PTM

68
1 PENGANTAR TEKNOLOGI MINERAL Kode / SKS : - / 2 SKS Standar Kompetensi : Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tahapan-tahapan dalam industri pertambangan. Dosen Pengajar : Agus Winarno, ST.MT. Buku / Bahan Kuliah : 1. Howard L. Hartman, Introductory Mining Engineering, 1987. 2. Lewis, Elements of Mining, John Wiley & Sons, 1964. 3. Partanto P., Pengantar Rekayasa Pertambangan, Teknik Pertambangan ITB, 1999. 4. SME, Mining Engineering Handbook, John Wiley & Sons, 1973. 5. ……., Buku Informasi Tentang Pertambangan di Indonesia, Teknik Pertambangan, ITB, 2000.

description

pengantar tekologi mineral

Transcript of PTM

  • 1

    PENGANTAR TEKNOLOGI MINERAL

    Kode / SKS : - / 2 SKS

    Standar Kompetensi : Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini diharapkan

    mahasiswa dapat menjelaskan tahapan-tahapan dalam

    industri pertambangan.

    Dosen Pengajar : Agus Winarno, ST.MT.

    Buku / Bahan Kuliah :

    1. Howard L. Hartman, Introductory Mining Engineering, 1987.

    2. Lewis, Elements of Mining, John Wiley & Sons, 1964.

    3. Partanto P., Pengantar Rekayasa Pertambangan, Teknik Pertambangan ITB,

    1999.

    4. SME, Mining Engineering Handbook, John Wiley & Sons, 1973.

    5. ., Buku Informasi Tentang Pertambangan di Indonesia, Teknik

    Pertambangan, ITB, 2000.

  • 2

    I. KONSEP-KONSEP TENTANG PERTAMBANGAN,

    PENAMBANGAN, TUGAS AHLI TAMBANG, DAN

    HUBUNGANNYA DENGAN BIDANG LAIN

    Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan arti pertambangan,

    penambangan serta tugas utama dan tambahan ahli

    tambang.

    Ilmu Pertambangan?

    Suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari kegiatan pencarian,

    penyelidikan, penambangan, pengolahan, dan penjualan mineral-mineral dan

    batuan yang memiliki arti ekonomis (berharga).

    Tambang?

    Kata benda yang berarti suatu bahan galian yang dibuat pada atau dalam tanah /

    bumi untuk diambil mineral / batuannya.

    Pertambangan?

    Kata sifat/keterangan yang berarti sebagai teknologi dan kegiatan/usaha yang

    berkaitan dengan bahan galian, mulai dari penyelidikan umum (prospeksi),

    eksplorasi, penambangan (eksplorasi), pengolahan, pemurnian, pengangkutan,

    sampai ke pemasaran.

    Bahan Galian?

    Unsur-unsur kimia, mineral, bijih, dan segala macam batuan termasuk batu mulia

    yang merupakan endapan alam, yang dapat ditambang secara ekonomis.

  • 3

    Penambangan?

    Kata kerja yang berarti kegiatan membebaskan / memberaikan / menggali bahan

    tambang kemudian memuatnya ke atas alat angkut untuk dibawa / diangkut

    keluar areal tambang.

    Ciri-ciri Industri Pertambangan?

    1. Bahan bakunya tidak dapat diperbaharui (unrenewable, unraplaceable,

    wasting assets).

    2. Diketemukannya terpencar ditempat-tempat yang tidak dapat dipilih.

    3. Kandungan bahan galian berharga yang diperoleh sangat kecil bila

    dibandingkan dengan seluruh volume bahan galian yang ditambang dan

    diolah.

    4. Beresiko tinggi.

    5. Industri yang padat modal dan padat teknologi.

    6. Industri strategis dan vital untuk negara, sehingga:

    a. Pengelolaannya sering diintervensi oleh pemerintah

    b. Sulit mengendalikan harga produknya.

    7. Dapat menjadi pusat pertumbuhan pembangunan dan pengembangan wilayah

    (agent of development).

    8. Merusak lingkungan hidup.

  • 4

    Merusak Lingkungan?

    a. UU No. 11 Tahun 1967 Bab X pasal 30 Setiap usaha eksploitasi sumber

    mineral haruslah berjalan bersama dengan usaha pemeliharaan lingkungan

    yang terganggu.

    b. Setiap ijin Eksploitasi wajib ada AMDAL.

    c. AMDAL terdiri dari : ANDAL (dampak positif penting dan tidak penting

    serta dampak negatif penting dan tidak penting), RKL (Rencana Pengelolaan

    Lingkungan), dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan).

    d. Sehingga dapat diusahakan pemanfaatan sumberdaya alam berjalan bersama

    dengan usaha pemeliharaan fungsi lingkungan hidup yang serasi, seimbang,

    dan berkesinambungan (UU No.4 tahun 1982).

    Pekerjaan (Tugas) Utama Ahli Tambang?

    Membebaskan dan mengambil mineral-mineral serta batuan yang mempunyai arti

    ekonomis dari batuan induknya kemudian membawanya ke permukaan bumi

    untuk dimanfaatkan.

    - Membebaskan

    - Mengambil

    - Membawa

    - Mineral

    - Batuan

    - Ekonomis

    - Batuan induk

    - Permukaan bumi

    Pekerjaan (Tugas) Tambahan Ahli Tambang?

    - Penyanggaan

    - Penerangan

  • 5

    - Ventilasi

    - Penisiran

    - Reklamasi

    - Keselamatan kerja

    - Pemeliharaan

    Hubungan Pertambangan Dengan Bidang Lain

    1. Bidang Agraria

    - Pemanfaatan tanah untuk kepentingan Pertambangan, bagi perorangan

    maupun badan hukum.

    - Pemanfaatan tanah berdasarkan status tanah hak milik, Hak Guna Usaha

    (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), hak pakai dan atau tanah Negara.

    2. Bidang Kehutanan

    - Pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan

    pertambangan.

    - Penggunaan kawasan hutan harus sesuai dengan peruntukan ( Hutan

    konservasi, hutan lindung, hutan berdasarkan tujuan khusus, hutan

    berdasarkan pengaturan iklim makro/estetika/resapan air)

    3. Bidang Lingkungan

    - Setiap kegiatan pertambangan harus atau diwajibkan memelihara

    kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

    (pelestarian fungsi lingkungan hidup).

    - Setiap usaha bergerak dibidang pertambangan diwajibkan untuk melakukan

    hal-hal yang tujuannya untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup,

    meliputi:

    a. Perusahaan wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

    (AMDAL).

  • 6

    b. Perusahaan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha/ kegiatan

    pertambangan.

    c. Perusahaan wajib melakukan pengolahan bahan berbahaya dan beracun

    (B3).

    d. Dilarang melanggar baku mutu dan criteria baku kerusakan lingkungan

    hidup.

    e. Dilarang melakukan impor limbah berbahaya dan beracun.

    4. Bidang Perpajakan

    Perpajakan merupakan kaidah-kaidah yang mengkaji dan menelaah tentang

    objek, subjek dan besarnya pajak yang harus dibayar oleh subjek pajak. Usaha

    pertambangan merupakan bidang yang sarat dengan kewajiban untuk

    membayar pajak.

    Dalam setiap perjanjian pengusahaan pertambangan baik KK, PKP2B, SIPD,

    KP, Production Shearing tidak bisa lepas dengan kewajiban dan berkaitan

    dengan perpajakan, misalnya dalam KK:

    a. Penyetoran pajak penghasilan atas segala jenis keuntungan atau yang

    diperoleh perusahaan.

    b. Menyetorkan pajak penghasilan perorangan.

    c. Menyetorkan pajak pertambahan nilai (PPN) atas pembelian dan barang-

    barang kena pajak.

    d. Menyetorkan pajak bumi dan bangunan (PBB).

    e. Menyetorkan pungutan-pungutan, pajak, pembebanan-pembebanan dan

    biaya-biaya dikenakan pemerintah daerah di Indonesia yang telah disetujui

    oleh pemerintah pusat.

  • 7

    f. Menyetorkan pajak atas pemindahan hak kepemilikan kendaraan bermotor

    dan kapal di Indonesia.

    II. ISTILAH-ISTILAH PERTAMBANGAN

    1. Mineral

    Suatu istilah umum untuk semua benda padat anorganik yang terbentuk di

    alam, mempunyai komposisi kimia tertentu dan sifat-sifat fisik yang tetap.

    Keuntungan (laba) yang diinginkan perusahaan.

    2. Rock (batuan)

    Kumpulan mineral yang membentuk kulit bumi.

    3. Ore (endapan bijih/cebakan bijih)

    Endapan dari kumpulan mineral yang dari padanya dapat diambil

    (diekstrak) satu atau lebih logamnya dengan menguntungkan berdasarkan

    keadaan teknologi dan ekonomi pada saat itu.

    4. Country Rock (batuan samping)

    Lapisan batuan yang mengelilingi suatu endapan mineral.

    5. Gangue Mineral

    Mineral-mineral pengganggu yang tidak berguna tetapi yang terdapat

    bersama-sama mineral berharga pada suatu endapan bijih.

    6. Waste (Barren Rock)

    Batuan yang tidak mengandung mineral berharga atau bagian dari endapan

    bijih yang kadarnya sangat rendah.

  • 8

    7. Vein (urat bijih)

    Suatu endapan mineralisasi yang memiliki bentuk menyerupai pipa atau

    urat dan umumnya miring terhadap bidang datar (lebih besar 45o).

    8. Shoot (ore shoot, chimney)

    Bagian dari urat bijih (vein) dimana kadar mineral berharganya lebih tinggi

    dari sekelilingnya, mempunyai sifat-sifat khas antara lain:

    Salah satu dimensinya jauh lebih besar dari dua dimensi yang lain.

    Letaknya biasanya searah dengan kemiringan urat bijih.

    9. Pay Streak

    Sama dengan shoot, hanya untuk endapan alluvial.

    10. Bedded Deposit (endapan berlapis)

    Endapan bahan galian sedimenter yang letaknya horizontal atau sedikit

    miring dan terletak sejajar dengan stratifikasi batuan disekelilingnya.

    Misalnya : endapan batubara, endapan-endapan garam.

    11. Dissiminated Deposit (endapan terpencar)

    Endapan bijih yang tidak teratur bentuk dan penyebaran kadarnya, letaknya

    terpisah-pisah dan biasanya terdapat pada suatu daerah yang luas.

    12. Masses

    Endapan bijih yang luas dan bentuknya tidak teratur , pada umumnya

    endapan sekunder.

  • 9

    13. Out Crop (singkapan)

    Bagian dari suatu lapisan batuan atau endapan bijih yang tersingkap

    dipermukaan bumi, seringkali bagian itu tertutup oleh tanah atau tumbuh-

    tumbuhan yang tipis sehingga sukar terlihat.

    14. Float

    Bagian atau pecahan dari endapan bijih yang tersingkap dan arena gaya-

    gaya pelapukan terbawa kearah lembah.

    15. Overburden (tanah/batuan penutup)

    Semua material atau batuan yang terdapat tepat dibawah suatu endapan

    bahan galian.

    16. Bed Rock

    Semua material atau batuan yang berada tepat di bawah suatu endapan

    bahan galian.

    17. Hanging Wall

    Lapisan batuan yang terletak di bagian atas suatu vein, disebut roof

    untuk batubara.

    18. Foot Wall

    Lapisan batuan yang terletak di bagian bawah suatu vein, disebut floor

    untuk batubara.

    19. Dip (kemiringan)

    Sudut terbesar yang dibentuk oleh suatu endapan bahan galian atau lapisan

    batuan dengan bidang datar.

  • 10

    20. Strike (jurus)

    Arah mendatar dari suatu endapan atau suatu batuan yang tegak lurus

    dip.

    21. Shaft (sumuran)

    Suatu lubang bukaan vertikal atau miring yang menghubungkan tambang

    bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan

    pengangkutan karyawan, alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi, penirisan,

    dan lain-lain.

    22. Tunnel (terowongan)

    Suatu lubang bukaan mendatar atau hamper mendatar yang menembus ke

    dua belah kaki bukit.

    23. Adit (terowongan buntu)

    Suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar menghubungkan

    tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan hanya menembus

    sebelah kaki bukit saja.

    24. Drift

    Suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan

    bijih dan arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari

    endapan bijihnya.

    25. Cross Cut

    Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jurus

    endapan bijih.

  • 11

    Suatu lubang bukaan mendatar yang menghubungkan shaft dengan

    endapan bijih.

    Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jalan

    pengangkutan utama (main haulage way).

    26. Level

    drift atau cross cut atau adit yang dibuat dengan jarak-jarak yang

    teratur kearah vertikal, biasanya diberi nomor-nomor urut secara teratur

    menurut ketinggiannya dari permukaan laut atau menurut kedalamannya

    dari permukaan bumi.

    27. Raise

    Suatu lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat dari level atas

    ke level yang dibawahnya.

    28. Winze

    Suatu lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat dari level atas

    ke level yang dibawahnya.

    29. Blind Shaft

    Suatu raise atau winze yang berfungsi sebagai shaft, tetapi tidak

    menembus sampai ke permukaan bumi.

    30. Stope (lombong)

    Suatu tempat atau ruangan pada tambang bawah tanah dimana endapan

    bahan galian sedang ditambang, tetapi bukan penggalian yang dilakukan

    selama development.

  • 12

    31. Front/ Face

    Permukaan batuan yang sedang ditambang.

    32. Sump

    Suatu sumuran dangkal untuk menampung air darimana air kemudian

    dipompakan ke permukaan bumi. Biasanya dibuat di tempat terendah dari

    shaft, dekat shaft ataupun level.

    33. Shaft Collar

    Bagian atas dari suatu shaft yang diperkuat dengan beton, kayu atau

    bamboo (timber).

  • 13

  • 14

    III. UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN DAN

    PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN

    Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan UU & peraturan tentang

    pertambangan serta penggolongan galian.

    A.UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN

    UU Pertambangan sejak 1950 ?

    1. 1950 1959 : Indische Mijnwet 1899

    2. 1960 1967 : UU No. 37 Prp Tahun 1960

    3. 1967 2000 : UU No. 11 Tahun 1967

    4. 2000 sekarang : PP No. 75 Tahun 2001 (sebagai Peraturan Transisi).

    1. 1950 1959

    * Indonesia mewarisi Indische Mijnwet 1899 dari ex Hindia-Belanda (dengan

    amandemen tahun 1910 dan 1918)

    * muncul tuntutan politik :

    DPRS-RI menerima mosi Teuku Moh Hasan dkk (1951) yang a.l. mendesak

    pemerintah untuk segera menerbitkan Undang-Undang Pertambangan Nasional.

    2. 1960 1967

    * UU No. 37 Prp Tahun 1960 merupakan undang-undang pertambangan nasional

    yang pertama.

  • 15

    * Penerbitannya dengan tegas mengacu pada :

    a. Pasal 33 UUD 1945

    b. Dekrit presiden RI tanggal 5 juli 1959.

    c. Manifesto politik RI 17 Agustus 1959.

    * UU No. 37 Prp Tahun 1960 memuat hal-hal dan konsep baru yang tidak terdapat

    dalam Indische Mijnwet, a.l. tentang :

    a. Penggolonga bahan galian.

    b. Kuasa Pertambangan (KP) dan Surat Ijin Pertambangan Daerah (SIPD)

    sebagai dasar hukum/ijin usaha pertambangan.

    c. Pembentukan Dewan Pertambangan.

    d. Konsep Pertambangan Rakyat.

    e. Perusahaan Negara (PN) dan Perusahaan Daerah (PD) dalam pertambangan.

    * Tap. MPRS No. XXIII/MPRS/1966 yang menggariskan Pembaharuan

    Kebijaksanaan Landasan Ekonomi dan Pembangunaan Nasional.

    * UU No. 37 Prp Tahun 1960 perlu diganti untuk memungkinkan masuknya

    Penanaman Modal Asing (PMA) ke dalam pertambangan Indonesia.

    3. 1967 2000

    UU no. 11/1967 (Desember 1967) tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

    Pertambangan.

    Berhasil dikembangkan dua macam bentuk kontrak/perjanjian sebagai dasar

    hukum PMA dibidang pertambangan:

    a. Kontrak Karya (KK) untuk PMA dalam pertambangan mineral.

    b. Perjanjian Kerjasama Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) untuk PMA

    dalam pertambangan batubara.

  • 16

    3. 2000 sekarang

    UU No. 22/1999 dan berlakunya otonomi pemerintah daerah (sejak 2001), maka

    UU No. 11/1967 tidak dapat diberlakukan lagi.

    Untuk menggantikan UU No. 11/1967, pemerintah menyiapakan RUU

    Pertambangan Mineral dan Batubara (RUU PMB).

    Keputusan menteri dan Sumberdaya Mineral, Kepmen. ESDM No.

    1453.K/29/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas

    Pemerintah di Bidang Pertambangan Umum.

    Peraturan pemerintah No. 75/2001 tentang Perubahan Kedua atas PP No. 32

    Tahun 1969 tentang pelakasanaan UU No. 11 Tahun 1967.

    PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN RI

  • 17

    POKOK PERBEDAAN UU 11 TAHUN 1967 DENGAN RUU PMB

    UU NO. 11 TAHUN 1967 RUU PMB

    Judul

    KETENTUTAN-KETENTUAN POKOK

    PERTAMBANGAN

    Judul

    PERTAMBANGAN MINERAL DAN

    BATUBARA

    Penguasaan Bahan Galian

    Penguasaan diselenggarakan pemerintah

    Penguaasan Mineral & Batubara

    Diselenggarakan oleh Pemerintah dan

    Daerah

    Penetapan untuk Kepentingan

    Nasional oleh Presiden :

    Pencadangan mineral dan batubara;

    Pengutamaan kebutuhan dalam negeri

    Data dan informasi milik pemerintah

    Pengelolaan dilaksanakan oleh

    Pemerintah & Daerah

    Kewenangan Pengelolaan

    Kebijakan dan pengelolaan secara

    nasional

    Urusan pengelolaan

    Pemerintah Pusat (Kebijakan &

    Pengelolaan Nasional)

    Provinsi (Kebijakan &Pengelolaan

    Regional)

    Kab/Kota (Kebijakan & Pengelolaan

    Lokal)

  • 18

    POKOK PERBEDAAN (2)

    UU NO.11 TAHUN 1967 RUU PMB

    Penggolongan Bahan Galian

    Strategis

    Vital

    Non-strategis dan non-vital

    Pengusahaan & Penggolongan Usaha

    Mineral Radioaktif

    Mineral Logam & Batubara

    Mineral Bukan Logam dan Batuan

    Perizinan dan Perjanjian

    Penugasan

    KP

    SIPD

    SIPR

    KK/PKP2B

    Perizinan

    Penugasan

    Izin Usaha Pertambangan (IUP)

    Izin Pertambangan Rakyat (IPR)

    Kontrak pertambangan hanya dengan

    BUMN/BUMD sebagai pemegang

    IUP

    Tata Cara Perizinan

    Permohonan

    Tata cara Perizinan

    Lelang (data potensi sudah tersedia)

    Permohonan pencadangan wilayah :

    Mineral logam & batubara

    (data potensi belum tersedia &

    luas terbatas)

    Mineral bukan logam dan

    batuan

  • 19

    POKOK PERBEDAAN (3)

    UU NO.11 TAHUN 1967 RUU PMB

    Pelaku Usaha

    Investor domestik (KP, SIPD,

    PKP2B)

    Investor asing (KK, PKP2B)

    Pelaku Usaha

    Instansi pemerintah (Radioaktif)

    Badan usaha (PMA & PMDN,

    koperasi)

    Perorangan

    Jangka Waktu

    KP/KK/PKP2B penyelidikan Umum

    (1+1 Tahun)

    KP/KK/PKP2B Eksplorasi (3 Tahun

    + 2 x 1 Tahun)

    KK/PKP2B Studi Kelayakan (1 + 1

    Tahun)

    KK/PKP2B Konstruksi (3 Tahun)

    KP/KK/PKP2B Operasi

    Produksi/Eksplotasi termasuk

    pengolahan dan pemurnian serta

    pemasaran (30 Tahun + 2 x 10

    Tahun)

    Jangka Waktu

    IUP Eksplorasi (8 Tahun) :

    Survey Tinjau & Penyelidikan

    Umum (1 tahun)

    Eksplorasi Umum &

    Eksplorasi Rinci (5 tahun)

    Studi kelayakan (2 tahun

    IUP Operasi Produksi (23 tahun)

    Konstruksi (3 tahun)

    Kegiatan penambangan,

    pengolahan & pemurniaan,

    pengangkutan & penjualan (20

    tahun)

    Pengembangan Wilayah &

    Masyarakat

    Tidak diatur

    Pengembangan Wilayah & Masyarakat

    Kewajiban Pemerintah/Pemda

    Keharusan Pemegang IUP

  • 20

    POKOK PERBEDAAN (4)

    UU NO.11 1967 RUU PMB

    Kewajiban Pelaku Usaha

    Keuangan :

    KP, sesuai peraturan perundang-

    undangan yang berlaku

    KK/PKP2B, tetap oada saat

    kontrak ditandatangani

    Lingkungan (sedikit diatur)

    Kemitraan (sedikit diatur)

    Nilai Tambah (hanya diatur

    dikontrak)

    Data dan Pelaporan (sedikit diatur)

    Kewajiban Pelaku Usaha

    Keuangan sesuai dengan perundang-

    undangan yang berlaku : Pajak &

    PNBP

    Lingkungan :

    Syarat perizinan

    Reklamasi/pasca tambang

    Kemitraan

    Nilai Tambah

    Data dan Pelaporan

    Kemitraan dan bagi hasil

    Penggunaan lahan

    Pembatasan tanah yang dapat diusahakan

    Penggunaan Tanah

    Pembatasan tanah yang dapat

    diusahakan

    Apabila telah memasuki tahap operasi

    produksi, maka luas WUP Operasi

    Produksi tersebut ditetapkan sebagai

    kawasan pertambangan

    POKOK PERBEDAAN (5)

  • 21

    UU NO.11 1967 RUU PMB

    Pembinaan dan Pengawasan

    Terpusat (Khususnya KP, KK, dan

    PKP2B)

    Pembinaan dan Pengawasan

    IUP (Menteri, Gubernur,

    Bupati/Walikota sesuai kewenangan)

    IPR (Bupati/Walikota)

    Penyidikan

    Tidak diatur (limitatif)

    Penyidikan

    Penyidik Polri

    Pejabat Pegawai Negeri Sipil

    Ketentuan Pidana

    Diatur, tetapi sudah tidak sesuai lagoi

    dengan situasi dan kondisi saat ini

    Sanksi Pidana/kurungan sangat lunak

    Ketentuan Pidana

    Diatur sesuai situasi dan kondisi

    Sanksi cukup keras

    Apabila pidana dilakukan oleh Badan

    Hukum, maka sanksi & denda

    ditambah 1/3

    B. PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN

    Pengolompokan Bahan Galian

    a. Menurut UU No.11 tahun 1967, yaitu tentang ketentuan-ketentuan pokok

    pertambangan

    b. Menurut PP No. 27 tahun 1980 tanggal 15 Agustus 1980.

    Bahan galian dibagi 3 (tiga), yaitu :

    1. Bahan Galian Golongan A atau Bahan Galian Strategis yaitu:

    Bahan galian yang bernilai strategis untuk pertahanan dan keamanan serta

    perekonomian negar, seperti : minyak bumi, ga, batubara, bahan radioaktif, nikel,

    timah, dan kobal.

  • 22

    2. Bahan Galian Golongan Batau Bahan Galian Vital yaitu :

    Bahan galian yang dapat menjamin hajat orang banyak, seperti : besi, emas,

    mangan, khrom, bauksit, tembaga, timbal, seng, perak, platina, intan, belerang,dll.

    3. Bahan Galian C yaitu:

    Bahan galian tidak termasuk golongan A dan B atau bahan galian industri-

    konstruksi yaitu karena sifatnya tidak memerlukan pasaran yang bersifat

    internasional, seperti : nitrat, fosfat, garam batu, asbes, talk, mika grafit, magnesit,

    batu permata, pasir kuarsa, kaolin feldspar, gips, bentonit, batuapung, obsidian,

    marmer, batukapur, dolomit, kalsit, granit, andesit, tanah liat dan lain-lain.

    Dasar Penggolongan Bahan Galian

    a. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap negara

    b. Terdapatnya bahan galian dialam (genesa)

    c. Penggunaan bahan galian bagi industri

    d. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak

    e. Pemberian kesempatan pengembangan pengusahaan.

    f. penyebaran pembangunan di daerah

    III. LINGKUP INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN KETERTARIKAN ANTAR

    KEGIATANNYA

    Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan tahap kegiatan industri

    pertambangan.

    Bagaimana Tahapan Kegiatan dalam Industri Pertambangan ?

  • 23

    SKIP : Surat Keputusan Ijin Peninjauan

    A. TAHAP EKSPLORASI

    Eksplorasi adalah segala kegiatan mulai dari mencari daerah prospek keterdapatan

    endapan bahan galian sampai mengetahui jumlah dan kadar (Sumberdaya dan

    cadangan bahan galian yang layak tambang/ekonomis).

    Tahap eksplorasi :

    1. Survei Tinjau (reconsaissance)

    Tujuan :

    Mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis mengandung

    endapan yang berpotensi.

    Mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan

    kesampaian daerah.

    Kegiatannya antara lain:

    Studi geologi regional,

    penafsiran penginderaan jauh,

    metode tidak langsung lainnya,

    serta inspeksi lapangan pendahuluan.

    Peta dasar yang dipakai dengan skala = 1 : 100.000.

    2. Prospeksi (Prospecting)

    Tujuan :

    Membatasi daerah sebaran sndapan yang akan menjadi sasaran eksplorasi

    selannjutnya.

  • 24

    Kegiatannya antara lain :

    Pemetaan geologi dengan skala minimal 1: 50.000,

    Pengukuran penampang stratigrafi,

    Pembuatan paritan,

    Pembuatan sumuran,

    Pemboran uji (scout drilling),

    Pencontohan, dan

    Analisis.

    Metode eksplorasi tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika, dapat

    dilaksanakan apabila dianggap perlu.

    3. Eksplorasi Pendahuluan (preliminary Explorationi)

    Mengetahui gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan yang meliputi:

    Ketebalan lapisan,

    Bentuk,

    Korelasi,

    Sebaran,

    Struktur,

    Kuantitas dan

    Kualitas.

    Kegiatannya antara lain :

    Pemetaan geologi dengan skala 1: 10.000,

    Pemetaan topografi,

    Pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya,

    Penampangan (logging) geofisika,

  • 25

    Pembuatan sumuran/paritan uji, dan

    Pencontohan yang andal.

    Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi mulai dapat dilakukan.

    Kualitas dinyatakan dengan :

    1. Mineral : Kadar dan dinyatakan dalam;

    % (persen) = 1,5% Cu, 55% Fe2O3

    Kw Sn/1000 m3 = SnO2

    Gr/ton (primer), gr/m3 (sekunder) = Au

    Gr/ton = Ag

    Karat/m3 tanah = intan

    % MD (Magnetizing degree) tanah yang digali = pasir besi (Fe3O4 +

    Fe2O3)

    2. Khusus untuk batubara adalah :

    Total moisture

    Kandungan abu

    Fixed carbon

    Nilai kalor

    4. Eksplorasi Rinci (Detailed exploration)

    Mengetahui kuantitas dan kualitas serta model tiga-dimensi endapan secara

    lebih rinci.

    Kegiatannya antara lain :

  • 26

    Pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal = 1 : 2.000,

    Pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai

    dengan kondisi geologinya,

    Penampangan (logging) geofisika, dan

    Pengkajian geohidrologi dan geotektonik.

    Tahapan Metode Jenis endapan mineral

    Pendahuluan

    Citra landsat

    Sintesis regional

    Semua

    Semua

    Survei Tinjau

    (Reconnaissance)

    Foto udara

    Aeromagnetik

    Pemetaan geologi

    Pengukuran penampang statigrafi

    Stream sediment sampling

    pendulangan

    Semua

    Logam dasar

    Semua

    Misalnya batubara

    Logam dasar

    Mineral berat

    Prospeksi Umum Pemetaan geologi

    Stream sediment sampling

    Pendulangan

    Gaya berat

    Seismic

    Semua

    Logam dasar

    Mineral berat

    Non-metalik

    Singenetik

  • 27

    Magnetic

    Rock sampling

    Logam dasar tertentu

    Semua

    Prospeksi detail

    (Eksplorasi pendahuluan)

    Pemetaan geologi

    Uji sumuran

    Geolistrik (tahanan jenis,IP,SP,dll)

    Seismic refraksi/refleksi

    Detail magnetic

    Soil sampling (geokimia)

    Rock sampling (geokimia)

    Rock sampling (Petografi, alterasi)

    Semua

    Semua

    Logam dasar

    Singenetik

    Logam dasar tertentu

    Logam dasar

    Semua

    Logam dasar,dll.

    Eksplorasi detail Pengambilan contoh sistematik

    dengan: pemboran inti, sumur uji

    atau dengan logging geofisika

    Semua

    Tujuan dari tahap penyelidikan adalah :

    Menetukan tingkat keyakinan geologi dan kelas sumber daya yang dihasilkan.

    1. Sumber Daya (Resources)

    Bagian dari endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata.

  • 28

    2. Cadangan (Reserves)

    Bagian dari sumber daya yang telah diketahuii dimensi,sebaran kuantitas, dan

    kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk

    ditambang.

    3. Keyakinan Geologi (Geological Assurance)

    Tingkat kepercayaan tentang keberadaan yang ditentukan oleh tingkat kerapatan

    titik formasi geologi yang meliputi ketebalan, kemiringan lapisan, bentuk,

    korelasi lapisan, sebaran, struktur, ketebalan tanah penutup, kuantitas dan

    kualitasnya sesuai dengan tingkay penyelidikan.

    4. Kajian Kelayakan (Feasibility Study)

    Kajian kelayakan adalah suatu kajian rinci terhadap semua aspek yang bersifat

    teknis dan ekonomis dari suatu rencana proyek penambangan.

    Tingkat Keyakinan Geologi

    Jarak pengaruh adalah jarak dimana kemenerusan dimensi dan kualitas batubara

    masih dapat terjadi dengan tingkat keyakinan tertentu yang disesuaikan dengan

    kondisi geologi daerah penyelidikan.

    Titik informasi dapat berupa singkapan, parit uji, sumur uji, dan titik pengeboran

    dangkal atau pun pengeboran dalam.

    Penentuan titik-titik informasi disesuaikan dengan penyebaran batubara (garis

    penyingkapan) dan jarak pengaruh.

  • 29

    Kondisi Geologi Sederhana

    Endapan batubara umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas tektonik seperti

    sesar, lipatan, dan intrusi.

    Lapisan batubara umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter

    dan hampir tidak memiliki percabangan.

    Ketebalan lapisan batubara secara lateral dan kualitasnya tidak menunjukkan

    variasi yang berarti.

    Kondisi Geologi Moderat

    Endapan batubara sampai tingkat tertentu telah mengalami pengaruh deformasi

    tektonik.

    Pada beberapa tempat, intrusi batuan beku mempengaruhi struktur lapisan dan

    kualitas batubaranya.

    Dicirikan pula oleh kemiringan lapisan dan variasi ketebalan lateral yang sedang.

    Sebaran percabangan batubara masih dapat diikuti sampai ratusan meter.

    V. PENAMBANGAN (EKSPLOITASI)

    Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penambangan

    (Eksploitasi).

    A. PEMILIHAN METODE PENAMBANGAN

    Dasar pemilihan metode penambangan yaitu :

  • 30

    1. Keuntungan terbesar yang akan diperoleh

    Pada awalnya metode penambangan didasarkan pada letak endapan terhadap

    permukaan (dangkal atau dalam)

    2. Perolehan tambang yang tebaik dengan memperhatikan karakteristik daerah

    (alamiah,geologi,lingkungan,dll)

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penambangan :

    1. Karakteristik spasial dari endapan

    Faktor terpenting yang akan mempengaruhi dalam pemilihan suatu daerah akan

    ditambang dengan tambang terbuka atau bawah tanah, laju produksi, pemilihan

    metode penambangan material dan lay-out tambang dan rebakan.

    a. Ukuran (Dimensi : tebal dan penyebaran)

    b. Bentuk (Tabular, leutiular, massiv dan irregular)

    c. Attitude (Inklinasi dan Dip)

    d. Kedalaman ( Nilai : Rata-rata dan ekstrim, nisbah pengupasan SR)

    2. Kondisi geologi dan hidrogeologi

    Karakteristik geologi dari mineral mempengaruhi kepada pemilihan metode

    penambangannya (Selektif atau tidak), mineral berpengaruh kepada cara

    pengolahan, dan hidrologi mempengaruhi sistem drainase dan pompa yeng

    diperlukan.

    a. Mineralogi dan petrografi (sulfide dan oksida)

  • 31

    b. Komposisi kimia dan kualitas (bahan tambang primer dan produk samping

    by product, untuk batubara : CV, TM, Ash, S)

    c. Struktur geologi (lipatan, patahan, diskontinu, intrusi)

    d. Bidang lemah (kekar ,retakan, cleavage dalam endapan bijih/cleats dalam

    batubara)

    e. Keseragaman, alterasi, oksidasi, erosi (zona dan batas).

    f. Air tanah dan hidrologi.

    3. Sifat-siat geoteknik (Mekanika tanah dan batuan)

    Sifat mekanik material endapan dan batuan sekelilingnya pada tambang terbuka

    berpengaruh pada pemilihan peralatan dan kestabilan lereng, dan pada tambang

    bawah pada kelas metode (supported, unsupported, dan caving)

    a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, nisbah poison, dll)

    b. Perilaku elastic dan viskoelastik (flow, creep)

    c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)

    d. Konsolidasi, kompaksi, dan kompetensi.

    e. Sifat-sifat fisik lainnya (bobot isi SG, voids, porositas, permeabilitas,

    kandungan lengas moisture content)

    4. Konsiderasi ekonomi

    Faktor ini mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa pengembalian dan

    keuntungan.

    a. Cadangan (tonase, dan kadar/kualitas)

    b. Laju produksi (produksi per satuan waktu)

    c. Umur tambang

  • 32

    d. Produktivitas (produksi per satuan pekerja dan waktu, misal ton/karyawan-

    shift)

    e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang

    cocok.

    5. Faktor teknologi

    a. Perolehan tambang (mine recovery)

    b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih/batubara)

    c. Ke fleksibilitas-an metode dengan perubahan kondisi

    d. Selektivitas metode untuk batubara dan waste

    e. Konsentrasi atau disperse dari pekerjaan

    f. Modal, pekerja, dan intensitas mekanisasi

    6. Faktor lingkungan

    a. Control bawah tanah

    b. Penurunan permukaan bawah tanah (subsidence)

    c. Control atmosfir (control kualitas, control panas dan kelembaban, serta

    untuk tambang bawah tanah : ventilasi)

    d. Kekuatan pekerja (pelatihan, recruitment, kondisi kesehatan, dan

    keselamatan pekerja, kehidupan, dan pemukikiman)

    B. KLASIFIKASI METODE PENAMBANGAN

    Secara gais besar metode penambangan dibagi menjadi :

  • 33

    1. Tambang terbuka (surface mining)

    Segala kegiatan atau aktivitas penambangan yang dilakukan pada/dekat

    permukaan bumi dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara

    luar dan dipengaruhi oleh cuaca.

    2. Tambang bawah tanah (underground mining)

    Segala kegiatan/aktivitas penambangan yang dilakukan di bawah prmiukaan

    bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.

    3. Tambang bawah air (underwater mining)

    Segala kegiatan penggaliannya dilakukan dibawah permukaan air atau

    endapan mineral berharganya terletak dibawah permukaan air.

    Saat ini diperlukan klasifikasi metode penambangan yang mempunyai ciri :

    1. Umum dapat diaplikasikan pada tambang terbuka dan bawah tanah, untuk

    semua komoditi tambang, batubara atau non batubara)

    2. Meliputi metode yang sedang berjalan dan metode baru (novel) yang sedang

    dikembangkan tetapi belum dapat dibuktikan keseluruhannya.

    3. Mengenali perbedaan kelas metode yang besar dan biaya relative.

    Kategori yang digunakan Hartman adalah :

    - Dapat diterima (acceptance) : tradisional atau baru

    - Local untuk tambnag terbuka (atau tambang bawah tanah)

    - Kelas dan sub kelas

    - Metode

    KLASIFIKASI METODE PENAMBANGAN

  • 34

    Akseptensi kelas

    Sub-

    kelas Metode Komoditas

    Open pit mining* Metal-non metal

    Mekanis

    (Mechanical) Quarry Nonmetal

    Open cast (Stript

    Mining)* Coal, nonmetal

    Tambang Terbuka Auger Mining Coal

    (Surface Mining) Placer

    Hidraulicking Metal-non metal

    Dredging Metal-non metal

    Aquaeous Borehole Mining Nonmetal

    Solution

    Leaching Metal

    Room & Pillar Mining* Coal, nonmetal

    Stope & Pillar Mining* Metal-non metal

    Unsupported Shrinkage Stoping Metal-non metal

    Sublevel Stoping* Metal-non metal

    Tambang Bawah Cut and fill Stoping Metal

    Tanah Supported Stull Stoping Metal

    (Underground

    Mining) Square Set stoping Metal

    Longwall mining* Coal

    Caving Sublevel Caving Metal

    Block Caving* Metal

    Rapid Escavation

    Non Coal (Hard

    rock)

    Automation, robotics All

  • 35

    Hydraulic Mining Coal, soft rock

    UG Gasification Coal

    Underground Retorting Hydrocarbone

    Ocean Mining Metal

    Nuclear mining Non-Coal

    Extraterrestrial Mining Metal-non metal

    * Menunjukkan metode paling penting dan paling sering digunakan

    I. Tambang terbuka (Suface mining)

    1. Mekanis

    a. Open pit mining

    Cara penambangan dimana arah penggaliannya kearah bawah sehingga

    membentuk cekungan/pit.

    Tanah penutup (overburden)/waste akan selalu dibuang dari pit (disposal).

    Diterapkan pada tambang batubara yang dengan kemiringan (dip) endapan

    yang besar (curam).

    b. Quarry

    Cara penambangan yang diterapkan pada mineral industi.

  • 36

    c. Open cast (Strip) mining

    Cara penambangan I mana tanah penutup tidak dibuang ke daerah

    pembuangan (disposal) tetapi diangkut langsung ke daerah yang

    berbatasan dan telah ditambang (back mining digging method).

    Ada dua jenis :

    1. Area mining

    2. Contour mining

    d. Auger mining

    Suatu metode untuk permukaan yang berdinding tinggi (highwall) atau

    outcrop recovery dari batubara dengan pemboran atau penggalian bukaan

    ke dalam lapisan diantara lapisan penutup.

    2. Aquaeous

    Metode ini berhubungan dengan air atau cairan untuk memperoleh mineral

    dari dalam bumi, baik dengan aksi hidrolik maupun dengan serangan cairan.

    a. Placer mining

    Cara penambangan dengan menggunakan air untuk menggali,

    mentransportasi, dan mengkonsentrasikan mineral-mineral berat.

  • 37

    1. Tambang semprot (hidraulicking)

    Cara penambangan dengan menggunakan semprotan air yang

    betekananan tinggi yang berasal dari penyemprotan yang disebut

    monitor atau water jet atau giant.

    2. Kapal keruk (dreging)

    Cara penambangan dengan menggunakan kapal keruk (dredge) dan

    digunakan padan endapan placer yang terletak dibawah permukaan air,

    misalnya di lepas pantai, sungai, danau atau di suatu lembah dimana

    tersedia banyak air.

    b. Solution mining

    Cara penambangan dimana mineral yang diperoleh dilakukan dengan

    dilarutkan, dicairkan atau slurrying meskipun beberapa persiapan atau

    eksploitasi di bawah tanah, tetapi hamper semua operasi dilakukan di

    permukaan.

    1. Borehole extraction

    Cara penambangannya adalah air diinjeksikan melalui lubang bor ke

    dalam formasi mineral yang kemudian dilarutkan, dicairkan, atau

    sluffies, menjadi mineral berharga dan dipompakan ke permukaan

    melalui lubang bor.

    2. Leaching

    Leaching adalah ekstraksi kimia metal atau mineral dari ikatan suatu

    cadangan bijih atau material yang telah digali atau ditambang.

    II. Tambang bawah tanah (underground mining)

  • 38

    1. Unsupported (tanpa penyangga)

    Cara ini cocok untuk endapan yang kuat baik endapan bijih maupun batuan

    sampingnya.

    a. Room and pillar mining

    Cocok untuk endapan batubara

    yang :

    a. Cukup tebal, yaitu antara 3-6

    m.

    b. Cleatnya tidak banyak,

    sehingga tidak terlalu mudah

    runtuh.

    c. Tidak banyak disisipi tanah liat (clay bands)

    b. Stope and pillar mining

    c. Srinkage stoping

    Cocok untuk endapan-endapan bijih

    yang keadaannya sebagai berikut :

  • 39

    a. Endapan bijih atau batuan samping keras, tidak mudah runtuh atau

    clabbing.

    b. Kemiringan minimum 500, tetapi akan lebih baik, bila kemiringan

    >600.

    c. Berbentuk urat bijih (vein) dengan ketebalan antara 1-3 meter.

    d. Endapan bijih mempunyai nilai tinggi.

    e. Sebaiknya penyebaran kadar agak homogeny, sehingga tak diperlukan

    tambang bijih (selective mining).

    f. Sebaiknya bukan endapan sulfide, seperti galena dan chalcopyrite.

    d. Sublevel stoping

    Cocok untuk endapan-endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai

    berikut :

    a. Ketebalan urat bijih (vein) antara 1-20 meter.

    b. Kemiringan endapan sebaiknya 300

    c. Endapan bijih dan batuan samping harus jelas dan bentuknya agak

    teratur, tidak retak-retak, sehingga tidak mudah terjadi dilution.

    d. Penyebaran kadar bijih sebaiknya merata, karena cara ini sukar untuk

    melakukan tambang pilih (selective mining).

    2. Supported (memakai penyangga)

    a. Cut and fill stoping

    Diterapkan untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

    a. Ketebalan antara 1-6 meter, atau endapan mendatar tetapi cukup

    tebal,yaitu antara 10-15 meter.

    b. Mempunyai kemiringan >450 (untuk yang membetuk urat bijih).

    c. Batuan samping agak lunak atau kurang kompak. Endapan bijih secara

    menyeluruh cukup kuat, tetapi bagian tertentu ada yang kurang

    kuat/kompak.

  • 40

    d. Endapan bijih bernilai tinggi, sehingga mining recoverynya harus

    tinggi.

    e. Dapat dipergunakan untuk endapan-endapan bijih yang batasnya

    kurang teratur atau banyak barren rock diantara bijihnya

    b. Stull stoping

    Sesuai untuk endapan bijih yang memiliki ebagai berikut :

    a. Ketebalan antara 1-3 meter, yaitu

    ketebalan yang masidapat dicapai

    oleh penyangga kayu (timber)

    sambungan.

    b. Endapan bijhnya agak kuat,

    takperlu disangga secara

    langsung, tetapi batuan

    sampingnya mudah pecah

    menjadi bongkah-bongkah

    (slabs) sehingga perlu penyangga

    c. Kemiringan kurang berpengaruh,

    akan tetapi kemiringan yang

    lebih besar akan lebih

    menguntungkan.

    d. Endapan bjih harus memiliki

    nilai yang tinggi dan memerlukan

  • 41

    perolehan tambang (mining recovery) yang tingg agar ongkos

    penambangannya yang tinggi masih dapat tertutup.

    c. Squre set stoping

    Digunakan untuk endapan bijih yang mempunyai sifat-sifat sebagai

    berikut :

    a. Nilai bijih sangat tinggi,

    sehingga dapat menutup

    onglos-ongkos

    penambangan yang

    sangat mahal.

    b. Memilki kemiringan 450

    untuk endapan yang

    berbentuk urat bijih.

    c. Ketebalan bijih minimum 3,5 meter.

    d. Bijih dan batuan samping lemah serta mudah runtuh sehingga

    memerlukan penyanggaan yang sistematis

    e. Endapan bijih tak perlu memiliki batas-batas yang baik atau jelas

    dilihat

    f.

    3. Caving (ambrukan)

    a. Longwall mining

    Diterapkan untuk batubara yang:

    A. Ketebalannya sedang, yaitu antara 2-4 meter.

  • 42

    B. Memilki banyak cleat, etapi tidak boleh terlalu mudah runtuh. Oleh

    sebab itu penyangga harus segera dipasang di dekat medan kerja

    (front) penambangan.

    Arah penggalian dapat advancing ataupun retreating.

    b. Sub level caving

    Cara ini cocok untuk endapan-

    endapan bijih yang memiliki sifat-

    sifat sebagai berikut :

    a. Endapan bijih lemah, artinya

    batuan itu tidak runtuh untuk

    beberapa waktu dengan

    penyanggaan biasa, tetapi

  • 43

    endapan ini akan segera runtuh bila penyangganya diambil.

    b. Kemiringan endapan tidak begitu mudah.

    c. Ketebalan bijih sebaiknya >3 meter.

    d. Memiliki nilai endapan bijih yang tinggi atau sedang dan selective

    mining tidak perlu dilakukan.

    e. Permukaan bumi tidak ada bangunan-bangunan yang penting karena

    akan terjadi surface subsidence.

    c. Block caving

    Cara ini sesuai untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai

    berikut :

    a. Endapan bijih mudah pecah atau runtuh dan dapat dipisahkan dari

    block di sebelahnya.

    b. Kemiringan endapan tdak menjadi soal, bila berbentuk urat bijih

    sebaiknya mempunyai kemoringan 650

    c. Memilki cadangan yang besar dan tidak perlu benilai tinggi. Ketebalan

    >3 meter, sedangkan tinggi vertikalnya minimal 35 meter.

    d. Endapan bijih sebaiknya agak homogen, sehingga tidak diperlukan

    tambang bijih.

    e. Endapan bijih sebaiknyatidak mudah bereaksi dengan udara, oleh

    sebab itu tidak cocok untuk endapan sulfide.

    f. Dapat menimbulkan amblesan (surface subsidence). Oleh karena itu

    jangan ada bangunan penting di atas tambang.

    C. PERBANDINGAN TAMBANG TERBUKA DAN BAWAH TANAH

    Keuntungan tambang terbuka antra lain :

    1. Ongkos penambangan per ton atau per BCM bijih lebih murah karena tidak

    ada penyanggaan, ventilas dan pencahayaan (illumination)

  • 44

    2. Kondisi kerja lebih baik karena berhubungan langsung dengan udara luar.

    3. Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat leluasa, sehingga

    produksinya lebih besar.

    4. Pemakaian bahan peledak lebih efesien, leluasa dan hasilnya lebih baik,

    karena :

    a. Adanya bidang bebas(free face) yang lebih banyak.

    b. Gas-gas yang dapat ditumbulkan olehpeledakan dapat dihembus angin

    dengan cepat (tidak terakumulasi).

    5. Perolehan tambang (mining recovery) lebih besar, karena batas endapan

    lebih jelas terlihat.

    6. Relative lebih aman, karena bahaya yang mungkin timbul terutama akibat

    kelongsoran, sedangkan pada tambang bawah tanah selain kelongsoran juga

    disebabkan oleh adanya gas-gas beracun, kebakaran dll.

    7. Pegawasan dan pengamatan mutu bijih (grade control) lebih mudah.

    Kerugian tambang rebuke antara lain :

    1. Para pekerja akan langsung dipengaruhi langsung oleh cuaca, dimana hujan

    yang lebat dan suhu yang tinggi akan mempengaruhi efesiensi kerja

    menurun

    2. Kedalaman penggalian teratas, karena semakin dalam akan semakin banyak

    overburden yang harus dipindahkan.

    3. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah penutup yang

    jumlahnya cukup bnyak.

    4. Alat-alat mekanis letaknya tersebar.

    5. Pencemaran lingkungan hidup relatife lebih besar.

    a. Musim hujan dapat menyebaban butir-butir tanah terlepas, tanah akan

    terlepas (erosi dan longsor)

  • 45

    b. Adanya binatang-binatang yangterganggu kelangsungan hidupnya.

    c. Akan mnghilangkan tanah yang suburakibat penggalan (pada saat

    penggalian disimpan terlebih dahulu)

    d. Tanah yang terbawa arus air bisa mencemari sungai (pada daerah

    tertentu dibuat kolam-kolam sebagai pengedapan)

    e. Akibat adanya saranatransportasi akan mengakibatkan :

    1. Polusi udara (bising) ; disisi jalan ditanami pepohonan.

    2. Getaran-getaran ; dikurangi dengan peledakan beruntun.

    3. Adanya debu dan asap (CU)

  • 46

    ALAT ALAT MUAT ( LOADING UNITS )

    LOADING SHOWEL

    Kelebihan

    Dapat memberikan produksi lebih tinggi

    dibandingkan dengan back hoe

    (biasanya bucketnya lebih besar

    Dapat menangani material samping

    Showl mempunyai kapasitas lebih

    Kekurangan

    Kondisi oprasinya terbatas

    Memerlukan alat tambahan

    BACK HOE

    Kelebihan

    Mampu menggali material pada

    berbagai kondisi

    Manuver lebih baik

    Dapat beroprasi dengan areal kerja

    yang sempit

    Kekurangan

    Ukraan bucket lebih kecil

  • 47

    dibanding shovel dengan mesin yang sekelas

    METODE PENGGALIAN

    BACK HOE

    Mesin diposisikan pada atas material, truk diposisikan pada lantai material galian

    SHOVEL

    Alat dan truk diposisikan pada muka kerja (lantai material galian) yang sejajar

    YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA SHOVEL & BACKHOE

    Ukuran Bucket (m3)

    Digging reach (m)

    Digging depth (m)

    Digging force (Kg/Newton)

    Kecepatan Swimming

    (Rpm)

    FRONT AND LOADER

    Ada dua type front and loader

    Wheel Loader

    Kelebihan

    Mobilitas dan manuvernya sangat

    tinggi

    Cocok untuk loading di stockpile

  • 48

    Kekurangan

    Memerlukan Dozer untuk menurunkan OB

    Memerlukan kondisi lantai kerja yang baik

    Track Loader

    Kelebihan

    Cocok untuk permukaan yang

    licin/tidak slip

    Kekurangan

    Tidak ekonomis pada produksi

    tinggi karena lebih banyak

    digunakan untuk pekerjaan konstruksi

    ALAT-ALAT ANGKUT

    1. Dump truck (truk jungkit)

    2. Bulldozer

    3. Power scraper

    4. Conveyor

    5. Cable way transportation

    6. Lokomotif

    7. Pompa atau pipa

    8. Tongkang

    9. Cage dll

  • 49

    BULLDOZER

    Ekonomis untuk radius dibawah 100 m

    DUMP TRUK

    Digunakan pada fragment ukuran yang besar

    Baik untuk meningkatkan produksi dan

    menurunkan cost

    TRUK TRAILER

    Hanya untuk material lebih ringan misalnya

    batubara

    Dapat digunakan dijalan datar dengan

    kecepatan tinggi

    Di Dumping langsung di hopper

  • 50

    CONVEYOR

    Volume tinggi, jarak jauh, unit cost rendah

    Sulit untuk dipindah-pindahkan

    Memerlukan ongkos investasi yang besar

    Dapat menghandle material dengan grade

    sama

    Lebih aman dibandingkan truck

    Dampak polusi lingkungan lebih rendah

    GARADER

    Perbaikan jalan/meratakan jalan secara terus

    menerus untuk mengurangi rolling resistance

    Frekuensi perataan/grading tergantung pada

    standar konstruksi kepadatan lalu lintas serta

    beban kendaraan.

    Frekuensi grader dapat terjadi 1 kali se jam atau dalam shift, rata-rata 1 kali

    dalam 2,5 jam

  • 51

    COMPAQTOR

    Penimbunan jalan kadang diperlukan untuk

    menambah daya dukung tanah, bias berupa

    tanah atau perkerasan

    Material timbunan ini harus dipadatkan agar

    daya dukung meningkat sesuai dengan

    desain . Tanpa pemadatan, usaha tersebut

    akan sia-sia.

    Tipe compactor

    Static

    Vibrator (tenaga pemadatan lebih besar)

    Tipe drum compactor

    o Smooth (tipe material : granular atau clay)

    o Padfoot/sheepfoot (tipe material : clay/silt)

    WATER SPRIYING

    Digunakan untuk menjaga permukaan jalan agar tetap lembab (tidak

    basah), sehingga mengurangiadanya debu, mengurangi gangguan jarak

    pandang dan memlihara permukaan tnah agar tetap lpadat

    Jumlah keperluan air tergantung pada :

    Type material permukaan jalan

    Kelembapan alami

  • 52

    Cuaca

    Kepadatan lalu lintas

    Jumlah Water Spraying dihitung berdasarkan cycle time truck,

    pengisian tank dan penyemprotan pompa

    PELEDAKAN

    A. Bahan Peledak

    Suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, atau

    campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan

    awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat dan hasil

    reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan

    sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.

    B. Klasifikasi peledakan

    BAHAN PELEDAK

    MEKANIK NIKLIR KIMIA

    BAHAN PELEDAK KUAT (HIGH EXPLOSIVE)

    BAHAN PELEDAK LEMAH (LOW EKSPLOSIVE)

    ASLI SECARA

    MOLEKULER

    BLASTING AGENT NON-PERMISSIBLE

  • 53

    Bahan Peledak industri adalah bahan peledak yang dirancang dan dibuat

    khusus untuk keperluan industri, misalnya industri pertambangan, sipl, dan

    industri lainnya, dilua keperluan militer

    - TNT - ANFO - Seismik -

    Compressed air/gas

    - Dinamit - Sluries - Trimming -

    Expansion agents

    - Gelatine - Emulsi - Permissible -

    Mechanical metods

    - Hybrid ANFO - Shaped charges -Water

    jats

    Slurry mixtures - Binary -Jet

    Plercing

    - LOX

    - Liquid

    C. Pola pemboran dan Peledakan

    BAHAN PELEDAK

    BAHAN

    PELEDAK KUAT

    AGEN

    PELEDAKAN

    BAHAN PELEDAK

    KHUSUS

    PENGGANTI

    BAHAN PELEDAK

  • 54

    1. Pola pemboran :

    a. Bujur sangkar/squre

    b. Persegi panjang/Rectangular

    c. Zig-zag/selang-seling/Staggered

    2. Pola peledakan

    a. Box cut

    b. V-cut

    GEOMETRI PELEDAKAN

    1. Burden (B)

    Jarak dari lubang bor terhadap bidang bebas (freeface) yang terdekat dan

    relative tegak lurus free face.

    Burden merupakan variable yang sangat penting dalam mendisain peledakan

    2. Spasing (S)

    Jarak antara lobang bor sejajar dengan bidang bebas atau dalam satu baris

    (row)

    3. Sub Drilling (J)

    Tambahan kedalaman dari lubang bor dibawah rencana lantai jenjang (bench),

    berfungsi untuk menghindari tonjolan pada lantai (toe), dan merapikan dasar

    lantai untuk pemboran berikutnya

    4. Stemming (T)

    Material penutup didalam lubang bor, berfungsi unutk mengurung gas

    ledakan.

    5. Kedalaman lubang ledak (L) tinggi jenjang (H)

    Kedalaman lubang bor atau lubang ledak dipengaruhi oleh tinggi jenjang.

    Ketinggian jenjang disesuaikan dengan kemampuan alat bor dan diameter

    lubang

    6. Power colom (PC)

    Panjang lubang isian pada lubang ledak yang akan diisi bahan peledak.

  • 55

    PERLENGKAPAN DAN PERALATAN PELEDAKAN

    1. Perlengkapan peledakan

    a. Detonator

    Alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam bentuk letupan

    (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut

    terhadap bahan peledak peka detonator atau primer

    b. Sumbu api(safety fuse)

    Alat berupa sumbu yang fungsinya merambatkan api dengan kecepatan tetap.

    Perambatan api tersebut dapat menyiakan ramuan pembakar (ignition mixture) di

    dalam detonator biasa, sehingga dapat meledakan isian primer dan isian dasarnya .

    c. Sumbu ledak (detonating cord)

    Berbagai nama untuk sumbu ledak yang dikenal di lapangan antara lain detonating

    cord, detonating fuse, atau cordtex.

    Sumbu ledak adalah sumbu yang pada bagian intinya terdapat bahan peledak

    PETN, yaitu salah satu jenis bahan peledak kuat dengan kecepatan rambat sekitar

    6000 7000 m/s.

    d. Penyambung (connector)

  • 56

    Perlengkapan yang diperlukan untuk menghubungkan kawat listrik atau sumbu

    peledakan antar lubang ledak.

    Tujuannya antara lain :

    Sekedar menyambung leg wire antar lubang memakai kawat penyambung pada

    peledakan dengan detonator listrik .

    Menyambung sumbu nonel antar lubang dan sekaligus mengeset waktu tunda

    permukaan (surface atau trunkline delay)

    Menyambung sumbu ledak antar lubang dan sekaligus mengeset waktu tunda

    permukaan.

    Menyambung sumbu api pada lubang pada peledakan dengan detonator biasa.

    e. Primer dan Booster

    Primer adalah suatu istilah yang diberikan pada bahan peledak peka detonator,

    yaitu bahan peledak berbentuk cartridge berupa pasta atau keras, yang sudah

    dipasang detonator yang diletakan di dalam kolom lubang ledak.

    Terdapat tiga lubang atau titik untuk meletakan primer di dalam kolom lubang

    ledak, yaitu :

    Bagian dasar bahan peledak dalam kolom lubang ledak, disebut bottom

    priming

    Bagian tengah bahan peledak dalam kolom lubang ledak, disebut deck atau

    middle priming,

    Bagian atas bahan peledak dalam kolom lubang ledak, disebut top atau

    collar priming,

    Booster didefinisikan sebagai bahan peka detonator yang dimasukan ke dalam kolom

    lubang ledak berfungsi sebagai penguat energi ledak.

  • 57

    2. Peralatan Peledakan

    a. Blasting Machine, sebagai energi penghantar listrik menuju detonator listrik

    b. Blastometer (BOM), alat pengukur kawat listrik untuk keperluan peledakan

    dan tidak disarankan untuk keperluan lain.

    c. Pengukuran kebocoran arus, adanya kebocoran arus dapat terjadi akibat ada

    nya kawat yang tidak terisolasi, misalnya pada sambungan, yang kontak dengan

    air, tanah basah atau batuan konduktif. Kontak tersebut dapat menghentikan arus

    menuju deronator, sehingga detonator tidak meledak dan dapat menyebabkan

    gagal ledak.

    d. Multimeter peledakan, disebut juga Blasting Multimeter adalah instrument

    penguji yang sekaligus dapat mengukur tahanan, voltage, dan arus.

    e. Tamper, stik pemadat stemming (kayu).

    f. Sirine, sebagai aba-aba peledakan.

    g. Shelter, sebagai tempat berlindung blaster .

    h. Kawat antara (lead wire), berfungsi sebagai penghubung rangkaian

    peledakan dengan alat pemicu ledak listrik ( Blasting Machine).

  • 58

    A. Pengolahan Bahan Galian

    Pengolahan bahan galian (mineral processing, mineral dressing, mineral

    beneficiation) adalah proses atau operasi dimana bahan galian diolah sedemikian

    rupa dengan mempergunakan sifat fisika/kimianya sehingga menghasilkan

    produkta yang dapat dijual dan produkta yang tidak berharga dengan tidak

    mengubah sifat fisik/kimia bahan galian yang bersangkutan.

    Khusus untuk batu bara yang sering dipakai adalah istilah preparasi batu bara

    (coal preparation) dan pencucian batu bara (coal washing).

    Keuntungan pengolahan bahan galian:

    1. Mengurangi ongkos pengangkutan.

    2. Mengurangi kehilangan logam berharga pada saat peleburan.

    3. Mengurangi ongkos peleburan.

    4. Pemisahan secara fisik jauh lebih menguntungkan dari pada proses pemisahan

    secara kimia.

    Hasil pengolahan bahan galian :

    1. Konsentrat, hasil pengolahan bahan galian yang mempunyai kadar mineral

    berharga paling tinggi.

    2. Tailing, hasil pengolahan bahan galian yang mempunyai kadar mineral

    berharga paling rendah.

  • 59

    3. Midling, hasil pemgolahan bahan galain yang mempunyai kadar mineral

    berharganya diantara konsentrat dan tailing.

    Tahap-tahap utama dalam pengolahan bahan galian :

    1. Kominusi (Reduksi ukuran)

    Pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG, dengan tujuan:

    a. Membebaskan/meliberasi mineral berharga dari material

    pengotornya.

    b. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan

    kebutuhan proses berikutnya.

    c. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak

    dengan zat lain, misalnya reagen flotasi.

    Terdiri dari:

    a. Crushing (peremukan), proses reduksi ukuran dari bahan galian/ bijih

    yang langsung dari tambang dan berukuran besar-besar (diameter

    sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai 2,5

    cm. Alat : Jaw crusher, roll crusher

    b. Grinding (pengerusan/penghalusan), proses lanjutan penecilan

    ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih

    halus. Alat : Ball mill, Rod mill.

    2. Sizing (Pemisahan berdasarkan ukuran)

    a. Screening (pengayakan) dan sieving (penyaringan), proses pemisahan

    berdasarkan perbedaan ukuran partikel.

  • 60

    Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri,

    Penyarigan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium. Alat : Vibrating

    sieve, Vibrating screen.

    Hasil :

    - Oversize : ukuran lebih besar dari pada uuran lubang-lubang ayakan.

    - Undersize : ukuran lebih kecil dari pada ukuran lubang-lubang ayakan.

    b. Klasifikasi (classification), proses pemisahan partikel berdasarkan

    kecepatan pengendapan dalam suatu media (udara / air). Alat : class

    ifier.

    Hasil :

    - Overflow : produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di

    bagian atas.

    - Underflow : produk yang berukuran besar/kasar (sand) mengalir di

    bagian bawah (dasar).

    4. Proses Konsentrasi

    a. Sorting (pemilihan), pemisahan dilakukan dengan tangan (manual)

    b. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration), pemisahan mineral

    berdasarkan berat jenis dalam suatu media fluida, jadi sebenarnya

    juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-

  • 61

    mineral yang ada. Alat : Jig, shaking table, humprey spiral, sluice

    box.

    c. konsentrasi dengan media berat (dense/heavy medium separation),bertujuan

    untuk memisahkan mineral-mineral berharga yang lebih berat dari

    pengotornya yang terdiri atas mineral-mineral ringan dengan menggunakan

    medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari ais .alat : drum

    separator,cone separator.

    Hasil:

    -endapan (sink),terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.

    -Apungan (float),terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.

    d. konsentrasi elektrostatik (electrostatic conterncation).proses konsentrasi

    dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor (mudah menghantarkan arus

    litrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral,alat: Elektrostatik

    separator

    Hasil:

    -Konsentrat,mineral-mineral konduktor

    -Tailing,mineral-mineral non-konduktor

  • 62

    e. konsentrasi magnetic (magnetic Concerntration),proses konsentrasi dengan

    memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnetic suscepbility) yang

    dimilki mineral.

    Sifat kemagnetan :

    -ferromagnetic(sangat kuat) : magnetit (Fe3O4)

    -paramagnetic ( sedang) : hamatit (Fe2O3)

    -diamagnetic(tidak ada) : Kwarsa (SiO2)

    Alat : magnetic separator

    Hasil :

    -konsentrat, mineral-mineral magnetic

    -tailing,mineral-mineral non-magnetik

    f. flotasi,proses konsentrasi berdasarkan sifat senang terhadap udara atau takut

    terhadap air (hydrophobic).

    Hasil :

    -konsentyra,mineral-mineral yang ikut terapung dengan gelembung-

    gelembung udara.

    -midling,mineral-mineral apungan yang masih mengandung banyak-banyak

    mineral pengotor.

  • 63

    Tailing, yang tenggelam terdiri dari mineral-minerla pengotor

    Reagen yang digunakan dalam proises flotasi :

    -pembuih (frother),berfungsi sebagai penstabil gelembung

    udara(MIBC/methyl isobuthyl carbinol,terpentin dll)

    -kolektor/pengumpul (collector),bisa mengubah sifat mineral yang semula

    suka air menjadi suka udara(xanthate,thiocarbonilid,asam oleic dll)

    -penekan/pencegah (defresent),berguna untuk mencegah agar mineral

    pengotor tidak menempel pada udara dan iut terapung(ZnSO4)

    -pengatur keasaman (pH regulator),berfungsi untuk mengatur tingkat

    keasaman proses flotasi(HCl,NH4NO3,dll)

    Alat : mechanical dan pneumatic flotation

    4.Dewatering (penguranagan kadar air)

    Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat

    yang dsiperoleh engan proses basah ,misalnya proses kinsentratsi gravitasi dan

    flotasi.

    a. Pengentalan/pemekatan (Thickening),konsentrat yang berupa limpur kedalam

    bejana bulat.

  • 64

    Alat : Thickener

    Hasil :

    -underflow,bagian yang pekat mengendap kebawah.

    -overflow,bagian yang encer atau airnya mengalir dibagian atas.

    b. Penapisan/pengawa-aliran(Filtration),bagian yangpekat dari pengentalan

    dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan ,sehingga jumlah air

    yang terisap akan banyak.

    Alat : vacuum (suction) filters dan pressure filters

    c. Pengeringan (drying),proses membuangseluruh kandungan air dari padatan

    yang berasal dari konsentrat dengan cara penguapan

    (evaporization/evaporation).

    Alat : Heart type drying,shaft drier, film type drier,spray

    5.material handling(penanganan material )

    a. Dry solids handling (penanganan material padat kering),bila bahan galian

    hasil penambanagan di tumpuk mnaka sekelilingnya harus dilengkapi saluran

    penyaliran tetapi bila konsentrat maka disimpan dalam gudang yang tertutup.

  • 65

    b. Slurry handling (penanganan slurry),bila limpur sudah mengandung mineral

    berjarga dengan kadar tinggi ,maka dapat segera dimasukkan kedalm

    thickener ,tetapi jika agak kotor dip roses dengan alat khusus yang sesuai.

    c. Tailing disposal (penanganan / pembuanagan tailing),paling sulit

    penanaganananya karena :

    -jumlahnya sangat banyak,70-90% dari material yang ditanbang.

    -kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun.

    -sulit mencarikan lahan yang cocok untuk penimbunan / tak dapat segera di

    timbun,sehingga harus di buatkan kolam pengendap.

    B.METALLURGI

    Metallurgi adalah ilmu yang mempejari cara cara memperoleh logam (metal)

    melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari cara-cara memperbaiki sifat-

    sifat fisk dan kimia logam murni maupun paduannya(alloy).

    Metalurgi ada kelompok utama :

    1.metallurgi ekstraktif (Ekstractive metallurgy).

    2.metallurgy fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material science)

    Metallurgy eksrtaktif adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengambialan

    (ektraksi) logam dari bijih (ore = naturally occurring compounds) dan proses

    pemurniannya, sehingga sesuai denga syarat-syarat komersial.

  • 66

    Tujuan proses metallurgi eksraktif :

    1. pemisahan (separation) , pembuanagna unsure,campuran (compound) atau

    material yang tidak diinginkan dari bijih(sumber metal).

    2. pembentukan campuran (compound) formation),cara memproduksi material

    yang secara struktur dsan sifat-sifat kimianyan berbeda dari

    bijihnya.(sumberbya).

    3. Pengambilan/produksi metal,cara-cara memperoleh metal yang belum murni.

    4. pemurnian metal (metalrefining),pembersihan metal yang belum

    murni(membuang unsure-unsur pengotor dari metal yang belum

    murni),sehimgga diperoleh metal murni.

    Metallurgi eksrtaktif dibagi menjadi :

    1. pirometallurgi

    Proses eksraksi metal dari bijih ataupun konsentrat degan jalan

    melebur(smelting),dilakukan proses oksidasi pada temperature tinggi sampai

    didapatkan crude metal ataupun metal murni.

    Reaksi pirometallurgi :

    Material + coke + Flux + Panas Metal + Slag + Gas

  • 67

    2. Hidrometallugi

    Proses ekstraksi logan maupun logan radio aktif yang mendasarkan atas reaksi

    kimia didalam air dengan menambahkan zat pelarut.

    Tahapan:

    1.pelarutan logam,

    2.pemisahan antar larutan kaya dengan yang tidak terlarut,

    3.pengambilan logam dari larutan kayu,

    4.pemurnian

    3. Elektrometallurgi

    Proses untuk mengambil metal dari crude metal dan larutan kaya (rich

    solution or pregnamt solution) hasil pelidian (Leaching) ata dengan melebur

    bijih,konsentrat,scrap,dengan ,menggunakan tenaga listrik.

    Macam :

    1. electrolisa garam lebur,

    2. electrolisa aqua solution (electro Winning,Electro refining ,electro

    plstting),

    3. electro thermic.

    Perbandingan Pengolahan Bahan Galian dan Mtallurgi :

  • 68

    Uraian PBG Metallurgi

    Dasar : Sifat fisik Sifat kimia dan fisika

    Produk : Mineral Logam

    Macam Produk : Konsentrat,Midling