Pulpotomi Vital

14
PULPOTOMI VITAL I.1 PENGERTIAN PULPOTOMI VITAL Pulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian koronal yang mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi, kemudian memberikan medikamen di atas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian radikular tetap vital. Pulpotomi vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen muda. Pulpotomi gigi sulung umunya menggunakan formokresol atau glutaraldehid (Andlaw dan Rock, 1993; Kennedy, 1992). I.2 INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI A. Indikasi Pulpotomi Vital Indikasi pulpotomi vital menurut Tarigan (2004) adalah sebagai berikut: 1. Pulpa vital, bebas dari pernanahan atau tanda nekrosis lainnya. 2. Pulpa terbuka karena faktor mekanis selama preparasi kavitas yang kurang hati-hati atau tidak sengaja. 3. Pulpa terbuka karena trauma dan sudah lebih dari dua jam, tetapi belum melebihi 24 jam, tanpa terlihat adanya infeksi pada bagian periapeks. 4. Gigi masih dapat diperbaiki dan minimal didukung lebih dari dua pertiga panjang akar. 5. Tidak ada kehilangan tulang pada bagian interradikal.

description

Pulpotomi Vital

Transcript of Pulpotomi Vital

PULPOTOMI VITALI.1 PENGERTIAN PULPOTOMI VITALPulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian koronal yang mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi, kemudian memberikan medikamen di atas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian radikular tetap vital. Pulpotomi vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen muda. Pulpotomi gigi sulung umunya menggunakan formokresol atau glutaraldehid (Andlaw dan Rock, 1993; Kennedy, 1992).

I.2 INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI

A. Indikasi Pulpotomi Vital

Indikasi pulpotomi vital menurut Tarigan (2004) adalah sebagai berikut:

1. Pulpa vital, bebas dari pernanahan atau tanda nekrosis lainnya.

2. Pulpa terbuka karena faktor mekanis selama preparasi kavitas yang kurang hati-hati atau tidak sengaja.

3. Pulpa terbuka karena trauma dan sudah lebih dari dua jam, tetapi belum melebihi 24 jam, tanpa terlihat adanya infeksi pada bagian periapeks.

4. Gigi masih dapat diperbaiki dan minimal didukung lebih dari dua pertiga panjang akar.

5. Tidak ada kehilangan tulang pada bagian interradikal.

6. Pada gigi posterior yang eksterpasi pulpa sulit dilakukan.

7. Apeks akar belum tertutup sempurna.

8. Usia tidak lebih dari 20 tahun. B. Kontra Indikasi Pulpotomi VitalKontraindikasi pulpotomi menurut Tarigan (2004) adalah sebagai berikut:1. Sakit jika diperkusi atau dipalpasi.

2. Ada radiolusen pada daerah periapeks atau interadikular.

3. Mobilitas patologik.

4. Terdapat nanah pada pulpa yang terbuka

5. Pada pasien yang kesehatannya kurang baik.

6. Pada pasien berusia diatas 20 tahun.

I.4 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PULPOTOMI SECARA UMUM

Beberapa keuntungan prosedur perawatan pulpotomi adalah :

Hanya mengambil jaringan pulpa yang terinfeksi saja pada kamar pulpa dan dapat mempertahankan pulpa vital yang berada di saluran akar.

Bahan yang digunakan untuk pulpotomi adalah kalsium hidroksida. Kalsium hidroksida mempunyai peranan dalam merangsang odontoblas, sehingga membentuk dentin reparative untuk membentuk jembatan yang menutup dan melindungi dentin.

Pulpotomi dengan bahan kalsium hidroksida juga dapat membentuk selapis tipis jaringan koagulasi nekrosis karena bahan ini mempunyai derajat iritasi yang rendah pada pulpa dan dapat merangsang formasi pertahanan jaringan keras.

Bila perawatan pulpotomi gagal dapat dilakukan perawatan pulpektomi.

Memiliki prognosis yang lebih baik daripada pulpa kaping.

Sedangkan kerugian dari perawatan pulpotomi adalah :

Beresiko menyebabkan resorbsi internal pada pulpa setelah perawatan pulpotomi.

Apabila pengaplikasiannya salah maka dapat menyebabkan micro leakage atau kebocoran mikro, sehingga dapat mengiritasi jaringan pulpa yang masih sehat dibawahnya.

Tidak dapat digunakan pada pasien yang mengalami pulpitis irreversible.I.5 ALAT DAN BAHAN

Alat dan Bahan yang digunakan untuk Pulpotomi yaitu :

I. Alat

a) Exploring Instrument

Kaca Mulut, dapat digunakan untuk pengelihatan tidak langsung.

Explorer, digunakan untuk membantu mendiagnostik pada bagian yang susah, misalnya pada pit dan fissure.

Ekscavator, untuk mebuang dan membersihkan jaringan karies.

Pinset, digunakan untuk mengambil cotton rol atau benda kecil lainnya.

b) Restoration Instrument

Spatula, digunakan untuk sementasi. Spatula terdapat 2 macam yaitu spatula besar yang digunakan untuk mencampurkan semen, sedangkan spatula kecil untuk mencampur liner.

Plat gelas, untuk mencampur bermacam-macam semen.

Ball aplicatore, untuk menempatkan semen.

Semprotan udara, untuk menghembus sisa-sisa kotoran yang tertinggal dalam kavitas.c) Rotary Cutting instrument

Instrumen ini merupakan instrumen yang berotasi pada axis yang berfungsi untuk memotong permukaan gigi. Instrumen ini terdiri dari :

Handpiece, terdapat 2 macam handpiece yaitu :

1. Contra angle handpiece, digunakan untuk preparasi gigi posterior dan gigi poserior sebelah palatinal/lingual.

2. Straight handpiece, digunakan untuk preparasi kavitas gigi anterior sebelah labial dan permukaan bukal gigi premolar satu dan dua.

SHAPE \* MERGEFORMAT

Bur dental, bur yang digunakan untuk kapping pulpa direct yaitu :

1. Round Bur (bur bulat), digunakan untuk menghilangkan jaringan karies dan memperluas preparasi kavitas.

2. Fissure Bur, digunakan untuk meratakan dan menghilangkan dinding kavitas setelah dibuka dengan bur bulat.

. Rubber damDigunakan untuk:1) Melindungi pasien dari tertelan atau terhirupnya alat, obat-obatan, gigi dan kotoran serta bakteri dan jaringan pulpa yang nekrosis2) Untuk mendapat daerah operasi yang bersih, kering dan bebas dari kontaminasi ludah3) Untuk mencegah lidah dan pipi menutupi daerah operasi4) Untuk menghalangi agar pasien tidak bicara, kumur-kumur dan mengganggu kerja operator (Friedman and Stabholz, 1986).II. Bahan yang digunakan untuk Pulpotomi :

1. Pasta Formocresol

Indikasi

Pulpotomi formokresol diindikasikan untuk perawatan gigi sulung yang pulpanya terlibat,dengan manifestasi klinis perubahan inflamatori yang terbatas pada pulpa mahkota ataupembukaan mekanis pada waktu prosedur operatif. Dikontraindikasikan pada gigi sulung yang luar biasa sensitif terhadap panas dan dingin (sakit spontan terutama pada malam hari); sensitif terhadap perkusi atau palpasi karena suatu penyakit pulpa; secara klinis atauradiografi menunjukkan tanda-tanda infeksi apikal atau resorpsi akar; serta perdarahan yangberlebihan dari radicular stumps setelah amputasi.

Isi bahan Formocresol:

Formaldehyde soln (37%)

In 60/20 glycerine and water 60%

Cresol 40% Keuntungan dari formocresol:

Terjadi devitalisasi dari jaringan yang rusak dan mikroorganisme yang menyerang, tidak toksik dan kurang iritasi dibandingkan obat-obatan yang digunakan dalam teknik sebelumnya.

Kekurangan:

Kekurangan teknik formocresol yaitu terjadi suatu peradangan kronis di bagian yang lebih dalam dari saluran akar.

2. Kalsium Hidroksida Ca(OH)2Kalsium hidroksida digunakan karena kemampuannya membentuk jembatan dan memelihara vitalitas sisa pulpa. Kalsium hidroksida, yang diperkenalkan oleh Herman pada tahun 1930, tersedia dalam powder kering, suatu pasta yang dicampur dengan air, atau suatupasta yang dikemas secara komersial. Serbuk kalsium hidroksida dapat digunakan sendiri atau dengan suatu bahan radiopak, seperti barium sulfat, agar campuran lebih dapat dilihatpada radiograf.

Indikasi

Diindikasikan pada gigi permanen anak-anak yang melibatkan pulpa dengan apeks akarnya belum terbentuk sempurna. Foramen yang terbuka merupakan kontraindikasi untukterapi saluran akar dan harus ditangguhkan sampai foramen menjadi matang/dewasa. Prosedur pulpotomi memungkinkan apeksogenesis, maturasi fisiologik akar.

Pulpotomi teknik kalsium hidroksida lebih dianjurkan pada gigi permanen daripada gigi desidui.

Isi bahan

Kalsium hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. Senyawa inijuga dapat dihasilkan dalam bentuk endapan melalui pencampuran larutan kalsium klorida(CaCl2) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH).3. Semen Seng oxide Eugenol

Semen seng oxide eugenol merupakan semen tipe sedatif yang lembut. Biasanya disediakan dalam bentuk bubuk dan cairan, berfungsi sebagai basis insulatif (penghambat). Semen ini sering dipakai karena bersifat paling sedikit mengiritasi dan memiliki pH mendekati 7. Eugenol ini memiliki efek paliatif terhadap pulpa dan menimimalkan kebocoran mikro serta memberikan perlindungan terhadap pulpa.

Keuntungan

Pada calcium hydroxide diperlukan teknik yang steril dari pertama kali pengerjaan untuk itutingkat keberhasilan akan meningkat drastis apabila teknik yang steril dilakukan dengan baik. 1.6 PROSEDUR PERAWATAN PULPOTOMI VITAL1) Pulpotomi Satu Kali Kunjungan

Teknik perawatan pulpotomi vital satu kali kunjungan adalah sebagai berikut:

a) Rontgen foto, pemberian anestesi lokal, kemudian gigi yang hendak di pulpotomi diberi isolasi rubber dam;

b) Pengambilan seluruh jaringan karies sebelum membuka kamar pulpa, tujuannya agar tidak menyulitkan pandangan dalam membedakan jaringan yang sudah mengalami karies bila terjadi perdarahan ada pulpa dan juga mengurangi kontaminasi bekteri; c) Membuka atap pulpa bagian mahkota dan menghapus semua jaringan pulpa koronal yang terkontaminasi dengan ekskavator atau bur bulat dengan kecepatan rendah;

d) Pulpa dipotong sampai muara saluran akar;

e) Ruang pulpa diirigasi dengan aquades untuk menghindari terdorongnya potongan dentin ke bagian pulpa radikuler;

f) Mengaplikasikan formokresol selama tiga sampai lima menit pada muara saluran akar;

g) Di atas potongan pulpa diletakkan pasta campuran zinc fosfat dan zinc oksida eugenol yang cepat mengeras, lalu ditumpat dengan tumpatan permanen atau dibuatkan mahkota logam tahan karat, dan;

h) Gigi yang telah dilakukan perawatan pulpotomi harus diperiksa berulang, baik secara klinis dan radiografis pada kunjungan berikutnya, yaitu setiap enam bulan sekali;

Gambar. Langkah-langkah perawatan pulpotomi vital formokresol satu kali kunjungan. (1). Ekskavasi karies, (2). Buang atap kamar pulpa, (3). Buang pulpa di kamar pulpa dengan ekskavator, (4). Pemotongan pulpa di orifis dengan bur bulat kecepatan rendah, (5). Pemberian formokresol selama 5 menit, (6). Pengisian kamar pulpa dengan campuran zinc oksida dengan formokresol dan eugenol, (7). Gigi yang telah di restorasi.

2) Pulpotomi Dua Kali Kunjungan:

Apabila perdarahan tidak dapat dihentikan sesudah amputasi pulpa, berarti peradangan sudah berlanjut ke pulpa bagian radikular. Oleh karena itu diperlukan 2 kali kunjungan. Teknik perawatan pulpotomi vital dua kali kunjungan adalah sebagai berikut:

a) Sebagai lanjutan perdarahan yang terus menerus, pulpa ditekan dengan kapas steril yang dibasahi formokresol ke atas pulp stump dan ditutup dengan tambalan sementara.

b) Hindari pemakaian obat obatan untuk menghentikan perdarahan, seperti adrenalin atau sejenisnya, karena problema perdarahan ini dapat membantu dugaan keparahan keradangan pulpa.

c) Pada kunjungan kedua (setelah 7 hari), tambalan sementara dibongkar lalu kapas yang mengandung formokresol diambil dari kamar pulpa;

d) Letakkan pasta campuran zinc fosfat dan zinc oksida eugenol, kemudian di atasnya, diletakkan semen fosfat dan ditutup dengan tambalan permanen.

I.7 KONTROL KEBERHASILAN PERAWATAN

Kriteria bagi keberhasilan pulpotomi:

1. Gigi berfungsi baik dan tidak bergejala

2. Tidak ada bukti periodontitis periradikuler secara radiografis

3. Tidak ada indikasi resorbsi akar

4. Gigi memberikan respon terhadap pengetesan pulpa ( jika mungkin dilakukan)

5. Berlanjutnya perkembangan akar dan pembentukan akar jelas secara radiografi, jika akar masih belum terbentuk sempurna ketika perawatan dilakukan. Jika pulpa menjadi nekrosis dan pembentukan terhenti, maka apeksifikasi merupakan tindakan yang diperlukan.Kontrol kebersihan dari pulpotomi dilakukan dengan cara menggunakan rubber dam, menghilangkan seluruh jaringan yang karies sebelum memotong jaringan pulpa, dan melakukan pembersihan serpihan dentin hingga bersih sebelum melakukan dressing. Serta irigasi menggunakan saline atau air, lalu dikeringkan dengan perlahan menggunakan cotton pellet yang steril. Keberhasilan perawatan pulpotomi dengan kalsium hidroksid tergantung dari pemilihan kasus yang tepat dan prosedur perawatan yang benar. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa hasil reaksi jaringan dentin terhadap kalsium hidroksid terjadi pada hari pertama hingga minggu kesembilan. Ellis dan Davey mennganjurkan untuk mengamati pembentukan dentin sekunder setelah waktu 6-8 minggu perawatan. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Lucia Blanco dan Stephen Cohen , formasi awal pembentukan dari dentin sekunder terbentuk 7 hari setelah perawatan pulpotomi dengan kalsium hidroksid.Tarigan, R. 2004. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti), Ed. 2. Jakarta: EGC.