Puja Refkas

8
FORM REFLEKSI KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA _________________________________________________________________ _____________ Nama Dokter Muda : Puja Adi Bimoseno NIM: 06711183 Stase : THT Identitas Pasien Nama / Inisial : Ny. N No RM : 422107 Umur : 46Th Jenis kelamin :Perempuan Diagnosis/ kasus : OMSK AD/S Pengambilan kasus pada minggu ke: 3 Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib) a. Ke-Islaman* b. Etika/ moral c. Medikolegal d. Sosial Ekonomi e. Aspek lain Form uraian 1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ). Page 1

description

refkass fixx

Transcript of Puja Refkas

FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA______________________________________________________________________________Nama Dokter Muda: Puja Adi Bimoseno

NIM: 06711183Stase

: THTIdentitas Pasien

Nama / Inisial

: Ny. N

No RM: 422107 Umur

: 46Th

Jenis kelamin:Perempuan

Diagnosis/ kasus: OMSK AD/SPengambilan kasus pada minggu ke: 3Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)a. Ke-Islaman*

b. Etika/ moral

c. Medikolegal

d. Sosial Ekonomi

e. Aspek lain

Form uraian1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ).

Seorang perempuan datang ke poli THT dengan keluhan telinga kiri keluar cairan ,keluhan ini dirasakan kurang lebih sudah 1 bulan, keluhan cairan dirasakan bertambah banyak dan terus menerus. Cairan berwarna kuning dan agak sedikit kental.pasien mengaku tidak mengalami keluhan batuk maupun pilek, tidak mengalami keluhan penurunan pendengaran , telinga juga tidak merasakan nyeri. Pasien mengaku sebelumnya sudah berobat beberapa kali pasien merasa keluhan tidak ada perbaikan. sebelumnya keluhan ini sudah dirasakan kurang lebih sudah 2 tahun dan selalu kambuh kambuhan.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus

Latar belakang pemilihan kasus ini dikarenakan OMSK adalah salah satu penyakit yang sering ditemukan di poli THT. Ini merupakan penyakit yang sering terjadi di bidang THT.OMSK adalah infeksi kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul .dan sekret mungkin encer, kental atau nanah. Penyakit ini biasa dikenal masyarakan dengan sebutan congek. Pasien adalah salah satu keluarga yang bergantung dari mata pencarian bertani, pasien juga termasuk dalam golongan keluarga yang tidak mampu. Pasien mengaku sudah menderita penyakit ini kurang lebih sejak 2 tahun lalu dan penyakitnya diraskan kambuh kambuhan. Sehingga pasien selalu memeriksakan penyakit ini ke rumah sakit dan selalu kontrol setelah setiap pemeriksaan untuk memeriksakan keluhan ada perbaikan atau tidak. Setiap pemeriksaan ke rumah sakit pasien mengaku selalu diberi saran untukdirujuk agar dilakukan tindakan operasi tympanoplasty agar keluhan dapat diatasi dan tidak kambuh lagi. Tetapi pasien selalu menolak untuk melakuakan tindakan operasi dan dirujuk hanya mau diobati dengan terapi pengobatan.Beberapa bulan terakhir ini pasien mengaku keluhan kembali dirasakan dan kembali berobat dan akhirnya pasien setuju untuk dirujuk ke rs moewardi dan melakukan tindakan operasi. Setelah memeriksaakan diri ke RS moewardi pasien diperiksa dan dijadwalkan untuk operasi tetapi saat kontrol ulang keluhan keluar cairan belum sembuh dan dari pihak RS moewardi memberi tahu untuk menyembuhkan dulu keluhan cairn pada telinga agar dapat di operasi. Lalu pasien kembali lagi ke RSUDsragen. Selama kurang lebih 1 bulan ini keluhan tidak kunjung membaik sehingg pasien merasa cemas dan slalu memikirkan tentang penyakit, stiap pasien periksa selalu menayakan kenapa yah ko tidak sembuh- sembuh dari keluhan. Selama sebulan ini kurang lebih pasien tidak bekerja dikarenakan penyakitnya.

Dari maslah ini penulis tertarik untuk meninjau dari aspek medikolegal dan aspek keislaman.

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai * *pilihan minimal satu

Penulis mencoba merefleksikan kasus yang terjadi pada pasien diatas dari aspek etika moral/bioetik. Terdapat 4 kaidah dasar bioetik kedokteran yaitu beneficence, nonmaleficence, justice, dan otonom. Kasus ini akan ditinjau menurut dari ke empat aspek tersebut.

a. Beneficience : beneficience adalah tindakan berbuat baik kepada pasien.

Dalam hal ini dokter wajib mengupayakan tindakan yang terbaik bagi pasien, baik dari sisi pemeriksaan maupun terapi. Tindakan pemeriksaan yang baik bagi pasien membantu mengakkan diagnosis yang tepat pada pasien yang nantinya akan mempengaruhi pemberian terapi yang tepat. Dalam kasus ini dicontohkan bahwa dari segi medis tindakan penatalaksanaan yangbaik untuk melakukan tindakan operasi mengingat pasien selalu mengalami kekambuhan.. Dokter sudah memberikan usulan yang tepat dengan menyarankan pasien untuk melakukan tindakan operasi tympanoplasty, agar dapat menghentikan infeksi secara permanen memperbaiki membrn timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi, atau keruskan pendengarn yang lebih berat.b. Non maleficience : tidak berbuat jahat (tidak merugikan pasien)

Kasus ini bisa direfleksikan ke dalam konsep bioetik non maleficience, dalam hal ini mengacu pada keputusan dokter sudah melakukan penatalaksaan yang tepat sesuai dengan indikasi. Dokter berusaha sebisa mungkin untuk tidak merugikan pasien dengan pertimbangan risk and benefit dimana keuntungan yang didapatkan pasien dari tindakan tersebut lebih besar dibandingkan dengan resiko/harm yang kemungkinan terjadi (William, 2005).

c. Justice: berlaku adil. Tidak membeda-bedakan pasien.

Dalam kasus ini dokter tidak membeda-bedakan pasien dalam memberikan tindakan, terapi, dan informasi medis. Pelayanan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan yang seharusnya didapat oleh pasien. Identitas dan kerahasiaan informasi mengenai pasien juga dijaga oleh dokter.

d. Autonomy: pasien berhak menentukan nasib sendiri

Keputusan dokter untuk melakukan penatalaksaan rencana operasi dan rujuk didasari oleh konsep autonomy. Dokter sudah memenuhi syarat dari konsep ini dengan melibatkan pasien dalam memutuskan dilakukan/tidaknya tindakan di atas. Dokter melakukan informed consent. Dalam hal ini pasien berhak menentukukan jenis tindakan yang dilakukan terhadap dirinya. Pasien berhak menolak jika memang pasien tidak setuju, tentunya setelah pasien mendapatkan penjelasan dan informasi yang jelas, keuntungan, dan resiko yang diambil. Jika ternyata pasien tidak setuju, dokter juga tidak bisa dituntut jika ternyata terjadi sesuatu yang buruk karena pasien sudah diberikan informed consent (Williams, 2005).

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuaiDari aspek keislaman, kasus ini bisa direfleksikan pada kewajiban untuk senantiasa menjaga dan mengusahakan kesehatan. Hal ini bisa dilihat pada hadits Rasulullah S.A.W. sebagai berikut:

Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada orang mikmin yanglemah (HR. Muslim) Refleksi keislaman dari kasus tersebut di atas adalah penyakit yang dialami pasien merupakan ujian yang diberikan oleh Allah. Saat Allah menakdirkan kita untuk sakit pasti ada alasan tertentu yang menyebabkan itu semua. Tidak mungkin Allah melakukan sesuatu tanpa hikmah di balik peristiwa itu. Oleh karena itu, pasien tidak boleh mengeluh apalagi berprasangka buruk kepada Allah.

Dalam pandangan Islam, penyakit merupakan cobaan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Ketika seseorang sakit disana terkandung pahala, ampunan dan akan mengingatkan orang sakit kepada Allah SWT. Aisyah pernah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda :'Tidak ada musibah yang menimpa diri seorang muslim, kecuali Allah mengampuni dosa-dosanya, sampai-sampai sakitnya karena tertusuk duri sekalipun".

Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia,untuk mengatur kemakmuran di bumi guna menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Salahsatu penunjang kebahagian tersebut adalah denganmemiliki tubuh yang sehat, sehingga dengannya kita dapat beribadah dengan lebih baik kepada Allah. Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya sebagai kenikmatan keduasetelah Iman.Dalam perjalanan hidupnya didunia, manusia menjalani tiga keadaan penting: sehat, sakit atau mati.

Selain anjuran untuk menjaga kesehatan dan senantiasa sabar dikala sakit. Islam juga mengajarkan untuk mengambil hikmah dibalik sakit dan musibah yang terjadi. Hikmah dibalik sakit dan musibah diterangkan RasulullahS.A.W., dimana beliaubersabda:

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya (HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).Demikianlah Allah SWT akan menguji hamba-hamba-Nya dengan kebaikan dan keburukan. Dia menguji manusia berupa kesehatan, agar mereka bersyukur dan mengetahui keutamaan Allah SWT serta kebaikan-Nya kepada mereka. Kemudian Allah SWT juga akan menguji manusia dengan keburukan seperti sakit dan miskin, agar mereka bersabar dan memohon perlindungan serta berdo'a kepada-Nya

Umpan balik dari pembimbing

Wonosari, 8 Juni 2013TTD Dokter Pembimbing

TTD Dokter Muda

( dr. Ima Dewy Rosmawati, Sp. THT-KL )

( Siti Anisa Fatmawati )

Page 1