PUTARAN KRITIS CANDRA
Transcript of PUTARAN KRITIS CANDRA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang konstruksi sifat material yang dapat terdefleksi merupakan
suatu hal yantg sangat menakutkan karena bila saja hal tersebut terjadi maka
struktur yang dibangun baik itu struktur statis maupun dinamis akan roboh atau
mengalami kegagalan. Hal tersebut tentu saja akan membahayakan jika itu
merupakan alat yang berfungsi untuk mengangkut orang atu ditempati banyak
orang, oleh karena itu perlu perencanaan yang sangat matang untuk membangun
suatu struktur tertentu. Begitu juga dengan poros, seperti poros turbin pada
pembangkit daya (powerplant) pada saat operasi dengan putaran tertentu poros
akan terdefleksi akibat berat rotor ataupun berat dia sendiri. Defleksi yang
paling besar terjadi pada putaran operasi itulah yang disebut dengan putaran
kritis, yang dapat membuat struktur poros tersebut gagal sehingga dalam
operasi dihindari kecepatan putar yang demikian. Oleh karena itu perlu
pengetahuan yang dalam mengenai putaran kritis ini.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari diadakannya praktikum ini yaitu, sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik poros dan mengamati hubungan antara defleksi yang
terjadi dengan posisi rotor untuk berbagai tegangan.
2. Mengamati fenomena yang terjadi dengan berputarnya poros pada tegangan
yang telah ditentukan.
3. Menentukan putaran kritis yang terjadi dengan berputarnya poros pada variasi
tegangan.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari praktikum putaran kritis ini yaitu:
1. Mahasiswa mampu mengetahui karakteristik poros dan mengamati hubungan
antara defleksi yang terjadi dengan posisi rotor untuk berbagai tegangan.
2. Mahasiswa mampu mengamati fenomena yang terjadi dengan berputarnya
poros pada tegangan yang telah ditentukan.
3. Mahasiswa mampu menentukan putaran kritis yang terjadi dengan
berputarnya poros pada variasi tegangan.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum fenomena dasar putaran
kritis ini adalah sebagai berikut:
1. Seperangkat alat uji putaran kritis
Gambar 3.1 Seperangkat Alat Uji Putaran Kritis
2. Beban (2 variasi)
Gambar 3.2 Beban
3. Tachometer
Tachometer digunakan sebagai alat ukur kecepatan putar dari poros.
Gambar 3.3 Tachometer
4. Mistar
Mistar digunakan sebagai alat ukur jarak antara massa yang diberikan.
Gambar 3.4 Mistar
5. Kunci
Kunci berfungsi untuk membuka bantalan pada alat uji putaran kritis
Gambar 3.5 Kunci
3.2 Prosedur Praktikum
Adapun prosedur-prosedur yang dilakukan pada praktikum fenomena dasar
putaran kritis ini adalah sebagai berikut:
1. Pasanglah alat uji sesuai petunjuk.
Gambar 3.6 Rangkaian Alat Uji Putaran Kritis
2. Pasang semua peralatan seperti pengatur putaran rotor, motor, bantalan, dan
peralatan lain dalam keadaan baik.
Gambar 3.7 Slide Regulator
3. Pasangkan poros dengan dua pembebanan dan atur posisi (besar nilai a dari
posisi beban tersebut).
Gambar 3.8 Pengujian Dengan Dua Pembebanan
4. Hidupkan motor dan atur tegangan dengan slide regulator (pada percobaan
menggunakan tegangan 100 V, 125 V dan 150 V).
5. Hitunglah putaran-putaran rotor dari variasi tegangan tersebut.
6. Matikan putaran motor dengan memutar slide regulator ke posisi 0 V.
7. Ulangi prosedur 3 sampai 7 dengan 2 variasi jarak beban lainnya.
Gambar 3.9 Mengukur Nilai a Dari Posisi Beban
8. Pasangkan poros dengan satu pembebanan dan atur posisi (besar nilai a dan b
dari posisi beban tersebut).
Gambar 3.10 Pengujian Dengan Satu Pembebanan
9. Hidupkan motor dan atur tegangan dengan slide regulator (pada percobaan
menggunakan tegangan 100 V, 125 V dan 150 V).
10. Hitunglah putaran-putaran rotor dari variasi tegangan tersebut.
11. Matikan putaran motor dengan memutar slide regulator ke posisi 0 V.
12. Ulangi prosedur 8 sampai 11 dengan 2 variasi jarak beban lainnya.
Gambar 3.11 Mengukur Nilai a Dari Posisi Beban
13. Catatlah data pengujian pada tabel.
3.3 Asumsi-asumsi
1. Pertambahan putaran slide regulator dianggap konstan.
2. Panjang batang poros tetap.
3. Batang penyangga rotor tidak melendut.
4. Percepatan Gravitasi 9,81 m/s2.