QSH Terhadap Keterampilan Bertanya.

38
USUL PENELITIAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA Judul : Pengaruh Strategi Question Student Have terhadap Keterampilan Bertanya dan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII Nama : Deris Dei Daeli Nim : 06111011041 Pembimbing : 1. Drs.Hamdi Akhsan, M.Si 2. Apit Fathurohman, S.Pd., M.Si 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam pendidikan sangat berperan penting dalam kemajuan suatu negara, oleh sebab itu perubahan demi perubahan dilakukan untuk memajukan pendidikan. Mulai dari perubahan kurikulum sampai proses belajar mengajar, baik itu pendekatan, model, strategi dan lain sebagainya. Semua dilakukan demi terlaksananya proses belajar yang baik. Salah satu perubahan yang dilakukan yaitu perubahan dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa memberikan dampak yang sangat baik pada kemajuan proses pembelajaran, 1

description

fisika

Transcript of QSH Terhadap Keterampilan Bertanya.

USUL PENELITIAN MAHASISWAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

Judul : Pengaruh Strategi Question Student Have terhadapKeterampilan Bertanya dan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIIINama: Deris Dei DaeliNim: 06111011041Pembimbing: 1. Drs.Hamdi Akhsan, M.Si 2. Apit Fathurohman, S.Pd., M.Si

1. Pendahuluan1.1 Latar BelakangKemajuan dalam pendidikan sangat berperan penting dalam kemajuan suatu negara, oleh sebab itu perubahan demi perubahan dilakukan untuk memajukan pendidikan. Mulai dari perubahan kurikulum sampai proses belajar mengajar, baik itu pendekatan, model, strategi dan lain sebagainya. Semua dilakukan demi terlaksananya proses belajar yang baik. Salah satu perubahan yang dilakukan yaitu perubahan dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa memberikan dampak yang sangat baik pada kemajuan proses pembelajaran, karena membuat siswa lebih aktif. Namun guru juga memiliki peran yang penting agar pembelajaran yang berpusat pada siswa ini dapat berjalan dengan baik. Adapun peranan guru menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:173) adalah menciptakan suasana bebas berfikir sehingga siswa berani bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah, fasilitator dalam penelitian, rekan dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah dan pembimbing penelitian. Jika guru dapat menjalankan peranannya dengan baik, maka pembelajaran yang berpusat pada siswa inipun akan berjalan dengan baik, sebaliknya jika guru kurang mampu mengelolah kelas, maka pembelajaran ini tidak akan berjalan. Siswa yang berani akan mampu mengikuti kegiatan pembelajaran ini namun sebaliknya siswa yang pendiam dan penakut akan bertindak pasif. Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu memilih strategi yang baik dalam mengelola kelas. Dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk aktif bertanya untuk meningkatkan jiwa kritis dalam diri siswa. Besar kecilnya keingintahuan siswa dan bagaimana konsep awal yang ia miliki tentang sesuatu hal dapat ditunjukkan dengan pertanyaan yang ia sampaikan. Semakin banyak siswa ingin tahu maka semakin banyak pertanyaan yang akan timbul. Dari pertanyaan yang disampaikan kita bisa mengukur bagaimana penguasaan konsep yang dimiliki oleh siswa yang bertanya. Tentunya pertanyaan tidak akan timbul begitu saja, pertanyaan akan timbul setelah seseorang melihat, mendengar atau merasakan. Hal inilah yang perlu dirangsang agar siswa dapat menyampaikan pertanyaan. Dalam kegiatan pembelajaran seperti ini menuntut setiap siswa harus mempunyai pertanyaan untuk disampaikan dan dibahas dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa akan berperan aktif. Selain itu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya guru jadi tahu hal apa yang paling ingin diketahui oleh siswa, atau hal apa yang belum dipahami oleh siswa dari materi yang telah dibahas. Pertanyaan akan mendorong siswa untuk mencari tahu jawaban yang tepat dengan membaca, mendengar, melihat, berdiskusi dan lain sebagainya (Sagala,2011:203). Setelah memperoleh jawaban atau informasi kemudian mereka menghubungkan pengetahuan yang sudah ada dalam pikiran dengan informasi yang baru ia terima sehingga menjadi informasi yang lebih bermakna. Pertanyaan yang diberikan diawal pembelajaran digunakan untuk mengetahui sejauh mana persiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dan pertanyaan yang diberikan diakhir proses pembelajaran digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. Namun dalam proses pembelajaran, ketika siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hanya sebagian kecil siswa yang berani mengungkapkan pertanyaannya. Penyebabnya ada berbagai macam, misalnya kurangnya motivasi belajar siswa, siswa malu mengungkapkan pertanyaannya, siswa takut kalau pertanyaan yang akan ia sampaikan salah. Hal ini dapat menghambat penguasan konsep siswa, ketika siswa tidak paham mengenai materi yang sedang dipelajari dan ia takut untuk bertanya, maka ia akan tetap tidak paham. Pythagoras, seorang guru filsafat Yunani kuno (Sentanu, 2007) mengatakan bahwa kualitas hidup seseorang sangat ditentukan oleh kualitas pertanyaannya, semakin progresif sebuah pertanyaan, semakin sukses orang tersebut dalam menjalani kehidupannya. Jika seorang siswa sudah takut atau malu untuk bertanya, bagaimana ia bisa meningkatkan kualitas hidup dan menyukseskan kehidupannya di masa depan? Progresif yang dimaksud menurut kamus besar bahasa Indonesia, (2008) adalah semakin meningkatnya kualitas pertanyaan yang di buat siswa. Tingkatan-tingkatan dalam Taksonomi Bloom dapat digunakan untuk mengukur perkembangan kognitif siswa dalam membuat pertanyaan-pertanyaan yang progresif. Tingkatan-tingakatan taksonomi Bloom yang terdapat pada pertanyaan-pertanyaan siswa yaitu urutan pertanyaan untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi dan kompleks. Tingkatan-tingkatan itu diantaranya adalah mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, evalusai dan membuat/mencipta. Diperlukan strategi yang tepat agar seluruh siswa dapat berperan aktif dalam bertanya, sehingga keterampilan bertanya seluruh siswa menjadi lebih baik dan berdampak positif terhadap pemahaman konsep serta hasil belajar siswa.Strategi Question Student Have adalah salah satu tipe dari model pembelajaran aktif (aktif learning). Dalam proses pembelajaran menggunakan strategi Question Student Have siswa akan menuangkan pertanyaan yang ia miliki secara tertulis ke dalam sebuah kertas yang sudah disediakan, hal ini dilakukan setelah guru menyampaikan materi, kemudian perserta didik memilih pertanyaan-pertanyaan yang penting untuk dijawab, lalu pertanyaan tersebut didiskusikan secara berkelompok, dalam proses ini akan terjadi interaksi saling bertukar pikiran antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh siswa tersebut kemudian dianalisis menurut tingkatan taksonomi Bloom untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa dan kemampuan bertanya siswa.Dalam penelitian Penerapan Strategi Pembelajaran Qustion Student Have untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Rimba Melintang Tahun Pelajaran 2011/2012 oleh Yustini Yusuf dkk (2012), pembelajaran dengan strategi Question Student Have dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Kemudian dalam penelitian Penerapan Startegi Pebelajaran Aktif Tipe Question Student Have Melalui Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP N 5 Padang Panjang oleh Rezy Puspita Afriyeti (2014), pembelajaran Question Student Have meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian strategi Question Student Have memberikan pengaruh yang baik terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Namun belum diketahui bagaimana pengaruhnya terhadap keterampilan bertanya siswa ketika diterapkan strategi Question Student Have khususnya pada mata pelajaran fisika.Setelah dilakukan observasi, sebagain besar siswa SMP N 1 Indralaya Utara dalam proses belajar mengajar tidak ada yang bertanya ketika diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya. Para siswa titersebut tidak bertanya karena takut ada juga yang malu untuk bertanya. Hal ini berdampak buruk terhadap pemahaman materi dan hasil belajar, maka dari itu perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa agar pemahaman dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Strategi Question Student Have terhadap Keterampilan Bertanya Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII Indralaya Utara.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh strategi Questoin Student Have terhadap keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran fisika di SMP N 1 Indralaya Utara KelasVIII.

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh strategi Questoin Student Have terhadap keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran fisika di SMP N 1 Indralaya Utara KelasVIII.

1.4 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan memberikan manfaat :1. Bagi guru Sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah2. Bagi siswaMelalui pembelajaran mengunakan strategi Question Student Have diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.3. Bagi Peneliti Menambah pengalaman bagi peneliti mengenai pembelajaran di sekolah yang akan sangat berguna bagi peneliti dan dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dalam perkuliahan4. Bagi Peneliti lainDapat menjadi referensi bagi peneliti lain jika ingin melakukan penelitian

2. Tinjauan Pustaka2.1. Hakikat Belajar FisikaSains merupakan suatu cara berpikir untuk memahami suatu gejala alam, suatu cara untuk menyelidiki gejala alam, dan sebagai batang tubuh keilmuwan yang diperoleh dari suatu penyelidikan. Menurut Teller (dalam Supriyadi, 2010: 2) menyatakan bahwa tinjauan yang penting dari sains adalah studi tentang alam dan pengertiannya dapat dipakai sebagai dasar munculnya suatu pengetahuan baru yang didasari atas kekuatannya di dalam meramalkan dan keterpakaiannya di dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, sains dapat didefinisikan sebagai ilmu yang dirumuskan, dalam artian keilmuan yang diperoleh dengan aturan main terstandar yang baku. Sains termasuk fisika, merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam. Oleh karena itu, untuk mempelajari fisika muncul adanya aktivitas dalam bentuk pengamatan atau eksperimen. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, fisika adalah ilmu tentang zat dan energi (seperti panas, cahaya, dan bunyi). Ada beberapa fisikawan mendefinisikan fisika sebagai ilmu pengetahuan yang tujuannya mempelajari bagian dari alam dan interaksi yang terjadi diantara bagian tersebut termasuk menerangkan sifat-sifatnya dan juga gejala lainnya yang dapat diamati. Fisika adalah bagian dari sains. Sains berasal dari kata scientia yang berarti pengetahuan. Menurut Supriyono Koes (2003:4) membicarakan hakikat fisika sama halnya dengan membicarakan hakikat sains karena fisika merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sains. Oleh karena itu, karakteristik fisika pada dasarnya sama dengan karakteristik sains pada umumnya. Kaitannya dalam pembelajaran fisika, objek yang diajarkan adalah fisika. Sedangkan fisika pada dasarnya sama dengan karakteristik sains pada umumnya, maka dalam belajar fisika tidak terlepas dari penguasaan konsep- konsep dasar fisika, teori, atau masalah baru yang memerlukan jawaban melalui pemahaman sehingga ada perubahan dalam diri siswa. Untuk mendapatkan suatu konsep maka diperlukan suatu cara yaitu metode ilmiah atau scientific methods. Menurut Percy Bridgmans (Supriyadi, 2010: 5) menyatakan bahwa scientific methods lebih dari sekedar metode biasa dimana dengan metode ilmiah ini kita dapat mengerjakan lebih dari satu pengertian dan tanpa adanya rintangan untuk dapat menyelesaikan segala permasalahan yang timbul. Adanya masalah akan muncul jawaban sementara atau hipotesa setelah adanya pemikiran-pemikiran dari kajian teori atau pengalaman lainnya. Dengan melakukan percobaan atau observasi, dan meneliti tentang fenomena maka akan mendapatkan fakta yang akurat. Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah bahwa karakteristik fisika tidak terlepas dari adanya karakteristik sains pada umumnya. Karakteristik sains itu sendiri adalah penyelidikan berdasarkan masalah untuk memahami suatu gejala alam sehingga didapatkan sebuah hukum, teori, konsep atau masalah baru untuk diteliti lebih lanjut. Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam, jadi peristiwa fisika dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari bersifat nyata dan kontekstual. Fenomena-fenomena alam yang terjadi dapat dijelaskan dengan fisika. Dengan fisika kita dapat menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, karena sifatnya yang kongkret maka sering kali timbul pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang seharusnya bisa dijelaskan secara fisika tentang pengalaman mereka sehari-hari. Namun pertanyaa-pertanyaan tersebut sering kali tidak tersampaikan karena siswa takut untuk bertanya, oleh sebab itu diperlukan metode yang tepat agar siswa bisa menyampaikan pertanyaan mengenai hal-hal yang mereka ingin ketahui.

2.2. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran adalah urut-urutan kegiatan yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan tertentu yang mencakup pengaturan materi pembelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik (Suprijono:83). Sedangkan menurut Kemp (Sanjaya,2009:126) strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat Kemp, Dick dan Carey (Sanjaya,2009:126) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar.Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan dalam proses belajar mengajar yang diterapkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2.3.1 Strategi Question Student Have Suprijono (2009:108) menjelaskan bahwa Question Student Have merupakan salah satu pembelajaran kooperatif. Strategi ini dikembangkan oleh Melvin L, Siberman. Ia mengungkapakan bahwa strategi ini tidak membuat siswa takut untuk memperlajari apa yang mereka butuhkan dan harapkan. Strategi ini memanfaatkan taknik yang mengundang partisipasi melalui penulisan, bukannya pembicaraan (Siberman, 2011:91). Strategi Question Student Have merupakan pembelajaran dengan karakteristik adanya pertanyaan yang diajukan siswa. Dengan demikian guru dapat mengetahui hal yang tidak dipahami siswa dan dapat menimbulkan partisipasi siswa untuk mengungkapkan pertanyaan dalam pebelajaran. Kemudian siswa dan guru mendiskusikan jawaban dari pertanyaan tersebut sehingga pemahaman siswa terhadap materi menjadi lebih baik.Pada semua aktivitas belajar, questioning dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, siswa dengan guru. Question Student Have merupakan salah satu strategi pembelajaran yang menekankan pada siswa untuk aktif dan menyatukan pendapat serta mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis. Dalam pembelajaran ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling mengemukakan pendapat, pertanyaan maupun jawaban mengenai materi yang akan dibahas.Ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, seringkali siswa sulit untuk memberikan pertanyaan apalagi secara lisan. Hal ini dapat disebabkan karena siap belum siap untuk mengajukan pertanyaan atau siswa malu untuk bertanya karena takut pertanyaannya salah. Strategi Question Student Have ini adalah petunjuk yang baik agar siswa lebih tertantang untuk membuat pertanyaan yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami materi pelajaran terlebih dahulu.Berikut ini adalah prosedur dalam proses pemebelajaran menggunakan strategi Question Student Have (QSH) yang diungkapkan oleh Siberman :1. Berikan kartu indeks kosong kepada tiap siswa.2. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran atau sifat dari pelajaran yang mereka ikuti.3. Bagikan kartu tersebut keseluruh kelompok searah jarum jam. Ketika masing-masing kartu dibagikan kepada siswa berikutnya, dia harus membacanya dan memberi tanda centang pada kartu itu jika berisis pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi siswa yang membacanya.4. Ketika semua kartu siswa kembali kepada pemiliknya, tiap siswa harus meninjau semua pertanyaan kelompok. Sampai disini kenali pertanyaan yang menerima banyak suara (tanda centang). Berikan jawaban kepada masing-masing pertanyaan dengan (a) memberikan jawaban langsung dan singkat; (b) menunda pertanyaan hingga waktu yang lebih tepat; atau (c) mengemukakan bahwa untuk saat ini anda belum mampu menjawab pertanyaan atau persoalan ini (janjikan jawaban secara pribadi jika memungkinkan).5. Perintahkan siswa untuk berbagi pertanyaan mereka secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda centang) paling banyak.6. Kumpulkan semua kartu. Kartu-kartu itu mungkin berisi pertanyaan yang dapat anda jawab pada pelajaran atau pertemuan mendatang.Question Student Have merupakan salah satu strategi dari model pembelajaran kooperatif (coopertive learning) maka sintaks pembelajarannya mengikuti model pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif (Suprijono,2013)

FASE-FASEPERILAKU GURU

Fase 1 : Present goals and setMenyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didikMenjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik untuk belajar

Fase 2 : Present InformationMenyajkan informasiMempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal

Fase 3 : Organize student into learning teamsMengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajarMemberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien

Fase 4 : Assist team ework and studyMembantu kerja tim dan belajarMembantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugas

Fase 5 : Test on the materialsMengevaluasiMenguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6 : Provide recognitionMemberikan pengakuan atau penghargaanMempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan presentasi individu maupun kelompok

Dari urian diatas langkah-langkah pembelajaran menggunakan strategi Question Student Have dapat dilakukan sebagai berikut :1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran;2. Guru menyampaikan materi pelajaran;3. Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok;4. Guru membagikan kertas kosong dan meminta siswa membuat pertanyaan mengenai materi yang baru dipelajari/telah disampaikan oleh guru (pertanyaan mengenai hal yang mereka belum pahami atau hal yang mereka ingin ketahui);5. Kertas yang sudah berisi pertanyaan diberikan kepada teman yang disebelah kanan (diputar searah jarum jam) dalam setiap kelompok;6. Siswa yang mendapat kertas membaca pertanyaan dan memberikan tanda centang jika pertanyaan tersebut dianggap penting. Kertas terus diputar sampai kembali kepada pemilik semula;7. Kelompok memilih pertanyaan yang banyak diberi tanda centang. Pertanyaan tersebut menjadi pertanyaan kelompok;8. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dilemparkan kekelompok lain untuk dijawab atau dapat dijawab langsung oleh guru;9. Guru memberikan evaluasi;10. Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran;11. Guru menutup kegiatan pembelajaran.

2.4 Keterampilan BertanyaMenurut Hanafiah dan Suhana (2012:74) proses bertanya begitu berarti dalam rangka: Membangun perhatian (attention building); Membangun minat (interest building); Membangun motivasi (motivation building); Membangun sikap (aptittude building); Membangun rasa keingintahuan (curiusity building); Membangun interaksi antar siswa dengan siswa; Membangkitkan interaksi antar siswa dan guru; Interaksi antara siswa dengan lingkungannya secara kontekstual; Membangun lebih banyak lagi pertanyaan yang dilakukan siswa dalam rangka menggali dan menemukan lebih banyak informasi (pengetahuan) dan keterampilan yang diperoleh oleh peserta didik.Pythagoras, seorang guru filsafat Yunani kuno (Sentanu, 2007) mengatakan bahwa kualitas hidup seseorang sangat ditentukan oleh kualitas pertanyaannya, semakin progresif sebuah pertanyaan, semakin sukses orang tersebut dalam menjalani kehidupannya. Jika seorang siswa sudah takut atau malu untuk bertanya, bagaimana ia bisa meningkatkan kualitas hidup dan menyukseskan kehidupannya di masa depan? Progresif yang dimaksud menurut kamus besar bahasa Indonesia, (2008) adalah semakin meningkatnya kualitas pertanyaan yang di buat siswa. Tingkatan-tingkatan dalam Taksonomi Bloom dapat digunakan untuk mengukur perkembangan kognitif siswa dalam membuat pertanyaan-pertanyaan yang progresif. Tingkatan-tingakatan taksonomi Bloomyang terdapat pada pertanyaan-pertanyaan siswa yaitu urutan pertanyaan untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi dan kompleks. Tingkatan-tingkatan itu diantaranya adalah mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, evalusai dan membuat/mencipta.

2.5 Taksonomi Bloom RevisisBerikut adalah tabel taksonomi Bloom

Tabel 2.1 Ranah Kognitif-Pengetahuan

No KategoriPenjelasanKata Kerja Kunci

1Mengingat Kemampuan menyebutkan kembali informasi / pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan.Mendefinisikan, menyusun daftar, menjelaskan, mengingat, mengenali, menemukan kembali, menyatakan, mengulang, mengurutkan, menamai, menempatkan, menyebutkan.

2Memahami Kemampuan memahami instruksi dan menegaskan pengertian/makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan, tertulis, maupun grafik/diagramMenerangkan, menjelaskan, menterjemahkan, menguraikan, mengartikan, menyatakan kembali, menafsirkan, menginterpretasikan, mendiskusikan, menyeleksi, mendeteksi, melaporkan, menduga, mengelompokkan, memberi contoh, merangkum menganalogikan, mengubah, memperkirakan.

4MenerapkanKemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep dalam situasi tetentu. Contoh: Melakukan proses pembayaran gaji sesuai dengan sistem berlaku.Memilih, menerapkan, melaksanakan, mengubah, menggunakan, mendemonstrasikan, memodifikasi, menginterpretasikan, menunjukkan, membuktikan, menggambarkan, mengoperasikan, menjalankan memprogramkan, mempraktekkan, memulai.

5MengevaluasiKemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau patokan tertentuMengkaji ulang, mempertahankan, menyeleksi, mempertahankan, mengevaluasi, mendukung, menilai, menjustifikasi, mengecek, mengkritik, memprediksi, membenarkan, menyalahkan.

6MenciptaKemampuan memadukan unsurunsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinilMerakit, merancang, menemukan, menciptakan, memperoleh, mengembangkan, memformulasikan, membangun, membentuk, melengkapi, membuat, menyempurnakan, melakukan inovasi, mendisain, menghasilkan karya.

Pada tingkatan mengingat, siswa bertanya seputar apa yang telah guru atau orang lain ajarkan pada siswa. Siswa hanya ingin tahu lebih banyak tentang pelajaran tersebut untuk menambah pengetahuannya. Bentuk pertanyaan yang dibuat siswa pada tingkatan ini biasanya merupakan pertanyaan apa, siapa, mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana. Pada tingkatan pemahaman, siswa bertanya seputar apa yang telah ia pelajari dan ingin memahaminya lebih jauh. Biasanya siswa pada tingkatan ini menayakan pengertian, maksud dan tujuan, kegunaan, perbedaan dan persamaan, dan lain-lain. Pada tahapan aplikasi, siswa bertanya seputar bagaimana cara menerapakan suatu pelajaran yang telah ia dapat ke kehidupan nyata. Biasanya siswa bertanya tentang cara, langkah-langkah, contoh, akibat, dan lain-lain. Pada tingkatan analisis, pertanyaan siswa merupakan perwakilan dari pendapatnya tentang suatu pelajaran yang telah ia kritisi. Pada tingkatan sintesis, siswa bertanya tentang bagaimana menghubungkan beberapa informasi dan pengetahuan yang telah ia dapat untuk menyelesaikan suatu masalah atau untuk menciptakan pengetahuan yang baru. Pada tingkatan evaluasi, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan siswa adalah berupa evaluasi hasil belajar mereka di kelas. Pada tingkat mencipta, pertanyaan-pertanyaan yang ering dilontarkan bagaiamana memciptakan, membuat, mengembangkan, inovasi untuk menghasilkan suatu karya. Jadi dari pertanyaan yang dibuat oleh siswa kita mampu melihat bagaimana pemahaman konsep siswa dari bahan yang telah diajarkan. Setelah mengetahui letak dimana siswa tidak paham, kita dapat menanggulanginya dengan mediskusikannya kembali.. Jadi dari pertanyaan yang dibuat oleh siswa kita mampu melihat bagaimana pemahaman konsep siswa dari bahan yang telah diajarkan. Setelah mengetahui letak dimana siswa tidak paham, kita dapat menanggulanginya dengan mediskusikannya kembali.

2.6 Hipotesis PenelitianBerdasarkan tinjauan pustaka di atas, peneliti menduga strategi Question Student Have berpengaruh terhadap keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran fisika di SMA N 1 Indralaya Utara Kelas XI

3. Metodelogi Penelitian3.1 Variabel PenelitianVariabel penelitian adalah objek penelitian atau yang menjadi titik penelitian. Adapun objek dari penelitian ini yaitu :Variabel bebas: Pengaruh strategi Question Student HaveVariabel terikat: Keterampilan bertanya Siswa SMA N 1 Indralaya Utara Kelas XI

3.2 Definisi Oprasional VariabelQuestion Student Have merupakan salah satu strategi pembelajaran yang menekankan pada siswa untuk aktif dan menyatukan pendapat serta mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis. Dalam pembelajaran ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling mengemukakan pendapat, pertanyaan maupun jawaban mengenai materi yang akan dibahas.Keterampilan bertanya adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan pertanyaan atau hal-hal yang ingin ia ketahui. Keterampilan bertanya ini juga dapat digunakan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang dibahas dan sejauh mana keingintahuannya serta besar kecilnya motivasi siswa untuk belajar.

3.3 Populasi PenelitianYang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Indralaya Utara sebanyak 3 kelas.

3.4 Sampel PenelitianSampel dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh siswa kelas VIII.A SMP N 1 Indralaya Utara yang berjumlah 32 orang.

3.5 Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun akademik 2015/2016 SMP N 1 Indralaya Utara.

3.6 Metode PenelitianDalam penelitian ini akan digunakan motode deskriptif-kuantitatif dengan eksperimen semu (quasi eksperiment) menggunakan desain one group pre-test and post-tes design.

Pola : 01 X02

01 disebut pre-test, 02 disebut post-test dan X adalah treatment (Question Student Have). Perbedaan antara 01 dan 02 yakni 02-01 diasumsikan sebagai efek dari treatment atau eksperimen (Arikunto,2002:78).

3.7 Prosedur PenelitianProsedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

3.7.1 Tahap persiapan1. Menentukan sampel yang akan diteliti2. Melakukan observasi awal3. Menentukan kompetensi dasar yang akan diajarkan4. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran5. Membuat instrumen penelitian seperti soal tes dan lembar observasi6. Mengadakan validitas instrumen dengan dosen pebimbing dan guru mata pelajaran di sekolah tersebut

3.7.2 Tahap pelaksanaan1. Memberikan perlakuan kepada siswa dengan menerapkan strategi Question Student Have langkah sebagai berikut :a. Membagi kelas menjadi 4 kelompokb. Membagikan kertas kosong kepada setiap peserta didikc. Peserta didik diminta menuliskan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajarid. Dalam tiap kelompok putarlah kertas tersebut searah dengan jarum jame. Setiap anggota yang mendapatkan pertanyaan memberi tanda (v) jika pertanyaan tersebut dianggap pentingf. Perputaran berhenti sampai kertas tersebut kembali pda pemiliknya masing-masingg. Pertanyaan yang mendapat suara terbanyak menjadi milik kelompok h. Setiap kelompok melaporkan pertanyaan yang mereka perolehi. Guru menyeleksi pertanyaan yang sama dari setiap kelompokj. Pertanyaan yang sudah diseleksi dikembalikan kepada peserta didik untuk dijawab. 2. Setiap KBM dilakukan observasi untuk mengamati aktivitas siswa ketika mengikuti proses pebelajaran dengan strategi Question Student Have3. Memberikan post-test untuk mengetahui pemahaman konsep siswa setelah diterapkan strategi Question Student Have4. Mengolah data hasil post-test serta menganalisis hasil observasi.

3.7.3 Tahap Akhir1. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan hasil observasi2. Memberikan saran-saran terhadap aspek penelitian yang kurang memadai

3.8 Desain Penelitian

DESAIN PENELITIAN PendahuluanPerumusan masalah, survei pendahuluan, menentukan subjek penelitian, dan menentukan subjek penelitian, dan menentukan metode peneitianPersiapanMenentukan dan menyusun instrumen RPP, Question Student Have, soal tes, dan lembar observasiValiditasValiditas instrumen soal tesPelaksanaan penelitianPre-testTreatment (Perlakuan)Siswa diberi pengajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Question Student Have

Post-testAnalisa dataPembahasanKesimpulan dan Saran

3.9 Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

3.9.1 TesDidalam penelitian ini dilakuakn dua kali test yaitu pre-test dan post-test. Pre-tes dilakukan diawal pembelajaran, untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sedangkan post-test dilakukan diakhir pembelajaran untuk mengetahui penguasaan konsep siswa setelah diterapkan strategi Question Student Have. Jenis tes yang diberikan adalah test ganda pilihan .

3.9.2 ObservasiObservasi dilakukan untuk melihat aktivitas siswa dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan strategi Question Student Have ini memperlihatkan indikator tercapainya tujuan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan oleh observer. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data pendukung yang berhubungan erat dengan pemahaman konsep yaitu keaktifan belajar siswa.

3.10 Teknik Analisis Data3.10.1 Analisis Instrumen Tes3.10.1.1 Uji Validitas Tes Validitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan single test formula Spaerman-Brown model genap ganjil. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :1. Menentukan skor dari butir-butir item yang benar2. Menenukan skor total dari setiap individu yang dites3. Mencari (menghitung) koefisien r product moment dengan menggunakan rumus:

..........(3.1)

Dimana: : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y : jumlah skor item : jumlah skor totalN: jumlah responden

Menurut Arikunto (2009:75), kriteria koefisien korelasi seperti ditunjukkan pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Kriteria Koefisien Korelasi

Koefisien KorelasiKriteria

0,000 0,200Sangat rendah

0,200 0,400Rendah

0,400 0,600Cukup

0,600 0,800 Tinggi

0,800 1,000Sangat tinggi

Harga dibandingkan dengan pada tabel product moment. Jika berarti butir soal valid

3.10.1.2 Reliabilitas Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes dapat menggunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut :

..........(3.2)Dimana :: korelasi reabilitas yang sudah disesuaikan: korelasi antara skor-skor setiap belahan tesKemudian harga dibandingkan dengan pada tabel product moment. Bila , maka instrumen ini reliabel.

3.10.1.3 Daya PembedaDaya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk mengetahui besar kecilnya angka indeks diskriminasi item dapat digunakan rumus berikut :

..........(3.3)

Dimana:D: indeks diskriminasi itemJA: banyaknya peserta kelopok atasJB: banyaknya peserta kemlompok bawahBA: banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benarBB : banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benarPA: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benarPB: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2009:218) adalah :D : 0,00 0,20: jelek (poor)D : 0,20 0,40: cukup (satisfaktory)D : 0,40 0,60: baik (good)D : 0,60 1,00: baik sekali (excellent)D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya dibuang saja.

3.10.1.4 Taraf KesukaranSoal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Rumus mencari P adalah:

..........(3.4)

Dimana :P: Taraf kesukaranB: Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betulJS: Jumlah seluru siswa peserta tesKriteria tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukara Soal(Arikunto,2009)

Koefisien Interpretasi

0,10 - 0,30Soal sukar

0,30 - 0,70Soal sedang

0,70 1,00Soal mudah

3.10.1.5 Kualitas PengecohOption atau alternatif yang digunakan berkisar antara tiga sampai lima buah, dan dari kemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap butir item itu, salah satu diantaranya adalah merupakan jawaban betul, sedangkan sisanya adalah merupakan jawaban salah. Distraktor menjalankan fungsinya dengan baik yaitu apabila distraktor tersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5% dari seluruh peserta tes.

3.10.2 ObservasiObservasi dilakukan untuk melihat aktivitas siswa dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan strategi Question Student Have ini memperlihatkan indikator tercapainya tujuan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan oleh observer. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data pendukung yang berhubungan erat dengan pemahaman konsep yaitu keaktifan belajar siswa.

3.11 Teknik Analisis Data3.11.1 Uji Normalitas DataUji statistik parameter t atau uji t baru dapat digunakan jika data terdistribusi secara normal. Oleh sebab itu perlu dilakukan uji normal untuk mengetahui apakah yang dianalisis normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah rumus chi-kuadrat:

..........(3.5)

Dimana : : frekuensi yang diobservasi: frekuensi yang diharapkanJik X2hitung > X2tabel, maka data terdistribusi normal.

3.11.2 Uji HipotesisUji hipotesis dengan menggunakan teknik t-test. Bila data yang diperoleh terdistribusi normal, maka statistik t digunakan adalah:

..........(3.6)

Dimana :: Mean dari deviasi antara post-test dan pre-testXd: Deviasi masing-masing subjek (d-Md): jumlah kuadrat deviasiN: banyak sampelDengan kriteria pengujian, terima Ho jika thitung < ttabel dan tolak Ho jika thitung > ttabel. Namun, jika datanya ternyata tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesisnya menggunakan statistik nonparametris, yaitu uji Wilcoxon.

..........(3.7)

Dimana :T : jumlah jenjang/rangking yang keciln : banyak sampel

3.11.3 Analisis Data ObservasiData observasi dianalisis dengan cara memberikan skor untuk setiap deskriptor pada penelitian berdasarkan ketentuan seperti pada tabel 3.

Tabel 3.5 Sistem Penskoran Data Observasi

SkorKriteria

1Bila tidak ada satupun deskriptor yang tampak

2Bila ada satu deskriptor yang tampak

3Bila ada dua deskriptor yang tampak

4Bila ada tiga deskriptor yang tampak

Data yang diperoleh melalui lembar observasi diberi skor 1-4. Sesuai dengan penskoran di atas, maka setiap siswa mendapat skor maksimum 16 dan skor minimum 4 pada setiap indikator. Setelah diperoleh data observasi, untuk melihat persentase aktivitas siswa tersebut, maka data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan rumus :

..........(3.11)

3.11.4 Analisis Keterampilan BertanyaUntuk mengetahui keterampilan bertanya siswa dilakukan dengan mengumpulkan pertanyaan-pertaanyaan yang telah dibuat oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dianalisis menurut tingkatan taksonomi Bloom lalu dijelaskan secara deskriptif.

Daftar pustakaAfriyeti, Rezy Puspita. 2014. Penerapan Startegi Pebelajaran Aktif Tipe Question Student Have Melalui Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP N 5 Padang Panjang. http://jurnal.umsb.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/JURNAL-REZY-PUSPITA-AFRIYETI.pdf. Diakses tanggal 17 Februari 2014Anita, Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Aneka Cipta.Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekata Praktek. Jakarta: Aneka Cipta.Djamarah dan Zaini. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka CiptaDjamarah, Saiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.Hamdi. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Reflika Aditama.Opriyana, Desti. 2011. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Pokok Bahasan Kemagnetan Di Kelas IX SMP Cinta Manis. Skripsi. Indralaya : FKIP Universitas Sriwijaya.Safitri, Riska Rengganis. 2012. Model Pembelajaran TGT dalam Meningkatkan Penguasaan konsep dan Kemampuan Berfikir Siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia. http://repository.upi.edu/10870/1/s_bio_0708576_table_of_content.pdf. Diakses tanggal 17 Februari 2015.Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: AlfabetaSanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: KencanaSentanu, E. (2007). Quantum Ikhlas: Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati. Jakarta: Elex Media KomputindoSilberman, Melvin L. 1996. Aktive Learning. Dialih bahasakan oleh Raisul Muttaqien. 2011. Bandung: Nuansa Media.Suprijono, Agus. 2013. Cooperatif Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar.Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: KencanaUno, Hamzah dan Nurdin Mohamad. 2013. Belajar dan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Askara.Yusuf, Yustini dkk. 2012. Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP N 1 Rimba Melintang Tahun Pelajaran 2011/2012. Lingua: Jurnal Biogenesis, 8 (2): 12-21

23