R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji...
Transcript of R I S A L A Hberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032130-9632.pdf · perlu kita kaji...
I BELUM DIKOREKSI I
R I S A L A H
PANSUS RUU TENTANG KEPARIWISATAAN
Tahun Sidang·
Masa Persidangan ke
Jenis Rapat
Rapat ke
Hari / tanggal
p u k u 1
T ·e m p a t
K e t u a
Sekretaris
A c a r a
H a d i r
Pemerintah hadir :
SOESILO SOEDARMAN
Anggota Tetap :
1990/1991
I
RAPAT KERJA PEMBICARAAN TINGKAT
- III RUU KEPARIWISATAAN
2
SELASA, 21 AGUSTUS 1990
09.00 s/d. 14.30 WIB.
WACANASABHA II
WARNOHARDJO, SE
DRS. AGEM GINTING
Pembahasan DIM.RUU. Tentang Kepari- ·
wisataan
33 dari 37 Anggota Pansus
- MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI.
1. JOOP AVE, 2. PROF. DR. M. DIMYATI HARTONO, SH., 3. BAMBANG KE
SOWO, SH, LIM., 4. DRS. BUDIHARTO, 5 .. DRH. JULCHAM MUSLIHUN, 6.
DRS. ANDI MAPPISAMMENG, 7. P.C. HARIJAWAN, 8. DRS. SOETJIPTO, SH.
MH, 9. DRS. E.A. CHALIK HAMID, 10. CHR. TITALEY, SH., 11. DRS. R.
SARWONO.
Anggota Pengganti
1. DRS. UDIN SAIFUDDIN, 2. DRS. H.S.A. BERMAN!, 3. RUSLI YAHYA, SH.
4. M. MASJKUR, SH.
Pimpinan PANSUS
1. WARNOHARDJO, SE., 2. DR .. IR. G.M. TAMPUBOLON, 3. IGN. ISTIANTO
SUWARGONO, 4. DRS. H. ZARKASIH NUR.
Anggota Tetap
1. NY. ENDANG K. INTEN SOEWENO, 2. IBNU SALEH, 3. IR. LUKAS NANLOHY,
4. J.G. WOWOR, SH., 5. ABDUL LATIEF, SH., 6. DRS. H. MANSJOER SJAH
ARKIANG, 7. NY. 1R. TAT! SUNARTI SOEMIARNQ, 8. OBOS SYAHBANDI PUR
WANA, 9. DRS. BAMBANG WAHYUDI, 10. SOEMARNO, 11. JOEPITO, 12. SU
RASTADI, 13. SAHUNTUNG SASTROHAMIDJOJO, 14. SUBAGYO, SH.,
15 • . •• ~ ~ •••.
- 2 -
15. MUHAMMAD BUANG, SH., 16. DRS. MOH. HUSNIE THAMRIN, 17. NY.
DJAILINAR OETOMO, BA., 18. I GUSTI NGURAH YUDHA,
Anggota Pengganti
1. DRS. I WAYAN DHANA, 2. H. ESMAIL MOH. MAHMUD, 3. DRS. SOEJOED.
BINWAHJOE, 4. Dr. AISJAH R. PANANRANG, SKM, 5. KI SURATMAN, 6 .. H.
SUNDORO SYAMSURI, 7. SOEARDI, 8. ABDUR RAUF LUBIS, 9. H. FACHRUR
RAZY A.H., 10. DRS. HAJI BUNYAMIN MATALITT-I, 11. DJENNY SUHAHSO,SH.
KETUA ........ .
•
- 3 -
KETUA ~PAT ( WARNCHARDO, SE )
Skorssing kami cabut.
Sesuai·dengan Keputusan Rapat Paripurna Pansus I kemarin, kita akan menginjak pada pernbahasan batang tubuh yang dimulai dengan Bab I Ketentu
an Umum. Namun seperti juga telah kita sepakati bersama, bahwa mendahului pembahasan batang tubuh, Pasal demi pasal berikutnya, kita akan mendengar penjelasan, yaitu tambahan dari Pemerintah mengenai Pasal 33 yang berdasar-
' kan argtmlentasi pihak Pemerintah telah sepakat tmtuk mencantumkan Pasal 33 dalam Konsiderans tapi hanya dibatasi pada ayat (1). Dari pihak Pansus, o
leh karena ada 3 fraksi yang mengajukan Pasal 33 dengan uruta.n F-KP mengusulkan Pasal 33 dicantumkan secara utuh.· F-PP mencantumkan Pasal 33 ayat
(1) dan ayat (3), dan F-PDI mencantumkan Pasal 33 secara utuh. Sedangkan
dari F-ABRI akan menyampaikan usui, saran yang berkenaan dengan Pasal 33
ini pada pagi hari ini. Kami persilakan pada Pemerintah.
PEMERINTAH/MENPARPOSTEL ( SOESILO SOEDARMAN )
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sebagai seorang yang memberikan kesempatan serta membantu tmtuk mem
berikan alasan-alasan yang realistis/lengkap, saya kira saya ingin minta
· ijin untuk memberikan kesempatan kepada Sdr. Prof. Dr. Dimyati, SH untuk
membantu saya.menyampaikan alasan mengapa kita hanya lebih memfokuskan ke~ pada ayat (l)_Pasal 33 UUD 1945. Silakan.
PROF. DR. M. DIM.11\TI HARTONO, SH~ :
Sesuai dengan /smanat Bapak Menteri yang diberikan kepada kami, ijinkanlah kami untuk mencoba mengemukakan alasan Pemerintah Pasal 33 itu ki
ta terima ayat (1) tetapi tidak mencantumkan ayat (2) dan (3). Kalau bo
leh karrti. rnernbacanya sebagai bcrikut Ayat (1) : Perekonanian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
Hal ini memang tidak menimbulkan rnasalah dalam penyelenggaraan Kepariwisataan di Indonesia. Pri~sip asas kekeluargaan memang dapat diterapkan dalam
penyelenggaraan Kepariwisataan. Oleh karena itu Pemerintah berpendapat bahwa ayat (1) ini dapat di terima •.
Ayat (2:). ·: Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang mengua-sai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara •
.Ada 2 hal yang perlu mendapat perhatian kita di sini, yaitu pertama adalah pengertian menguasai hajat hid.up orang banyak. Dan dikuasai oleh negara. Perkataan mengasai hajat hidup orang banyak dapat dikaji apakah dalam pe-
ngertian ••. • •••••••••••••••••
ngertian bahwa apabila hal. itu tidak terselenggara akan mengganggu penye
lenggaraan hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu kalau kita kaji ·de
ngan rnasalah Kepariwisataan, maka sebagai cabang produksi yang penting tidak sangkal Pariwisata adalah cabang produksi yang penting. Tetapi ti
dak terselenggaranya ini kata ekstrim, tidak terse;enggaranya Pariwisata
atau terselenggaranya Pariwisata yang kurang baik tidak menyebabkan hajat
hidup orang banyak terganggu. Oleh karena itu pihak Pemerintah berpenda
pat bahwa ayat (2) ini kurang pada tempatnya apabila digunakan sebagai dasar pembinaan Kepariwisataan Nasional.
.Ayat (3) : Bumi clan air dan kekayaan alarn yang terkandung di dalarnnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Bahwa Pariwisata mempergunakan burni, itu jelas. Bahwa Pariwisata memanfaatkan air itu jelas, bahwa Pariwisata memanfaatkan alarn, itu juga jelas.
Tetapi perkataan selanjutnya dikuasasi oleh negara, barangkali inilah yg
perlu kita kaji secara hati-hati, sebab kalau kita berbicara tentang ob
yek wisata saja misalnya, kita arnbil sebagai contoh museum. Itu ada yang
dim.iliki oleh Pernerintah, ada juga yang dirniliki oleh bukan Pernerintah
seperti misalnya 1'-tlseum Radia Pustaka di Solo. Apakah kalau sudah dite
tapkan sebagai obyek wisata hal ini lalu dikuasai oleh negara, tentu hal
itu kurang tepat. Beg~tu juga misalnya satu hal yang unik di Tanah Tora
ja misalnya banyak Makam-makmn yang menjadi obyek wisata, tetapi itu men
jadi milik keluarga tertentu. Tentu kurang tepat apabila demi kepenting
an Pariwisata hal demikian haius dikuasai oleh negara.
Begitu juga contoh lain misalnya di .Ambon terdapat obyek Belut yang
terkenal di dekat daerah Pantena Sepa. Di sana dikelola oleh sutau keluar
ga yang tuIUn temurun. Dan makin hari pengunjungnya makin banyak karena
sifatnya unik • .Apabila demikian itu dikuasai oleh negara karena demi Pa
riwisata, tentulah bukan i tu yang. tuju. Bahwa Pariwisata menuju kepada
kemakmuran rakyat, itu adalah jelas. Berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah, maka Pemerintah kurang sependapat apabila
ayat (2) dan (3) dicantumkan dalam kegiatan Kepariwisataan.
Saya kira de~ikian yang dapat karni sampaikan.
PEMERINTAH/MENPARPOSTEL ( SOESILO SOEDARMAN ) :
Jadi mohon ijin untuk menarnbah. Dari 3 Pasal yang ada pad.a 33 UUD
1945 memang yang nomor 1 tidak menimbulkan permasalahan ataupun salah
tafsir di dalarn pelaksanaannya. Sedangkan ayat (2) dan (3) itu bisa men
jurus pada salah taf sir dan dalarn implementasinya juga nan ti akan rnung
kin malahan tidak mencapai tujuan yang ingin kita capai bersama. Saya
akan . ................... .
-' -a.kan mcmbcrikan contoh yang akhir-akhir ini terjadi, misalnya Pantai
Kuta. Itu adalah harus lll11Um hanya tanalmya yang dikapling-kapling. Ta
pi Pantai Kuta adalah kcpunyaan kita bersama. Jadi tidak boleh Pantai
itu dikapling-kapling sesuai <lengan hotel yang ada di situ. Ini penJelasan-penjelasan yang kadang-kadang selalu bisa dalam praktek, itu me
nyusahkan. Misalnya saja pantai itu dikuasai oleh negara, dalam hal
:ini Pemda. Lalu Pemda mengatur dikapling-kapling sesuai dengan hotel
itu. Saya berpendapat pantai itu adalah kesemuanya. Jadi tidak boleh
pantai itu tcrjadi yang akh.ir-akhir :ini kita korcksi, misalnya rakyat
tidak boleh masuk ke kaplingnya Pantai Kuta yang dikuasai oleh Kartika
Plaza, tidak boleh masuk yang dikuasai misalnya atau didekatnya Hotel
Bali Beach atau Putri Bali atau yang lairmya. Hal ini barangkali suatu
contoh mengapa ayat (2) clan (3) dalam implementasinya itu bisa salah
pengertiannya. Di sinilah sehingga kita hanya mencantunkan yang perta
ma, yaitu yang berasaskan kekeluargaan. Ini tambahan penjelasan staf kami, terima kasih.
KETUA P ANSUS ( WARNOHARDJO, SE ) :
Terima kasih atas penjelasan yang merupakan suatu tambahan penje
lasan dari Sidang I kemarin yang berhubungan Pasal 33. Kami ingin mem
buka termijn I untuk menanggapi penjelasan Pemerintah atas pencanttunan
Pasal 33 di dalam Konsiderans Mengingat. Kami silakan F-KP •
.ANGGOTA P.ANSUS/F-KP ( ABDUL LATIEF, SH )
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kita akan 1nencoba membahas masalah-masalah yang kemarin kita tunda
khususnya mcnyangkut masalah Konsiucrans Mengingat yang lcbih khusus la
gi Pasal 33 UUD 1945. Fraksi kami berp~ndapat pembahasan Pasal 33 UUD
1945 ini sungguh sangat menarik dan ini merupakan suatu hal yang perlu
di dalarni, karena setiap membuat suatu perundang-un<langan masalah seper
ti ini juga merupakan suatu bahan diskusi, suatu bahan yang bisa dijadi
kan sebagai suatu tukar pikiran sehingga mencari suatu ketepatan. F-KP
mencantumkan Pasal 33 UUD 1945,
Sepennhny~. • ••••••• 0
6 i"' - -'•
sepenuhnya ay-at (1), (2) dan (3)~ jadi kami tidak mengatakan ~at (1)
atau ayat (2) atau ayat (3), tetapi seluruh ayat terhad.ap pasal 33 Un-
dang-undang Dasar 1945 ini kami cantumkan karena kami juga berp3nda -
pat bahwa pasa 33 Undang-undang Dasar 1945 ini ayat ( 1 ), ayat (2);
ayat (3) itu tidalc bisa dipisahkan satu sama lain, tidak bisa untuk
berdiri sendiri. Sudah barang tentu in! barangkali kami mengatakan
suatu hal yang rrenarik, entah barangkali juga perlu mend.alami latar
belakang membuat suatu Undang-undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 itu. Oleh sebab !tu bapak Pimpinan, bapak 1-kmteri yang kami hormati,
pasal 33 in! ~nurut kami mengand.ung arti ~rtama juga mamberikan
suatu kel«!nangnan, dipihak lain ioongandung arti sebenarnya.nelarang~ J adi disini dua arti yang satu JI);)mberikan ke~nangan yang satu lagi
sebena.rnya irelarang~ Tadi suciah d.is.inggung umpamanya pasal 2 yaitu
mengenai cabang-cabang produksi yang penting bagi regara dan yang
menguasai hajad hidup orang banyak, dikuasai oleh mgara. In! sebenar
ny'a memberikan kewenangaa kepada ~ gara tmtuk bisa menguasai cabang
cabang produksi yang panting tetapi sekaligus sebenarnya merupakan
larangan kepada pihak lain tmtuk nengua.sai cabang-cabang produksi yang
panting~ Oleh se bab i tu menurut hemat kami ayat ini penting aekali ki ta
cantumkan apalagi seperti apa yang dikemukakan tadi oleh bapak Menter!
tad!. Ada suatu contoh umpamanya di Bali ada pihak-pihak swasta nengu
asai pantai dan sebagainaya~ Ini sebenarny&rupakan larangan. Jadi ki-
ta bagaimana pm harus mencantumkan ini agar supa;ya masyarakat j angan
melakukan sei~nag-~nang kalau memang cabang-cabang produksi yang di
maksud itu ncnguasai hajad hidup oarang banyak. Jadi ini sangat pcnting
untuk ioonoe gah. Apalagi seperti yang d.ikatakan oleh saudara Ketua Pan -
sus pad.a pembukaan in! Undang-und.ang ini sekaligus untuk ioongantipasi
terhadap perkembangan kepariwisataan d.imasa-masa yang akan datang.
Kami yakin sekali bahwa kepariwisataan d.imasa yang akan datang perkem
bangarmy'a sangat besar. Oleh sebab itu kita harus eukup hati-hati dan
kita sebenarnya harus bijaksana melihat jauh ke depan hal-hal apa yang
sebenat"tlY'a nantieya yang bisa merugikan negara, hal-hal mana yang bisa
lDlnguntungkan negara~ Oleh sebab itu karni nenoantumkan keseluruhan pa
sal ini dan ayat in! termasuk ayat 3, karena ayat 3 tad! dijelaskan
oleh Pemerintah in! tidak dimasukkan dalam konsid.eran ioongingat, ini
kalau roonurut kami masalah bumi, air dan k.ekayaan alam yang terkan
dung di dalamnya itu juga dikuasai oleh negara dan dipergtm.akan. sebe
sar-besarnya untuk kemakrnuran rakyat. Tni juga n:erupakan suatu anti-
pasi terhadap perkembangan kepariwisataan dimasa yang akan datang
sekaligus. '• •••••• • • ---···~-~···......,_,_..,.. .............. _......_..,
... 0 -• dimasHasa mendatang. J adi demean demikian saudara Ketua, Fraksi kami
pad.a prinsiPnya ayat (1) dan (3) namun karni tidal{ ioonolak tmi.1.1;,: dicroi
twnkannya ayat (2). Ter:Una kasiho ~danckan untuk Fralcsi ABRI kami k~
renter sedik!t sajao Tad! ma.lam so.ya coba-coba baca jawaban Pemerintah
halaman 6 jawaban Pem~rintah anl.)ca 7 Pem<;!l'intah juga menyadari bahwa
Pariwisata memang ~rupakan fenorrena ekonomi dan perempata.n pasa.l 33
dalam konsideram mene;ingat sebagaimana dinyatakan oleh Froksi ABRI pada
d.asarnya bukanlah masnlah~ J adi Fraksi ABRI dalam ~mandanenn umum tidak mengusulkan barangkali hanya kelupaan n~ja, suatu teknis kelupaan
saja, manuasia biasa lupa~ Terima kasih. Ass. Wr. Wb.
KETUA RAP AT ( WARNOHARDJO, SE)
Kami persilahkan F.PDI~
ANGGOTA RAPAT F.PDI (I. GUSTI NGUR.!UI YUDHA)
Terima kasih Saudw:'a Ketua. Bapak Henter! dan rekan-rekan AnGL'Ota
Pansus Yong kami mulicl:nn. Menyanekut konsidoran mengineat, pasal 33 Fraksi
kami setelah penjelasan tad! dari Pihal\'. Pemerintah justru ~njad.i rancuh
dalam artian nemang memiliki dan mcnr,uasui jauh berla.?cta. Apa yang diberi
contoh tad!, dari segi jiwa bahasa mauptm makna bahasa. Jadi kalau mangua-
sai bisa cend.;rur.iag pad.a policy, kebijaksant1A~ kalau merniliki !tu ya. sudah
becitulah. Fisik jadi susah dijelaskannya. Dengan dendkian lebih~lebih
dengan penjelasan dari rekan Jl~anc terhonnat seorang yurist dar.i F.KP
Samiara Latip, sud.ili l§elas begitu ju,ea Saudara dari F~PP Saudara Buang
seorang SH dan saya sama dengan pcJc Menter! di rumah saja tentunya ha1
ini sangat prinsipil pasal 33 untuk kita cantu:nkan karenu alangkah ber
syukurnya kita harl ini dmgan contoh-contoh yang diuangkap oleh bapak
Menter! tad!~ o1eh ~ndiri Republik kalau tidal<: dibuat pasal 33 apalah
jadinya Panta.t Kute, dimana kakuasaan Pem :rintah untuk mcnurtibkan pa-i-
tai itu adalah hak mllik masyarakat, rakyat. Suatu contoh lc:tgi misalr.ya
Nusa Dua Hotel ioonuru·t~, ceritu luarLsuitan Bruna!, ya menwng :cU:·!1nud J; yfu)g dijw:il . r
Sultan Brunai kekuasaan itu tetap ada pada Peioorintah. Policy maker, kepada
kebijclr~anaen tetap ada pada Peme1 .. intah. Kalau tidak ada regara dalam
m gara, pulau Bali ini suatu contoh barangkali untuk rrenc.mbah art.'Ufiten-
tasi secara yuris yane diungkap tadi oleh rekan-rekan~ pakar-pakar te:r
masttk pemban'l:u bapak yang lebih pal~ur lag!. Untuk ini bar.;.r..c;kali Pe
merintah ha.nya ithgin areumentasi justru kalo.u kami lebih pu.nj ang
jur:.:tru lE:blh ruflYWll let)ih sah"'h• tinggal lagi ri~nurut rekan kam.i
dari ABRI, barang\'.ali sudah muluslah setuju, terima kas.:U1.
KETUA • •• • • •. •
- 10 ~
oabang-cabang produks.f dikuaaa! mgara'~ D!sin! yantt dimaksud kam! ;ran~ d.ikuasaJ
oo gara ya! tu tarJ.rnya; dus ~mbro1eJH t mnaea l!strik ! tu oonrl:lri prakHs ·H(lak
d!kauasa:l oleh mgara;' oobab .pembaneklt mnnga listr! i·~u rremang t!dak rMnti:e -
ngaruhi seoara langsung h!dup orang banyak
·'
.1
i'etnp:t. ) r I ·~
• • • • • • • •
- 9 ::
KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, gg)
Terima kas!h kepada Fraksi~Fraksi yene; rncmanfaetken inst.ans! :p3rlama·.
Saya kira pasal yang menyangku~ konsideran sangat renting dan sangat menda
sar dan saya kira kita sependapat tm.tuk ·tidal< rrelewatkan waktu menf?}3labora-
··s1 sampai ·kepada satu titik dimana memang bukan hanya kepuasan tapi ra..-:ia
tamggung jawab kita oleh karena kita sudsih sepakat sudah menjad! b,mmitment
kita bukennya Panst1s dan mungld.n l.embaga in! untuk n~njadikan pariwisata in! lokomotif daripada i;embangtman kita. Untuk itu dituntut saya kira oobsr~1pa pr91 kond!si dan barometer yang mernang reran! kittt harus rremntukannyai balk yang
bersifat kon<lttsif untuk mendorong maupun yang bersifat pref'entif untuk ne-
redam hal-hal. buken menghalangi hal-4lal yeng m.tmgkin ekan t.imbui'. Didal9l11
salah satu sambutan kami; kami sebutkan bahwa salah satu Undang-undang yan$
baik adalah Undang-Undang yang marnpu m9mberikan satu kwaskitaan melihat ke
depari; Oleh karena itu kam! ine;in mengttn(fone semua pil1ak se andainia ada
yang akan memenfaatkan waktu dan sudah t.erdat'ter disird salah seorang Un-.
sut~ P!mpll1an dari Fraksi Kacya~ Neh;: saia khoa. menw.m pa.sal 106" ayat (3) d!wenangkan unt.uk Pimpinan llY:!rnberikan komentar~ Saya :r.ers!lahkan Saud.ara;
Tampubolon.
WK. FE'IUA RAPAT (nrl. m. G.r1~ TJ\MPU'BOLON)
Ter:lrna kasih Sauda.ra Ketua a·tas kesempatan yang dioorikru1 kepada
kaml~ Dalam hat ini kami ingin roomperkuat argu.roon yang di~rlkan oleh
rebm kami d3l'l Fraks! Kacya rrengenai ~nt:ingnya d.icantumkannya secara.
u·tuh pasat 33 Undang-tmdang Dasar t.ersebut: Nemang dal3l'll era J;embangu.n_.
an dewasa ini kita irerasakan dan imliho.t bahwa PemE!rintsh itu me.no!pta~
kan iklim dengan mer.il>nrikan kemudahan-kemudahan pelusng-p3 luang kepad.a
masyarakat a.gr d.a.pat kiranya ikut partislpa9i dalam pembangunan int be-
rupa deregulasi yang kita lihat 'tel~h rrmnoorlkan dampak yang cukup po
sit!£ tatapi tentunya ada hal-hal yang negatlf yang perlu dieliminer:
Kami tertarik d'3ngan apa yanh d.ika-takan Saudnra Prof. D imyati tad!°;·
beberapa contoh-contoh yang dikemukakan rrvm(Pnai masalah museum dan
bebarapa contoh tad! yang dikefaukakan apakRh hal-hal seperti itu ~rlu
dikuasai oleh re gara·~ J ad! disin.i menurtl't hekmat kami interprt~tasi dart
pada pasal 33 tersebut d!sana iootmrlt helmnat kami yang dikatakan dikua
sai oleh mgara tidak berart! dim!ltki oleh negera. Cabang-cabang pro
duksi dikuasai oleh negara bilamana itu mm~ngaruhi htdup orang ba -
ny~~ Sebaga:t cont.oh kami kemukako.n yang dewasa in! ·terjadi diseklor
sektor lannya yang juga mnjadi remb~cal."aan masyarakat yaitu irengrmai
masalah kells'trlkan dewasa inf. Dimana dmrasa ini Pemorintah -OOlah
memborlkan lremudohan yai tu berhubtmg dengan keterbatasan dana dar!
pado Pemerintah maka swasta pun k.lni suda.h dape.t ikut. partls.ipas! di datam bidang kelistrikan ·• Tetaptl Pemerirttah T\l3l.9.1ti.l konsensua datam
hal ini ye.itu tetap berpijak pada pasal 33 tad! yang mengataka.n bahwa
b ' ,···, .
ca ang. ••••••••••••
t~tapi tarif itu ansich yang mempengaruhi. Disini maksud kami ingin men
stresskan yang dikemukakan rekan kruni yang dari Frak.'3i Ka.rya tadi yaitu
cabang-caba:i1g produlr..si yang penting. Dus yang disitu yang dikatakan ada
lah out put bukan secara fisik ya.rig harus dikuasai 0 1eh negara. Di out
put daripada sesuatu produksi itu yang harus dikuasai negara, dalam hal
ini tarif listrik, tarif telepon misalnya itu Pemerinta:h menetapkan, te
tapi pembangunan ·daripada sentra1 telepon sebagaimana dewasa ini bukan
Pemerintah lagi diberika.n kepada Swasta.
Disini kami ingin memperkuat argwnentasi diberik.'1Il 0 leh rekan karni bahwa
tetap pentingnya dicanttunkan Pasal 33 seca.ra utuh.
Demikian Sauda.ra Ketua, terima kasih.
KETUA RAPAT .... (WARNOHARDJO, SE) :
Sebelum kc-1..tni serahkan corong kepada fihak Pemerintah untuk intansi
berikutnya tadi ada semacam defile kepada Fraksi ABRI. Alasan Fraksi ABRI
untulc meningkatkan daripada butir konsiderans "mengfo.gat" yang didalam hal
ini komentar mengenai Pasal 33.
ANGGOTA PANSUS/FABRI (SAIITJNTUNG.,3ASTR0AHIDJOJO~
Pimpinan Sidang, dan rekan-rekan sekalian yang saya hormati.
Giliran Fraksi ABRI sekarang 1ni karena memang situasinya rupanya sudah
angin ke utara sudah ban.yak yang di sana mmun Ibu-ibu dan Bapelc-b8.pak s~
kalian mernang pengala.man-pengalaman selama ini apabila kita bicara aoal
"mengingat" pada setiap hari itu selal u menj adi masalah. Ini kami alami b_::
berapa kali, kami tidak menutup bahwa memang masing-masing Fraksi tentu
-mempunyai suatu aspirasi sendiri-semUri untuk memasukan, maka yang di-
1nginkan agar ini mewarnai aecara tertulis pada RUU tersebut dan kita ber
pengalaman juga bahkan berkembang. Ini sekara,ng m asing-masing Fra.Jr..si juga
macam-ma<?a.m, sudah tam bah ada Pasal 27, 32, 3 3, Una_ang;..Undang don la.in-la.in.
Kami berpenaapat karena menurut Fraksi ABRI seluruh a.pa yang kita khawati,E
kan ini sebenamya kalau kita lihat .dalam konsidera.ns sq.mpai pada Pasa.1-pasal
sebenarnya sudah diatur pad.a Penjelasnn Umum atau n,..~ti disempurnakan dalam
pembahasan-pembahasan didalam PAHJA, sebab kami tetap berpegang bahwa ada
satu pedoman mengenai pedoman tehnik yeraturan perundang-undangan, memang
disana barruigkali Bapak-bapalc sudah mengetahui didalam ''mengingat" dican
tumkan peraturan perundang-und.mgan yang langsung bersangkutan serta me -
rupakan dasar hukum pembentukan peraturnn perunda.nc;-und8ngan. Ini yang ka-
mi masih berpegang o1eh karena saya kira selmrang ini seluruh mn.ta dituju
kan pad.a Fraksi ABRI bagaimana mendinamisatornya. Dinamisatdrnya justru kita
ingin membawa kepada tehnik perundang-und2ngan yang sebenarnya Ba..pak-bapak
sekalian, dimulai begini untuk pembicaraan tida.k terinci karena ingin
mendemonstrasikan ••••••
- 12
mendemonstrasikan bahwa Fraksi ABEU sudah cukup bisa mengerti pendapat yang lr-dn
hanya tidak dalam forum ini. Kami mo hon shot lobby, saya kira ini nan ti lebih
keci.l Pak kita bicara.
Demikian pendapat Fraksi ABRI.
KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE) :
Saya berikan kesempatan kepada fihak Pemerintah seandainya ada yang perlu
ditanggapi.
MENPARPOSTEL ( SOESILO, SOEDAID1AN) :
Saudara Ketua Sidang Pansus yang saya horma~i dan segenap warga Pansus
yang terhormat.
Saya. sebagai Wakil Pemerintah sungguh bersyukur kehadirat Tub.an Yang Ma
ha Esa mendengar uraian-uraian Fraksi-fraksi yang menanggapi masalah di0 anturn
kannya Pasal 33 utuh apakah sebagian.;dan ini naya kira tidak terucapkan juga
dari Fraksi ABIU, meskipun tidak utuh diucapkan tetapi bathinnya itu dinamisa
tor, stabilisator juga -- karena kcbetulan saya sendiri juga pensiunan jadi
bisa merasakan hal-hal yang dirasakan 0 leh Fralr-Ei A.URI.
J adi rakyat Indonesia pa tut bersyukur bahwa wakil~wakilnya terutama yang dalam
P.ANSUS ini penuh tanggungjawab terhadap masa depan bangsadan negara terutama
kesejahteraan rakyatnya dengan bermaksud mengade..kan pengawalan milik bangsa
dan negara "untulc digunakan sebesar-beaarnya kemakmuran rakyat.
Saya kira ini tangeapan kami. Oleh karena itu tanpa mengurangi apa yang
diajukan oleh Fraksi ABRI pada aasarnya Pemerintah da.pat menerima Pasal 33 secara utuh dicantumkan dalam·J:cOnsiderans, akan tetapi ada bagaimana cara me
ngo1ahnya ki ta mengusulkan diserahkan pad.a P/1.NJ A dan dengan tetap memberikan
kesempatan dan waktu untuk mengadakan lobby.
Saya kira inilah tanggapan Pemerintah dilandasi 0 leh suasana kekeluarga
an, suasana toleransi, sua.sana keterbulr..aan da.."'1 kemesraan oleh karena yang kita
ingin capai adalah sesuatu undang-undang yang menja.ngkau jauh kedepan berbobot
dan berkualitas, dan saya dapat tegaskan meskipun belum ada undang-undang itu
dalam praktek sudah di1aksanalrnn penjagaan itu dan pengawalan Hu. MisalnYa
saja ini contoh kembali ke Kawasan Wisata, kami tidak akan mengatakan siapa
yang ikut di dalam Kawasan Wisata itu untuk membentuk misalnya P2 BITDC (BIAK,
!RIAN TOURISEM DEVELOPMENT COMPORATION) pengawalannya sepenulmya Undang Undang
Nomor 5 yaitu ~ara Gube:rnur, mereka yang menentukan apakah si,a, si b, si o di-
dalam pa-tungM itu sehingga dengan demikian terjadi pengamanan dan pengawalan
terhadap milik ba.ngsa kita yang kita ingin manfaatk:m itu semaksimum, sebesar
besarnya untu.'k kesejahteraan rakyat. Jadi imi ja;ninan1ah. Jadi ini kita juga
sangat gembira bahwa wakil-wakil rakyat yang terhormat (Anggota PM~SUS yang
kami hormati) betul-betul konsens seka.li mengcnai masalah ini.
Demikian dar1 f ihak l?emerintah, terimakasih.
KETUA TIAPAT •••••••••••
- 13 -
KETUA RAPAT (WAUNOHARDJO, SE) :
Terima.k:i..sih kepada fihak Pemerintah yang dapat membaca dan secara peka
hati nurani PANSUS yang pad.a dasarnya memang hati nurani rakyat. juga.
Saya kira untuk memenuhi permintaan dari Fraksi ABRI, r..a.mi mohon ke
sediaan izin da.ripada PANSUS untuk dishort 10 (sepuluh) menit didalam rang
ka pembicaraan Pasal 33 sekalipun tadi dari f ihak Pemerintah sudah setuju
tapi dari Frnksi ABRI ·masih secara inklusif belum d.isarnpaikan.
Da.-ri Fraksi ABRI apakah shorsing yang diminta masih dianggap perlu
atau langsung kepada lanjutan acara PAnsus. --- (masih) ---
KETUA RA.PAT (WARNOHARDJO, SE) Dapat disetujui Pt\.NSUS dishort 10 menit ?
Kita buka kembali Sidang Paripurna PANSUS (shorsing saya cabut).
Pertama-tama kami mohon maaf karena waktu lobby melampaui batas 10 me
nit sebagaima.na ya.q.g tadi kita telah rencanaknn.
Saudara Menteri, rekan-reke11 Ancmota PANSUS yang saya hormati, dari
hasil lobby dapat seya laporkan bahwa ke-4 Fraksi sepakat bahwasanya kon
siderans sebagai bagian daripada perundang-undangan merupakan satu bagian
yang sangat panting dan sangat mendasar sebab didalam konsiderans inilah
terletak landasa.n piloshofis, pernyataan politik jangka panjang da.n me
landasi Batang Tubuh dan Penjelasan. Olen karena itu ke 4 Fraksi sependa
pat untuk berupaya disamping masalah-masalah prinsipil juga masal.ah-masa
lah kepraktisan dalam peffibahasan perundang-undangan untuk semampu rmmgkin
menyelesaikan.keseluruhan daripad.a butir-butir konsiderans ini,di daJ.am Si
dang Pleno PANSUS. Adapun hal-hal yang menyangkut redaksional , tehnis ,
operasional dapatbdiselesaikan didalam PANJA. Ini yang pertama.
Yang kedua; ke 4 Fraksi sepaJr..at secara keseluruhan dimana ada interko
neksi, koneksitas antara j)a.Sal yang satu dengan pasal yang lain baik di da
lam menimbang, mengingat maupun memperhatikan yang ada hubungannya di dalam
konsiderans ini akan juga diupayakan untuk dapat diselesaikan •
Namun demikian j adi jelasnya ada beberapa pasal yang kami mohonkan mungkin
nanti disamping akan disampaikan 0 leh Fralr~i-fraksi juga ad.a satu pasal __
yang kem.a.rin kitaiSudah bahas tapi patutu kita ulangi untuk lebih memper
oleh kejelasan posisinya adalah usul dari Fraksi Karya dan Fraksi PDI khu
susnya termasuk. Fraksi Persatuan menyangkut adanya pencantuman Pasal 32 Un
dang Undang Dasar 1945. Untuk sekedar mengingatkan kita bersama Saudara Henteri bahwa setelah kami
buka-buka naskah daripada Pemandangan Umum ke 4 Fraksi itu secara keseluruha:;
n:ya yang bersamaan pula dengan fihak Pemerintah bahwa dalam langkah \kita meng
upayakan pertumbuhan pembangunan sektor kepariwisataan kita senantiasa
akan berusaha ••••••••••••••
- llt- -
aka.n berusaha pula untuk tetap mempertahankan jatidiri kita, didalam rangka ini
mungkin kaitannya mempertahankan jatidiri, tradisi budaya bangsa, Pasal 33 ke
tiga, Fraksi menganggap sangat relevant untuk dicantumkan. Na.mun untulc leng -
kapnya·ka.mi pertama-tama µ.ntuk mohon persetujuan daripada Saudara-saudara untuk
memberikan.kesempatan kepada fihak Pemerintah menjelaskan sikap Pemerintah di -
dalam menanggapi Pasal 32 l1Ul) menyebutkan "Pemerintah memajukan kebudayaan
i1 nasionaL~Indonesia". Jadi sekali lagi kami mohon penjelasan sikap Pemerintah
merigenai Pasal 32. Adaptm mengenai Pasal 33 karena keempat Fraksi sudah sepa
kat, kami nanti akan memberika.n kesempatan kepada Fraksi-fraksi khususnYa Frak
si ABRI yang telah memintakan shorsing untuk menyampaikan sikap hasil lobby
yang telah dilakaanakan beberapa waktu yang lalu.
Kami silahkan dari fihak Pemerintah.
MEHPARPOSr.11EL •••••••••••••••••
MENPARPOSTEL SOESILO SOEDARMAN :
Saudara Ketua yang kami hormati, segenap warga PANSUS yang terhormat.
Waktu yang lalu atau kemaren, kita telah menyampaikan mendapat titah mengenai
UUD 1945 pasal 32 yakni meskipun ••• saya akan-memberikan penjelasan daya tarik
kepariwisataan nasional kita itu adalah terutama disebabkan oleh kebudayaan dan
keindahan alam tanah air tercinta itu satu.
Kedua meskipun tercantum didalam GBHN 1988 mengenai pembangunan kepariwisataan
yang antara lain menyebutkan untuk melestarikan budaya bangsa dan melestarikan
lingkungan hidup ini ada tercantum didalam GBHN 1988 tetapi kita memikirkan
apakah hal yang demikian itu tidak cukup dicantumkan dalam pasal 6 huruf b atau
pasal 6. Jadi napas itu sudah jelas ada, hanya barangkali masalah tehnik per
Undang-undangan dibuat barangkali yang kami awam terpaksa kita dari pihak peme
rintah berpendapat bahwa karena pentingnya mengenai kebudayaan apakah tidak le
bih baik ini dicantumkan di pasal 6. daripada RUU ini. Jadi kami sekali lagi t£ dak termasuk didalam konsideran ini penjelasan, meskipun tadi saya kemukakan,
daya tarik ke Indonesia itu yang terpenting itu adalah budaya bangsa yang ber -
aneka ragam dan kedua keadaan alam yang memang terus terang banyak sekali yang
tidak ada duanya di dunia ini.
Jadi kalau saya sebutkan misalnya surfing area di Pulau Nias, itu sufing area
yang terpanjang di dunia, 13 gelombangnya, barangkali kita baru ramai dengan
Mexico Alcapulco tetapi Nias kini bukan main. Ada lagi keadaan alam yang mena
rik, Pulau Irian itu. adalah pulau satu-satunya gunung di dunia yang indisipli
ner, yang tidak terkena hukum lempeng bumi. Oleh karena itu ini side yang pa -
ling baik, untuk PLTN kita ini tidak ada duanya di dunia ini. Lalu yang ketiga
misalnya fauna dan flora, kita ini ada tiga mac~m buaya tidak termasuk buaya -0
darat, yaitu dari ketiga macam buaya ini buaya yang terindah dan yang termahal
didunia yang kulitnya yang asal Irian Barat (Irian Jaya) yaitu yang putih sisi!!_
nya itu dua puluh enam / dua puluh sembilan dan ada bintik-bintiknya hitam.
Sedangkan ini secara beli 1.300 yang bayi-bayi itu, yang pakar itu dilimpah
limpahkan dulu untuk melihat mana yang punya bintik-bintik dan
Ini beberapa hal yang mengenai alam, belum lagi itu Kerakatau, jadi seratus tahun
peledakannya yaitu 1883 mengawali lahL:rmya kalta Indonesia di tahun 1884 itu se
ratus tahun kemudian 1983 berduyun-duyun turis atau wisatawan manca negara ke
. Kerak:atau, untuk melihat apa yang terjadi setelah ledakan hebat 100 tahun ke
mudian. Ternyata ada tiga tumbuhan pulp yang bisa menyembuhkan aids, ini kita
larang masuk koran, sebab kalau tidak semua pasien aids datang kemari. Ini sa
ya perintahkan, .ini baru bicara soal a lam ki ta, masih banyak · lagi yang bel um ki:_
ta ketahui, dan digali, jadi kita yakin bahwa masalah itu memang penting apala
gi kalau kita bicara soal budaya 17.000 pulau lebih itu masing-masing mempunyai
kekhasann~nnya.
Jangankan Pulau. • .••••••••
.. -- '
1,t.. - .v -
Jangankan Pulau, Jogya Solo saja yang batasnya hanya tanah itu glondela!2_
nya lain, yang satu pakai telor asin dan yang satunya lepes ini bagi orang
yang datang itu some think wrong ferry intasting, belum bicara soal Banyumas
dan Jawa Barat, yang satu apa kok yang satu naon. Ini semuanya memang daya t!!_
rik tersendiri bagi kepariwisataan nasional. Oleh karena itu demikian apakah
ini tidak meminjam kata-kata Bapa.k JG. WOWOR tadi Yth. tidak ofer bodeh tadi -
dicantumkan disitu tetapi masuk kedalam batang tubuh. Ini alasannya mengapa ti
dak secara eksplisif didalam konsideran.
Jadi .saya kira demikian kita tentu akan melihat bagaimana nanti pendapat dari
fraksi-fraksi yth. nanti.
KETUA RAPAT WARNOHARDJ0 1 SE.
Terima kasih, kita ingin memberikan kesempatan kepada fraksi-fraksi per
tama-tama untuk menanggapi sikap pemerintah terhadap pencantuman pasal 32 seba
gai usulan dari tiga fraksi. Kami persilahkan dari F KP.
( i n t r u p s i )
ANGGOTA MUHAMMAD BUANG, SH./F PP.:
Saudara Ketua sebelum itu barangkali dari F ABRI ~ngenai pasal 33 basil
lobby kita tadi supaya disampaikan.
KETUA RAPAT WARNOHARDJO, SH.:
Bapak Buang ini mungkin sudah tidak sabar lagi,- saya mohon ijin untuk
bisa dibalikkan kepada atau sekaligus dari F ABRI dari Pasal 33 kami persilah
kan.
ANGGOTA SOEMARNO / F ABRI
Saudara Pimpinan, setelah kita mengadakan lobby tadi maka F ABRI masih
ingin waktu dan nan ti dalam l'.'aktu singkat akan di berikan keputusan.
Terima kasih.
KETUA RAPAT WARNOHARDJO, SE.:
Terima kasih, ini tipis ABRI, singkat, padat dan berbonot.
Jadi keterangannyapun poot note pernyataan F ABRI ini akan menyampaikan secara
tegas, sikap dari F ABRI untuk pasal 33 dalam kurun waktu persidangan PANSUS.
~· ••• Insyaalloh.
Baiklah kita buka termin mengenai pasal 32. Kami persilahkan F KP.
ANGGOTA ABDUL LATIEF, SH. :
Terima kasih Saudara Pimpinan.
Latar belakang dari F KP inencantumkan pasal 32 di dalam konsideran mengi
ngat ini adalah, F KP melihat ada dua masalah yang sangat penting, yang sangat
esensial di dalam perkembangan kepariwisataan Indonesia yaitu pertama menyang -
kut masalah budaya yang kedua menyangkut masalah ekonomi. Dengan masuknya ban~
sa-bangsa lain ke Indonesia dalam rangka pengambangan kepariwisataan ini, ini
senbuhan-sentuhan budaya banyak menimbulkan dampak, baik dampa.k positif maupun
dampak negatif
tetapi kalau.
kalau kita tidak kuat kemungkinan dampak negatif yang akan kita peroleh, oleh se
bab itu apa yang dikatakan oleh Bapak Menteri tadi bahwa memang dalam kita me
ngembangkan kepariwisataan ini kita banyak budaya kita yang menjerumun membuat
daya tarik para wisatawan datang ke Indonesia. Oleh sebab itu bagaimana jati dir±
bangsa ini harus kita pertahankan, betul apa yang- dikatakan Bapak Menteri tadi
betul dan kami sangat setujg ini sudah dicantumkan dan kamipun sebenarnya sudah
mengusulkan dicantumkan di dalam beberapa pasal pada batang tubuh ini tetapi kar!!:._
na ini menyangkut yang kami katakan measalah yagn sangat esensial kita memang me
merlukan suatu cantolan yuridis, satu cantolan yuridis yang sebenarnya mengandung
sekaligus pilosafis daripada VU ini. Oleh sebab i tu permasalahan ini sangat pen
ting, kami tidak hanya sekedar melihat bahwa ini masalah over bodeh tetapi me -
nyangkut a masalah hukum, memang mengalirlah suatu ketentuan-ketentuan didalam ba
tang tubuh daripada UV itu sendiri.
Kami rasa ini yang merupakan alasan kami mencantumkan gardan ini supaya te
tap bisa kita pertahankan, mudah-mudahan fraksi lainpun nanti akan bisa memahami
apalagi beberapa fraksi sudah mengusulkan didalam konsiderannya.
Sekian dan terima kasih.
KETVA RAPAT WARNOHARDJO, SE. :
Terima kasih. Kami persilahkan dari F ABRI.
ANGGOTA RAPAT SOEMARNO / F ABRI. :
F ABRI di dalam persandingan DIM sudah tertera terap, kita tidak akan men
cantumkan pasal 32 UUD 1945. Apalagi setelah diperkuat oleh keterangan pemerint
tah yang cukup jelas sehingga kita akan terus tetap kepada pendirian kita untuk
tidak mencantumkan pasal 32, terima kasih.
KETUA RAPAT WARNOHARDJO, SE.
Terima kasih Saudara F ABRI, kami persilahkan dari F PP.
ANGGOTA MUHAMMAD BUANG, SH. j•F PP. :
Terima kasih Saudara Ketua, memang dalam persandingan DIM Fraksi kami men
cantumkan pasal 32 dan saya barusan membolak-balik melihat jawaban pemerintah sa
ya tandain Bapak Soesilo ini, kalau temen saya bilang kaya kipas katanya, ••••••
Setelah saya bolak-balik ja~aban dari pemerintah bahwa pemerintah hanya dapat bi
sa memahami, tetapi belum menerima, begitulah kira-kira. Pemerintah memahami teta
pi sudah tertuang didalam Pasal 6, ditambah dengan keterangan lisan dari Ba~ak
Soesilo tadi, memang kalau kita melihat ternyata obyek wisata ini ternyata atau
daya tarik wisata ini tidak hanya kebudayaan saja, ada juga dengan keindahan alam,
Jadi kami disini tidak harga mati pak Menteri, masih kita bisa negoisasi kalau se
mua setuju kita setuju kalau satu tidak setuju yaa kita ikut tidak setuju saja ka
lau begitu.
Jadi tidak harga mati disini. Terima kasih pak.
KETUA RAPAT WARNOHARDJO, SE.
Terima kasih Saudara F PP, sekarang dari F PDI, kami persilahkan.
ANGGOTA. • •••••••••
1D
ANGGOTA I GUSTI NGURAH YUDHA / F PDI.
Terima kasih Bapak Pimpinan, Bapak Menteri dan rekan-rekan sekalian.
anggota PANSUS yang saya hormati.
Sebelum kita masuk kepada pasal 32 UUD 1945, sesuai dengan lobby ta
di kami proklamirkan sikap kami bahwa pasal 27 UUD 1945 kami telah drop. Jadi
supaya jangan jadi pembicaraan nanti. Jadi proklamasi juga ini, 27 kami drop
dalam DIM kami ada pasal 27 kami drop, lalu kami sekarang masuk ke pasal 32.
Secara tegas kami nyatakan betapa pentingnya justru dalam penjelasan
tadi~ kalau hal ini tidak kita cantumkan di dalam konsideran mengingat yaa tf. tik acunya tidak ada, tatanan dalam penulisan suatu undang-undang landasannya
tidak ada. Karena apa yang dikemukakan tadi oleh Bapak Menteri dan terima ka
sih atas penjelasannya. Adalah bagian-bagian kec~l daripada kebudayaan itu
sendiri yaa kesenian yaa adat istiadat. Sedangkan kebudayaan yaa mencakup
di dalam penjelasan undang-undang pada sesepuh republik ini dengan tegas dikata
kan adalah
8ebagai.'
0
i ~
• • • • • •
- '1 n ·., .
sebagai buah usaha budi daya rakyat lnionesia. Nab ini betapa prinsipilnya barangkali·tidak lebih tidak kurang sama posisinya
I seperti pasal 33 yang Bapak Menteri telah disetujui tadi. Untuk: ihilah kami tetap ingin bertahan untuk dengan rindu seka-11 dengan mencantumkan pasal 32 dalam Undang-Undang ki ta yai tu .
RUU yang kita bahas dalam konsideran mengingat. Jadi bagian alam dan lain-lainnya sebagainya itu memang tidak termasuk disini, namun karena kita mengaku jati diri kita bahwa puncak-puncak kebudayaan daerah adalah kebudayaan nasional, alangkah' baiknya kita wajari sejak dari konsideran mengingat sehingga kekuatan usianya akan lebih lancar. Jadi hanya ini penjelasan dari kami, apa penjelasan tadi adat istiadat, kesenian dan lain-lain sebagainya, cendera mata itu bagian kecil daripada kebudayaan, juga kesenian bagian daripada kebudayaan. Nab inilah kalau itu diuraikan kami setuju sesuai di batang tubuh, diuraikan bagian-bagian ini dari pada kebudayaan. namun cantolannya harus tetap didalam konsideran mengingat pasal 32 itu sendiri.
Sekian terima kasih Bapak Pimpinan, mudah-mudahan ada arti-nya.
KETUA RAPAT ('WARNO HARDJO, SE) :
Tetima kasih.
Seperti tadi kami sampaikan bahWci konsideran merupakan hal yang penting dan didalam saya ingin menggunakan pasal 106 ayat (3) Tata Tertib · dimana Pimpinan bisa mengajukan pembicaraan, oleh karena apa yang ingin saya sampaikan sudah menyangkut komentar opini kami secara pribadi selaku Anggota Fraksi, izinkan saya
ountuk mem~ndahkan palu Pimpinan saya kepada rekan saya. Saya akan mengunakan hak untuk bicara sebagai an~ota Pansus.
(Ketua Rapat diserahkan kepada Bapak Istianto Suwargono)
KETUA PANSUS (WARNOHARDJO,SE) :
Saudara Pimpina saya ucapkan terima kasih. Saya ingin .. sekedar urung rembuk mengenai pasal 32 yang saya ingin kaitk.an dengan pasal 33. Rekan kami dari fraksi Karya tadi sudah menyelesaikan betapa penting masalah pasal 32, tapi saya ingin juga mengkaitkan nya dengan pasal 33. Kami tidak akan menggunakan masalah-masalah yuridis formal, tapi kami akan menggunakan secara analog!. Pariwisata sebagai usaha, sebagai industri yang mempWlyai nilai ekonomis. Kita ibaratkan satu budaya atau bahkan kita anggap dan akan kita perlakukan budaya ini yang merupakan produk yang akan
ki ta,·, I jual ••••••
kita jual, termasuk juga dengan kekayaan alam. Jadi kalau dikatakan bahwa ada beauty of nature we realize five
minutes katanya dan yang akan mengenadap didalam benak hati para wisata itu, bagaimana servis yang kita sampaikan •• Saya kira disinilah letaknya bahwa kepariwisataan yang kita acung menjadi primadona ini merupakan interaksi daripada berbagai macam lintas.sektoral. Pariwisata pada akhirnya merupakan satu akhir daripada bagaimana kita membina industri, bagaimana kita membentuk rasa aman, bagaimana kita menata berbagai macam prasarana. Budaya sebagai faktor yang akan kita jual merupakan satu resorsis, satu resorsis yang dinamis untuk dimasa yang akan datang. Sebagaimana halnya satu pabrik, itu memang memerlukan suatu pemeliharaan, memerlukan maintenance sama juga sumber daya alam lainnya termasuk juga sumber daya manusia yang tidak bisa dilepaskan. Oleh karena itu memang hanya bukan sekedar cantolan teknis yuridis, tapi mungkin perlu ada semacam satu yang tad! disebutkan oleh rekan kami. Satu cantolan philosofis politis yang memang budaya ini memang Bapak Menter! sudah menyampaikan daya tarik wisata pariwisata Indonesia ini disamping keindahan alam adalah budayanya. Jangan sampai nantinya perekayasaan budaya ini sedemikian jauh, sehingga justru terlampau banyak 1mprovisas1 yang dilakukan kepada budaya kita sambil meninggalkan keasliannya ataupun kejatidiriannya yang pada dasarnya seperti budaya tadi itu sendiri. Oleh karena itu saya kira masalahnya mungkin disini perlu ada semacam satu pengkaitan batang tubuh itu dengan konsideran secara nyata. Dan disini kami merasa yakin bahwa pencantuman pasal 32 dan pasal 33 bukan merupakan satu tindakan yang akan·mengacu kepada overboedigheid daripada perundangwidangan, t~pi justru merupakan suatu landasan yang akan memperkuat perundang-undangan kita ini kelest~~iannya dimasa-masa yang
C> akan datang. Inilah mungkin yang kami harapkan dari rekan-rekan fraksi untuk bisa memahami latar belakang daripada pemikiran fraksi karya pembangunan pencantuman pasal 32 dan pasal 33.
·Oleh karena disitu kelestarian pembanguna pengembangan kepariwisataan pada akhirnya akan bertumpu kepada budaya dan sumber daya manusia. Seandainya sumber-sumber yang akan kita tawarkan keluar negeri ataupun kepada nusantara ini tidak kita pelihara, saya kira mungkin tidak nla alasan nantinya pasal~pasa1· d~dalam batang tubuh ini bisa kita pertahankan.
Saya kira demikian Bapak Menter!, rekan-rekan Pansus yang
saya hormati kami ucapkan terima kasih. ·
KETUA RAPAT ••••••••••
- 21 -
KETUA RAPAT (ISTIANTO SUWARGONOl :
Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sekalian yang kami hormati. Demikianlah penjelasan daripada Pemerintah yang ditanggapi oleh . FKP, FPP dan FPDI kecuali FABRI tidak mengutarakan tanggapannya. Masalah yang menaraik adalah bahwa sebenarnya masalah pencantuman pasal 32 Undang-Undang Dasar 1945 tidak menjadi masalah hanya dimana letakriya, apakah di ·. mengingat"; , konsiderant. ataukah di batang tubuh. Kami hanya melihat tadi karena ini masalah
· ketentuan tehnik membuat Undang-Undarig, saya kira hasilnya banyak sekali seperti yang dikatakan oleh Bapak Menteri bahwa apabila Esa tel'kumpul maka pendapatnya juga jelas. Dari bertitik tolak dari tersebut diatas kemungkinan dari Peme-
, rintah menganggap bahwa isi daripada materi undang-undang ini bobotnya pada ekonomi, kami melihat begitu. Sedangkan budaya kelihatannya kurang ditonjolkan hanya beberapa pasal, apakah itu menjadi dasar saya juga tidak tahu. Tetapi kami menyarankan sebelum kami haturkan kembali kepada Pemerintah untuk mungkin bisa mencari jalan keluar, apabila tidak bisa maka kami menyarankan nanti dilempar saja kepada Panja untuk didiskusikan lebih dalam karena ini masalah-m.asalah tehnik perundang-undangan a tau di tempuh dengan jalan lobby lagi. Oleh karenanya kami mohon izin untuk mungkin Pemerintah bisa memberikan penjelasan yang terakhir sebagai pandangan sebelum kita meningkat kalaunperlu nanti kita lobby.
Kami persilahkan kepada Pemerintab.
MENPARPOSTEL (SUSILO SOEDARMAN).:
Pimpinan dan hadirin sekalian warga Pansus yang saya hormati. Saya rasa-rasa memang masalah budaya yaitu sebagai basil budidaya mEtnusia itu sangat dominan untuk bangsa Indonesia secara keseluruhan saya kira. Mangkanya ada di Garuda Pancasila ini Bhineka Tunggal Ika. Ini juga saya kira hasil daripada pemgamatan para pinisepuh bangsa waktu melahirkan lambang ini, jadi budaya :·"me~_,.
mang ini mempunyai bobot yang amat penting pada bangsa kita. Kita bisa bersatu seperti sekarang ini dengan 17.000 pulau, kita bisa mempunyai satu bahasa sengan 450 bahasa daerah, dengan suku yang 250. Kalau kita tidak mempunyai budaya seperti yang kita rasakan sekarang ini yang wajib dilestarikan saya kira tidak akan ada bahasa kesatuan ini dan tidak ada perasaan yang satu sebagai bangsa, ini dan juga bertanah air satu dan lain sebagainya. Nab oleh karena itu tanpa budaya sebetulnya tidak ada Indonesia,· ... ini tegasnya jadi kita harus onderland.
Jadi kalau • • • • • • • •
. ' - 22 :
Jadi kalau mau merusak kita itu rusak lagi budayanya. Oleh karena itu didalam sapta pesona waktu kita melahirkan itu juga bukan hanya untuk kepariwisataan tapi maksudnya mulya, jati diri bangsa menjadi kokoh kuat dan disiplin nasional itu semakin mantap. Itulah mengapa ? Maaf kami tidak setuju diberi sisipan Sapta Pesona Wisata, tidak boleh. Sekarang mau ketok wisatanya hanya Sapta Pesona, titik' ! Oleh kanapa dari WlSur tujuh !tu, itu tidak dirasakan budayanya, sisanya akomodasi. Kita tidak malu menampilkan arsitektur bangsa sehdiri, kita tidak malu menampilkan makanan khas kita sendiri, kita tidak malu menampilkan budaya kita sendiri dan kita tidak malu dan lain sebagainya, sehingga akhirnya jat:i diri bangsa itu menjadi kokoh kuat. Bangsa yang mempunyai jati diri yang kokoh kuat, insya allah akan menjadi bangsa yang tegar sepanjang masa. Jadi kalau Indonesia sampai sekarang tegar, itu sebetulnya karena kita ada unsur budayanya yang sangat dominan pengaruhnya pada bangsa kita. Dengan uraian-uraian ini lalu berpikir dimana letak daripada budaya itu, apakah di konsideran untuk pasal 32 dan 33, apakah di batang tubuh. Ilalam hal inilah·Pemerintah hanya sampai situ, karena masalah budaya itu sukar dipegang begetu pak. Jadi inilah kita sampaikan dengan permohonan kiranya bisa dibahas tetap di Pansus karena pentingnya permasalahan dengan memungkinkan misalnya ada lobby
·· ....
untuk bisa • • • • • • • • • • • • • '··;· 3 • ,,
- 23 ~
untuk bisa menemukan suatu musyawarah/mufakat, karena peningnya
masalah kebudayaan ini bagi kehidupan bangsa kita selanjutnya.
Contohnya (ini menyimpang) : saya ditulis di Kompas, kebetulan
saya di hotel Ambarukrno rnelihat TV cerdas tangkas dari pada SD
di Ngayogyakarta ~adiningrat, dirnana satu ~iantaranya SD Bantul.
Lalu dikeluarkan wayang Hanoman, ditanya semua SD itu tidak ada
yang rnengerti. ~ang satu bilang Birna. Kalau orang Bantul saja
tidak hapal, apalagi orang Banyurnas.
Jadi lalu malah berpikir/merenung. Sedangkan ketahanan kita itu
ada disitu.
Saya keliling kernarin di IKAPI, Pameran buku-buku. Banyak sekali
buku. Batman, tapi kecil buku-buku dongengnya. Misalnya kepahlawan
an, lalu dongeng-dongeng y·ang diungkap .d~ri dongeng lama, tetapi
ada yang living dongengnya ada kesimpulan daripada cerita lama,
itu t~dak ada. Apalagi ma'af cerita yang rnengenai wayang, bukan
karena kita senang wayang, tetapi kesenian ini sudah diterima se
bagai kesenian dunia~ Ini kami laporkan kepada Bapak-bapak dan
Ibu yang kami hormati. Waktu di London, ini saya hanya untuk·me
nambah kepercayaan dan keyakinan kita akan dominannya faktor ke
budayaan itu, kebudayaan bangsa kita. Gamelan orkestra itu repre
sentiv Asean Culture dengan bagus, tidak ada seperti gamelan itu.
Bandingkan dengan Jepang, tidak. Dengan Thailand, tidak. Dengan
India, tidak.
Karena apa, itu kesenian yang dirangkum suatu orkestra semacam itu
lengkap, hanya ada di gamelan orkestra kita. Entah itu Sriwijaya,
Bali, entah itu Jawa. Tetapi jangan terus dibablaskan Pak.
Ada keteranganr,: kalau Jawa i tu representiv dari Banyumas, yah ka
rena apa ? Pencerminan kesenian Banyumas gamelannya itu masih
free, tidak ada pengaruh-pengaruh kerajaan. Sehingga kalau gending
Banyumas ditampilkan selalu cerminannya adalah merdeka, spontan
dan ada unsur ;free. Senggakannya dan lain-lain, tidak ada kedengar
an garnelan ngapurancang, tidak ada.
Ini hanya saya nambahi bagaimana budaya itu dorninannya.
Saya kembali, sehingga waktu kita men~u~ulkan itu kita tanyakan
ini tidak usah disini Pak. Alhamdulillah, jadi sudah diamankan
kemudian kita itu'dalam batang tubuh, tapi rneskipun demikian Perne
rintah dalam hal ini terbuka untuk mengadakan diskusi lebih lanjut
dalarn bentuk lobby.
Demikian uraian kami Pak.
KE TUA
KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE)
Saya ingin menambahkan sedikit Pak Menteri, alasan kami se
cara politis strategis bahwa Bapak Menteri mungkin lebih maklum
dari kami katanya sejak usainya Perang Dunia ke dua ada semacam
satu cara. Negara-negara eks kolonial dulu untuk bisa mempengaruhi
negara-negara lain bukan secara kehadirannya secara phisik, tapi
apa yang disebutkan dengan cara penetrasi pasifik, melalui kebu
dayaan-kebudayaan. Ini secara lambat tapi meyakinkan. Dan ibarat
aliran air itu yang kekuatan kulturnya menurut Arnold Toynbe yang
'menguasai yang bisa eksis di duni~ ini adalah yang memiliki buda
ya tinggi. Kebudayaan hancur eksistensi daripada budaya itu ada-
lah juga ... saya sangat setuju kepada ucapan Bapak Menteri
bahwa budaya ini merupakan rezong ..... bangsa kita.
Kehadiran kita itu adalah budaya, kesatuan bangsa itu budaya.
Itu alasan strategis politisnya, alasan praktisnya sekalipun pem
binaan budaya ini· ada di P dan K, tapi menurut istilah P 4 nya
praktisnya itu ada ·ai Departemen teknis. Dan Bapaklah yang mema
nage nanti ataupun Departemen terkaitlah yang akan memanage nanti,
merekayasa, mengaktualisasikan sampai sejauh mana kaitan antara
j~ti diri de~gan policy yang nanti akan dikaitkan. Jadi alangkah
sangat sumirnya seandainya sumber ini ujug-ujug ada ui batang tu
buh, tapi ibu-bapaknya belum ada, jadi saya kira perlu ada sumber
nya. Saya tidak tahu apa orang tua Hanoman itu siapa Pak.
Tapi saya kira memang ada itu, jadi fungsionalisasi daripada ba
tang tubuh itu saya kira bisa jelas.
Demikian Saudara Pimpinan.
Terima kasih.
KETUA RAPAT (ISTIANTO SUWARGONO)
Terima kasih kepada mantan Pimpinan.
Kembali kepada tadi yang telah dijelaskan oleh Bapak Menteri
bahwa sebenarnya tidak ada masalah, materinya memang disadari sa~
ngat penting. Tetapi dimana letaknya saya kira ini mengenai masa
lah teknis perundang-undangan. Oleh karenanya tadi disarankan oleh
Bapak Menteri bahwa sebaiknya kita lobby. Tetapi kami mohon yang
lobby ini sekarang tidak membicarakan materinya (penting ticiaknya)
tetapi dimana letaknya. Kalau sudah sampai disini, yang bisa __ bi-
cara hanyalah Sarjana Hukum. Oleh karenanya saya kira masing-ma
sing saja, tapi kami mohon sekali lagi kalau disini nanti kumpul
lima Sarjana Hukum, jangan ada enam pendapat. Dan apabila nanti
tidak ketemu, mohon jangan dipaksakan, karena ini memang sulit
lebih baik •....
- 25 -
. lebih baik kita endapkan lalu kita bawa kepada Pimpinan kita ma
sing-masing untuk rnendapatkan petunjuk mudah-mudahan besok pagi
sudah ada penjelasan-penjelasan.
Saya kira kalau ini disepakati kami akan skors, tap1 ini ada
permintaan dari FKF.
Kami persilahkart.
ANGGOTA/F.KP (ABDUL LATIEF, SH.)
Terima kasih Saudara Pimpinan.
Kami rasa uptuk di skors kami sangat setuju, tapi ada suatu
pernyataan dari Pimpinan yang kiranya perlu barangkali dipertim
bangkan lebih mendalam, yaitu yang lobby ini kami rasa tidak ha
nya semata-mata yuris karena masalah ini bukan hanya menyangkut
masalah yuridis bisnis tetapi juga menyangkut masalah politis dan
filosofis. Oleh sebab itu kami rasa marilah kita bersarna-sama un
tuk mernusyawarahkan/berembuk agar supaya mendapat suatu nilai-ni
lai yang baik.
Cukup sekian, terirna kasih.
KETUA RAPAT (ISTIANTO SUWARGONO)
Terirna kasih, rnudah-mudahan yuris yang ada disini juga sudah
politis, filosofis. Ini tidak berarti kaku pak, jadi dipersilahkan
membawa pendamping.
Dengan demikian maka kami skors selama 15 menit.
Sidang kami skors selama 15 menit.
( SIDANG DISKORS SELAMA 15 MENIT ) .
Sidang Pansus kami buka kernbali, dan karena Pimpinan telah siap,
maka kami haturkan kembali.
KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE)
Terima kasi~, skorsing kami cabut.
Hadirin yang kami muliakan, izinkan saya untuk rnelaporkan ha
sil lobby yang kedua pada Sidang ke 2 Pansus yang secara khusus
ciembicarakan penempatan Pasal 32. Dari hasil lobby dengan berbagai 0
argumentasi _dapat kami sarnpaikan dan kami mohon nanti disepakati
bahwa rnasih perlu adanya pembicaraan lanjutan Fraksi,...Fraksi khusus
nya Fraksi ABRI rnasih memerlukan waktu untuk rnengkonsultasikan ke
pada Pirnpinan Fraksi, dan kami sudah sependapat bahwa langkah yang
diternpuh oleh Fraksi ABRI untuk rnengkonsultasikan dengan Pimpinan
Fraksi ..... .
- 26 -
Fraksi akan pula dimanfaatkan oleh Fraksi-Fraksi lain untuk juga
menyampaikan/melaporkan hasil Sidang sampai dengan ke 2 ini ke
pada Pimpinan.
Dan mudah-mudahan melalui lobby antar Pirnpinan Fraksi nanti se
·andainya dianggqp perlu dapat dalam waktu sebelum masa Pansus
Paripurna ini berakhir, Pasal 32 ataupun pernbicaraan konsiderans
pada urnurnnya sudah dapat dirampungkan sebagaimana diharapkan.
Hal yang kedua yang saya kira cukup juga perlu menjadi persepsi
kita bersama_bahwasanya Pemerintah pada prinsipnya secara tersi
rat telah bukan hanya sekedar memahami, telah menganggap bahwa ke
budayaan itu adalah merupakan suatu unsur yang penting.
Sehingga dengan perkembangan daripada pernbicaraan didalam Pansus
ini lebih terbuka untuk menjadikan apa yang tersirat ini menjadi
tersurat.
Bahkan kami merasa bergembira sekali atas toletansi dan sportifi
tas daripada pihak Pemerintah bahwa justru untuk memanifestasikan
rasa comitrnent kepada kebudayaan yang dianggap penting dan strate
gis ini Pemerintah sudah bersedia untuk mencantumkan unsur/inti·
jiwa kebudayaan ini baik didalam konsiderans, batang tubuh maupun
penjelasan. Satu hal yang masih perlu kita bicarakan adalah khu
susnya Pernerintah maupun Fraksi ABRI masih memerlukan suatu per
timbangan untuk mencantumkan secara eksklusif Pasal 32 didalam
diktum mengingat tidak seperti halnya dari Fraksi Karya dan Frak
si PDI yang memintakan agar supaya Pasal 32 secara eksplisit di
cantumkan didalam ayat rnengingat. Adapun dari rekan kita yang ter
cinta Fraksi PP.
Tapi walaupun dernikian saya kira keseluruhan Fraksi sudah menun
jukkan toleransinya termasuk Pemerintah. Dan dengan dernikian saya
rnohon persetujuan bahwa pernbicaraan mengingat khususnya Pasal 32
dan 33 yang masih kita tunggu dari Fraksi ABRI, masih kita pending
untuk hari-hari sidang berikutnya akan tetap kita singgung dan ki
ta temukan waktu dalam waktu sesingkatnya kabar ataupun kepastian
daripada Fraksi ABRI.
Dan dengan demikian saya kira kesepakatan lobby itu dapat kita
terima sebagai suatu persetujuan Pansus, bisa ?
( Sidang menyetujui
Terima kasih, jadi sekali lagi masalah Pasal 32 masih kita pending
dan akan kita selesaikan didalarn Pansus Pleno, tidak dibawa ke 0
Panja.
Kemudian yang kedua, oleh karena waktu sudah mendek~d·,i Jam 12. 00
dan saya kira .....
- 27 -
dan saya kira kita akan langsung untuk bisa nanti kita membicara
kan kelanjutan Pasal-pasal lebih bergairah lagi, untuk kita skors
makan siang selama tiga perempat jam.
Kepada rekan-rekan yang akan sernbahyang zuhur, karni persilahkan.
Kami skors untuk selarna 45 menit.
( RAPAT DISEKORS SELAMA 45 MENIT ) .
- 28 -
KETUA RAPAT CWARNOHARDJO.SEl: Ki ta akan mulai lagi, skorsing ki ta cal~ut. Saudara Ment.eri
bese.rta Anggota Pansus yang kami hormati.
Waktu kami di ~1eddah, kami berkonsul tasi dengan pihak
Pemerintah, dan kelihatan.nya kita tidak perlu menantikan smpai
besok, suat.u sikap tanggap bahwa ada satu konsep yang akan
disusulkan didalam rangka menambahkan kepada DIM yang sudah kita
terima bersama, khususnya yang menyangkut tanggapan Pemerintah
atas Pasal 32. Kami persilahkan dari pihak Pemerintah.
MENTERI PAEPOSTEL (SOESILO SUDAEtlAN.l: Saudara Ketua Sidang dan warga Pansus yang saya hormati.
Set.elah menyadari betapa pentingnya kebudayaan bagi ·kelangsungan
hidup bangsa, maka Pemerint.ah berpendapat bahwa masalah pembinaan
kebudayaan ini perlu mendapat perhatian yang jelas, terang, lugas
tegas, didalam penyusunan RUU Pariwisata yang sedang kita bahas
sekarang ini, dengan memberikan rumusan yang hanya tidak bersifat
tersirat, akan tetap tersurat dan terbaca dengan terang dan
jelas. Dengan demikian bukan hanya Jiwa.nya saja yang dapat
dirasakan, akan tetapi skaligus secara harafiah dapat dilacak.
Oleh karena itu Pemerintah dengan hati yang lapang, ingin
mengusulkan penambahan masalah kebttdayaan lni pada 2, yaitu satu
pada konsiderans menimbang, dan yang kedua pada penjelasan umum,
sebagai berikut : Pada konsiderans menimbang pada butir b., itu
,ditambahkan kata-kata sebagai berlkut "Bahwa kepariwisataan
juga mempunyai peranan penting untuk meningkatkan apresiasi,
memperkaya dan memantapkan pembinaan kebudayaan nasional dalam
rangka memperkukuh jatidiri bangsa guna mewujudkan wawasan
nusantara". Ini pada konsiderans menimbang pada butir b_
dltambahkan kata-kata itu.
Sekarang pada penjelasan umum setelah alinea
ditambahkanJ sehingga bunyinya sebagai berikut, jadi
ke empat
ditambahkan
guna memperkukuh jatidiri brul.gfh'i dalam rangfu"'i perwu judan wawas_an
nusanta.r..a, sehingga bunyinya lengkap. sebagai berilrnt :
''Penyelenggaraan keparlwisataan tersebut dilaksanakan dengan
tetap memper.lrntikan pelestar ian obyek w isa ta i tu sendiri, nilai
nilai budaya bangsa, kesusilaan clan ketertiban umum, guna
memperkukuh
nusantara".
Jatidiri bangsa dalam rangka perwujudan wawasan
- 29 -
Jad i i.ni a.d.1.:.t lfah pt<:rurr1uci1n un tuk rue11.!Hf1p1,u11,;{ (1H.u:;.1~\ l1~th kebudllY·')).;1n yang
kita anggap penting, yaitu p.ad.2 konsiderane "menimbang butir b.."
dan kepad.a "penjelasan umum" setel.~h alinea keemp.at.
Demikianlah penjelasan kami1 terima kasih.
KETfTA HA PAT ( WARNOHABD.JO. SE);
Ter.ima kasih kami eampaikan atas penyempurnaan dari konsep
Pemerintah yang saya kira nanti kami ruintakan · dari Sekretariat
untuk menambahk~·urnya didalam konsiderans butir b_, ~sesuai dengan
usul dari Pemerintah, te1·m~'h:mk juga penjelasan dari sebagian
penjelasan umum yang ruenyangkut kebudayaan.
Oleh karena ki ta tadi sudah eepakat unt.uk mempending', menagguhkan
pembicaraan pembahasan Pasal 32 sampai pda masing-masing Fraksi
mengko1rnul ta~dkan dengan pimpinan Fralrni masing-masing.
Ki ran ya dapat kami sampaikan pula bahwa didalam
mengkonsultasikan Pasal 32 kepada Pimpinan Frakai. sekarang sudah
ada bahan dari Pemeriutah, ada materi dari Pemerintah, usulan
konkrlt dari Pemerintah, bahwa alternatif unt.uk mengganti Pasl 32
yang diusulkan oleh tiga fraksi dicantumkan dalam "ayat
mengingat'', pihak Pemerintah mengusulkan untuk mencantumkannya
bunyi atau jiwa daripada Pasal 32 tersebut didalam ayat
menimbang. Saya kira demikian dan kami harapkan nanti syukur
seandainya besok sudah bisa kit.a mulai dan kit.a akan tanyakan dan
kit.a mohou kesepakatan bahwa pembukaan sidang Paripurna Pansus
besok kit.a awali, untuk mengulaugi pending mengenai pasal-pasal
yang tertuuda , sebelum kita lanjutkan lagi didalam pembicaraan
Bab I meugenai "Ketentuan Umum", dapat di terima. (Se tu ju). Terima
luu>j h, b1.~u1.'d\ Jd t.1 la11ju LLui.
Bapak/Ibu yang saya hormati, marilah kit.a lanJutkan
pembicaraa.n peml)ahasan dt.:.~ugan mulai kit.a memba..1Hh3 Pasal demi
Pasal dari "Batang Tubuh". Kami ingin usulkan unt.uk efisiensi
waktll dan konsistensi didalam pemikiran dan pembahasan, untuk
tidak membahas satu demi satu dar.ipada pasal, tapi kami akan
bacakan keseluruhan BAB, sekalipun nantinya komentar daripada
rt:::kan--rr.jkan Frakg i maupun Pl'.'~nierintah, bisa disampaikan baik
St:~cara menye1uruh maupun dec~ara pas.al demi pasal dari BAB yang
bersangl~uta11. Alasan kami, 01.eh karena kit.a in.gin melihat
konsi.stensi darl BAB sebagai satu kesatuan yang menyangkut
masalah dan 8ubstansi yang sama. Dapat diterima. Kami persilahkan
dar.i. F. KP.
~- 30 -
ANGGOTA PANSUS/F.KP CJ.G. WOWOR.SH):
Dapat diterimaJ Saudara Ketua, atau kami lanjutkan.
KETUA RAPAT (WARNOHARDJO.SEl:
Maksud saya bisa diteima mekanisme untuk membahas, kami.
bacakan dahulu satu Bab secara utuh, kemudian komentarnya nanti
biaa secara Bab menyeluruh, kemudian setelah pasal ini dibaca.
Bisa diterirua, saya kira ini hanya soal teknis. mulai.
Baiklah Kita
" Dengau persetujuan Dewan Perwakilan Hakyat Republik Indonesia,
memutuskan, menetapkan Undang-Undang Tentang Kepariwisataan''.
Pasal 1
BAB I KETENTUAN UMUM
"Dalam Undang-undang ini yaug dimalrnud dengan :
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau bagian dari kegiatan
tersebut yang bertujuan untuk semata-mata bertamasya atau
bersenang-senang menikmati obyek wisata.
2. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata termasuk obyek wisata dan usaha lainnya yang menunjang
bidang tersebut.
3. Kepariwisataa11 adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata.
4. Ueah Kepariwisat.aan adalah kegiat.an
a tau
yang bertujuan menyelenggarakan jasa wisata menyediakan a tau mengusahakan obyek wisata tennasuk usaha lainnya yang
menunjang bidang tersebut.
5. Obyek wisctta adalah segala sej.·rnatu yang menjadi sasa.ran wisata
Demikian.Bab selesai.
Kawasan wisata adalah kawasan yang dibangun atau dlsediakan untuk
memenuhi kebutuhan pariwisata.
Demikian Bab I yang menyangk~t Ketentuan Umum.
Persilahkan masing-rnasing fraksi ruengutarakan komentar Kami
baik mengenai Bab maupun pasal demi pasal, ayat demi ayat seandainya
ada dan sekaligus mengoment.ari, apakah sistematika Bab yang
bersanglrntan sudah tepat. Demikian kami persilahkan dari F. KP.
Terima kasih Saudara Ketua dan Plmpi.nan Pansus, Bapak
Ment.eri yang kami hormati. Dalam hal ini setelah kita membahas
~ 31 -
konsiderans, maka fraksi karya Pembangunan, Bab I, jadi mengenai
dengan persetujuan tetap, sedang kan mengenai Bab I ketentuan
umum ini tidak kalah pentingnya dan mendasar seperti kia membahas
konsiderns yang baru lalu. Sebagai contoh yang juga telah
diketahui oleh Bapak~bapak dan Ibu, sebagai contoh kami sebutkan
ketentuan umum ini sebagai suatu instalasir daripada suatu toko
bilaman kita telah mengetahui instalasinya, maka dengan instalasi
ini.kita telah bisa mengetahui isi dari toko tersebut. Oleh sebab
itulah dalam hal membahas ketentuan umum ini, maka rifreet sekali
pembangunan didalam butir-butir, yang telah . disampaikan oleh Pemerintah
redaksional
ini. Dalam
adanya perubahan redaksional, selain
juga adanya penambahan butir-butir baru
kesempatan ini Saudara Ketua, ingin kami
perubahan
dalam hal
Bo.rnpaikan berkenaan dengan baik perubahan redaksional maupun penambahan
butir-butir terse but. Dirnana pad.~ butir satu d.:trido. Undang
undang ini yang dimaksud dengan butir (1) langsung kepada
perubahaannya (redaksional) Wisata adalah perjalanan atau
bagian dari perjalanan yang bersifat sementara untuk ruenikmati obyek dan d.?.y.B. tarik. wisata".
Yang kedua suatu penambahan butir, yaitu berkenaan dengan
wi:;rntawan. Butir ( 2 ) " Wisat.awan adalah seorang yang melakukan
wisata". Kemudian darlpada penyempurnaan butJr ( ~l) "Pariwisata
adalah kegiatan perjalanan dan persinggahan yang dilalrnkan oleh
seorang a tau sekelompok ()rang diluar tempat tinggalnya, yang
bersifat sementara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya kecuali
untuk cari nafkah". Demikian pula dengan butir (3) yang kami
rubah menjadi butir ke (4), yaitu perubahan redaksionalnya
bg'\fir PU It
- 32 -
butir 4 kepariwisa·t~aan adalah se luruh upaya dan ke giat·an -~Yane dilatrukan oleh
Pemer!ntah;· kalangan usaha· dan masyaralcat untuk 111'3ndorong kunjungan wisata · -
wan dan rrenata serla menyed.iakan kepcrluan ~rjalanan dan parsinggahan wisa -
.. tawan di tempat tujuan: Demikian pula butir 4 yang kam.i j adikan butir 5·;1 u -
saha kepariwisataan adalah kegiatan yang ioonyediakan jasa kepariwisataan
termasUk usaha-usaha yane mendukung bidans teroobut~ Kcmudian meng3na.i obyek
wisata yang kami jadikan butir 6~ obiek wisata adalah segala sesuatu yang
mendorong orang untuk berpariwisata~ Sedangkan selanjutnya ya!tu but!r bani
berkenaa:n dengan day:a tarik~ Daya tarik wisata adalah s.~gala sesuatu yang
menarik wisatawan yanc dapat diusaliaknn :.=~panjang t.idak be:etentant:wn dengan
agama; sekali laei sepanjane ·tidak bcrtentanean dengnn aeaina·~ adat istiada-t~
dan budaya masynrakat setempat: Kami ingin memberikan alasan terhadap daya
tarik ini yaft.u sesuai dengan jawabari Peirerintah atas p3mandanean tnnum Frak
si PDI pada halwnan 34 kalab tldak salah <lijelaskan tentanc; obyek wisata dan
daya tarik wisata. Atas dasar i;enjelasan 1·.ersebutlah maka Fraks! Karya Pem -
bangunan berp.mdapa.t bahwa antara rengcrtian obyek wisa·ta dan daya tarik wisahi hanya dapat dibedakan 1~1:api tidak dapat dipisahkan.o Sehingga dalam
berbicara men[i3nai obyek wisata harus sclalu dlrangkaiken donr;an daya tarili:
wlsata·. Untuk yang lain-lain bil8Jllana direrlukan alasan-alanan kami akan
memberikan t.etapi P'J1Usus kami stress kepada obyek dan daya tarik wisata inl.
Demiklan Saudara Ketua dan Bapak Menter£;' terima kas!h kam1 ucapkar{.
Kami tembahkan mengenai kawasan;" menCE~na! kawasan .ini akan kami jadikan b~ tir ke 8~ Yang karnl bacakan I kawasan r,dsata adalah kawasan yane ditentukan
sebagai tempat usaha kegiatan kepariwisa·taan yang memiliki sarana dan ·pra -
sarana yang memadai yang mampu meroonuhi kebutuhan kepariwisataa.n.
Masih ada. lf1.gi bapok Menteri yang justru juga ticlak kalah pentingnya yaitu
merupakan butir baru yang kami jaclikan but.ir kc 9 yaitu oorkenaan dengan,
kami bacakan; Menter! adalah Menter! yane iremba.wahi bidang kepariwisataon,
titik~ Sekalieus datrun rangkaian in!, kami ingin mempertanyakan sesuaht
kepada Pemerin-t.ah atau kepada bapak Henter{~ at-3::; dasar peninjauan apa Pe
merintah tidal< memberikan nnnusan industri dalam RUU ini. Yang k mi maksud-
kab tentunya industri k:epariwisataai,""l ~P-lama ini.
Demikian Saudara Ketua clan .terima kasih kami ucapkan.
KETUA Rf\PAT (Wl'i..RNOHARDJO, SE)
n
Teri.ma kasih·~ Kadi ada rerobahan redaksional, ada perobahe.n substansi
maupun pertanyaan-~ Kami silahkan dari Fraksi ABRI~
ANGGOTA F • .ADRI (SAHUNTUNG SASTROHAMIDJOJO)
Pi.!np.lnan Sidane;; bapak Menteri tlnn rekan-rckan :=~kalian dari Pansus.
Fraksl ABRI akan membacaken saran-sarBnnya m:manr;gapi Bab I Ketentuan Umtun
RUtr. • •••••••••• • • • •
- 33
RUU K.::pnriw.isataan ini. Pertama mnncenai oub judul, kami setuju ialc;th Bab
I Kofontuan Ur:ium. Ket.mdlan pa,r.:;:::iJ l SWitpt1i dencan pasal 6 momane Fr~rni ADRI
setclah me:ndclunl. l)u-Lir 1 sampo.i Lkmcsn 6 karni rnelilw:L b:.ih~r<J riioncrm::.i rnas:.Jlah
dc.:;finisi in.1 memane; liBr~~rak se kali icle-.i.do untuk mcne;adakan p:myc nuaian-r:cnye-
oDuaian sesuai <k~nean IBrsepsl masine;-nasinG• Dem.ikian juc;a Fl .. ~:8i Ai.lRI tentu
nya ntta2 dar:3ar· t~pa yane- inc;in ld ta ~3urankan disird -torus terung rnonccnai ke
pariuisata.an i.ni hal YanG ba.ru jacli kalau kita 1:i011hat pada k_11,i..lS bahasa In -
donesi.a, itu juest macom-macam, olch karona itu kami n~;mah:::.mi, dap~ meneurti
bahwa rekan-rekan dari Fraksi lain juga Sa;i:·an-saran l:Brbcda-1>2d.a, b~J:ctn ada
bunyinya sama tetapi t·2mpatnya berlainan, ump::.:.111ax1y~1 1Jisala d.::u:t parlHfr~ata,
ini jue;a aeak ka.cau. I~ami n:ienyc.:urlpaikan l:J<~bJrapa hal oobaga.i h' .. ·rik!ut, tan1buh
an-tar.1bahan sehineza dari 6 butir kita m.enjndi 8 htlti:c. Par.tame kali kit.a
beru~.>nha urrLuk moniul;.:ii dari uisatu; sama donG-:m PemG r:ir tah. Ki ta mencetmaknn
definisi ini a uisat~ adalah kee;i.at.an m0lakukan perjalanan dan r.ors.iJ.1ggahan
SE~mentara di luar tempat tinecalnya. Dalam p::mje1asan pasal ne.nti alcan d.irit2
ci fi;(~no.mai korerluC:tn rrBlnkukan 1:erj~lt·J1an ·ters;:hut, ada rnacwn-macam tontu
nya apakah berlibur, kunjtmc;an L~:!Juarea, rnernporlua.::; p3nGutahuan, ke1x::rluan
kesehatan, olah raga <kin Jain-lain S0bagcdn~,ra, sobaestirnana kelihatan pad.a
hale.man 10. Kcmudian ldta mulai usul rcny0rapurnaan ialah ditarnbah butir yang
kedua r.lCn[,tmal 1rtsalrnrnn karena k~u.ii berp::ndapat bah\m fX!t0luh klta bicai·c:~
wisatu tenhmya juea Hi::;Ek::tt.r;;;J·~ karena. tcni;u.1ya narrti di da.la.m RUU pun akan
muncul masalc.1h-rna::;:;1 ' m0neBmli wlsatauan. Kita ambil dof.tnisi, wisatawan
adalah nctiap u1·cu1e yan[; melaks:metl~an nfatu roolakukan wisata. Kemudian juga
U;Stl1 J.;. · '."'1 u:naan uutir 2 JUEinjadi butir 3, diunulkan p~nyempurnaan i;eneer-
tian pariuisata. Pariuisata adalah :t·angkaien kegia-tan yang diselen&_::arakan
oleh Pemerintab, badan hukum dz;.n p:::rora.nean berupa kemudahan jasa dan ket;i
&:h•n pmdnl·.1u(; lainnya euna rncmonuhi kobuluhun u:lsahto ,Tad! kito. lnein me
rooi.'fricl menc-cnni r:arh-1isai;a ini. Kcmudian butir 3 menjadi butir 4 diu:Jul -
kan p:::nyernpurnr:1un aclc~.1ah seb~zai hcrikut 1 kcp~i.Hisataan ad;llah pernbinaan
dan peneurnbane~m parhrisata. J adi in:t ld:ta kemb:;!nekan karena pada hakE!kat
nya kita bica.l"a kepariw.i.nata~i.r, te-.m.t1u1ya m.:::ncc~kup r:entahuuin, r:JC~ncokup p3
ngcm'b:;.neun dan m,mcdmp r.cmbinaan. Ken:udian butfr ke 4 mcnj~idi bui:ir ke 5, dengan ada.nya <lefin.fai kepariwisatar1n sesuai cfone;an yanr; diusulkan, kata
kata UJ3uhu kepariwfr<:~:taaL iht lcl.u berohtm usaha pariwisata. Rumusan disem
purn~kan nienjadl : usaha pariwisat.a adalal1 usal:)a yang kegiatru.L:..ya ID3neha
s.ilkan jasa da_n at...m l)araris tnrl.i1k kdl_.."'e:\.~J.ue.n wisotuw:Jn. KernuUtun butir 5
rot~njetd.i butir 6 'lhuulkan p:~nyemptln!J_a1~r~~ra, hct:::ill p:m~rcmpur:n.::::ar1n~ra adalah
S(~bagai 1x~rlht a ob~n:;k ulsota ada'.·.ah se(;aln f'.E:GUct'Lu. y::ing m<~npunyu.i daya
Lx ll: i tntu}( dibmjtmLJ WiGatmmn. I\eteraricnn u~-~1.11 rs·rubahr~n adalah dalam
:t'i.:.u LKn:Jj;JiaL un p:.:n0:;ri:J t:in di3.n t1Knlt,1'1ndarl kornncuuun arrt·.ara doy~ b::i.rlk
dan ob~rek, kal:'!ria s.::: j ak kma.~1rfr1 :J.:.iJnpoi ·h-di r:iw3ih nda ~r~me hortdriJc-to.t·ik
an tarnbant:, pak ini. FuLir 6 n.10nj:1tll hr~tr 7, us11l p·:,r:y0rnpurq.~1arl sebagai
lx::ri.ln.tt. • •••••• ., •••
- 34 -
berikut dalam halaman 14 : kawasan wisata adalah area dengan batas tertentu yang telah memiliki prasarana dan sarana untuk keperluan pariwisata beserta sitem pengelolaannya. Kemudian yang terakhir kita menmbahkan satu butir baru, butir ke 8 ialah menyebutkan mengenai Menteri : Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan. Karena ill! saya kira perlu di dalam undang-undang ini siapa yang bertanggung jawab. Kemudian dari Fraksi ABRI, beberapa saran-sarannya. Kami menyarankan bahwa dalam pembahaaan ini mohon ini satu paket adalah bisa diselesaikan d.alam Pansus karena dari slnilah akan mewarnai batang tubuh. Sebab kalau dari sini kita suddah sepakat, saya kira di dalam batang tubuh nanti akan lebih lancar. Oleh karena itu kami menyarankan disini letaknya adalah menyesuaikan pengertian yang berbeda-beda ini. Karena disini ada 5 pengertian, 5 maeam definisi, ini yang perlu diseleaaikan bersama. Kami percaya bahwa saling asah, saling asih, saling asuh tadi untuk bisa memungkinkanlah, mana yang kira-kira benjol kita luruskanlah supaya sama. Sekian dan terima kasih.
KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE) 4
'fc~ima k~sih dari Fraksi l.BRI, dari Fraksi P2 kami per-sila.hkan.
ANGGOTA F.PP (DRS.H.AJl BUNYAMIN MATALITTI)
Ass. Wr. Wb. Bapak Pimpinan, bapak Menter! dan seluruh staff, rekan-rekan sekalian Anggota Pansus. Dari kami Fraksi Persatuan Pembangunan, perlu kami jelaskan bahwa dcalam sandingan DIM ini secara konsekwen tentu kami akan konsistem dengan kesepapakat~ yang baru lalu sehingga dengan demikian diktum ini saya kira tidak ada lagi perobahan karena sud.ah merupakan kesepakatan yaitu Undang-undang tentang Kepariwisataan. Sedang -kan ketentuan umum pasal 1 yang 6 butir ini ada beberapa hal yang kami ingin mendapatkan pertim~gan untuk diterima sebagai satu kesepakatan nantinya. Yang pertama pad.a butir pertama, kawasan wisata menurut pendapat kami disamping memang sudah jelas pengertiannya juga kami melihat bahwa dalam Rancangan Undangundang ini kata wisata tidak pernah berdiri sendiri. Antara lain kita lihat obyek wisata, tujuan wisata dan lain-lain, sehingga Fraksi kami mengusulkan untuk butir 1 ini dihilang-kan o Kemudian butir 2, pariwisata kami usulkan menjadi butir ke 1 dan materinya ata~ redaksinya kami mengusulkan suatu redaksi yang kami ~ggap lebih mempertajam tentang penanggung
jawab. ••••••••••
- 35 -
jawab pariwisata. Yang bunyinya sebagai berikut pariwisata adalah seluruh upaya dan kegiatan· yang dilakukan Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat luas untuk mengatur, mengurus dan melayani wfsatawan dalam perjalanan dan persinggahannya. Dalam kalimat yang kami_usulkan ini sudah jelas bahwa penanggung jawah dari Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat itu dipertajam. Dan pada butir 2 konsep Rancangan Undang-undang ini kami melihat bahwa kalimatnya itu tidak mempertajam yang demikian dan bahkan kami berkesan bersifat pasif. Kemudian selanjutnya butir 3 mengen•i istilahn:kepariris4taan itu kami drop karena sudah kon
sistem dengan kesepakatan pada waktu yang lalu. Kemudian usulan butir baru jadi sama dengan Fraksi-Fraksi yang lain terutama Fraksi ABRI juga mengusulkan adanya perlu batasan mengenai wisatawan. Dalam hal ini kaki ingin mengusulkan bahwa pemasukan batasam atau definisi wisatawan adalah sebagai berikut : wisatawan adalah setiap orang yang melakukan perjalanan ke tempat yanglain dari ti;;mpat tinggalnya dan melakukakan persinggahan sementara untuk jangka waktu lebih dari 24 jam di tempat yang
ditujunya guna memenuhi keperluan tertentu yang timbul dalam kehidupannya serta tid.ak mencari nafkah di tempat yang dituju. Dengan demikian kami,inelihat bahwa tercakup semua yang merupakan kegiatan wisata. Selanjutnya usul penyempurnaan butir 4 menjadi butir 3, kata kepariwisataan itu kami juga konsistem dengan kesepak:anan yang lalu sehingga dengan demikiaa didrop. Kata obyek wisata kami usulkan diganti dengan kata daya tarik wisata. Kata wisata menjadi pariwisata sehingga basil penyempurnaan kami usulkan, usaha kegiatan pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan
" atau mengusahakan daya tarik pariwisata termasuk usaha lainnya
·yang memmjang bidang ·tersebut. Keterangan kata-ka~;i obyek wisa
ta dalam Rancangan Undang-undang ini diganti dengan kata daya tarik pariwisata. Selanjutnya butir 5 Rancangan Undang-undang menjadi butir 4, kata obyek wisata menjadi daya tarik pariwisata, kata wisata menjadi pariwisata, sehingga kami usulkan penyempurnaan sehingga berbunyi sebagai berikut : daya tarik pariwisata ad.alah segala sesuatu yang menjadi sasaran pariwisata. Saya kira itula.h beberapa usulan-usulano Usulan selanjutnya ada-. lah buttr 6 dalam Undang-undang men.jadi butir 5, usulan baru. Kata wlsata menjadi pariwisata, hasil penyempurnaan butir 5 : kawasan partwisata adalah kawasun yang dibangun atau disediakan untuk memenuh1 kebutuhan pariwi.sata. Usul penyempurnaan selanjutnya suatu usulan butir baru dengan penyempurnaan pada butir 6
yang. •••••••••
- 36 -
yang kami usulkan yaitu dengan menyebutkan Menteri adalah Men-. ,
.teri yang bertanggung jawab dalamkregiatan pariwisata. Dengan demikian butir pasal l tetap 6 namun ada beberapa usul baru
· dan dengan demikian kami mohon pertimbangan dan tanggapan dari
·masing-masing Fraksi dan Pemerintah. Terima kasih.
KETUA : ••••••••••
(
- 3? -
KETlJA PJ\NSUS ( WARNOl lARD.JO' sn ) Terima kasih F-PP. Kami persilakan F-PDI.
ANGGOTA PANSUS/F-PDI ( I GUSTI NGURAH YUDHA )
Kami juga di dalam Bab I Ketentuan Unum Pasal 1 ada beberapa perubahan atau tambahan. Se lain i tu juga ada sekaligus ralat y~mg kami kemukakan karena kita tidak tlapat kesempatan untuk mcngoreksi persan<lingan DIM ini. Sckaligus yang kami baca sudah ralat.
Kedua, kami mendukm1g sekaligus pcrsetujuan Menteri. Kami terlupa dalam DIM mencantumkan Menteri seperti kctiga fraksi yang dikemukakan tadi. Sedangkan dalam batang tubuh kami ada dalarn kelembagaan. Jadi mohon dimaklumi, kami mendukung apa yang dimaksud Menteri sama denganketiga rekan fraksi.
Selanjutnya ada 2 hal yang kami tarik dari batang tubuh karena itu merupakan diskusi kami dalam fraksi pendefenisian, antara lain impris syariat
" 1dan penyelenggaraan Kepariwisataan, karen~ di sana masih ada dalam batang tu-
. buh adalah, sehingga nanti kita masuk dalam Bab atau Pasal ini tidak bicara adalah lagi tapi langsung pada materi. Jadi i tu han1s diove-, alih ke Ketentuan Umwn, nanti bisa dilihat kalau kita sampai pada Bab impresarj_at". 1 Bab, itu disinggung terus jadi tidak perlu lagi ada adalah. Untuk lebih jelasnya akan kami baca dengan koreksi yang telah kami smnpaikan tadi clan sekaligus mendukung F-ABRI bahwa ini hams dibicarakan 1 paket, karena ini peristilahan bani. Lebih lebih kalau dilihat dari ahli bahasa, katanya dari Sansekerta tentlUlya ini sudah merupakn bagian dari bahasa kita. Banyak bahasa-bahasa
asing yang kita over alih menjadi milik kita sendiri. NamWl demikian alang
kah baiknya juga sekaligus kita menyepakati secara bulat nanti, sehingga ada
lah .sumbangan dari Pansus kepada perbenJaharaan Kosa kata yang baku. Ini ha
ra.pan kami karena sudah kita cantwnkan dalmn UU ini nantinya.
Baik kruni bacakan, sebehunnya kami mohon maaf lagi pcrlu penjclasmi ma
salah urutan <lan lain scbagai sistematika k~ni persilakm1 kepaJa sid~mg ym1g
nulia untuk mengatur, namun kami akan membaca sesuai dengan DIM kami. Barang
kali ada yang lebih teliti yang lebih <lulu, yang lebih belakang.
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau bagian dari kegiatan tersebut yang
terutama bertujuan untuk menikmati objek wisata.
2. Pariwisata a<lalah pcrjalanan <lan persinggahan yung bersifat sementara yang
dilakukan seseorang ketempat lain diluar tempat bennukinmya, untuk mcmenu
hi kebutuhmmya, kecuali lU1 tuk menetap clan mencari nafkah W1tuk mendapa tkan
upah.
Di rungan ini sebentar pulang tentunya kita bukan Pariwisata. Kalau tempat
be1mukim adalah tempat domisili kita.
Nomor 3 tetap seperti RUU. Nomor 4 tambahan baru. Wi s<1tawan ada lah sctiap orang yang mcbkukan kc
~.atan wisatn. Ini koreksi kruni, <li sini kmni tulis Pariwisata. Nomor S tetap, namun ada perubahan yaitu usaha Kepariwisataan adalah ke
giatan yang bertujuan mcnyelenggarakan j asa ivisata atau menyediakan at.au meng
--usahakan objck wisata tennasuk usaha lainnya yang menunjang bidang tersebut.
Non1or 6 •.•.•••••••••••••••••••
- 38 -
Nomor 6 deng(Ul perubalwn objck wi.suta adalah segala sesuatu yang merupakan daya tarik Pariwisata yang menjadi sasaran wisata.
Butir 7, Kawasan Wisata adalah suatu kawasan dcngan batas tertcntu yang
dibangun dan memiliki prasarana clan sarana untuk kebutuhan Pariwisata beserta sistem. pengelolaarmya. Ini tambahan ym1g kmni maksudkan tadi.
Butir 8, Penyelenggara Wisata adalah Pengusaha, kelompok dan atau perorangan yang berbentuk badan hukum yang menyed:iakan jasa perencanaan dan penyelenggaram1; pariwisata.
Butir 9 baru, krnni over alih persis seperti di batang tubuh RUU. Juga ten
tang Impresariat Nomor 9 Baru. Impresariat adalah Kegiatan usaha berupa penyelenggaraan hiburan yang meliputi mendatangkan, mengirim dan mengembalikan serta menentukan tcmpat, waktu dan jenis hiburan.
Sekian.
KETUA PANSUS ( WAI<.NOI IARDJO, SE )
Terima kasih F-PDI. Sebelrnn kami sampaikan kesempatan pada Pemerintah, se
kedar inventarisasi secara kasar. Kelihatannya ke-4 fraksi sudah mengomentari
dan nmgusulkan penycmpumaan, hampir dikeseluruhan pasal-pasal dari Bab I ini
sehingga timbul ada perubahan redaksional, substansi bahkan ad.a perubahan sis
tematika. Yang menonjol adalah masalah diantaranya, ada yang mempertahankan objek, ada yang daya tarik. Baik secara alternatif maupllll akLUnulatif. Ini saya
ki.ra perlu kita pikirkan bersarna sehingga memang alur pikir ini dapat kita ja-
dikan kesepakatan untuk membahas batang tubuh dalam pasal-pasal berikutnya.
Demikian juga rnengenai tambahan pasal Menteri. Ke-3 fraksi secara tertulis
sudah ada, kalau ada kelupaan memang lupa dalam membaca. Saya kira sudah sama
sekarang, semunya hadir di claJam DIM dan dianggap suJah ada Ji dalam wisatawan
juga ke-4 fraksi sudah menanggapi dan mempunyai satu kesamaan.
Kami persilakan dari pihak Pemerintah untuk menanggapi secara keseluruhan
lebih dahulu schingga nanti kita tcrjun kcpada pcndnlrnnan pasnl demi pasal.
PEMERINf AH/MENP ARPOSTEL ( SOESILO SOEDARMAN )
Sayapun sama dengan anggota atau seluruh warga anggota Pansus tennasuk
Ketua dan Para Wakil Kctua. Jadi pada waktu saya melihat apa itu Pariwisata,
apa itu Wisata dan lain-lain itu memang barang baru sehingga mencari akamya pertama kali juga ti<lak tahu kapan Pariwisata itu dicctuskan oleh siapa dan
dari mana, apa artinya dan lain-lain. Jadi saya baru mengetahui bahwa itu <lu
lu dicetuskan oleh Pak Priyono waktu beliau menjacli Menteri P dan K dengan 2
suku kata yang Pari clan Wisata dan lain sebagainya, dimana Pariwisata juga dari 2 suku kata lagi lalu jadilah ini kata Indonesia yang kita sekarang ini
_ _!y1rus merumuskan untuk dij adikan ketentuan dalam UU ym1g bersifat bak1l dan
akan langgeng. Ini saya kira tujuan kit.a bersama sehingga tidak a<la interpre-
tas ~i ......... \,) ..•.........
- 39
tasi yang berlainan. Mengingat semua fraksi telah mcngcmukakan keseluruhan
butir-butir dalam Bab I Pengertian Umum, maka tanggapan Pemerintah clalam
hal ini juga akan kita berikan saja perbutir sesuai clengan yang cliajukan
fraksi. Jadi saya kira mohon rnenyimak apa tanggapan kita terhadap yang di
aj ukan fraksi-fraksi sesuai butir yang dibahas.
Mengenai wisata dan wisatawan, ini jadi satu yaitu sebagai berikut
Mengenai rumusan wisata, sikap Pcmerintah pada clasarnya tetap pada ru
musan RUU, karena ini diambil dari kamus besar bahasa Indonesia. Yang menja
di keberatan tentu. aclalah kata-kata berscnang-senang. Mungkin ini menimbulkan
kesan terlalu sempit clan mungkin kesan-kesan lain. Jadi jika perlu kata itu
dapat dihilangkan. Kata semat,a-mata yang mtmgkin menj acli satu keberatan frak
si dapat dig anti misalnya dengan terutama. Kata ten1tama dalam rumusan ini
untuk menunjukkan adalah itu yang menjadi motivasi orang melakukan kegiatan
perjalanan. Di sini hanya sebagai keterangm1 lebih jelas clari rumusan dan
sekaligus juga ada upaya menampung untuk misalnya membuang kata-kata berse
nang-senang dan lain sebagainya. Sekarang ijinkanlah saya memberikan tanggap
an w1tuk F-KP. Dengan titi~ tolak pengertian wisata dalam nnnusan ini, Peme
rintah berpend.apat bahwa usulan F-KP rnerupakan penje1asan dari rumusan Peme
rintah tentCJJig wisata, clan karena itu <la.pat climasukkan ke dalam penjelasan
pengertian wisata.
Mengenai usul tentang pengertian wisatawan, Pemerintah melihat bahwa
rnasalah pokok yang harus diatur dalam masalah ini adalah kegiatannya, yaitu
wisata sedangkan wisatawan merupaka salah satu saja dari sekian banyak usul
tentang wisata. Namun begi tu Pemerintah clapat memahami arti pentingnya wisa
tawan. Oleh karena itu dapat clitampung dalam penjelasan.
Mengenai pengertian <la.ya tarik, ini dari F-KP telah tercantum dalam pe
ngertian objek wisata. Demikian untuk F-KP mengenai wisata clan wisatawan.
Seka.rang untu~ F-ABRI. Kita be11)endapat clengan tetap rnenghargai a.pa yg
diajukan bahwa nunusan F-ABRI khusus mcngenai wisata itu belum menggarnbarkan
citi khas sebagai perjalanan wisata, karena perjalan clan persinggahan di luar
tempat tinggal dapat dilakukm1 berbagai ma.cam motif. .Antara lain mencari naf
kah a.tau berusaha yang ini tidaJc masuk <lalrnn pengertian wisata. Ini dari ki
ta.
Sekarang jawaban atau tanggapan F-PP. Rumusan pengertian wisata, Pemerin
tah beranggapan karena mcnj adi dasar pengertian tmtuk kegiatan Kepariwisataan
yang diatur dalam pasal-pasal lain dalam RUU ini. Sedangkan untuk F-PDI pada
dasarnya Pemerintah dapat mernberi usulan rumusan F-PDI. .Jadi sekali lagi ini
tangga.pan ten.tu clan nantinya 1mtuk mcndapatkan mufakat chm kesepakatan, ini
akan lebih baik nantinya meskipun kita setuju bahwa pengertiannya haius bisa
ditemukan, disetujui <li Pansus, tap:i penunusan lcbih lanjut nanti bisa di Pan-
-ja.
Seka1~ang .................... .
- 4o -
Sekarang mengenai butir 2, Pengertia Pariwisata. Bertitik tolak dari
Pengertian Wisata seperti tercantum dalam RUU, Pemerintah tetap pada pen
dirian pengertian tentang pµriwisata seperti dalam RillJ, sehingga tanggapan ki ta terhadap F-KP adalah sebagai berik'ut
Pengerti Pariwisata sebagaimana diusulkan F-KP, kita memandang mem""
punyai arti yang sempit karena hanya mencakup kegiatan perjalan dan persinggahan, seJangkan Pariwisata mcnurut nunusan RUU, itu lcbih luas cakupannya, yaitu mencakup objek wisata dan usaha-usaha lain yang menunjang.
Sekarang mengenai jawaban kita terhadap F-ABRI. Rumusan yang diusul
kan F-.ABRI memang mencakup pelaku kegiatan, yaitu Pemerintah, Badan Hukum
dan Perorangan. Namun itu belum mencakup yang bukan Pemerintah, bukan Badan Hu.kum dan bukan Perorangan, seperti rombongan, kelompok orang,, prgani-
sasi kemasyarakatan dan lain-lain. Sedang kehiatarmya belum mencakup objek
wisata yang merupEkan unsur penting dalam penyelenggaraan Pariwisata. De
mikian ini lllltuk F-.ABRI mengenai Pengertian Pariwisata.
Sekarang lUltuk F-PP mengenai Pengertian Pariwisata. Pemerintah kurang
sependapat dengan F-PP yang menyatakan bahwa Pariwisata adalah seluruh upa
ya dan legiatan untuk mengatur, mcngurus, melayani wisatawan da1am perja
lanan dan persinggahannya. Sedangkan Kegiatan Pariwisata jauh lebih luas da
ri kegiatan i tu. Lalu Pengertian Pariwisata tanggapannya terhadap F-PDI.
Pemcrintah berpcndapat bahwa usulan F-PDI mcncakup n1ang lingkup yang kurang
luas karena tidak mencakup objek wisata. Berdasarkan atas usulan-usulan dari
fraksi tersebut, Pemerintah tetap berpendirian dalam nunusan RUU mengingat
terdapat n.nnusan yang jelas dalam Pariwisata maupun Wisata. Namun demikian
kita juga seperti yang tadi. Kami usulkan, jadi betapa pentingnya ini memang
8 atau 6 tambah 2 butir-butir ini han1s;; ki ta konsensuskan ke dalam Pansus
:ini.
Sekarang kita berlanjut dengan butir 3 mengenai Pengertian Kepariwisata-
. an. Ini juga dengan pada prinsipnya Pemerintah bertahan pada rumusan yang a
da pada RUU sehingga jawaban lUltuk F-KP kita kurang sependapat apabila Kepa
riwisataan diartikan untuk mendorong kunjungan wisatawan dan menata serta me
nyediakan perjalan clan persinggahan wisatawan sebab Kepariwisataan mencakup
yang luas daripada itu, tidak hanya mendorong dan menyediakan tetapi juga me
lakukan perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan pengendalian dalam kegi
atan Kepariwisataan yang dalam arti luas tidak hanya untuk kepentingan wisata
wan bahkan memberikan landasan filosofi yang Idiil bagi kegiatan Kepariwisataan pada umtUI111ya.
Untuk F-ABRI. Ini kurang sependapat oleh karena Kepariwisataan bukan sa
ja pembinaan dan pengembangan Kepariwisataan. Tetapi lebih luas seperti dije
laskan di depan untuk jawaban F-KP.
Untuk . ..•...•....•..••...•••.
- 41 -
Untuk F-PP usul penyempurnaan F-PP tentang Wisatawan seperti yang dike
nukakan dalam jawaban terhadap usulan F-ABRI. Jadi penyernpurnaan tadi sudah saya kemukakan.
Untuk F-PDI, usulan penyempurnaan tentang Wisatawan sama jawaban kits
terhadap F-PP clan F-ABRI •
Sekarang mengenai Usaha Kepariwisataan. Kita juga tetap dalani konsep
RUU karena clidasarkan pad.a pola clan strata berpikir yang bertitik tolak pa
da pengertian wisata yang berkembang clan lcbih lanjut lagi kepada Kepariwi-
. sataan yang merupakan satu kesatuan pengertian yang utuh clan bulat. Jadi
Wisata, lalu Pariwisata clan Kepariwisataan. Ini jawaban untuk F-KP. Menge-;:
nai usul F-KP bahwa Kepariwisataan ti<lak hanya menyecliakan jasa tetapi ju
ga menyelenggaraan penciptaan objek lvisata.
Untuk F-ABRI, usaha Kepariwisataan ticlak hanya menghasilkan jasa atau
barang untuk keperluan wisatawan, t?tapi juga·mcnt,rusahakan objek wisata ser
ta. usaha penunjang lai1mya.
Jawaban untuk F-PP, ini kurang sependapat. Bahwa Kegiatan Kepariwisata
an bertujuan mengusahakan claya tarik wisata, scbab pengertian daya tarik wi
sata belum pasti menjadi objek wisata, ini diclrop.
Untuk F-PDI. Rasanya tidak perlu ada jawaban karena sama dengan kita.
IVIarilah kita berlanjut kepada butir selanjutnya. Objek Wisata; saya kira
sud.ah bisa ditebak sebab pengertian tcntang objek wisata clan daya tarik wisa
ta Pemeri:Q.tah tetap pada pendirian seperti dalarn RUU.
Kemudian ini ada jawaban yang bersama-sarna. Untuk p..,l(p, F-.ABRI clan F-PDI.
Pacla dasan1ya mengenai objek wisata, pcndapat dari F-KP, F-ABRI, dan F-PDI de
ngan Pemerintah hanya berbeda graduil saja sehingga dapat disempurnakan nan
ti dalam Panja.
Menganai F-PP kita kernbali pada pengertian objek wisata clan daya tarik
yang sudah clidrop, clan ini kita drop juga.
Butir selanjutnya adalah Kawasan Wisata. Jadi kita pada dasarnya tetap • pada pendirian yang tercantum <lalam RUU. Meskipun clerni.kian kepada F-KP Jawab-
an kami atau tanggapan kami sebagai berikut
Tentang Kawasan Wisata yang antara lain menyangkut mrnnpu memenuhi kebu
tuhan Kepariwisataan menurut hcmat Pemerintah terlalu luas, karena dengan pe
ngertian tersebut clapat tercakup penyecliaan pencJidikan atau stunber daya rna
nusia yang sebenarnya tidak tercanturn dalam pengertian Kawasan.Wisata~ . .
Untuk F-.ABRI. 1v1engenai usulmmya tentnng Kaw~1sm1 Wisata pada. dasamya
hanya ada perbedaan yang ·s-fatnya graduil. Tapi dtpgt dijclaskar.i bahwa dalam
penentuan Kawasan Wisata, Pemerintah tidak mcncra'11k~m sistcm pcnge·~olammya
karena pengelolaan rnenj adi tanggung j awab masing-rnasirig pengus.aha. Jadi ini
penjabarannya sekarang, ja<li ini b~lik Kawasan Wisata yanl kita adakan BTDC
_di Bali Nusa Dua, i tu berlainan clcngan yang ada di MI'DC, karena BTDC 100%
Pemerintah, BUMN. Scdangkan P.ffDC itu adalah patungan m1tarµ perusahaan swasta,
Bl]i\·1N ••••••••••••••••••••• o
- 42 -
BUMN, ada juga swasta nasional dan lain-lain. Jadi kita tidak mengatur pengelolaannya, meskipun itu beltun tentu benar terserah UU-nya.
Sekarang usulan-usulan tambahan. Untuk F-KP, F-PP dan F-ABRI. Mengenai
usul F-KP untuk menarnbahkan Menteri adalah Menteri yang membawahi bidang Ke
pariwisataan dapat dijelaskan bahwa pada prinsipnya Pemerintah, itu_ satu ta
pi ada tanggung jawab yang jelas untuk masing-masing bidang. Namun demikian
bila F-KP, F-PP dan F-ABRI menghendaki hal itu, itu clapat dibicarakan lebih lanjut.
Butir lain yang berupa tambahan adalah pertanyaan dari F-KP bahwa dalam sistem pemerintahan i tu dikenal prinsip tugas dibagi habis dengan memberikan
kewenangan yang jelas dan tegas sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yg
berlaku, dalam hal ini UU Tentang Industri tidak mencantumkan Pariwisata da
Jam cabang industri. Untuk itu dalam UU ini dipergunakan usa11a Kepariwisata
an. Untuk keberhasilannya, usaha tersebut tidak dapat disangkal lagi keberhasilan itu dalam p~nyelenggaraarmya didukung oleh industri yang berkait. Jadi
kita tidak memakai kata industri tetapi kita memakai kata usaha Kepariwisata
an meskipun keberhasilannya usaha itu pasti haius didukung oleh Industri yg
terkait. Istilah industri Kepariwisataan memang menurut hemat k~ni perlu di
perli.atikm sejenak, oleh karena di dalam tulisan-tulisan juga dalam ceramah
ceramah i tu selalu menyebutkan Industri Pariwisata ad.alah S~tlah satu industri
yang tidak terkena resesi ekon01ni dunia, malah pada abad yang akan datang
ini meiupakan industri yang terbesar di dunia • .Jadi ini saya ragu membuat
jasa yang kita punya keterangan. Tapi beginilah kondisinya. Jadi semuanya
nenjuius ke Industri-industri sehingga kita untuk lebih aman, oleh karena
-
ini bidangnya bukan industri yang kita bicarakan lalu kita sebut usaha Ke
pariwisataan, kecuali kalau ada konsensus yang ·lain <lari Pansus ini.
Demikianlah tanggapan pertama dari Pemerintah tentang butir-butir Penger
tian Unum yang kitapun sependapat dengan Bapak dan Ibu sekalian bahwa ini ada
lah sangat penting dalam kelanjutan proses .pembahasan RlID ini.
Terima kasih.
KETIJA P.ANSUS ( WARNOHARDJO,__ SE )
Terima kasih pada Perrrrintah yang sudah memberikan tanggapan terhadap
usul dan saran penyempurnaan fraksi-fraksi dari Bab I secara menyeluruh mau
pun secara Pasal demi pasal. ~alau dalam pembicaraan.
INTERUPSI ANGGOTA P ANSUS/F-PDI ( I GUSTI NGURPH YUDHA )
Mohan maaf, sebab usulan kami 2 tambahan baru belum mendapat tanggapan
dari Bapak Menteri antara lain di RUU bagian ke-2 Penyelenggaraan Wisata.
Pasal 9 Penyelenggara Wisata adalah, ini seperti pendefinisian sehingga ka-
mi over alih Ketentuan Uimnn. Kami lagi tambahkan di Impresariat, yai tu
bagian . ................... .
- 43 -
bagian ke-5 Irnpresariat Pasal 23 ayat (1). Irnpresariat adalah Kegiatan.
Jadi ini rnasih bersifat definisi, apakah tidak lebih baik dimasukkan ke
clalam Ketentuan Umtm1, hanya kami mcngover alih seutuhnya dari RUU. Mahon
kiranya atas ijin Bapak Ketua Pemerintah bisa menanggapi. Terima kasih.
KETUA PAN SUS ( WAHNOHARDJO, SE )
Sekali lagi kami mohon maaf, sckaligus kami berikan kesempatan pada Pemerintah.
PEMERINTAH/!VIENPARPOSTEL ( SOESILO SOEDJ\RMAN )
Ada suatu landasan tertcntu yang ki ta pcrgtmakan scbctulnya untuk me
masukkan sesuatu ke dalam Ketentuan Urnun. Jacli Irnpresariat misalnya itu
kita anggap tidak masuk ke situ oleh karena ini mungkin bagian dari sesua
tu kegiatan. Tetapi kalau tadi yang kita sebutkan itu adalah betul-betul
rrenyangkut kctentuan yang sifatnya muluk. Di sini alasannya. Tapi akhirnya · inilah yang kita punya penclapat.
Terima ka.sih.
KETUA P.ANSUS ( WARNOHARDJO, SE )
Jadi tadi juga bukan 3.fraksi yang mcngusulkan Pemerintah cliganti de
ngan Menteri. Tetapi juga sudah acla 1 perbaikan ke-4 fraksi mengusulkan is
tilah Pemerintah diganti dengan Mcnteri. Kcduanya mtmgkin Impresariat memang
sudah dicantumkan dalam Ketentuan Umwn karena kebiasaan, kelaziman yang di
cantumkan clalrun Ketentuan Urntun adalah istilah-istilah yang akan diulangi te
rus menerus clalam batang tubuh, clan Imprcsariat saya lihat hanya satu masa
saja. Seandainya kita mengalarni dalam perjalanan pembahasan Konsiderans Pe
merintah cukup akornodatif di dalam Ketentuan Umrnn ini kc lihataimya hampir
pintunya ditutup rapat-rnpat. Tapi saya kira bukanbermaksud kita menggedor
pintu kalau tidak pennisi, masala1~1Ya mcmang dari :froksi -fraksi sebagaima
na tadi disarnpaikan bahwa memang istilah-istilah ini mcrupakan istilah yg
baru sehingga interpretasi masing-ma$ing juga sarna-sama mencari apa yang di
maksudkan dcngan istilah-istilah itu. Tujuan kita adalah membakukan istilah
istilah tersebut clan sekaligus mcmberikan semacam satu wawasan <lari masing
masing sehingga arah UU ini benar-benar mcncapai sasaran sebagaimana diha
rapkan. Dari ke-4 fraksi clan konsep Pemerintah scanclainya kita dapat setu
jui bahwa sckalipun ki ta acla perbcclaan tapu acla ti \ik-ti tik persamaan. Sa.
ya kira kewajiban kita mencari bcnang merah dari persamaan-persamaan ter
sebut. Oleh karena i tu saya kira masalalmya yang pen ting nanti untuk ki ta
n-engurai dari masing-masing pasal tcrsebut, inti clan materi apa yang se-
l)e11arnya ••..•..•..•..•.. o •
--
- 41+ -
benarnya harus ada di dalam masing-masing pasal tersebut, misaillya kalau ki ta berbicara Wisata, nnmgkin yang paling daninan untuk ki ta perhatikan
di situ satu hubungan antara mo}:ivasi seseorang mengadakan kunjungan Je
ngan tujuan kunjungan. _
Kalau/ •••••
.,
- 45 -
Kalau kita berbicara kepariwisataan ini intinya lebih banyak didalam masalah manaj~
men,manajemennya bagaimana?,dan kalau kita berbicara mengenai masalah obyek bagaim~
na yang dimaksud dengan sifat karakteristik dan lingkup dari pada tujuan dan kalau
kita berbicara kawasan industri adalah merupsksn sesuatu salah satu tujuan yang di
organisir oleh Pemerintah. Oleh karena itu kami tidak akan mengomentari tetapi kita
ingin tawarkan apakah sesuai dengan kesepakatan kita akan kita selesaikan dalam pa_!!
sus tetapi saya kira memerlukan pemikiran lebih terinci dan mendalamtidak hanya se
kedar menanggapi tetapi saya kira kita berpendapat Pemerintah sudah memberikan DIP
nya telah banyak saya kira pada kesempatan ini kita mencoba dari fraksi-fraksi ing
in kami tawarkan untuk menjadikan materi usulan Pemerintah ini sebagai kajian kita
bersama merangkan dari pada Penerintah ini kita sempurnakan kembali dengan menging
at hal-hal yang tadi dengan dan disertaidengan upaya kita untuk mencai benang merah
persamaan persamaannya.Seandainya hal tersebut bisa disepakati saya kira ini akan
menjadi memudahkan dari pada kita masuk kerumpun-rumpun perbedaan yang banyak.
Tinggal kita memilih kira-kira apa yang kita memilih, kita memilih menekankan pada
kesaman-kesamaan unt6uk selanjutnya nanti kita himpundan saya kira mungkin kita naE_
ti kita juga akan mencapai dan mungkin titik tolak pemikiran kita ada baiknya juga
dimulai dari apa tujuannya sehingga kita tricle down efect-nya ke belakang itu kep2_
da wisata,misalnya dalam sistimatika apakah wiata dulu ataukah pariwisata dul~,ini
apakah mengalirnya dari yang kecil kepada yang besar atau yang besar kepada yang
kecil. Sistimatikanya apakah induktif apakah deduktif sehingga mungkin nantinya ml:_
salnya sajakami ingin contoh tapi ini merupakan suatu sebagai anggota sebagai pimp_!.
nan,misalnya didalam kawasan wisata apakah memang kawasan industri wisata itu .
Apakah kawasan wisata ini menggunakan konsep Pemerintah,kawasan wisata adalah kasan
yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata ?. Atau kawasan
adalah kawasan yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan usaha kepari
wisataan. Saya kira ini mungkin ada beberapa hal dengan argumentasi tertentu atau -
a~gamentasL~yang:-:.tebih:~kita cernakan nanti bisa kita bahas 1ebih lanjut,untuk itu
kami buka satu instansimenanggapi tanggapan Pemerintah,kami persilahkan FKP.
ANGGOTA 'PANSUS(J.G. WOWOR,SH)/FKP
Terima kasih Saudara Ketua dan terimakasih pula kepada Bapak Menteri atas penjela
san terhadap usulan penyempurnaan redaksional maupun penambahan butir-butir.
Kami dalam hal ini tentunya tidak kami ingin membandingkan adanya penyempurnaan ma
ka bahkan penambahan, maka alur fikir FKP yaitu bahwa bila mana kita mengartikan
wisata berarti tour,sedangksn wisatswan berarti touris,pariwisata berarti tourism
kepariwisataan berarti segal sesuatu yang berubungan dengan tourism tersebut.Inilah
alur fikir kami sehingga kami dalam hal ini masih memerlukan dan tetap berpegang k~
pada apa yang telah kami sampaikan.Alur fikir kami ini demikian dan mudah-mudahan
demikian pula dari pihak Pemerintah,walaupuntelah mendapat penjelasan.Sedangkan ber
kenaan. dengan ,
daya tarik/ •••..•.
H-2 46 .~":·,
daya tarik memang telah tertampil dalam obyek,tetapi sepertihalnya kami sampaikan
berkenaan dengan obyek dan daya tarik tersebut yang kami juga ambilkan dari pada p~
mandangan umum Fraksi-fraksi yang telah ditanggapi oleh Pemerinta~,yang menurut he
mat kami perlu perlu adanya pemisahanseperti halnya kami sampaikan memang pengert2:_
an daya tarik dan obyek wisata ini hanyu dapat dibedakan tctapi tidak dapat diph>a~
kan tetapi sebaliknya menurut hemat kami obyek wisata ini,melihat obyek itu tidak -
ada persiapan terlebih dahulu. Dengan kata lain kita dapat melihat secara langsung
tanpa bantuan orang lain,seperti pemandangan,gunung,sedangkan sedangkan daya tarik
tadi disebutkan oleh Mas Buang atraction merupakan sinonim dengan pengertian inte.!:_
taiment yang dipersiapkan terdahulu agar dapat melihat atau dinikmatisepertihalnya
misalnya tari-tarian. Oleh sebab itulah FKP dalam hal ini masih menganggap bukan
berarti daya tarik ini telah termasuk dalam obyek tetapi harus terpisah dalam hal -
ini,mengapa karena juga dalam hal ini dalam Pasal-pasal berikutnya itu akan kami b..§:_
has lebih lanjut.yaitu berkenan dengan obyek wisata ini.Demikian sudara ketua dan
terima kasih kami ucapkan.
KETUA PANSUS(WQRNOHARDJO,SE):
Kami persilahkan dari F.ABRI .
ANGGOTA PANSUS(JOEPITO~/F ABR~:
Terima kasih Saudara Ketua,kami sampaikan juga ucapan terirna kasih kepada Bapak Me~
teri Parpostel yang telah memberikan penjelasan,namun sekali lagi dari Fraksi kami
ingin menjelaskan tentang pemikiran kami tentang definisi ini. Memang nampaknya se_
telah kami baca dari 4 Fraksi ini semuanya pinter semua,sehingga teluar definisi
yang berbeda-beda atau saking tidak mengertinya ini ada 2 kemungkinan. Kamipun sem~
la itu mencari definisi ini juga agak kesulitan tetapi kemudian kita ingat istilah
seperti yang diutarakan oleh Mas Wowor tadi yaitu dalam bahasa inggris kita hanya -
mengenal disana hanya ada tiga :diawali dengan tour,kemudian dengan touris dan tao_
rism_:karena itulah setelaj ada istilah kepariwisataan kita wwaktu itu agak kebing
ungan,ini tempatnya yang mana ?! jadi tourism itu apakah kepariwisataan apakah par!
wisata,karean semuanya kami masih mencari-cari lagi,akhirnya ketemulah ilmu gatuk
kita digatukkan dengan isi undang-undang ini sehingga kita urutmemang yang harus ki
ta beri definisi tegas dulu adalah pariwisata itu,ini asal mulanya dari sana dan un
tuk fraksi ABRI didalam memberikan pengertian disitu jelas-jelas memberikan suatu
definisi dikaitkan juga dengan perkembangan pariwisata yang sudah demikian jauh ba_!!
kan mungkin diwaktu yang akan datang akan berkembangdan didalrun definisi dari pada
rumusan RUU,disana itu hanya sekedar obyek wisata,tetapi kami milihat ada juga tou
ris yang tidak secara langsung pada obyek wisata katakanlah sepeti kunjungan keluar
ga,ini obyeknya apa sebenarnya ?.Apakah keluarga itu obyek wisata ?.lha ini.kita
kebingungan pada waktu itu. Oleh karens itu didalam memberikan definisi akhirnya
kita rumuskan saja mari kita coba apasebenarnya wisata itu,yang jelas ada perjalana
dan sifatnya sementara,diluar tempat tinggalnya,menuju suatu tempat tetapi tidak UE_
mencari nafkah kemudian kita jabarkan didalam penjelasan F ABRI ada disana,beberapa
keorluan keperluan untuk perjalanan itu,seperti berlibur,kunjungan kunjungan keluar
dan lain sebagainya.
Disini / •..••.
- 47 -H-3
Disini akan kita lihat tida semata rnata sebagai suatu obyek wisata,dalam pengertian
yang ada disini inipun juga kita lihat dari perkembangan dimasa rnasa yang sudah ada
sekarang inibahkan kemungkinan juga yang akan ber·kernbang dimasa yang akan datang
mernang demikian luas. Kemudian selanjutnya baru kita bicara wisatawannya sendiri, " hal ini rnemang je~as kalau yang tadi itu kegiatanya,tentunya orang yang melakukan -
kegiatan adalah wisatawan itu,jadi disitu kita tidak terlalu banyRk repot nah sete
itu kita bicara mengenai µariwisataternyata istilah pari itu katanya ada oran~ yar1g
menmgatakan itu kira-kira ada pengertian parinya itu adalah beberapa atau banyak,
jadi banyak dalam arti suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata lha kita rangkai
rangkai kalau begitu ini merupakan rangkaian kegiatan,nah itu kita rumuskan demiki
an yang dilakukan oleh Pemerintah oleh masyarakatyang dalam hal ini kita juga sudah
rumuskan yang terus dalam kaitanya untuk mendukung keperluan wisata barang kali ka
lau pada kesempatan rapat pansus sekarang ini lebih dulu lebih bisa merumuskan isti
lah wisata ini,kalau wisata sudah kena artinya tidak ada perbedaan yang terlalu
prinsipiilbarang kali tentu nanti yang lain-lainnya muda9,maksud kami demikian.Su
paya nanti tidak terlalu barang kali nanti kalau di Panja mungkin juga ramai lagi,
sehingga mungkin akan berlarut-laru~,demikian Saudara pimpinan pendapat kami meng~
nai masalah inisekali lagi kami ucapkan terima kasih.
KETUA PANSUS(WARNOHARDJO,SE):
Terima kasi kami ucapkan untuk selanjutnya kami persilahkan dari FPP.
ANGGOTA PANSUS(DRS.BUNYAMIN MATALITTI)/FPP:
Teri.ma kasih saudar ketua,setelah rnendengarkan penjelasan dari Pemerinta9,kami
ingin menyampaikan penghargaan karena penjelasan itu telah menjelaskan latar brla -
kang kemunculan dari pada batasan-batasan istilah ini. Jadi apa yang kami ajukan ta
saya kira tidak sepenuhnya ditolak oleh Pemerintah dan kamipun juga mengerti apa y~
ang telah disarnpaikan oleh Pernerintah,seperti pada butir 1 (satu) mengenai wisata
tadi dengan menghapuskan kata-kata semata-mata dan atau bersenang-senang saya kira
prinsip dari fraksi karni ini sudah bisa dimana nanti kami akan mengusulkan suatu
kesimpulan yang kiranya dapat membantu mempercepat perumusan ini.Kemidian butir 2
( dua ) yang mengenai pariwisata karena tadi dari PDI mengusulkan juga ada perubaE_
an kami nanti ingin agar Pemerintah mempertimbangkan tanggapan dari masing-masing
fraksi,kemudian juga menyangkut point 3 dan pain 4 saya kira tidak ada permasalahan
bagi fraksi Persatuan,kemudian point 5 mengenai obyek wisata,tadi sudah jelas dike
mukakan bahwa obyek wisata dan daya tarik wisata itu jelas berbeda dan saya kira
obyek wisata dan daya tarik wisata ini merupakan semua yang harus dijual kepada
pariwisata oleh karena itu karni ingin mengusulkan agar obyek wisata dan daya tarik
wtsata ini dipakal. kedua-duanya artinya ditampung dalam kalimat sehingga dengan de
mikian seluruhnya tertampung karena obyek wisata sebagai ciptaan Allah yang berben
tuk alam asli dan kemudian daya tarik wisata adalah dibuat oleh manusia seluruhnya
hall •....
,. .,, .
- 48 -
H-4
hal yang harus dimanfaatkan oleh mengenai kegiatan pariwisata,dan untuk kami untuk
memberikan batasah mengenai wisatawan tadi kalau tidak salah Bapak Menteri hal ini
akan ditampung didalam penjelasan,l<emudian batasan mengenai Menteri yang bertang-" :. ,
gung jawab itu juga sudah diterima dan terakhir kami ingin mengusulkan begini Pak,
kami ingin mengusulkan agar pehak Pemerintah membuat perumusan untuk Pasal (1} de-·
nag butir butir yang sudah disepakati dan kiranya rumusanitu diserahkan kepada paE_
sus untuk dapat dipertimbangkan dan tentunya berdasarkan bahan-bahan masukan dari
masing-masing fraksi dan juga penjelasan dari pemerintah tadi,terima kasih Pak.
KETUA PANSUS(WARNOHARDJO,SE):
Terima kasih,pada juru bicara fraksi Persatuan sebelum kami lanjutkan,kita sudah me
lampau batas waktu dalam Tatib,kami ingin usulkan kita akan mengakhiri jam 15.00 -
apakah setuju ?. (Rapat setuju}.
Kami persilahkan dari Fraksi PDI.
ANGGOTA PANSUS(I GUSTI NGURAH YUDHA}/FPDI: Terima kasih Bapak Pimpinan,sebenarnya da~i kami tidak perlu ada tambahan penjela;;..·
san karena kebetulan untuk kali ini kok mirip dengan Pemerintah,mudah-mudahan kali
ini tidak dempitseperti kemarin namun demikian dengan wwlaupun fraksi yang belum
besar kami juga setuju untuk menarik impresariat maupun penyelenggaraan pariwisata
dari DIM,walaupun fraksi yang belum besar tetapi jiwanya besar. Selanjutnya kami
juga setuju saran dari rekan FPP bahwa lebih baik kita skors sementara mohon kepa -
pemerintah untukmerumuskan dulu,artinya bahwa redaksinyakaya apa lalu kita lebih
mudah . ada gambaran konkrit untuk kita bahas,sehingga dengan dernikian kita tidak
membicarakan barang yang tidak kita ketahui seperti sibuta memegang gajah,jadinya
bermacam-macam intepretasinyajadi untuk ini kiranya Bapak Pimpinan dan rekan-rekan
sekalian bisa menyetujui kita tunda sementara untuk rnemberi kesempatan Pemerintah
untuk merumuskannya,sekian dan terima kasih karena kalau hal ini kita pendingkan
berarti untuk selanjutnya kita macet berbicara karena ini mengandung pengertian
pengertian yang akan kita bahas nanti,sekian terimakasih.
KETUA PANSUS(WARNOHARDJO,SE): Terima kasih dari FPDI, yang tadi kami sudah sampailrnn bahwa dari sekian banyak ko ..
mentar usul saran penyempurnaan fraksi-fraksi ada semacam keaneka ragamanyang kami
mengusulkan adanya kita mencari benang merah,dari F'ABRI lebih jelas bahwa benang merah ini simpulnya dicari dulu jadi kita mencari dulu dengan kata wisata,dari. FPP tadi juga mengusulkan bahwa didalam rangka untuk menyempurnakan dan mencari simpul benang merah ini diusulksn agar Pemerintah untuk merumuskan semua unsur-unsur yang ada kesamaan-kesa_ maannya dan ada usul yang mungkin bisa dicantumkan sekalipun berbeda tapi mungkin memiliki.relevansinya nanti dan dari FPDI tadi juga sama hanya kecuali mengenai soal skorsing,mengE:nai skorsing ini kita ibarat jangan sampai seperti ceritra orang buta yang memegang gajah. Kita meraba-raba yang satu memang gajah itu lurus seperti belalai, yang satu bengkak seperti kakinya yang satu lebar s,epert.i kupingnya saya kira kita ingin mencoba memang kalau gajah itu adalah gajah.
Kami/ •••• • ••
- 49 -
Kami yak.in Fraksi-fraksi bukanlah orang-orang buta yang melihat clan rneraba
tulisan gajah, tapi Fraksi-fraksi juga IIE!Tliliki rnata hati yang saya kira
~g bennaksud mencoba rnenerobos apa yang sebenamya diartikan oleh ke
pariwisataan Indonesia, karena itu karena pentingnya istilah ataupun di
finisi mengenai Ketentuan Urnum ini sedangkan waktu yang telah kita setujui
jam 1§. 00 apakah tidak sependapat seandainya skorsing ini kita sampaikan
r '\r §ainpai besok sehiggga Perreri.'IF'.tah bis a kerj a leiTJbur satu malam kecuali
Pemerintah bisa menyarnpaikannya seperti tadi n.nnusan pegyempurnaan yang
dalarn waktu 5 menit sarribil makan bisa kerja.
Kami persilahkan daripada fihak Pemerintah.
MENPARPOSTEL·(SOESILO'SOEDARMAN) :
Kita pengajuannya belurn sampai, tapi kita sangat menghargai agarrke
weningan daripada kita semua itu tetap langgeng clan terpelihara sebab apa
yang kita hasilkan ini nanti akan dirasakan anak ketunman kita semua ini,
jadi jangan kita tergesa-gesa akan tetapi saya kira akan baik kalau kita
diberi waktu untuk besok menyarnpaikan secara tercetak perumusan yang te
rus terang untuk kita sendiri juga lalu jeplak ITEndengar ternyata istilah
itu masih belum satu pengertiannya. Itulah ITEngapa. ---- rnaaf ini tmtuk da~
rah. Jadi barangkali daerah itu dulu nerreng harus rnilitan. Jadi kala"\:1 di
Yogyakarta itu a~ istilah telogantung, telorarnbat, telopendem itu di Ban~
mas juga ada , sebab apa ? Pada waktu pencuri diperintahkan oleh Pirnpinan
nya ---- kau ambil tela pendem ---- dia ±ari rnau mengarribil tela pendem di
tengah jalan tersandung, terantuk oleh akar ---- dia lupa tadi tela apa -
apakah tela gantung, tela pend.em, apa1<ah telo lainnya ---- dia bingung.
Oleh karena itu istilah itu disederhanakan lugas, tegas untuk tidak mem
berikan interpertasi lain. Disini keahliannya mencari istilah dengan pe
ngertiannya. Telo.gantung (gandul), telo pendem (muntul), lalu telo kaspi
(bunttmg). Jadi memang tidak merrberikan tafsiran yang berlainan, sekarang
ini temyata kita menghadapi pengalarnan yang sama.
Jadi apa itu wisata, apa itu pariwisata, apa itu kepariwisataan, itu tiga
saja dulu, ini yang pokok sebetulnya lainnya nanti akan ikut dengan itu .
Ini pendapat say a.
Jadi kalau tadi usul Ketua dari yang besar menjadi mencilik , tapi
setelah kecil mengerrbang barangkali'melekul terkecil itu wisata. Sete
lah itu baru nail< --- Pariwisata, lalu naik lagi Kepariwisataan. Sedang
kan yang lain-lain itu adalah penunjang istilah agar tiga-tiganya itu bisa
berfungsi sebagaimm.a nestinya ..
Conteh: Kawasan Wisata-rremang suatu kawasan, jacli ada hubt.mgannya dengan
areal, ini begitu. Rena apanya icilaf}ya disitu, jelas ada wisatawarmya
yang melakukannya melakukan wisata, yang diatur oleh siapa, diatur oleh
pariwisata .
Jadi di dalam Kawasan Wisata ±tu terdapat semua yang tadi kami ke
trukakan tennasuk ada obyeknya clan ada daya ta.rlknya yang belun tentu daya
tarik itu obyek. Jadi .................... .
,,
- 50 -
Jadi. senrua ini saya ingin menggambarkan bagaimana karena ini istilah ba-
ru itu tadinya juga tidak ada dan kita tidak rrengenal, Departenen ini juga b§
ru ada 7 tahun. Jad~ Iremang masih sangat perlu kita dalarni secara tenang se
hingga di Indonesia ini penyakitnya istilah satu tafsimya ma.cam-ma.cam se -
hingga terjadi pidato kita bicara soal cangkir itu tanya dibuat dari apa, is!
nya berapa cc ini r~ sekali. Sedan8kan yang kita bicarakan cangkir.
f>Lagi contoh s~aya jelas dan yak.in pulang kita --- diskors itu lebih jelas.
Istilah botol; prajurit diperintahkan ambil botol, bawa pulang botol acu yang
besar ---- bukan, pulang lagi ---- mil lagi yang lain ---- bukan, Komandan kok angel temen, terus dia datang si Prajurit ini ---- yang kecil, nah itu
betul, ---- alah bo tp.di bilang kebias. Di daerah itu s6nuanya yang namanya
kebias yang sekitar 200 - 300 cc. Jadi beg±tu kebias, gendul, gendek, botol,
sopi i tu ada semua.
Jadi kalau gebrias. istilah Indonesia mau belajar itu tidak akan timbul
pertentangan-pertentangan yang tidak perlu, jadi ini kita mengalami pengalaman
yang sama dan stmgguh tadi saya waktu rrendengar ---- lalu nengingat pada ja:rran
baheula (jaman dahulu)---- oh ini sebabnya rrengapa ada kebias ada botol, ada
gendul, sopi, gendel<.. Jadi kalau kita tau gebias rresti botol cilik yang selalu
diambil oleh para dokter dan Apotek tidak lebih daripada seldan cc. Inilah be
tapa pentingnya rrengapa saya sangat sependapat biar para Pakar yang ada di
Departenen Parpostel irelembur.
Saya kira ini tanggapan kami clan karni stmgguh bergenbira dan bangga
bahwa suasana RlJU ini meskipun bisa nenghadapi persoalan yang tidak kecil,
serius dan strategis, piloshofis tapi toh dengan sikap dan perilaku kita
bersama dengan dilandasi oleh sesuatu tujuan yang mulia ini bisa tercapai.
Terima kasih.
KETUA RAPAT (WARNOHARilJO SE) ... ..L-
Terima kasih Bapak Soesilo. Jadi saya kira pri.nsip PANSUS ini 3 S
(serius, sampai tapi selesai). dan kalau mau bicara istilah pergilah ke Ban~
mas.
Baiklah Bapak-bapak sekalian tadi sudah kita sepakati bahwa kita akan
skors sampai besok dan kita harapkan naskah baru yang akan merumuskan Pa
sa1· 1 BAB I itu bisa kita terirnadari pihak P~rintah dan: atas nama P~SUA
kami ucapkan selamat. bekerja.
Terima kasih penjelasannya. Demikian saya kira kita dapat akhiri dengan
ucapan Wassalann..t' alaikum Wr. Wb.
Ra-pat ditutup jam 14.30 WIB.
Jakarta, 21 Agustus 1990
SEKRETARIAT PANSUS RUU TENI'ANG KEPARIWISATMN
J