Ptkipa 141212003815 Conversion Gate01
-
Upload
bayuperdana -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
description
Transcript of Ptkipa 141212003815 Conversion Gate01
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Program pemerintah melaksanakan perubahan pada sistem pembelajaran di sekolah dikarenakan melihat perubahan atau hasil peserta didik secara berkala setiap tahun. Aplikasi perubahan ini dengan selalu berubahnya program pengajaran sejak kurikulum CBSA hingga KTSP. Selain perubahan pelaksanaan kurikulum pemerintah pada tiap-tiap sekolah dari sekolah dasar hingga sekolah tingkat atas, juga ditentukan kewajiban belajar para siswa minimal 12 tahun. Pada prakteknya di lembaga-lembaga pendidikan formal perubahan hasil belajar yang lebih baik tersebut diketahui dari bagaimana sistematisasi pengajaran di sekolah. Seperti halnya gaya belajar dan pola pengajaran yang dilakukan para pengajar di sekolah. Terutama pengajaran pada sekolah-sekolah yang terdapat jurusan eksak dan/atau MIPA. Pengajaran jurusan eksak atau IPA seyogyanya menerapkan sistem pengajaran yang lebih efektif dan efisien, karena bobot jurusan tersebut lebih besar dari program IPS dan Bahasa. Oleh karena itu, sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan formal seyogyanya mampu mengadakan fasilitas pendukung pembelajaran yang layak pakai.
Pada penelitian ini penyusun lebih mengkerucut pada Pembelajaran IPA. Pengajaran pada tingkat dasar SD atau MI pada lembaga dasar pendidikan formal tersebut lebih memberikan bekal dan dasar pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pada jenjang Sekolah lanjutan. Lembaga pendidikan formal sekolah dasar merupakan penentu arah bakat dan kompetensi peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan pada usia dasar ( 6 tahun 12 tahun), merupakan saat yang menentukan seorang anak untuk bertindak ke arah kemana yang dinginkan. Kisaran usia tersebut masih labil atau mudah terpengaruh kepada hal-hal yang dapat mempengaruhi. Oleh karena itu seyogyanya dididik dan diberikan pendidikan dengan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun mental anak. Praktek di lapangan penerapan metode pengajaran di tingkat sekolah dasar bersifat variatif atau disesuaikan dengan program kurikulum dan gaya mengajar tenaga pendidik di sekolah tertentu. Gaya belajar yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah dasar tertentu masih ada yang menerapkan gaya belajar konvensional atau pengajaran klasik yang terpaku pada seorang pengajar atau hanya dilakukan pembalajaran ekspositori. Pengajaran ekspositori dapat dikatakan sebagai pengajaran yang bersifat satu arah yakni dari pengajar kepada para peserta didik, pengajaran ini kerapkali dilakukan.
Penanaman dasar keilmuan tentang pembelajaran IPA memerlukan teknik atau metode pembelajaran yang searah dengan materi yang diajarkan (Suharsimi Arikunto, 1993: 18). Selain itu juga melihat kemampuan dan gaya belajar siswa dalam menyerap materi yang disampaikan pengajar saat pembelajaran berlangsung. Sebenarnya pembelajaran atau metode pada bidang IPA di tingkat sekolah dasar cukup banyak untuk diterapkan di kelas. Dalam hal ini penyusun menerapkan metode pembelajaran IPA yang disesuaikan dengan materi yang dilaksanakan di kelas.
Sekarang ini pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dasar hanya menggunakan konvensional atau pengajaran ekspositori. Pengajaran ekspositori yakni pengajaran yang bersifat satu arah, yakni dari guru ke para siswa. Seyogyanya pengajaran seperti hal tersebut sudah tidak layak untuk dipakai, karena tidak memberikan pengalaman belajar yang baik pada perkembangan dan penerapan wawasan siswa di masyarakat nanti (Djamarah, 1997: 36). Metodologi pembelajaran yang diterapkan pada saat sekarang sudah mengarah kepada skill atau keahlian memahami, menerapkan dan membuktikan hal-hal baru pada bidang yang dipelajari. Penilaian dalam pembelajaran saat sekarang pun dari dinas pendidikan atau yang terkait lainnya yakni hal yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor (Tabrani Rusyan, 1993: 11). Penilaian ini mempunyai keefektifan yang lebih baik dari penilaian konvensional. Penilaian kognitif yakni penilaian yang mengarah pada pemikiran dan/atau pemahaman para peserta didik. Penilaian afektif yakni penilaian yang mengarah pada sikap dari hasil pembelajaran. Psikomotor yakni penilaian yang mengarah pada praktek atau hasil yang tampak dari pembelajaran tersebut.
Dalam pembelajaran pada studi seyogyanya memenuhi beberapa syarat keberhasilan dalam pembelajaran. Salah satu keberhasilan yang seyogyanya ada dalam pembelajaran yakni adanya komunikasi pembelajaran di kelas (Sudarwan Danim, 1995: 61-12). Komunikasi antara pengajar dan peserta didik mesti terjaga dengan baik sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Keadaan tersebut di atas sebenarnya bukan masalah yang signifikan yang menjadi kendala dalam kesuksesan belajar akan tetapi diperlukan keprofesionalan seorang pengajar. Artinya kesuksesan pembalajaran ditentukan oleh pengajar dan mau dibawa kemana para siswa tersebut. Kesuksesan tersebut yakni seorang pengajar seyogyanya mempunyai beberap srategi, metode atau pendekatan yang memberikan rangsangan kepada peserta didik dalam belajar IPA. Berangkat dari latar belakang di atas maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tindakan dengan judul Penggunaan Kit IPA Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Materi Tata Surya Pada Siswa Kelas VI SDN Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Jember.
1.2 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahannya sebagi berikut:
1. Bagaimanakah cara meningkatkan prestasi siswa dalam materi tata surya dengan penggunaan Kit IPA pada siswa kelas VI SDN Slateng 02 Ledokombo Jember?2. Bagaimanakah cara menggunakan Kit IPA agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran materi tata surya pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember ?1.3 Tujuan Perbaikan
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui bagaimana prestasi, pemahaman dan penguasaan mata pelajaran IPA setelah penggunaan Kit IPA pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember.
2. Ingin menganalisis dampak penggunaan Kit IPA dalam meningkatkan prestasi siswa dalam materi tata surya pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember1.4 Manfaat Perbaikan
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA
2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam proses belajar-mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA di SDN Slateng 02 Ledokombo Jember
3. Menerapkan metode dan media yang tepat sesuai dengan materi pelajaran IPA.
BAB II
KAJIAN PUSTAKAA. Tinjauan Psikologi Dalam Pengajaran IPA
Di dalam pembelajaran IPA anak tidak akan sama dalam menerima materi dengan permasalahan siswa sebagai individu dengan perbedaan pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. Tetapi di dalam perbedaan dari ketiga aspek itu ada juga terselip persamaannya. Ahmadi dan Supriyono (1991:108) melihat siswa sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaannya. Pada intinya berisikan ketiga aspek di atas.Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa berguna dalam membantu usaha pengaturan siswa di kelas. Terutama berhubungan dengan masalah bagaimana pola pengelompokkan siswa guna menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan kreatif sehingga kegiatan belajar yang penuh kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama Kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan kelompok menghendaki peninjauan pada aspek individual siswa. Penempatan siswa memerlukan pertimbangan pada aspek postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa yang mempunyai tubuh tinggi atau pendek, dimana menempatkan siswa yang memiliki kelainan penglihatan atau pendengaran, jenis kelamin siswa perlu juga dijadikan pertimbangan dalam pengelompokan siswa. Siswa yang cerdas, yang bodoh, yang pendiam, yang lincah, dan suka berbicara, suka membuat keributan, yang suka mengganggu temannya, dan sebagainya. Sebaiknya dipisah agar kelompok tidak didominasi oleh satu kelompok tertentu, agar persaingan dalam belajar berjalan seimbang.
B. Metode Pembelajaran
Berdasarkan metode pembelajaran yang dianjurkan, terdapat berbagai metode yang berbeda yang diwakili oleh pembelajaran-pembelajaran yang dijabarkan dalam buku IPA Guru. Metode apa yang dipilih tergantung pada mata pelajaran dan pada tujuan dari pembelajaran tersebut. Metode tersebut antara lain : Ceramah, pemberian tugas diskusi / kelompok, wisata, karya wisata, tanya jawab, demonstrasi, problem solving, dan masih banyak yang lain. Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa.
C. Penggunaan Peralatan Kit IPA1. Arti, Jenis, dan fungsi KIT IPA
KIT IPA merupakan nama alat-alat IPA yang digunakan untuk percobaan dalam pembelajaran IPA di kelas Sekolah Dasar. Jenis KIT IPA, antara lain : KIT IPA untuk siswa yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok siswa untuk percobaan KIT IPA untuk Guru yang dibutuhkan oleh guru untuk peragaan. KIT IPA, daftar nama benda-benda dan bahan-bahan dari lingkungan yang diperlukan untuk percobaan tertentu.Macam-macam peraga di dalam KIT IPA antara lain: Makhluk Hidup; Makhluk hidup berkembang biak.; Pemeliharaan dan pengembangbiakan makhluk hidup.; Populasi; Alat indera; Magnet; Listrik; Organ tubuh manusia; Tata Surya; Bentuk dan gerakan bumi.Kegunaan Kit IPA antara lain untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar,Untuk penekanan pada metode-metode pembelajaran interaktif,Untuk mengembangkan program pengembangan sumber daya manusia,Untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih bermutu, Untuk memenuhi tujuan pembangunan masyarakat, ekonomi, dan teknik di Indonesia, Untuk membantu guru IPA, mempermudah persiapan pengajaran dan memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas didasarkan pada kurikulum 1994 yang telah disempurnakan tahun 1999.D. MotivasiMotivasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap kehidupan seseorang dalam setiap aktivitasnya dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Kata " motif " diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk menentukan sesuatu, berawal dari " motif " itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.Menurut Hudoyo (1995:24) Motivasi Belajar adalah " Dorongan untuk mempelajari sesuatu dengan sungguh-sungguh sehingga memiliki pengertian yang lebih mendalam dalam bidang tersebut untuk mendapatkan kepandaian. Sedangkan menurut Mc. Donal dalam Suyabrata (1981:30), Motivasi adalah perubahan energi dari seseorang yang ditandai dengan muncul feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.Dari pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting, yaitu
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri individu manusia, yang penampakannya menyangkut kegiatan fisik manusia;b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa " feeling " afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia;c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi hal yang dapat disimpulkan adanya, karena sesuatu yang dapat kita saksikan tiap aktivitas yang dilakukan seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri seseorang, kekuatan pendorong itulah yang disebut motif.Dari hal di atas maka dapat dikatakan bahwa motivasi adalah suatu hal yang sangat penting bagi setiap insan manusia untuk mencapai suatu keberhasilan atau tercapainya keinginan apa yang diidam-idamkan oleh setiap orang. Kalau seseorang sudah mempunyai motivasi, maka ia ada dalam ketegangan, dan ia siap mengerjakan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Sesungguhnya motivasi menyangkut pemenuhan seperangkat kebutuhan, yang oleh Maslow dalam Ivor K. Davies (1986 : 215) diklasifikasikan menurut kekuatan gaya pendorong atas lima kelompok, yaitu : Kebutuhan fisiologis (antara lain : haus, lapar, seks) Kebutuhan keamanan (antara lain : menyelamatkan jiwa, ketertiban) Kebutuhan berkerabat (antara lain : identifikasi, kasih sayang, persahabatan) Kebutuhan penghargaan (antara lain : sukses, percaya diri, harga diri) Kebutuhan berusaha (antara lain : mengembangkan diri)Sesudah kebutuhan tingkat rendah dipenuhi, munculkan kebutuhan tingkat tinggi. Tetapi tidak berarti bahwa kebutuhan yang satu mesti terpenuhi sebelum kebutuhan lainnya muncul. Siswa yang berbakat minim pun akan ingin mengembangkan diri, sekalipun kebutuhan-kebutuhan lain telah terpenuhi.E. Prestasi BelajarDari hasil penelitian yang dikemukakan oleh Bloom (dalam Semiawan dan Munandar, 1984 ; 4) berangkat dari pola distribusi normal, anak-anak yang terletak di ujung sebelah kiri dan kanan tidak dapat memanfaatkan secara baik layanan pendidikan yang disediakan sekolah untuk kelompok normal atau kelompok biasa. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan Reigeluth (1983), hasil belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi semakin baik semakin baik hasil belajar, dan semakin rendah interaksi semakin rendah pula hasil belajarnya.Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa (hasil belajar) dipengaruhi oleh interaksi dan kondisi proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang dikelola dengan baik dalam penggunaan KIT IPA akantercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga akan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan.Menurut Ahmadi (1991;147) apabila perhatian terhadap sesuatu obyek tidak ada, tetapi obyek tersebut ternyata ada hubungannya dengan kebutuhan kita maka dapat diharapkan bahwa kita akan mempunyai kemauan yang besar terhadap obyek itu. Dengan kata lain, sasaran perhatian terhadap obyek tertentu ada hubungannya dengan kebutuhan yang dapat diharapkan, obyek-obyek tertentu tersebut akan mempengaruhi pola pikir seseorang. Siswa dalam hal ini sebagai obyek, dan penggunaan KIT IPA sebagai subyek. Hubungan obyek dan subyek adalah keberhasilan yang ingin dicapai di dalam suatu tujuan. Menurut Depdiknas (2000;5) perencanaan pengaturan penempatan kelas ialah (a) pengaturan kelas untuk keperluan administrasi sekolah (b) pengaturan tempat duduk sesuai dengan jenis dan tingkat sekolah dengan memperhatikan kemampuan dan keadaan fisik, jenis kelamin setiap siswa, penempatan denah sekolah pada papan pengumuman, dan kegiatan lain yang sejenis, (c) pengaturan kelas memudahkan siswa dapat mengetahui ruangan belajar masing-masing.Atas dasar penegasan di atas, berikut ini disajikan ciri-ciri keberhasilan siswa dalam belajar menggunakan KIT IPA dalam pembelajaran siswa di kelas :(1) siswa menyadari arah yang dituju dalam proses belajar mengajar, (2) siswa merasa mendapat tanggung jawab pada beban yang diberikan, (3) siswa merasa tidak bosan, mengantuk, dan berkonsentrasi terhadap materi yang diberikan guru,(4) motivasi belajar siswa banyak tumbuh dari dalam diri siswa, dan (5) kreativitas siswa berkembang dengan baik.
BAB III. PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Slateng 02 pada siswa kelas VI tahun pelajaran 2008/2009 semester 2, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa yang sebagian besar berasal dari keluarga petani. Dari 28 siswa terdapat 5 orang siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata, 18 siswa berkemampuan sedang dan 5 lainnya berkemampuan kurang. Mata pelajaran yang diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Alam dengan kompetensi dasar tata surya.
B. Deskripsi Per SiklusProsedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dari kegiatan yang berbentuk siklus diawali dengan kegiatan pra siklus, siklus 1, siklus 2 dan kemudian siklus 3. Setelah tindakan pada siklus 1 diharapkan meningkat dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat dan antusias, senang tanpa ada faktor keterpaksaan karena ada variasi pembelajaran disbanding pembelajaran sebelumnya.
Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
a. Aspek yang akan diobservasi meliputi respon siswa terhadap proses pembelajaran yaitu kesungguhan/ antusias siswa dalam aktivitas pembelajaran.
b. Daya serap siswa terhadap tingkat pencapaian hasil belajar.
1. Rencanaa. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus merencanakan pelaksanaan untuk memperoleh data nilai awal materi tata surya dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah. Dari analisa diperoleh data awal akan dilanjutkan dengan siklus 1
b. Siklus 1
Dari kegiatan pembelajaran melalui kegiatan instrumen yang sama dengan pra siklus, akan tetapi dalam siklus 1 ini media yang dipakai adalah KIT IPA Tata Surya. Pembelajaran diarahkan pada penggunaan Kit IPA sebagai media untuk mendekatkan konsep abstrak ke semi kongkret.
c. Siklus 2
Pada siklus yang kedua, siswa dibentuk dalam beberapa kelompok, metode pembelajaran yang dipakai adalah demonstrasi dengan media KIT IPA. Siswa dalam kelompok mendemontrasikan penggunaan KIT Tata Surya.d. Siklus 3
Pada siklus ketiga, siswa secara berkelompok tetap menggunakan KIT IPA sebagai media sekaligus sumber belajar. Metode Diskusi kali ini dipakai dengan tujuan untuk lebih mengaktifkan siswa.2. Pelaksanaan
a. Pra siklus
Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 9 April 2009, dengan menggunakan media gambar yang disiapkan oleh peneliti. Siswa diterangkan tentang tata surya. Kemudian siswa ditugaskan untuk menjawab pertanyaan dalam LKS. Metode yang dipakai adalah ceramah. Dengan tes tulis sebagai bentuk evaluasinya.b. Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada Senin, 13 April 2009. Peneliti kali ini menggunakan media kit IPA tata surya. Siswa diminta untuk mendemonstrasikan penggunaan Kit IPA Tata Surya secara bergantian. Metode pembelajaran yang dipakai adalah demonstrasi. Terlihat antusias siswa masih mencapai 60% karena masih ada sebagian siswa yang masih kurang memperhatikan demonstrasi yang dilakukan siswa lain. Bentuk penilaian yang digunakan adalah tes tulis.c. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan pada Senin, 20 April 2009. Peneliti kali ini membentuk siswa dalam kelompok dengan metode demonstrasi kelompok. Demonstrasi susunan tata surya dengan Kit IPA dilakukan kelompok dengan penjelasan anggota tata surya disampaikan oleh perwakilan kelompok. Kelompok lain mengamati demonstrasi dan diberikan kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang sedang berdemontrasi.d. Siklus 3
Siklus 3 dilaksanakan pada Senin, 27 April 2009 dengan media yang sama KIT IPA Tata Surya. Metode demontrasi dan diskusi menjadi pilihan peneliti dengan tujuan agar siswa lebih aktif disbanding dengan kegiatan pembelajaran siklus 2. Setelah demonstrasi kelompok dilaksanakan maka siswa ditugaskan untuk menggambar susunan tata surya pada kertas yang disediakan. Pada proses pengerjaan tugas siswa dalam kelompok berinteraksi dengan teman dalam kelompoknya. Keaktifan siswa hamper mencapai sempurna.C. Pengamatan/ Pengumpulan Data/ Instrumen
Dalam penelitian tindakan kelas instrument utama penelitian adalah penelitiHal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1982), bahwa peneliti adalah orang yang mengetahui seluruh data dan car menyikapinya. Untuk mendukung dan melengkapi istrumen utama digunakan instrument penunjang (Moeloeng, 1991). Instrumen penunjang dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan
Berikut beberapa instrumen yang disiapkan untuk pelaksanaan tindakan:
Tabel 2.1 Format Penilaian Observasi yang digunakanNoNama SiswaAktivitasKeterangan
Perhatian Terhadap PekerjaanMembuat Catatan Penting
BaikCukupKurangBaikCukupKurang
1
2
Keterangan :
Kolom aktifitas diisi dengan centang ( )
Tabel 2.2 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 1NoNama SiswaNilaiPeningkatanKeterangan
Pra SiklusSiklus 1
1
2
3
Keterangan :
Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar pra siklus dan hasil belajar siklus 1
Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila nilai >65)
Tabel 2.3 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 2
NoNama SiswaNilaiPeningkatanKeterangan
Siklus 1Siklus 2
1
2
3
Keterangan :
Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 1 dan hasil belajar siklus 2
Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila nilai >65)
Tabel 2.4 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 3
NoNama SiswaNilaiPeningkatanKeterangan
Siklus 2Siklus 3
1
2
3
Keterangan :
Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 2 dan hasil belajar siklus 3
Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila nilai >65)
Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan dua cara sebagaimana yang dikemukakan oleh Silverman (1995 : 156) sbb:
Pertama : Membandingkan jenis data yang berbeda seperti data kualitatif dan sumber data yang berbeda, serta data observasi dan tanya jawab untuk melihat apakah memiliki kecocokan antar data yang satu dengan yang lain.
Kedua : Mencocokkan kembali data yang diperoleh kepada subyek peneliti.
Kedua cara ini digunakan penulis untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian. Selain itu untuk menguatkan data penelitian, penulis juga melakukan pemeriksaan silang dengan cara tukar pendapat dengan teman sejawat. Mengklarifikasi kembali pada subjek, meninjau ulang catatan lapangan, merenungkan kembali bagian-bagian fenomena penting selama tindakan dan menyempurnakannya sehingga diperoleh secara lengkap dan utuh.
D. Refleksi
Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.
Berikut refleksi pada masing-masing siklus:
1. Siklus 1
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 1 dan tindakan berikutnya pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
a. Guru hendaknya lebih mempersiapkan media agar dapat memotivasi siswab. Metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna.
2. Siklus 2
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2 dan tindakan berikutnya pada siklus 3 adalah sebagai berikut:
a. Media yang dipakai dalam siklus 2 sudah dapat dikatakan dapat memotivasi siswa namun media tidak akan berarti manfaatnya apabila guru kurang dapat mengarahkan / menggunakan media tersebut.
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan siswa namun dalam pelaksanaannya siswa masih berebut untuk mendemonstrasikan, hal ini disebabkan karena pembelajaran dilaksanakan dengan berkelompok.
c. Pada siklus berikutnya guru harus lebih dapat membimbing siswa dalam kelompok dan membimbing siswa secara individu.
3. Siklus 3
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 3 adalah sebagai berikut:
a. Media yang dipakai dalam siklus 3 sudah dapat dikatakan dapat memotivasi siswa dan dapat mewakili media yang mudah digunakan, guru sudah menyiapkan media sesuai dengan jumlah siswa.
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan siswa terlihat dengan aktifnya semua siswa dalam proses pembelajaran
c. Proses pembelajaran sudah lebih terarah karena guru sudah dapat menguasai kelas dan kegiatan siswa dapat terakomodasi dalam kegiatan yang mengarah pada tujuan pembelajaran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan
1. Pra SiklusPelaksanaan tindakan dimulai dengan mengadakan observasi awal yang dilakukan pada hari Kamis tanggal 9 April 2009. Tujuannya untuk mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah, sebagai kelas yang akan mendapat perlakuan. Kondisi tersebut mencakup kondisi fisik kelas, kondisi siswa, guru, proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar dikelas serta sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di kelas maupun di sekolah. Pada observasi awal, kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 tahapan, 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Penutup. Pada kegiatan awal yang berupa appersepsi, siswa diajak tanya jawab tentang materi yang akan dibahas, yang akhirnya mengaitkan dengan materi inti; Sedangkan pada kegiatan inti dalam pembelajaran banyak menggunakan metode ceramah menggunakan tanpa menggunakan media kecuali sumber buku pelajaran IPA. Guru lebih banyak menerangkan dengan menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan konsep sehingga terkesan siswa hanya mendapatkan konsep yang abstrak dan kegiatan belajar mengajar terfokus kepada guru. Selain itu, keterlibatan siswa masih tampak kurang optimal, ini terlihat dari kepasifan dan kebingungan siswa dalam mengikuti dan memahami pelajaran yang disampaikan guru. Adapun kegiatan penutup siswa diberi tugas mengerjakan soal atau evaluasi.
Berikut data hasil belajar pra siklus:
Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pra siklus
NoNamaNilaiTuntas
Tidak tuntas
1Andriyan Subairi50TT
2Holifah60TT
3Asni Lutfiah80T
4Abdul Gofur70T
5Lukman Hakim60TT
6Subairi60TT
7Farida50TT
8Faridi70T
9Khoirul Ilham80T
10Ilmiyeh70T
11Halim60TT
12Gufron70T
13Jepriyanto70T
14M.Wafi Purwanto60TT
15M.Arifin60TT
16Umi Habibah60TT
17M.ikbal60TT
18Wasik60TT
19Nur Imamah50TT
20Maulida Wajarwati60TT
21Suyati70T
22Sumiyati50TT
23Riris Ria Dewi50TT
24Risdatul Jannah60TT
25Yuni Lestari70T
26Nita Novitasari60TT
27Heni Fia50TT
28Rumania50TT
rata-rata61,43
siswa tuntas9
siswa tidak tuntas19
persentase tuntas kelas32,14
Keterangan:
Rata-rata kelas
: 61,43Jumlah siswa tuntas
: 9 siswa
Jumlah siswa tidak tuntas
: 19 siswa
Prosentase Ketuntasan Klasikal: 32,14 % ( tidak tuntas )
Dari tabel 4.1 di atas diperoleh data bahwa secara klasikal pembelajaran masih belum tuntas dikarenakan prosentase ketuntasan klasikal hanya 32,14 % masih jauh dari batas minimal ketuntasan klasikal yaitu 85 %.
Pada refleksi awal melalui observasi dapat ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan pada kegiatan pembelajaran. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain :
1. Proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan sistematis sesuai dengan rancangan pengajaran, maupun program pengajaran; 2. Guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi walau hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang ditemukan adalah :
1) guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%) hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai;
2) siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan guru secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias mengikuti pelajaran, merasa kebingungan memahami konsep yang dijelaskan guru.
Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya. Hal ini karena metode konvensional tidak banyak memberi kesempatan yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan tahan lama retensinya karena kurang menekankan ketrampilan proses. Akibatnya, siswa bahkan kesulitan memvisualisasikan konsep abstrak yang didapatkannya.2. Pelaksanaan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi awal, peneliti memberi tindakan siklus I yang dilaksanakan pada hari Senin, 13 April 2009 dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut :
1) Hasil pengamatan terhadap guru
a) Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan
b) Siswa dipaparkan tentang contoh media peraga kit IPA berupa susunan planet anggota tata surya yang tentunya akan menarik beberapa siswa baik untuk memahami.
c) Siswa dipaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola belajar siswa dan minat belajarnya terhadap IPA. Siswa yang terkesan sangat tertarik terhadap media ditunjukkan oleh lebih antusiasnya seorang siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media tersebut.
d) Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya waktu untuk menghasilkan produk lebih banyak.2). Hasil Pelaksanaan Siklus I
Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada table berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1
NoNamaNilaiMeningkatKeterangan
Pra SiklusSiklus 1
1Andriyan Subairi5060YaTT
2Holifah6070YaT
3Asni Lutfiah8080TidakT
4Abdul Gofur7070TidakT
5Lukman Hakim6060TidakTT
6Subairi6070YaT
7Farida5060YaTT
8Faridi7070TidakT
9Khoirul Ilham8080TidakT
10Ilmiyeh7070TidakT
11Halim6070YaT
12Gufron7070TidakT
13Jepriyanto7070TidakT
14M.Wafi Purwanto6060TidakTT
15M.Arifin6060TidakTT
16Umi Habibah6070YaT
17M.ikbal6070YaT
18Wasik6060TidakTT
19Nur Imamah5070YaT
20Maulida Wajarwati6060TidakTT
21Suyati7080YaT
22Sumiyati5060YaTT
23Riris Ria Dewi5060YaTT
24Risdatul Jannah6060TidakTT
25Yuni Lestari7070TidakT
26Nita Novitasari6060TidakTT
27Heni Fia5060YaTT
28Rumania5060YaTT
rata-rata kelas61,4366,43
siswa tuntas915
siswa tidak tuntas1913
siswa dengan nilai meningkat13
persentase ketuntasan32,1453,57
Keterangan:
T: Tuntas
Nilai meningkat: 13 siswa
TT: Tidak Tuntas
Nilai tidak meningkat: 15 siswa
Rata-rata kelas
: 66,43Jumlah siswa tuntas: 15Jumlah siswa tidak tuntas: 13Prosentase Ketuntasan Klasikal: 53,57 % ( tidak tuntas )
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
NoUraianHasil Siklus I
1
2
34Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa dengan nilai meningkatPersentase ketuntasan belajar66,43151353,57 %
Keterangan tabel 4.2 dan tabel 4.3
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran dengan metode demonstrasi tunggal oleh guru diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 66,40 dan ketuntasan belajar mencapai 53,57 % atau ada 15 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 53,57 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang dilaksanakan guru.
Setelah melakukan tindakan ini, peneliti menghasilkan rekomendasi berdasarkan refleksi siklus I . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan selanjutnya pada tindakan II adalah :
a. guru hendaknya lebih mempersiapkan media yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
b. metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna.
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan Siklus Kedua ini dilakukan pada tanggal 20 April 2009. Pada siklus ini peneliti memberikan tindakan seperti pada Siklus I, namun dalam pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran guru mengunakan media KIT IPA tata surya dan metode demonstrasi oleh siswa dilaksanakan secara berkelompok.. Tindakan ini berlangsung 70 menit untuk kemudian diberi evaluasi dan refleksi guna tercapainya proses belajar mengajar sesuai skenario pembelajaran yang terdapat pada rencana pengajaran pada siklus kedua. Dalam siklus II ini, setelah selesai para siswa disuruh maju secara berkelompok untuk mempresentasikan materi. Hal ini agar dapat dilihat secara nyata kemampuan siswa tidak hanya angan-angan tapi sudah merupakan hasil yang nyata. Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II
NoNamaNilaiMeningkatKeterangan
Siklus 1Siklus 2
1Andriyan Subairi6070YaT
2Holifah7080YaT
3Asni Lutfiah8080TidakT
4Abdul Gofur7070TidakT
5Lukman Hakim6070YaT
6Subairi7080YaT
7Farida6070YaT
8Faridi7070TidakT
9Khoirul Ilham8090YaT
10Ilmiyeh7070TidakT
11Halim7070TidakT
12Gufron7070TidakT
13Jepriyanto7070TidakT
14M.Wafi Purwanto6070YaT
15M.Arifin6060TidakTT
16Umi Habibah7070TidakT
17M.ikbal7070TidakT
18Wasik6060TidakTT
19Nur Imamah7070TidakT
20Maulida Wajarwati6060TidakTT
21Suyati8090YaT
22Sumiyati6070YaT
23Riris Ria Dewi6060TidakTT
24Risdatul Jannah6060TidakTT
25Yuni Lestari7070TidakT
26Nita Novitasari6070YaT
27Heni Fia6070YaT
28Rumania6060TidakTT
rata-rata kelas66,4370,36
siswa tuntas1522
siswa tidak tuntas136
siswa dengan nilai meningkat1311
persentase ketuntasan53,5778,57
Keterangan:
T: Tuntas
Nilai meningkat: 11 siswa
TT: Tidak Tuntas
Nilai tidak meningkat: 7 siswa
Rata-rata kelas
: 70,36Jumlah siswa tuntas: 22
Jumlah siswa tidak tuntas: 6Prosentase Ketuntasan Klasikal: 78,57 % ( tidak tuntas )
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus IINoUraianHasil Siklus II
1
2
34Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa dengan nilai meningkatPersentase ketuntasan belajar70,36221178,57 %
Keterangan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5
Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 70,36 dan ketuntasan belajar mencapai 78,57 % atau ada 22 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Setelah siklus II selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada siklus II lebih baik daripada siklus I. Beberapa kelebihan pada siklus II ini adalah sebagai berikut :
1) Peneliti sudah bisa menguasai situasi kelas dengan membawa siswa untuk lebih bisa memahami konsep lebih mudah serta lebih aktif karena merasa percaya diri dengan kemampuan memahaminya tersebut, meskipun masih terdapat siswa yang belum berkosentrasi terhadap materi;
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif dengan lebih menekankan pada pengalaman belajar dan menggunakan metode demontrasi kelompok dengan media yang disiapkan sendiri oleh siswa secara kelompok4. Pelaksanaan Siklus III
Kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan kedua siklus II , dibahas oleh peneliti untuk mencari jalan keluarnya. Pada pertemuan siklus III, peneliti sudah dapat menguasai kelas dan siswa mulai antusias dengan pelajaran. Media yang digunakan kali ini masih berupa KIT IPA tata surya. Kegiatan berkelompok ini kemudian dilanjutkan dengan kegiatan yang sama namun secara individu. Pertemuan Siklus III dilaksanakan pada hari Senin, 27 April 2009. dengan hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.6 Tabel Hasil Belajar Siklus III
NoNamaNilaiMeningkatKeterangan
Siklus 2Siklus 3
1Andriyan Subairi7080YaT
2Holifah8090YaT
3Asni Lutfiah8070TidakT
4Abdul Gofur7080YaT
5Lukman Hakim7070TidakT
6Subairi8080TidakT
7Farida7080YaT
8Faridi7070TidakT
9Khoirul Ilham9090TidakT
10Ilmiyeh7080YaT
11Halim7070TidakT
12Gufron7080YaT
13Jepriyanto7080YaT
14M.Wafi Purwanto7070TidakT
15M.Arifin6070YaT
16Umi Habibah7070TidakT
17M.ikbal7080YaT
18Wasik6070YaT
19Nur Imamah7070TidakT
20Maulida Wajarwati6060TidakTT
21Suyati9090TidakT
22Sumiyati7070TidakT
23Riris Ria Dewi6060TidakTT
24Risdatul Jannah6070YaT
25Yuni Lestari7070TidakT
26Nita Novitasari7070TidakT
27Heni Fia7070TidakT
28Rumania6070YaT
rata-rata kelas70,3674,29
siswa tuntas2226
siswa tidak tuntas62
siswa dengan nilai meningkat1112
persentase ketuntasan78,5792,86
Keterangan:
T: Tuntas
Nilai meningkat: 12 siswa
TT: Tidak Tuntas
Nilai tidak meningkat: 16 siswa
Rata-rata kelas
: 74,29Jumlah siswa tuntas: 26Jumlah siswa tidak tuntas: 2Prosentase Ketuntasan Klasikal: 92,86 % ( tuntas )
Tabel 4.7. Hasil belajar siswa pada Siklus III
NoUraianHasil Siklus III
1
2
3Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa dengan nilai meningkatPersentase ketuntasan belajar74,29261292,86 %
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 74,29 dan dari 26 siswa yang telah tuntas sebanyak 28 siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 92,86 % (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini. Disamping itu dengan adanya metode pembelajaran ini siswa dapat bertanya dengan sesama temanya, dan ternyata dari proses bertanya antar siswa ini, siswa lebih mudah menerima penjelasan dari temannya yang lebih paham tentang materi pelajaran tersebut. Juga dari hasil pembelajaran metode demonstrasi berkelompok ini murid jadi lebih mudah untuk bekerja sama dengan sesama temannya.
Setelah siklus III selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada siklus III lebih baik daripada siklus II. Beberapa kelebihan pada siklus III ini adalah sebagai berikut :
1) peneliti dapat menguasai kelas, serta keaktifan siswa sudah mencapai 90 %;
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif dengan lebih menekankan pada cara penggunaan metode pembelajaran demonstrasi berkelompok dengan media KIT IPA.B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data diatas, ditunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi berkelompok sangat bermanfaat untuk menunjang pemahaman konsep bangun ruang dalam hal ini balok dan kubus. Pelaksanaan model ini mengadaptasi model sebelumnya yang pernah dilaksanakan pada beberapa pembelajaran, sehingga beberapa para siswa tidak terlihat mengalami kesulitan dalam beraktifitas selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan data hasil belajar yang terus meningkat dari siklus 1 sebesar 66,43, siklus 2 sebesar 70,36 dan siklus ketiga dengan hasil sebesar 74,29. Data lain yang juga mendukung bahwa model pembelajaran demonstrasi berkelompok dapat merangsang kreatifitas dan kemampuan pemahaman konsep bangun ruang adalah jumlah siswa yang tuntas belajar secara individu meningkat drastis dari siklus 1 sebanyak 15 siswa, siklus 2 22 siswa dan siklus 3 ada peningkatan yang signifikan yaitu 26 siswa dari 28siswa di kelas VI, jadi hanya 2 siswa yang tidak tuntas. Secara klasikal pada siklus 3 ketuntasan belajar kelas telah mencapai 92,86 % ( prosentase ketuntasan diatas batas minimal ketuntasan kelas 80% ).Faktor lain yang menyebabkan hal diatas adalah disebabkan kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi para guru, hal ini dinyatakan sekitar 90 % siswa terlihat antusias dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa mulai ditunjukkan sejak siklus 2 dengan metode demonstrasi berkelompok. Iklim kolaboratif yang dari awal ditumbuhkan merupakan latar belakang mengapa hal ini terjadi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui pembelajaran dengan menggunakan Kit IPA, sangat membantu siswa dalam pembelajaran IPA materi tata surya. Namun demikian, pembelajaran dengan menggunakan metode ini membutuhkan persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas pembelajaran di kelas. Pembelajaran IPA dengan menggunakan media Kit IPA ini juga dapat meningkatkan motivasi guru dan mendapat respon positif dari para siswa.
B. Saran Saran
1) Saran bagi guru
Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar IPA materi tata surya sebaiknya dengan menggunakan Kit IPA;2) Saran bagi sekolah
Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti televise, vcd/dvd player, lcd proyektor serta alat bantu mengajar yang dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan buku panduan macam-macam metode pengajaran
DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi AksaraDimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka CiptaNana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda KaryaNgalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda KaryaSuharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian dalam Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.Seells, Barbara B. And Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran.(Terjemahan Prawiradilaga dkk.). Jakarta: LPTKW.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia WidiasaranaIndonesia.Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS 1
Mata Pelajaran: IPAKelas/ Semester: VI / 2
Waktu
: 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )
Hari, Tanggal
: Senin, 13 April 2009
Standar Kompetensi
9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata suryaI. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata suryaII. Indikator
Menyebutkan anggota tata surya Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya
III. Tujuan PembelajaranSetelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
Menyebutkan anggota tata surya dengan benar
Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar
IV. Materi Ajar
Tata SuryaV. Metode Pembelajaran
Demonstrasi
Ceramah
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
Salam, Absensi Global
Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk mengetahui pengetahuan awal siswab. Kegiatan Inti
Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya Guru mendemonstrasikan cara menggunakan kit ipa tersebut Guru memberikan penjelasan tentang tata surya Siswa mendemontrasikan menggunakan Kit IPA susunan tata surya Siswa membuat ringkasan materic. Kegiatan Akhir
Evaluasi
Siswa dan guru menarik kesimpulan
Salam
VII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Kurikulum IPA Kelas6, KTSP
Buku IPA Kekas 6; Erlangga
KIT Tata SuryaVIII. Penilaian
a. Bentuk Penilaian
Tes Tulisb. Alat Penilaian
SoalIsilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Pusat tata surya adalah..
2. Karena memancarkan cahaya sendiri maka matahari adalah sebuah.
3. Planet dalam antara lain..dan..
4. Planet yang terdekat dengan matahari adalah.
5. Planet terjauh dengan matahari adalah
6. Planet ketiga dalam tata surya adalah.
7. Planet terbesar dalam tata surya adalah
8. Komet disebut juga sebagai bintang..
9. Lintasan asteroid terletak diantara planet..dan.10. Tata surya kita berada dalam gugusan galaksi..
Kunci Jawaban
1. matahari
6. bumi
2. bintang
7. yupiter
3. merkurius dan venus
8. berekor
4. merkurius
9. mars dan yupiter
5. neptunus
10. bima sakti
Ledokombo, 11 April 2009
Guru Kelas
DAHONO NIM. 813663449Lampiran 2RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS 2
Mata Pelajaran: IPA
Kelas/ Semester: VI / 2
Waktu
: 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )
Hari, Tanggal
: Senin, 20 April 2009
Standar Kompetensi
9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata surya
I. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya
II. Indikator
Menyebutkan anggota tata surya
Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya
III. Tujuan PembelajaranSetelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
Menyebutkan anggota tata surya dengan benar
Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar
IV. Materi Ajar
Tata SuryaV. Metode Pembelajaran
Demonstrasi
Ceramah
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
Salam, Absensi Global
Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk mengetahui pengetahuan awal siswab. Kegiatan Inti
Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya
Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok
Guru memberikan penjelasan tentang tata surya
Siswa dalam kelompok mendemontrasikan menggunakan Kit IPA susunan tata surya
Siswa membuat ringkasan materic. Kegiatan Akhir
Evaluasi
Siswa dan guru menarik kesimpulan
Salam
VII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Kurikulum IPA Kelas6, KTSP
Buku IPA Kekas 6; Erlangga
KIT Tata SuryaVIII. Penilaian
a. Bentuk Penilaian
Tes Tulis b. Alat Penilaian
Soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Susunan benda langit yang mengelilingi matahari disebut.2. Jarak antara bumi dan matahari kira-kira ..km3. Planet yang dijuluki planet merah adalah..4. Planet yang terdekat dengan matahari adalah.
5. Planet yang disebut bintang kejora adalah
6. Planet cincin dalam tata surya adalah.
7. Planet terbesar dalam tata surya adalah
8. Bintang jatuh sebenarnya adalah sebuah..
9. Benda langit yang mengikuti/ mengelilingi planet disebut..10. Satelit alam bumi adalah..Kunci Jawaban
1. tata surya
6. saturnus2. 150
7. yupiter
3. mars
8. meteorid4. merkurius
9. satelit5. venus
10. bulanLedokombo, 20 April 2009
Guru Kelas
DAHONO NIM. 813663449
Lampiran 3RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS 3
Mata Pelajaran: IPA
Kelas/ Semester: VI / 2
Waktu
: 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )
Hari, Tanggal
: Senin, 27 April 2009
Standar Kompetensi
9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata surya
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya
Indikator
Menyebutkan anggota tata surya
Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya
Tujuan PembelajaranSetelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
Menyebutkan anggota tata surya dengan benar
Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar
Materi Ajar
Tata SuryaMetode Pembelajaran
Demonstrasi
Ceramah
Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
Salam, Absensi Global
Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk mengetahui pengetahuan awal siswab. Kegiatan Inti
Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya
Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok
Siswa dalam kelompok mendiskusikan susunan tata surya
Siswa dalam kelompok mendemontrasikan menggunakan Kit IPA susunan tata surya untuk lebih memahami materi tata surya
Siswa membuat ringkasan materic. Kegiatan Akhir
Evaluasi
Siswa dan guru menarik kesimpulan
Salam
Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Kurikulum IPA Kelas6, KTSP
Buku IPA Kekas 6; Erlangga
KIT Tata SuryaPenilaian
a. Bentuk Penilaian
Tes Tulis b. Alat Penilaian
Soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Benda langit terbesar dalam tata surya kita adalah.
2. Planet satu-satunya yang dihuni oleh mahluk hidup adalah
3. Planet yang dijuluki kembaran bumi adalah..
4. Planet yang terjauh dengan matahari adalah.
5. Planet keenam dalam tata surya adalah..
6. Planet cincin dalam tata surya adalah.
7. Planet terbesar dalam tata surya adalah
8. Komet Halley muncul setiap..
9. Benda langit yang mengikuti/ mengelilingi planet disebut..
10. Benda langit yang berteburan antara mars dan yupiter disebut..
Kunci Jawaban
1. matahari
6. saturnus
2. bumi
7. yupiter
3. venus
8. 76 tahun
4. neptunus
9. satelit
5. saturnus
10. asteroid
Ledokombo, 27 April 2009
Guru Kelas
DAHONO NIM. 813663449
Lampiran 4
HASIL BELAJAR SISWA TIAP SIKLUSNoNamaNilai
Pra SiklusSiklus 1Siklus 2Siklus 3
1Andriyan Subairi50607080
2Holifah60708090
3Asni Lutfiah80808070
4Abdul Gofur70707080
5Lukman Hakim60607070
6Subairi60708080
7Farida50607080
8Faridi70707070
9Khoirul Ilham80809090
10Ilmiyeh70707080
11Halim60707070
12Gufron70707080
13Jepriyanto70707080
14M.Wafi Purwanto60607070
15M.Arifin60606070
16Umi Habibah60707070
17M.ikbal60707080
18Wasik60606070
19Nur Imamah50707070
20Maulida Wajarwati60606060
21Suyati70809090
22Sumiyati50607070
23Riris Ria Dewi50606060
24Risdatul Jannah60606070
25Yuni Lestari70707070
26Nita Novitasari60607070
27Heni Fia50607070
28Rumania50606070
rata-rata kelas61,4366,4370,3674,29
siswa tuntas9152226
siswa tidak tuntas191362
siswa dengan nilai meningkat131111
persentase ketuntasan32,1453,5778,5792,86
Lampiran 5
Format Kesedian sebagai Teman Sejawat dalam
Penyelenggaraan PKP
Kepada
Kepala UPBJJ JemberDi JemberYang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :
Nama
: SUCIPTO
NIP
: 19641002 198503 1 001
Tempat Mengajar: SDN Slateng 02
Alamat Sekolah: Ledokombo Jember
Telepon
: -
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PKP atas nama :
Nama
: DAHONO
NIM
: 813663449
Program Studi: S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02
Alamat Sekolah: Ledokombo Jember
Telepon
: -Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Jember , 7 April 2009Mengetahui,
Kepala Sekolah
SISWANTO, S.Pd.
NIP.19620817 198303 1 021Teman Sejawat,
SUCIPTO
NIP. 19641002 198503 1 001
Lampiran 6
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: DAHONO
NIM
: 813 663 449
UPBJJ-UT
: JEMBER
Menyatakan bahwa:
Nama
: SUCIPTO
Tempat Mengajar: SDN Slateng 02 Ledokombo
Guru Kelas
: V
adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jember, 13 April 2009
Teman Sejawat
SUCIPTO
NIP. 19641002 198503 1 001Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,
DAHONO
NIM. 813 663 449
Lampiran 7
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: DAHONO
NIM
: 813 663 449
UPBJJ-UT
: JEMBER
Menyatakan bahwa:
Nama
: SUCIPTO
Tempat Mengajar: SDN Slateng 02 Ledokombo
Guru Kelas
: V
adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jember, 20 April 2009
Teman Sejawat
SUCIPTO
NIP. 19641002 198503 1 001Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,
DAHONO
NIM. 813 663 449
Lampiran 8
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: DAHONO
NIM
: 813 663 449
UPBJJ-UT
: JEMBER
Menyatakan bahwa:
Nama
: SUCIPTO
Tempat Mengajar: SDN Slateng 02 Ledokombo
Guru Kelas
: V
adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jember, 27 April 2009
Teman Sejawat
SUCIPTO
NIP. 19641002 198503 1 001Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,
DAHONO
NIM. 813 663 449
PAGE 16