Pura Pemayun Banjar Tegal

6
Pura pemayun banjar tegal Wilayah buleleng menyajikan gambaran yang kaya akan variasi organisasi desa. Disamping terdapat desa yang mempertahankan karakter kuno, termasuk beberapa yang diperkirakan secara rinci merupakan tipe asli dari awal bali dengan jantung dibundaran danau batur, wilayah tersebut mengandung bentuk campuran dan organisasi baru yang telah berkembang dalam periode waktu belakangan ini. Varietas ini disebabkan oleh bentuk daerah yang berbatasan dengan hampir semua bidang budaya dalam pulau. Daerah dari lingkungan kubutambahan timur terkait etiologi bangli atas, yang merupakan sepenuhnya milik wilayah Bali-Aga. Banyak desa seperti tambakan dan Madenan merupakan jenis danau batur, dengan desas paling dikenal antara lain Kedisan, abang Terunyan dan Songan (dikenal dalam bahasa populer sebagai, “ bintang danau”, karena mereka sejajar sekitar danau batur, yang disamakan dengan bulan daerah yang terpisah di Buleleng pusat dibentuk oleh sekelompok desas di pegunungan antara Sangsit, Sudaji dan Bebetin dengan sawan dan Jagaraga sebagai pusat, di mana selama berabad-abad kehidupan budaya adat telah lebih produktif, tak terganggu pengaruh kehadiran pengadilan. barang antik dan data epigrafi yang ditemukan ,menunjukkan bahwa ada pengaruh kerajaanyang berasal dari zaman sejarah awal. Oleh karena itu, di daerah ini terjadi salah satu pertempuran penting dari paruh pertama abad ke 19 di pulau terluar yaitu pertempuran jagaraga pada 1849. Itu adalah hal yang luar biasa, bahkan saat ini bola meriam yang di gunakan saat pertempuran jagaraga di pura dalem, digunakan sebagai beban untuk menghitung pungutan untuk acara pura. Di area ini arsitektur gaya sangsit sangat mencolok, dimana ditemukan salah satu bentuk terbaik di pura beji sangsit. Gayanya ditandai dengan ornament mewah, penggunaan dekorasi polikrom, dan tinggi, dengan bentukan teras dasar secara terus menerus. Ada juga kecenderungan yang dengan tanda kearah fantasi konyol yang menyebabkan penggambarannya tidak hanya lucu, seperti menggambarkan tema kehidupan adat dan kerajaan hewan, juga ada karikatur eropa dengan produk teknologi barat seperti sepeda, mobil, kapal dan pesawat terbang. Jadi menghasilkan gaya dengan kategori tersendiri. Lebih ke barat terdapat daerah dengan bentuk campuran organisasi social yang merupakan transisis dari desa-desa yang lebih baru dari distrik pengastulang yang telah dikembangkan menjadi hasil dari

description

Pura Pemayun Banjar Tegal

Transcript of Pura Pemayun Banjar Tegal

Pura pemayun banjar tegal

Wilayah buleleng menyajikan gambaran yang kaya akan variasi organisasi desa. Disamping terdapat desa yang mempertahankan karakter kuno, termasuk beberapa yang diperkirakan secara rinci merupakan tipe asli dari awal bali dengan jantung dibundaran danau batur, wilayah tersebut mengandung bentuk campuran dan organisasi baru yang telah berkembang dalam periode waktu belakangan ini.Varietas ini disebabkan oleh bentuk daerah yang berbatasan dengan hampir semua bidang budaya dalam pulau. Daerah dari lingkungan kubutambahan timur terkait etiologi bangli atas, yang merupakan sepenuhnya milik wilayah Bali-Aga. Banyak desa seperti tambakan dan Madenan merupakan jenis danau batur, dengan desas paling dikenal antara lain Kedisan, abang Terunyan dan Songan (dikenal dalam bahasa populer sebagai, bintang danau, karena mereka sejajar sekitar danau batur, yang disamakan dengan bulan daerah yang terpisah di Buleleng pusat dibentuk oleh sekelompok desas di pegunungan antara Sangsit, Sudaji dan Bebetin dengan sawan dan Jagaraga sebagai pusat, di mana selama berabad-abad kehidupan budaya adat telah lebih produktif, tak terganggu pengaruh kehadiran pengadilan. barang antik dan data epigrafi yang ditemukan ,menunjukkan bahwa ada pengaruh kerajaanyang berasal dari zaman sejarah awal. Oleh karena itu, di daerah ini terjadi salah satu pertempuran penting dari paruh pertama abad ke 19 di pulau terluar yaitu pertempuran jagaraga pada 1849. Itu adalah hal yang luar biasa, bahkan saat ini bola meriam yang di gunakan saat pertempuran jagaraga di pura dalem, digunakan sebagai beban untuk menghitung pungutan untuk acara pura.Di area ini arsitektur gaya sangsit sangat mencolok, dimana ditemukan salah satu bentuk terbaik di pura beji sangsit. Gayanya ditandai dengan ornament mewah, penggunaan dekorasi polikrom, dan tinggi, dengan bentukan teras dasar secara terus menerus. Ada juga kecenderungan yang dengan tanda kearah fantasi konyol yang menyebabkan penggambarannya tidak hanya lucu, seperti menggambarkan tema kehidupan adat dan kerajaan hewan, juga ada karikatur eropa dengan produk teknologi barat seperti sepeda, mobil, kapal dan pesawat terbang. Jadi menghasilkan gaya dengan kategori tersendiri.Lebih ke barat terdapat daerah dengan bentuk campuran organisasi social yang merupakan transisis dari desa-desa yang lebih baru dari distrik pengastulang yang telah dikembangkan menjadi hasil dari masuknya orang-orang dar selatan dan timur. Salah satu desa yang paling mencolok di daerah kolonisasi adalah desa petemon, dengan jelas dari namanya berasal dari kata petemuan, yang berarti pertemuan.Akhirnya desa siditapa, pedawa, tigawasa, dan chempaga di distrik banjar merupakan bentuk kuno dari desa dengan pinggiran kayuputihm banyusri dan gobleg.Dalam mozaik akan ragam jenis organisasi social desa di buleleng, terdapat diperbatasan wilayah sangsit dan daerah campuran, terhubung bersama sebagai komponen yang besar sebagai satu kesatuan dengan pemujaan terhadap tiga pura desa. Hal ini adalah sebuah aksioma dalam study system desa di bali dimana pada kondisi saat ini perlu penelitian untuk keperluan terapi monografi dengan hubungannya kasus fortiori dengan obyek bervariasi dari studi desa di buleleng. Satu hal yang mungkin dalam penentuan karakteristik utama dari banyak sub-kelompok desa yang bersangkutan yang sebagian besar tersaji dalam gambaran yang rumit, upaya yang dapat dilakukan untuk melacak pola jelas dalam hubungan, jaringan timbal balik dengan melakukan studi pembanding, untuk membuang cahaya terhadap fenomena alam, dengan asal yang masih jelas.Sulit mengatakan yang mana dari berbagai komponen system desa layak diprioritaskan dalam perlakuan. Saya telah membiarkan pilihan jatuh padah Pura pemayun di banjar tegal, terutama karena banjar merupakan kelompok penting dalam wilayah desa dan karean wilayahnya merupakan unit yang relative terisolasi dan jelas terpisah dari bagian barat daya kota. Pada saat yang sama pilihan saya terdorong akan hadirnya organisasi pura dua asosiasi yang melakukan tarian adat tertentu yang diharapkan akan meningkatkan daya Tarik penelitian ini.

Keompok AgamaKelompok agama pura pemayun dibentuk oleh anggota banjar tegal yang teroganisir dalam sebuah perkumpulan tetangga. Tidak ada data tentang asal usul perkumpulan ini tetapi mungkin pengelompokan didominasi silsilah dengan dasar tiga kasta tertinggi dan anggotanya dari kasta yang lebih rendah. Tidak terlalu dapat dianggap bahwa pura pemayun awalnya adalah pura panti karena tidak ada pengetahuan tentang asal usul anggota banjar. Karakter dari pura panti sangat jelas di wilayah karangasem, dimana istilah tersebut merujuk pada pura pusah yang dalam perkembangannya sebagai penghormatan untuk orang-orang yang mendirikan desa baru di wilayah yang sebelumnya telah terdapat desa tanpa menyangkal hak-hak desa induknya.Hal ini mungkin dapat dijelaskan dengan contoh berikut, dalam daerah desa selat terdapat lima anak desa : santi, sebudi, sogra, persana dan tegeh. Lima desa yang dibedakan dari desa induk, desa pemuder dengan istilah pedesan. Pedesan dapat diartikan sebuah dusun, pemukiman baru. Pemuder adalah batas wilayah yang dilepas desa induk. Pedasan dari selat bukanlah banjar karena mereka tidak termasuk dalam kelompok agama dalam desa induk. Kenyataannya adat dan organisasi pura masing-masing pedasan, menampilkan perbedaan penting dari orang-orang dari desa induk pedasan lainnya. Pedasan yang terbagi atas banjar ( terdapat 7 dari keseluruhan dalam desa induk) yang berperan penting dalam organisasi internal pedasan itu sendiri. Didapatkan dari sejarah awal, garis besar berdirinya pedasan. (harus diperhitungkan bawah data yang tersedia mengacu pada satu bagian yang berasal dari karangasem). Setelah beberapa rumah tangga dari desa induk atau dari manapun menetap di wilayah desa baru dengan ijin dari desa induk, sebuah kuburan diletakkan dan yang menyertainya pura dalem dibangun. Maka satu atau lebih Pura marga dibangun, mungkin dari marga yang penting kemudian kelompok berkembang meluas dengan memasukkan system pemujaan terhadap dewa. Dengan ini akan muncul menjadi pura pusat untuk kelompok itu. Karena, bagaimanapun, tanah yang didirikan pedasan milik desa induk, dan karenanya berada dibawah perlindungan dewanya, pura pusat baru yang disebut pura panti ( atau pura pemaksan atau pura penataran : arti dari istilah ini akan dijelaskan selanjutnya). Dalam banyak kasus terdapat pura marga dengan dinding dari pura panti yang dihormati oleh hanya sebagian dari orang-orang dari desa pedasan.Dari anakan desa-desa selat, dewa utama di pura panti sesuai aturan dikatakan sebagai keturunan dari ratu gede puseh selat, dewa utama dari pura pusat selat. Hal tersebut merupakan bentuk ungkapan tergantung pada dewa yang berkuasa diseluruh wilayah desa induk. Di pura panti selat pedasan, betara sri juga selalu dihormati, hal ini merupakan fakta bahwa terdapat karakter asli agrari mendirikan pura. Kehadiran dari apa yang disebut patokan juga memberi indikasi hakikat dari pura panti. Patokan secara umum digunakan di karangasem sebagai tempat ibadah di kompleks banjar, serta berfungsi menyediakan tempat kontrak dengan para dewa, yang mana masyarakat banjar adalah kelompok ibadah. Adanya patokan disebut juga sebagai altar penguasa dunia bawah, kadang lebih khusus menunjuk sebagai betara durga. Berdasarkan data ini pura panti dapat didefinisikan sebagai tempat ibadah yang didirikan oleh komunitas yang didominasi agrarian yang peduli akan kepentingan agama dan kaumnya. Pemujaan terhadap dewa-dewa dari dunia atas terekspresikan di depan altar di pelataran pura; halaman depan dimana patokan dan berdirinya bale pemaksan, memiliki makna mendekati kompleks banjar. Dengan cara yang sama pura panti dapat dianggap sebagai pura puseh dalam perkembangannya kelompok agama dari panti, pemaksan, dapat dilihat sebagai desa di dalam keadaan embrio.Wilayah milik panti dapat dipandang sebagai bentukan dari desa yang terpisah, segera setelah tidak adanya hak territorial desa induk. Ini meliputi hak memberi petunjuk dalah hal keagamaan dan kebutuhan pungutan keagamaan. Sebagai contoh, untuk upacara korban tertentu, pedasan mungkin tidak melakukannya sampai desa induk memberi tanda. Demikian melelasti (ritual pembersihan pada dewa di laut) berlangsung dibawah bimbingan selat, dan festival pemurnian diadakan sekali tiap decade yang hanya bisa dilesenggarankan oleh desa induk dengan pedasan wajib melakukan kontribusi pengeluaran. Kesatuan wilayah juga Nampak dalam berbagai penerapan keajaiban tanah. Saat terdapat kelahiran sepasang bayi kembar berbeda jenis kelamin, seluruh desa induk wajib dimurikan. Upacara nyepi diamati pada waktu yang sama dan dengan cara yang sama di desa induk dan pedasan. Selama festival korban tertentu di selat, anak desa diharuskan membayar upeti dengan menyediakan tuak dan banten penyeneng serta melakukan tari persembahan. Terlebih lagi desa anak berkontribusi terhadap perbaikan pura di selat melalui pungutan dalam bentuk barang dan desa induk berhak membuat permintaan resmi jika dibutuhkan.Seperti yang telah disebutkan, pura panti kadang disebut pura pemaksan atau pura penataran, kombinasi dari istilah-istilah ini seperti pura pemaksan panti atau pura penataran panti juga dapat terjadi. Pemaksan secara harafiah mengacu pada asosiasi pendiri desa. Biasanya asosiasi petani. Kelompok agrarian memiliki asosiasi agama untu pura agrarian khusus diseluruh pulau. Yang terpenting dari tempat suci agrarian tersebut adalah pura subak, pura asosiasi irigasi, tetapi ada juga pura yang berhubungan dengan pertanian lahan kering: disebut pura pebiyanan dan pura benua, dapat ditemukan di jembrana dan tempat lain. Contoh terkenal dari pura untuk tanaman lahan kering adalah pura maduewe karang di kubutambahan. Juga dinamakan setelah pemaksan mendirikan pura panti dengan bale pemaksan di halaman pura, yang dapat dianggap sebagai prototype bale agung disatu sisi, tapi juga dapat berkembang menjadi bale banjar.Dalam penetapan pura aksen penataran jatuh pada kompleks hunian (natah atau karang) dibandingkan dengan dusun kecil. Menjaga tanah, untuk kemurnian ritual desa resedentialm merupakan salah satu tugas pemukiman baru. Alam konteks ini ratu maduwe karang sebagai salah satu dewa utama dengan altar di pelataran dalam setiap pura bale agung di daerah kintamani, merupakan pelindung dari desa resedentia dan lahan tanam.Kembali ke pura pemayun, ada alas an untuk percaya bahwa pura ini merupakan perkembangan dari pura panti. Berdasarkan sejarah dan gergrafis, ketika banjar dibentuk terdapat penghormatan dengan bentuk tempat suci terletak dalam wilayah dengan tugas yang dipercayakan kepadanya. Sesuai dengan hipotesis ini, didapatkan fakta penetapan nama banjar tegal atas usulan pendiri karena lokasi dusun yang berada ditengah kebun dan lading. Namun ada perbedaan mencolok dari pedasan dari desa selat. Di selat pembangunan pedasan dewasa ini memiliki inti desa lengkap yang hanya harus mengakui hak-hak tertentu yang dilakukan desa induk, sedangkan kelompok agama pura pemayun pada dasarnya adalah banjar yang merupakan bagian dari komunitas ibadah dari desa buleleng dengan kaitannya dengan tiga pura desa. Dalam kasus banjar tegal, bagaimanapun merawat kesucian karang adalah masalah yang menyangkut desa secara keseluruhan, untuk mengawali upacara nyepi.Tidak diketahui tradisi mengenai asal mula pura pemayun, juga tidak ditemukan indikasi memiliki asal dari nama-nama dewa yang dihormati. Mungkin dapat dihubungkan dengan setengah sejarah, setengah pahlawan legendaris dan penguasa buleleng, I gusti panji sakti. Terdapat atribut utama pura yang diyakini berasal olehnya. Selanjutnya dalam penempatan dasar struktur pura setelah perbaikan, keturunan panji sakti harus hadir untuk melakukan tindakan sibolik. (kenyataan ini juga berlaku untuk tempat suci lainnya di banjar tegal, bahkan utuk rumah tangga dan pura keluarga) altar utama orientasi ke timur, merupakan dedikasi untuk dewa ayu ngurah panji, faktanya yang berhubungan dengan desa besar panji terletak di barat daya.Satu sumber memberikan cahaya terang akan hubungan special antara pura pemayun dan panji sakti. Keris panji sakti berfungsi sebagai pelindung ( pajenengan) pura yang disimpan dalam bangunan khusus yang berdiri di kompleks pemangku dan dikeluarkan pada saat odalan pura pemayun. Pajenengan adalah benda supranatural yang berasal dari dewa dimana beliau berkuasa (jeneng). Pada saat yang sama benda suci tersebut memberi keabsahan untuk sebuat pura atau orang. Keris panji sakti berfungsi menguatkan hubungan piura di desa panji.Berbagai keluarga kerajaan masih memiliki pajenengan untuk menunjukkan bahwa mereka keturunan sah dan telah dinyatakan secara kedewan. Dalam kasus ini, pajenengan dating untuk menjadi symbol kesatuan. Keluarga yang terpandang kadang-kadang juga memiliki pajenengan. Di pura, bukan hanya senjata, tidak jarang patung koin