QSPM_Indomaret
-
Upload
nugraha-adi-putra -
Category
Documents
-
view
63 -
download
3
description
Transcript of QSPM_Indomaret
Penggunaan QSPM
dalam Analisis Strategi
Minimarket Indomaret
ADE SONNY MARTIN
AHMAD YUSUF
ALFIN ANUGERAH ZAIDAN
ARGADO VRITS SITOMPUL
ARYO PRABOWO
Profil Indomaret
Indomaret pertama kali didirikan pada tahun 1988 oleh PT Indomarco Prismatama. PT Indomarco
Prismatama merupakan bagian dari Indomarco Group yang dapat dikatakan sebagai pemain besar di
industri retail.
Pada mulanya Indomaret membentuk konsep penyelenggaraan gerai yang berlokasi di dekat hunian
konsumen, menyediakan berbagai kebutuhan pokok maupun kebutuhan sehari-hari, melayani
masyarakat umum yang bersifat majemuk, serta memiliki luas toko sekitar 200 m2. Seiring dengan
perjalanan waktu dan kebutuhan pasar, Indomaret terus menambah gerai di berbagai kawasan
perumahan, perkantoran, niaga, wisata, dan apartemen.
Saat ini Indomaret berkembang sangat pesat dengan jumlah gerai mencapai lebih dari 7.868 di wilayah
Jawa, Madura, Bali, Sumatra, dan Sulawesi. Jumlah gerai tersebut dengan komposisi 40% milik franchisee
dan 60% gerai milik perusahaan. Sebagian besar pasokan barang dagangan untuk seluruh gerai berasal
dari 17 pusat distribusi Indomaret yang menyediakan lebih dari 4.800 jenis produk.
500 671 785 1000 1289
1736 1897 1965 2608 2797
518 730 1072
1425 1804
2156
3058
4041 4637
5071
1018 1401
1857 2425
3093
3892
4955
6006
7245 7868
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 (Mei2013)
Perkembangan Gerai Indomaret periode 2004-2010
Waralaba Perusahaan Total
Pendahuluan
Analisis dan pemilihan strategi sebagian besar melibatkan pengambilan keputusan subjektif
berdasarkan informasi objektif. Strategi, tujuan dan misi perusahaan ditambah dengan informasi
audit eksternal dan internal, memberikan landasan untuk menciptakan serta mengevaluasi strategi
alternatif yang masuk akal.
Para penyusun strategi tidak pernah dapat mempertimbangkan seluruh alternatif yang dapat
menguntungkan perusahaan karena akan sangat banyak tindakan yang mungkin dan tak terbatasnya
cara untuk menerapkan tindakan-tindakan tersebut. Oleh karena itu, serangkaian strategi alternatif
paling menarik yang bisa dikelola harus dikembangkan. Keuntungan, kerugian, trade-off, biaya, dan
manfaat strategi-strategi ini harus ditentukan.
Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan dalam kerangka pengambilan
keputusan tiga tahap, yaitu tahap input, tahap pencocokan dan tahap keputusan sebagaimana
gambar berikut:
Tahap 1 dari kerangka perumusan terdiri atas External Factor Evaluation (EFE) Matrix, Internal Factor
Evaluation (IFE) Matrix, dan Competive Profile Matrix (CPM). Tahap 2 berfokus pada penciptaan
strategi yang masuk akal dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal utama. Teknik
pada tahap 2 meliputi Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Matrix, Strategic
Position and Action Evaluation (SPACE) Matrix, Boston Consulting Group (BCG) Matrix, Internal-
External (IE) Matrix, dan Grand Strategy Matrix. Sedangkan pada tahap 3, hanya melibatkan satu
teknik saja, yaitu Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM menggunakan informasi
input dari tahap 1 untuk secara objektif mengevaluasi strategi-strategi alternatif yang diidentifikasi
dalam tahap 2.
Tahap Input
Tahap input merupakan tahapan paling awal dari kerangka analitis perumusan strategi, tahap ini
menyajikan informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Pada tahap ini teknik
yang diperlukan adalah berupa External Factor Evaluation (EFE) Matrix, Internal Factor Evaluation
(IFE) Matrix, dan Competive Profile Matrix (CPM).
EFE Matrix adalah suatu alat analisis yang memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas
dan mengevaluasi informasi ekonomi, social, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan,
hokum, teknologi, dan kompetitif. EFE Matrix dari Indomaret menurut penulis dapat diringkas
sebagai berikut:
Setelah faktor eksternal, tahapan selanjutnya adalah membuat Competitive Profile Matrix (CPM)
untuk mengidentifikasi pesaing-pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan
khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis Indomaret. Dalam membuat CPM,
penulis membandingkan Indomaret dengan dua waralaba minimarket sejenis yaitu Alfamart dan
Circle K. CPM dari Indomaret terhadap kedua pesaing tersebut adalah sebagai berikut:
Opportunities Bobot Nilai Total
1 Pangsa pasar yang masih sangat luas di Indonesia 0.15 4 0.60
2 Minat konsumen terhadap Indomaret cukup tinggi 0.10 3 0.30
3 Daya beli masyarakat yang masih tinggi 0.08 3 0.24
4 Citra yang melekat pada masyarakat. Misal warna biru identik dengan kesan murah
0.07 3 0.21
5 Adanya pasar bebas mendorong bisnis franchise berkembang 0.09 3 0.27
6 Adanya peluang kerja sama dengan perusahaan lain dalam menyediakan alternatif penyediaan barang/jasa. Misal tiket KAI, vocer listrik PLN
0.10 3 0.30
Threats
1 Munculnya pesaing-pesaing baru dengan segmentasi yang sama maupun berbeda
0.11 2 0.22
2 Peraturan pemerintah 0.04 3 0.12
3 Masyarakat yang kritis terhadap harga 0.04 3 0.12
4 Pertumbuhan ekonomi 0.07 2 0.14
5 Kondisi politik 0.05 2 0.10
6 Adanya layanan belanja online pada perusahaan pesaing seperti Carrefour
0.02 3 0.06
7 Kondisi geografis Indonesia yang beragam menyulitkan distribusi barang.
0.08 2 0.16
FINAL SCORE 1.00 2.84
FAKTOR BOBOT INDOMARET ALFAMART CIRCLE K
Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor
Pangsa Pasar 0.14 3 0.42 3 0.42 2 0.28
Pelayanan 0.1 3 0.3 4 0.4 3 0.3
Jumlah Gerai 0.12 4 0.48 3 0.36 2 0.24
Daya Saing Harga 0.1 3 0.3 3 0.3 2 0.2
Jam Operasi 0.07 3 0.21 3 0.21 4 0.28
Loyalitas Konsumen 0.1 3 0.3 3 0.3 2 0.2
Manajemen 0.08 3 0.24 3 0.24 3 0.24
Variasi Produk 0.07 4 0.28 3 0.21 3 0.21
Fasilitas Pendukung 0.09 3 0.27 3 0.27 2 0.18
Lokasi 0.13 3 0.39 3 0.39 2 0.26
Score 1 3.19 3.1 2.39
Setelah membuat EFE Matrix dan CPM, langkah selanjutnya adalah membuat IFE Matrix. IFE Matrix
merupakan ringkasan dan evaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang
fungsional dari suatu usaha. Matriks ini juga memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi
hubungan di antara bidang-bidang ini. IFE Matrix dari Indomaret adalah sebagai berikut:
Strengths Bobot Nilai Total
1 Pertumbuhan gerai cukup tinggi 0.12 4 0.48
2 Penempatan lokasi pusat distribusi Indomaret cukup strategis 0.06 4 0.24
3 Harga kompetitif 0.10 4 0.40
4 Produk dan jasa yang ditawarkan beragam 0.07 4 0.28
5 Tingkat upah karyawan cukup rendah 0.06 3 0.18
6 pelopor waralaba di Indonesia 0.05 3 0.15
7 Investasi franchise yang ditawarkan sangat kompetitif 0.08 4 0.32
8 Teknologi terkait pendistribusian barang sudah baik 0.07 3 0.21
Weaknesses
1 Tidak ada standar penampilan gerai 0.08 1 0.08
2 Kurang dikenal di beberapa daerah 0.06 2 0.12
3 belum bersertifikasi ISO 0.10 1 0.10
4 produk yang ditawarkan terbatas kebutuhan pokok 0.08 2 0.16
5 Masih adanya kecurangan yang dilakukan pegawai 0.07 2 0.14
FINAL SCORE 1.00
2.86
Setelah memperhatikan data inputan, penulis sementara mengambil kesimpulan bahwa keuntungan
kompetitif Indomaret adalah dalam hal harga, jumlah gerai, dan distribusi yang handal.
Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang dapat digunakan,
yaitu : Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Matrix, Strategic Position and Action
Evaluation (SPACE) Matrix, Boston Consulting Group (BCG) Matrix, Internal-External (IE) Matrix, dan
Grand Strategy Matrix. Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input
untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal.
Mencocokkan factor-faktor keberhasilan penting internal dan eksternal merupakan kunci untuk
menciptakan strategi alternatif yang masuk akal.
SWOT Matrix
SWOT Matrix adalah sebuah alat analisis pencocokan yang penting untuk membantu para manajer
mengembangkan empat jenis strategi: yaitu Strategi SO (Strength-Opportunities), Strategi WO
(Weakness-Opportunity), Strategi ST (Strength-Threats), dan Strategi WT (Weakness-Threats).
Setelah diketahui Strength-Weakness dan Opportunity-Threat dari Indomaret, kami merumuskan
beberapa strategi untuk masing-masing kombinasi elemen menggunakan matriks SWOT sebagai
berikut:
SWOT Matrix
STRENGTH WEAKNESS
Per
tum
bu
han
Ger
ai
Loka
si P
usa
t
Dis
trib
usi
Har
ga
Pro
du
k d
an L
ayan
an
Tin
gkat
Up
ah
Kar
yaw
an
Pel
op
or
War
alab
a
Inve
stas
i Fra
nch
ise
Tekn
olo
gi D
istr
ibu
si
Pen
amp
ilan
G
erai
Ku
ran
g D
iken
al
Bel
um
ISO
Pro
du
k te
rbat
as
Frau
d d
ari
Peg
awai
OP
PO
RTU
NIT
Y
Pangsa Pasar 1) Pemberian diskon atas produk tertentu (non kebutuhan pokok) (S3, O3) 2) Kerja sama dengan perusahaan penerbangan (penjualan tiket pesawat) (S4, O6) 3) Kerjasama dengan perusahaan lain terkait penyediaan barang-barang kebutuhan pokok (S3, O4)
1) Penggencaran Iklan (W2, O1) 2) Penambahan Produk non kebutuhan pokok (W4, O3)
Minat Konsumen
Daya Beli Tinggi
Citra yang Melekat
Pasar Bebas
Peluang Kerja Sama
THR
EAT
Pesaing Baru 1) Penyediaan layanan antar (S1, T6) 2) Pembangunan Pusat Distribusi baru (S2, T7) 3) Penggiatan minimarket franchise (S1, T2)
1) Perbaikan pelayanan seperti layanan prima sapa Indomaret (W3, T1) 2) Perubahan Tampilan Gerai menjadi ala convenience Store (W1, T1)
Peraturan Pemerintah
Kritisi Harga
Pertumbuhan Ekonomi
Kondisi Politik
Layanan Belanja Online
Kondisi Geografis Indonesia
IE Matrix
IE Matrix merupakan salah satu instrumen manajemen strategis untuk menganalisa kondisi
perusahaan dan langkah strategis apa yang harus diambil. IE Matrix didasari pada dua dimensi kunci
: 1) total rata-rata tertimbang Internal Factor Evaluation (IFE) pada sumbu x, dan 2) total rata-rata
tertimbang Eksternal Factor Evaluation (EFE) pada sumbu y.
Nilai Internal Factors Evaluation Indomaret seperti pada IFE matriks pada bagian sebelumnya adalah
2,86 sedangkan nilai Eksternal Factors Evaluation memiliki skor 2,84, maka Matriks IE Indomaret
akan terlihat sebagai berikut :
Dalam Matriks Internal-Eksternal Indomaret diposisikan di sel V. Ini berarti Indomaret digambarkan
sebagai menjaga dan mempertahankan (hold and maintain). Penetrasi pasar dan pengembangan
produk bisa menjadi strategi yang paling tepat bagi perusahaan ini.
3,
0
1,
0
2,
0
4,
0
1,
0
2,
0
3,
0
Skor Bobot Total EFE
Skor
Bobot
Total
IFE
SPACE Matrix
Selain analisis menggunakan SWOT Matrix dan IE Matrix, alat pencocokan lain yang tidak kalah penting
adalah SPACE Matrix. Matrix ini merupakan kerangka empat kuadran yang menunjukkan apakah strategi
agresif, konservatif, defensive, atau kompetitif yang paling sesuai untuk Indomaret.
SPACE Matrix dari Indomaret adalah sebagai berikut
Internal Strategic Position External Strategic Position
Axi
s (x
)
Competitive (CA) Points Industry (IS) Points
Harga kompetitif -1 Penempatan lokasi pusat distribusi Indomaret cukup strategis
5
Produk dan jasa yang ditawarkan beragam
-2 Adanya peluang kerja sama dengan perusahaan lain dalam menyediakan alternatif penyediaan barang/jasa, Misal tiket KAI, vocer listrik PLN
6
Minat konsumen terhadap Indomaret cukup tinggi
-1 Teknologi terkait pendistribusian barang sudah baik
6
Average -1.33 Average 5.67
Total Axis Score (CA+IS) 4.33
Ord
inat
(y)
Financial (FS) Points Environmental (ES) Points
Tingkat upah karyawan cukup rendah
5 Adanya pasar bebas mendorong bisnis franchise berkembang
-2
Investasi franchise yang ditawarkan sangat kompetitif
6 Masyarakat yang kritis terhadap harga
-1
Pertumbuhan gerai cukup tinggi 6 Pertumbuhan ekonomi -2
Average 5.67 Average -1.67
Total Ordinat Score (FS+ES) 4
Berdasarkan perhitungan SPACE Matrix, Indomaret
berada di Kuadran I (4.33, 4.00), hal ini berarti
bahwa Indomaret berada dalam posisi yang sangat
bagus untuk memanfaatkan berbagai kekuatan
internalnya untuk menarik keuntungan dari peluang-
peluang eksternal, mengatasi kelemahan internal,
dan menghindari beragam ancaman eksternal. Oleh
karenanya, penetrasi pasar, pengembangan produk,
integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi
horizontal, diversifikasi, atau strategi kombinasi
kesemuanya itu masuk akal untuk dipilih,
bergantung pada situasi khusus yang dihadapi oleh Indomaret.
Tahap Keputusan
Analisis dan intuisi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan perumusan strategi. QSPM
merupakan langkah terakhir dalam kerangka analitis perumusan strategi. Teknis ini secara objektif
menunjukkan strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan analisis input dari tahap 1 dan hasil
pencocokan dari analisis tahap 2 untuk secara objektif menentukan strategi mana yang hendak
dijalankan di antara strategi-strategi alternatif.
Berdasarkan hasil pencocokan dari 3 alat analisis yang digunakan (SWOT Matrix, IE Matrix, dan
SPACE Matrix), kami berpendapat bahwa strategi yang harus dijalankan adalah berupa penetrasi
pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan strategi alternatif yang telah disusun pada saat
membuat SWOT matrix, kami mengambil 4 strategi untuk diperbandingkan menggunakan QSPM.
Strategi alternatif yang kami bandingkan adalah sebagai berikut:
1. Strategi 1 : Pemberian diskon atas produk tertentu (non kebutuhan pokok)
2. Strategi 2 : Penggencaran iklan
3. Strategi 3 : Penyediaan layanan antar
4. Strategi 4 : Perbaikan pelayanan seperti layanan prima sapa Indomaret
Hasil dari perbandingan menggunakan teknik QSPM adalah sebagai berikut:
Bobot AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Strength
1 Pertumbuhan gerai cukup tinggi 0.12 1 0.12 4 0.48 3 0.36 2 0.24
2 Penempatan lokasi pusat distribusi Indomaret
cukup strategis
0.06 1 0.06 3 0.18 4 0.24 2 0.12
3 Harga kompetitif 0.10 4 0.4 3 0.3 2 0.2 1 0.1
4 Produk dan jasa yang ditawarkan beragam 0.07 3 0.21 4 0.28 2 0.14 1 0.07
5 Tingkat upah karyawan cukup rendah 0.06 - - - -
6 pelopor waralaba di Indonesia 0.05 - - - -
7 Investasi franchise yang ditawarkan sangat
kompetitif
0.08 - - - -
8 Teknologi terkait pendistribusian barang sudah
baik
0.07 2 0.14 3 0.21 4 0.28 1 0.07
Weakness
1 Tidak ada standar penampilan gerai 0.08 - - - - - - - -
2 Kurang dikenal di beberapa daerah 0.06 3 0.18 4 0.24 1 0.06 2 0.12
3 belum bersertifikasi ISO 0.10 - - - - - - - -
4 produk yang ditawarkan terbatas kebutuhan
pokok
0.08 - - - - - - - -
5 Masih adanya kecurangan yang dilakukan
pegawai
0.07 - - - - - - - -
Opportunity
1 Pangsa pasar yang masih sangat luas di Indonesia 0.15 2 0.3 4 0.6 3 0.45 1 0.15
2 Minat konsumen terhadap Indomaret cukup
tinggi
0.10 2 0.2 3 0.3 4 0.4 1 0.1
3 Daya beli masyarakat yang masih tinggi 0.08 4 0.32 1 0.08 3 0.24 2 0.16
4 Citra yang melekat pada masyarakat, Misal warna
biru identik dengan kesan murah
0.07 4 0.28 3 0.21 1 0.07 2 0.14
5 Adanya pasar bebas mendorong bisnis franchise
berkembang
0.09 - - - - - - - -
6 Adanya peluang kerja sama dengan perusahaan
lain dalam menyediakan alternatif penyediaan
barang/jasa, Misal tiket KAI, vocer listrik PLN
0.10 - - - - - - - -
Threats
1 Munculnya pesaing-pesaing baru dengan
segmentasi yang sama maupun berbeda
0.11 4 0.44 2 0.22 3 0.33 1 0.11
2 Peraturan pemerintah 0.04 - - - - - - - -
3 Masyarakat yang kritis terhadap harga 0.04 4 0.16 3 0.12 2 0.08 1 0.04
4 Pertumbuhan ekonomi 0.07 4 0.28 3 0.21 2 0.14 1 0.07
5 Kondisi politik 0.05 - - - - - - - -
6 Adanya layanan belanja online pada perusahaan
pesaing seperti Carrefour
0.02 - - - - - - - -
7 Kondisi geografis Indonesia yang beragam
menyulitkan distribusi barang,
0.08 2 0.16 1 0.08 4 0.32 3 0.24
1.49
Penggencaran
Iklan
TOTAL 3.313.433.25
QSPM MatrixFaktor-faktor Utama
Diskon atas Produk
Tertentu
Penyediaan
Layanan Antar
Perbaikan Pelayanan
kepada Pelanggan
dari hasil perhitungan kuantitatif diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Strategi 1 : 3.25
2. Strategi 2 : 3.43
3. Strategi 3 : 3.31
4. Strategi 4 : 1.49
Berdasarkan hal tersebut diatas, urutan strategi alternatif berdasarkan nilai tertinggi adalah Strategi 2
(Penggencaran iklan) , Strategi 3 (Penyediaan Layanan Antar), Strategi 1 (Pemberian diskon atas produk
non kebutuhan pokok), dan terakhir Strategi 4 (Perbaikan pelayanan kepada pelanggan).
Kesimpulan
Proses perumusan dan pengambilan keputusan strategis pada dasarnya dapat di dapat
diintegrasikan dalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap, yaitu tahap input, tahap
pencocokan dan tahap keputusan. Tahap input lebih menitikberatkan kepada informasi input dasar
yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Pada tahap ini teknik yang diperlukan adalah berupa
External Factor Evaluation (EFE) Matrix, Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix, dan Competive
Profile Matrix (CPM). Tahap pencocokan merupakan tahap untuk menggali dan mendapatkan
strategi alternatif yang masuk akal. Terakhir, tahap keputusan merupakan tahapan yang
menggunakan data dan informasi yang diperoleh dari tahap input untuk mengukur secara objektif
daya tarik strategi alternatif yang diperoleh dari tahap 2. Pada tahap 3 kita akan memperoleh
kesimpulan, strategi alternatif manakah yang memiliki daya tarik paling tinggi kepada perusahaan.
Dalam proses perumusan strategi alternatif perusahaan Indomaret, pada tahap input kami
menyimpulkan bahwa Indomaret mempunyai keunggulan kompetitif berupa harga yang kompetitif,
jumlah gerai yang paling banyak, dan distribusi yang handal. Pada tahap pencocokan, diperoleh hasil
bahwa perusahaan Indomaret masuk ke dalam kuadran V di IE Matrix. Hal ini berarti bahwa posisi
Indomaret cenderung stabil baik dari Internal maupun Eksternalnya.
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan SPACE Matrix (dengan data terbatas), diperoleh
hasil Indomaret terletak pada Kuadran I dengan profil Agresif. Digambarkan bahwa Indomaret
merupakan perusahaan yang kuat secara finansial dan telah memiliki keunggulan kompetitif besar di
industry yang tengah tumbuh dan stabil.
Dari tahap pencocokan, kami berpendapat bahwa strategi yang paling tepat untuk dilakukan oleh
Indomaret adalah melakukan penetrasi pasar dan/atau pengembangan produk. Strategi alternatif
yang dapat dilaksanakan adalah Pemberian diskon atas produk tertentu (non kebutuhan pokok),
Penggencaran iklan, Penyediaan layanan antar, dan Perbaikan pelayanan kepada pelanggan.
Pada tahap ketiga (Tahap Keputusan) kami menggunakan QSPM untuk menganalisis keempat
strategi alternatif yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan
bahwa strategi alternatif berupa penggencaran iklan adalah strategi yang mendapat nilai paling
besar di QSPM.
Oleh karena itu, kami mengusulkan agar Indomaret lebih menitikberatkan berinvestasi dalam
promosi dan iklan. Dengan semakin gencarnya iklan, diharapkan masyarakat luas semakin mengenal
Indomaret sebagai tempat berbelanja yang sesuai dengan tag linenya, Mudah dan Hemat.
David, Fred R. (2012) . Manajemen Strategis. Jakarta : Salemba Empat
Iralani, Udith. (2010). Kekuatan dan Kelemahan Indomaret.
http://iralani89.blogspot.com/2010/02/kekuatan-dan-kelemahan-indomaret.html . [18 Juni 2013]
Isrofuddin, Muhammad Ikhsan. (2009). Franchise Waralaba Indomaret.
http://my154n.wordpress.com/2009/12/30/franchise-waralaba-indomart/ [18 Juni 2013]
Indomaret . (2013). Sejarah Perkembangan Perusahaan . http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/ [18
Juni 2013]
_________. (2013). Gerai Indomaret . http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/gerai-indomaret/ [18
Juni 2013]
_________. (2013). Pusat Distribusi Indomaret . http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/pusat-
distribusi-indomaret/ [18 Juni 2013]
_________. (2013). Produk dan Jasa . http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/produk-jasa/ [18 Juni
2013]
DAFTAR PUSTAKA