pada Pemerintah.

PEMERINTAH/MENPARPOSTEL ( SOESILO SOEDARMAN )

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sebagai seorang yang memberikan kesempatan serta membantu tmtuk mem­

berikan alasan-alasan yang realistis/lengkap, saya kira saya ingin minta

· ijin untuk memberikan kesempatan kepada Sdr. Prof. Dr. Dimyati, SH untuk

membantu saya.menyampaikan alasan mengapa kita hanya lebih memfokuskan ke~ pada ayat (l)_Pasal 33 UUD 1945. Silakan.

PROF. DR. M. DIM.11\TI HARTONO, SH~ :

Sesuai dengan /smanat Bapak Menteri yang diberikan kepada kami, ijin­kanlah kami untuk mencoba mengemukakan alasan Pemerintah Pasal 33 itu ki­

ta terima ayat (1) tetapi tidak mencantumkan ayat (2) dan (3). Kalau bo­

leh karrti. rnernbacanya sebagai bcrikut Ayat (1) : Perekonanian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan.

Hal ini memang tidak menimbulkan rnasalah dalam penyelenggaraan Kepariwisa­taan di Indonesia. Pri~sip asas kekeluargaan memang dapat diterapkan dalam

penyelenggaraan Kepariwisataan. Oleh karena itu Pemerintah berpendapat bah­wa ayat (1) ini dapat di terima •.

Ayat (2:). ·: Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang mengua-sai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara •

.Ada 2 hal yang perlu mendapat perhatian kita di sini, yaitu pertama adalah pengertian menguasai hajat hid.up orang banyak. Dan dikuasai oleh negara. Perkataan mengasai hajat hidup orang banyak dapat dikaji apakah dalam pe-

ngertian ••. • •••••••••••••••••

Page 4: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

ngertian bahwa apabila hal. itu tidak terselenggara akan mengganggu penye­

lenggaraan hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu kalau kita kaji ·de­

ngan rnasalah Kepariwisataan, maka sebagai cabang produksi yang penting tidak sangkal Pariwisata adalah cabang produksi yang penting. Tetapi ti­

dak terselenggaranya ini kata ekstrim, tidak terse;enggaranya Pariwisata

atau terselenggaranya Pariwisata yang kurang baik tidak menyebabkan hajat

hidup orang banyak terganggu. Oleh karena itu pihak Pemerintah berpenda­

pat bahwa ayat (2) ini kurang pada tempatnya apabila digunakan sebagai dasar pembinaan Kepariwisataan Nasional.

.Ayat (3) : Bumi clan air dan kekayaan alarn yang terkandung di dalarnnya

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Bahwa Pariwisata mempergunakan burni, itu jelas. Bahwa Pariwisata memanfa­atkan air itu jelas, bahwa Pariwisata memanfaatkan alarn, itu juga jelas.

Tetapi perkataan selanjutnya dikuasasi oleh negara, barangkali inilah yg

perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob­

yek wisata saja misalnya, kita arnbil sebagai contoh museum. Itu ada yang

dim.iliki oleh Pernerintah, ada juga yang dirniliki oleh bukan Pernerintah

seperti misalnya 1'-tlseum Radia Pustaka di Solo. Apakah kalau sudah dite­

tapkan sebagai obyek wisata hal ini lalu dikuasai oleh negara, tentu hal

itu kurang tepat. Beg~tu juga misalnya satu hal yang unik di Tanah Tora­

ja misalnya banyak Makam-makmn yang menjadi obyek wisata, tetapi itu men­

jadi milik keluarga tertentu. Tentu kurang tepat apabila demi kepenting­

an Pariwisata hal demikian haius dikuasai oleh negara.

Begitu juga contoh lain misalnya di .Ambon terdapat obyek Belut yang

terkenal di dekat daerah Pantena Sepa. Di sana dikelola oleh sutau keluar­

ga yang tuIUn temurun. Dan makin hari pengunjungnya makin banyak karena

sifatnya unik • .Apabila demikian itu dikuasai oleh negara karena demi Pa­

riwisata, tentulah bukan i tu yang. tuju. Bahwa Pariwisata menuju kepada

kemakmuran rakyat, itu adalah jelas. Berdasarkan atas pertimbangan-per­timbangan dan alasan itulah, maka Pemerintah kurang sependapat apabila

ayat (2) dan (3) dicantumkan dalam kegiatan Kepariwisataan.

Saya kira de~ikian yang dapat karni sampaikan.

PEMERINTAH/MENPARPOSTEL ( SOESILO SOEDARMAN ) :

Jadi mohon ijin untuk menarnbah. Dari 3 Pasal yang ada pad.a 33 UUD

1945 memang yang nomor 1 tidak menimbulkan permasalahan ataupun salah

tafsir di dalarn pelaksanaannya. Sedangkan ayat (2) dan (3) itu bisa men­

jurus pada salah taf sir dan dalarn implementasinya juga nan ti akan rnung­

kin malahan tidak mencapai tujuan yang ingin kita capai bersama. Saya

akan . ................... .

Page 5: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

-' -a.kan mcmbcrikan contoh yang akhir-akhir ini terjadi, misalnya Pantai

Kuta. Itu adalah harus lll11Um hanya tanalmya yang dikapling-kapling. Ta­

pi Pantai Kuta adalah kcpunyaan kita bersama. Jadi tidak boleh Pantai

itu dikapling-kapling sesuai <lengan hotel yang ada di situ. Ini penJe­lasan-penjelasan yang kadang-kadang selalu bisa dalam praktek, itu me­

nyusahkan. Misalnya saja pantai itu dikuasai oleh negara, dalam hal

:ini Pemda. Lalu Pemda mengatur dikapling-kapling sesuai dengan hotel

itu. Saya berpendapat pantai itu adalah kesemuanya. Jadi tidak boleh

pantai itu tcrjadi yang akh.ir-akhir :ini kita korcksi, misalnya rakyat

tidak boleh masuk ke kaplingnya Pantai Kuta yang dikuasai oleh Kartika

Plaza, tidak boleh masuk yang dikuasai misalnya atau didekatnya Hotel

Bali Beach atau Putri Bali atau yang lairmya. Hal ini barangkali suatu

contoh mengapa ayat (2) clan (3) dalam implementasinya itu bisa salah

pengertiannya. Di sinilah sehingga kita hanya mencantunkan yang perta­

ma, yaitu yang berasaskan kekeluargaan. Ini tambahan penjelasan staf kami, terima kasih.

KETUA P ANSUS ( WARNOHARDJO, SE ) :

Terima kasih atas penjelasan yang merupakan suatu tambahan penje­

lasan dari Sidang I kemarin yang berhubungan Pasal 33. Kami ingin mem­

buka termijn I untuk menanggapi penjelasan Pemerintah atas pencanttunan

Pasal 33 di dalam Konsiderans Mengingat. Kami silakan F-KP •

.ANGGOTA P.ANSUS/F-KP ( ABDUL LATIEF, SH )

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Kita akan 1nencoba membahas masalah-masalah yang kemarin kita tunda

khususnya mcnyangkut masalah Konsiucrans Mengingat yang lcbih khusus la­

gi Pasal 33 UUD 1945. Fraksi kami berp~ndapat pembahasan Pasal 33 UUD

1945 ini sungguh sangat menarik dan ini merupakan suatu hal yang perlu

di dalarni, karena setiap membuat suatu perundang-un<langan masalah seper­

ti ini juga merupakan suatu bahan diskusi, suatu bahan yang bisa dijadi­

kan sebagai suatu tukar pikiran sehingga mencari suatu ketepatan. F-KP

mencantumkan Pasal 33 UUD 1945,

Sepennhny~. • ••••••• 0

Page 6: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

6 i"' - -'•

sepenuhnya ay-at (1), (2) dan (3)~ jadi kami tidak mengatakan ~at (1)

atau ayat (2) atau ayat (3), tetapi seluruh ayat terhad.ap pasal 33 Un-

dang-undang Dasar 1945 ini kami cantumkan karena kami juga berp3nda -

pat bahwa pasa 33 Undang-undang Dasar 1945 ini ayat ( 1 ), ayat (2);

ayat (3) itu tidalc bisa dipisahkan satu sama lain, tidak bisa untuk

berdiri sendiri. Sudah barang tentu in! barangkali kami mengatakan

suatu hal yang rrenarik, entah barangkali juga perlu mend.alami latar

belakang membuat suatu Undang-undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 itu. Oleh sebab !tu bapak Pimpinan, bapak 1-kmteri yang kami hormati,

pasal 33 in! ~nurut kami mengand.ung arti ~rtama juga mamberikan

suatu kel«!nangnan, dipihak lain ioongandung arti sebenarnya.nelarang~ J adi disini dua arti yang satu JI);)mberikan ke~nangan yang satu lagi

sebena.rnya irelarang~ Tadi suciah d.is.inggung umpamanya pasal 2 yaitu

mengenai cabang-cabang produksi yang penting bagi regara dan yang

menguasai hajad hidup orang banyak, dikuasai oleh mgara. In! sebenar­

ny'a memberikan kewenangaa kepada ~ gara tmtuk bisa menguasai cabang­

cabang produksi yang panting tetapi sekaligus sebenarnya merupakan

larangan kepada pihak lain tmtuk nengua.sai cabang-cabang produksi yang

panting~ Oleh se bab i tu menurut hemat kami ayat ini penting aekali ki ta

cantumkan apalagi seperti apa yang dikemukakan tadi oleh bapak Menter!

tad!. Ada suatu contoh umpamanya di Bali ada pihak-pihak swasta nengu­

asai pantai dan sebagainaya~ Ini sebenarny&rupakan larangan. Jadi ki-

ta bagaimana pm harus mencantumkan ini agar supa;ya masyarakat j angan

melakukan sei~nag-~nang kalau memang cabang-cabang produksi yang di­

maksud itu ncnguasai hajad hidup oarang banyak. Jadi ini sangat pcnting

untuk ioonoe gah. Apalagi seperti yang d.ikatakan oleh saudara Ketua Pan -

sus pad.a pembukaan in! Undang-und.ang ini sekaligus untuk ioongantipasi

terhadap perkembangan kepariwisataan d.imasa-masa yang akan datang.

Kami yakin sekali bahwa kepariwisataan d.imasa yang akan datang perkem­

bangarmy'a sangat besar. Oleh sebab itu kita harus eukup hati-hati dan

kita sebenarnya harus bijaksana melihat jauh ke depan hal-hal apa yang

sebenat"tlY'a nantieya yang bisa merugikan negara, hal-hal mana yang bisa

lDlnguntungkan negara~ Oleh sebab itu karni nenoantumkan keseluruhan pa­

sal ini dan ayat in! termasuk ayat 3, karena ayat 3 tad! dijelaskan

oleh Pemerintah in! tidak dimasukkan dalam konsid.eran ioongingat, ini

kalau roonurut kami masalah bumi, air dan k.ekayaan alam yang terkan­

dung di dalamnya itu juga dikuasai oleh negara dan dipergtm.akan. sebe­

sar-besarnya untuk kemakrnuran rakyat. Tni juga n:erupakan suatu anti-

pasi terhadap perkembangan kepariwisataan dimasa yang akan datang

sekaligus. '• •••••• • • ---···~-~···......,_,_..,.. .............. _......_..,

Page 7: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

... 0 -• dimasHasa mendatang. J adi demean demikian saudara Ketua, Fraksi kami

pad.a prinsiPnya ayat (1) dan (3) namun karni tidal{ ioonolak tmi.1.1;,: dicroi­

twnkannya ayat (2). Ter:Una kasiho ~danckan untuk Fralcsi ABRI kami k~

renter sedik!t sajao Tad! ma.lam so.ya coba-coba baca jawaban Pemerintah

halaman 6 jawaban Pem~rintah anl.)ca 7 Pem<;!l'intah juga menyadari bahwa

Pariwisata memang ~rupakan fenorrena ekonomi dan perempata.n pasa.l 33

dalam konsideram mene;ingat sebagaimana dinyatakan oleh Froksi ABRI pada

d.asarnya bukanlah masnlah~ J adi Fraksi ABRI dalam ~mandanenn umum ti­dak mengusulkan barangkali hanya kelupaan n~ja, suatu teknis kelupaan

saja, manuasia biasa lupa~ Terima kasih. Ass. Wr. Wb.

KETUA RAP AT ( WARNOHARDJO, SE)

Kami persilahkan F.PDI~

ANGGOTA RAPAT F.PDI (I. GUSTI NGUR.!UI YUDHA)

Terima kasih Saudw:'a Ketua. Bapak Henter! dan rekan-rekan AnGL'Ota

Pansus Yong kami mulicl:nn. Menyanekut konsidoran mengineat, pasal 33 Fraksi

kami setelah penjelasan tad! dari Pihal\'. Pemerintah justru ~njad.i rancuh

dalam artian nemang memiliki dan mcnr,uasui jauh berla.?cta. Apa yang diberi

contoh tad!, dari segi jiwa bahasa mauptm makna bahasa. Jadi kalau mangua-

sai bisa cend.;rur.iag pad.a policy, kebijaksant1A~ kalau merniliki !tu ya. sudah

becitulah. Fisik jadi susah dijelaskannya. Dengan dendkian lebih~lebih

dengan penjelasan dari rekan Jl~anc terhonnat seorang yurist dar.i F.KP

Samiara Latip, sud.ili l§elas begitu ju,ea Saudara dari F~PP Saudara Buang

seorang SH dan saya sama dengan pcJc Menter! di rumah saja tentunya ha1

ini sangat prinsipil pasal 33 untuk kita cantu:nkan karenu alangkah ber­

syukurnya kita harl ini dmgan contoh-contoh yang diuangkap oleh bapak

Menter! tad!~ o1eh ~ndiri Republik kalau tidal<: dibuat pasal 33 apalah

jadinya Panta.t Kute, dimana kakuasaan Pem :rintah untuk mcnurtibkan pa-i-

tai itu adalah hak mllik masyarakat, rakyat. Suatu contoh lc:tgi misalr.ya

Nusa Dua Hotel ioonuru·t~, ceritu luarLsuitan Bruna!, ya menwng :cU:·!1nud J; yfu)g dijw:il . r

Sultan Brunai kekuasaan itu tetap ada pada Peioorintah. Policy maker, kepada

kebijclr~anaen tetap ada pada Peme1 .. intah. Kalau tidak ada regara dalam

m gara, pulau Bali ini suatu contoh barangkali untuk rrenc.mbah art.'Ufiten-

tasi secara yuris yane diungkap tadi oleh rekan-rekan~ pakar-pakar te:r­

masttk pemban'l:u bapak yang lebih pal~ur lag!. Untuk ini bar.;.r..c;kali Pe­

merintah ha.nya ithgin areumentasi justru kalo.u kami lebih pu.nj ang

jur:.:tru lE:blh ruflYWll let)ih sah"'h• tinggal lagi ri~nurut rekan kam.i

dari ABRI, barang\'.ali sudah muluslah setuju, terima kas.:U1.

KETUA • •• • • •. •

Page 8: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 10 ~

oabang-cabang produks.f dikuaaa! mgara'~ D!sin! yantt dimaksud kam! ;ran~ d.ikuasaJ

oo gara ya! tu tarJ.rnya; dus ~mbro1eJH t mnaea l!strik ! tu oonrl:lri prakHs ·H(lak

d!kauasa:l oleh mgara;' oobab .pembaneklt mnnga listr! i·~u rremang t!dak rMnti:e -

ngaruhi seoara langsung h!dup orang banyak

·'

.1

i'etnp:t. ) r I ·~

• • • • • • • •

Page 9: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 9 ::

KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, gg)

Terima kas!h kepada Fraksi~Fraksi yene; rncmanfaetken inst.ans! :p3rlama·.

Saya kira pasal yang menyangku~ konsideran sangat renting dan sangat menda­

sar dan saya kira kita sependapat tm.tuk ·tidal< rrelewatkan waktu menf?}3labora-

··s1 sampai ·kepada satu titik dimana memang bukan hanya kepuasan tapi ra..-:ia

tamggung jawab kita oleh karena kita sudsih sepakat sudah menjad! b,mmitment

kita bukennya Panst1s dan mungld.n l.embaga in! untuk n~njadikan pariwisata in! lokomotif daripada i;embangtman kita. Untuk itu dituntut saya kira oobsr~1pa pr91 kond!si dan barometer yang mernang reran! kittt harus rremntukannyai balk yang

bersifat kon<lttsif untuk mendorong maupun yang bersifat pref'entif untuk ne-

redam hal-hal. buken menghalangi hal-4lal yeng m.tmgkin ekan t.imbui'. Didal9l11

salah satu sambutan kami; kami sebutkan bahwa salah satu Undang-undang yan$

baik adalah Undang-Undang yang marnpu m9mberikan satu kwaskitaan melihat ke

depari; Oleh karena itu kam! ine;in mengttn(fone semua pil1ak se andainia ada

yang akan memenfaatkan waktu dan sudah t.erdat'ter disird salah seorang Un-.

sut~ P!mpll1an dari Fraksi Kacya~ Neh;: saia khoa. menw.m pa.sal 106" ayat (3) d!wenangkan unt.uk Pimpinan llY:!rnberikan komentar~ Saya :r.ers!lahkan Saud.ara;

Tampubolon.

WK. FE'IUA RAPAT (nrl. m. G.r1~ TJ\MPU'BOLON)

Ter:lrna kasih Sauda.ra Ketua a·tas kesempatan yang dioorikru1 kepada

kaml~ Dalam hat ini kami ingin roomperkuat argu.roon yang di~rlkan oleh

rebm kami d3l'l Fraks! Kacya rrengenai ~nt:ingnya d.icantumkannya secara.

u·tuh pasat 33 Undang-tmdang Dasar t.ersebut: Nemang dal3l'll era J;embangu.n_.

an dewasa ini kita irerasakan dan imliho.t bahwa PemE!rintsh itu me.no!pta~

kan iklim dengan mer.il>nrikan kemudahan-kemudahan pelusng-p3 luang kepad.a

masyarakat a.gr d.a.pat kiranya ikut partislpa9i dalam pembangunan int be-

rupa deregulasi yang kita lihat 'tel~h rrmnoorlkan dampak yang cukup po­

sit!£ tatapi tentunya ada hal-hal yang negatlf yang perlu dieliminer:

Kami tertarik d'3ngan apa yanh d.ika-takan Saudnra Prof. D imyati tad!°;·

beberapa contoh-contoh yang dikemukakan rrvm(Pnai masalah museum dan

bebarapa contoh tad! yang dikefaukakan apakRh hal-hal seperti itu ~rlu

dikuasai oleh re gara·~ J ad! disin.i menurtl't hekmat kami interprt~tasi dart

pada pasal 33 tersebut d!sana iootmrlt helmnat kami yang dikatakan dikua­

sai oleh mgara tidak berart! dim!ltki oleh negera. Cabang-cabang pro­

duksi dikuasai oleh negara bilamana itu mm~ngaruhi htdup orang ba -

ny~~ Sebaga:t cont.oh kami kemukako.n yang dewasa in! ·terjadi diseklor­

sektor lannya yang juga mnjadi remb~cal."aan masyarakat yaitu irengrmai

masalah kells'trlkan dewasa inf. Dimana dmrasa ini Pemorintah -OOlah

memborlkan lremudohan yai tu berhubtmg dengan keterbatasan dana dar!

pado Pemerintah maka swasta pun k.lni suda.h dape.t ikut. partls.ipas! di datam bidang kelistrikan ·• Tetaptl Pemerirttah T\l3l.9.1ti.l konsensua datam

hal ini ye.itu tetap berpijak pada pasal 33 tad! yang mengataka.n bahwa

b ' ,···, .

ca ang. ••••••••••••

Page 10: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

t~tapi tarif itu ansich yang mempengaruhi. Disini maksud kami ingin men­

stresskan yang dikemukakan rekan kruni yang dari Frak.'3i Ka.rya tadi yaitu

cabang-caba:i1g produlr..si yang penting. Dus yang disitu yang dikatakan ada­

lah out put bukan secara fisik ya.rig harus dikuasai 0 1eh negara. Di out

put daripada sesuatu produksi itu yang harus dikuasai negara, dalam hal

ini tarif listrik, tarif telepon misalnya itu Pemerinta:h menetapkan, te­

tapi pembangunan ·daripada sentra1 telepon sebagaimana dewasa ini bukan

Pemerintah lagi diberika.n kepada Swasta.

Disini kami ingin memperkuat argwnentasi diberik.'1Il 0 leh rekan karni bahwa

tetap pentingnya dicanttunkan Pasal 33 seca.ra utuh.

Demikian Sauda.ra Ketua, terima kasih.

KETUA RAPAT .... (WARNOHARDJO, SE) :

Sebelum kc-1..tni serahkan corong kepada fihak Pemerintah untuk intansi

berikutnya tadi ada semacam defile kepada Fraksi ABRI. Alasan Fraksi ABRI

untulc meningkatkan daripada butir konsiderans "mengfo.gat" yang didalam hal

ini komentar mengenai Pasal 33.

ANGGOTA PANSUS/FABRI (SAIITJNTUNG.,3ASTR0AHIDJOJO~

Pimpinan Sidang, dan rekan-rekan sekalian yang saya hormati.

Giliran Fraksi ABRI sekarang 1ni karena memang situasinya rupanya sudah

angin ke utara sudah ban.yak yang di sana mmun Ibu-ibu dan Bapelc-b8.pak s~

kalian mernang pengala.man-pengalaman selama ini apabila kita bicara aoal

"mengingat" pada setiap hari itu selal u menj adi masalah. Ini kami alami b_::

berapa kali, kami tidak menutup bahwa memang masing-masing Fraksi tentu

-mempunyai suatu aspirasi sendiri-semUri untuk memasukan, maka yang di-

1nginkan agar ini mewarnai aecara tertulis pada RUU tersebut dan kita ber­

pengalaman juga bahkan berkembang. Ini sekara,ng m asing-masing Fra.Jr..si juga

macam-ma<?a.m, sudah tam bah ada Pasal 27, 32, 3 3, Una_ang;..Undang don la.in-la.in.

Kami berpenaapat karena menurut Fraksi ABRI seluruh a.pa yang kita khawati,E

kan ini sebenamya kalau kita lihat .dalam konsidera.ns sq.mpai pada Pasa.1-pasal

sebenarnya sudah diatur pad.a Penjelasnn Umum atau n,..~ti disempurnakan dalam

pembahasan-pembahasan didalam PAHJA, sebab kami tetap berpegang bahwa ada

satu pedoman mengenai pedoman tehnik yeraturan perundang-undangan, memang

disana barruigkali Bapak-bapalc sudah mengetahui didalam ''mengingat" dican­

tumkan peraturan perundang-und.mgan yang langsung bersangkutan serta me -

rupakan dasar hukum pembentukan peraturnn perunda.nc;-und8ngan. Ini yang ka-

mi masih berpegang o1eh karena saya kira selmrang ini seluruh mn.ta dituju­

kan pad.a Fraksi ABRI bagaimana mendinamisatornya. Dinamisatdrnya justru kita

ingin membawa kepada tehnik perundang-und2ngan yang sebenarnya Ba..pak-bapak

sekalian, dimulai begini untuk pembicaraan tida.k terinci karena ingin

mendemonstrasikan ••••••

Page 11: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 12

mendemonstrasikan bahwa Fraksi ABEU sudah cukup bisa mengerti pendapat yang lr-dn

hanya tidak dalam forum ini. Kami mo hon shot lobby, saya kira ini nan ti lebih

keci.l Pak kita bicara.

Demikian pendapat Fraksi ABRI.

KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE) :

Saya berikan kesempatan kepada fihak Pemerintah seandainya ada yang perlu

ditanggapi.

MENPARPOSTEL ( SOESILO, SOEDAID1AN) :

Saudara Ketua Sidang Pansus yang saya horma~i dan segenap warga Pansus

yang terhormat.

Saya. sebagai Wakil Pemerintah sungguh bersyukur kehadirat Tub.an Yang Ma­

ha Esa mendengar uraian-uraian Fraksi-fraksi yang menanggapi masalah di0 anturn­

kannya Pasal 33 utuh apakah sebagian.;dan ini naya kira tidak terucapkan juga

dari Fraksi ABIU, meskipun tidak utuh diucapkan tetapi bathinnya itu dinamisa­

tor, stabilisator juga -- karena kcbetulan saya sendiri juga pensiunan jadi

bisa merasakan hal-hal yang dirasakan 0 leh Fralr-Ei A.URI.

J adi rakyat Indonesia pa tut bersyukur bahwa wakil~wakilnya terutama yang dalam

P.ANSUS ini penuh tanggungjawab terhadap masa depan bangsadan negara terutama

kesejahteraan rakyatnya dengan bermaksud mengade..kan pengawalan milik bangsa

dan negara "untulc digunakan sebesar-beaarnya kemakmuran rakyat.

Saya kira ini tangeapan kami. Oleh karena itu tanpa mengurangi apa yang

diajukan oleh Fraksi ABRI pada aasarnya Pemerintah da.pat menerima Pasal 33 secara utuh dicantumkan dalam·J:cOnsiderans, akan tetapi ada bagaimana cara me­

ngo1ahnya ki ta mengusulkan diserahkan pad.a P/1.NJ A dan dengan tetap memberikan

kesempatan dan waktu untuk mengadakan lobby.

Saya kira inilah tanggapan Pemerintah dilandasi 0 leh suasana kekeluarga­

an, suasana toleransi, sua.sana keterbulr..aan da.."'1 kemesraan oleh karena yang kita

ingin capai adalah sesuatu undang-undang yang menja.ngkau jauh kedepan berbobot

dan berkualitas, dan saya dapat tegaskan meskipun belum ada undang-undang itu

dalam praktek sudah di1aksanalrnn penjagaan itu dan pengawalan Hu. MisalnYa

saja ini contoh kembali ke Kawasan Wisata, kami tidak akan mengatakan siapa

yang ikut di dalam Kawasan Wisata itu untuk membentuk misalnya P2 BITDC (BIAK,

!RIAN TOURISEM DEVELOPMENT COMPORATION) pengawalannya sepenulmya Undang Undang

Nomor 5 yaitu ~ara Gube:rnur, mereka yang menentukan apakah si,a, si b, si o di-

dalam pa-tungM itu sehingga dengan demikian terjadi pengamanan dan pengawalan

terhadap milik ba.ngsa kita yang kita ingin manfaatk:m itu semaksimum, sebesar­

besarnya untu.'k kesejahteraan rakyat. Jadi imi ja;ninan1ah. Jadi ini kita juga

sangat gembira bahwa wakil-wakil rakyat yang terhormat (Anggota PM~SUS yang

kami hormati) betul-betul konsens seka.li mengcnai masalah ini.

Demikian dar1 f ihak l?emerintah, terimakasih.

KETUA TIAPAT •••••••••••

Page 12: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 13 -

KETUA RAPAT (WAUNOHARDJO, SE) :

Terima.k:i..sih kepada fihak Pemerintah yang dapat membaca dan secara peka

hati nurani PANSUS yang pad.a dasarnya memang hati nurani rakyat. juga.

Saya kira untuk memenuhi permintaan dari Fraksi ABRI, r..a.mi mohon ke­

sediaan izin da.ripada PANSUS untuk dishort 10 (sepuluh) menit didalam rang­

ka pembicaraan Pasal 33 sekalipun tadi dari f ihak Pemerintah sudah setuju

tapi dari Frnksi ABRI ·masih secara inklusif belum d.isarnpaikan.

Da.-ri Fraksi ABRI apakah shorsing yang diminta masih dianggap perlu

atau langsung kepada lanjutan acara PAnsus. --- (masih) ---

KETUA RA.PAT (WARNOHARDJO, SE) Dapat disetujui Pt\.NSUS dishort 10 menit ?

Kita buka kembali Sidang Paripurna PANSUS (shorsing saya cabut).

Pertama-tama kami mohon maaf karena waktu lobby melampaui batas 10 me­

nit sebagaima.na ya.q.g tadi kita telah rencanaknn.

Saudara Menteri, rekan-reke11 Ancmota PANSUS yang saya hormati, dari

hasil lobby dapat seya laporkan bahwa ke-4 Fraksi sepakat bahwasanya kon­

siderans sebagai bagian daripada perundang-undangan merupakan satu bagian

yang sangat panting dan sangat mendasar sebab didalam konsiderans inilah

terletak landasa.n piloshofis, pernyataan politik jangka panjang da.n me­

landasi Batang Tubuh dan Penjelasan. Olen karena itu ke 4 Fraksi sependa­

pat untuk berupaya disamping masalah-masalah prinsipil juga masal.ah-masa­

lah kepraktisan dalam peffibahasan perundang-undangan untuk semampu rmmgkin

menyelesaikan.keseluruhan daripad.a butir-butir konsiderans ini,di daJ.am Si­

dang Pleno PANSUS. Adapun hal-hal yang menyangkut redaksional , tehnis ,

operasional dapatbdiselesaikan didalam PANJA. Ini yang pertama.

Yang kedua; ke 4 Fraksi sepaJr..at secara keseluruhan dimana ada interko­

neksi, koneksitas antara j)a.Sal yang satu dengan pasal yang lain baik di da­

lam menimbang, mengingat maupun memperhatikan yang ada hubungannya di dalam

konsiderans ini akan juga diupayakan untuk dapat diselesaikan •

Namun demikian j adi jelasnya ada beberapa pasal yang kami mohonkan mungkin

nanti disamping akan disampaikan 0 leh Fralr~i-fraksi juga ad.a satu pasal __

yang kem.a.rin kitaiSudah bahas tapi patutu kita ulangi untuk lebih memper­

oleh kejelasan posisinya adalah usul dari Fraksi Karya dan Fraksi PDI khu­

susnya termasuk. Fraksi Persatuan menyangkut adanya pencantuman Pasal 32 Un­

dang Undang Dasar 1945. Untuk sekedar mengingatkan kita bersama Saudara Henteri bahwa setelah kami

buka-buka naskah daripada Pemandangan Umum ke 4 Fraksi itu secara keseluruha:;

n:ya yang bersamaan pula dengan fihak Pemerintah bahwa dalam langkah \kita meng

upayakan pertumbuhan pembangunan sektor kepariwisataan kita senantiasa

akan berusaha ••••••••••••••

Page 13: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- llt- -

aka.n berusaha pula untuk tetap mempertahankan jatidiri kita, didalam rangka ini

mungkin kaitannya mempertahankan jatidiri, tradisi budaya bangsa, Pasal 33 ke

tiga, Fraksi menganggap sangat relevant untuk dicantumkan. Na.mun untulc leng -

kapnya·ka.mi pertama-tama µ.ntuk mohon persetujuan daripada Saudara-saudara untuk

memberikan.kesempatan kepada fihak Pemerintah menjelaskan sikap Pemerintah di -

dalam menanggapi Pasal 32 l1Ul) menyebutkan "Pemerintah memajukan kebudayaan

i1 nasionaL~Indonesia". Jadi sekali lagi kami mohon penjelasan sikap Pemerintah

merigenai Pasal 32. Adaptm mengenai Pasal 33 karena keempat Fraksi sudah sepa­

kat, kami nanti akan memberika.n kesempatan kepada Fraksi-fraksi khususnYa Frak­

si ABRI yang telah memintakan shorsing untuk menyampaikan sikap hasil lobby

yang telah dilakaanakan beberapa waktu yang lalu.

Kami silahkan dari fihak Pemerintah.

MEHPARPOSr.11EL •••••••••••••••••

Page 14: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

MENPARPOSTEL SOESILO SOEDARMAN :

Saudara Ketua yang kami hormati, segenap warga PANSUS yang terhormat.

Waktu yang lalu atau kemaren, kita telah menyampaikan mendapat titah mengenai

UUD 1945 pasal 32 yakni meskipun ••• saya akan-memberikan penjelasan daya tarik

kepariwisataan nasional kita itu adalah terutama disebabkan oleh kebudayaan dan

keindahan alam tanah air tercinta itu satu.

Kedua meskipun tercantum didalam GBHN 1988 mengenai pembangunan kepariwisataan

yang antara lain menyebutkan untuk melestarikan budaya bangsa dan melestarikan

lingkungan hidup ini ada tercantum didalam GBHN 1988 tetapi kita memikirkan

apakah hal yang demikian itu tidak cukup dicantumkan dalam pasal 6 huruf b atau

pasal 6. Jadi napas itu sudah jelas ada, hanya barangkali masalah tehnik per­

Undang-undangan dibuat barangkali yang kami awam terpaksa kita dari pihak peme­

rintah berpendapat bahwa karena pentingnya mengenai kebudayaan apakah tidak le­

bih baik ini dicantumkan di pasal 6. daripada RUU ini. Jadi kami sekali lagi t£ dak termasuk didalam konsideran ini penjelasan, meskipun tadi saya kemukakan,

daya tarik ke Indonesia itu yang terpenting itu adalah budaya bangsa yang ber -

aneka ragam dan kedua keadaan alam yang memang terus terang banyak sekali yang

tidak ada duanya di dunia ini.

Jadi kalau saya sebutkan misalnya surfing area di Pulau Nias, itu sufing area

yang terpanjang di dunia, 13 gelombangnya, barangkali kita baru ramai dengan

Mexico Alcapulco tetapi Nias kini bukan main. Ada lagi keadaan alam yang mena­

rik, Pulau Irian itu. adalah pulau satu-satunya gunung di dunia yang indisipli­

ner, yang tidak terkena hukum lempeng bumi. Oleh karena itu ini side yang pa -

ling baik, untuk PLTN kita ini tidak ada duanya di dunia ini. Lalu yang ketiga

misalnya fauna dan flora, kita ini ada tiga mac~m buaya tidak termasuk buaya -0

darat, yaitu dari ketiga macam buaya ini buaya yang terindah dan yang termahal

didunia yang kulitnya yang asal Irian Barat (Irian Jaya) yaitu yang putih sisi!!_

nya itu dua puluh enam / dua puluh sembilan dan ada bintik-bintiknya hitam.

Sedangkan ini secara beli 1.300 yang bayi-bayi itu, yang pakar itu dilimpah­

limpahkan dulu untuk melihat mana yang punya bintik-bintik dan

Ini beberapa hal yang mengenai alam, belum lagi itu Kerakatau, jadi seratus tahun

peledakannya yaitu 1883 mengawali lahL:rmya kalta Indonesia di tahun 1884 itu se­

ratus tahun kemudian 1983 berduyun-duyun turis atau wisatawan manca negara ke

. Kerak:atau, untuk melihat apa yang terjadi setelah ledakan hebat 100 tahun ke

mudian. Ternyata ada tiga tumbuhan pulp yang bisa menyembuhkan aids, ini kita

larang masuk koran, sebab kalau tidak semua pasien aids datang kemari. Ini sa­

ya perintahkan, .ini baru bicara soal a lam ki ta, masih banyak · lagi yang bel um ki:_

ta ketahui, dan digali, jadi kita yakin bahwa masalah itu memang penting apala­

gi kalau kita bicara soal budaya 17.000 pulau lebih itu masing-masing mempunyai

kekhasann~nnya.

Jangankan Pulau. • .••••••••

Page 15: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

.. -- '

1,t.. - .v -

Jangankan Pulau, Jogya Solo saja yang batasnya hanya tanah itu glondela!2_

nya lain, yang satu pakai telor asin dan yang satunya lepes ini bagi orang

yang datang itu some think wrong ferry intasting, belum bicara soal Banyumas

dan Jawa Barat, yang satu apa kok yang satu naon. Ini semuanya memang daya t!!_

rik tersendiri bagi kepariwisataan nasional. Oleh karena itu demikian apakah

ini tidak meminjam kata-kata Bapa.k JG. WOWOR tadi Yth. tidak ofer bodeh tadi -

dicantumkan disitu tetapi masuk kedalam batang tubuh. Ini alasannya mengapa ti

dak secara eksplisif didalam konsideran.

Jadi .saya kira demikian kita tentu akan melihat bagaimana nanti pendapat dari

fraksi-fraksi yth. nanti.

KETUA RAPAT WARNOHARDJ0 1 SE.

Terima kasih, kita ingin memberikan kesempatan kepada fraksi-fraksi per­

tama-tama untuk menanggapi sikap pemerintah terhadap pencantuman pasal 32 seba

gai usulan dari tiga fraksi. Kami persilahkan dari F KP.

( i n t r u p s i )

ANGGOTA MUHAMMAD BUANG, SH./F PP.:

Saudara Ketua sebelum itu barangkali dari F ABRI ~ngenai pasal 33 basil

lobby kita tadi supaya disampaikan.

KETUA RAPAT WARNOHARDJO, SH.:

Bapak Buang ini mungkin sudah tidak sabar lagi,- saya mohon ijin untuk

bisa dibalikkan kepada atau sekaligus dari F ABRI dari Pasal 33 kami persilah­

kan.

ANGGOTA SOEMARNO / F ABRI

Saudara Pimpinan, setelah kita mengadakan lobby tadi maka F ABRI masih

ingin waktu dan nan ti dalam l'.'aktu singkat akan di berikan keputusan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT WARNOHARDJO, SE.:

Terima kasih, ini tipis ABRI, singkat, padat dan berbonot.

Jadi keterangannyapun poot note pernyataan F ABRI ini akan menyampaikan secara­

tegas, sikap dari F ABRI untuk pasal 33 dalam kurun waktu persidangan PANSUS.

~· ••• Insyaalloh.

Baiklah kita buka termin mengenai pasal 32. Kami persilahkan F KP.

ANGGOTA ABDUL LATIEF, SH. :

Terima kasih Saudara Pimpinan.

Latar belakang dari F KP inencantumkan pasal 32 di dalam konsideran mengi­

ngat ini adalah, F KP melihat ada dua masalah yang sangat penting, yang sangat

esensial di dalam perkembangan kepariwisataan Indonesia yaitu pertama menyang -

kut masalah budaya yang kedua menyangkut masalah ekonomi. Dengan masuknya ban~

sa-bangsa lain ke Indonesia dalam rangka pengambangan kepariwisataan ini, ini

senbuhan-sentuhan budaya banyak menimbulkan dampak, baik dampa.k positif maupun

dampak negatif

tetapi kalau.

Page 16: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

kalau kita tidak kuat kemungkinan dampak negatif yang akan kita peroleh, oleh se­

bab itu apa yang dikatakan oleh Bapak Menteri tadi bahwa memang dalam kita me

ngembangkan kepariwisataan ini kita banyak budaya kita yang menjerumun membuat

daya tarik para wisatawan datang ke Indonesia. Oleh sebab itu bagaimana jati dir±

bangsa ini harus kita pertahankan, betul apa yang- dikatakan Bapak Menteri tadi

betul dan kami sangat setujg ini sudah dicantumkan dan kamipun sebenarnya sudah

mengusulkan dicantumkan di dalam beberapa pasal pada batang tubuh ini tetapi kar!!:._

na ini menyangkut yang kami katakan measalah yagn sangat esensial kita memang me­

merlukan suatu cantolan yuridis, satu cantolan yuridis yang sebenarnya mengandung

sekaligus pilosafis daripada VU ini. Oleh sebab i tu permasalahan ini sangat pen­

ting, kami tidak hanya sekedar melihat bahwa ini masalah over bodeh tetapi me -

nyangkut a masalah hukum, memang mengalirlah suatu ketentuan-ketentuan didalam ba

tang tubuh daripada UV itu sendiri.

Kami rasa ini yang merupakan alasan kami mencantumkan gardan ini supaya te­

tap bisa kita pertahankan, mudah-mudahan fraksi lainpun nanti akan bisa memahami

apalagi beberapa fraksi sudah mengusulkan didalam konsiderannya.

Sekian dan terima kasih.

KETVA RAPAT WARNOHARDJO, SE. :

Terima kasih. Kami persilahkan dari F ABRI.

ANGGOTA RAPAT SOEMARNO / F ABRI. :

F ABRI di dalam persandingan DIM sudah tertera terap, kita tidak akan men­

cantumkan pasal 32 UUD 1945. Apalagi setelah diperkuat oleh keterangan pemerint­

tah yang cukup jelas sehingga kita akan terus tetap kepada pendirian kita untuk

tidak mencantumkan pasal 32, terima kasih.

KETUA RAPAT WARNOHARDJO, SE.

Terima kasih Saudara F ABRI, kami persilahkan dari F PP.

ANGGOTA MUHAMMAD BUANG, SH. j•F PP. :

Terima kasih Saudara Ketua, memang dalam persandingan DIM Fraksi kami men­

cantumkan pasal 32 dan saya barusan membolak-balik melihat jawaban pemerintah sa

ya tandain Bapak Soesilo ini, kalau temen saya bilang kaya kipas katanya, ••••••

Setelah saya bolak-balik ja~aban dari pemerintah bahwa pemerintah hanya dapat bi­

sa memahami, tetapi belum menerima, begitulah kira-kira. Pemerintah memahami teta

pi sudah tertuang didalam Pasal 6, ditambah dengan keterangan lisan dari Ba~ak

Soesilo tadi, memang kalau kita melihat ternyata obyek wisata ini ternyata atau

daya tarik wisata ini tidak hanya kebudayaan saja, ada juga dengan keindahan alam,

Jadi kami disini tidak harga mati pak Menteri, masih kita bisa negoisasi kalau se

mua setuju kita setuju kalau satu tidak setuju yaa kita ikut tidak setuju saja ka­

lau begitu.

Jadi tidak harga mati disini. Terima kasih pak.

KETUA RAPAT WARNOHARDJO, SE.

Terima kasih Saudara F PP, sekarang dari F PDI, kami persilahkan.

ANGGOTA. • •••••••••

Page 17: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

1D

ANGGOTA I GUSTI NGURAH YUDHA / F PDI.

Terima kasih Bapak Pimpinan, Bapak Menteri dan rekan-rekan sekalian.

anggota PANSUS yang saya hormati.

Sebelum kita masuk kepada pasal 32 UUD 1945, sesuai dengan lobby ta­

di kami proklamirkan sikap kami bahwa pasal 27 UUD 1945 kami telah drop. Jadi

supaya jangan jadi pembicaraan nanti. Jadi proklamasi juga ini, 27 kami drop

dalam DIM kami ada pasal 27 kami drop, lalu kami sekarang masuk ke pasal 32.

Secara tegas kami nyatakan betapa pentingnya justru dalam penjelasan

tadi~ kalau hal ini tidak kita cantumkan di dalam konsideran mengingat yaa tf. tik acunya tidak ada, tatanan dalam penulisan suatu undang-undang landasannya

tidak ada. Karena apa yang dikemukakan tadi oleh Bapak Menteri dan terima ka­

sih atas penjelasannya. Adalah bagian-bagian kec~l daripada kebudayaan itu

sendiri yaa kesenian yaa adat istiadat. Sedangkan kebudayaan yaa mencakup

di dalam penjelasan undang-undang pada sesepuh republik ini dengan tegas dikata

kan adalah

8ebagai.'

0

i ~

• • • • • •

Page 18: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- '1 n ·­., .

sebagai buah usaha budi daya rakyat lnionesia. Nab ini betapa prinsipilnya barangkali·tidak lebih tidak kurang sama posisinya

I seperti pasal 33 yang Bapak Menteri telah disetujui tadi. Untuk: ihilah kami tetap ingin bertahan untuk dengan rindu seka-11 dengan mencantumkan pasal 32 dalam Undang-Undang ki ta yai tu .

RUU yang kita bahas dalam konsideran mengingat. Jadi bagian alam dan lain-lainnya sebagainya itu memang tidak termasuk disini, namun karena kita mengaku jati diri kita bahwa puncak-puncak kebudayaan daerah adalah kebudayaan nasional, alangkah' baiknya kita wajari sejak dari konsideran mengingat sehingga kekuatan usianya akan lebih lancar. Jadi hanya ini penjelasan dari kami, apa penjelasan tadi adat istiadat, kesenian dan lain-lain sebagainya, cendera mata itu bagian kecil daripada kebudayaan, juga kesenian bagian daripada kebudayaan. Nab inilah kalau itu diuraikan kami setuju sesuai di batang tubuh, diuraikan bagian-bagian ini dari pada kebudayaan. namun cantolannya harus tetap didalam konsideran mengingat pasal 32 itu sendiri.

Sekian terima kasih Bapak Pimpinan, mudah-mudahan ada arti-nya.

KETUA RAPAT ('WARNO HARDJO, SE) :

Tetima kasih.

Seperti tadi kami sampaikan bahWci konsideran merupakan hal yang penting dan didalam saya ingin menggunakan pasal 106 ayat (3) Tata Tertib · dimana Pimpinan bisa mengajukan pembicaraan, oleh karena apa yang ingin saya sampaikan sudah menyangkut komen­tar opini kami secara pribadi selaku Anggota Fraksi, izinkan saya

ountuk mem~ndahkan palu Pimpinan saya kepada rekan saya. Saya akan mengunakan hak untuk bicara sebagai an~ota Pansus.

(Ketua Rapat diserahkan kepada Bapak Istianto Suwargono)

KETUA PANSUS (WARNOHARDJO,SE) :

Saudara Pimpina saya ucapkan terima kasih. Saya ingin .. seke­dar urung rembuk mengenai pasal 32 yang saya ingin kaitk.an dengan pasal 33. Rekan kami dari fraksi Karya tadi sudah menyelesaikan betapa penting masalah pasal 32, tapi saya ingin juga mengkaitkan nya dengan pasal 33. Kami tidak akan menggunakan masalah-masalah yuridis formal, tapi kami akan menggunakan secara analog!. Pariwisata sebagai usaha, sebagai industri yang mempWlyai nilai ekonomis. Kita ibaratkan satu budaya atau bahkan kita anggap dan akan kita perlakukan budaya ini yang merupakan produk yang akan

ki ta,·, I jual ••••••

Page 19: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

kita jual, termasuk juga dengan kekayaan alam. Jadi kalau dikatakan bahwa ada beauty of nature we realize five

minutes katanya dan yang akan mengenadap didalam benak hati para wisata itu, bagaimana servis yang kita sampaikan •• Saya kira disinilah letaknya bahwa kepariwisataan yang kita acung menjadi primadona ini merupakan interaksi daripada berba­gai macam lintas.sektoral. Pariwisata pada akhirnya merupakan satu akhir daripada bagaimana kita membina industri, bagaimana kita membentuk rasa aman, bagaimana kita menata berbagai macam prasarana. Budaya sebagai faktor yang akan kita jual merupakan satu resorsis, satu resorsis yang dinamis untuk dimasa yang akan datang. Sebagaimana halnya satu pabrik, itu memang memerlukan suatu pemeliharaan, memerlukan maintenance sama juga sumber da­ya alam lainnya termasuk juga sumber daya manusia yang tidak bi­sa dilepaskan. Oleh karena itu memang hanya bukan sekedar canto­lan teknis yuridis, tapi mungkin perlu ada semacam satu yang ta­d! disebutkan oleh rekan kami. Satu cantolan philosofis politis yang memang budaya ini memang Bapak Menter! sudah menyampaikan daya tarik wisata pariwisata Indonesia ini disamping keindahan alam adalah budayanya. Jangan sampai nantinya perekayasaan buda­ya ini sedemikian jauh, sehingga justru terlampau banyak 1mpro­visas1 yang dilakukan kepada budaya kita sambil meninggalkan ke­asliannya ataupun kejatidiriannya yang pada dasarnya seperti budaya tadi itu sendiri. Oleh karena itu saya kira masalahnya mungkin disini perlu ada semacam satu pengkaitan batang tubuh itu dengan konsideran secara nyata. Dan disini kami merasa yakin bahwa pencantuman pasal 32 dan pasal 33 bukan merupakan satu tin­dakan yang akan·mengacu kepada overboedigheid daripada perundang­widangan, t~pi justru merupakan suatu landasan yang akan memper­kuat perundang-undangan kita ini kelest~~iannya dimasa-masa yang

C> akan datang. Inilah mungkin yang kami harapkan dari rekan-rekan fraksi untuk bisa memahami latar belakang daripada pemikiran frak­si karya pembangunan pencantuman pasal 32 dan pasal 33.

·Oleh karena disitu kelestarian pembanguna pengembangan kepariwi­sataan pada akhirnya akan bertumpu kepada budaya dan sumber daya manusia. Seandainya sumber-sumber yang akan kita tawarkan keluar negeri ataupun kepada nusantara ini tidak kita pelihara, saya kira mungkin tidak nla alasan nantinya pasal~pasa1· d~dalam ba­tang tubuh ini bisa kita pertahankan.

Saya kira demikian Bapak Menter!, rekan-rekan Pansus yang

saya hormati kami ucapkan terima kasih. ·

KETUA RAPAT ••••••••••

Page 20: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 21 -

KETUA RAPAT (ISTIANTO SUWARGONOl :

Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sekalian yang kami hormati. Demikianlah penjelasan daripada Pemerintah yang ditanggapi oleh . FKP, FPP dan FPDI kecuali FABRI tidak mengutarakan tanggapannya. Masalah yang menaraik adalah bahwa sebenarnya masalah pencantu­man pasal 32 Undang-Undang Dasar 1945 tidak menjadi masalah ha­nya dimana letakriya, apakah di ·. mengingat"; , konsiderant. atau­kah di batang tubuh. Kami hanya melihat tadi karena ini masalah

· ketentuan tehnik membuat Undang-Undarig, saya kira hasilnya ba­nyak sekali seperti yang dikatakan oleh Bapak Menteri bahwa apa­bila Esa tel'kumpul maka pendapatnya juga jelas. Dari bertitik tolak dari tersebut diatas kemungkinan dari Peme-

, rintah menganggap bahwa isi daripada materi undang-undang ini bobotnya pada ekonomi, kami melihat begitu. Sedangkan budaya ke­lihatannya kurang ditonjolkan hanya beberapa pasal, apakah itu menjadi dasar saya juga tidak tahu. Tetapi kami menyarankan sebe­lum kami haturkan kembali kepada Pemerintah untuk mungkin bisa mencari jalan keluar, apabila tidak bisa maka kami menyarankan nanti dilempar saja kepada Panja untuk didiskusikan lebih dalam karena ini masalah-m.asalah tehnik perundang-undangan a tau di tem­puh dengan jalan lobby lagi. Oleh karenanya kami mohon izin untuk mungkin Pemerintah bisa mem­berikan penjelasan yang terakhir sebagai pandangan sebelum kita meningkat kalaunperlu nanti kita lobby.

Kami persilahkan kepada Pemerintab.

MENPARPOSTEL (SUSILO SOEDARMAN).:

Pimpinan dan hadirin sekalian warga Pansus yang saya hormati. Saya rasa-rasa memang masalah budaya yaitu sebagai basil budidaya mEtnusia itu sangat dominan untuk bangsa Indonesia secara keselu­ruhan saya kira. Mangkanya ada di Garuda Pancasila ini Bhineka Tunggal Ika. Ini juga saya kira hasil daripada pemgamatan para pinisepuh bangsa waktu melahirkan lambang ini, jadi budaya :·"me~_,.

mang ini mempunyai bobot yang amat penting pada bangsa kita. Kita bisa bersatu seperti sekarang ini dengan 17.000 pulau, kita bisa mempunyai satu bahasa sengan 450 bahasa daerah, dengan suku yang 250. Kalau kita tidak mempunyai budaya seperti yang kita ra­sakan sekarang ini yang wajib dilestarikan saya kira tidak akan ada bahasa kesatuan ini dan tidak ada perasaan yang satu sebagai bangsa, ini dan juga bertanah air satu dan lain sebagainya. Nab oleh karena itu tanpa budaya sebetulnya tidak ada Indonesia,· ... ini tegasnya jadi kita harus onderland.

Jadi kalau • • • • • • • •

Page 21: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

. ' - 22 :

Jadi kalau mau merusak kita itu rusak lagi budayanya. Oleh karena itu didalam sapta pesona waktu kita melahirkan itu juga bukan ha­nya untuk kepariwisataan tapi maksudnya mulya, jati diri bangsa menjadi kokoh kuat dan disiplin nasional itu semakin mantap. Itulah mengapa ? Maaf kami tidak setuju diberi sisipan Sapta Pe­sona Wisata, tidak boleh. Sekarang mau ketok wisatanya hanya Sapta Pesona, titik' ! Oleh kanapa dari WlSur tujuh !tu, itu ti­dak dirasakan budayanya, sisanya akomodasi. Kita tidak malu me­nampilkan arsitektur bangsa sehdiri, kita tidak malu menampilkan makanan khas kita sendiri, kita tidak malu menampilkan budaya kita sendiri dan kita tidak malu dan lain sebagainya, sehingga akhirnya jat:i diri bangsa itu menjadi kokoh kuat. Bangsa yang mempunyai jati diri yang kokoh kuat, insya allah akan menjadi bangsa yang tegar sepanjang masa. Jadi kalau Indo­nesia sampai sekarang tegar, itu sebetulnya karena kita ada un­sur budayanya yang sangat dominan pengaruhnya pada bangsa kita. Dengan uraian-uraian ini lalu berpikir dimana letak daripada bu­daya itu, apakah di konsideran untuk pasal 32 dan 33, apakah di batang tubuh. Ilalam hal inilah·Pemerintah hanya sampai situ, ka­rena masalah budaya itu sukar dipegang begetu pak. Jadi inilah kita sampaikan dengan permohonan kiranya bisa diba­has tetap di Pansus karena pentingnya permasalahan dengan memung­kinkan misalnya ada lobby

·· ....

untuk bisa • • • • • • • • • • • • • '··;· 3 • ,,

Page 22: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 23 ~

untuk bisa menemukan suatu musyawarah/mufakat, karena peningnya

masalah kebudayaan ini bagi kehidupan bangsa kita selanjutnya.

Contohnya (ini menyimpang) : saya ditulis di Kompas, kebetulan

saya di hotel Ambarukrno rnelihat TV cerdas tangkas dari pada SD

di Ngayogyakarta ~adiningrat, dirnana satu ~iantaranya SD Bantul.

Lalu dikeluarkan wayang Hanoman, ditanya semua SD itu tidak ada

yang rnengerti. ~ang satu bilang Birna. Kalau orang Bantul saja

tidak hapal, apalagi orang Banyurnas.

Jadi lalu malah berpikir/merenung. Sedangkan ketahanan kita itu

ada disitu.

Saya keliling kernarin di IKAPI, Pameran buku-buku. Banyak sekali

buku. Batman, tapi kecil buku-buku dongengnya. Misalnya kepahlawan­

an, lalu dongeng-dongeng y·ang diungkap .d~ri dongeng lama, tetapi

ada yang living dongengnya ada kesimpulan daripada cerita lama,

itu t~dak ada. Apalagi ma'af cerita yang rnengenai wayang, bukan

karena kita senang wayang, tetapi kesenian ini sudah diterima se­

bagai kesenian dunia~ Ini kami laporkan kepada Bapak-bapak dan

Ibu yang kami hormati. Waktu di London, ini saya hanya untuk·me­

nambah kepercayaan dan keyakinan kita akan dominannya faktor ke­

budayaan itu, kebudayaan bangsa kita. Gamelan orkestra itu repre­

sentiv Asean Culture dengan bagus, tidak ada seperti gamelan itu.

Bandingkan dengan Jepang, tidak. Dengan Thailand, tidak. Dengan

India, tidak.

Karena apa, itu kesenian yang dirangkum suatu orkestra semacam itu

lengkap, hanya ada di gamelan orkestra kita. Entah itu Sriwijaya,

Bali, entah itu Jawa. Tetapi jangan terus dibablaskan Pak.

Ada keteranganr,: kalau Jawa i tu representiv dari Banyumas, yah ka­

rena apa ? Pencerminan kesenian Banyumas gamelannya itu masih

free, tidak ada pengaruh-pengaruh kerajaan. Sehingga kalau gending

Banyumas ditampilkan selalu cerminannya adalah merdeka, spontan

dan ada unsur ;free. Senggakannya dan lain-lain, tidak ada kedengar­

an garnelan ngapurancang, tidak ada.

Ini hanya saya nambahi bagaimana budaya itu dorninannya.

Saya kembali, sehingga waktu kita men~u~ulkan itu kita tanyakan

ini tidak usah disini Pak. Alhamdulillah, jadi sudah diamankan

kemudian kita itu'dalam batang tubuh, tapi rneskipun demikian Perne­

rintah dalam hal ini terbuka untuk mengadakan diskusi lebih lanjut

dalarn bentuk lobby.

Demikian uraian kami Pak.

KE TUA

Page 23: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE)

Saya ingin menambahkan sedikit Pak Menteri, alasan kami se­

cara politis strategis bahwa Bapak Menteri mungkin lebih maklum

dari kami katanya sejak usainya Perang Dunia ke dua ada semacam

satu cara. Negara-negara eks kolonial dulu untuk bisa mempengaruhi

negara-negara lain bukan secara kehadirannya secara phisik, tapi

apa yang disebutkan dengan cara penetrasi pasifik, melalui kebu­

dayaan-kebudayaan. Ini secara lambat tapi meyakinkan. Dan ibarat

aliran air itu yang kekuatan kulturnya menurut Arnold Toynbe yang

'menguasai yang bisa eksis di duni~ ini adalah yang memiliki buda­

ya tinggi. Kebudayaan hancur eksistensi daripada budaya itu ada-

lah juga ... saya sangat setuju kepada ucapan Bapak Menteri

bahwa budaya ini merupakan rezong ..... bangsa kita.

Kehadiran kita itu adalah budaya, kesatuan bangsa itu budaya.

Itu alasan strategis politisnya, alasan praktisnya sekalipun pem­

binaan budaya ini· ada di P dan K, tapi menurut istilah P 4 nya

praktisnya itu ada ·ai Departemen teknis. Dan Bapaklah yang mema­

nage nanti ataupun Departemen terkaitlah yang akan memanage nanti,

merekayasa, mengaktualisasikan sampai sejauh mana kaitan antara

j~ti diri de~gan policy yang nanti akan dikaitkan. Jadi alangkah

sangat sumirnya seandainya sumber ini ujug-ujug ada ui batang tu­

buh, tapi ibu-bapaknya belum ada, jadi saya kira perlu ada sumber­

nya. Saya tidak tahu apa orang tua Hanoman itu siapa Pak.

Tapi saya kira memang ada itu, jadi fungsionalisasi daripada ba­

tang tubuh itu saya kira bisa jelas.

Demikian Saudara Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (ISTIANTO SUWARGONO)

Terima kasih kepada mantan Pimpinan.

Kembali kepada tadi yang telah dijelaskan oleh Bapak Menteri

bahwa sebenarnya tidak ada masalah, materinya memang disadari sa~

ngat penting. Tetapi dimana letaknya saya kira ini mengenai masa­

lah teknis perundang-undangan. Oleh karenanya tadi disarankan oleh

Bapak Menteri bahwa sebaiknya kita lobby. Tetapi kami mohon yang

lobby ini sekarang tidak membicarakan materinya (penting ticiaknya)

tetapi dimana letaknya. Kalau sudah sampai disini, yang bisa __ bi-

cara hanyalah Sarjana Hukum. Oleh karenanya saya kira masing-ma­

sing saja, tapi kami mohon sekali lagi kalau disini nanti kumpul

lima Sarjana Hukum, jangan ada enam pendapat. Dan apabila nanti

tidak ketemu, mohon jangan dipaksakan, karena ini memang sulit

lebih baik •....

Page 24: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 25 -

. lebih baik kita endapkan lalu kita bawa kepada Pimpinan kita ma­

sing-masing untuk rnendapatkan petunjuk mudah-mudahan besok pagi

sudah ada penjelasan-penjelasan.

Saya kira kalau ini disepakati kami akan skors, tap1 ini ada

permintaan dari FKF.

Kami persilahkart.

ANGGOTA/F.KP (ABDUL LATIEF, SH.)

Terima kasih Saudara Pimpinan.

Kami rasa uptuk di skors kami sangat setuju, tapi ada suatu

pernyataan dari Pimpinan yang kiranya perlu barangkali dipertim­

bangkan lebih mendalam, yaitu yang lobby ini kami rasa tidak ha­

nya semata-mata yuris karena masalah ini bukan hanya menyangkut

masalah yuridis bisnis tetapi juga menyangkut masalah politis dan

filosofis. Oleh sebab itu kami rasa marilah kita bersarna-sama un­

tuk mernusyawarahkan/berembuk agar supaya mendapat suatu nilai-ni­

lai yang baik.

Cukup sekian, terirna kasih.

KETUA RAPAT (ISTIANTO SUWARGONO)

Terirna kasih, rnudah-mudahan yuris yang ada disini juga sudah

politis, filosofis. Ini tidak berarti kaku pak, jadi dipersilahkan

membawa pendamping.

Dengan demikian maka kami skors selama 15 menit.

Sidang kami skors selama 15 menit.

( SIDANG DISKORS SELAMA 15 MENIT ) .

Sidang Pansus kami buka kernbali, dan karena Pimpinan telah siap,

maka kami haturkan kembali.

KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE)

Terima kasi~, skorsing kami cabut.

Hadirin yang kami muliakan, izinkan saya untuk rnelaporkan ha­

sil lobby yang kedua pada Sidang ke 2 Pansus yang secara khusus

ciembicarakan penempatan Pasal 32. Dari hasil lobby dengan berbagai 0

argumentasi _dapat kami sarnpaikan dan kami mohon nanti disepakati

bahwa rnasih perlu adanya pembicaraan lanjutan Fraksi,...Fraksi khusus­

nya Fraksi ABRI rnasih memerlukan waktu untuk rnengkonsultasikan ke­

pada Pirnpinan Fraksi, dan kami sudah sependapat bahwa langkah yang

diternpuh oleh Fraksi ABRI untuk rnengkonsultasikan dengan Pimpinan

Fraksi ..... .

Page 25: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 26 -

Fraksi akan pula dimanfaatkan oleh Fraksi-Fraksi lain untuk juga

menyampaikan/melaporkan hasil Sidang sampai dengan ke 2 ini ke­

pada Pimpinan.

Dan mudah-mudahan melalui lobby antar Pirnpinan Fraksi nanti se­

·andainya dianggqp perlu dapat dalam waktu sebelum masa Pansus

Paripurna ini berakhir, Pasal 32 ataupun pernbicaraan konsiderans

pada urnurnnya sudah dapat dirampungkan sebagaimana diharapkan.

Hal yang kedua yang saya kira cukup juga perlu menjadi persepsi

kita bersama_bahwasanya Pemerintah pada prinsipnya secara tersi­

rat telah bukan hanya sekedar memahami, telah menganggap bahwa ke­

budayaan itu adalah merupakan suatu unsur yang penting.

Sehingga dengan perkembangan daripada pernbicaraan didalam Pansus

ini lebih terbuka untuk menjadikan apa yang tersirat ini menjadi

tersurat.

Bahkan kami merasa bergembira sekali atas toletansi dan sportifi­

tas daripada pihak Pemerintah bahwa justru untuk memanifestasikan

rasa comitrnent kepada kebudayaan yang dianggap penting dan strate­

gis ini Pemerintah sudah bersedia untuk mencantumkan unsur/inti·

jiwa kebudayaan ini baik didalam konsiderans, batang tubuh maupun

penjelasan. Satu hal yang masih perlu kita bicarakan adalah khu­

susnya Pernerintah maupun Fraksi ABRI masih memerlukan suatu per­

timbangan untuk mencantumkan secara eksklusif Pasal 32 didalam

diktum mengingat tidak seperti halnya dari Fraksi Karya dan Frak­

si PDI yang memintakan agar supaya Pasal 32 secara eksplisit di­

cantumkan didalam ayat rnengingat. Adapun dari rekan kita yang ter­

cinta Fraksi PP.

Tapi walaupun dernikian saya kira keseluruhan Fraksi sudah menun­

jukkan toleransinya termasuk Pemerintah. Dan dengan dernikian saya

rnohon persetujuan bahwa pernbicaraan mengingat khususnya Pasal 32

dan 33 yang masih kita tunggu dari Fraksi ABRI, masih kita pending

untuk hari-hari sidang berikutnya akan tetap kita singgung dan ki­

ta temukan waktu dalam waktu sesingkatnya kabar ataupun kepastian

daripada Fraksi ABRI.

Dan dengan demikian saya kira kesepakatan lobby itu dapat kita

terima sebagai suatu persetujuan Pansus, bisa ?

( Sidang menyetujui

Terima kasih, jadi sekali lagi masalah Pasal 32 masih kita pending

dan akan kita selesaikan didalarn Pansus Pleno, tidak dibawa ke 0

Panja.

Kemudian yang kedua, oleh karena waktu sudah mendek~d·,i Jam 12. 00

dan saya kira .....

Page 26: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 27 -

dan saya kira kita akan langsung untuk bisa nanti kita membicara­

kan kelanjutan Pasal-pasal lebih bergairah lagi, untuk kita skors

makan siang selama tiga perempat jam.

Kepada rekan-rekan yang akan sernbahyang zuhur, karni persilahkan.

Kami skors untuk selarna 45 menit.

( RAPAT DISEKORS SELAMA 45 MENIT ) .

Page 27: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 28 -

KETUA RAPAT CWARNOHARDJO.SEl: Ki ta akan mulai lagi, skorsing ki ta cal~ut. Saudara Ment.eri

bese.rta Anggota Pansus yang kami hormati.

Waktu kami di ~1eddah, kami berkonsul tasi dengan pihak

Pemerintah, dan kelihatan.nya kita tidak perlu menantikan smpai

besok, suat.u sikap tanggap bahwa ada satu konsep yang akan

disusulkan didalam rangka menambahkan kepada DIM yang sudah kita

terima bersama, khususnya yang menyangkut tanggapan Pemerintah

atas Pasal 32. Kami persilahkan dari pihak Pemerintah.

MENTERI PAEPOSTEL (SOESILO SUDAEtlAN.l: Saudara Ketua Sidang dan warga Pansus yang saya hormati.

Set.elah menyadari betapa pentingnya kebudayaan bagi ·kelangsungan

hidup bangsa, maka Pemerint.ah berpendapat bahwa masalah pembinaan

kebudayaan ini perlu mendapat perhatian yang jelas, terang, lugas

tegas, didalam penyusunan RUU Pariwisata yang sedang kita bahas

sekarang ini, dengan memberikan rumusan yang hanya tidak bersifat

tersirat, akan tetap tersurat dan terbaca dengan terang dan

jelas. Dengan demikian bukan hanya Jiwa.nya saja yang dapat

dirasakan, akan tetapi skaligus secara harafiah dapat dilacak.

Oleh karena itu Pemerintah dengan hati yang lapang, ingin

mengusulkan penambahan masalah kebttdayaan lni pada 2, yaitu satu

pada konsiderans menimbang, dan yang kedua pada penjelasan umum,

sebagai berikut : Pada konsiderans menimbang pada butir b., itu

,ditambahkan kata-kata sebagai berlkut "Bahwa kepariwisataan

juga mempunyai peranan penting untuk meningkatkan apresiasi,

memperkaya dan memantapkan pembinaan kebudayaan nasional dalam

rangka memperkukuh jatidiri bangsa guna mewujudkan wawasan

nusantara". Ini pada konsiderans menimbang pada butir b_

dltambahkan kata-kata itu.

Sekarang pada penjelasan umum setelah alinea

ditambahkanJ sehingga bunyinya sebagai berikut, jadi

ke empat

ditambahkan

guna memperkukuh jatidiri brul.gfh'i dalam rangfu"'i perwu judan wawas_an

nusanta.r..a, sehingga bunyinya lengkap. sebagai berilrnt :

''Penyelenggaraan keparlwisataan tersebut dilaksanakan dengan

tetap memper.lrntikan pelestar ian obyek w isa ta i tu sendiri, nilai­

nilai budaya bangsa, kesusilaan clan ketertiban umum, guna

memperkukuh

nusantara".

Jatidiri bangsa dalam rangka perwujudan wawasan

Page 28: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 29 -

Jad i i.ni a.d.1.:.t lfah pt<:rurr1uci1n un tuk rue11.!Hf1p1,u11,;{ (1H.u:;.1~\ l1~th kebudllY·')).;1n yang

kita anggap penting, yaitu p.ad.2 konsiderane "menimbang butir b.."

dan kepad.a "penjelasan umum" setel.~h alinea keemp.at.

Demikianlah penjelasan kami1 terima kasih.

KETfTA HA PAT ( WARNOHABD.JO. SE);

Ter.ima kasih kami eampaikan atas penyempurnaan dari konsep

Pemerintah yang saya kira nanti kami ruintakan · dari Sekretariat

untuk menambahk~·urnya didalam konsiderans butir b_, ~sesuai dengan

usul dari Pemerintah, te1·m~'h:mk juga penjelasan dari sebagian

penjelasan umum yang ruenyangkut kebudayaan.

Oleh karena ki ta tadi sudah eepakat unt.uk mempending', menagguhkan

pembicaraan pembahasan Pasal 32 sampai pda masing-masing Fraksi

mengko1rnul ta~dkan dengan pimpinan Fralrni masing-masing.

Ki ran ya dapat kami sampaikan pula bahwa didalam

mengkonsultasikan Pasal 32 kepada Pimpinan Frakai. sekarang sudah

ada bahan dari Pemeriutah, ada materi dari Pemerintah, usulan

konkrlt dari Pemerintah, bahwa alternatif unt.uk mengganti Pasl 32

yang diusulkan oleh tiga fraksi dicantumkan dalam "ayat

mengingat'', pihak Pemerintah mengusulkan untuk mencantumkannya

bunyi atau jiwa daripada Pasal 32 tersebut didalam ayat

menimbang. Saya kira demikian dan kami harapkan nanti syukur

seandainya besok sudah bisa kit.a mulai dan kit.a akan tanyakan dan

kit.a mohou kesepakatan bahwa pembukaan sidang Paripurna Pansus

besok kit.a awali, untuk mengulaugi pending mengenai pasal-pasal

yang tertuuda , sebelum kita lanjutkan lagi didalam pembicaraan

Bab I meugenai "Ketentuan Umum", dapat di terima. (Se tu ju). Terima

luu>j h, b1.~u1.'d\ Jd t.1 la11ju LLui.

Bapak/Ibu yang saya hormati, marilah kit.a lanJutkan

pembicaraa.n peml)ahasan dt.:.~ugan mulai kit.a memba..1Hh3 Pasal demi

Pasal dari "Batang Tubuh". Kami ingin usulkan unt.uk efisiensi

waktll dan konsistensi didalam pemikiran dan pembahasan, untuk

tidak membahas satu demi satu dar.ipada pasal, tapi kami akan

bacakan keseluruhan BAB, sekalipun nantinya komentar daripada

rt:::kan--rr.jkan Frakg i maupun Pl'.'~nierintah, bisa disampaikan baik

St:~cara menye1uruh maupun dec~ara pas.al demi pasal dari BAB yang

bersangl~uta11. Alasan kami, 01.eh karena kit.a in.gin melihat

konsi.stensi darl BAB sebagai satu kesatuan yang menyangkut

masalah dan 8ubstansi yang sama. Dapat diterima. Kami persilahkan

dar.i. F. KP.

Page 29: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

~- 30 -

ANGGOTA PANSUS/F.KP CJ.G. WOWOR.SH):

Dapat diterimaJ Saudara Ketua, atau kami lanjutkan.

KETUA RAPAT (WARNOHARDJO.SEl:

Maksud saya bisa diteima mekanisme untuk membahas, kami.

bacakan dahulu satu Bab secara utuh, kemudian komentarnya nanti

biaa secara Bab menyeluruh, kemudian setelah pasal ini dibaca.

Bisa diterirua, saya kira ini hanya soal teknis. mulai.

Baiklah Kita

" Dengau persetujuan Dewan Perwakilan Hakyat Republik Indonesia,

memutuskan, menetapkan Undang-Undang Tentang Kepariwisataan''.

Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM

"Dalam Undang-undang ini yaug dimalrnud dengan :

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau bagian dari kegiatan

tersebut yang bertujuan untuk semata-mata bertamasya atau

bersenang-senang menikmati obyek wisata.

2. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

wisata termasuk obyek wisata dan usaha lainnya yang menunjang

bidang tersebut.

3. Kepariwisataa11 adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata.

4. Ueah Kepariwisat.aan adalah kegiat.an

a tau

yang bertujuan menyelenggarakan jasa wisata menyediakan a tau mengusahakan obyek wisata tennasuk usaha lainnya yang

menunjang bidang tersebut.

5. Obyek wisctta adalah segala sej.·rnatu yang menjadi sasa.ran wisata

Demikian.Bab selesai.

Kawasan wisata adalah kawasan yang dibangun atau dlsediakan untuk

memenuhi kebutuhan pariwisata.

Demikian Bab I yang menyangk~t Ketentuan Umum.

Persilahkan masing-rnasing fraksi ruengutarakan komentar Kami

baik mengenai Bab maupun pasal demi pasal, ayat demi ayat seandainya

ada dan sekaligus mengoment.ari, apakah sistematika Bab yang

bersanglrntan sudah tepat. Demikian kami persilahkan dari F. KP.

Terima kasih Saudara Ketua dan Plmpi.nan Pansus, Bapak

Ment.eri yang kami hormati. Dalam hal ini setelah kita membahas

Page 30: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

~ 31 -

konsiderans, maka fraksi karya Pembangunan, Bab I, jadi mengenai

dengan persetujuan tetap, sedang kan mengenai Bab I ketentuan

umum ini tidak kalah pentingnya dan mendasar seperti kia membahas

konsiderns yang baru lalu. Sebagai contoh yang juga telah

diketahui oleh Bapak~bapak dan Ibu, sebagai contoh kami sebutkan

ketentuan umum ini sebagai suatu instalasir daripada suatu toko

bilaman kita telah mengetahui instalasinya, maka dengan instalasi

ini.kita telah bisa mengetahui isi dari toko tersebut. Oleh sebab

itulah dalam hal membahas ketentuan umum ini, maka rifreet sekali

pembangunan didalam butir-butir, yang telah . disampaikan oleh Pemerintah

redaksional

ini. Dalam

adanya perubahan redaksional, selain

juga adanya penambahan butir-butir baru

kesempatan ini Saudara Ketua, ingin kami

perubahan

dalam hal

Bo.rnpaikan berkenaan dengan baik perubahan redaksional maupun penambahan

butir-butir terse but. Dirnana pad.~ butir satu d.:trido. Undang­

undang ini yang dimaksud dengan butir (1) langsung kepada

perubahaannya (redaksional) Wisata adalah perjalanan atau

bagian dari perjalanan yang bersifat sementara untuk ruenikmati obyek dan d.?.y.B. tarik. wisata".

Yang kedua suatu penambahan butir, yaitu berkenaan dengan

wi:;rntawan. Butir ( 2 ) " Wisat.awan adalah seorang yang melakukan

wisata". Kemudian darlpada penyempurnaan butJr ( ~l) "Pariwisata

adalah kegiatan perjalanan dan persinggahan yang dilalrnkan oleh

seorang a tau sekelompok ()rang diluar tempat tinggalnya, yang

bersifat sementara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya kecuali

untuk cari nafkah". Demikian pula dengan butir (3) yang kami

rubah menjadi butir ke (4), yaitu perubahan redaksionalnya

bg'\fir PU It

Page 31: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 32 -

butir 4 kepariwisa·t~aan adalah se luruh upaya dan ke giat·an -~Yane dilatrukan oleh

Pemer!ntah;· kalangan usaha· dan masyaralcat untuk 111'3ndorong kunjungan wisata · -

wan dan rrenata serla menyed.iakan kepcrluan ~rjalanan dan parsinggahan wisa -

.. tawan di tempat tujuan: Demikian pula butir 4 yang kam.i j adikan butir 5·;1 u -

saha kepariwisataan adalah kegiatan yang ioonyediakan jasa kepariwisataan

termasUk usaha-usaha yane mendukung bidans teroobut~ Kcmudian meng3na.i obyek

wisata yang kami jadikan butir 6~ obiek wisata adalah segala sesuatu yang

mendorong orang untuk berpariwisata~ Sedangkan selanjutnya ya!tu but!r bani

berkenaa:n dengan day:a tarik~ Daya tarik wisata adalah s.~gala sesuatu yang

menarik wisatawan yanc dapat diusaliaknn :.=~panjang t.idak be:etentant:wn dengan

agama; sekali laei sepanjane ·tidak bcrtentanean dengnn aeaina·~ adat istiada-t~

dan budaya masynrakat setempat: Kami ingin memberikan alasan terhadap daya

tarik ini yaft.u sesuai dengan jawabari Peirerintah atas p3mandanean tnnum Frak­

si PDI pada halwnan 34 kalab tldak salah <lijelaskan tentanc; obyek wisata dan

daya tarik wisata. Atas dasar i;enjelasan 1·.ersebutlah maka Fraks! Karya Pem -

bangunan berp.mdapa.t bahwa antara rengcrtian obyek wisa·ta dan daya tarik wi­sahi hanya dapat dibedakan 1~1:api tidak dapat dipisahkan.o Sehingga dalam

berbicara men[i3nai obyek wisata harus sclalu dlrangkaiken donr;an daya tarili:

wlsata·. Untuk yang lain-lain bil8Jllana direrlukan alasan-alanan kami akan

memberikan t.etapi P'J1Usus kami stress kepada obyek dan daya tarik wisata inl.

Demiklan Saudara Ketua dan Bapak Menter£;' terima kas!h kam1 ucapkar{.

Kami tembahkan mengenai kawasan;" menCE~na! kawasan .ini akan kami jadikan b~ tir ke 8~ Yang karnl bacakan I kawasan r,dsata adalah kawasan yane ditentukan

sebagai tempat usaha kegiatan kepariwisa·taan yang memiliki sarana dan ·pra -

sarana yang memadai yang mampu meroonuhi kebutuhan kepariwisataa.n.

Masih ada. lf1.gi bapok Menteri yang justru juga ticlak kalah pentingnya yaitu

merupakan butir baru yang kami jaclikan but.ir kc 9 yaitu oorkenaan dengan,

kami bacakan; Menter! adalah Menter! yane iremba.wahi bidang kepariwisataon,

titik~ Sekalieus datrun rangkaian in!, kami ingin mempertanyakan sesuaht

kepada Pemerin-t.ah atau kepada bapak Henter{~ at-3::; dasar peninjauan apa Pe­

merintah tidal< memberikan nnnusan industri dalam RUU ini. Yang k mi maksud-

kab tentunya industri k:epariwisataai,""l ~P-lama ini.

Demikian Saudara Ketua clan .terima kasih kami ucapkan.

KETUA Rf\PAT (Wl'i..RNOHARDJO, SE)

n

Teri.ma kasih·~ Kadi ada rerobahan redaksional, ada perobahe.n substansi

maupun pertanyaan-~ Kami silahkan dari Fraksi ABRI~

ANGGOTA F • .ADRI (SAHUNTUNG SASTROHAMIDJOJO)

Pi.!np.lnan Sidane;; bapak Menteri tlnn rekan-rckan :=~kalian dari Pansus.

Fraksl ABRI akan membacaken saran-sarBnnya m:manr;gapi Bab I Ketentuan Umtun

RUtr. • •••••••••• • • • •

Page 32: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 33

RUU K.::pnriw.isataan ini. Pertama mnncenai oub judul, kami setuju ialc;th Bab

I Kofontuan Ur:ium. Ket.mdlan pa,r.:;:::iJ l SWitpt1i dencan pasal 6 momane Fr~rni ADRI

setclah me:ndclunl. l)u-Lir 1 sampo.i Lkmcsn 6 karni rnelilw:L b:.ih~r<J riioncrm::.i rnas:.Jlah

dc.:;finisi in.1 memane; liBr~~rak se kali icle-.i.do untuk mcne;adakan p:myc nuaian-r:cnye-

oDuaian sesuai <k~nean IBrsepsl masine;-nasinG• Dem.ikian juc;a Fl .. ~:8i Ai.lRI tentu­

nya ntta2 dar:3ar· t~pa yane- inc;in ld ta ~3urankan disird -torus terung rnonccnai ke­

pariuisata.an i.ni hal YanG ba.ru jacli kalau kita 1:i011hat pada k_11,i..lS bahasa In -

donesi.a, itu juest macom-macam, olch karona itu kami n~;mah:::.mi, dap~ meneurti

bahwa rekan-rekan dari Fraksi lain juga Sa;i:·an-saran l:Brbcda-1>2d.a, b~J:ctn ada

bunyinya sama tetapi t·2mpatnya berlainan, ump::.:.111ax1y~1 1Jisala d.::u:t parlHfr~ata,

ini jue;a aeak ka.cau. I~ami n:ienyc.:urlpaikan l:J<~bJrapa hal oobaga.i h' .. ·rik!ut, tan1buh­

an-tar.1bahan sehineza dari 6 butir kita m.enjndi 8 htlti:c. Par.tame kali kit.a

beru~.>nha urrLuk moniul;.:ii dari uisatu; sama donG-:m PemG r:ir tah. Ki ta mencetmaknn

definisi ini a uisat~ adalah kee;i.at.an m0lakukan perjalanan dan r.ors.iJ.1ggahan

SE~mentara di luar tempat tinecalnya. Dalam p::mje1asan pasal ne.nti alcan d.irit2

ci fi;(~no.mai korerluC:tn rrBlnkukan 1:erj~lt·J1an ·ters;:hut, ada rnacwn-macam tontu

nya apakah berlibur, kunjtmc;an L~:!Juarea, rnernporlua.::; p3nGutahuan, ke1x::rluan

kesehatan, olah raga <kin Jain-lain S0bagcdn~,ra, sobaestirnana kelihatan pad.a

hale.man 10. Kcmudian ldta mulai usul rcny0rapurnaan ialah ditarnbah butir yang

kedua r.lCn[,tmal 1rtsalrnrnn karena k~u.ii berp::ndapat bah\m fX!t0luh klta bicai·c:~

wisatu tenhmya juea Hi::;Ek::tt.r;;;J·~ karena. tcni;u.1ya narrti di da.la.m RUU pun akan

muncul masalc.1h-rna::;:;1 ' m0neBmli wlsatauan. Kita ambil dof.tnisi, wisatawan

adalah nctiap u1·cu1e yan[; melaks:metl~an nfatu roolakukan wisata. Kemudian juga

U;Stl1 J.;. · '."'1 u:naan uutir 2 JUEinjadi butir 3, diunulkan p~nyempurnaan i;eneer-

tian pariuisata. Pariuisata adalah :t·angkaien kegia-tan yang diselen&_::arakan

oleh Pemerintab, badan hukum dz;.n p:::rora.nean berupa kemudahan jasa dan ket;i­

&:h•n pmdnl·.1u(; lainnya euna rncmonuhi kobuluhun u:lsahto ,Tad! kito. lnein me­

rooi.'fricl menc-cnni r:arh-1isai;a ini. Kcmudian butir 3 menjadi butir 4 diu:Jul -

kan p:::nyernpurnr:1un aclc~.1ah seb~zai hcrikut 1 kcp~i.Hisataan ad;llah pernbinaan

dan peneurnbane~m parhrisata. J adi in:t ld:ta kemb:;!nekan karena pada hakE!kat­

nya kita bica.l"a kepariw.i.nata~i.r, te-.m.t1u1ya m.:::ncc~kup r:entahuuin, r:JC~ncokup p3

ngcm'b:;.neun dan m,mcdmp r.cmbinaan. Ken:udian butfr ke 4 mcnj~idi bui:ir ke 5, dengan ada.nya <lefin.fai kepariwisatar1n sesuai cfone;an yanr; diusulkan, kata­

kata UJ3uhu kepariwfr<:~:taaL iht lcl.u berohtm usaha pariwisata. Rumusan disem­

purn~kan nienjadl : usaha pariwisat.a adalal1 usal:)a yang kegiatru.L:..ya ID3neha­

s.ilkan jasa da_n at...m l)araris tnrl.i1k kdl_.."'e:\.~J.ue.n wisotuw:Jn. KernuUtun butir 5

rot~njetd.i butir 6 'lhuulkan p:~nyemptln!J_a1~r~~ra, hct:::ill p:m~rcmpur:n.::::ar1n~ra adalah

S(~bagai 1x~rlht a ob~n:;k ulsota ada'.·.ah se(;aln f'.E:GUct'Lu. y::ing m<~npunyu.i daya

Lx ll: i tntu}( dibmjtmLJ WiGatmmn. I\eteraricnn u~-~1.11 rs·rubahr~n adalah dalam

:t'i.:.u LKn:Jj;JiaL un p:.:n0:;ri:J t:in di3.n t1Knlt,1'1ndarl kornncuuun arrt·.ara doy~ b::i.rlk

dan ob~rek, kal:'!ria s.::: j ak kma.~1rfr1 :J.:.iJnpoi ·h-di r:iw3ih nda ~r~me hortdriJc-to.t·ik­

an tarnbant:, pak ini. FuLir 6 n.10nj:1tll hr~tr 7, us11l p·:,r:y0rnpurq.~1arl sebagai

lx::ri.ln.tt. • •••••• ., •••

Page 33: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 34 -

berikut dalam halaman 14 : kawasan wisata adalah area dengan batas tertentu yang telah memiliki prasarana dan sarana untuk keperluan pariwisata beserta sitem pengelolaannya. Kemudian yang terakhir kita menmbahkan satu butir baru, butir ke 8 ialah menyebutkan mengenai Menteri : Menteri adalah Men­teri yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan. Karena ill! saya kira perlu di dalam undang-undang ini siapa yang ber­tanggung jawab. Kemudian dari Fraksi ABRI, beberapa saran-saran­nya. Kami menyarankan bahwa dalam pembahaaan ini mohon ini satu paket adalah bisa diselesaikan d.alam Pansus karena dari slnilah akan mewarnai batang tubuh. Sebab kalau dari sini kita suddah sepakat, saya kira di dalam batang tubuh nanti akan lebih lan­car. Oleh karena itu kami menyarankan disini letaknya adalah menyesuaikan pengertian yang berbeda-beda ini. Karena disini ada 5 pengertian, 5 maeam definisi, ini yang perlu diseleaaikan bersama. Kami percaya bahwa saling asah, saling asih, saling asuh tadi untuk bisa memungkinkanlah, mana yang kira-kira ben­jol kita luruskanlah supaya sama. Sekian dan terima kasih.

KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE) 4

'fc~ima k~sih dari Fraksi l.BRI, dari Fraksi P2 kami per-sila.hkan.

ANGGOTA F.PP (DRS.H.AJl BUNYAMIN MATALITTI)

Ass. Wr. Wb. Bapak Pimpinan, bapak Menter! dan seluruh staff, rekan-rekan sekalian Anggota Pansus. Dari kami Fraksi Persatuan Pembangunan, perlu kami jelaskan bahwa dcalam sanding­an DIM ini secara konsekwen tentu kami akan konsistem dengan ke­sepapakat~ yang baru lalu sehingga dengan demikian diktum ini saya kira tidak ada lagi perobahan karena sud.ah merupakan ke­sepakatan yaitu Undang-undang tentang Kepariwisataan. Sedang -kan ketentuan umum pasal 1 yang 6 butir ini ada beberapa hal yang kami ingin mendapatkan pertim~gan untuk diterima sebagai satu kesepakatan nantinya. Yang pertama pad.a butir pertama, ka­wasan wisata menurut pendapat kami disamping memang sudah jelas pengertiannya juga kami melihat bahwa dalam Rancangan Undang­undang ini kata wisata tidak pernah berdiri sendiri. Antara lain kita lihat obyek wisata, tujuan wisata dan lain-lain, sehingga Fraksi kami mengusulkan untuk butir 1 ini dihilang-kan o Kemudian butir 2, pariwisata kami usulkan menjadi butir ke 1 dan materinya ata~ redaksinya kami mengusulkan suatu redaksi yang kami ~ggap lebih mempertajam tentang penanggung

jawab. ••••••••••

Page 34: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 35 -

jawab pariwisata. Yang bunyinya sebagai berikut pariwisata ada­lah seluruh upaya dan kegiatan· yang dilakukan Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat luas untuk mengatur, mengurus dan melayani wfsatawan dalam perjalanan dan persinggahannya. Dalam kalimat yang kami_usulkan ini sudah jelas bahwa penanggung jawah dari Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat itu dipertajam. Dan pa­da butir 2 konsep Rancangan Undang-undang ini kami melihat bah­wa kalimatnya itu tidak mempertajam yang demikian dan bahkan kami berkesan bersifat pasif. Kemudian selanjutnya butir 3 mengen•i istilahn:kepariris4taan itu kami drop karena sudah kon­

sistem dengan kesepakatan pada waktu yang lalu. Kemudian usulan butir baru jadi sama dengan Fraksi-Fraksi yang lain terutama Fraksi ABRI juga mengusulkan adanya perlu batasan mengenai wi­satawan. Dalam hal ini kaki ingin mengusulkan bahwa pemasukan batasam atau definisi wisatawan adalah sebagai berikut : wisa­tawan adalah setiap orang yang melakukan perjalanan ke tempat yanglain dari ti;;mpat tinggalnya dan melakukakan persinggahan sementara untuk jangka waktu lebih dari 24 jam di tempat yang

ditujunya guna memenuhi keperluan tertentu yang timbul dalam kehidupannya serta tid.ak mencari nafkah di tempat yang dituju. Dengan demikian kami,inelihat bahwa tercakup semua yang merupakan kegiatan wisata. Selanjutnya usul penyempurnaan butir 4 menjadi butir 3, kata kepariwisataan itu kami juga konsistem dengan kese­pak:anan yang lalu sehingga dengan demikiaa didrop. Kata obyek wisata kami usulkan diganti dengan kata daya tarik wisata. Kata wisata menjadi pariwisata sehingga basil penyempurnaan kami usulkan, usaha kegiatan pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan

" atau mengusahakan daya tarik pariwisata termasuk usaha lainnya

·yang memmjang bidang ·tersebut. Keterangan kata-ka~;i obyek wisa­

ta dalam Rancangan Undang-undang ini diganti dengan kata daya tarik pariwisata. Selanjutnya butir 5 Rancangan Undang-undang menjadi butir 4, kata obyek wisata menjadi daya tarik pariwisa­ta, kata wisata menjadi pariwisata, sehingga kami usulkan penyem­purnaan sehingga berbunyi sebagai berikut : daya tarik pariwisa­ta ad.alah segala sesuatu yang menjadi sasaran pariwisata. Saya kira itula.h beberapa usulan-usulano Usulan selanjutnya ada-. lah buttr 6 dalam Undang-undang men.jadi butir 5, usulan baru. Kata wlsata menjadi pariwisata, hasil penyempurnaan butir 5 : kawasan partwisata adalah kawasun yang dibangun atau disediakan untuk memenuh1 kebutuhan pariwi.sata. Usul penyempurnaan selan­jutnya suatu usulan butir baru dengan penyempurnaan pada butir 6

yang. •••••••••

Page 35: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 36 -

yang kami usulkan yaitu dengan menyebutkan Menteri adalah Men-. ,

.teri yang bertanggung jawab dalamkregiatan pariwisata. Dengan demikian butir pasal l tetap 6 namun ada beberapa usul baru

· dan dengan demikian kami mohon pertimbangan dan tanggapan dari

·masing-masing Fraksi dan Pemerintah. Terima kasih.

KETUA : ••••••••••

(

Page 36: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 3? -

KETlJA PJ\NSUS ( WARNOl lARD.JO' sn ) Terima kasih F-PP. Kami persilakan F-PDI.

ANGGOTA PANSUS/F-PDI ( I GUSTI NGURAH YUDHA )

Kami juga di dalam Bab I Ketentuan Unum Pasal 1 ada beberapa perubahan atau tambahan. Se lain i tu juga ada sekaligus ralat y~mg kami kemukakan ka­rena kita tidak tlapat kesempatan untuk mcngoreksi persan<lingan DIM ini. Sc­kaligus yang kami baca sudah ralat.

Kedua, kami mendukm1g sekaligus pcrsetujuan Menteri. Kami terlupa da­lam DIM mencantumkan Menteri seperti kctiga fraksi yang dikemukakan tadi. Sedangkan dalam batang tubuh kami ada dalarn kelembagaan. Jadi mohon dimak­lumi, kami mendukung apa yang dimaksud Menteri sama denganketiga rekan frak­si.

Selanjutnya ada 2 hal yang kami tarik dari batang tubuh karena itu me­rupakan diskusi kami dalam fraksi pendefenisian, antara lain impris syariat

" 1dan penyelenggaraan Kepariwisataan, karen~ di sana masih ada dalam batang tu-

. buh adalah, sehingga nanti kita masuk dalam Bab atau Pasal ini tidak bicara adalah lagi tapi langsung pada materi. Jadi i tu han1s diove-, alih ke Ketentu­an Umwn, nanti bisa dilihat kalau kita sampai pada Bab impresarj_at". 1 Bab, itu disinggung terus jadi tidak perlu lagi ada adalah. Untuk lebih jelasnya akan kami baca dengan koreksi yang telah kami smnpaikan tadi clan sekaligus mendukung F-ABRI bahwa ini hams dibicarakan 1 paket, karena ini peristilah­an bani. Lebih lebih kalau dilihat dari ahli bahasa, katanya dari Sansekerta tentlUlya ini sudah merupakn bagian dari bahasa kita. Banyak bahasa-bahasa

asing yang kita over alih menjadi milik kita sendiri. NamWl demikian alang­

kah baiknya juga sekaligus kita menyepakati secara bulat nanti, sehingga ada­

lah .sumbangan dari Pansus kepada perbenJaharaan Kosa kata yang baku. Ini ha­

ra.pan kami karena sudah kita cantwnkan dalmn UU ini nantinya.

Baik kruni bacakan, sebehunnya kami mohon maaf lagi pcrlu penjclasmi ma­

salah urutan <lan lain scbagai sistematika k~ni persilakm1 kepaJa sid~mg ym1g

nulia untuk mengatur, namun kami akan membaca sesuai dengan DIM kami. Barang­

kali ada yang lebih teliti yang lebih <lulu, yang lebih belakang.

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau bagian dari kegiatan tersebut yang

terutama bertujuan untuk menikmati objek wisata.

2. Pariwisata a<lalah pcrjalanan <lan persinggahan yung bersifat sementara yang

dilakukan seseorang ketempat lain diluar tempat bennukinmya, untuk mcmenu­

hi kebutuhmmya, kecuali lU1 tuk menetap clan mencari nafkah W1tuk mendapa tkan

upah.

Di rungan ini sebentar pulang tentunya kita bukan Pariwisata. Kalau tempat

be1mukim adalah tempat domisili kita.

Nomor 3 tetap seperti RUU. Nomor 4 tambahan baru. Wi s<1tawan ada lah sctiap orang yang mcbkukan kc­

~.atan wisatn. Ini koreksi kruni, <li sini kmni tulis Pariwisata. Nomor S tetap, namun ada perubahan yaitu usaha Kepariwisataan adalah ke­

giatan yang bertujuan mcnyelenggarakan j asa ivisata atau menyediakan at.au meng­

--usahakan objck wisata tennasuk usaha lainnya yang menunjang bidang tersebut.

Non1or 6 •.•.•••••••••••••••••••

Page 37: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 38 -

Nomor 6 deng(Ul perubalwn objck wi.suta adalah segala sesuatu yang merupa­kan daya tarik Pariwisata yang menjadi sasaran wisata.

Butir 7, Kawasan Wisata adalah suatu kawasan dcngan batas tertcntu yang

dibangun dan memiliki prasarana clan sarana untuk kebutuhan Pariwisata beser­ta sistem. pengelolaarmya. Ini tambahan ym1g kmni maksudkan tadi.

Butir 8, Penyelenggara Wisata adalah Pengusaha, kelompok dan atau perorang­an yang berbentuk badan hukum yang menyed:iakan jasa perencanaan dan penyelengga­ram1; pariwisata.

Butir 9 baru, krnni over alih persis seperti di batang tubuh RUU. Juga ten­

tang Impresariat Nomor 9 Baru. Impresariat adalah Kegiatan usaha berupa penye­lenggaraan hiburan yang meliputi mendatangkan, mengirim dan mengembalikan ser­ta menentukan tcmpat, waktu dan jenis hiburan.

Sekian.

KETUA PANSUS ( WAI<.NOI IARDJO, SE )

Terima kasih F-PDI. Sebelrnn kami sampaikan kesempatan pada Pemerintah, se­

kedar inventarisasi secara kasar. Kelihatannya ke-4 fraksi sudah mengomentari

dan nmgusulkan penycmpumaan, hampir dikeseluruhan pasal-pasal dari Bab I ini

sehingga timbul ada perubahan redaksional, substansi bahkan ad.a perubahan sis­

tematika. Yang menonjol adalah masalah diantaranya, ada yang mempertahankan ob­jek, ada yang daya tarik. Baik secara alternatif maupllll akLUnulatif. Ini saya

ki.ra perlu kita pikirkan bersarna sehingga memang alur pikir ini dapat kita ja-

dikan kesepakatan untuk membahas batang tubuh dalam pasal-pasal berikutnya.

Demikian juga rnengenai tambahan pasal Menteri. Ke-3 fraksi secara tertulis

sudah ada, kalau ada kelupaan memang lupa dalam membaca. Saya kira sudah sama

sekarang, semunya hadir di claJam DIM dan dianggap suJah ada Ji dalam wisatawan

juga ke-4 fraksi sudah menanggapi dan mempunyai satu kesamaan.

Kami persilakan dari pihak Pemerintah untuk menanggapi secara keseluruhan

lebih dahulu schingga nanti kita tcrjun kcpada pcndnlrnnan pasnl demi pasal.

PEMERINf AH/MENP ARPOSTEL ( SOESILO SOEDARMAN )

Sayapun sama dengan anggota atau seluruh warga anggota Pansus tennasuk

Ketua dan Para Wakil Kctua. Jadi pada waktu saya melihat apa itu Pariwisata,

apa itu Wisata dan lain-lain itu memang barang baru sehingga mencari akamya pertama kali juga ti<lak tahu kapan Pariwisata itu dicctuskan oleh siapa dan

dari mana, apa artinya dan lain-lain. Jadi saya baru mengetahui bahwa itu <lu­

lu dicetuskan oleh Pak Priyono waktu beliau menjacli Menteri P dan K dengan 2

suku kata yang Pari clan Wisata dan lain sebagainya, dimana Pariwisata juga da­ri 2 suku kata lagi lalu jadilah ini kata Indonesia yang kita sekarang ini

_ _!y1rus merumuskan untuk dij adikan ketentuan dalam UU ym1g bersifat bak1l dan

akan langgeng. Ini saya kira tujuan kit.a bersama sehingga tidak a<la interpre-

tas ~i ......... \,) ..•.........

Page 38: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 39

tasi yang berlainan. Mengingat semua fraksi telah mcngcmukakan keseluruhan

butir-butir dalam Bab I Pengertian Umum, maka tanggapan Pemerintah clalam

hal ini juga akan kita berikan saja perbutir sesuai clengan yang cliajukan

fraksi. Jadi saya kira mohon rnenyimak apa tanggapan kita terhadap yang di­

aj ukan fraksi-fraksi sesuai butir yang dibahas.

Mengenai wisata dan wisatawan, ini jadi satu yaitu sebagai berikut

Mengenai rumusan wisata, sikap Pcmerintah pada clasarnya tetap pada ru­

musan RUU, karena ini diambil dari kamus besar bahasa Indonesia. Yang menja­

di keberatan tentu. aclalah kata-kata berscnang-senang. Mungkin ini menimbulkan

kesan terlalu sempit clan mungkin kesan-kesan lain. Jadi jika perlu kata itu

dapat dihilangkan. Kata semat,a-mata yang mtmgkin menj acli satu keberatan frak­

si dapat dig anti misalnya dengan terutama. Kata ten1tama dalam rumusan ini

untuk menunjukkan adalah itu yang menjadi motivasi orang melakukan kegiatan

perjalanan. Di sini hanya sebagai keterangm1 lebih jelas clari rumusan dan

sekaligus juga ada upaya menampung untuk misalnya membuang kata-kata berse­

nang-senang dan lain sebagainya. Sekarang ijinkanlah saya memberikan tanggap­

an w1tuk F-KP. Dengan titi~ tolak pengertian wisata dalam nnnusan ini, Peme­

rintah berpend.apat bahwa usulan F-KP rnerupakan penje1asan dari rumusan Peme­

rintah tentCJJig wisata, clan karena itu <la.pat climasukkan ke dalam penjelasan

pengertian wisata.

Mengenai usul tentang pengertian wisatawan, Pemerintah melihat bahwa

rnasalah pokok yang harus diatur dalam masalah ini adalah kegiatannya, yaitu

wisata sedangkan wisatawan merupaka salah satu saja dari sekian banyak usul

tentang wisata. Namun begi tu Pemerintah clapat memahami arti pentingnya wisa­

tawan. Oleh karena itu dapat clitampung dalam penjelasan.

Mengenai pengertian <la.ya tarik, ini dari F-KP telah tercantum dalam pe­

ngertian objek wisata. Demikian untuk F-KP mengenai wisata clan wisatawan.

Seka.rang untu~ F-ABRI. Kita be11)endapat clengan tetap rnenghargai a.pa yg

diajukan bahwa nunusan F-ABRI khusus mcngenai wisata itu belum menggarnbarkan

citi khas sebagai perjalanan wisata, karena perjalan clan persinggahan di luar

tempat tinggal dapat dilakukm1 berbagai ma.cam motif. .Antara lain mencari naf­

kah a.tau berusaha yang ini tidaJc masuk <lalrnn pengertian wisata. Ini dari ki­

ta.

Sekarang jawaban atau tanggapan F-PP. Rumusan pengertian wisata, Pemerin­

tah beranggapan karena mcnj adi dasar pengertian tmtuk kegiatan Kepariwisataan

yang diatur dalam pasal-pasal lain dalam RUU ini. Sedangkan untuk F-PDI pada

dasarnya Pemerintah dapat mernberi usulan rumusan F-PDI. .Jadi sekali lagi ini

tangga.pan ten.tu clan nantinya 1mtuk mcndapatkan mufakat chm kesepakatan, ini

akan lebih baik nantinya meskipun kita setuju bahwa pengertiannya haius bisa

ditemukan, disetujui <li Pansus, tap:i penunusan lcbih lanjut nanti bisa di Pan-

-ja.

Seka1~ang .................... .

Page 39: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 4o -

Sekarang mengenai butir 2, Pengertia Pariwisata. Bertitik tolak dari

Pengertian Wisata seperti tercantum dalam RUU, Pemerintah tetap pada pen­

dirian pengertian tentang pµriwisata seperti dalam RillJ, sehingga tanggap­an ki ta terhadap F-KP adalah sebagai berik'ut

Pengerti Pariwisata sebagaimana diusulkan F-KP, kita memandang mem""

punyai arti yang sempit karena hanya mencakup kegiatan perjalan dan per­singgahan, seJangkan Pariwisata mcnurut nunusan RUU, itu lcbih luas cakup­annya, yaitu mencakup objek wisata dan usaha-usaha lain yang menunjang.

Sekarang mengenai jawaban kita terhadap F-ABRI. Rumusan yang diusul­

kan F-.ABRI memang mencakup pelaku kegiatan, yaitu Pemerintah, Badan Hukum

dan Perorangan. Namun itu belum mencakup yang bukan Pemerintah, bukan Ba­dan Hu.kum dan bukan Perorangan, seperti rombongan, kelompok orang,, prgani-

sasi kemasyarakatan dan lain-lain. Sedang kehiatarmya belum mencakup objek

wisata yang merupEkan unsur penting dalam penyelenggaraan Pariwisata. De­

mikian ini lllltuk F-.ABRI mengenai Pengertian Pariwisata.

Sekarang lUltuk F-PP mengenai Pengertian Pariwisata. Pemerintah kurang

sependapat dengan F-PP yang menyatakan bahwa Pariwisata adalah seluruh upa­

ya dan legiatan untuk mengatur, mcngurus, melayani wisatawan da1am perja­

lanan dan persinggahannya. Sedangkan Kegiatan Pariwisata jauh lebih luas da­

ri kegiatan i tu. Lalu Pengertian Pariwisata tanggapannya terhadap F-PDI.

Pemcrintah berpcndapat bahwa usulan F-PDI mcncakup n1ang lingkup yang kurang

luas karena tidak mencakup objek wisata. Berdasarkan atas usulan-usulan dari

fraksi tersebut, Pemerintah tetap berpendirian dalam nunusan RUU mengingat

terdapat n.nnusan yang jelas dalam Pariwisata maupun Wisata. Namun demikian

kita juga seperti yang tadi. Kami usulkan, jadi betapa pentingnya ini memang

8 atau 6 tambah 2 butir-butir ini han1s;; ki ta konsensuskan ke dalam Pansus

:ini.

Sekarang kita berlanjut dengan butir 3 mengenai Pengertian Kepariwisata-

. an. Ini juga dengan pada prinsipnya Pemerintah bertahan pada rumusan yang a­

da pada RUU sehingga jawaban lUltuk F-KP kita kurang sependapat apabila Kepa­

riwisataan diartikan untuk mendorong kunjungan wisatawan dan menata serta me­

nyediakan perjalan clan persinggahan wisatawan sebab Kepariwisataan mencakup

yang luas daripada itu, tidak hanya mendorong dan menyediakan tetapi juga me­

lakukan perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan pengendalian dalam kegi­

atan Kepariwisataan yang dalam arti luas tidak hanya untuk kepentingan wisata­

wan bahkan memberikan landasan filosofi yang Idiil bagi kegiatan Kepariwisata­an pada umtUI111ya.

Untuk F-ABRI. Ini kurang sependapat oleh karena Kepariwisataan bukan sa­

ja pembinaan dan pengembangan Kepariwisataan. Tetapi lebih luas seperti dije­

laskan di depan untuk jawaban F-KP.

Untuk . ..•...•....•..••...•••.

Page 40: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 41 -

Untuk F-PP usul penyempurnaan F-PP tentang Wisatawan seperti yang dike­

nukakan dalam jawaban terhadap usulan F-ABRI. Jadi penyernpurnaan tadi sudah saya kemukakan.

Untuk F-PDI, usulan penyempurnaan tentang Wisatawan sama jawaban kits

terhadap F-PP clan F-ABRI •

Sekarang mengenai Usaha Kepariwisataan. Kita juga tetap dalani konsep

RUU karena clidasarkan pad.a pola clan strata berpikir yang bertitik tolak pa­

da pengertian wisata yang berkembang clan lcbih lanjut lagi kepada Kepariwi-

. sataan yang merupakan satu kesatuan pengertian yang utuh clan bulat. Jadi

Wisata, lalu Pariwisata clan Kepariwisataan. Ini jawaban untuk F-KP. Menge-;:

nai usul F-KP bahwa Kepariwisataan ti<lak hanya menyecliakan jasa tetapi ju­

ga menyelenggaraan penciptaan objek lvisata.

Untuk F-ABRI, usaha Kepariwisataan ticlak hanya menghasilkan jasa atau

barang untuk keperluan wisatawan, t?tapi juga·mcnt,rusahakan objek wisata ser­

ta. usaha penunjang lai1mya.

Jawaban untuk F-PP, ini kurang sependapat. Bahwa Kegiatan Kepariwisata­

an bertujuan mengusahakan claya tarik wisata, scbab pengertian daya tarik wi­

sata belum pasti menjadi objek wisata, ini diclrop.

Untuk F-PDI. Rasanya tidak perlu ada jawaban karena sama dengan kita.

IVIarilah kita berlanjut kepada butir selanjutnya. Objek Wisata; saya kira

sud.ah bisa ditebak sebab pengertian tcntang objek wisata clan daya tarik wisa­

ta Pemeri:Q.tah tetap pada pendirian seperti dalarn RUU.

Kemudian ini ada jawaban yang bersama-sarna. Untuk p..,l(p, F-.ABRI clan F-PDI.

Pacla dasan1ya mengenai objek wisata, pcndapat dari F-KP, F-ABRI, dan F-PDI de­

ngan Pemerintah hanya berbeda graduil saja sehingga dapat disempurnakan nan­

ti dalam Panja.

Menganai F-PP kita kernbali pada pengertian objek wisata clan daya tarik

yang sudah clidrop, clan ini kita drop juga.

Butir selanjutnya adalah Kawasan Wisata. Jadi kita pada dasarnya tetap • pada pendirian yang tercantum <lalam RUU. Meskipun clerni.kian kepada F-KP Jawab-

an kami atau tanggapan kami sebagai berikut

Tentang Kawasan Wisata yang antara lain menyangkut mrnnpu memenuhi kebu­

tuhan Kepariwisataan menurut hcmat Pemerintah terlalu luas, karena dengan pe­

ngertian tersebut clapat tercakup penyecliaan pencJidikan atau stunber daya rna­

nusia yang sebenarnya tidak tercanturn dalam pengertian Kawasan.Wisata~ . .

Untuk F-.ABRI. 1v1engenai usulmmya tentnng Kaw~1sm1 Wisata pada. dasamya

hanya ada perbedaan yang ·s-fatnya graduil. Tapi dtpgt dijclaskar.i bahwa dalam

penentuan Kawasan Wisata, Pemerintah tidak mcncra'11k~m sistcm pcnge·~olammya

karena pengelolaan rnenj adi tanggung j awab masing-rnasirig pengus.aha. Jadi ini

penjabarannya sekarang, ja<li ini b~lik Kawasan Wisata yanl kita adakan BTDC

_di Bali Nusa Dua, i tu berlainan clcngan yang ada di MI'DC, karena BTDC 100%

Pemerintah, BUMN. Scdangkan P.ffDC itu adalah patungan m1tarµ perusahaan swasta,

Bl]i\·1N ••••••••••••••••••••• o

Page 41: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 42 -

BUMN, ada juga swasta nasional dan lain-lain. Jadi kita tidak mengatur penge­lolaannya, meskipun itu beltun tentu benar terserah UU-nya.

Sekarang usulan-usulan tambahan. Untuk F-KP, F-PP dan F-ABRI. Mengenai

usul F-KP untuk menarnbahkan Menteri adalah Menteri yang membawahi bidang Ke­

pariwisataan dapat dijelaskan bahwa pada prinsipnya Pemerintah, itu_ satu ta­

pi ada tanggung jawab yang jelas untuk masing-masing bidang. Namun demikian

bila F-KP, F-PP dan F-ABRI menghendaki hal itu, itu clapat dibicarakan lebih lanjut.

Butir lain yang berupa tambahan adalah pertanyaan dari F-KP bahwa dalam sistem pemerintahan i tu dikenal prinsip tugas dibagi habis dengan memberikan

kewenangan yang jelas dan tegas sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yg

berlaku, dalam hal ini UU Tentang Industri tidak mencantumkan Pariwisata da­

Jam cabang industri. Untuk itu dalam UU ini dipergunakan usa11a Kepariwisata­

an. Untuk keberhasilannya, usaha tersebut tidak dapat disangkal lagi keberha­silan itu dalam p~nyelenggaraarmya didukung oleh industri yang berkait. Jadi

kita tidak memakai kata industri tetapi kita memakai kata usaha Kepariwisata­

an meskipun keberhasilannya usaha itu pasti haius didukung oleh Industri yg

terkait. Istilah industri Kepariwisataan memang menurut hemat k~ni perlu di­

perli.atikm sejenak, oleh karena di dalam tulisan-tulisan juga dalam ceramah­

ceramah i tu selalu menyebutkan Industri Pariwisata ad.alah S~tlah satu industri

yang tidak terkena resesi ekon01ni dunia, malah pada abad yang akan datang

ini meiupakan industri yang terbesar di dunia • .Jadi ini saya ragu membuat

jasa yang kita punya keterangan. Tapi beginilah kondisinya. Jadi semuanya

nenjuius ke Industri-industri sehingga kita untuk lebih aman, oleh karena

-

ini bidangnya bukan industri yang kita bicarakan lalu kita sebut usaha Ke­

pariwisataan, kecuali kalau ada konsensus yang ·lain <lari Pansus ini.

Demikianlah tanggapan pertama dari Pemerintah tentang butir-butir Penger­

tian Unum yang kitapun sependapat dengan Bapak dan Ibu sekalian bahwa ini ada­

lah sangat penting dalam kelanjutan proses .pembahasan RlID ini.

Terima kasih.

KETIJA P.ANSUS ( WARNOHARDJO,__ SE )

Terima kasih pada Perrrrintah yang sudah memberikan tanggapan terhadap

usul dan saran penyempurnaan fraksi-fraksi dari Bab I secara menyeluruh mau­

pun secara Pasal demi pasal. ~alau dalam pembicaraan.

INTERUPSI ANGGOTA P ANSUS/F-PDI ( I GUSTI NGURPH YUDHA )

Mohan maaf, sebab usulan kami 2 tambahan baru belum mendapat tanggapan

dari Bapak Menteri antara lain di RUU bagian ke-2 Penyelenggaraan Wisata.

Pasal 9 Penyelenggara Wisata adalah, ini seperti pendefinisian sehingga ka-

mi over alih Ketentuan Uimnn. Kami lagi tambahkan di Impresariat, yai tu

bagian . ................... .

Page 42: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 43 -

bagian ke-5 Irnpresariat Pasal 23 ayat (1). Irnpresariat adalah Kegiatan.

Jadi ini rnasih bersifat definisi, apakah tidak lebih baik dimasukkan ke

clalam Ketentuan Umtm1, hanya kami mcngover alih seutuhnya dari RUU. Mahon

kiranya atas ijin Bapak Ketua Pemerintah bisa menanggapi. Terima kasih.

KETUA PAN SUS ( WAHNOHARDJO, SE )

Sekali lagi kami mohon maaf, sckaligus kami berikan kesempatan pada Pemerintah.

PEMERINTAH/!VIENPARPOSTEL ( SOESILO SOEDJ\RMAN )

Ada suatu landasan tertcntu yang ki ta pcrgtmakan scbctulnya untuk me­

masukkan sesuatu ke dalam Ketentuan Urnun. Jacli Irnpresariat misalnya itu

kita anggap tidak masuk ke situ oleh karena ini mungkin bagian dari sesua­

tu kegiatan. Tetapi kalau tadi yang kita sebutkan itu adalah betul-betul

rrenyangkut kctentuan yang sifatnya muluk. Di sini alasannya. Tapi akhir­nya · inilah yang kita punya penclapat.

Terima ka.sih.

KETUA P.ANSUS ( WARNOHARDJO, SE )

Jadi tadi juga bukan 3.fraksi yang mcngusulkan Pemerintah cliganti de­

ngan Menteri. Tetapi juga sudah acla 1 perbaikan ke-4 fraksi mengusulkan is­

tilah Pemerintah diganti dengan Mcnteri. Kcduanya mtmgkin Impresariat memang

sudah dicantumkan dalam Ketentuan Umwn karena kebiasaan, kelaziman yang di­

cantumkan clalrun Ketentuan Urntun adalah istilah-istilah yang akan diulangi te­

rus menerus clalam batang tubuh, clan Imprcsariat saya lihat hanya satu masa

saja. Seandainya kita mengalarni dalam perjalanan pembahasan Konsiderans Pe­

merintah cukup akornodatif di dalam Ketentuan Umrnn ini kc lihataimya hampir

pintunya ditutup rapat-rnpat. Tapi saya kira bukanbermaksud kita menggedor

pintu kalau tidak pennisi, masala1~1Ya mcmang dari :froksi -fraksi sebagaima­

na tadi disarnpaikan bahwa memang istilah-istilah ini mcrupakan istilah yg

baru sehingga interpretasi masing-ma$ing juga sarna-sama mencari apa yang di­

maksudkan dcngan istilah-istilah itu. Tujuan kita adalah membakukan istilah­

istilah tersebut clan sekaligus mcmberikan semacam satu wawasan <lari masing­

masing sehingga arah UU ini benar-benar mcncapai sasaran sebagaimana diha­

rapkan. Dari ke-4 fraksi clan konsep Pemerintah scanclainya kita dapat setu­

jui bahwa sckalipun ki ta acla perbcclaan tapu acla ti \ik-ti tik persamaan. Sa.­

ya kira kewajiban kita mencari bcnang merah dari persamaan-persamaan ter­

sebut. Oleh karena i tu saya kira masalalmya yang pen ting nanti untuk ki ta

n-engurai dari masing-masing pasal tcrsebut, inti clan materi apa yang se-

l)e11arnya ••..•..•..•..•.. o •

Page 43: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

--

- 41+ -

benarnya harus ada di dalam masing-masing pasal tersebut, misaillya kalau ki ta berbicara Wisata, nnmgkin yang paling daninan untuk ki ta perhatikan

di situ satu hubungan antara mo}:ivasi seseorang mengadakan kunjungan Je­

ngan tujuan kunjungan. _

Kalau/ •••••

Page 44: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

.,

- 45 -

Kalau kita berbicara kepariwisataan ini intinya lebih banyak didalam masalah manaj~

men,manajemennya bagaimana?,dan kalau kita berbicara mengenai masalah obyek bagaim~

na yang dimaksud dengan sifat karakteristik dan lingkup dari pada tujuan dan kalau

kita berbicara kawasan industri adalah merupsksn sesuatu salah satu tujuan yang di­

organisir oleh Pemerintah. Oleh karena itu kami tidak akan mengomentari tetapi kita

ingin tawarkan apakah sesuai dengan kesepakatan kita akan kita selesaikan dalam pa_!!

sus tetapi saya kira memerlukan pemikiran lebih terinci dan mendalamtidak hanya se­

kedar menanggapi tetapi saya kira kita berpendapat Pemerintah sudah memberikan DIP

nya telah banyak saya kira pada kesempatan ini kita mencoba dari fraksi-fraksi ing­

in kami tawarkan untuk menjadikan materi usulan Pemerintah ini sebagai kajian kita­

bersama merangkan dari pada Penerintah ini kita sempurnakan kembali dengan menging­

at hal-hal yang tadi dengan dan disertaidengan upaya kita untuk mencai benang merah

persamaan persamaannya.Seandainya hal tersebut bisa disepakati saya kira ini akan

menjadi memudahkan dari pada kita masuk kerumpun-rumpun perbedaan yang banyak.

Tinggal kita memilih kira-kira apa yang kita memilih, kita memilih menekankan pada

kesaman-kesamaan unt6uk selanjutnya nanti kita himpundan saya kira mungkin kita naE_

ti kita juga akan mencapai dan mungkin titik tolak pemikiran kita ada baiknya juga

dimulai dari apa tujuannya sehingga kita tricle down efect-nya ke belakang itu kep2_

da wisata,misalnya dalam sistimatika apakah wiata dulu ataukah pariwisata dul~,ini

apakah mengalirnya dari yang kecil kepada yang besar atau yang besar kepada yang

kecil. Sistimatikanya apakah induktif apakah deduktif sehingga mungkin nantinya ml:_

salnya sajakami ingin contoh tapi ini merupakan suatu sebagai anggota sebagai pimp_!.

nan,misalnya didalam kawasan wisata apakah memang kawasan industri wisata itu .

Apakah kawasan wisata ini menggunakan konsep Pemerintah,kawasan wisata adalah kasan

yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata ?. Atau kawasan

adalah kawasan yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan usaha kepari­

wisataan. Saya kira ini mungkin ada beberapa hal dengan argumentasi tertentu atau -

a~gamentasL~yang:-:.tebih:~kita cernakan nanti bisa kita bahas 1ebih lanjut,untuk itu

kami buka satu instansimenanggapi tanggapan Pemerintah,kami persilahkan FKP.

ANGGOTA 'PANSUS(J.G. WOWOR,SH)/FKP

Terima kasih Saudara Ketua dan terimakasih pula kepada Bapak Menteri atas penjela­

san terhadap usulan penyempurnaan redaksional maupun penambahan butir-butir.

Kami dalam hal ini tentunya tidak kami ingin membandingkan adanya penyempurnaan ma­

ka bahkan penambahan, maka alur fikir FKP yaitu bahwa bila mana kita mengartikan

wisata berarti tour,sedangksn wisatswan berarti touris,pariwisata berarti tourism

kepariwisataan berarti segal sesuatu yang berubungan dengan tourism tersebut.Inilah

alur fikir kami sehingga kami dalam hal ini masih memerlukan dan tetap berpegang k~

pada apa yang telah kami sampaikan.Alur fikir kami ini demikian dan mudah-mudahan

demikian pula dari pihak Pemerintah,walaupuntelah mendapat penjelasan.Sedangkan ber

kenaan. dengan ,

daya tarik/ •••..•.

Page 45: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

H-2 46 .~":·,

daya tarik memang telah tertampil dalam obyek,tetapi sepertihalnya kami sampaikan

berkenaan dengan obyek dan daya tarik tersebut yang kami juga ambilkan dari pada p~

mandangan umum Fraksi-fraksi yang telah ditanggapi oleh Pemerinta~,yang menurut he­

mat kami perlu perlu adanya pemisahanseperti halnya kami sampaikan memang pengert2:_

an daya tarik dan obyek wisata ini hanyu dapat dibedakan tctapi tidak dapat diph>a~

kan tetapi sebaliknya menurut hemat kami obyek wisata ini,melihat obyek itu tidak -

ada persiapan terlebih dahulu. Dengan kata lain kita dapat melihat secara langsung

tanpa bantuan orang lain,seperti pemandangan,gunung,sedangkan sedangkan daya tarik

tadi disebutkan oleh Mas Buang atraction merupakan sinonim dengan pengertian inte.!:_

taiment yang dipersiapkan terdahulu agar dapat melihat atau dinikmatisepertihalnya­

misalnya tari-tarian. Oleh sebab itulah FKP dalam hal ini masih menganggap bukan

berarti daya tarik ini telah termasuk dalam obyek tetapi harus terpisah dalam hal -

ini,mengapa karena juga dalam hal ini dalam Pasal-pasal berikutnya itu akan kami b..§:_

has lebih lanjut.yaitu berkenan dengan obyek wisata ini.Demikian sudara ketua dan

terima kasih kami ucapkan.

KETUA PANSUS(WQRNOHARDJO,SE):

Kami persilahkan dari F.ABRI .

ANGGOTA PANSUS(JOEPITO~/F ABR~:

Terima kasih Saudara Ketua,kami sampaikan juga ucapan terirna kasih kepada Bapak Me~

teri Parpostel yang telah memberikan penjelasan,namun sekali lagi dari Fraksi kami

ingin menjelaskan tentang pemikiran kami tentang definisi ini. Memang nampaknya se_

telah kami baca dari 4 Fraksi ini semuanya pinter semua,sehingga teluar definisi

yang berbeda-beda atau saking tidak mengertinya ini ada 2 kemungkinan. Kamipun sem~

la itu mencari definisi ini juga agak kesulitan tetapi kemudian kita ingat istilah

seperti yang diutarakan oleh Mas Wowor tadi yaitu dalam bahasa inggris kita hanya -

mengenal disana hanya ada tiga :diawali dengan tour,kemudian dengan touris dan tao_

rism_:karena itulah setelaj ada istilah kepariwisataan kita wwaktu itu agak kebing­

ungan,ini tempatnya yang mana ?! jadi tourism itu apakah kepariwisataan apakah par!

wisata,karean semuanya kami masih mencari-cari lagi,akhirnya ketemulah ilmu gatuk

kita digatukkan dengan isi undang-undang ini sehingga kita urutmemang yang harus ki

ta beri definisi tegas dulu adalah pariwisata itu,ini asal mulanya dari sana dan un

tuk fraksi ABRI didalam memberikan pengertian disitu jelas-jelas memberikan suatu

definisi dikaitkan juga dengan perkembangan pariwisata yang sudah demikian jauh ba_!!

kan mungkin diwaktu yang akan datang akan berkembangdan didalrun definisi dari pada

rumusan RUU,disana itu hanya sekedar obyek wisata,tetapi kami milihat ada juga tou­

ris yang tidak secara langsung pada obyek wisata katakanlah sepeti kunjungan keluar

ga,ini obyeknya apa sebenarnya ?.Apakah keluarga itu obyek wisata ?.lha ini.kita

kebingungan pada waktu itu. Oleh karens itu didalam memberikan definisi akhirnya

kita rumuskan saja mari kita coba apasebenarnya wisata itu,yang jelas ada perjalana

dan sifatnya sementara,diluar tempat tinggalnya,menuju suatu tempat tetapi tidak UE_

mencari nafkah kemudian kita jabarkan didalam penjelasan F ABRI ada disana,beberapa

keorluan keperluan untuk perjalanan itu,seperti berlibur,kunjungan kunjungan keluar

dan lain sebagainya.

Disini / •..••.

Page 46: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 47 -H-3

Disini akan kita lihat tida semata rnata sebagai suatu obyek wisata,dalam pengertian

yang ada disini inipun juga kita lihat dari perkembangan dimasa rnasa yang sudah ada

sekarang inibahkan kemungkinan juga yang akan ber·kernbang dimasa yang akan datang

mernang demikian luas. Kemudian selanjutnya baru kita bicara wisatawannya sendiri, " hal ini rnemang je~as kalau yang tadi itu kegiatanya,tentunya orang yang melakukan -

kegiatan adalah wisatawan itu,jadi disitu kita tidak terlalu banyRk repot nah sete

itu kita bicara mengenai µariwisataternyata istilah pari itu katanya ada oran~ yar1g

menmgatakan itu kira-kira ada pengertian parinya itu adalah beberapa atau banyak,

jadi banyak dalam arti suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata lha kita rangkai

rangkai kalau begitu ini merupakan rangkaian kegiatan,nah itu kita rumuskan demiki­

an yang dilakukan oleh Pemerintah oleh masyarakatyang dalam hal ini kita juga sudah

rumuskan yang terus dalam kaitanya untuk mendukung keperluan wisata barang kali ka­

lau pada kesempatan rapat pansus sekarang ini lebih dulu lebih bisa merumuskan isti

lah wisata ini,kalau wisata sudah kena artinya tidak ada perbedaan yang terlalu

prinsipiilbarang kali tentu nanti yang lain-lainnya muda9,maksud kami demikian.Su­

paya nanti tidak terlalu barang kali nanti kalau di Panja mungkin juga ramai lagi,

sehingga mungkin akan berlarut-laru~,demikian Saudara pimpinan pendapat kami meng~

nai masalah inisekali lagi kami ucapkan terima kasih.

KETUA PANSUS(WARNOHARDJO,SE):

Terima kasi kami ucapkan untuk selanjutnya kami persilahkan dari FPP.

ANGGOTA PANSUS(DRS.BUNYAMIN MATALITTI)/FPP:

Teri.ma kasih saudar ketua,setelah rnendengarkan penjelasan dari Pemerinta9,kami

ingin menyampaikan penghargaan karena penjelasan itu telah menjelaskan latar brla -

kang kemunculan dari pada batasan-batasan istilah ini. Jadi apa yang kami ajukan ta

saya kira tidak sepenuhnya ditolak oleh Pemerintah dan kamipun juga mengerti apa y~

ang telah disarnpaikan oleh Pernerintah,seperti pada butir 1 (satu) mengenai wisata

tadi dengan menghapuskan kata-kata semata-mata dan atau bersenang-senang saya kira

prinsip dari fraksi karni ini sudah bisa dimana nanti kami akan mengusulkan suatu

kesimpulan yang kiranya dapat membantu mempercepat perumusan ini.Kemidian butir 2

( dua ) yang mengenai pariwisata karena tadi dari PDI mengusulkan juga ada perubaE_

an kami nanti ingin agar Pemerintah mempertimbangkan tanggapan dari masing-masing

fraksi,kemudian juga menyangkut point 3 dan pain 4 saya kira tidak ada permasalahan

bagi fraksi Persatuan,kemudian point 5 mengenai obyek wisata,tadi sudah jelas dike­

mukakan bahwa obyek wisata dan daya tarik wisata itu jelas berbeda dan saya kira

obyek wisata dan daya tarik wisata ini merupakan semua yang harus dijual kepada

pariwisata oleh karena itu karni ingin mengusulkan agar obyek wisata dan daya tarik

wtsata ini dipakal. kedua-duanya artinya ditampung dalam kalimat sehingga dengan de­

mikian seluruhnya tertampung karena obyek wisata sebagai ciptaan Allah yang berben­

tuk alam asli dan kemudian daya tarik wisata adalah dibuat oleh manusia seluruhnya

hall •....

Page 47: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

,. .,, .

- 48 -

H-4

hal yang harus dimanfaatkan oleh mengenai kegiatan pariwisata,dan untuk kami untuk

memberikan batasah mengenai wisatawan tadi kalau tidak salah Bapak Menteri hal ini

akan ditampung didalam penjelasan,l<emudian batasan mengenai Menteri yang bertang-" :. ,

gung jawab itu juga sudah diterima dan terakhir kami ingin mengusulkan begini Pak,

kami ingin mengusulkan agar pehak Pemerintah membuat perumusan untuk Pasal (1} de-·

nag butir butir yang sudah disepakati dan kiranya rumusanitu diserahkan kepada paE_

sus untuk dapat dipertimbangkan dan tentunya berdasarkan bahan-bahan masukan dari

masing-masing fraksi dan juga penjelasan dari pemerintah tadi,terima kasih Pak.

KETUA PANSUS(WARNOHARDJO,SE):

Terima kasih,pada juru bicara fraksi Persatuan sebelum kami lanjutkan,kita sudah me

lampau batas waktu dalam Tatib,kami ingin usulkan kita akan mengakhiri jam 15.00 -

apakah setuju ?. (Rapat setuju}.

Kami persilahkan dari Fraksi PDI.

ANGGOTA PANSUS(I GUSTI NGURAH YUDHA}/FPDI: Terima kasih Bapak Pimpinan,sebenarnya da~i kami tidak perlu ada tambahan penjela;;..·

san karena kebetulan untuk kali ini kok mirip dengan Pemerintah,mudah-mudahan kali

ini tidak dempitseperti kemarin namun demikian dengan wwlaupun fraksi yang belum

besar kami juga setuju untuk menarik impresariat maupun penyelenggaraan pariwisata

dari DIM,walaupun fraksi yang belum besar tetapi jiwanya besar. Selanjutnya kami

juga setuju saran dari rekan FPP bahwa lebih baik kita skors sementara mohon kepa -

pemerintah untukmerumuskan dulu,artinya bahwa redaksinyakaya apa lalu kita lebih

mudah . ada gambaran konkrit untuk kita bahas,sehingga dengan dernikian kita tidak

membicarakan barang yang tidak kita ketahui seperti sibuta memegang gajah,jadinya

bermacam-macam intepretasinyajadi untuk ini kiranya Bapak Pimpinan dan rekan-rekan

sekalian bisa menyetujui kita tunda sementara untuk rnemberi kesempatan Pemerintah

untuk merumuskannya,sekian dan terima kasih karena kalau hal ini kita pendingkan

berarti untuk selanjutnya kita macet berbicara karena ini mengandung pengertian­

pengertian yang akan kita bahas nanti,sekian terimakasih.

KETUA PANSUS(WARNOHARDJO,SE): Terima kasih dari FPDI, yang tadi kami sudah sampailrnn bahwa dari sekian banyak ko ..

mentar usul saran penyempurnaan fraksi-fraksi ada semacam keaneka ragamanyang kami

mengusulkan adanya kita mencari benang merah,dari F'ABRI lebih jelas bahwa benang merah ini simpulnya dicari dulu jadi kita mencari dulu dengan kata wisata,dari. FPP tadi juga mengusulkan bahwa didalam rangka untuk menyempurnakan dan mencari simpul benang merah ini diusulksn agar Pemerintah untuk merumuskan semua unsur-unsur yang ada kesamaan-kesa_ maannya dan ada usul yang mungkin bisa dicantumkan sekalipun berbeda tapi mungkin memiliki.relevansinya nanti dan dari FPDI tadi juga sama hanya kecuali mengenai soal skorsing,mengE:nai skorsing ini kita iba­rat jangan sampai seperti ceritra orang buta yang memegang gajah. Kita meraba-raba yang satu memang gajah itu lurus seperti belalai, yang satu bengkak seperti kakinya yang satu lebar s,epert.i kupingnya saya kira kita ingin mencoba memang kalau gajah itu adalah gajah.

Kami/ •••• • ••

Page 48: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

- 49 -

Kami yak.in Fraksi-fraksi bukanlah orang-orang buta yang melihat clan rneraba

tulisan gajah, tapi Fraksi-fraksi juga IIE!Tliliki rnata hati yang saya kira

~g bennaksud mencoba rnenerobos apa yang sebenamya diartikan oleh ke­

pariwisataan Indonesia, karena itu karena pentingnya istilah ataupun di­

finisi mengenai Ketentuan Urnum ini sedangkan waktu yang telah kita setujui

jam 1§. 00 apakah tidak sependapat seandainya skorsing ini kita sampaikan

r '\r §ainpai besok sehiggga Perreri.'IF'.tah bis a kerj a leiTJbur satu malam kecuali

Pemerintah bisa menyarnpaikannya seperti tadi n.nnusan pegyempurnaan yang

dalarn waktu 5 menit sarribil makan bisa kerja.

Kami persilahkan daripada fihak Pemerintah.

MENPARPOSTEL·(SOESILO'SOEDARMAN) :

Kita pengajuannya belurn sampai, tapi kita sangat menghargai agarrke­

weningan daripada kita semua itu tetap langgeng clan terpelihara sebab apa

yang kita hasilkan ini nanti akan dirasakan anak ketunman kita semua ini,

jadi jangan kita tergesa-gesa akan tetapi saya kira akan baik kalau kita

diberi waktu untuk besok menyarnpaikan secara tercetak perumusan yang te­

rus terang untuk kita sendiri juga lalu jeplak ITEndengar ternyata istilah

itu masih belum satu pengertiannya. Itulah ITEngapa. ---- rnaaf ini tmtuk da~

rah. Jadi barangkali daerah itu dulu nerreng harus rnilitan. Jadi kala"\:1 di

Yogyakarta itu a~ istilah telogantung, telorarnbat, telopendem itu di Ban~

mas juga ada , sebab apa ? Pada waktu pencuri diperintahkan oleh Pirnpinan­

nya ---- kau ambil tela pendem ---- dia ±ari rnau mengarribil tela pendem di­

tengah jalan tersandung, terantuk oleh akar ---- dia lupa tadi tela apa -­

apakah tela gantung, tela pend.em, apa1<ah telo lainnya ---- dia bingung.

Oleh karena itu istilah itu disederhanakan lugas, tegas untuk tidak mem­

berikan interpertasi lain. Disini keahliannya mencari istilah dengan pe­

ngertiannya. Telo.gantung (gandul), telo pendem (muntul), lalu telo kaspi

(bunttmg). Jadi memang tidak merrberikan tafsiran yang berlainan, sekarang

ini temyata kita menghadapi pengalarnan yang sama.

Jadi apa itu wisata, apa itu pariwisata, apa itu kepariwisataan, itu tiga

saja dulu, ini yang pokok sebetulnya lainnya nanti akan ikut dengan itu .

Ini pendapat say a.

Jadi kalau tadi usul Ketua dari yang besar menjadi mencilik , tapi

setelah kecil mengerrbang barangkali'melekul terkecil itu wisata. Sete­

lah itu baru nail< --- Pariwisata, lalu naik lagi Kepariwisataan. Sedang­

kan yang lain-lain itu adalah penunjang istilah agar tiga-tiganya itu bisa

berfungsi sebagaimm.a nestinya ..

Conteh: Kawasan Wisata-rremang suatu kawasan, jacli ada hubt.mgannya dengan

areal, ini begitu. Rena apanya icilaf}ya disitu, jelas ada wisatawarmya

yang melakukannya melakukan wisata, yang diatur oleh siapa, diatur oleh

pariwisata .

Jadi di dalam Kawasan Wisata ±tu terdapat semua yang tadi kami ke­

trukakan tennasuk ada obyeknya clan ada daya ta.rlknya yang belun tentu daya

tarik itu obyek. Jadi .................... .

Page 49: R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob ... contoh mengapa ayat

,,

- 50 -

Jadi. senrua ini saya ingin menggambarkan bagaimana karena ini istilah ba-

ru itu tadinya juga tidak ada dan kita tidak rrengenal, Departenen ini juga b§­

ru ada 7 tahun. Jad~ Iremang masih sangat perlu kita dalarni secara tenang se­

hingga di Indonesia ini penyakitnya istilah satu tafsimya ma.cam-ma.cam se -

hingga terjadi pidato kita bicara soal cangkir itu tanya dibuat dari apa, is!

nya berapa cc ini r~ sekali. Sedan8kan yang kita bicarakan cangkir.

f>Lagi contoh s~aya jelas dan yak.in pulang kita --- diskors itu lebih jelas.

Istilah botol; prajurit diperintahkan ambil botol, bawa pulang botol acu yang

besar ---- bukan, pulang lagi ---- mil lagi yang lain ---- bukan, Komandan kok angel temen, terus dia datang si Prajurit ini ---- yang kecil, nah itu

betul, ---- alah bo tp.di bilang kebias. Di daerah itu s6nuanya yang namanya

kebias yang sekitar 200 - 300 cc. Jadi beg±tu kebias, gendul, gendek, botol,

sopi i tu ada semua.

Jadi kalau gebrias. istilah Indonesia mau belajar itu tidak akan timbul

pertentangan-pertentangan yang tidak perlu, jadi ini kita mengalami pengalaman

yang sama dan stmgguh tadi saya waktu rrendengar ---- lalu nengingat pada ja:rran

baheula (jaman dahulu)---- oh ini sebabnya rrengapa ada kebias ada botol, ada

gendul, sopi, gendel<.. Jadi kalau kita tau gebias rresti botol cilik yang selalu

diambil oleh para dokter dan Apotek tidak lebih daripada seldan cc. Inilah be­

tapa pentingnya rrengapa saya sangat sependapat biar para Pakar yang ada di

Departenen Parpostel irelembur.

Saya kira ini tanggapan kami clan karni stmgguh bergenbira dan bangga

bahwa suasana RlJU ini meskipun bisa nenghadapi persoalan yang tidak kecil,

serius dan strategis, piloshofis tapi toh dengan sikap dan perilaku kita

bersama dengan dilandasi oleh sesuatu tujuan yang mulia ini bisa tercapai.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (WARNOHARilJO SE) ... ..L-

Terima kasih Bapak Soesilo. Jadi saya kira pri.nsip PANSUS ini 3 S

(serius, sampai tapi selesai). dan kalau mau bicara istilah pergilah ke Ban~

mas.

Baiklah Bapak-bapak sekalian tadi sudah kita sepakati bahwa kita akan

skors sampai besok dan kita harapkan naskah baru yang akan merumuskan Pa­

sa1· 1 BAB I itu bisa kita terirnadari pihak P~rintah dan: atas nama P~SUA

kami ucapkan selamat. bekerja.

Terima kasih penjelasannya. Demikian saya kira kita dapat akhiri dengan

ucapan Wassalann..t' alaikum Wr. Wb.

Ra-pat ditutup jam 14.30 WIB.

Jakarta, 21 Agustus 1990

SEKRETARIAT PANSUS RUU TENI'ANG KEPARIWISATMN

J