puasa ramadhan~sahdir

download puasa ramadhan~sahdir

of 80

Transcript of puasa ramadhan~sahdir

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    1/80

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    2/80

    KATA PENGANTAR

    , . .

    Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah, kepada-Nyalah kita memuji, meminta

    pertolongan, memohon ampunan, serta bertaubat. Kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan

    jiwa dan kejelekan amal kita. Barang siapa yang diberi hidayah oleh Allah, niscaya tidak ada

    yang mampu menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh-Nya, niscaya tidak ada

    seorang pun pemberi petunjuk baginya.

    Saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar melainkan hanya

    Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan

    Rasul-Nya. Semoga shalawat dan salam tercurah kepadanya, keluarganya, para sahabatnya dan

    siapa saja yang mengikuti jejak mereka dengan baik sampai hari kiamat.

    Amma badu.Oleh karena itu, diterbitkan buku ini yang berjudul Nikmatnya Ramadhan Bersama

    Rasulullah saw (Hati-hati jangan sampai Ramadhan menjadi sia-sia). Adapun sajian buku ini

    akan mengangkat permasalahan puasa Ramadhan dan hal-hal yang berkaitan denganya serta

    dilengkapi oleh fatwa-fatwa ulama seputar hukum puasa di bulan yang penuh berkah itu, agar

    Ramadhan kali ini tidak sia-sia.

    Demikianlah kata pengantar ini, dengan harapan semoga sajian buku ini benar-benar

    membawa manfaat bagi segenap kaum Muslimin dimana saja berada.

    Makassar, Juli 2012

    Penulis

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    3/80

    KATA PENGANTAR

    Kata Pengantar ........................................................................................

    Daftar Isi ................................................................................................

    1. Marhaban Ya Ramadhan ............................................................. 5

    a. Pesona Ramadhan ................................................................... 5

    b. Menu-Menu Spesial Menyambut Ramadhan ................................. 5

    2. Klasifikasi Manusia di Bulan Ramadhan .......................................... 6

    3. Kontroversi Hisab dan Rukyat ...................................................... 9

    4. Keistimewaan Ramadhan ............................................................. 14

    a. Diturunkan Al-Quran .............................................................. 14

    b. Lailatul Qadr ......................................................................... 14c. Pada Ramadhan, Setan-Setan Dibelenggu, Pintu-Pintu Surga Dibuka,

    dan Pintu-Pintu Neraka Ditutup .................................................. 14

    d. Doa Orang yang Berpuasa Akan Dikabulkan .................................. 14

    e. Puasa Adalah Perisai ............................................................... 15

    f. Secara Khusus, Allah Lebih Mengistimewakan Ibadah Puasa

    Dibandingkan Ibadah yang Lain .................................................. 15

    5. Amalan-Amalan Taqwa di Bulan Ramadhan .................................... 16

    6. Keutamaan-Keutamaan Puasa ....................................................... 17

    7. Berbagai Kesalahan Orang Berpuasa .............................................. 20

    8. Perbuatan yang Diperbolehkan Bagi Orang yang Berpuasa ................. 29

    9. Pembatal-Pembatal Puasa ........................................................... 32

    10. Syarat-Syarat Pembatalan Puasa ................................................... 36

    11. Orang-Orang yang Mendapat Rukhsah (Keringanan) untuk Tidak

    Berpuasa ................................................................................. 40

    a. Musafir ................................................................................ 40b. Orang yang Sakit ................................................................... 43

    c. Wanita yang Haidh dan Nifas ................................................... 43

    d. Lelaki Tua Renta dan Wanita yang Lemah ..................................... 43

    e. Wanita Hamil dan Menyusui ..................................................... 44

    12. Berbuka .................................................................................. 45

    a. Waktu Berbuka ...................................................................... 45

    b. Menyegerakan Berbuka ............................................................ 45

    c. Makanan yang Disunnahkan Ketika Berbuka Puasa ........................... 49

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    4/80

    d. Doa Berbuka Puasa ................................................................ 50

    e. Memberi Makan Orang yang Berpuasa ........................................ 51

    13. Sahur ...................................................................................... 52

    a. Hikmah Sahur ........................................................................ 52

    b. Keutamaan-Keutamaan Sahur ..................................................... 52c. Mengakhirkan Sahur ................................................................ 54

    d. Hukum Makan Sahur .............................................................. 54

    14. Fidyah di Dalam Puasa ............................................................... 56

    a. Definisi Fidyah ....................................................................... 56

    b. Tafsir Ayat Tentang Fidyah ....................................................... 56

    c. Orang-Orang yang Diwajibkan Untuk Membayar Fidyah .................. 58

    d. Jenis dan Kadar dari Fidyah ...................................................... 63

    e. Bagaimana Cara Membayar Fidyah .............................................. 64

    f. Waktu Membayar Fidyah .......................................................... 65

    15. Hikmah-Hikmah Puasa ............................................................... 66

    16. Fatwa-Fatwa Penting Seputar Puasa .............................................. 68

    a. Obat Tetes Mata Tidak Membatalkan Puasa .................................. 68

    b. Apakah Mimpi Basah dan Keluarkan Darah dari Anggota Tubuh dapat

    Membatalkan Puasa? ............................................................... 68

    c. Hukum Melakukan Onani pada Siang Hari Bulan Ramadhan .............. 69

    d. Suntikan Suplemen/Dopping pada Siang Hari Membatalkan Puasa ...... 69

    e. Muntah Tidak Sengaja tidak Membatalkan Puasa ............................ 69

    f. Hukum Menggunakan Krim Pelembab Kulit bagi Orang yang Berpuasa... 70

    g. Hukumnya Menggunakan Sikat Gigi Disertai Keluarnya Darah ............. 70

    h. Suntikan pada Siang Hari Bulan Ramadhan .................................... 71

    i. Obat Kumur .......................................................................... 71

    j. Puasa Wishal ......................................................................... 71k. Mencium dan Memeluk Istri di Siang Hari Bulan Ramadhan ............... 72

    17. Ramadhan Syahrul Quran ........................................................... 73

    Daftar Pustaka ......................................................................................... 78

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    5/80

    MARHABAN YA RAMADHAN

    a. Pesona Ramadhan- Ramadhan adalah tamu terindah dalam hidup kita.- Kedatangan bulan ramadhan setiap tahunnya tak henti-hentinya menjadi pelipur lara dan

    penghibur hati orang beriman.

    - Ramadhan adalah anugrah Allah luar biasa.b. Menu-menu Spesial Menyambut Ramadhan

    1. Siapkan secangkir niat yang ikhlas.2. Siapkan sepiring rasa syukur.3. Siapkan segelas taubat.4. Siapkan secawan kesabaran5. Semangkuk kedermawanan

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    6/80

    KLASIFIKASI MANUSIA DI BULAN RAMADHAN

    1. Pertama, kelompok yang menunggu kedatangan bulan ini dengan penuh kesabaran.Ia bertambah gembira dengan kedatangannya, hingga ia pun menyingsingkan lengan

    dan bersungguh-sungguh mengerjakan segala macam bentuk ibadah, seperti; puasa,

    shalat, sedekah, dan lain sebagainya. Ini merupakan kelompok yang terbaik.

    Ibnu Abbas menuturkan, Nabi saw. adalah orang yang paling berderma. Namun,

    beliau lebih berderma lagi pada bulan Ramadhan, ketika beliau selalu ditemui Jibril.

    Setiap malam pada bulan Ramadhan, Jibril menemui beliau hingga akhir bulan. Nabi

    saw membacakan Al-Quran kepadanya. Bila beliau bertemu Jibril, beliau lebih

    berderma daripada angin yang bertiup. (HR. Bukhari)

    2. Kedua, kelompok yang sejak bulan Ramadhan datang sampai berlalu, keadaanmereka tetap saja seperti sebelum Ramadhan. Mereka tidak terpengaruh oleh bulan

    puasa itu serta tidak bertambah senang atau bersegera dalam hal keabikan.

    Kelompok ini adalah orang-orang yang menyia-nyiakan keuntungan besar yang

    nilainya tidak bisa diukur dengan apapun. Sebab seorang muslim akan bertambah

    semangatnya pada waktu-waktu yang banyak terdapat kebaikan dan pahala di

    dalamnya.

    3. Ketiga, kelompok yang tidak mengenal Allah, kecuali pada bulan Ramadhan saja.Bila bulan Ramadhan datang Anda dapat melihat mereka ikut rukuk dan sujud

    daslam shalat. Tetapi, bila Ramadhan berakhir, mereka kembali berbuat maksiat

    seperti semula. Mereka adalah kaum yang disebutkan kepada Imam Ahmad dan Al-

    Fudhail bin Iyadh dan keduanya berkata, Mereka adalah seburuk-buruk kaum

    lantaran tidak mengenal Allah kecuali pada bulan Ramadhan.

    Karena itu, setiap orang yang termasuk dalam kelompok ini semestinya tahu bahwa

    ia telah menipu dirinya sendiri dengan perbuatannya tersebut. Setan pun juga

    memperoleh keuntungan besar darinya. Allah swt berfirman, Setan telah

    menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka.

    (Muhammad [47] : 25).

    Kami menghimbau agar mereka memanfaatkan bulan ini untuk kembali dan tunduk

    kepada Allah serta meminta ampun dan meninggalkan perbuatan buruk yang telah

    lalu. Allah swt. berfirman:

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    7/80

    Dan sesungguhnya, Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman,

    beramal shalih, kemudian tetapdi jalan yang benar.(Thaha [20] : 82)

    Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih, maka

    kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha

    Pengampun lagi Maha Penyayang.(Al-Furqan [25] : 70)

    4. Keempat, kelompok yang hanya perutnya saja yang berpuasa dari segala macammakanan, namun tidak menahan diri dari selain itu. Anda akan melihatnya sebagai

    orang yang paling tidak berselera terhadap makanan dan minuman. Akan tetapi,

    mereka tidak merasa gerah ketika mendengar kemungkaran, ghibah, adu domba, dan

    penghinaan. Bahkan inilah kebiasaannya pada bulan Ramadhan dan bulan-bulan

    lainnya.

    Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:

    , Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka tidak ada

    kebutuhan bagi Allah dalam diri orang yang meninggalkan makanan dan

    minumannya.(HR. Bukhari dan Abu Dawud)

    Rasulullah saw juga bersabda: ,

    Puasa itu bukan sekedar menahan makan dan minum, tetapi puasa itu adalah

    meninggalkan perbuatan sia-sia dan perkataan keji.(HR. Ibnu Hibban)

    5. Kelima, kelompok yang menjadikan siang hari untuk tidur, sedangkan malam harinyauntuk begadang dan main-main belakang. Mereka tidak memanfaatkan siangnya

    untuk berdzikir dan berbuat kebaikan, tidak pula membersihkan malamnya dari hal-

    hal yang diharamkan.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    8/80

    6. Keenam, kelompok yang tidak mengenal Allah pada bulan Ramadhan dan tidakpula pada bulan lainnya. Mereka adalah kelompok yang paling buruk dan

    berbahaya. Anda akan melihat mereka tidak memperhatikan shalat atau puasa.

    Mereka meninggalkan kewajiban itu secara sengaja, padahal kondisinya sehat dan

    segar bugar. Setelah itu mereka mengaku sebagai orang Islam. Padahal, Islam sangat

    jauh dari mereka, bagaikan jauhnya Barat dan Timur. Orang-orang Islam pun

    berlepas diri dari mereka.

    Kepada orang-orang semacam ini perlu dikatakan, Segeralah bertaubat dan

    kembalilah kepada agama kalian. Lipatlah lembaran hitam hidup kalian.

    Sesungguhnya, Rabb kalian Maha Penyayang kepada siapa saja yang mentaati-Nya,

    dan sangat keras sisksanya kepada orang yang mendurhakai-Nya.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    9/80

    KONTROVERSI HISAB DAN RUKYAT

    Ada dua pendapat yang berbeda tentang penetapan tersebut:

    1. Pendapat yang menyatakan bahwa penentuan awal bulan kamariah untukpelaksanaan ibadah adalah dengan cara rukyat, yaitu melihat Bulan secara fisik

    dengan mata; tidak boleh menentukan awal bulan kamariah dengan menggunakan

    hisab astronomi. Pendapat ini merupakan pendapat mayoritas sejak dari zaman

    lampau hingga sekarang.

    2. Pendapat kedua menyatakan bahwa boleh menentukan bulan kamariah, termasukbulan-bulan ibadah yang meliputi Ramadan, Syawal dan Zulhijah, dengan

    menggunakan hisab astronomi bahkan penggunaan hisab dipandang lebih utama

    karena lebih memberikan kepastian dibandingkan dengan rukyat yang selain sukar,

    sering pula tidak akurat. Pendukung pandangan ini merupakan minoritas kecil di

    zaman lampau, namun pengikutnya kian bertambah sejalan dengan kian bertambah

    majunya pengetahuan hisab astronomi. Pada zaman modern, pandangan ini

    disuarakan oleh ulama-ulama besar seperti Muhammad Rasyid Rida, Mustafa

    Ahmad az-Zarqa, Ahmad Syakir (ahli hadis abad ke-20). Dan Yusuf al-

    Qaradawi.

    Alasan pendapat pertama, yang menyatakan bahwa cara yang syari untuk menentukan

    bulan kamariah adalah rukyat dan tidak boleh menggunakan hisab, adalah beberapa

    hadis nabi saw di samping argumen rasional. Hadis-hadis dimaksud adalah sebagai

    berikut:

    1. Hadis-hadis yang memerintahkan memulai dan mengakhiri puasa Ramadhan ketikatelah melihat hilal, antara lain sabda nabi saw:

    , , .Apabila kamu melihat hilal berpuasalah, dan apabila kamu melihatnya

    beridulfitrilah! Jika Bulan terhalang oleh awan terhadapmu, maka estimasikanlah.

    [HR al-Bukhari, dan lafal di atas adalah lafalnya, dan juga diriwayatkan Muslim]

    Hadits ini memerintahkan agar memulai dan mengakhiri puasa Ramadhan dengan

    rukyat, dan bilamana cuaca berawan sehingga tidak dapat melihat hilal, maka

    hendaklah dibuat estimasi (perkiraan/perhitungan).

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    10/80

    2. Hadis-hadis yang melarang berpuasa dan beridul fitri sebelum melihat hilal: , , .

    Janganlah kamu berpuasa sebelum melihat hilal dan janganlah kamu beridul fitri

    sebelum melihat hilal, jika Bulan terhalang oleh awan terhadapmu, makaestimasikanlah[HR. al-Bukhari dan Muslim]

    Hadis ini melarang memulai dan mengakhiri puasa sebelum melihat hilal. Perintah

    melakukan estimasi dalam kedua hadis di atas manakala hilal tidak dapat dirukyat

    karena langit berawan ditafsirkan dengan menggenapkan bilangan bulan sedang

    berjalan menjadi tiga puluh hari sejalan dengan hadis berikut:

    , .Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan beridulfitrilah karena melihat hilal pula;jika Bulan terhalang oleh awan terhadapmu, maka genapkanlah bilangan bulan

    Syakban tiga puluh hari. [HR. al-Bukhari, dan lafal di atas adalah lafalnya, dan

    juga diriwayatkan Muslim]

    3. Hadis tentang keadaan umat yang masih ummi, yaitu sabda nabi saw: , , . , .

    Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi; kami tidak bisa menulis dan tidak bisa

    melakukan hisab. Bulan itu adalah demikian-demikian. Maksudnya adalah kadang-

    kadang dua puluh sembilan hari, dan kadang-kadang tiga puluh hari. [HR. al-

    Bukhari dan Muslim].

    Pemahamannya adalah bahwa hadis ini menjadi illat larangan penggunaan hisab,

    karena umat tidak mengenal hisab. Penetapan bulan kamariah itu harus berdasarkan

    sarana yang mudah bagi umat, yaitu rukyat yang tidak memerlukan pengetahuan

    canggih dan dapat dilakukan oleh semua orang. Ibn Hajar menambahkan bahwa

    penggunaan rukyat kemudian berlangsung terus sekalipun pada zaman kemudian

    telah terdapat banyak orang yang menguasai ilmu hisab.

    Cara pemahaman ini tampaknya agak kurang mengena, karena apabila illatnya

    larangan penggunaan hisab adalah keadaa umat yang ummi, maka setelah keadaan

    ummi itu hilang dimana telah tercapai kemajuan ilmu astronomi seperti sekarang

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    11/80

    tentu illat ini tidak berlaku lagi. Al-Qaradawi mengomentari bahwa seandainya

    apabila hadis ini melarang hisab tentu juga ia melarang baca tulis karena hadis itu

    menyebutkan kedua hal tersebut bergandengan. Jelas ini tidak logis dan tidak

    seorangpun mengatakan bahwa nabi saw melarang baca tulis.

    4. Argumen pemikiran, yaitu bahwa hisab merupakan spekulasi dan tidak memberikankepastian.

    Perlu diketahui bahwa dalam hadis-hadis Nabi saw. perintah rukyat hanya terkait

    dengan Ramadhan dan Syawal, sedang rukyat untuk bulan Zulhijjah tidak disebutkan

    dalam hadis.

    Pendapat kedua, berbeda dengan pendapat pertama, di samping menggunakan hadis

    nabi saw juga menggunakan ayat-ayat Al-Quran untuk mendukung kebolehan

    menggunakan hisab. Keseluruhan argumen yang dikemukakan oleh pendukung pendapat

    ini dapat diringkaskan sebagai berikut:

    a. Firman Allah dalam surat Ar-Rahman ayat 5 dan surat Yunus ayat 5

    matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.

    Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-

    Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu

    mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang

    demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)

    kepada orang-orang yang mengetahui.

    Kedua ayat ini menunjukkan bahwa Bulan dan Matahari memiliki sistem peredaran

    yang ditetapkan oleh Sang Pencipta dan peredarannya itu dapat dihitung.

    Penegasan bahwa peredaran matahari dan Bulan dapat dihitung bukan sekedar

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    12/80

    informasi, melainkan suatu isyarat agar dimanfaatkan untuk penentuan bilangan tahun

    dan perhitungan waktu secara umum.

    b. Firman Allah dalam surat Ya Sin ayat 39-40

    39. dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia

    sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua.

    40. tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat

    mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

    Ayat 39 surat Ya Sin ini bila dihubungkan kepada ayat 5 surat Yunus menjelaskan

    bahwa Allah telah menetapkan manzilah-manzilah bagi perjalanan Bulan mengelilingi

    bumi. Ketetapan Allah itu bersifat pasti sehingga oleh karena itu, bila dihubungkan

    kepada ayat 5 surat ar-Rahman, perjalanan Bulan dan posisi-posisinya dapat

    dihitung. Ini adalah isyarat kepada penggunaan hisab. Selain itu kedua ayat surat Ya

    Sin ini memberikan pula kriteria hisab untuk menentukan awal bulan baru.

    c. Hadis tentang umat yang ummi yang sudah dikutip di atas yaitu: , , . , .

    Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi; kami tidak bisa menulis dan tidak bisa

    melakukan hisab. Bulan itu adalah demikian-demikian. Maksudnya adalah kadang-

    kadang dua puluh sembilan hari, dan kadang-kadang tiga puluh hari. [HR. al-

    Bukhari dan Muslim].

    Berbeda dengan pendapat pertama, pendapat kedua justeru melihat bahwa hadis

    ini merupakan penegasan illat (alasan hukum) mengapa Nabi saw memerintahkan

    melakukan rukyat untuk memulai dan mengakhiri puasa Ramadhan. Illat perintah itu

    adalah mengingat keadaan umat yang masih ummi, yaitu belum mengenal secara luas

    baca tulis dan ilmu hisab. Oleh karena itu sarana untuk menandai masuknya bulankamariah ditetapkan hal yang mudah dan dapat dilakukan saat ini, ialah rukyat. Ini

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    13/80

    artinya bahwa setelah ummat terbebas dari keadaan ummi di mana mereka telah

    mengenal baca tulis dan menguasai ilmu hisab, maka tidak lagi digunakan rukyat,

    melainkan digunakan hisab. Hal itu karena hisab merupakan sarana yang lebih

    memberikan kepastian. Ini sesuai dengan kaidah fikih yang menyatakan, Hukum

    berlaku menurut ada atau tidak adanya illat. Berdasarkan hadis ini ditegaskan suatu

    kaidah,

    Pada asasnya penetapan bulan kamariah itu adalah dengan hisab.

    d. Sabdas Nabi saw, yang di atas juga telah dikutip yaitu:

    ......... jika Bulan terhalang awan terhadapmu, maka estimasikanlah. [HR. al-Bukhari dan Muslim]

    Berbeda dengan pendapat pertama , pendapat kedua yang membolehkan

    penggunaan hisab, melihat bahwa pernyataan estimasikanlah dalam hadis ini

    diartikan perhitungkan dengan hisab astronomi. Artinya jika bulan terlindung oleh

    keadaan mendung sehingga tidak dapat dirukyat, maka buatlah perhitungan secara

    astronomi. Jika menurut perhitungan, posisinya sudah tinggi dan memungkinkanterlihat seandainya tidak ada penghalang, maka akhirilah bulan berjalan dan mulailah

    bulan baru. Jadi dalam hadis ini ada isyarat penggunaan hisab.

    e. Argumen pemikiran bahwa rukyat bukanlah merupkana bagian dari ibadah,melainkan hanyalah sarana untuk menentukan bulan kamariah. Oleh karena itu

    apabila ditemukan sarana lebih baik dan lebih memberikan kepastian, dalam hal ini

    hisab, maka digunakanlah sarana tersebut.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    14/80

    KEISTIMEWAAN RAMADHAN

    1. Diturunkan Al-QuranAllah berfirman:

    (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di

    dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan

    penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang

    bathil).(Al-Baqarah [2] : 185)

    2. Lailatul QadrAllah berfirman:

    Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.

    (Al-Qadr [97] : 1)

    3.

    Pada Ramadhan, Setan-setan Dibelenggu, Pinttu-pintu Surga Dibuka, dan Pintu-pintu Neraka Ditutup

    Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda:

    Sesungguhnya, pada setiap kali berbuka, ada orang-orang yang akan Allah

    bebaskan (dari neraka), dan itu pada setiap malam. (HR. Tirmidzi, Ibnu

    Majah, dan lainnya)

    4. Doa Orang yang Berpuasa Akan DikabulkanDiriwayatkan dari Sahl bin Sad, ia berkata: Rasulullah bersabda:

    ,, , Ada tiga macam doa yang dikabulkan; doa orang yang berpuasa, doa orang yang

    terzhalimi, serta doa orang musafir.(HR. Baihaqi dan lainnya)

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    15/80

    5. Puasa Adalah PerisaiPuasa adalah perisai yang digunakan seorang hamba untuk membentengi diri dari

    neraka. Rasulullah bersabdas:

    Puasa merupakan perisai yang digunakan seorang hamba untuk membentengi diridari neraka.(HR. Ahmad)

    6. Secara Khusus, Allah Lebih Mengistimewakan Ibadah Puasa Dibandingkan Ibadahyang Lain

    Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, Allah berfirman:

    Setiap amal anak keturunan Adam adalah untuknya kecuali puasa, karena itu

    untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya.(HR. Bukhari dan Muslim)

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    16/80

    AMALAN-AMALAN TAQWA DI BULAN RAMADHAN

    c. Sahurd. Shalat lima waktu plus shalat sunnah rawatibe. Membaca dan mengkaji kandungan isi al-Quranf. Mendalami hakekat puasa dan mengenal hukum-hukum yang terkait dengannya

    1. Perbuatan-perbuatan yang wajib ditinggalkan dan yang dibolehkan bagi yang berpuasa2. Perusak-perusak puasa3. Hukum Qadha, Kaffarah, dan Fidyah4. Semangat Lailatul Qadar5. Orang-orang yang mendapat rukhsah/keringanan untuk tidak berpuasa6. Dan hukum-hukum lainnya

    g. Banyak berdoah. Banyak berzikiri. Banyak bersedekahj. Memberi makanan untuk buka puasak. Menjaga akal dan hati dari berpikir yang haraml. Menjaga lisanm. Menahan pandangan mata dari memandang sesuatu yang haramn. Menahan pendengaran dari mendengar yang haramo. Menjauhi keseringan tidurp. Menjauhi perbuatan dosa dan yang sia-sia di bulan Ramadhanq. Menyegarkan berbukar. Shalat malam (tarawih) berjamaahs. Beribadah di malam lailatul qadart. Itikaf

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    17/80

    KEUTAMAAN-KEUTAMAAN PUASA

    , ,

    7. Berlipat gandanya pahala puasa berbeda dengan amalan lainnya. Berlipatgandanyapahala puasa tidak terhitung, sementara amalan-amalan lain dilipatgandakan 10 kali

    sampai 700 kali lipat.

    8. Keikhlasan ketika menjalankan puasa melebihi keikhlasan ketika menjalankan amalan-amalannya lainnya. Berdasarkan sabda Rasulullah, di mana Allah berfirman: (Orang

    yang berpuasa) meninggalkan syahwatnya, makannya, minumnya karena Aku.

    9. Allah Taala mengkhususkan amalan puasa bagi-Nya, dan Dia sendiri yang akanmemberikan balasan kepada orang-orang yang berpuasa berdasar sabda Rasulullah,

    di mana Allah berfirman: Puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan

    membalasnya.

    10.Kebahagiaan akan diperoleh oleh orang berpuasa, yaitu kebahagiaan di dunia danakhirat. Kebahagiaan pada waktu berbuka dengan sesuatu yang dibolehkan Allah

    dan kebahagiaan akhirat dengan pahala besar yang telah dipersiapkan Allah

    baginya. Ini termasuk kebahagiaan yang terpuji, suatu kebahagiaan yang dilakukan

    karena ketaatan kepada Allah. Sebagaimana firman Allah Taala:

    ...Katakanlah dengan keutamaan dan rahmat Allah, maka dengan itu hendaknya

    mereka berbahagia.(Yunus [10]:58)

    11.Akibat baik yang ditimbulkan oleh puasa di sisi Allah, yaitu berubahnya bau mulutorang yang berpuasa disebabkan oleh puasanya. Perubahan itu terjadi karena

    ketaatan kepada Allah sehingga ia dicintai oleh-Nya. Rasulullah bersabda: Dan

    sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada Misk.

    12.Allah mengkhususkan orang-orang yang berpuasa dengan suatu pintu di surga, dimana orang lain tidak akan bisa memasukinya. Hal itu sebagai wujud pemuliaan

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    18/80

    terhadap mereka. Sebagaimana hadits yang terdapat di Shohiihain dari Sahl bin

    Saad dari Nabi bersabda:

    ,

    , ,

    Sesungguhnya di surge ada satu pintu yang bernama Ar-Royyan. Orang-orang

    berpuasa akan memasukinya pada hari kiamat, dan orang lain tidak akan bisa

    memasukinya. Dikatakan: Di mana orang-orang berpuasa? Lalu mereka berdiri dan

    masuk (lewat pintu itu). Apabila mereka telah masuk, pintu tersebut ditutup

    sehingga tidak ada seorangpun yang bisa memasukinya.

    13.Puasa akan menjaga pelakunya dari berbagai macam penyakit yang bisamenjangkitinya, menjaganya dari syahwat yang membahayakan, dan dari adzab api

    neraka, sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits yang menerangkan bahwa puasa

    merupakan tameng, yakni tameng yang menjaga pelakunya dari mara bahaya.

    14.Doa orang yang berpuasa mustajab. Ibnu Majah dan Hakim meriwayatkan haditsdari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah bersabda:

    Sesungguhnya doa orang yang berpuasa saat berbuka tidak tertolak.

    Allah Taala juga telah berfirman:

    ...Apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah)

    bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila

    dia memohon kepada-Ku...(Al-Baqarah [2] : 186)

    Hal itu untuk memberi semangat kepada orang-orang yang berpuasa agar

    memperbanyak doa.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    19/80

    15.Puasa akan membuat semua amal perbuatan pelakunya menjadi ibadah.Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud Ath-Thoyalisi dan Baihaqi dari Ibnu

    Umar:

    Diamnya orang berpuasa adalah tasbih, tidurnya ibada, doanya mustajab, dan

    amalnya dilipat gandakan (pahalanya).(Hadits Dhaif)

    16.Puasa adalah bagian dari kesabaran. Iman Tirmidzi dan Ibnu Majah meriwayatkanbahwasanya Nabi bersabda:

    Puasa adalah setengah kesabaran.(Hadits Dhaif)

    Allah telah mengkabarkan bahwasanya orang-orang sabar akan diberi balasan (atas

    apa yang mereka lakukan) tanpa hisab.

    17.Puasa akan menyehatkan jasmani, sebagaimana sabda nabi:

    Berpuasalah, maka kamu akan sehat. Diriwayatkan oleh Ibnu Suni dan Abu

    Nuaim. (Hadits Dhaif)

    Hal itu karena puasa akan menjaga anggota tubuh yang zahir maupun batin, dan

    menghindarinya agar tidak terkontaminasi makanan-makanan yang mengandung

    berbagai macam penyakit.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    20/80

    BERBAGAI KESALAHAN ORANG BERPUASA

    1. Tetap Makan Sahur Sampai Mendengar Lafazh Adzan: Hayya Alash Shalah Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan (agama) kami yang

    bukan berasal darinya, maka itu tertolak.(HR. Bukhari dan Muslim)

    Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang bukan atas dasar perintah kami,

    maka itu tertolak.(HR. Muslim)

    2. Makan Sahur Lebih AwalAnas meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, ia berkata, Kami pernah makan sahur

    bersama Nabi. Setelah itu, beliau bangkit menuju shalat. Aku (Anas) bertanya,

    Berapa lama waktu antara adzan dan makan sahur? Zaid bin Tsabit menjawab,

    Kira-kira selama bacaan 50 ayat.(HR. Bukhari dan Muslim)

    3. Sengaja Minum Saat Adzan SubuhAllah Taala telah mensyariatkan waktu imsak ketika masuk waktu Subuh denganfirman-Nya: ...danmakan dan minumlah hingga terang bagi kalian benang putih

    dari benang hitam, yaitu fajar.(Al-Baqarah [2] : 187).

    Nabi juga bersabda: Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan pada malam

    hari. Maka, makan dan minumlah hingga Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan

    adzan (Subuh).(HR. Bukhari-Muslim)

    , Bila salah seorang di antara kalian mendengar seruan adzan, sedangkan gelas

    minuman masih di tangannya, maka janganlah ia meletakkannya sebelum

    melaksanakan keinginannya untuk minum. (HR. Abu Dawud, Ibnu Jarir,

    Hakim, Baihaqi, dan lainnya. Hadits ini memiliki banyak penguat)

    Berdasarkan firman Allah:

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    21/80

    ...Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam,

    yaitu fajar, kemudian sempurnakanlah puasa sampai(datang) malam.(Al-Baqarah

    [2] : 187)

    Tinggalkanlah sesuatu yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak

    meragukanmu.(HR. Bukhari)

    4. Memajukan Waktu Adzan Subuh

    Muadzin itu dipercaya.(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi dari Abu Hurairah)

    5. Merasa Berdosa Karena Lupa Makan dan Minum Saat BerpuasaNabi bersabda:

    , , Bila salah seorang dari kalian lupa, sehingga ia pun makan dan minum, maka

    hendaklah ia menyempurnakan puasanya. Allah telah memberinya makan dan

    minum.(HR. Bukhari)

    Dalil disempurnakannya puasa karena lupa makan adalah hadits shahih yang

    disabdakan oleh Nabi dan diriwayatkan Abu Hurairah: Bila salah seorang dari

    kalian lupa, sehingga ia pun makan dan minum, maka hendaklah ia menyempurnakan

    puasanya. Allah telah memberinya makan dan minum.(HR. Muslim)

    6. Tidak Mengingatkan Orang Lain yang Makan dan Minum Karena LupaBerdasarkan sabda Nabi: Bila salah seorang dari kalian lupa, sehingga ia pun

    makan dan minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya. Allah telah

    memberinya makan dan minum.(Muttafaqun Alaih)

    Adapun dalil yang menunjukkan kesempurnaan puasa karena lupa makan adalah

    hadits shahih yang disabdakan Nabi dan diriwayatkan Abu Hurairah: Barangsiapa

    terlupa sedasng ia berpuasa sehingga terlanjur makan dan minum, maka hendaklah ia

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    22/80

    menyempurnakan puasanya. Allah telah memberinya makan dan minum. (HR.

    Muslim)

    Ini berdasarkan firman Allah yang menyebutkan orang yang meminta ampun akibat

    lupa, Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami khilaf.

    (Al-Baqarah [2] : 286). Allah pun menjawab, Telah Aku ampuni.

    Barangsiapa di antara kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah ia mengubah

    dengan tangannya. Bila tidak mampu maka hendaklah mengubah dengan lisannya.

    Bila tidak mampu, maka dengan hatinya.(HR. Muslim)

    7. Mengakhirkan Adzan MaghribAllah Taala berfirman:

    ...Apabila waktu malam telah tiba dari sini dan waktu siang telah pergi dari sini dan

    matahari telah terbenam, maka orang yang puasa (boleh) berbuka.(HR. Bukhari

    dan Muslim)

    Sabda Nabi: Apabila waktu malam telah tiba dari sini dan waktu siang telah pergi

    dari sini dan matahari telah terbenam, maka orang yang puasa (boleh) berbuka.

    8. Mengakhirkan BerbukaDiriwayatkan dari Sahl bin Saad bahwa Rasulullah bersabda: Manusia senantiasa

    dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.(HR. Bukhari dan Muslim)Rasulullah juga bersabda:

    Ummatku senantiasa di atas sunnahku selama tidak menunggu munculnya bintang-

    bintang untuk berbuka puasa.(HR. Ibnu Hibban)

    Rasulullah bersabda:

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    23/80

    Agama (Islam) ini akan senantiasa unggul selama pemeluknya menyegarkan

    berbuka, karena yahudi dan nasrani mengakhirkan (berbuka). (HR. Ahmad dan

    Tirmidzi)

    9. Tidak Bersiwak Setelah Matahari Condong ke BaratSebagaimana sabda Nabi:

    , Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, bau mulut orang puasa itu lebih

    wangi di sisi Allah daripada minyak kasturi.(HR. Bukhari dan Muslim)

    10.Merasa Tertekan Karena di Pagi hari Dalam Kondisi JunubAdapun dalil dari Al-Quran adalah firman Allah Taala:

    ...Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah

    untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang

    hitam, yaitu fajar...(Al-Baqarah [2] : 187)

    11.Mengharamkan Hubungan Biologis dengan Istri di Bulan RamadhanAllah Taala berfirman:

    ...Dihalalkan bagi kalian pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri

    kalian; mereka itu adalah pakaian bagi kalian, dan kalian pun adalah pakaian bagi

    mereka...(Al-Baqarah [2] : 187)

    12.Melarang Anak Perempuan yang Masih Kecil untuk Puasa13.Merasa Berat Menggunakan Inai Pada Saat Puasa

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    24/80

    14.Enggan Mencicipi Makanan15.Wanita yang Tidak Menyempurnakan Shalat Fardhu

    Sabda Nabi:

    Keadaan apa pun yang kamu dapati, maka shalatlah. Dan, (rakaat) yang terluput

    darimu, maka sempurnakanlah.(HR. Bukhari dan Muslim)

    16.Sucinya Wanita Nifas Sebelum Genap 40 Hari dan Tidak Berpuasa AtaupunShalat

    17.Wanita yang Telah Suci dari Haid Sebelum Waktu Fajar Namun Belum MandiBesar

    18.Wanita yang Tetap Mengeluarkan Darah Setelah Masa HaidnyaAllah berfirman: Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlha, Haid itu

    adalah suatu kotoran....(Al-Baqarah [2] : 222)

    19.Wanita Memakai Wewangian Waktu Shalat TarawihFirman Allah Taala:

    ...... dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak

    darinya.(An-Nur [24] : 31)

    Nabi bersabda:

    Wanita mana saja yang memakai wewangian, maka janganlah ia menghadiri shalat

    Isyak bersama kami.(HR. Muslim)

    dalam lafazh yang lain disebutkan:

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    25/80

    Wanita mana saja yang memakai wewangian, lalu keluar menuju masjid, maka

    shalatnya tidak akan diterima sebelum mandi dulu.(HR. Ibnu Majah)

    Abu Hurairah berkata, Sesungguhnya, kekasihku, Abu Qasim (Muhammad) telah

    memberitahukan kepadaku, Sesungguhnya tidak akan diterima shalat seorang wanita

    yang memakai minyak wangi yang tidak diperuntukkan bagi suaminya sebelum ia

    mandi layaknya mandi janabat.Karena itu, pergi dan mandilah, lalu kembalilah dan

    silahkan shalat. (HR. Nasai dan Baihaqi. Lihat As-Silsilatush Shahihah, no. 131)

    Sabda Nabi:

    Janganlah kamu larang wanita-wanita itu pergi ke masjid Allah.(HR. Muslim)

    Allah Taala berfirman:

    ... Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak

    darinya.(An-Nur [24] : 31)

    Sabda Nabi:

    Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang pertama dan seburuk-burunya adalah sha

    terakhir. Sedasngkan, sebaik-baik shaf perempuan adalah yang terakhir, dan

    seburuk-buruknya adalah shaf yang pertama.(HR. Muslim)

    20.Melewatkan Shalat Isyak Demi Shalat Tarawih21.Terlalu Cepat Melaksanakan Shalat Tarawih

    ...Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas... (An-

    Nisa [4] : 142)

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    26/80

    Firman Allah:

    Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang

    khusyuk dalam shalatnya.(Al-Mukminun [23] : 1-2)

    22.Rutin Melakukan Qunut dalam Shalat Tarawih23.Menangis Secara Berlebihan dalam Shalat Tarawih

    Allah berfirman:

    Sesungguhnya, orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama

    Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah

    iman mereka (karenanya).(Al-Anfal [8]:2)

    ...

    Allah telah menurunkan perkataan yang palingbaik (yaitu) Al-Quran yang serupa

    (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang. Gemetar karenanya kulit orang-orang yang

    takut kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu

    mengingat Allah...(Az-Zumar [39]:23)

    24.Memanjangkan Doa QunutNabi bersabda:

    , ,

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    27/80

    Apabila di antara kalian mengimami shalat, maka hendaklah ia meringankannya.

    Karena, di antara mereka ada yang lemah, sakit, dan telah tua. Namun, bila kalian

    shalat sendirian, maka silakan memanjangkan sesukanya.(HR. Bukhari dan Muslim)

    Hadits lain menyebutkan:

    , ,

    Sungguh ketika aku mulai shalat dan aku ingin memanjangkannya, maka aku

    mendengar tangisan anak kecil, sehingga aku pun memendekkan shalat karena

    mengetahui adanya kesedihan ibunya atas anaknya.(HR. Bukhari dan Muslim)

    Nabi pernah menyuruh Utsman bin Abi Al-Ash. Beliau bersabda:

    Imamilah kaummu. Barangsiapa mengimami kaum, maka hendaklah meringankannya,

    karena di antara mereka ada yang sudah tua, ada yang sedang sakit, ada yanglemah, dan ada yang memiliki keperluan. Bila shalat sendirian, maka silakan shalat

    sekehendaknya.(HR. Muslim)

    Dalam riwayat lain disebutkan: Kamu adalah imam bagi kaummu. Ukurlah

    kemampuan mereka dengan orang yang paling lemahdi antara mereka.(HR. Abu

    Daud dan Nasai dan sanadnya hasan)

    25.Mengusap Wajah Setelah Berdoa26.Berdoa dengan Suara Keras

    Allah berfirman:

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    28/80

    Berdoalah kepada Rabbmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.

    Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.(Al-Araf

    [7]:55)

    27.Imam Membaca Doa Qunut untuk Dirinya Sendiri28.Memberikan Zakat untuk Anak29.Senantiasa Memberikan Zakat Kepada Orang Tertentu30.Tidak Teliti dalam Mengalokasikan Zakat31.Mewajibkan Puasa Enam Hari pada Bulan Syawal

    Sabda nabi:

    Barangsiapa puasa Ramadhan lalu mengikutinya dengan puasa enam hari pada

    bulan Syawal, maka ia seperti puasa setahun.(HR. Muslim)

    32.Mewajibkan Puasa Enam Hari Bulan Syawal dengan Berturut-turutBerdasarkan hadits:

    Barangsiapa puasa Ramadhan lalu mengikutinya dengan puasa enam hari pada

    bulan Syawal, maka ia seperti puasa setahun.(HR. Muslim)

    33.Tidak Menunaikan Ibadah Haji Karena masih Memiliki Kewajiban Puasa

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    29/80

    A.PERBUATAN YANG DIPERBOLEHKAN BAGI ORANGYANG BERPUASA

    1. Seorang yang Berpuasa Masih dalam Keadaan Junub Ketika Memasuki WaktuShubuh.

    Rasulullah saw pernah memasuki waktu shubuh dalam keadaan junub setelah berjima

    dengan istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa. Dari Aisyah dan Ummu

    Salamah, mereka berkata:

    ((j ))Sesungguhnya Nabi saw masih dalam keadaan junub ketika memasuki waktu fajar

    setelah bersetubuh dengan isterinya. Kemudian beliau mandi dan berpuasa.

    2. Bersiwak bagi Orang yang BerpuasaRasulullah saw bersabda:

    (( ))Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya akan aku perintahkan mereka untuk

    bersiwak pada setiapkali berwudhu.

    3. Berkumur-kumur dan Memasukkan Air ke dalam HidungDiriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa Rasulullah saw berkumur-kumur danmemasukkan air ke dalam hidung (dalam berwudhu), padahal beliau sedang

    berpuasa. Akan tetapi beliau saw mencegah bagi orang yang sedasng berpuasa

    untuk berlebihan dalam berkumur dan ber-istinsyaq (memasukkan air ke hidung)

    ketika berwudhu. Nabi saw bersabda:

    (( ))Bersungguh-sungguhlah dalam memasukkan air ke dalam hidung (ketika berwudhu),

    kecuali engkau sedang berpuasa.

    4. Bermesraan dan Berciuman bagi Orang yang BerpuasaTsabit (riwayat yang shahih) dari Aisyah ra bawah dia berkata:

    Adalah Nabij mencium dan memeluk (istrinya) sedangkan beliau dalam

    keadaan berpuasa. Akan tetapi beliau adalah orang yang paling mampu untuk

    menguasai birahinya.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    30/80

    Sebagaimana masalah ini terdapat di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah

    bin Amr bin Al-Ash, bahwa dia berkata:

    Kami pernah bersama Rasulullahj, kemudian datang seorang pemuda dan

    bertanya: Wahai Rasulullah, bolehkah aku mencium (istriku) ketika sedang

    berpuasa?

    Tidak boleh, jawab beliauj.

    Kemudian datang seorang yang sudah tua dan bertanya:

    Bolehkah aku mencium (istriku) ketika sedang berpuasa?

    Boleh, jawab beliauj.

    Abdullah berkata: Kemudian kami saling memandang.

    Lalu Rasulullah j menjelaskan: Sesungguhnya orang yang sudah tua itu bisamenguasai dirinya.

    5. Donor (Tranfusi) Darah dan Suntikan yang Tidak Dimaksudkan untuk MembuatKenyang.

    Sesungguhnya permasalahan ini bukan termasuk perkara yang membatalkan puasa.

    Lihat keterangannya dalam pembahasan selanjutnya.

    6. BerbekanPada awalnya berbekam itu termasuk perbuatan yang membatalkan puasa kemudiandihapus hukumnya. Dan telah terdapat riwayat dari Nabi j bahwa beliau

    berbekam ketika sedang berpuasa.

    Hadits Ibnu Abbas, bahwa beliauj berkata:

    ((j ))Sesungguhnya Nabijberbekam padahal beliau sedang berpuasa.

    7. Mencicipi MakananDiperbolehkan untuk mencicipi makanan (masakan) dengan syarat makanan itu tidak

    masuk ke dalam kerongkongannya, berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas ra:

    (( ))Tidak mengapa untuk mencicipi cuka atau sesuatu (dari makanan) selama tidak

    masuk dalam kerongkongannya ketika sedang berpuasa.

    8. Tetes Mata, Celak dan Semisalnya yang Masuk ke Mata

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    31/80

    Semua perbuatan ini tidaklah membatalkan puasa, baik ia mendapati rasanya di

    kerongkongan atau tidak. Dan ini pendapat yang dirajihkan (dikuatkan) oleh

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam tulisannya yang bermanfaat: Haqiqatus Shiyam

    dan muridnya yakni Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitabnya yang berbobot:

    Zaadul Maad.

    Imam Al-Bukhari berkata dalam kitab shahihnya: Anas, Al-Hasan dan Ibrahim

    tidak mempermasalahkan celak mata bagi orang yang berpuasa.

    9. Mengguyurkan Air Dingin ke atas Kepala dan MandiImam Al-Bukhari berkata dalam kitab Shahihnya pada Bab: Mandinya orang yang

    sedang puasa:

    Ibnu Umar ra ketika sedang berpuasa membasahi bajunya dan memakainya (supaya

    merasa dingin karena kehausan akibat berpuasa). Adapun Asy-Syabi, beliau masuk

    ke kamar mandi ketika sedang berpuasa. Al-Hasan berkata: Tidak mengapa untuk

    berkumur dan mendinginkan badan bagi orang yang berpuasa.

    Dan nabi j mengguyurkan air ke atas kepalanya ketika sedang berpuasa karena

    haus atau karena udara yang sangat panas.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    32/80

    B. PEMBATAL-PEMBATAL PUASA

    34.Jima, yaitu memasukkan dzakar ke dalam kemaluan wanita. Ini adalah pembatalpuasa yang paling besar dosanya. Jika orang yang berpuasa melakukan jima, maka

    batallah puasanya, baik itu puasa wajib maupun sunnah. Jika seseorang

    melakukkannya pada siang hari bulan Ramadhan ketika sedasng terkena kewajiban

    puasa, maka ia wajib mengqadha dan membayar kaffarat yang besar, yaitu

    membebaskan budak Mukmin. Apabila orang itu mampu melaksanakannya, maka ia

    berpuasa dua bulan berturut-turut, tidak boleh berbuka selain karena udzur syarii,

    seperti bertepatan dengan dua hari raya dan hari-hari tasyriq atau udzur yang dapat

    dirasakan, seperti sakit dan safar tanpa niat berbuka.

    Disebutkan dalam Shahiih Muslim, bahwasanya seorang laki-laki mencampuri

    isterinya ketika Ramadhan, lalu dia meminta fatwa kepada Nabi saw. Beliau

    bersabda:

    :.: ( ):.:

    Apakah engkau mempunyai budak? Laki-laki itu menjawab: Tidak. Beliau

    bertanya lagi: Apakah engkau sanggup berpuasa selama dua bulan (berturut-

    turut)? Dia menjawab lagi: Tidak. Beliau melanjutkan: Kalau begitu, berilah

    makan kepada enam puluh orang miskin. (Hadits ini disebutkan secara panjang

    lebar di dalam ash-Shahiihain)

    35.Mengeluarkan air mani secara sadar dan sengaja, yakni dengan ciuman, sentuhan,masturbasi, dan semisalnya.Disebutkan dalam hadits qudsi:

    Dia meninggalkan makanan, minuman, dan syahwatnya karena Aku. (HR. Al-

    Bukhari)

    Jika ciuman dan sentuhan tidak mengakibatkan keluarnya air mani, maka hal itu tidak

    membatalkan puasa.

    Disebutkan dalam ash-Shahiihain, dari hadits Aisyah ra:

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    33/80

    "j , "Bahwasanya Nabi saw. biasa mencium dan bercumbu meskipun sedang berpuasa.

    Namun, beliau adalah orang yang paling mampu mengendalikan dirinya.

    Bahwasanya Nabijbiasa mencium dan bercumbu meskipun sedang berpuasa.

    Namun, beliau adalah orang yang paling mampu mengendalikan dirinya.

    Disebutkan juga dalam Shahiih Muslim, bahwasanya Umar bin Abi Salamah

    bertanya kepada nabij: Apakah orang yang berpuasa boleh mencium? Nabi

    menjawab:

    j , j! ,

    Bertanyalah kepada orang ini (yaitu Ummu Salamah). Kemudian, Ummu Salamah

    memberitahu bahwa Nabij juga berbuat demikian. Beliaupun bersabda:

    Ingatlah, demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling bertakwa dan

    paling takut kepada Allah.

    Akan tetapi, jika orang yang mencium tadi khawatir terhadap keluarnya air mani

    dengan ciuman dan yang semisalnya atau takut terjerumus dalam jima karena

    ketidakmampuannya menahan syahwat, maka ciuman dan yang semisalnya itu

    menjadi haram baginya.

    Adapun keluarnya air mani karena mimpi dan sekadar berkhayal, tanpa

    merealisasikannya dengan perbuatan, maka hal ini tidak membatalkan puasa. Sebab,

    mimpi itu di luar kehendak orang yang berpuasa, sedangkan berkhayal masih dapat

    ditolerir berdasarkan sabda Nabij:

    Sesungguhnya Allah memaafkan ummatku dari apa-apa yang dibisikkan jiwanya,

    selama ia tidak berbuat atau membicarakannya. (Muttafaq alaih)

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    34/80

    36.Makan dan minum (dengan sengaja), yaitu memasukkan makanan dan minuman kedalam kerongkongan melalui mulut atau hidung, apapun jenis makanan dan minuman

    tersebut.

    Allah swt. berfirman:

    ...

    Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu

    fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam... (QS. Al-

    Baqarah : 187)

    Obat yang dimasukkan melalui hidung juga dihukumi sebagaimana makan dan minum

    berdasarkan hadits Laqith bin Shabarah:

    ,Bersungguh-sungguhlah dalam melakukan istinsyaq, kecuali jika engkau sedang

    berpuasa. (HR. Lima imam ahli hadits. Dishahihkan oleh at-Tirmidzi)

    37.Hal-hal yang semakna dengan makan dan minum.a. Transfusi darah. Misalnya, jika orang yang berpuasa tertimpa kecelakaan

    sehingga kehabisan darah, lalu diadakan transfusi darah, maka puasa orang itu

    telah batal. Sebab, darah adalah hasil dari proses makan dan minum, dan hal itu

    terpenuhi dengan suntikan tersebut

    b. Infus atau injeksi cairan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah yang berfungsisebagai pengganti makan dan minum. Jika orang yang berpuasa

    mengkonsumsinya, maka batallah puasanya. Ia memang tidak makan dan minumsecara hakikat, namun injeksi yang mengandung makanan itu semakna dengan

    keduanya sehingga hukumnya disamakan. Adapun infus yang tidak mengandung

    makanan, hal ini tidak membatalkan puasa, baik melalui otot maupun urat,

    walaupun orang yang diinjeksi merasakan panas di kerongkongannya. Sebab,

    injeksi tersebut bukanlah proses makan dan minum, serta tidak semakna dengan

    keduanya, sehingga hukumnya tidak bisa disamakan.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    35/80

    38.Mengeluarkan darah dengan berbekamRasulullahj bersabda:

    Orang yang membekam dan yang dibekam itu telah batal puasanya. (HR.Ahmad dan Abu Dawud, dari hadits Syaddad bin Aus)

    39.Muntah dengan sengaja, yaitu dengan mengeluarkan makanan dan minuman yangterdapat di lambung melalui mulut.

    Dalilnya adalah sabda Nabij:

    Barang siapa yang muntah tanpa disengaja maka ia tidak wajib mengqadha,sedangkan barang siapa yang muntah dengan sengaja maka hendaklah ia

    mengqadha. (HR. Lima imam ahli hadits, kecuali an-Nasai-i, dan dishahihkan oleh

    al-Hakim).

    40.Keluarnya darah haidh dan nifasDalilnya adalah hadits yang di dalamnya terdapat ucapan Nabij kepada seorangwanita: Bukankah wanita yang sedang haidh tidak melakukan shalat dan puasa?

    Jika wanita melihat darah haidh atau nifas, maka batallah puasanya, baik pada

    waktu siang maupun sesaat sebelum matahari tenggelam. Jika ia merasa bahwa darah

    haidh sudah mulai mengalir, namun tidak sampai keluar hingga terbenamnya

    matahari, maka puasanya tetap sah.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    36/80

    SYARAT-SYARAT PEMBATALAN PUASA

    1. Syarat pertama: Pelakunya mengetahui bahwa semua itu merupakan pembatal puasa.Jika ia tidak mengetahui, maka puasanya tidak batal.

    Allah swt. berfirman:

    ...(Mereka berdoa): Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa

    atau kami tersalah...(QS. Al-Baqarah:286)

    Dalam hadits qudsi disebutkan bahwa Allah berfirman: Aku telah melakukannya

    (mengabulkannya).

    Allah juga berfirman:

    Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang

    ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun

    Lagi Maha Penyayang.(QS. Al-Ahzab:5)

    Contoh lainnya, ia berbuka karena merasa bahwa matahari sudah tenggelam,

    padahal sebenarnya belum. Jika semua itu terjadi maka puasanya tidak batal.

    2. Syarat kedua: Pelakunya melakukan pembatal-pembatal puasa dalam keadaan ingat.Jika ia lupa, maka puasanya tetap sah dan tidak wajib baginya mengqadha,

    berlandaskan ayat yang tadi disebutkan dan berdasarkan riwayat Abu Hurairah ra,

    bahwa nabi bersabdaj:

    , , Barangsiapa yang lupa kalau ia sedang berpuasa, lalu makan dan minum, maka

    hendaklah ia menyempurnakan puasanya, karena Allahlah yang telah memberinya

    makan dan minum.(Muttafaq alaih. Ini adalah lafazh Muslim).

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    37/80

    Barang siapa yang melihat orang yang berpuasa sedang makan dan minum, maka dia

    wajib mengingatkannya. Berdasarkan firman Allah swt:

    ...Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa... (QS.

    Al-Maaidah:2)

    3. Syarat ketiga: Pelakunya dalam kondisi memilih. Maksudnya, ia melakukan pembatalpuasa tersebut berdasarkan keinginan dan pilihan sendiri. Jika ia dipaksa, maka

    puasanya tetap sah sehingga tidak wajib diqadha. Allah swt. telah mengangkat

    hukum dari orang yang mengucapkan perkataan kufur karena dipaksa apabila hatinya

    tetap teguh dalam keimanan:

    Allah berfirman:

    Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah ia beriman (dia mendapat kemurkaan

    Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam

    beriman (dia tidak berdosa). Akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk

    kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab yang besar.

    (QS. An-Nahl: 106)

    Jika Allah mengangkat hukum kekufuran dari orang yang dipaksa untuk

    melakukannya, maka perbuatan lain yang lebih rendah daripada itu tentu lebih utama

    untuk ditolerir dan dimaafkan.

    Nabij bersabda:

    Sesungguhnya Allah mentolerir (memaafkan) ummatku dari kesalahan yang tidak

    disengaja, kelupaan, dan apa-apa yang dipaksakan. (HR. Ibnu Majah dan al-

    Baihaqi. Dihasankan oleh an-Nawawi)

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    38/80

    Jika ada laki-laki yang memaksa isterinya yang sedang berpuasa untuk melakukan

    jima, maka puasa isteri tetap sah dan tidak wajib diqadha. Sungguh tidak halal bagi

    suami untuk memaksa isterinya melakukan jima ketika ia sedang berpuasa, kecuali

    jika puasanya tersebut adalah puasa sunnah, yang dilakukan tanpa izin suaminya

    yang ketika itu tengah berada di rumah.

    Sekiranya ada debu atau dzat-dzat lain masuk ke dalam kerongkongan, tanpa

    sepengetahuan orang yang berpuasa, maka puasanya tetap sah dan tidak wajib

    diqadha. Demikian juga untuk air yang tertelan ketika berkumur dan istinsyaq

    (menghirup air ke dalam hidung).

    Mencicipi makanan, jika tidak sampai tertelan, tidak membatalkan puasa. Demikian

    pula dengan mencium minyak wangi dan bukhur semacam gaharu (dupa, atau

    kemenyan). Namun, orang yang berpuasa hendaklah tidak menghirup asap bukhur.

    Sebab ia mengandung berbagai zat yang mungkin terbawa masuk ke dalam lambung.

    Berkumur-kumur dan istinsyaq juga tidak membatalkan puasa. Namun, hendaklah ia

    tidak sungguh-sungguh dalam istinsyaq karena bisa jadi kerongkongannya masuk air.

    Diriwayatkan dari Laqith bin Shabarah, bahwasanya Nabij bersabda:

    Sempurnakanlah wudhu, sela-selalah di antara jari-jarimu, dan bersungguh-

    sungguhlah dalam istinsyaq, kecuali jika kamu sedang berpuasa. (HR. Abu Dawud

    dan an-Nasai-i. Dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

    Perkara lainnya yang tidak membatalkan puasa adalah bersiwak. Bahkan, hal itu

    disunnahkan, baik dikerjakan pada siang ataupun sore hari. Dalam hal ini, tidak ada

    perbedaan antara orang yang berpuasa dan orang yang berbuka.

    Nabij bersabda:

    Seandainya tidak memberatkan ummatku, niscaya aku akan memerintahkan mereka

    bersiwak pada setiap shalat.(HR. Al-Jamaah)

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    39/80

    Amir bin Rabiah berkata:

    " j "Tidak terhitung jumlahnya aku melihat Nabijbersiwak ketika sedang berpuasa.

    (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi)

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    40/80

    C. ORANG-ORANG YANG MENDAPAT RUKHSAH

    (KERINGANAN) UNTUK TIDAK BERPUASA

    A. MUSAFIRDi dalam hadits-hadits yang shahih diterangkan bahwa musafir (orang yang

    bepergian) bisa memilih antara berpuasa dan tidak berpuasa. Dan kita tidak lupa

    bahwa rahmat Allah ini telah disebutkan dalam Al-Quran. Allah swt. berfirman:

    Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah

    baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain.

    Allah menghendaki kemudahan bagimudan tidak menghendaki kesukaran bagimu.

    (Al-Baqarah: 185)

    Hamzah bin Amr Al-Aslami bertanya kepada Rasulullah:

    - j

    : Apakah aku (diwajibkan) berpuasa ketika sedang bepergian? dan Hamzah ini

    adalah seorang yang banyak berpuasa-, maka Rasulullahj bersabda kepadanya:

    Berpuasalah jika engkau mau dan berbukalah jika engkau mau.

    Dan dari Anas bin Malik ra, bahwa dia berkata:

    j

    Aku pernah bepergian bersama Rasulullahj di bulan Ramadhan, maka orang

    yang berpuasa tidak mencela yang tidak berpuasa dan orang yang tidak berpuasa

    tidak mencela orang yang berpuasa.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    41/80

    Di dalam hadits-hadits di atas menerangkan bolehnya memilih dan tidak

    menjelaskan mana yang lebih utama. Akan tetapi, lebih utama adalah tidak berpuasa

    (ketika bepergian) berdasarkan hadits yang umum, bahwa Rasulullah bersabda:

    Sesungguhnya Allah menyukai kalau keringanan dari-Nya dilaksanakan,

    sebagaimanan Ia membenci jika perbuatan mendurhakai-Nya dilaksanakan.

    Dalam sebuah riwayat:

    Sebagaimana Allah mencintai apabila perintah-Nya dilaksanakan.

    Akan tetapi mungkin hal ini di-taqyid (dibatasi) bagi orang yang tidak

    berhalangan dalam mengqadha dan melaksanakannya, agar keringanan itu tidak

    kembali kepadanya karena akan menyelisihi maksud dan tujuannya. Dan hal ini telah

    dijelaskan dengan penjelasan yang gamblang sekali dalam riwayat dari Abu Said

    Al-Khudri ra:

    ,, Dan para sahabat mempunyai permahaman bahwa bagi orang yang kuat maka dia

    puasa dan itu baik, dan bagi yang lemah maka dia tidak berpuasa dan itu pun juga

    baik.

    Ketahuilah bahwasanya puasa dalam safar jika memberatkan bagi hamba, maka

    itu bukan termasuk kebaikan sama sekali, bahkan berbuka itu lebih utama dan lebih

    dicintai Allah. Hal ini dikuatkan dengan riwayat yang tidak hanya berasal dari satu

    sahabat, bahwa Nabi bersabda:

    Bukan termasuk kebajikan berpuasa di dalam safar.

    Peringatan:

    Sebagian orang menyatakan bahwa berbuka pada zaman sekarang ini ketika

    sedang bepergian tidak diperbolehkan. Sehingga mereka mencela orang yang

    mengambil keringanan dari Allah ini, atau (menyatakan) bahwa berpuasa lebih

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    42/80

    utama karena kemudahan transportasi dan kenyamanannya. Kepada mereka ini, kita

    sampaikan firman Allah:

    Dan tidaklah Tuhanmu lupa.(Maryam: 64)

    Dan firman-Nya:

    Dan Allah adalah Dzat yang Maha Mengetahui sedangkan kalian tidak

    mengetahui.(Al-Baqarah: 232)

    Dan juga firman Allah yang menyebutkan keringanan untuk berbuka ketika safar:

    Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.

    (Al-Baqarah: 185)

    Keringanan dan kemudahan bagi musafir adalah perkara yang dikehendaki oleh

    Allah dan itu merupakan salah satu tujuan syariat yang mulia. Cukuplah bagimu

    bahwa yang telah membuat syariat agama adalah Sang Pencipta waktu, tempat dan

    manusia. Dia Maha Mengetahui tentang kebutuhan manusia dan apa yang dapat

    membawa kebaikan bagi mereka serta apa yang baik bagi mereka. Allah swt.

    berfirman:

    Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan

    rahasiakan) dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?(Al-Mulk: 14)Kita sebutkan ayat-ayat ini, agar seorang muslim mengetahui bahwa ketika

    Allah dan Rasul-Nya menetapkan suatu perkara, maka tidak ada pilihan lain dalam

    perkara tersebut, kecuali melaksanakannya bersama hamba-hamba Allah yang

    beriman dan taat, yang mana mereka tidak mendahului Allah dan Rasul-Nya.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    43/80

    Kami mendengar dan kami taat, ampunilah kami wahai Tuhan kami. Dan hanya

    kepadamu tempat kembali.(Al-Baqarah: 285)

    B. ORANG YANG SAKITAllah membolehkan bagi orang yang sakit untuk berbuka sebagai rahmat

    baginya dan kemudahan atasnya. Dan orang yang sakit yang dibolehkan untuk

    berbuka adalah yang jika ia berpuasa akan membawa kemadharatan atau menambah

    sakitnya atau juga dikhawatirkan akan memperlama proses penyembuhan.

    C. WANITA YANG HAIDH DAN NIFASPara ahli ilmu telah ijma (sepakat) bahwa wanita haidh dan nifas tidak halal

    untuk berpuasa, dan keduanya wajib berbuka dan mengqadha pada hari lain. Jika

    keduanya tetap berpuasa, maka tidak akan mendapat pahala.

    D. LELAKI TUA RENTA DAN WANITA YANG LEMAHIbnu Abbas ra. berkata:

    Lelaki dan perempuan tua yang tidak mampu berpuasa, maka harus memberi

    makan setiap harinya satu orang miskin.

    Ad-Daruquthni telah mengeluarkan atsar ini (2/207) dan menshahihkannya

    dari jalan Manshur dari Mujahid dari Ibnu Abbas. Ketika Ibnu Abbas membaca

    ayat:

    Dan bagi orang-orang yang merasa keberatan menunaikan puasa, wajib baginya

    mengeluarkan fidyah dengan memberi makan kepada fakir miskin. (Al-Baqarah:

    184)

    Kemudian beliau ra. berkata:

    Yang dimaksud ayat ini adalah bagi orang tua renta yang tidak lagi mampu

    berpuasa, maka dia berbuka dan memberi makan setiap harinya satu orang miskin

    dengan setengah shabiji gandum.

    Abu Hurairah ra. berkata:

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    44/80

    Barang siapa yang mencapai umur tua lalu tidak mampu berpuasa di bulan

    Ramadhan, maka wajib baginya untuk mengeluarkan satu mud gandum setiap

    harinya.

    Dan Anas bin Malik ra. ketika mencapai usia tua dan merasa lemah berpuasa

    pada satu tahun, maka dia membuat satu mangkuk besar tsarid (roti yang

    dimasukkan kuah) lalu mengundang tiga puluh orang miskin sampai mereka kenyang.

    E. WANITA HAMIL DAN MENYUSUITermasuk besarnya rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya yang lemah

    adalah memberi keringanan bagi mereka untuk tidak berpuasa. Dan di antara mereka

    adalah wanita yang hamil dan menyusui.

    Dari Anas bin Malik, dia berkata:

    Pada suatu hari kuda Rasulullah saw beringas kepada kami, maka aku

    mendatangi Rasulullah saw dan aku mendapatinya sedang makan. Kemudian beliau

    berkata: Mendekatlah dan makanlah.

    Aku sedang berpuasa, jawabku.

    Lalu Rasulullah berkata: Mendekatlah, akan aku memberitahumu tentang puasa.

    Sesungguhnya Allah swt. telah memberi keringanan separuh shalat (qashar) dan

    puasa (yakni boleh berbuka) bagi musafir, wanita hamil dan menyusui.

    Anas berkata: Demi Allah, sungguh Nabi saw. telah mengatakan keduanya atau

    salah satunya. Duhai menyesalkan diriku, karena akut tidak makan makanan Nabi.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    45/80

    D. BERBUKA

    A. WAKTU BERBUKABerkaitan dengan waktu berbuka puasa, Allah swt. berfirman:

    Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam.(Al-Baqarah: 187)

    Rasulullah menafsirkan ayat di atas dengan datangnya malam, perginya siang,

    dan hilangnya bulatan matahari. Dan telah kami sampaikan dalil-dalil yang membuat

    hati seorang muslim yang ittiba (mengikuti) terhadap sunnah Rasulullah menjadi

    tenang.

    Abdurrazzaq telah mengeluarkan dalam Al-Mushannaf(7591) dnegan sanad

    yang dishahihkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Al-Fath (4/199) dan Al-

    Haitsami dalam Majma Az-Zawaid (3/154) dari Amr bin Maimun Al-Audi

    bahwa dia berkata:

    Para sahabat Nabi Muhammad saw. adalah orang yang paling cepat berbuka dan

    paling akhir sahurnya.

    B. MENYEGERAKAN BERBUKAWahai saudara seiman, wajib bagi kita untuk berbuka jika matahari telah

    terbenam dan tidak menghiraukan warna merah yang mencolok yang berada di ufuk.

    Karena dalam hal ini ada sunnah Rasulmu saw. dalam rangka menyelisihi Yahudi dan

    Nasrani, karena mereka mengakhirkan berbuka dalam janga waktu yang lama, yaitu

    sampai munculnya bintang-bintang.

    Dengan demikian kita ber-ittiba kepada jalan dan sunnah Rasulullah,

    mengamalkan ilmu-ilmu agama, dan merasa mulia dengan apa yang kita berada di

    atasnya, berupa petunjuk yang kita harapkan semoga diatasnyalah berkumpul

    manusia dan jin. Dan berikut in akan dijelaskan tentang menyegerakan berbuka puasa

    dan keutamaannya dalam hadits-hadits Nabi saw.

    1.Menyegerakan berbuka akan memperoleh kebaikanDari Sahal bin Saad, ia berkata: bahwa Rasulullah saw bersabda:

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    46/80

    Senantiasa manusia berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan

    berbuka.

    2.Menyegerakan berbuka termasuk Sunnah RasulullahJika umat Islam menyegerakan berbuka puasa, maka sungguh mereka telah

    berada di atas sunnah Rasulullah saw. dan manhaj salafus shalih. Mereka tidak

    akan tersesat dengan izin Allah, selama mereka berpegang di atasnya dengan

    benar dan menjahui dari segala yang mengubah tata cara sunnah yang diajarkan

    oleh Rasulullah saw.

    Dari Sahal bin Saad ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:

    Senantiasa umatku berada di atas sunnahku selama mereka tidak menunggu

    munculnya bintang-bintang untuk berbuka.

    3.Menyegerakan berbuka berarti menyelisihi Yahudi dan NasraniApabila kaum muslimin dalam keadaan baik karena mereka menempuh jalan

    Rasulnya dan menjaga sunnahnya, maka Islam akan tetap jaya dan menang serta

    tidak akan ditimpa bahaya dari orang-orang yang menyelisihinya. Sehingga

    jadilah umat Islam ini sebagai pelita yang diharapkan cahayanya di kegelapan,

    sebagai panutan yang baik untuk diikuti. Mereka tidak akan mengekor kepada

    masyarakat barat atau timur dan tidak akan mengikuti budayanya yang meneylisihi

    syariat.

    Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Bahwa Nabi saw bersabda: , Senantiasa agama ini akan jaya selama manusia menyegerakan berbuka, karena

    Yahudi dan Nasrani biasa mengakhirkannya.

    Menurut Syaikh Ali dan Syaikh Salim: di dalam hadits-hadits di atas terdapat

    faedah-faedah yang banyak dan catatan-catatan yang penting lagi menjelaskan

    yaitu:

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    47/80

    Pertama:

    Tetapnya agama ini dalam keadaan menang dan berkibar benderanya, yang

    terpancang dengan sikap penyelisihan terhadap orang-orang sebelum kita dari

    kalangan Ahli kitab. Dan dalam hal ini ada penjelasan bagi umat Islam, bahwa

    mereka akan mendapat kebaikan dengan segala aspeknya, jika mereka tetap

    menjadi umat yang terbedakan secara rabbani, tidak kebarat-baratan atau

    ketimuran. Jika umat ini melakukan hal itu, tinggallah mereka seperti tahi lalat

    yang ada di antara umat, sehingga mata akan tertuju kepadanya dan hati akan

    cenderung kepadanya. Semua ini tidak akan terjadi kecuali hanya dengan

    mengembalikan Islam kepada Al-Kitab dan As-Sunnah, serta aqidah dan

    manhajnya.

    Kedua:

    Berpegang teguh dengan Islam harus secara menyeluruh, berdasarkan firman

    Allah swt.:

    Wahai orang-orang yang berimanmasuklah ke dalam Islam secara keseluruhan.

    (Al-Baqarah: 208)

    Sehingga berdasarkan ayat ini, maka orang-orang yang membagi Islam

    kepada kulit dan isi adalah pembagian yang bidah jahiliyah di zaman ini.

    Mereka bertujuan untuk mengacaukan pikiran kaum muslimin dan memasukkan

    mereka ke dalam perkara-perkara yang tidak ada asalnya dalam agama. Bahkan

    ujung-ujungnya adalah mengikuti orang-orang yang dimurkai Allah yang mereka

    beriman dengan sebagian kitab dan mengingkari sebagian yang lain dan mereka

    adalah orang-orang yang kita telah diperintahkan untuk menyelisihinya secara

    menyeluruh. Dan engkau telah tahu buah daripada menyelisihi Yahudi dan

    Nasrani yaitu bahwa agama ini akan tetap menang dan mulia.

    Ketiga:

    Berdakwah kepada Allah dan memperingatkan kaum mukminin untuk tidak

    terpisah dari ikatannya (yakni Al-Quran dan As-Sunnah) serta terjerumus

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    48/80

    dalam perkara-perkara yang baru (bidah) yang besar yang telah terpateri di

    dalam hati sebagian umat Islam. Sehingga tidak menjadikan kita membeda-

    bedakan diantara syiar-syiar agama Allah dan tidak mengajak kita untuk

    mengutamakan sebagian yang satu dengan sebagian yang lain, meringankan yang

    satu dengan sebagian yang lainnya. Lalu kita akan mengatakan sebagaimana

    mayoritas mereka berkata: Ini adalah perkara-perkara yang dangkal, cabang,

    kontradiktif, dan kabur yang wajib kita tinggalkan dan kita mengkonsentrasikan

    kesungguhan kita kepada perkara yang besar yang telah mencerai beraikan

    barisan kaum muslimin dan memisah-misahkan langkah kita.

    Wahai saudara sesama muslim dimana kita akan menyeru kepada agama

    Allah di atas ilmu dan keyakinan sungguh kita telah mengetahui dari hadits-hadits

    yang mulia, bahwa tetapnya agama dalam keadaan jaya apabila kaum muslimin

    menyegerakan berbuka puasa dengan terbenamnya bulatan matahari.

    Hendaklah bertakwa kepada Allah bagi orang-orang yang menyangka

    bahwa berbuka puasa ketika terbenamnya matahari adalah suatu fitnah. Dan

    dakwah kepada menghidupkan sunnah adalah dakwah kepada kesesatan,

    kebodohan, dan menjauhkan kaum muslimin dari agama mereka. Atau

    mengatakan bahwa dakwah tersebut tidak lurus dan tidak mungkin kaum muslimin

    bisa berkumpul di atasnya, karena dakwah itu merupakan perkara-perkara cabang

    khilafiyahatau merupakan kulit (sesuatu yang tidak berguna)! Maka tidak ada

    daya dan kekuatan yang hak kecuali dengan pertolongan Allah.

    4.Berbuka sebelum shalat MaghribRasulullah saw biasanya berbuka sebelum shalat, karena menyegerakan berbuka

    merupakan akhlaknya para Nabi. Dari Abu Darda ra, ia berkata: Rasulullah

    bersabda:

    : , ,

    Tiga perkara yang merupakan akhlaknya para Nabi, yaitu menyegerakan

    berbuka, mengakhirkan sahur, dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di

    dalam shalat.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    49/80

    C. MAKANAN YANG DISUNNAHKAN KETIKA BERBUKA PUASARasulullah menganjurkan berbuka puasa dengan tamr(kurma matang) dan jika tidak

    mendapatinya boleh dengan air. Ini adalah bentuk kasih sayang beliau, semangat

    beliau yang sempurna untuk menunjukkan kebaikan kepada umat beliau dan sekaligus

    sebagai nasehat untuk mereka.

    Allah swt Rabb semesta alam yang telah mengutus Muhammad sebagai rahmat

    untuk segenap alam semesta berfirman:

    Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa

    olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,

    Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. (At-Taubah:

    128)

    Adapun berbuka puasa dengan makna kurma, maka dengan memberikan

    sesuatu yang manis kepada perut yang kosong, tubuh akan lebih siap menerimanya

    dan organ tubuh akan mendapatkan manfaat dengannya sehingga badan terasa sehat

    dan akan bertambah kuat. Sedangkan berbuka dengan air, tubuh yang pada saat

    berpuasa terasa kering akan merasa basah sehingga sempurnalah manfaatnya makanan

    yang di makan.

    Dan ketahuilah wahai hamba Allah yang taat, bahwa kurma itu memiliki

    barakah dan kekhususan. Demikian pula air, ia memiliki efek yang positif terhadap

    hati dan mensucikannya. Dan tidak ada yang mengetahuinya kecuali orang-orang

    yang ittiba(mengikuti) tuntunan Rasulullah saw.

    Anas bin Malik ra. berkata:

    j , ,,

    Nabij biasa berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum beliau shalat. Jika

    tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma matang, dan jika tidak

    ada tamr, maka beliau meneguk seteguk air.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    50/80

    D. DOA BERBUKA PUASABerdoalah kepada Allah dalam keadaan kita merasa yakin dan dikabulkan, dan

    sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai lagi main-main.

    Berdoalah kepada-Nya dengan sesuatu yang engkau inginkan dari doa-doa yang

    baik, semoga kita mendapatkan dua kebaikan di dunia dan di akhirat.

    Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Nabij bersabda:

    :, , Ada tiga jenis doa yang dikabulkan, yaitu doa orang yang berpuasa, doa orang

    yang didzalimi, dan doa orang yang bepergian.

    Dan doa yang dibaca ketika berbuka puasa tidak akan tertolak, berdasarkan hadits

    Abu Hurairah bahwa Nabij bersabda:

    : ,, Ada tiga orang yang tidak akan tertolak doa mereka, yaitu doa orang yang

    berpuasa ketika sedang berbuka, doa seorang imam yang adil, dan doa orang yang

    terdzalimi.

    Dan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash ra, ia berkata: Rasulullahj bersabda:

    Sungguh bagi orang yang berpuasa itu memiliki doa yang tidak akan tertolak ketika

    berbuka.

    Dan doa yang paling utama dibaca adalah doa yang matsur(yang diajarkan) dari

    Rasulullah. Beliauj biasa berdoa menjelang berbuka:

    Telah hilang dahagaku, telah basak urat-uratku, dan telah tetap pahala insya

    Allah.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    51/80

    E. MEMBERI MAKAN ORANG YANG BERPUASAMemberi makan kepada orang yang berpuasa terdapat pahala yang agung dan

    kebaikan yang melimpah ruah. Nabij bersabda:

    Barang siapa yang memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka ia akan

    mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun

    pahala orang yang berpuasa tersebut.

    Apabila seorang muslim yang sedang berpuasa diundang makan, wajib baginya

    untuk memenuhi undangan tersebut. Karena barang siapa yang tidak memenuhi

    undangan tersebut, maka sungguh ia telah mendurhakai Abul Qasim j. Dansemestinya ia meyakini bahwa yang demikian itu sedikitpun tidak menyia-nyiakan

    kebaikannya dan tidak mengurangi sedikit pun pahalanya.

    Disukai bagi yang diundang makan untuk mendoakan kebaikan kepada si

    pengundang setelah selesai makan, sebagaimana hal ini telah dijelaskan oleh Nabi.

    Beliauj bersabda:

    Orang-orang yang baik telah memakan makananmu dan para malaikat telah

    bershalawat kepadamu serta orang-orang yang berpuasa telah berbuka di rumahmu.

    Dan doa yang diajarkan nabij itu bermacam-macam diantaranya:

    Ya Allah, berilah makan kepada orang yang telah memberi makan kepadaku dan

    berilah minum kepada orang yang telah memberi minum kepadaku.

    Ya Allah, ampunilah mereka, sayangilah mereka, dan berkahilah terhadap apa yang

    telah Engkau rizkikan kepada mereka.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    52/80

    E. SAHUR

    A. HIKMAH SAHURAllah swt. telah mewajibkan kepada kita untuk berpuasa di bulan Ramadhan,

    sebagaimana yang telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kita dari kalangan Ahli

    Kitab.

    Allah berfirman:

    Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana

    diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Al-Baqarah:

    183)

    Dari Amr bin Al-Ash, ia berkata: Bahwa Rasulullah bersabda:

    (( ))

    Pembeda antara puasa kita dengan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur.

    B. KEUTAMAAN-KEUTAMAAN SAHURSahur mendatangkan barakah

    Dari Salman Al-Farisi, bahwa dia berkata: Rasulullah bersabda:

    (( : ))Barakah itu ada dalam tiga hal, yaitu al-jamaah, tsarid dan makan sahur.

    Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda:

    (( ))Sesungguhnya Allah telah menjadikan keberkahan di dalam makan sahur dan alat

    timbangan.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    53/80

    Dari Abdullah bin Al-Harits dari seorang sahabat Rasulullah, bahwa dia bersabda:

    Aku masuk menemui Nabi dan beliau sedang makan sahur, lalu beliau bersabda:

    (( ))

    Sesungguhnya sahur ini adalah suatu barakah yang Allah berikan kepada kalian,maka janganlah ditinggalkan.

    Hal ini terdapat juga dalam hadits Al-Irbad bin Sariyah dan Abu Darda:

    ((: ))Mari kita nikmati makanan yang penuh berkah ini, yakni makan sahur.

    Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang yang sahur

    Barakah makan sahur yang paling agung adalah Allah akan memberi ampunan dan

    mencurahkan rahmat-Nya kepada orang-orang yang sahur. Sedangkan para malaikat

    Arrahman memohon ampunan dan maaf kepada Allah atas kesalahan-kesalahan

    mereka, supaya mereka menjadi orang-orang yang dibebaskan oleh Allah di dalam

    bulan (yang diturunkan) Al-Quran tersebut. Dari Abu Said Al-Khudri, bahwa

    dia berkata: Rasulullah bersabda:

    (( , , ))

    Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Maka janganlah kalian tinggalkan makan

    sahur itu, walaupun hanya dengan seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para

    malaikat-Nya bershalawat atas orang yang makan sahur.

    Sahur bagi orang beriman paling utama adalah kurma. Beliau bersabda:

    (())Sebaik-baik sahurnyaorang mukmin adalah kurma.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    54/80

    C. MENGAKHIRKAN SAHURDisunnahkan untuk mengakhirkan makan sahur sampai mendekati fajar.

    Anas bin Malik meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, bahwa ia berkata:

    (( , ,: : ))Kami makan sahur bersama Rasulullah, kemudian beliau beranjak untuk melakukan

    shalat. Aku (Anas) bertanya: Berapa jarak waktu antara adzan dengan

    sahurnya? Zaidbin Tsabit menjawab: Sekitar lima puluh ayat.

    D. HUKUM MAKAN SAHURRasulullah telah memerintahkan dengan perintah yang ditekankan bahwa barang

    siapa yang hendak berpuasa hendaknya ia bersahur. Beliau bersabda:

    Barangsiapa yang ingin berpuasa, hendaknya ia bersahur dengan sesuatu.

    Bersahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur mengandung keberkahan.

    Kemudian Rasulullah menjelaskan nilai dari sahur bagi umatnya. Beliau bersabda:

    Pembeda antara puasa kita dengan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur.

    Dan beliau melarang seseorang meninggalkan sahur dengan sabdanya:

    ,, ,

    Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Maka janganlah kalian tinggalkan makan

    sahur itu, walaupun hanya dengan seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para

    malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang sahur.

    Bersahurlah kalian walaupun dengan seteguk air.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    55/80

    Kami (Syaikh Ali dan Syaikh Salim) katakan:

    Kalau kita mengamati hadits-hadits Nabi, maka kita akan menemukan bahwa

    perintah Nabi di sini ditekankan dengan penekanan yang dianjurkan, disebabkan

    dari tiga sisi, yaitu:

    a. Perintah untuk makan sahur.b. Bahwa sahur itu merupakan syiar puasanya kaum muslimin dan membedakan

    dengan puasanya Ahli Kitab.

    c. Larangan untuk meninggalkan sahur.Dan itu merupakan qarinah(indikasi) yang kuat dan dalil-dalil yang jelas. Bahkan

    Al-Hafizh Ibnu Hajar telah menukilkan dalam kitabnya Fathul Bari (4/139)tentang

    ijma (kesepakatan para ulama) atas dianjurkan dan mustahab-nya makan sahur.

    Wallahu Alam.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    56/80

    F. FIDYAH DI DALAM PUASA

    Allah telah menurunkan kewajiban puasa kepada NabiNya yang mulia pada

    tahun kedua Hijriyah. Puasa pertama kali diwajibkan dengan takhyir (bersifat pilihan).

    Barangsiapa yang mau, maka dia berpuasa. Dan barangsiapa yang tidak berkehendak,

    maka dia boleh tidak berpuasa, akan tetapi dia membayar fidyah. Kemudian hukum

    tersebut dihapus, dan bagi seluruh orang beriman yang menjumpai bulan Ramadhan

    diperintahkan untuk berpuasa.

    Pada zaman sekarang ini, ada sebagaian orang yang beranggapan bahwa

    seseorang boleh tidak berpuasa meskipun sama sekali tidak ada udzur, asalkan dia

    mengganti dengan membayar fidyah. Jelas hal ini tidak dibenarkan dalam agama kita.

    A.DEFINISI FIDYAHFidyah ( ) atau fidaa ( ) atau fida ( ) adalah satu makna. Yang

    artinya apabila dia memberikan tebusan kepada seseorang, maka orang tersebut akan

    menyelamatkannya.

    Di dalam kitab-kitab fiqih, fidyah, dikenal dengan istilah itham, yang

    artinya memberi makan. Adapun fidyahyang akan kita bahas di sini adalah, sesuatu

    yang harus diberikan kepada orang miskin, berupa makanan, sebagai penggantikarena dia meninggalkan puasa.

    B.TAFSIR AYAT TENTANG FIDYAHAllah telah menyebutkan tentang fidyah dalam KitabNya Yang Mulia.

    Sebagaimana Allah swt. berfirman:

    Maka barangsiapa di antara kalian yang sakit atau dalam bepergian (di bulan

    Ramadhan), wajib baginya untuk mengganti pada hari-hari yang lain. Dan wajib

    bagi orang yang mampu berpuasa tapi tidak mengerjakannya), untuk membayar

    fidyah dengan memberi makan kepada seorang miskin. Barangsiapa yang berbuat

    baik ketika membayar fidyah (kepada miskin yang lain) maka itu lebih baik baginya,

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    57/80

    dan apabila kalian berpuasa itu lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahui. (QS.

    Al-Baqarah: 184).

    Ulama telah berbeda pendapat dalam hal firman Allah:

    (Dan wajib bagi orang mampu berpuasa (tapi tidak mengerjakannya), maka dia

    membayar fidyah dengan memberi makan kepada seorang miskin).

    Apakah ayat ini muhkamahatau mansukhah?

    Jumhur ulama berpendapat, bahwa ayat ini merupakan rukhshahketika pertama kali

    diwajibkan puasa, karena puasa telah memberatkan mereka. Dahulu, orang yang

    telah memberikan makan kepada seorang miskin, maka dia tidak berpuasa pada hari

    itu, meskipun dia mampu mengerjakannya, sebagaimana disebutkan dalam hadits

    Bukhari dan Muslim dari Salamah bin Akwa, kemudian ayat ini telah dimansukh

    dengan firman Allah:

    (Maka barangsiapa di antara kalian yang menyaksikan bulan Ramadhan, maka

    hendaklah dia berpuasaAl-Baqarah ayat 185)

    Telah diriwayatkan dari sebagai ahli ilmu, bahwa ayat di atas tidak dimansukh,

    akan tetapi sebagai rukhshah, khususnya untuk orang-orang tua dan orang yang

    lemah, apabila mereka tidak mampu mengerjakan puasa kecuali dengan susah payah.

    Makna ini sesuai dengan bacaan tasydid yakni . artinya, bagi orang yang

    merasa berat untuk mengerjakannya.

    Dari Atha, sesungguhnya dia mendengar Ibnu Abbas membaca ayat:

    Tentang ayat ini, Ibnu Abbas berkata: Ayat ini tidaklah dimansukh. Yang

    dimaksud ialah orang tua laki-laki dan wanita, yang keduanya tidak mampu untuk

    berpuasa, maka ia memberi makan untuk satu hari kepada satu orang miskin.

    Berkata Syaikh Abdur Rahman As Sadi di dalam tafsirnya: Dan ada

    pendapat yang lain, bahwa ayat:

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    58/80

    Maksudnya mereka yang berasa terbebani dengan puasa dan memberatkan mereka,

    sehingga tidak mampu mengerjakannya, seperti seorang yang sudah tua; maka dia

    membayar fidyahuntuk setiap hari membayar makan kepada satu orang miskin dan

    ini adalah pendapat yang benar.

    Syaikh Muhammab bin Shalih Al Utsaimin berkata: Penafsiran Ibnu Abbas

    dalam ayat ini menunjukkan kedalaman fikihnya, karena cara pengambilan dalil dari

    ayat ini: bahwa Allah menjadikan fidyah sebagai pengganti dari puasa bagi orang

    yang mampu untuk berpuasa, jika dia mau maka dia berpuasa; dan jika tidak, maka

    dia berbuka dan membayar fidyah. Kemudian hukum ini dihapus, sehingga

    mewajibkan bagi setiap orang untuk berpuasa. Maka ketika seseorang tidak mampu

    untuk berpuasa, yang wajib baginya adalah penggantinya, yaitu fidyah.

    C. ORANG-ORANG YANG DIWAJIBKAN UNTUK MEMBAYARFIDYAH

    1.Orang yang tua (jompo) laki-laki dan wanita yang merasa berat apabilaberpuasa. Maka ia diperbolehkan untuk berbuka, dan wajib bagi mereka untuk

    memberi makan setiap hari kepada satu orang miskin. Ini merupakan pendapat

    Ali, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Anas, Said bin Jubair, Abu Hanifah, Ats

    Tsauri dan Auzai.

    2.Orang sakit yang tidak diharapkan kesembuhannya. Seperti penyakit yangmenahun atau penyakit ganas, seperti kanker dan yang semisalnya.

    Telah gugur kewajiban untuk berpuasa dari dua kelompok ini, berdasarkan

    dua hal. Pertama, karena mereka tidak mampu untuk mengerjakannya. Kedua,

    apa yang telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat fidyah

    seperti yang telah dijelaskan di muka.

    Masalah: Apabila orang sakit yang tidak diharapkan sembuh ini, setelah

    dia membayar fidyahkemudian Allah menakdirkannya sembuh kembali, apa yang

    harus dia lakukan?

    Jawab: Tidak wajib baginya untuk mengqadha puasa yang telah ia

    tinggalkan, karena kewajiban baginya ketika itu adalah membayar fidyah,

    sedangkan dia telah melaksanakannya. Oleh karena itu, dia telah terbebas dari

    kewajibannya, sehingga menjadi gugur kewajibannya untuk berpuasa.

    Ada beberapa orang yang diperselisihkan oleh para ulama, apakah mereka

    membayar fidyah atau tidak. Mereka, di antaranya ialah:

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    59/80

    1.Wanita hamil dan wanita yang menyusuiBagi wanita hamil dan wanita yang menyusui dibolehkan untuk berbuka.

    Karena jika wanita hamil berpuasa, pada umumnya akan memberatkan dirinya

    dan kandungannya. Demikian pula wanita yang menyusui, jika dia berpuasa,

    maka akan berkurang air susunya sehingga bisa mengganggu perkembangan

    anaknya.

    Dalam hal apakah wajib bagi mereka untuk mengqadhadan membayar

    fidyah?

    Dalam permasalahan ini, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahlul ilmi.

    Pendapat pertama, wajib bagi mereka untuk mengqadha dan

    membayar fidyah. Pada pendapat ini pun terdapat perincian. Apabila

    wanita hamil dan menyusui khawatir akan mengqadha tanpa membayar

    fidyah. Dan apabila mereka takut terhadap janin atau anaknya, maka dia

    wajib untuk mengqadha dan membayar fidyah.

    Dalil dari pendapat ini ialah surat Al-Baqarah ayat 185, yaitu tentang

    keumuman orang yang sakit, bahwasanya mereka diperintahkan untuk

    mengqadha puasa ketika mereka mampu pada hari yang lain. Sedangkan

    dalil tentang wajibnya membayar fidyah, ialah perkataan Ibnu Abbas:

    Wanita menyusui dan wanita hamil, jika takut terhadap anak-anaknya, maka

    keduanya berbuka dan memberi makan. (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan

    oleh Syaikh Al Albani dalam Irwaul Ghalil, 4/18).

    Makna yang semisal dengan ini telah diriwayatkan juga dari Ibnu Umar;

    dan atsarini juga dishahihkan Syaikh Al Albani di dalam Irwa.

    Ibnu Qudamah berkata, Apabila keduanya khawatir akan dirinya saja,maka dia berbuka, dan hanya wajib untuk mengqadha. Dalam masalah ini,

    kami tidak mengetahui adanya khilaf di antara ahlul ilmi, karena keduanya

    seperti orang sakit yang takut akan dirinya. Namun, jika keduanya takut

    terhadap anaknya, maka dia berbuka dan wajib untuk mengqadha dan

    memberi makan kepada seorang miskin untuk setiap hari. Inilah yang

    diriwayatkan dari Ibnu Umar dan yang masyhur dari madzhab Syafii.

  • 7/31/2019 puasa ramadhan~sahdir

    60/80

    Pendapat kedua, tidak wajib bagi mereka untuk mengqadha, akan

    tetapi wajib untuk membayar fidyah. Ini adalah pendapat Ishaq bin

    Rahawaih.

    Dalil dari pendapat ini ialah hadits Anas:

    Sesungguhnya Allah menggugurkan puasa dari wanita hamil dan wanita yang

    menyusui.(HR. Al Khamsah).

    Dan dengan mengambil dari perkataan Ibnu Abbas, bahwa wanita

    hamil dan menyusui, jika takut terhadap anaknya, maka dia berbuka dan

    memberi makan. Sedangkan Ibnu Abbas tidak menyebutkan untuk

    mengqadha, namun hanya menyebutkan untuk memberi makan.Pendapat ketiga,wajib bagi mereka untuk mengqadha saja.

    Dengan dalil bahwa keduanya seperti keadaan orang yang sakit dan

    seorang yang bepergian. Pendapat ini menyatakan, Ibnu Abbas tidak

    menyebutkan untuk mengqadha, karena hal itu sudah maklum, sehingga tidak

    perlu untuk disebutkan. Adapun hadits Sesungguhnya Allah menggugurkan

    puasa dari orang yang hamil dan menyusui, maka yang dimaksud ialah,

    bahwa Allah menggugurkan kewajiban untuk berpuasa, akan tetapi wajibbagi mereka untuk mengqadha. Pendapat ini merupakan madzhab Abu

    Hanifah. Juga pendapat Al Hasan Al Bashri dan Ibrahim An