PUASA

23
MAKALAH PENGERTIAN ,DASAR HUKUM, SYARAT-RUKUN DAN HIKMAH PUASA Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur Pada Mata Kuliah Ilmu Fiqih yang di bina oleh Nina Nurmila, Phd Disusun oleh : FISIKA B Umi Nurarfah 1209207082 Waryati 1209207083 Wulan Dewi A.T 1209207084

description

makalah fiqih tentang puasa

Transcript of PUASA

Page 1: PUASA

MAKALAH

PENGERTIAN ,DASAR HUKUM, SYARAT-RUKUN DAN HIKMAH

PUASA

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur

Pada Mata Kuliah Ilmu Fiqih yang di bina oleh Nina Nurmila, Phd

Disusun oleh :

FISIKA B

Umi Nurarfah 1209207082

Waryati 1209207083

Wulan Dewi A.T 1209207084

JURUSAN TADRIS/ MIPA PENDIDIKAN FISIKA II/ B

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

Page 2: PUASA

BANDUNG

2009/2010

KATA PENGANTAR

Atas berkat dan rahmat Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah

ini dengan tepat waktunya, meskipun dalam makalah ini telah disadari bahwa penulisan makalah

yang kami buat masih belum lengkap dan belum sempurna.

Akhirnya penulis berharap bahwa pembaca dapat mengambil hikmah dari pembahasan

makalah yang kami buat , dan penulis mohon di bukakan pintu maaf yang sebesar- besarnya jika

penulisan makalah yang kami sajikan ini jauh dari kesempurnaan dan pembahasannya kurang

lengkap.

Bandung, 25 Februari 2010

Penulis

Page 3: PUASA

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ …….....

B. Pembatasan masalah ............................................................................…...

C. Perumusan masalah.......................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN ...........................................................................…

A. Pengertian Puasa Dan macam-macam puasa.............................................

B. Dasar Hukum Puasa.................................................................................

C. Syarat Rukun Puasa.................................................................................

D. Hikmah Puasa...........................................................................................

BAB III. PENUTUP .......................................................................................

A. Simpulan .....................................................................................…………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..

Page 4: PUASA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan nama Allah Yang Maha pengasih lagi maha penyayang, yang mengutus

Nabi Muhammad Saw. Untuk menyampaikan agama yang hak, memberi petunjuk kepada

segenap manusia ke jalan kebaikan, untuk kehidupan di dunia dan keselamatan akhirat di

dalam islam terdapat rukun islam. Rukun islam yang pertama adalah syahadat , rukun

yang kedua adalah shallat, yang ketiga zakat, dan yang ke empat puasa serta yang

terakhir adalah menunaikan ibadah haji. Salah satu ke istimewaan islam tidak

melepaskan manusia sendirian untuk menemukan konsep pengembangan dirinya. Akan

tetapi memberi tuntutan dan petunjuk, bahkan rumusan, yang excelent bagi peningkatan

kulitas hidup manusia. Sebab jika di biarkan begitu saja, jaminan menemukan wacana

yang relevan dengan kemanusiaannya masih relatif. Tapi dengan tersedianya sebuah

konsep yang siap pakai, akan lebih memudahkan manusia untuk meraih kesuksesan

dalam hidupnya.

Dengan kerahimannya, Allah SWT Menjadikan Ramadhan sebagai wacana

pembentukan dan penempatan insan yang berkualitas, secara fisik dan ruhaniyah. Di

siang dhari diwajibkan setiap muslim menahan diri dari berbagai keinginan hawa nafsu,

seperti makan, minum dan sebagainya.

Berpuasa ( shoum ) yang merupakan kewajiban manusia yang beriman, adalah inti

seluruh ibadah yang dianjurkan syari’at di bulan suci ini. Allah Swt juga memandang

ibadah yang satu ini mempunyai keistimewaan dalam hidup manusia. Sudah lumrah

diketahui, bahwa setiap perbuatan-apapun bentuknya yang tidak dilakukan sungguh-

sungguh dan diresapi, tak akan membuhkan hasil yang optimal. Hal itu juga berlaku

pada setiap ibadah yang kita lakukan, termasuk diantaranya puasa. Puasa memiliki

spirit, ruh dan makna. Dalam rangka memahami nilai-nilai yang terkandung dalam

puasa itulah diperlukan media penyuluhan untuk memberikan wawasan kepada kaum

muslimin, akan keagungan puasa. Dengan hal ini kami mengangkat judul

Page 5: PUASA

PENGERTIAN ,DASAR HUKUM, SYARAT-RUKUN DAN HIKMAH PUASA

disesuaikan pada silabus yang ada.

B. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan maka masalah yang dibahas dibatasi

masalah :

a. Ruang lingkup tentang puasa

b. Syarat syah rukun puasa

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut masalah-masalah yang

dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan puasa dan sebutkan macam-macam puasa?

2. Apa saja yang menjadi dasar hukum puasa ?

3. Sebutkan syarat dan rukun puasa ?

4. Jelaskan hikmah puasa ?

Page 6: PUASA

BAB II

PUASA

A. PENGERTIAN PUASA

“saumu” ( puasa ) menurut bahasa arab adalah “ menahan dari segala sesuatu “

misalnya seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat

dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah agama islam atau secara syara yaitu menahan diri

dari segala sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai

terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat. Berpuasa ( shoum ) yang merupakan

kewajiban manusia yang beriman, adalah inti seluruh ibadah yang di anjurkan syari’at di

bulan suci ini. Sedangkan secara lughowi puasa dimaknai dengan menahan diri,

meninggalkan atau menutup diri dari segala sesuatu, baik dalam bentuk ucapan maupun

perbuatan. Yang dijelaskan dalam surat( Al-Baqarah : 187 )

Firman Allah Swt :

Artinya : makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu

fajar .” ( Al-Baqarah : 187 )

B. HUKUM PUASA

Hukum puasa pada bulan Ramadhan adalah wajib bagi orang mukalaf. Perintah

melakukan puasa terdapat dalam al Qur’an:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana

diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,(Al-Baqarah 183)

Page 7: PUASA

Puasa merupakan ibadah yang utama. Banyak nash yang menunjukan keutamaan

puasa seperti yang dijelaskan dalam hadis qudsi yaitu bahwa sesungguhnya : “ semua

amal manusia adalah untuknya sendiri, kecuali puasa: sesungguhnya puasa itu adalah

miliku dan akulah yang membalasnya. Puasa itu pelindung, maka apabila kamu sedang

berpuasa, maka janganlah berkata-kata keji dan buruk. Jika seseorang memakinya atau

memusuhinya, hendaklah ia mengatakan : saya sedang berpuasa. Demi allah yang diri

muhammad ada di tangan – nya bau mulut orang yang sedang berpuasa lebih wangi

disisi allah dari parfum kasturi yang semerbak. Bagi orang-orang yang sedang berpuasa

mendapatkan dua kebahagian : kebahagian ketika berbuka berpuasa, dan kebahagiaan

ketika bertemu dengan tuhannya. ( HR. Bukhari Muslim )

Macam-macam puasa, yaitu :

1. Puasa wajib, yaitu puasa pada bulan ramadhan, puasa kafarat, dan puasa nazar.

2. Puasa sunat

3. Puasa makruh

4. Puasa haram, yaitu puasa pada hari raya idul fitri, hari raya haji, dan tiga hari sesudah hari

raya haji, yaitu tanggal 11-12-dan 13.

Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing puasa tersebut yaitu :

1. Puasa wajib, yaitu puasa jika dikerjakan mendapat pahala dan jika di tinggalkan

mendapat dosa contohnya adalah puasa ramadhan , Puasa bulan ramadhan merupakan

salah satu dari rukun islam yang ke lima, yang diwajibkan pada tahun kedua hijriah,

yaitu tahun kedua sesudah nabi Muhammad Saw, Hijrah ke madinah. Hukumnya Fardu

‘ain atas tiap-tiap mukallaf ( balig dan berakal ). Keberkahan dan pahala ibadah dalam

bulan ramadhan selalu menyenangkan. Hanya orang- orang yang diberikan dispensasi

atau( rukhsakh ) lah yang diperbolehkan meninggalkan kewajiban puasa di bulan

ramadhan sebagaimana yang akan di jelaskan nanti. Kebesaran puasa ramadhan tidak

hanya dapat dilihat dari besarnya pahala orang berpuasa. Tapi juga jelas kelihatan dari

informasi Nabi Muhammad SAW yang menerangkan keagungan ramadhan dan

keberkahannya. Ibadah wajib yang dilaksanakan di bulan ini di beri imbalan tujuh puluh

kali lipat. Ibadah sunah- seperti shallat sunat-di beri balasan sama seperti ibadah wajib.

Page 8: PUASA

“ Barang siapa yang berbuka pada satu hari di bulan ramadhan tanpa alasan yang di

berikan allah padanya, tiada akan dapat di bayaroleh puasa sepanjang masa walau

dilakukannya “. ( HR. Abu Dawud, Ibn Majah dan Turmudzi )

Puasa ramadhan diwajibkan atas tiap-tiap orang mukallaf dengan salah satu dari

ketentuan- ketentuan berikut ini :

a. Dengan melihat bulan bagi yang melihatnya sendiri.

b. Dengan mencakupkan bulan sya’ban tiga puluh hari, maksudnya bulan tanggal

sya’ban tidak terlihat, tentu kita tidak dapat menentukan hitungan sempurnanya

tiga puluh hari.

c. Dengan adanya melihat ( ru-yat ) yang dipersaksikan oleh seorang yang adil di

muka hakim.

d. Dengan kabar mutawatir, yaitu kabar orang banyak, sehingga mustahil mereka

akan dapat sepakat berdusta atau sekata atas kabar yang dusta.

e. Percaya kepada orang yang melihat

f. Tanda-tanda yang biasa dilakukan di kota-kota besar untuk memberitahukan

kepada orang banyak ( umum ), seperti lampu, memberiam dan sebagainya.

g. Dengan ilmu hisab atau kabar dari ahli hisab ( ilmu binatang ) seperti sabda

rasuluallah Saw:

“ Ibnu umar telah menceritakan hadis berikut yang ia terima langsung dari

Rasuluallah Saw. Yang telah bersabda, “ Apabila kamu melihat bulan ( di bulan

Ramadhan ), hendaklah kamu berpuasa, dan apabila kamu melihat bulan ( di

bulan syawal ), hendaklah kamu berbuka. Maka jika tertutup ( mendung ) antara

kamu dan tempat terbit bulan, hendaklah kamu kira-kirakan bulan itu “ ( riwayat

Bukhari Muslim, Nasai, Ibnu Majah ).

2. Puasa sunat

Puasa sunat adalah puasa yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan tidak

dikerjakan pun tidak apa-apa. Puasa yang di sunatkan itu ada 6 yaitu :

a. Puasa enam hari dalam bulan Syawal, sabda Rasuluallah Saw :

“ Dari Abu ayyub. Rasuluallah Saw. Telah berkata, barang siapa puasa

dalam bulan ramadhan, kemudian ia puasa pula enam hari dalam bulan

syawal, adalah seperti puasa sepanjang masa.” ( Riwayat Muslim )

Page 9: PUASA

b. Puasa hari Arafah ( tanggal 9 bulan Haji ), kecuali orang yang sedang

mengerjakan ibadah haji, maka puasa ini tidak di sunatkan atasnya.

Sabda Rasuluallah Saw : “ Dari abu Qatadah. Nabi Saw. Telah berkata,

Puasa hari arafah itu menghapuskan dosa dua tahun: Satu Tahun yang telah

lalu dan satu tahun yang akan datang.” ( Riwayat Muslim )

c. Puasa Hari Asyura ( tanggal 10 muharram )

Sabda Rasuluallah Saw: Dari abu Qatadah. Rasuluallah Saw. Telah berkata,

“ puasa hari ‘ Asyura itu menghapuskan dosa satu tahun yang telah lalu”.

( Riwayat Muslim ).

d. Puasa bulan Sya’ban

Kata Aisyah, “ Saya tidak melihat Rasuluallah Saw. Menyampaikan puasa

satu bulan penuh selain dalam bulan puasa Ramadhan, dan saya tidak

melihat beliau dalam bulan-bulan yang lain berpuasa lebih banyak daripada

bulan sya’ban.”( Riwayat Bukhari Muslim )

e. Puasa Hari senin kamis

Dari Aisyah , “ Nabi besar Saw. Memilih waktu puasa hari senin dan hari

kamis.” ( Riwayat Tirmidzi )

f. Puasa tengah bulan ( tanggal 13, 14, dan 15 ) dari tiap-tiap bulan Qamariah

( tahun Hijriah ). Sabda Rasuluallah Saw:

Dari Abu zarr. Rasuluallah Saw. Telah berkata, Hai Abu zarr, apabila

engkau hendak puasa hanya tiga hari dalam satu bulan hendaklah engkau

puasa ) tanggal tiga belas, empat belas, dan lima belas.” ( Riwayat Ahmad

dan nasai)

3. Puasa Makruh

Puasa makruh adalah puasa jika dikerjakan maupun tidak dikerjakan pun tidak apa-apa

dan tidak akan mendapat pahala apapun. Puasa yang dimakruhkan adalah puasa terus

menerus sepanjang tahun.

4. Puasa Haram

Puasa haram adalah puasa yang bila dikerjakan tidak akan mendapat pahala, tetapi

mendapatkan siksa. Puasa haram diantaranya puasa pada dua hari raya (idul fitri &

idul adha), puasa pada hari tasryk (tanggal 11,12,13 Dzulhizah).

Page 10: PUASA

C. HIKMAH PUASA

Ibadah puasa itu mengandung beberapa hikmah, diantaranya sebagai berikut:

a. tanda terima kasih kepada Allah karena semua ibadah mengandung arti terima kasih

kepada Allah atas nikmat pemberian Nya yang tidak terbatas banyaknya, dan tidak

ternilai harganya.

Firman Allah Swt:

dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.

(Ibrahim 34)

b. didikan kepercayaan, seseorang yang telah sanggup menahan makan dan minum dari

harta yang halal kepunyaannya sendiri, karena ingat perintah Allah, sudah tentu ia akan

meninggalkan segala perintah Allah, dan tidak akan berani melanggar segala larangan-

Nya.

c. Didikan perasaan belas kasihan terhadap fakir miskin karena seseorang yang telah merasa

sakit dan pedihnya perut keroncongan. Hal itu akan dapat mengukur kesedihan dan

kesusahan orang yang sepanjang masa merasakan ngilunya perut yang kelaparankarena

ketiadaan. Dengan demikian, akan timbul perasaan belas kasihan dan suka menolong

fakir miskin

d. Guna menjaga kesehatan.

D. RUKUN PUASA

a. Niat pada malamnya, yaitu setiap malam selama bulan ramadhan. Yang dimaksud

dengan malam puasa ialah malam yang sebelumnya.

Sabda Rasulullah Saw:”Barang siapa yang tidak berniat puasa pada malamnya

sebelum fajar terbit, maka tidak puasa baginya.” (riwayat lima orang ahli hadis)

Kecuali puasa sunat, boleh berniat pada siang hari, asal sebelum Zawal (matahari

condong ke barat)

Page 11: PUASA

b. Menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenam

matahari.

E. SYARAT-SYARAT PUASA

A. SYARAT WAJIB PUASA

1. Beragama Islam

2. Berakal, orang yang gila tidak wajib puasa.

3. Balig,(umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib

puasa.

Sabda Rasulullah Saw “Tiga orang yang terlepas dari hokum: a.orang yang sedang tidur

hingga ia bangun, b.orang gila sampai ia sembuh, c. kanak-kanak sampai ia bangun.”(riwayat

Abu Dawud dan Nasai).

4. Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit,tidak

wajib puasa.

Firman Allah Swt.:

“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah

baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.(Al-

Baqarah 185)

Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)

membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. (Al-Baqarah 184)

Page 12: PUASA

F. SYARAT SAH PUASA

1. Islam, orang yang bukan islam tidak sah puasa.

2. Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik dengan yang tidak

baik)

3. Suci dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah sehabis masa melahirkan). Orang yang

haid atau nifas tidak sah puasanya tapi wajib mengqada sejumlah puasa yang

ditinggalkannya.

4.Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. Dilarang puasa pada hari raya dan

hari tasyrik (tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijah)

G. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA

Hal yang membatalkan puasa ada 6 perkara, yaitu:

1. Makan dan minum, makan dan minum yang membatalkan puasa ialah apabila dilakukuan

dengan sengaja. Kalau tidak sengaja, misalnya lupa, tidak membatalkan puasa.

Sabda Rasulullah Saw.:”Barang siapa lupa, sedangkan ia dalam keadaan puasa,

kemudian ia makan atau minum, maka hendaklah puasanya disempurnakan, karena

sesungguhnya Allah-lah yang memberinya makan dan minum.” (Riwayat Bukhari dan

Muslim)

2. Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali ke dalam perut. Muntah yang

tidak disengaja tidak membatalkan puasa.

Sabda Rasulullah Saw.:

“Dari Abu Hurairah. Rasulullah Saw. Telah berkat, “barang siapa yang terpaksa muntah,

tidaklah wajib baginya mengqada puasa; danbarang siapa yang mengusahakan muntah

maka hendakla ia mengqada puasanya.” (riwayat Abu Dawud, Tirmizii, dan ibnu Hibban)

3. Bersetubuh, firman Allah Swt.:

Page 13: PUASA

Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu

(Al- Baqarah : 187)

Laki- laki yang membatalkan puasanya dengan bersetubuh di waktu siang hari di bulan

Ramadhan, sedangkan ia berkewajiban puasa maka ia wajibmembayar kafarat. Kafarat itu

ada tiga tingkat yaitu:

Memerdekakan hamba

Kalau tidak sanggup memerdekakan hamba maka puasa berturut-turut selama dua bulan .

Kalau tidak kuat puasa, maka bersedekahdengan makanan yang mengenyangkan kepada

enam puluh fakir miskin tiap –tiap orang ¾ liter.

4. Keluar darah haid atau darah nifas, dari Aisyah. Ia berkata, “kami disuruh oleh

Rasulullah Saw. mengqada puasa, dan tidak disuruhnya untuk mengqada shalat.”(riwayat

Bukhari)

5. Gila. jika gila itu dating pada siang hari maka batallah puasa.

6. Keluar mani denga sengaja (karena bersentuhan dengan perempuan lain). Karena keluar

mani itu adalah puncak yang dituju orang pada persetubuhan, maka hukumnya disamakan

dengan bersetubuh.adapun keluar mani karena bermimpi, mengkhayal, dsb hal itu tidak

membatalkan puasa.

H. CARA MELAKSANAKAN PUASA

Sebelum terbit fajar seseorang yang hendak melaksanakan puasa besok harinya,

dianjurkan makan sahur. Tujuannya adalah menambah kekuatan jasmani untuk menahan

lapr dan haus di siang harinya. Untuk ini Nabi SAW berasabda :

Dari anas ra.,sesungguhnya Rasululloh saw bersabda : “makan sahurlah kamu

karena sesungguhnya sahur itu berkah.” (HR Al Bukhori Muslim)

Page 14: PUASA

Selian makan sahur, pada malam harinya diperintahkan agar berniat

melaksanakan puasa besok harinya. Niat dapat dilaksanakan sejak berbuka puasa sampai

terbit fajar. Artinya bila seseorang berniat pada waktu kapanpun di waktu yang

disebutkan itu dapat dipandang sah.

Setelah terbit fajar, ia harus mulai menahan diri dari segalahal yang dapat

membatalkan puasanya sampai terbenam matahari. Setelah terbenam orang yang

berpuasa dianjurkan segera berbuka puasa. Hal seperti ini dijelaskan Nabi SAW dalam

sabdanya:

Dari sahal bin Sa’ad ra., sesungguhnya Nabi SAW bersabda : “manusia senantiasa

dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa.” (HR Bukhori Muslim)

Untuk berbuka puasa dianjurkan dengan buah kurma, jika tidak ada bisa dengan

buah tamar, dan jika tidak juga diperoleh boleh dengan air. Nabi saw bersabda:

Dari Anas ra., berkata : “Nabi berbuka puasa sebelum shalat dengan buah anggur

yang manis, jika tidak ada dengan buah tamar, dan jika tidak ada dengan meminum

seteguk air.”

(HR Tirmizi)

Kerika berbuka puasa dianjurkan membaca doa yang selalu dibacakan oleh Nabi

saw ketika berbuka yaitu:

Page 15: PUASA

Ya allah, karena engkau aku berpuasa dan dengan rezeki engkau aku bernuka,

dahaga telah hilang dan urat-urat telah dialiri oleh air dan semoga pahalanya ditetapkan

Allah SWT.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Hukum berpuasa di bulan Ramadhan adalah Fardhu A’in bagi setiap muslim yang

tidak berhalangan untuk melakukannya. Orang yang dapat meninggalkan puasa

ramadhan adalah orang sakit,sedang dalam perjalanan, sudah tua dan tidak kuat

lagi berpuasa, perempuan yangsedang haid dan nifas, dan perempuan yang

sedang hamil atau menyusui. Dan orang yang melalaikannya tanpa ada alas an

yang sah menurut syariat, akan mendapatkan dosa besar.

2. Untuk mencepai puasa yang dapat diterima oleh Allah, secara formal perlu

diperhatikan rambu-rambu atau peraturan yang telah digariskanNya, meliputi

Page 16: PUASA

kelengkapan syarat dan rukun puasa, hal yang membatalkan puasa, hal yang

diperbolehkan untuk meninggalkan puasa, mengenal jenis-jenis puasa yang

disunnahkan, diharamkan dan puasa wajib diluar puasa Ramadhan.

3.

DAFTAR PUSTAKA

Ritonga Rachman, Zainuddin. Fiqih Ibadah, 1997. Jakarta. Gaya Media Pratama.