PUJI WAHYUNINGSIH

134
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Departemen pendidikan dan kebudayaan (1976:26) dalam bukunya mengatakan pendidikan prasekolah atau sering disebut Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan suatu sarana atau lembaga pendidikan untuk melatih dan membimbing anak sebelum masuk pendidikan dasar dan bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan selanjutnya. Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar (GBPKB TK. 1994) keterampilan atau kreativitas merupakan salah satu kemampuan potensi yang terdapat pada setiap anak. Agar potensi kemampuan tersebut berkembang 1

Transcript of PUJI WAHYUNINGSIH

87

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Departemen pendidikan dan kebudayaan (1976:26) dalam bukunya mengatakan pendidikan prasekolah atau sering disebut Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan suatu sarana atau lembaga pendidikan untuk melatih dan membimbing anak sebelum masuk pendidikan dasar dan bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan selanjutnya.

Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar (GBPKB TK. 1994) keterampilan atau kreativitas merupakan salah satu kemampuan potensi yang terdapat pada setiap anak. Agar potensi kemampuan tersebut berkembang optimal maka perlu diberikan suatu dasar-dasar keterampilan melalui latihan dan pembinaan yang sesuai dengan usianya dan sarana prasarana yang memadai. Tinggal bagaimanakah orang tua seorang pendidik dalam mengembangkan dan kegiatan kreatif harus diberikan kepada si anak. Para ahli mengatakan anak-anak mempunyai ciri-ciri individu yang kreatif biasanya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Sering bertanya bila mengetahui imajinasi yang tinggi, minat yang kuat, tidak takut salah, berani.

Pembelajaran untuk anak usia dini harus dirancang dalam rangka memfasilitasi terjadinya pertumbuhan fisik dan perkembangan non fisik secara seimbang. Konsep pembelajaran untuk anak usia dini tidak bisa disamakan dengan konsep pembelajaran pada anak sekolah lainnya yang hanya bersifat skolastik atau akademika, tetapi lebih menekankan suasana bermain yang mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas anak, sehingga dengan kreatifitas anak dibenahi untuk berpikir secara rasio. Dalam rangka menghadapi zaman teknologi yang serba modern program pendidikan harus mampu memberikan bekal kepada peserta didik untuk memiliki daya saing yang tangguh dapat terwujud jika peserta didik memiliki kreativitas, kemandirian dan kemampuan dasar dan mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada berbagai bidang kehidupan di masyarakat.

Persoalan yang terjadi di TK Pertiwi Desa Saban kebanyakan pembelajaran hanya menekankan untuk mengasah kecerdasan otak kiri saja, yang sifatnya mengutamakan membaca dan menulis serta hafalan, disebabkan adanya tuntutan dari masyarakat serta para pendidik di sekolah dasar. Sehingga perkembangan kreativitas tidak dapat berkembang akibatnya pengembangan kecerdasan majemuk yang dimiliki pada anak terutama kecerdasan visual dan spasial tidak dapat berkembang.

Peneliti dan pendidik telah mencoba membenahi sistim pendidikan dalam peningkatan dan mengembangkan potensi kecerdasan dan mengembangkan majemuk yang dimiliki anak dengan berbagai cara seperti bermain menggambar atau menulis, mewarnai, mengenal bentuk warna karya wisata, imajinasi dan bercerita, cara yang dimaksud adalah untuk pengenalan informasi visual serta untuk meningkatkan kreativitas melalui menggambar supaya ada keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri.

Menggambar adalah kegiatan anak untuk mengungkapkan apa yang di rasakan dan dialaminya, baik mental maupun visual dalam bentuk garis dan warna, kegiatan kesenian terutama menggambar bebas merupakan program pendidikan anak usia dini yang sangat penting untuk mendorong ekspresi dan imajinasi anak; akan tetapi juga menyenangkan bagi anak maupun guru. Menggambar adalah proses menggunakan jenis peralatan menggambar tertentu dalam arti luas menggambar adalah membuat gambar dalam kegiatannya dilakukan dengan cara mencoret, menggores menorehkan benda tajam ke benda lain, dan memberi warna sehingga menimbulkan gambar, fungsi menggambar bagi anak usia TK di dalam kegiatan menggambar bebas yang dilakukan anak-anak sering dijumpai suasana yang menyenangkan, penuh kegembiraan anak dapat di tandai dengan beberapa ciri yang ditimbulkan oleh keaktifan dan kebebasan untuk bergerak bereksperimen, berlomba, berkomunikasi dan serta melatih kemampuan berolah seni rupa yang diwujudkan dengan keterampilan mengungkapkan ide, gagasan, pengalaman, pengamatan dan goresan bentuk warna sesuai alat gambar yang digunakan.

Menggambar pada hakekatnya adalah kegiatan bermain bagi anak, hal ini perlu dimengerti oleh orang dewasa sehingga anak mencoret-coret menyediakan bahan dan alat untuk menggambar yang beragam jenisnya, anak-anak senang bereksperimen dengan jalan, atau mengulang-ulang gambarnya; mencoba-coba suatu media atau tehnik baru biasanya.

Anak-anak umumnya menggambar sesuai keinginan hatinya, biasanya anak sulit berkomunikasi secara verbal dalam mengutarakan perasaan atau isi hati. Pentingnya kreativitas menggambar sangat diperlukan dalam pembelajaran seni rupa khususnya menggambar mengalami berbagai masalah hal ini menunjukkan bahwa metode pengembangan kreativitas menggambar masih menggunakan metode mencontoh guru, masih menekankan pengajaran yang berpusat pada guru, serta kurangnya media yang digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran menggambar anak. Namun pada kenyataannya media menggambar untuk anak TK biasanya hanya menggunakan kertas gambar putih ataupun kertas buram. Dari jumlah siswa sebanyak 18 siswa ternyata ada 8 anak yang telah mampu menggambar bebas dengan media kertas remas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan media dari kertas remas yaitu kertas bekas maupun baru yang diremas terlebih dahulu kemudian baru digunakan untuk menggambar.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas dengan media kertas remas di TK Pertiwi Desa Saban Tahun Pelajaran 2013/2014.B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya pengetahuan guru terhadap metode belajar yang tepat membuat guru tidak dapat mengembangkan kreativitasnya, selain itu masih ada beberapa anak yang kurang tertarik terhadap metode pembelajaran disekolah, sehingga anak tidak dapat mengembangkan kreativitasnya dengan metode pembelajaran yang disajikan oleh guru.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah, adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan menngambar bebas dengan media kertas remas di TK Pertiwi Desa Saban Tahun Pelajaran 2013/2014. Yang dimaksud menggambar bebas dengan kertas remas dalam penelitian ini adalah menggambar berdasarkan imajinasi anak sendiri dengan memakai kertas yang diremas-remas. D. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang dan identifikasi masalah tesebut di atas dapat dirumuskan penelitian sebagai berikut:1. Apakah melalui kegiatan menggambar dengan kertas remas dapat meningkatkan kreativitas di TK Pertiwi Desa Saban Tahun Pelajaran 2013/2014?2. Bagaimana kegiatan menggambar dengan kertas remas dapat meningkatkan kreativitas di di TK Pertiwi Desa Saban Tahun Pelajaran 2013/2014?E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka secara umum tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas kegiatan menggambar bebas dengan media kertas remas untuk meningkatkan kreativitas anak di TK Pertiwi Desa Saban Tahun Pelajaran 2013/2014.F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Secara Teoritis

a. Membawa wawasan pengetahuan, terutama dalam hal metode pendidikan bagi anak guna meningkatkan kreativitas anak.

b. Menjadi sumbangan pemikiran bagi para pembaca, pendidik dan calon guru sekaligus sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pembaca dalam meningkatkan kreativitas anak prasekolah.2. Manfaat Praktis

a. Bagi pendidik Memberikan sumbangan, pemikiran sebagai alternatif model pembelajaran Barang sungguhnya (alam langsung) untuk mengembangkan ketrampilan anak dalam pemotivasi untuk meneliti bidang pengembangan yang lain serta peniliti berikutnya yang sejenis.b. Bagi Anak DidikMeningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada kegiatan menggambar.

c. Bagi Orang Tua

Untuk menyalurkan bakat dan minat anak yang baik agar dapat mengembangkan kreativitas anakd. Bagi SekolahUntuk memperkaya wawasan tentang beberapa model pembelajaran yang digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori1. Pengertian Kreativitas

Definisi kreativitas anak yang dikemukakan para ahli berbeda-beda. Untuk memperjelas pengertian kreativitas, dan sekaligus sebagai bahan perbandingan maka akan diuraikan definisi kreativitas dari para ahli. Kreativitas merupakan proses yang dilakukan oleh seorang individu di tengah-tengah pengalamannya dan yang menyebabkannya untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya. Pada dasarnya kreativitas anak bersifat ekspresionis. Ini dikarenakan pengungkapan (ekspresi) yang merupakah sifat yang dilahirkan dan dapat berkembang melalui latihan-latihan.

Pengertian kreativitas mengandung beragam definisi didalamnya. Menurut Utami Munandar (2009: 12), mengemukakan bahwa kreativitas adalah:Hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru,berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat.

Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan pemecahan masalah yang unik (Santrock, 2007). Sedangkan Hurlock (1978) berpendapat bahwa kreativitas adalah merupakan salah satu istilah yang sering digunakan walaupun merupakan istilah yang taksa (ambiguous). Terdapat banyak arti mengenai kreatifitas, diantaranya ada delapan yang sering digunakan. Dari berbagai macam pendapat ini disimpulkan bahwa kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak pernah dikenal pembuatnya2. Nilai Kreativitas

Kreativitas memberi anak-anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar penghargaan yang mempunyai pengaruh nyata terhadap perkembangan kepribadiannya. Sebagai contoh, tidak ada yang dapat memberi anak rasa puas yang lebih besar daripada menciptakan sesuatu sendiri, apakah itu berbentuk rumah, yang dibuat dari kursi yang dibalik dan ditutupi selimut atau gambar seekor anjing. Tidak ada yang lebih mengurangi harga dirinya daripada kritik atau ejekan terhadap kreasi itu atau pertanyaan apa sesunggguhnya bentuk yang dibuatnya itu. Kreativitas berharga, tetapi ini tidak berarti bahwa hanya karena itu semakin kreatif seseorang semakin besar sumbangannya pada kelompok sosial dan semakin bahagia dan baik penyesuaiannya. Terlalu kreatif mungkin membuat orang menjadi pemimpi yang tidak praktis yaitu mereka yang mencipta secara mental tetapi tampaknya tidak pernah mampu mewujudkan mimpinya ke dalam bentuk praktis yang menguntungkan dirinya atau kelompok sosial. Akibatnya, mereka tidak pernah mencapai sesuatu yang sebetulnya mereka mampu lakukan. Ini akan menimbulkan perasaan gagal yang membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial (Santrock, 2007).3. Perkembangan Kreativitas

Kreativitas bisa tampil dini dalam kehidupan anak dan terlihat pada saat ia bermain. Secara bertahap akan terpencar di bidang kehidupan yang lain. Suatu studi menunjukkan bahwa puncak kreativitas dapat diraih pada usia 30 tahunan, akhirnya mendatar saja dan tahap demi tahap akan menurun (Akbar, 2001). Lehman menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kreativitas yaitu lingkungan tekanan keuangan, dan kurangnya waktu bebas. Dan tidak ada bukti bahwa menurunnya kreativitas pada puncak perkembangan karena faktor hereditas. Yang pasti, pengaruh lingkungan lebih berpengaruh terhadap munculnya ekspresi kreativitas (Akbar, 2001)a. Usia 5-6 tahun

Sebelum seorang anak siap masuk sekolah, ia belajar untuk harus bias menerima terhadap peraturan dan tata tertib orang-orang dewasa yang ada dirumah maupun di sekolahnya.

b. Usia 8-10 tahun

Keinginan untuk diterima sebagai anggota kelompok teman sebaya merupakan ciri dari periode ini. Kebanyakan anak merasa bahwa untuk diterima, mereka haruslah menerima sedekat mungkin dengan pola-pola yang terbentuk di kelompok, dan setiap penyimpangan dari kelompok akan mengancam penerimaan kemampuannya.

c. Usia 13-15 tahun

Dalam upaya penerimaan kelompok, khususnya dari anggota-anggota yang berlawanan jenis membuat anak remaja mengendalikan pola perilaku mereka. Hal ini sama halnya dengan gang-age dimana remaja menyesuaikan dengan tujuan agar bisa diterima oleh kelompoknya.d. Usia 17-19 tahun

Pada usia ini, upaya untuk diterima sebaik mungkin dalam jurusan tertentu juga menghancurkan kreativitas. Jika penjurusan memerlukan konformitas dalam pola yang baik serta harus diikuti oleh aturan dan tata tertib yang khusus, maka kreativitas tidak akan muncul.

4. Ciri ciri Kreativitas Pada Anak

Munandar (1992), menjelaskan ciri-ciri kreativitas antara lain, sebagai berikut :

a. Ciri-ciri yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif atau kognitif (aptitude ) antara lain :

1) Keterampilan berpikir lancar, yaitu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal serta selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

2) Keterampilan berpikir luwes atau fleksibel, yaitu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihatsuatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.

3) Keterampilan berpikir orisional, yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, serta mampu membuat kombinasi-kombinasi yang lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

4) Keterampilan memerinci atau mengelaborasi, yaitu mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, dan menambahkan atau memerinci secara detail dari suatu obyek gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

5) Keterampilan menilai, yaitu menentukan patokan penilaian sendiri dan penentuan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana, mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, serta tidak hanya mencetuskan gagasan tetapi juga melaksanakannya.

b. Ciri-ciri yang menyangkut sikap dan perasaan seseorang atau afektif (non aptitude) antara lain adalah :

1) Rasa ingin tahu, meliputi suatu dorongan untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang lain, obyek dan situasi serta peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti.

2) Bersifat imajinatif, meliputi kemampuan untuk memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi, dan menggunakan khayalan tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan.

3) Merasa tertantang oleh kemajemukan, meliputi dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit, serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.

4) Sikap berani mengambil resiko, meliputi keberanian memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik, serta tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan hal-hal yang tidak konvensional, atau yang kurang berstruktur.

5) Sikap menghargai, meliputi tindakan dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, serta menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.Utami Munandar (2009:37) berpendapat, pribadi yang kreatif adalah sebagai berikut :

a. Imajinatif

b. Mempunyai prakarsa

c. Mempunyai minat luas

d. Mandiri dalam berfikir

e. Melit/selalu ingin tahu

f. Senang berpetualang

g. Penuh energi

h. Percaya diri

i. Bersedia mengambil resiko

j. Berani dalam pendirian dan keyakinan

Paparan di atas menginspirasi penulis menyimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.

2. Unsur-unsur Kreatifitas

Unsur-unsur kreativitas, meliputi :

a. Kreativitas merupakan proses bukan hasil

b. Proses itu mempunyai tujuan, yang mendatangkan keuntungan bagi orang itu sendiri atau kelompok sosial.

c. Kreativitas mengarah kepenciptaan sesuatu yang baru, berbeda dan karenanya unik bagi orang itu baik itu berbentuk lisan, tulisan maupun konkret atau abstrak.

d. Kreativitas timbul dari pemikiran divergen, sedangkan konformitas dan pemecahan masalah sehari-hari timbul dari pemikiran konvergen.

e. Kretaivitas merupakan suatu cara berfikir, tidak sinonim dengan kecerdasan yang mencakup kemampuan mental selain berpikir.

f. Kemampuan untuk mencipta bergantung pada perolehan pengetahuan yang diterima

g. Kreativitas merupakan bentuk imajinasi yang dikendalikan yang menjurus ke arah beberapa bentuk prestasi, misalnya : melukis, membangun dengan balok atau melamun.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas Menurut Munandar (2009) beberapa faktor yang mempengaruhi kreatifitas adalah :

a. Jenis kelamin

Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki lebih diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebayanya untuk lebih mengambil resiko, dan didorong oleh para orang tua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.

b. Status sosio ekonomi

Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Yang pertama, kebanyakan dibesarkan dengan cara mendidik anak secara demokratis, sedangkan yang terakhir mungkin lebih mengalami pendidikan yang otoriter. Kontrol demokratis mempertinggi kreativitas karena memberi kesempatan yang lebih banyak bagi anak untuk menyatakan individualitas, mengembangkan minat dan kegiatan yang dipilihnya sendiri. Lebih penting lagi, lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas. Misalnya, anak kecil dari lingkungan yang kekurangan hanya mempunyai sedikit bahan kreatif untuk bermain dan sedikit dorongan untuk bereksperimen dengan lilin, lukisan, dan boneka dibandingkan dengan mereka yang mempunyai lingkungan sosioekonomi yang baik.c. Urutan Kelahiran

Penjelasan mengenai perbedaan ini lebih menekankan lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir di tengah, lahir belakang, dan anak tunggal mungkin lebih kreatif dari yang pertama. Umumnya, anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menjadi penurut daripada pencipta. Anak tunggal agak bebas dari tekanan yang ada saudara kandung lainnya dan juga diberi kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya.

d. Lingkungan Kota vs Lingkungan pedesaan

Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan pedesaan. Di pedesaan, anak-anak lebih umum dididik secara otoriter dan lingkungan pedesaan kurang merangsang kreativitas dibandingkan lingkungan kota dan sekitarnya.e. Inteligensi

Pada setiap umur, anak yang pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menangani suasana konflik sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian konflik tersebut. Ini merupakan salah satu alasan mengapa mereka lebih sering terpilih sebagai pemimpin dibandingkan teman seusia mereka yang kurang pandai.

f. Keluarga

Anak dari keluarga kecil, bilamana kondisi lain sama, cenderung lebih kreatif dari anak keluarga besar. Dalam keluarga besar, cara mendidik anak otoriter dan kondisi sosioekonomi yang kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas. Untuk dapat menumbuhkan kreativitas anak, maka peran orang tua sangat dibutuhkan dalam hal membimbing anak agar kreatif.

6. Kondisi Yang Meningkatkan Kreativitas Anaka. Waktu

Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka untuk bermain-main dengan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dan mencobanya dalam bentuk baru dan orisinal.b. Kesempatan Menyendiri

Hanya apabila tidak mendapat tekanan cari kelompok sosial, anak dapat menjadi kreatif. Anak menyendiri untuk mengembangkan kehidupan imajinatif yang kaya.

c. Dorongan Terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang dewasa, mereka harus didorong untuk kreatif dan bebas dari ejekan dan kritik yang seringkali dilontarkan pada anak yang kreatif.

d. Sarana

Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi, yang merupakan unsur penting dari semua kreativitas.e. Lingkungan yang merangsang

Lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas dengan memberikan bimbingan dan dorongan untuk menggunakan saran yang akan mendorong kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin sejak masa bayi dan dilanjutkan hingga masa sekolah dengan menjadikan kreativitas suatu pengalaman yang menyenangkan dan dihargai secara sosial.

f. Hubungan orang tua anak yang tidak posesif

Orang tua yang tidak terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak untuk mandi dan percaya diri, dua kualitas yang sangat mendukung kreativitas.g. Cara mendidik anak

Mendidik anak secara demokratis dan permisif di rumah dan sekolah meningkatkan kreativitas sedangkan cara mendidik otoriter memadamkannya.

h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan

Kreativitas tidak muncul dalam kehampaan. Semakin banyak pengetahuan yang dapat diperoleh anak, semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.7. Membimbing Kreativitas Anak

a. Membuat anak terlibat dalam brainstorming dan memunculkan sebanyak mungkin ide Brainstorming adalah suatu teknik dimana anak diajak terlibat untuk memunculkan ide-ide kreatif yang baru dalam sebuah kelompok, menyoroti ide-ide orang lain, dan mengatakan secara praktis apapun yang muncul dalam pikiran. Akan tetapi, banyak anak lebih kreatif jika bekerja sendiri. Sebuah riset modern tentang brainstorming menyimpulkan bahwa bagi banyak individu, bekerja seorang diri dapat memunculkan lebih banyak ide yang lebih baik dibandingkan ketika bekerja dalam kelompok. Satu alasan untuk hal ini bahwa dalam kelompok, beberapa individu akan bermalas-malasan sedangkan yang lain memikirkan hampir semua pemikiran kreatif tersebut. Meskipun demikian, tetap ada banyak keuntungan dalam brainstorming, seperti dalam pembentukan tim yang penggunaan brainstorming ini. Anak-anak lazimnya diminta untuk tidak mengkritik ide-ide orang lain setidaknya sampai sesi brainstorming selesai. Dalam kelompok ataupun perseorangan, strategi kreativitas yang baik adalah memunculkan sebanyak mungkin ide-ide baru. Semakin banyak ide-ide baru yang dimunculkan anak, semakin baik kesempatan mereka dalam menciptakan sesuatu yang unik. Anak-anak kreatif tidak takut gagal atau melakukan sesuatu yang salah.b. Menyediakan lingkungan yang menstimulasi kreativitas anak

Banyak suasana lingkungan memelihara munculnya kreativitas, namun banyak pula yang menekannya. Orang-orang yang mendorong kreativitas anak seringkali bertumpu pada keingintahuan alami anak.Mereka menyediakan latihan-latihan dan aktivitas yang menstimulasi anak untuk menemukan pemecahan-pemecahan mendalam terhadap masalah, alih-alih menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban hafalan.

c. Jangan mengontrol secara berlebihan

Santrock mengatakan, bahwa memberitahu anak bagaimana melakukan sesuatu secara tepat atau persis akan membuat anak merasa bahwa keaslian adalah kesalahan dan eksplorasi berarti membuang-buang waktu. Orang dewasa dapat mengurangi tindakan merusak keingintahuan alami anak jika mereka membiarkan anak memilih minat-minat mereka sendiri dan mendukung minat tersebut. Ketika anak berada dalam pengawasan yang konstan, kreativitas mereka beresiko menyusut dan semangat petualangan mereka menurun.

d. Mendorong motivasi internal

Penggunaan hadiah yang berlebihan seperti medali, atau mainan dapat melumpuhkan kreativitas dengan meruntuhkan kepuasan intrinsik yang diperoleh anak dari berkreasi. Motivasi yang menggerakkan anak kreatif berupa kepuasan yang muncul dari hasil kerja itu sendiri. Kompetisi memperebutkan hadiah dan evaluasi formal seringkali melumpuhkan intrinsik dan kreativitas. e. Kenalkan anak dengan orang-orang kreatif

Pikirkan tentang identitas orang-orang paling kreatif di komunitas anda. Guru-guru dapat mengundang orang-orang ini ke kelas dan meminta mereka mendiskripsikan apa yang membantu mereka menjadi kreatif atau mendemonstrasikan keahlian kreatif mereka. Penulis, penyair, musisi, ilmuwan, dan beragam tokoh kreatif yang lain dapat memberikan dukungan dan hasil karya mereka kelas, mengubah ruang kelas menjadi arena menstimulasi kreativitas anak.8. Permainan Kreatif

Untuk permainan yang digolongkan kreatif antara lain jenis permainan drama dan permainan konstruktif (Akbar, 2001).

a. Permainan Drama

Pada permainan drama, anak diminta untuk memainkan hal-hal yang dilihat dan dirasakanya dari lingkungan atau bacaaan yang ada. Permainan drama ini mencerminkan semangat khusus dari anak usia tertentu.

b. Permainan Konstruktif

Permainan konstruktif menjadi permainan yang digemari anak-anak. Jenis permainan konstruktif yang populer adalah membuat sesuatu atau menggambar. Membuat sesuatu misalnya dari tanah liat, pasir, blok, lilin, cat, kertas, dan lain-lain.B. Kreativitas Menggambar1. Pengertian MenggambarKamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan pengertian gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yang dibuat dengan coretan pensil dsb pada kertas dsb. Jika kita perhatikan terdapat banyak kata dsb pada pendefinisian tersebut. Ini menunjukkan betapa luasnya definisi atau pengertian gambar. Tulisan dsb yang pertama menunjukkan bahwa gambar tidak hanya terbatas pada tiruan orang, binatang, tumbuhan. Tapi bisa juga tiruan yang lainnya. Dsb yang kedua menggambarkan proses pembuatannya tidak terbatas pada coretan pensil. Bisa saja dengan pointer menggunakan mouse di program menggambar di komputer. Sumanto (2005:47) berpendapat bahwa menggambar adalah kegiatan manusia untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan dialaminya baik mental maupun visual dalam bentuk garis dan warna. Di sini kita bisa mengetahui bahwa pendefinisian gambar cukup luas dan bisa diturunkan menjadi berbagai definisi tergantung dari tingkat kemajuan zaman dan disiplin ilmu. Jaman dahulu mungkin pengertian gambar hanya terbatas pada goresan-goresan menyerupai benda tertentu yang terdapat pada kertas, namun sekarang orang juga mengenal gambar sebagai kombinasi garis dan warna di sebuah program komputer. Jika kita kembali mengacu pada kamus besar bahasa indonesia (KBBI), kita juga bisa menemukan bahwa pengertian gambar bisa dapat dipersamakan sebagai lukisan.Kegiatan coret-coret adalah bagian dari perkembangan motorik anak dan anak sangat menyenangi kegiatan ini, sehingga dengan dorongan guru dan kesempatan yang diberikan anak akan termotivasi membuat gambar. Kegiatan menggambar merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaanya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu cara manusia mengekspersikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya dan juga merupakan salah satu bentuk bahasa.2. Tahap-tahap menggambar

Adapun tahapan perkembangan anak yang dapat dilihat berdasarkan hasil gambar dan cara anak menggambar menurut Sumanto (2005) adalah sebagai berikut :a. Tahap mencoret sembarangan.

Tahap ini biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun. Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya sehingga coretan yang dibuat masih berupa goresan-goresan tidak menentu seperti benang kusut.

b. Tahap mencoret terkendali.

Pada tahap ini anak mulai menyadari adanya hubungan antara gerakan tangan dengan hasil goresannya. Maka berubahlah goresan menjadi garis panjang, kemudian lingkaran-lingkaran.

c. Tahap Mahir,

Tahap ini biasanya terjadi pada anak usia 4 6 tahun, pergelangan tangan anak sudah lebih luwes. Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil goresan yang dihasilkan sudah lebih berarti.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Menggambar AnakBeberapa faktor- faktor yang mempengaruhi minat mengambar anak antara lain :

a Warna dan obyek yang menarik bagi anak

b Sarana bermain dan berkumpul dengan teman temannya

c Anak ingin mengeluarkan imajinasi dan kreatifitas mereka

d Anak ingin dipuji

4. Tujuan Kegiatan Menggambar

Bagi anak usia dini, kegiatan menggambar memiliki banyak sekali tujuan. Adapun tujuan tersebut antara lain :a Mengembangkan kebiasaan pada anak untuk mengekspresikan diri

b Mengembangkan daya kreativitas

c Mengembangkan kemampuan berbahasa

d Mengembangkan citra diri anak

5. Manfaat seni menggambarGaris besar fungsi dan manfaat menggambar bagi anak adalah sebagai berikut :

a Menggambar adalah sebagai alat bercerita bagi anak

b Menggambar sebagai media mencurahkan perasaan

c Menggambar sebagai alat bermain

d Menggambar melatih ingatan

e Menggambar melatih berfikir komperhensif (menyeluruh)

f Menggambar sebagai media sublementasi perasaan

g Menggambar melatih ingatan dan keseimbangan

h Menggambar melatih kreatifitas anak

6. Peranan Seni Menggambar Bagi Anak Usia DiniBermain bagi anak merupakan kegembiraan dan kesibukan yang penting. Dalam kegiatan seni menggambar maka dapat menimbulkan kegembiraan. Kegembiraan anak nampak dan terlihat disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan bergerak, bereksperimen, berlomba dan berkomunikasi. Dapat pula dilihat betapa senangnya anak-anak berkarya melalui seni rupa, mereka akan bergerak-gerak dengan sadar atau tidak, mencoba-coba sesuatu yang diinginkan. Dalam kelompok mereka selalu berlomba untuk menyelesaikan karyanya sesuai dengan gagasannya. Apabila anak berhasil berkarya, dengan spontan ia akan berteriak dan bergerak, menandakan kegembiraannya. Anak berkarya sesuai dengan daya fantasinya dan apa yang dicapainya perlu mendapat pemahaman/pengertian orang lain. Bermain sangat berguna bagi perkembangan anak untuk persiapan dalam kehidupan masa dewasa.

C. Sifat Dan Ciri Perkembangan Karya Seni Menggambar Anak Usia Dini

Menggambar (karya seni) anak bersifat alamiah, ekspresif dan dinamis. dikatakan alamiah karena setiap anak sesungguhnya memiliki bakat alamiah yang berbeda-beda. misalnya berbakat di bidang olah raga, menyanyi, menari, melukis dan sebagainya. Anak bersifat ekspresif karena karya rupa mereka umumnya merupakan ungkapan yang kuat, spontan, jujur, langsung dan berangkat dari dalam dirinya. Karya rupa anak juga dikatakan dinamis, artinya karya mereka umumnya mengesankan sesuatu yang bergerak terus. Pada pemilihan warna misalnya anak lebih suka pada warna kontras tajam atau mencolok, mereka suka menggambar objek-objek yang bergerak seperti orang, binatang, dan kendaraan.

Karakteristik ungkapan visual anak usia Taman Kanak-kanak adalah sebagai berikut:

1. Anak Taman Kanak-kanak usia 34 tahun

a. Senang mencoba mengeksplorasi media seni yang berbeda

b. Pengalaman seni dilakukan sebagai kegiatan bermain yang bersifat eksploratif

c. Senang mengulang kegiatan yang sama yang disukainya

d. Mulai memberi nama berbagai simbol yang dibuatnya dan mulai dapat mengontrol simbol-simbol tersebut.

e. Bentuk atau hasil akhir tidak penting baginya.

f. Terkadang karya yang dibuatnya dihancurkan saat proses berlangsung.

g. Mulai dapat mengenali bentuk-bentuk sederhana.

2. Anak Taman Kanak-kanak usia 4-5 tahun

a. Mencipta simbol-simbol untuk mengungkapkan perasaan dan idenya.

b. Mengungkapkan apa yang ia rasakan dan ketahui, bukan apa yang dilihatnya.

c. Secara bertahap mulai mencipta karya yang lebih detail dan realistik.

d. Mencipta bentuk dan wujud yang bermakna.

e. Mulai bekerja dengan lebih hati-hati dan mulai ada persiapan.

f. jarang menghancurkan karya yang dibuatnya.

D. Karakteristik Ekspresi Gambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

1. Periodisasi Gambar Anak

Lowenfeld dan Brittain membagi masa perkembangan karya seni menggambar anak sebagai berikut:

a) Masa coreng-coreng

: 2-4 tahun

b) Masa pra-bagan

: 4-7 tahun

c) Masa bagan

: 7-9 tahun

d) Masa awal realisme

: 9-12 tahun

e) Masa naturalisme semu

: 12-14 tahun

f) Masa dewasa

: 14-17 tahun

Menurut Rhoda Kellog dan Scott mengelompokkan sebagai berikut:

a) Masa Cakar Ayam

: 2-3 tahun

b) Masa Rahasia Bentuk

: 2-4 tahun

c) Masa Seni Garis Bentuk

: 2-4 tahun

d) Masa Anak dan Pola

: 3-5 tahun

e) Masa Bulatan, Matahari, dan Sinar: 3-5 tahun

f) Masa Orang, Orang

: 4-5 tahun

g) Masa Awal Gambar

: 4-6 tahun

h) Masa Gambar

: 5-7 tahun

2. Menggambar di Taman Kanak-kanak

Menurut ahli dalam pendidikan seni menggambar terdapat dua aspek perkembangan yang menjadi sasarannya yaitu:

a. Pembinaan yang ditujukan kepada kepandaian atau keahliannya misalnya pandai menggambar, pandai melipat, pandai menganyam dan sebagainya.

b. Pembinaan yang ditujukan kepada pembentukan pribadi yaitu tentang pertumbuhan jiwa antara lain seperti pembinaan mental, perasaan estetis, kreatif dan apresiatif.

Tujuan kegiatan seni menggambar di Taman Kanak-kanak adalah untuk mengembangkan kepekaan indrawi khususnya indra penglihatan, kepekaan artistik ketrampilan motorik dan daya imajinasi anak. Bagi anak usia Taman Kanak-kanak yang lebih dipentingkan adalah keberanian, kreatifitas, dan spontanitas dalam mengekspresikan gambarnya bukan keindahan atau kerapiannya. Kegiatan menggambar di Taman Kanak-kanak biasanya dikerjakan secara individu, tetapi dapat juga dilaksanakan secara berkelompok yaitu menggambar bersama dalam satu bidang. Dengan menggambar bersama dalam satu bidang akan menanamkan dasar-dasar kerja sama yang sehat, rasa sosial, penyesuaian diri, rasa tanggung jawab, disiplin dan sebagainya. (Widia Pekerti, 2007: 9.25-9.28)

E. Media Dalam Menggambar

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.Peralatan dan media menggambar yang sering digunakan adalah pensil grafit, pena, krayon, pensil warna, kuas tinta, pensil konte, cat air, cat minyak, pastel, dan spidol. Bisa pula dengan peralatan digital seperti stylus, mouse, atau alat lain yang menghasilkan efek sama seperti peralatan manual. Media permukaan yang sering digunakan adalah kertas, meskipun tidak menutup kemungkinan pula digunakannya media lain seperti kain, permukaan kayu, dinding, dan lain-lain. Sebagai peralatan pendukung, digunakan pula penyerut pensil, kertas pasir, penghapus khusus, chamois, penggaris, larutan fixatif, dan selotip khusus menggambar untuk membuat efek-efek tertentu. Meja gambar digunakan untuk mengurangi distorsi dan kesalahan perspektif akibat ketidaknormalan posisi mata saat menggambarPenjelasan singkat menurut Sumanto (2005) tentang beberapa alat dan media untuk menggambar, yaitu:

1. Pensil

Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. Namun grafit murni cenderung mudah patah, terlalu lembut, memberikan efek kotor saat media bergesekan dengan tangan, dan mengotori tangan saat dipegang. Karena itu kemudian diciptakan campuran grafit dengan tanah liat agar komposisinya lebih keras. Selanjutnya komposisi campuran ini dibalut dengan kertas atau kayu. 2. Pena

Pena adalah alat tulis yang menggunakan tinta. Ada berbagai warna tinta pen, yang paling umum adalah biru, hitam, dan merah. Ada berbagai macam pen, di antaranya pulpen, pena bulu, dan spidol. Pena berbeda dari pensil karena tintanya tidak dapat dihapus, meski bisa ditutupi menggunakan tip-ex3. KrayonKrayon adalah peralatan gambar yang dibuat dari lilin berwarna, air, dan talk atau kapur. Krayon banyak digunakan oleh anak-anak untuk menggambar, dan seniman juga menggunakannya.

4. Cat air

Cat air atau populer juga dengan sebutan aquarel adalah medium lukisan yang menggunakan pigmen dengan pelarut air dengan sifat transparan. Meskipun medium permukaannya bisa bervariasi, biasanya yang digunakan adalah kertas. Selain itu bisa pula papyrus, plastik, kulit, kain, kayu, atau kanvas. Secara umum, cat air digunakan karena sifat transparansinya. Gouache adalah medium sejenis yang tidak transparan. Hasil karya lukisan cat air biasanya bersifat sangat ekspresif, atau sebaliknya sangat impresif, tergantung teknik yang digunakan.

5. Cat minyak

Cat Minyak adalah cat yang terdiri atas partikel-partikel pigmen yang disuspensi dengan media minyak.6. Pastel

Pastel, atau yang dikenal dengan oil pastel, adalah serbuk yang direkatkan dengan arabic gum dan dibentuk menjadi batangan-batangan yang rapuh. Jika digosokkan ke kertas yang cukup kasar, ikatan tersebut akan lepas dan serbuk warna akan menempel ke kertas.

7. Kertas

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas. F. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pengamatan di kelas, ada beberapa anak yang kurang belum tertarik pembelajaran di kelas karena guru masih menggunakan metode pembelajaran konvesional, sehingga anak tidak dapat mengembangkan kreatifitasnya dengan metode pembelajaran yang disajikan oleh guru. Metode menggambar dengan kertas remas yang diterapkan di sekolah diharapkan memberikan pengaruh terhadap kreatifitas anak. Caranya adalah dengan melatih guru, kemudian mengaplikasikannya secara kolaboratif dengan peneliti. Hasilnya, diharapkan proses pembelajaran di kelas tidak lagi monoton dan selalu menggunakan metode pembelajaran konvensional, serta kreatifitas siswa juga akan meningkat. Untuk itu sangat diperlukan peran guru dalam mendukung dan merangsang kreatifitas anak.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara atau kesimpulan sementara berdasarkan teori yang nantinya akan peneliti buktikan kebenarannya. Berdasarkan kerangka pikir tersebut dapat disusun hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui metode menggambar bebas dengan kertas remas diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas anak TK Pertiwi Desa Saban Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.BAB III

METODE PENELITIANA. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai teknik menggambar bebas dengan media kertas remas dalam meningkatkan kreativitas anak di Taman Kanak-Kanak.

Penelitian ini diharapkan mengahsilkan suatu pembelajaran menggambar yang dapat meningkatkan kreativitas menggambar anak yang diaplikasikan dengan metode ekspresi bebas menggunakan kertas yang diremas sebelum digambar untuk memperoleh perubahan, perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran menggambar di Taman Kanak-Kanak. Untuk mencapai sasaran tersebut maka, diperlukan suatu metode penelitian yang menitikberatkan pada upaya yang dihasilkan, yaitu solusi praktik. Berdasarkan pertimbangan tersebut, metode penelitian yang dianggap tepat adalah metode PTK (Action Research Clasroom) yang dilakukan dengan guru di TK Pertiwi Desa Saban.

Arikunto (2006) menyebutkan bahwa PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas bekerja sama dengan peneliti yang menekan pada penyempurnaan / peningkatan proses pembelajaran. Menurut Mulyasa (2011) secara sederhana PTK dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas, proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Dalam hal ini pengertian kelas tidak terbatas pada empat dinding kelas atau ruang kelas, akan tetapi lebih pada adanya aktivitas belajar dua orang atau lebih peserta didik.

Muslihuddin (2009) berpendapat, penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan secara sistematik terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperbaiki kondisi pembelajaran.

B. SETTING PENELITIAN1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Pertiwi Desa Saban Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.Hal ini karena peneliti bertugas sebagai pendidik di TK tersebut. Dengan penelitian pembelajaran di TK tempat tugas peneliti sendiri tentunya akan memudahkan bagi peneliti dalam memperoleh data sekaligus hasil dari penelitian akan langsung dapat dirasakan.

2. Subyek PenelitianSubyek penelitian adalah siswa-siswi TK Pertiwi Desa Saban Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan yang berjumlah 18 anak terdiri dari 8 anak laki-laki dan 10 anak perempuan.3. Waktu PenelitianWaktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah selama 2 bulan. Waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil tersebut dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2014 yang terdiri dari :

Siklus I pada tanggal 25 Maret, 01 April, 04 April 2014

Siklus II pada tanggal 11 April, 15 April, 18 April 2014C. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I terdiri atas : (1) rencana tindakan I, (2) pelaksanaan tindakan I, (3) observasi I, dan (4) refleksi/evaluasi I. Dalam proses siklus I, apabila belum terselesaikan, maka dapat dilanjutkan pada siklus yang kedua, yang terdiri atas : (1) rencana tindakan II, (2) pelaksanaan tindakan II, (3) observasi II, dan (4) refleksi/evaluasi II. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwasannya pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus namun apabila dari dari dua siklus yang direncanakan masih terdapat masalah yang harus dipecahkan maka dapat dilanjutkan dengan siklus berikutnya. Pelaksanaan prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :1. Siklus I

a. Tahap perencanaan tindakan

1) Merancang RKM, RKH, rencana perbaikan dan lembar refleksi selama satu siklus dengan membuat kegatan-kegiatan yang menarik minat anak.

2) Menyiapkan metode yang akan disampaikan kepada anak yaitu dengan metode demonstrasi dan pemberian tugas.

3) Menyiapkan media contoh-contoh hasil menggambar bebas dengan kertas remas yang nantinya akan diperlihatkan kepada anak.

4) Lembar evaluasi tentang kegiatan pembelajaran selama satu siklus juga sudah disiapkan

5) Menyiapkan peralatan yaitu kertas dan krayon yang akan digunakan oleh anak.

6) Guru mendemonstrasikan tentang cara menggambar bebas dengan kertas remas. Langkah-langkah menggambar bebas dengan kertas remas adalah sebagai berikut :a) Anak-anak meremas dahulu kertas yang akan digambarib) Kemudian di buka kembali dan dirapikan c) Selanjutnya baru digambari dengan krayon atau pensil warna sesuai dengan keinginan anak atau sesuai dengan imajinasi anak.

d) Dalam kegiatan belajar ini siswa dibagi menjadi tiga kelompok.

e) Setiap kelompok terdiri dari 6 siswa.

f) Setiap anak akan mendapatkan 2 kertas remas yang berbentuk persegi panjang.7) Guru mengkondisikan dan mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.b. Tahap pelaksanaan tindakan

Dalam perbaikan pembelajaran dilaksanakan sesuai rencana yang telah dirancang oleh guru sebagai pengajar sekaligus sebagai pengamat. Pengamat dibantu oleh teman sejawat yaitu Fatimah dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disiapkan dalam penelitian tindakan kelas ini kegiatan yang dilakukan meliputi :

1) Peneliti melaksanakan RKH dan rencana perbaikan selama satu siklus

2) Peneliti melaksanakan metode demonstrasi dan pemberian tugas ketika melaksanakan pembelajaran dikelas

3) Media yang berupa contoh-contoh hasil menggambar bebas dengan kertas remas diperlihatkan kepada anak

4) Peneliti membagikan kertas remas dan krayon yang akan digunakan untuk menggambar kepada anak

5) Peneliti mendemonstrasikan cara menggambar bebas dengan kertas remas. Langkah-langkah menggambar bebas dengan kertas remas adalah sebagai berikut :a) Anak-anak meremas dahulu kertas yang akan digambarib) Kemudian di buka kembali dan dirapikan c) Selanjutnya baru digambari dengan krayon atau pensil warna sesuai dengan keinginan anak atau sesuai dengan imajinasi anak.

d) Dalam kegiatan belajar ini siswa dibagi menjadi tiga kelompok.

e) Setiap kelompok terdiri dari 6 siswa.

f) Setiap anak akan mendapatkan 2 kertas remas yang berbentuk persegi panjang.6) Peneliti mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan selama satu siklus.

7) Peneliti melakukan refleksi diri tentang pelaksanaan kegiatan selama satu siklus

c. Tahap observasi tindakan.

Peneliti mengamati dan mencatat semua kejadian yang terjadi pada saat siswa mengikuti pengajaran dan menanyakan pada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.

d. Tahap refleksi.

Peneliti menganalisa hasil pekerjaan siswa dan hasil observasi yang dilakukan pada siswa guna menentukan langkah berikutnya. Peneliti membuat pengelompokkan siswa didasarkan pada hasil yang didapatkan siswa pada evaluasi yang dilakukan.1. Diskripsi siklus II.

a. Tahap perencanaan tindakan

Peneliti telah mebuat perencanaan pada siklus II berdasarkan pada hasil yang ditunjukkan hasil refleksi pada siklus I yaitu sebagai berikut :

1) Merancang RKH, RKM dan rencana perbaikan yang berbeda dari siklus I serta lebih terperici, detail dan menarik.

2) Peneliti mempersiapkan metode demonstrasi dan pemberian tugas yang lebih terperinci.

3) Peneliti mempersiapkan media yang berupa contoh-contoh hasil menggambar bebas dengan kertas remas yang lebih mudah difahami anak dan lebih menarik bagi anak serta lebih bervariasi.

4) Lembar evaluasi tentang kegiatan selama siklus II juga dipersiapkan oleh peneliti.b. Tahap pelaksanaan tindakan

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Peneliti melaksanakan RKH dan rencana perbaikan selama satu siklus.

2) Peneliti menerapkan metode demonstrasi dan pemberian tugas ketika melaksanakan pembelajaran di kelas.

3) Peneliti menggunakan media berupa gambar-gambar bebas menggunakan kertas remas sehingga lebih menarik perhatian anak dan lebih bervariasi.

4) Peneliti mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan selama pembelajaran satu siklus.

5) Peneliti melakukan refleksi diri tentang pelaksanaan kegiatan selama satu siklus.

c. Tahap observasi tindakan.

1) Peneliti mencatat hasil-hasil yang diperoleh anak didik serta mencatat perilaku siswa selama tindakan diberikan.

2) Peneliti mencatat kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menggambar bebas dengan kertas remas.d. Tahap refleksi.

Peneliti membuat inventarisasi kesulitan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah pada bahan ajar yang diberikan serta mendata siswa yang telah mampu menyelesaikan soal evaluasi dan mampu mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan belajar. Dari hasil refleksi, guru dapat mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Pelaksanaan

siklus I

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Siklus 2

Pengamatan

Refleksi

Gambar 3.1 PTK Desain Elliot

(Muslihuddin,2009)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pengamatan (observasi), Wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Observasi (Muslihuddin, 2009) merupakan kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Data yang diperoleh dalam observasi ini dicatat dalam suatu catatan observasi. Secara umum observasi sebagai salah satu upaya menelusuri segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung dengan alat ataupun tanpa alat bantu. Hal yang akan dilakukan observasi diantaranya melihat, mendengarkan, dan mencatat segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan dan mengevaluasinya.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan dan permasalahan anak dengan cara melakukan percakapan langsung, baik dengan anak/guru (syaodih, 2005).

Menurut Muslihuddin (2009) wawancara dapat dilakukan secara bebas atau terstruktur. Adapun pedoman wawancara yang dilakukan oleh peneliti agar memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian secara lebih lengkap dan jelas.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan kegiatan yang digunakan untuk mencatat data kualitatif atau untuk mendeskripsikan sesuatu yang dianggap penting (Asrori, 2007). Catatan lapangan dalam penelitian ini merupakan kegiatan untuk mencatat kejadian-kejadian penting selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hal-hal atau kejadian-kejadianyang dicatat dalam catatan lapangan adalah terkait dengan pembuatan alat permainan edukatif dari kardus bekas dalam meningkatkan kreatifitas anak.

4. Dokumentasi

Menurut (Puspita, 2009) dokumentasi merupakan sumber data yang sudah tersedia sehingga dapat dijadikan sebagai bahan penunjang data-data sebelumnya yang sudah terkumpul. Studi dokumentasi merupakan pengkajian terhadap peristiwa, objek, dan tindakan yang direkam dalam format tulisan, visual (foto) atau audi visual.

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam studi dokumentasi adalah pengambilan gambar hasil karya anak pada saat pembuatan alat permainan edukatif dari bahan kardus bekas berlangsung berupa foto, hal ini dilakukan sebagai bukti hasil kreatifitas siswa selama proses pembelajaran.

E. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas , secara umum dianalisis melalui deskriftif kualitatif. Analisis data dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif ataupun kualitatif.data kualitatif dianalisis dengan menggunakan cara kuantitatif sederhana, yakni dengan presentasi (%), dan data kualitatif dianalisis dengan membuat penilaian-penilaian kualitatif (Paizaludin, 2012 : 135).

Gambar 3.2. Skema Analisis Data

F. Validitas Data

Validitas Data merupakan kegiatan yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Validitas data merupakan istilah alternatif dengan standar rasional untuk menilai kredibilitas penelitian kualitatif (Indrayani, 2008). Adapun validitas data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah triangulasi, yaitu proses memeriksa kebenaran data yang dianalisis oleh peneliti dengan mengkonfirmasi kepada guru kelas.

b. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil dan tercapai apabila kreatifitas anak melalui kegiatan menggambar bebas dengan kertas remas di TK Pertiwi Desa Saban Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan pada akhir penelitian ini meningkat sekurang-kurangnya 80% dari seluruh anak dengan mencapai batas tuntas yang telah ditetapkan sebelumnya.

Adapun indikator yang diharapkan dalam peningkatan kreatifitas anak melalui kegiatan menggambar bebas dengan kertas remas di TK Pertiwi Desa Saban Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut:

1. Indikator Kinerja SiswaTabel 3.1 Indikator Kinerja SiswaNoIndikatorPenilaian

BCK

1Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, krayon, arang, dan bahan-bahan alam) dengan rapi (FM 35)

2Menggambar bebas bentuk dasar titik, lingkaran, segitiga, persegi dan lain-lain (FM 36)

3Melukis dengan berbagai media (kuas, bulu ayam, daun-daunan) (FM 37)

2. Indikator Kinerja Guru Tabel 3.2 Indikator Kinerja GuruNoAspek yang dinilaiNilai

BCK

1Persiapan

1. Kemampuan guru mempersiapkan kelas sesuai tema

2. Kemampuan guru menyiapkan murid

3. Kemampuan guru dalam menyiapkan kondisi mental dan fisik siswa untuk mengikuti pelajaran

2Pelaksanaan

1. Kemampuan menjelaskan materi

2. Kemampuan guru menggunakan alat peraga

3. Kemampuan guru mengatur anak dalam PBM

4. Kemampuan mengendalikan anak

3Penutupan dan Refleksi

1. Kegiatan guru mereview kegiatan PBM

2. Kemampuan guru dalam penugasan anak

3. Kemampuan guru dalam memberi penilaian

Tabel 3.3 Jadwal PenelitianNORENCANA KEGIATANWAKTU (MINGGU KE)

123456

1Persiapan

Menyusun konsep pelaksanaanX

Menyepakati jadwal dari tugasX

Menyusun instrumentX

Seminar konsep pelaksanaanX

2Pelaksanaan

Menyiapkan kelas dan alatX

Melakukan tindakan siklus IX

Melakukan tindakan siklus IIXXXX

3Penyusunan laporan

Menyusun konsep laporanX

Seminar hasil laporanX

Perbaikan laporanX

Penggandaan dan pengiriman hasilX

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum TK Pertiwi Desa Saban1. Sejarah Singkat TK Dalam penelitian ini, tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah Taman Kanak-kanak TK Pertiwi Desa Saban yang didirikan pada tanggal 1 Januari 1975. TK Pertiwi Saban ini beralamat di Desa Saban, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan. Sekolah ini berdekatan dengan balai desa Saban. TK Pertiwi terletak di tempat stategis dan mudah dijangkau. Strategis karena terletak tidak jauh dari pusat kota, dan di tengah perkampungan.

TK Pertiwi Desa Saban ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini (AUD). Dari awal berdiri sampai sekarang yaitu tahun pelajaran 2013/2014 ini gedung yang digunakan untuk proses pembelajaran. Ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) ada 3 kelas. Bangunan gedung terbatas dan tidak begitu luas karena luas tanah penempatan mainan luar yang membutuhkan luas hampir sama dengan luas ruang kelas tidak memungkinkan untuk menambah ruangan lagi. Walaupun demikian, TK Pertiwi Desa Saban mempunyai ide cemerlang agar bangunan Taman Kanak-kanak yang kecil dapat menarik perhatian yaitu dengan menghiasi dinding di sekitar Taman Kanak-kanak dengan lukisan-lukisan yang menarik. Selain itu TK Pertiwi Desa Saban mempunyai kegiatan khusus yang menarik perhatian orang tua wali murid yaitu adanya kegiatan ekstrakurikuler TPA dan Bahasa Inggris. SPP yang murah dan terjangkau juga merupakan faktor pendukung agar mendapatkan murid yang banyak, hanya dengan Rp. 25.000 saja, warga pedesaan dapat menyekolahkan anak-anak mereka.

2. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Terwujudnya tunas bangsa yang beramal dan berakhlaq mulia, cerdas, mandiri, kreatif, dan nilai-nilai budaya serta karakter bangsa. b. Misi1. Memupuk rasa ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2. Membiasakan berperilaku sesuai norma-norma agama

3. Melaksanakan kegiatan dengan pembelajaran PAIKEM

4. Menumbuhkembangkan kreatifitas sesuai tingkat perkembangannya

5. Memaksimalkan pembelajaran dengan prinsip bermain seraya belajar melalui bermainc. Tujuan Pedidikan

Mencetak generasi berkualitas, mandiri, yang bersifat kritis, kreatif, inovatif, dinamis, berjiwa Agamis yang memiliki wawasan global dan mampu bersikap profesional dan berakhlakul karimah yang shalih dan shalat.

Apabila dilihat dari visi, misi, dan tujuan dari TK Pertiwi Desa Saban maka ditarik benang merah bahwa TK Pertiwi Desa Saban benar-benar ingin mencetak generasi yang shalih dan shalihah, sehat jasmani dan rohani serta mencetak generasi yang berakhlakul karimah.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi akan mencerminkan tugas dan wewenang yang jelas pada suatu jabatan tertentu dan untuk menghindari ketimpangan tugas antara satu dengan yang lainnya. Adapun struktur organisasi TK Pertiwi Desa Saban adalah sebagai berikut:KEPALA SEKOLAH

Suwarti

GURU

GURU

Fatimah

Puji Wahyuningsih Gambar 4.1 Struktur Organisasi TK Pertiwi Desa SabanBerdasarkan struktur organisasi tersebut, akan mencerminkan tugas dan wewenang yang jelas pada suatu jabatan tertentu dan untuk menghindari ketimpangan tugas dan wewenang yang jelas pada suatu jawaban tertentu dan untuk menghindari ketimpangan tugas dan wewenang antara satu dengan yang lainnya. Semua pengasuh harus terlibat dalam perkembangan dan kemajuan TK Pertiwi Desa Saban baik secara moral maupun spiritual agar dapat meningkatkan kualitas peserta didik dapat meraih prestasi baik dalam maupun luar sekolah. Hal ini sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut.

4. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru

Salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam dunia pendidikan adalah pendidik. Para pendidik di TK Pertiwi Desa Saban memiliki peranan penting dalam mengembangkan potensi anak, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan upaya yang dilakukan guru adalah dengan cara meningkatkan kompetensi dalam dirinya, baik itu kompetensi profesional, kompetensi personal maupun kompetensi sosial.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru, usaha yang dilakukan kepala sekolah TK Pertiwi Desa Saban adalah dengan cara:

1) Mengikutsertakan guru TK Pertiwi Desa Saban dalam pertemuan rutin organisasi IGTKI setiap bulan sekali.

2) Mengikutsertakan guru TK Pertiwi Desa Saban dalam pertemuan PGTKN tiap hari sabtu minggu terakhir.3) Mengikutsertakan guru TK Pertiwi Desa Saban dalam pertemuan KKG gugus tiap minggu ke- 2

4) Untuk tambahan siraman rohani guru TK Pertiwi Desa Saban diwajibkan mengikuti pengajian tiap hari jumat minggu ke -35)Mengikutsertakan guru TK Pertiwi Desa Saban dalam seminar dan diklat muslimat setiap 1 tahun sekali.

Sedangkan dalam rangka meningkatkan kompetensi pribadi, guru TK Pertiwi Desa Saban dituntut memiliki kepribadian sopan, santun, ramah, penyabar, dan selalu menebarkan salam.

Dalam ranah kompetensi sosial, guru TK Pertiwi Desa Saban dituntut mampu berhubungan dengan sesama guru, siswa dan masyarakat yang ada di lingkungan TK Pertiwi Desa Saban. Selain itu guru TK Pertiwi Desa Saban dituntut mampu bekerjasama dan berpartisipasi secara aktif di lingkungan TK Pertiwi Desa Saban dan lingkungan masyarakat. Adapun jumlah guru dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2Daftar Guru TK Pertiwi Desa Saban Tahun Pelajaran 2013-2014NoNamaPendidikan TerakhirMulai MengajarKeterangan

1.SuwartiNIP. 196309041986032006S1 PAUD 1-1-1986Kepala Sekolah

2.Fatimah

S1 Tarbiah 10-8-1993Guru

3.Puji Wahyuningsih

MA8-9-1996Guru

Dilihat dari jumlahnya, sebenarnya TK Pertiwi Desa Saban masih memerlukan tambahan guru pengajar. Namun tidak ada biaya untuk melakukan tambahan guru pengajar tersebut. Selain memerlukan tambahan guru pengajar juga memerlukan staf Tata Usaha (TU) karena TK Pertiwi Desa Saban sampai saat ini belum mempunyai staf TU.

Selain guru yang bertugas mengajar dalam kelas, di TK Pertiwi Desa Saban juga terdapat guru ekstra kurikuler. Adapun materi ekstrakurikuler di TK Pertiwi Desa Saban adalah Bahasa Inggris dan TPA. b. Keadaan Siswa

TK Pertiwi Desa Saban mempunyai 1 kelas dengan jumlah murid 18 siswa yang terdiri dari 8 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun daftar nama-nama siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:Tabel 4.3Daftar Siswa-Siswi TK Pertiwi Desa SabanNoNamaJenis Kelamin

1. Arya Destian El RizaLaki-laki

2. Azra Destian El RizaLaki-laki

3. Aditya Putra PratamaLaki-laki

4. Alvin GunawanLaki-laki

5. Azidan HarkrisnowoLaki-laki

6. Diqi MaulanLaki-laki

7. Dewa Rizky AbdillaLaki-laki

8. Febrian Putra WijayaLaki-laki

9. Melda Yulian Fanessa Perempuan

10. Andini AurelaPerempuan

11. Nanyta Achvita LoekyPerempuan

12. Nanda AmeliaPerempuan

13. Radinka SyahdaPerempuan

14. Siti Najwa Desya Perempuan

15. Zahra Ayu SaputriPerempuan

16. Zelin AprilianiPerempuan

17. Fitri AlfiyanPerempuan

18. Qutrotunnada FayiPerempuan

Siswa yang masuk di TK Pertiwi Desa Saban berasal dari keluarga kalangan menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan biaya pendidikan TK Pertiwi Desa Saban terjangkau. Untuk SPP perbulan dikenakan biaya Rp. 30.000,- perbulan sedangkan uang jariyah Rp. 1.000,- perbulan dapat diangsur 2 kali dan uang pembangunan sebesar Rp 50.000,- juga dapat diangsur 2 kali pada saat anak masuk pertama kali atau menjadi siswa baru di TK Pertiwi Desa Saban.

Siswa yang sudah selesai dari pendidikan di TK Pertiwi Desa Saban telah dibekali pengetahuan Agama Islam dan pengetahuan Bahasa Inggris yang cukup sehingga siswa diharapkan mampu melanjutkan ke jenjang berikutnya dengan baik. Untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiyah, melatih kemandirian siswa dan tambahan gizi bagi siswa TK Pertiwi Desa Saban maka diadakan ekstra puding setiap dua minggu sekali pada hari sabtu. dana untuk pelaksanaan ekstrapuding sebesar Rp. 1000,- perbulan. 5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Keadaan Sarana dan Prasarana di TK Pertiwi Desa Saban dapat dilihat dalam tabel berikut ini:Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana TK Pertiwi Desa SabanNoNama BarangJumlahKeadaanAsal barang

1. Gedung Sekolah1BaikYayasan

2. Kantor1BaikYayasan

3. Dapur1BaikYayasan

4. Kamar Mandi/WC1BaikYayasan

5. Meja murid37BaikYayasan

6. Kursi murid81BaikYayasan

7. Meja guru4BaikYayasan

8. Kursi guru6BaikYayasan

9. Meja tamu1CukupYayasan

10. Kursi tamu6BaikYayasan

11. Almari 4BaikYayasan

12. Loker5BaikYayasan

13. Rak buku1BaikYayasan

14. Tape recorder1BaikYayasan

15. VCD1BaikYayasan

16. Papan Tulis4BaikYayasan

17. Papan absen1BaikYayasan

18. P3K1BaikYayasan

19. Tempat tunggu Orang Tua 1BaikKas TK

20. Peralatan makan80BaikKas TK

21. Gelas minum80BaikKas TK

22. Gunting85BaikKas TK

23. Sapu4BaikKas TK

24. Sulak 4BaikKas TK

25. Bel1BaikKas TK

26. Tempat sampah4BaikKas TK

27. Buku administrasi15BaikKas TK

28. Buku perpustakaan

a. Majalah Anak10BaikKas TK

b. Buku Cerita Anak15BaikKas TK

29Buku Pedoman 500BaikDinas Pendidikan

30Alat Permainan Luar

a. Papan peluncur1BaikYayasan

b. Ayunan1BaikYayasan

c. Tangga pelangi1BaikYayasan

d. Kapal -kapalan2BaikYayasan

e. Papan Titian1BaikYayasan

31Alat Permainan dalam

a. APE5 setBaikYayasan

b. Permainan huruf dan Angka2 setBaikYayasan

c. Mainan masak-masakan2 setBaikYayasan

d. Alat pertukangan2 setBaikYayasan

e. alat mencocok25BaikYayasan

f. alat menjahit25BaikYayasan

g. Puzzle15BaikYayasan

h. Boneka2BaikYayasan

i. Mobil-mobilan6BaikYayasan

j. Bola5BaikYayasan

Proses pendidikan tidak akan tercapai dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar. TK Pertiwi Desa Saban menyisihkan sebagian uang kas untuk pengembangan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan pendidikan. Sarana dan Prasarana yang tersedia di TK Pertiwi Desa Saban kebanyakan berupa mainan baik mainan luar maupun mainan dalam. Dengan adanya permainan yang dikelompokkan sesuai dengan bidangnya masing-masing, dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk pelaksanaan kreativitas menggambar. B. Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Desa Saban, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan.2. Waktu Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus pada semester tahun pelajaran 2013/2014 dengan jadwal sebagai berikut:

a. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 6 Pebruari 2014 sampai dengan 11 Pebruari 2014.

b. Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 13 Pebruari 2014 sampai dengan 18 Pebruari 2014.

C. Diskripsi Per Siklus

1. Diskripsi Siklus Pertama

a. Perencanaan

1)Informasi tindakan akan dilaksanakan:

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di kelompok B TK Pertiwi Desa Saban selama 5 hari mulai tanggal 6 Pebruari 2014 sampai dengan 11 Pebruari 2014. Dengan materi yang akan diperbaiki yaitu:

Tindakan Perbaikan / Alternatif siklus Ia) Pada hari ke I pada RKH I dalam kegiatan inti anak di beri tugas untuk menggambar bebas dari bentuk dasar titik, garis, lingkaran, segitiga, segiempat

b) Pada hari ke II pada RKH II dalam melaksanakan kegiatan inti anak diberi tugas menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, krayon, arang, spidol dan bahan-bahan alam) dengan rapi.

c) Pada hari ke III pada RKH III dalam melaksanakan kegiatan inti anak diberi tugas mewarnai gambar sederhana pak polisi.

d) Pada hari ke IV pada RKH IV dalam melaksanakan kegiatan inti anak diberi tugas menggambar orang dengan lengkap proposional.e) Pada hari ke V pada RKH V dalam melaksanakan kegiatan inti anak diberi tugas menunjukan kejamggalan suatu gambar.

2) Langkah-langkah Perbaikan

a) Pada hari ke I pada RKH I

(1) Guru menyiapkan alat peraga yang akan digunakan

(2) Guru berdiri di depan kelas

(3) Posisi anak duduk menghadap depan

(4) Guru menunjukkan alat peraga yang sudah jadi

(5) Guru memberi contoh cara menggambar dari bentuk dasar titik, garis, lingkaran, segitiga, segiempat didepan anak-anak

(6) Guru menyuruh anak untuk melakukan sendiri dan dibimbing oleh guru(7) Guru memberikan penjelasan lagi pada anak yang merasa kesulitan

(8) Guru mengumpulkan karya anak untuk dinilai

b) Pada hari ke II pada RKH II

(1) Guru mengajak anak-anak duduk rapi

(2) Guru menyiapkan alat peraga yang sudah jadi (3) Guru mengajak anak untuk menggambar bebas dengan berbagai media(4) Guru meminta anak untuk menggambar bebas dengan imajinasi anak sesuai tema Pekerjaan(5) Guru memberi pertanyaan pada anak(6) Guru mengumpulkan karya anak untuk dinilaic) Pada hari ke III pada RKH III

(1) Guru mengajak anak untuk duduk rapi

(2) Guru menyiapkan alat peraga yang sudah jadi

(3) Guru memberi contoh cara mewarnai gambar yang baik dan sederhana

(4) Guru mengajak anak untuk mengerjakan tugas sendiri dan dibimbing guru

(5) Hasil karya anak dikumpulkan dan diberi nilaid) Pada hari ke IV pada RKH IV

(1) Guru mengajak anak-anak duduk rapi

(2) Guru menyiapkan alat peraga yang sudah jadi

(3) Guru memperlihatkan pada anak gambar yang sudah jadi

(4) Guru menerangkan bagian tubuh manusia secara lengkap

(5) Guru memberikan contoh pada anak cara mebuat orang(6) Guru mengajak anak mengerjakan tugas sendiri dan guru membimbing lagi anak yang kesulitan membuat orang dengan lengkap proporsional(7) Hasil karya anak dikumpulkan dan diberi nilai

e) Pada hari ke V pada RKH V

(1) Guru mengajak anak-anak duduk rapi

(2) Guru menyiapkan alat peraga

(3) Guru memperlihatkan alat peraga yang sudah jadi

(4) Guru memberi contoh cara menunjukan kejanggalan suatu gambar

(5) Guru mengajak untuk mengerjakan sendiri

(6) Guru membagikan gambar tersebut

(7) Guru mengumpulkan hasil anak dan diberi nilai

(8) Guru memberi bimbingan mengulang lagi anak yang merasa kesulitan.b. Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan kegiatan penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 Pebruari 2014 sampai dengan 11 Pebruari 2014 dilaksanakan di kelas B TK Pertiwi Saban yang membahas tentang pelaksanaan kegiatan meningkatkan kreativitas anak melalui metode menggambar bebas.

1) Informasi Prosedur Kegiatan Pengembangan

Di dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan pada siklus I ini, diharapkan guru menggunakan media yang ada dilingkungan sekolah atau media yang nyata. Guru melaksanakan pembelajaran dari kegiatan pembukaaan sampai penutup dari hari I sampai pada hari ke 5. Sebelum pembelajaran diatas dimulai, terlebih dulu Guru menyiapkan alat-alat yang diperlukan, seperti alat peraga, rencana kegiatan, alat evaluasi dan lembar pengamatan.2) Prosedur Umum Kegiatan Pengembangan

Langkah-langkah Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dari pembukaan sampai penutup seperti pada RKH dari RKH I sampai RKH V (terlampir).

c. Pengamatan/Pengumpulan data/Instrumen Siklus I

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Berkoordinasi dengan teman sejawat untuk membantu melaksanakan pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung

2) Pengamatan dilakukan oleh Kepala sekolah

3) Pengamat mencatat hasil pengamatan dalam lembar observasi

4) Mendiskusikan hasil pengamatan dengan kepala sekolah yang bersangkutan setelah proses pembelajaran

5) Membuat kesimpulan hasil pengamatan

d. Refleksi Siklus I

Setelah hasil pengamatan di analisa, maka guru sebagai penyaji dan pengamat menemukan hal-hal sebagai berikut:

1) Yang Menguatkan Perbaikan Pembelajaran

a) Menjadi lebih aktif dan kreatif, minat anak terhadap pengetahuan kreativitas kegiatan dalam bidang menggambar menjadi lebih meningkat dan pengetahuan anak lebih luas.b) Anak-anak menjadi asyik dan sangat senang.

2) Kelemahan Perbaikan Pembelajaran

Guru hanya menggunakan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah.

Alangkah baiknya kalau guru mengajak anak ke tempat yang berbeda. Selama merancang dan melakukan suatu tindakan perbaikan pembelajaran guru menemukan kekuatan dan kelemahan sebagai berikut:

1) Kekuatan :

a) Guru memakai alat peraga yang ada di lingkungan sekolah.

b) Guru dapat melaksanakan perbaikan sesuai dengan rencana.2) Kelemahan :

a) Penggunaan media atau alat kurang menarik dan kurang variasi.

b) Hasil belum memuaskan.

2. Diskripsi Siklus Keduaa. Perencanaan

1) Informasi tindakan yang akan dilaksanakan kegiatan pembelajaran di kelompok B TK Pertiwi Saban selama 5 hari mulai tanggal 13 Pebruari 2014 sampai dengan 18 Februari 2014.

Dengan materi yang akan diperbaiki yaitu kegiatan meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas dengan kertas remas. Tindakan Perbaikan siklus ke 2 adalah:

a) Hari ke I pada RKH I dalam kegiatan inti anak di beri tugas untuk menggambar bermacam-macam perlengkapan yang digunakan Tentarab) Hari ke II pada RKH II dalam melaksanakan kegiatan inti anak diberi tugas mewarnai macam-macam gambar pekerjaan.

c) Hari ke III pada RKH III dalam melaksanakan kegiatan inti anak diberi tugas menghubungkan benda dengan pasangannya misal: gambar dokter dengan suntikan, polisi dengan pistol, dan sebagainya.

d) Hari ke IV pada RKH IV dalam melaksanakan kegiatan inti anak diberi tugas menggambar bebas dengan krayon dengan dasar kertas remas

e) Hari ke V pada RKH V dalam melaksanakan kegiatan inti anak diberi tugas mewarnai bentuk sederhana gambar petani menggarap sawah dengan permainan warna misal crayon, cat air, pensil warna, spidol.

2) Langkah-langkah Perbaikan

a) Pada hari ke I pada RKH I

(1) Guru menyiapkan alat peraga gambar macam-macam perlengkapan yang digunakan pak tentara.

(2) Guru memperlihatkan alat peraga yang sudah jadi

(3) Guru memberi contoh berulang-ulang agar anak berhasil dengan baik.

(4) Guru mengajak anak untuk melakukan kegiatan menggambar macam-macam perlengkapan pak tentara

(5) Guru mengumpulkan hasil gambar anak dan diberi nilai.b) Pada hari ke II pada RKH II

(1) Guru menjelaskan pada anak (2) Anak disuruh memperhatikan cara mewarnai macam-macam gambar pekerjaan(3) Anak disuruh mengerjakan seperti contoh tersebut.(4) Guru memantau anak yang belum bisa atau yang masih kesulitan.(5) Guru mengumpulkan hasil karya anak lalu dievaluasi atau diberi nilai.c) Pada hari ke III pada RKH III

(1) Guru menjelaskan pada anak cara menghubungkan benda dengan pasangannya

(2) Guru menunjukan alat peraga yang sudah jadi.

(3) Guru memberi contoh pada anak.

(4) Guru membagikan bahan yang akan dibuat. (5) Anak mengerjakan sendiri(6) Guru memantau atau membimbing anak yang kesulitan.(7) Guru mengumpulkan hasil karya anak lalu dievaluasi atau diberi nilaid) Pada hari ke IV pada RKH IV

(1) Guru menjelaskan pada anak cara menggambar bebas dengan crayon media kertas remas(2) Guru menunjukkan atau memperlihatkan alat peraga yang sudah jadi.

(3) Guru memberikan contoh cara meremas kertas, anak disuruh memperhatikan.(4) Guru menyuruh anak mengerjakan sendiri(5) Guru membagikan kertas yang akan digunakan(6) Guru membimbing anak yang merasa kesulitan.

(7) Guru mengumpulkan hasil karya anak

(8) Guru memberi nilai hasil karya tersebut.e) Pada hari ke V pada RKH V

(1) Guru memberi penjelasan pada anak menggambar bebas dengan cara menggunakan permainan warna crayon(2) Guru memperlihatkan alat peraga yang sudah jadi.

(3) Guru memberi contoh cara membuat gradasi warna

(4) Guru membagikan kertas.(5) Guru menyuruh anak untuk mengerjakan tugas sendiri.

(6) Guru memberi bimbingan pada anak yang masih kesulitan.(7) Guru mengevaluasi dan memberi nilai.

b. Pelaksanaan Siklus IIPelaksanaan kegiatan penelitian siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 Pebruari 2012 sampai dengan 18 Pebruari 2012 dilaksanakan di Kelompok B TK Pertiwi Saban yang membahas tentang pelaksanaan kegiatan peningkatan kreativitas anak melalui menggambar bebas dengan kertas remas.

1) Informasi Prosedur Kegiatan Pengembangan

Di dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan pada siklus II ini, diharapkan guru menggunakan media yang ada di lingkungan sekolah atau media yang nyata. Guru melaksanakan pembelajaran dari kegiatan pembukaaan sampai penutup dari hari I sampai pada hari ke 5. Sebelum pembelajaran atas kegiatan dimulai, terlebih dulu Guru menyiapkan alat-alat yang diperlukan, seperti alat peraga, rencana kegiatan, alat evaluasi dan lembar pengalaman.

2) Prosedur Umum Kegiatan Pengembangan

Langkah-langkah Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dari pembukaan sampai penutup seperti pada RKH dari RKH I sampai RKH V (terlampir).c. Pengamatan/Pengumpulan data/Instrumen Siklus II

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Berkoordinasi dengan teman sejawat untuk membantu melaksanakan pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung

2) Pengamatan dilakukan oleh Kepala sekolah

3) Pengamat mencatat hasil pengamatan dalam lembar observasi

4) Mendiskusikan hasil pengamatan dengan kepala sekolah yang bersangkutan setelah proses pembelajaran

5) Membuat kesimpulan hasil pengamatan d. Refleksi Siklus IISetelah hasil pengamatan di analisa, maka guru sebagai penyaji dan pengamat menemukan hal-hal sebagai berikut:

1) Yang Menguatkan Perbaikan Pembelajaran

a) Menjadi lebih aktif dan kreatif, minat anak terhadap pengetahuan kreatifitas kegiatan dalam bidang menggambar menjadi lebih meningkat dan pengetahuan anak lebih luas.

b) Anak-anak menjadi asyik dan sangat senang.

2) Kelemahan Perbaikan Pembelajaran

Guru hanya menggunakan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah.

Alangkah baiknya kalau guru mengajak anak ke tempat yang berbeda. Selama merancang dan melakukan suatu tindakan perbaikan pembelajaran guru menemukan kekuatan dan kelemahan sebagai berikut:

1) Kekuatan :

(a) Guru memakai alat peraga yang ada di lingkungan sekolah.

(b) Guru dapat melaksanakan perbaikan sesuai dengan rencana.2) Kelemahan :

(a) Penggunaan media atau alat kurang menarik dan kurang variasi.

(b) Hasil belum memuaskan.D. Pembahasan Hasil Penelitian1. Pra Siklus

Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan kemampuan kreativitas anak melalui menggambar bebas. Hasil observasi pendahuluan yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar anak kurang aktif dalam proses pembelajaran, khususnya dalam menggambar waktu penemuan tiap siklus terdiri dari kegiatan awal 30 menit, kegiatan inti 60 menit, dan kegiatan penutup 30 menit. Hasil observasi pendahuluan dapat disajikan dengan menggunakan tabel sebagai berikut: Tabel 4.5 Data Pra SiklusHARIJENIS KEGIATANHASILJUMLAH

1Menggambar bebas dari bentuk dasar titik, garis, lingkaran, segitiga, segiempat133218

2Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, crayon)114318

3Mewarnai gambar sederhana pak polisi105318

4Menunjukan Kejanggalan suatu gambar96318

5Menggambar orang dengan lengkap proposional97218

Diagram Pra siklus

Gambar 4.2Diagram Tingkat Ketrampilan Indikator

Keterangan:

: Kurang

: Cukup

: Baik2. Siklus Pertama

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 Pebruari 2012 2012 sampai dengan 11 Pebruari 2012 dengan alokasi waktu 2 x 30 menit dan diikuti oleh 18 anak. Metode pembelajaran yang ditawarkan adalah metode menggambar bebas dengan berbagai media, materi ajar yang disampaikan adalah menggambar bebas, mewarnai, menunjukan kejanggalan. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai guru kelas adalah guru kelas TK Pertiwi Saban, Peneliti sebagai pengamat tindakan belajar anak yang dibantu oleh guru kelas. Hasil siklus I dapat disajikan dengan menggunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6 Data Siklus IHARIJENIS KEGIATANHASILJUMLAH

1Menggambar bebas dari bentuk dasar titik, garis, lingkaran, segitiga, segiempat105318

2Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, crayon)95418

3Mewarnai gambar sederhana pak polisi94518

4Menunjukan Kejanggalan suatu gambar85518

5Menggambar orang dengan lengkap proposional86418

Diagram Siklus 1

Gambar 4.3 Diagram Tingkat Ketrampilan IndikatorKeterangan:

: Kurang

: Cukup

: Baikc. Siklus Kedua

Perencanaan tindakan kelas putaran II yang berkaitan dengan pembelajaran berdasarkan perencanaan siklus I yang telah direvisi. Materi ajar yang akan disampaikan adalah menggambar bebas, mewarnai, menunjukan kejanggalan, dengan alokasi waktunya 2 x 30 menit dan diikuti oleh 18 anak. Metode pembelajaran yang ditawarkan adalah metode menggambar bebas. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai guru kelas adalah guru TK Pertiwi Saban Peneliti sebagai pengamat tindakan belajar anak yang dibantu oleh guru kelas. Hasil siklus I dapat disajikan dengan menggunakan tabel sebagai berikut:Tabel 4.7Ringkasan Hasil Anak

HARIJENIS KEGIATANHASILJUMLAH

1Menggambar bermacam-macam perlengkapan yang digunakan Tentara341118

2Mewarnai Macam-macam gambar pekerjaan351018

3Menghubungkan benda dengan pasangannya331218

4Menggambar bebas dengan krayon menggunakan kertas remas251118

5Permainan warna dengan berbagai media misal : crayon, pensil warna dsb261018

Diagram Siklus II

Gambar 4.4 Diagram Tingkat Ketrampilan IndikatorKeterangan:

: Kurang

: Cukup

: Baik2. Deskripsi Siklus I a. Pelaksanaan Siklus I

Berdasarkan pelaksanaan pada siklus ke I dari hari I pada RKH I sampai hari ke 5 RKH V, pada hari ke 1 sampai hari ke 5 anak diberi kegiatan berganti-ganti tetapi masih dengan metode yang sama. Pelaksanaan pengembangan kegiatan pada anak dari menggambar bebas, kegiatan dibuat bervariasi supaya anak dalam mengamati benda-benda yang ada dilingkungan sekitar dapat bersungguh-sungguh sehingga anak dapat mudah dengan mudah mencurahkan imajinasinya sesuai dengan apa yang diamatinya.

b. Refleksi Siklus I

Setelah hasil pengamatan dianalisa, diambil kesimpulan adalah sebagai berikut:

Dalam pelaksanaan perbaikan pada kegiatan pengembangan pada siklus I, masih terlihat ada beberapa anak yang tidak meneyelesaikan tugasnya sampai selesai atau tuntas, ada anak yang tidak mau mencoba dan bahkan ada yang mau menangis. Pada diri anak belum timbul rasa percaya diri dengan kemampuannya.

Berikut disampaikan paparan keberhasilan dan kegagalan pada siklus I :

1) Keberhasilan:

Keaktifan anak menjadi lebih meningkat dalam mengikuti kegiatan pengembangan baik itu menggambar bebas, mewarnai, menunjukan kejanggalan suatu gambar agar anak-anak lebih terlihat senang dan gembira2) Kegagalannya: Walaupun sudah diadakan perbaikan ternyata masih ada yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya sampai selesai. Hasil karya anak belum optimal. 3. Deskripsi Siklus II

a. Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan pada siklus II dari hari I pada RKH I sampai hari ke 5 RKH V, pada hari ke 1 sampai hari ke 5 anak diberi kegiatan berganti-gantian tetapi masih dengan metode yang sama. Pelaksanaan pengembangan kegiatan pada anak dari menggambar bermacam-macam perlengkapan yang digunakan Tentara, mewarnai macam-macam gambar pekerjaan, menghubungkan benda dengan pasangannya, menggambar bebas dengan crayon dan kertas remas, membuat permainan warna dengan berbagai media merupakan kegiatan yang bervariasi, anak merasa senang melakukan kegiatan tersebut, maka anak timbul rasa percaya diri yang tinggi, karena mampu melaksanakan kegiatan yang menimbulkan anak merasa senang dan bangga.

b. Refleksi Siklus II

Setelah hasil pengamatan dianalisa dan diambil kesimpulannya maka hasilnya adalah sebagai berikut:

Dalam pelaksanaan perbaikan pada siklus II, sudah terjadi adanya peningkatan yang semula masih ada anak yang belum mampu menyelesaikan kegiatan pengembangan dengan cara melatih dan memberi bimbingan motivasi, sehingga hasilnya dapat sesuai dengan indikator yang ditentukan.

Berikut ini disampaikan paparan keberhasilan dan kegagalan pada siklus II :

1) Keberhasilan:

Minat anak terhadap pelaksanaan pengembangan kreativitas menggambar bebas pada anak lebih meningkat anak-anak merasa sangat senang sehingga dapat memotivasi anak untuk mempelajari kegiatan seni menggambar maupun mewarnai gambar.

2) Kegagalannya:

Masih ada anak yang cuma mendapatkan nilai cukup, karena dalam mengerjakan tugasnya anak tidak mau mengerjakan.

E. Pembahasan Dari Setiap Siklus

1. Pembahasan Siklus 1

Dari hasil pembahasan dan refleksi dapat disimpulkan bahwa guru perlu merefleksi diri untuk mengetahui secara langsung kekurangankekurangan, baik kekurangan siswa maupun kekurangan dari guru juga harus diperhatikan apakah media atau alat peraga yang digunakan sesuai atau tidak.

Temuan-temuan pada siklus I antara lain:

a. Anak sudah dapat menggunakan alat peraga yang disediakan dengan baik.

b. Anak menjadi lebih senang dan asyik.

c. Anak menjadi lebih aktif.

d. Anak dapat berimajinasi tanpa bantuan guru

2. Pembahasan Siklus II

Dari hasil pengamatan dan refleksi dapat disimpulkan oleh penulis bahwa dengan alat peraga langsung dan bervariasi anak menjadi lebih aktif dan kreatif. Anak menjadi lebih tahu seni menggambar yang sebenarnya dengan teknik-teknik yang diajarkan guru dengan mudah dapat berimajinasi tanpa bantuan guru.

Temuan-temuan pada siklus II antara lain:

a. Anak lebih senang dan lebih kreatif.

b. Anak lebih kreatif dalam mengembangkan imajinasinya.

c. Hasil karya anak menjadi lebih baik.

Dari hasil temuan-temuan diatas dapat disimpulkan oleh penulis, guru sangat perlu merefleksi diri dalam seni menggambar harus lebih kreatif dan bervariasi agar anak lebih mudah melaksanakan kegiatan pengembangannya, sehingga anak lebih berhasil dengan baik.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan di TK Pertiwi Saban maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kemampuan seni anak dalam menggambar dapat ditingkatkan dengan diberi motivasi dan media bervariasi sehingga kemampuan seni khususnya kegiatan menggambar bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

2. Kegiatan menggambar anak tidak membosankan bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai media untuk menggambar bisa dengan meremas, disamping untuk melatih jari-jari anak juga melatih kesabaran anak pada saat membuka kertas remas tersebut, situasi yang menyenangkan atau tidak tertekan dengan keinginan guru untuk pencapaian indikator karena sesuai prinsip belajar anak bermain sambil belajar, belajar seraya bermain.

3. Penjelasan dan peragaan guru akan mudah dipahami anak, apabila anak diberi kesempatan untuk bertanya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka guru memberikan saran dan sebagai tindak lanjut bagi peningkatan mutu pendidikan, kualitas dan kreativitas pengembangan kegiatan bagi anak usia dini. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Dalam menjelaskan materi pengembangan kegiatan menggambar pada anak hendaknya guru memberi kesempatan kepada anak untuk banyak bertanya, kemudian mempraktekkannya.

b. Sebelum memberi tugas pada anak, guru hendaknya memberi hasil kegiatan pengembangan yang sudah jadi.

c. Guru terus menerus membimbing dan mengarahkan anak dalam proses melakukan kegiatan menggambar.

d. Guru hendaknya memberikan pujian atas hasil karya anak yang baik2. Bagi Sekolah:

Memberikan sumbangan bagi Taman Kanak-kanak dalam proses kegiatan belajar mengajar serta mengharapkan dapat memberikan kegiatan yang merangsang perkembangan anak usia dini, melalui pengembangan kreativitas anak dalam bidang seni menggambar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I, dkk. (2006). Kompetensi Pendidik PAUD. Jakarta: Direktorat PAUDDirjen PNFI.Agib, Zainal. (2009). Belajar dan Pembelajaran di Taman Kanak Kanak. Bandung: Yrama Widya.Alwi Hasan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Arikunto, S. (1998) Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineke Cipta.Armstrong Thomas Ph.D.(2005). 7 Kinds of Smart Menemukan dan meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intellegence. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.Bloom, Benjamin S, 1956. Taxonomi of Education abjectives : The Classification of Educational Goal. London : David Mckay Company, Inc.Depdiknas. 2005. Kurikulum 2004 Taman Kanak-Kanak dan Roudlatul Athfal. Jakarta.Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia. (2003). Alat Permainan Edukatif untuk Kelompok Bermain. Jakarta : Depdiknas.Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia. (2003). Pembuatan dan Penggunaan APE (Alat Permainan Edukatif) Anak Usia 3-6 Tahun. Jakarta : DepdiknasDodge, Diane T. (1991). The Creative Curriculum. For Early Childhood. Washington DC.: Teaching Strategies, Inc.Elizabeth B. Hurlock. 2005. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Freeman, Joan dan Utami Munandar.(2000). Cerdas dan Cemerlang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hamidi. (2007). Metode Penelitian Dan Teori Komunikasi. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang.Handy Susanto, S.Psi. (2005). Menerapkan Multiple Intellegence dalam system pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penerbit. No.04/th.14/Juli 2005.Hajar Pamadhi, Evan Sukardis 2008. Seni Ketrampilan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka.Kumpulan Artikel Kompas. 2001. Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif. Jakarta : Kompas.Miles, Matthew B, dan Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjejep RR. Jakarta: UI Press.Moelichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.Moleong, L.J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:Rosda Karya

Muslihuddin. (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Rizqi Press.

Paizaludin. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : AlfabetaSanjaya, Wina. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.Seto 2004. Bermain dan Kreatifitas Upaya Mengembangkan Kreatifitas Anak Melalui Kegiatan Bermain. Jakarta : Papas Sinar SisantiSumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta : Dinas Pendidikan NasionalPengumpulan data

Penyajian data

Penarikan kesimpulan

Reduksi data

Perencanaan

Hasil Akhir Akhir

Perencanaan

Siswa kurang kreatif dan prestasi belajarnya masih rendah

Guru belum menggunakan metode menggambar bebas dengan kertas remas

Guru menggunakan menggunakan metode menggambar bebas dengan kertas remas

Kondisi Awal

Tindakan

Diduga melalui penerapan menggambar bebas dengan kertas remas dapat meningkatkan kreatifitas anak

Kondisi Akhir

SIKLUS 1

Menerapkan pembelajaran dengan metode menggambar bebas dengan kert