PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas...

80
PENGGUNAAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS D4C SLB BC YPASP GONDANGREJO KARANGANYAR SEMESTER II TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Oleh : TUKIMIN NIM. X5107688 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2009

Transcript of PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas...

Page 1: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

PENGGUNAAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN

PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS D4C

SLB BC YPASP GONDANGREJO KARANGANYAR

SEMESTER II TAHUN AJARAN 2008/2009

SKRIPSI

Oleh :

TUKIMIN

NIM. X5107688

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2009

Page 2: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

2

PENGGUNAAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN

PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS D4C

SLB BC YPASP GONDANGREJO KARANGANYAR

SEMESTER II TAHUN AJARAN 2008/2009

Oleh :

TUKIMIN NIM. X5107688

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 3: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

3

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Hermawan, M.Si. NIP. 19590818 198603 1 002

Drs. Rahmad Djatun, M.Pd. NIP. 130 814 588

Page 4: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

4

PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Selasa

Tanggal : 4 Agustus 2009

Tim Penguji Skripsi

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. A. Salim, Ch. M.Kes. ……………………………….

Sekretaris : Drs. Maryadi, M.Ag. ……………………………….

Anggota I : Drs. Hermawan, M.Si. ……………………………….

Anggota II : Drs. R. Djatun, M.Pd. ……………………………….

Disahkan oleh :

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prof. Dr.M. Furwon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 196007271987021001

Page 5: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

5

ABSTRAK

Tukimin, PENGGUNAAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS D4C SLB YPASP GONDANGREJO KARANGANYAR SEMESTER II TAHUN AJARAN 2008/2009, Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2009

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Meningkatkan Prestasi Belajar Membaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan dari penelitian ini secara umum untuk mendapatkan jawaban dapat tidaknya penggunan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan di kelas 4 SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar. Sedangkan secara khusus adalah (a) Untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode SAS meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan. (b) Untuk memaparkan langkah-langkah penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (Classrom Action Research). Subyek penelitian terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan siswa Tuna Grahita kelas 4 SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 2009 sampai dengan bulan Juli 2009. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, test siklus I dan test siklus II. Adapun analisis penelitian ini menggunakan deskriptif kwalitatif dan diskriptif kuantitatif.

Berdasarkan refleksi guru/peneliti untuk meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan, penggunaan metode SAS mempunyai pengaruh. Selama siklus I dan II dapat dilihat adanya peningkatan. Nilai rata-rata siswa mencapai 6,57 dan pada siklus II mencapai 74,6.

Dengan demikian berdasarkan data nilai hasil prestasi belajar membaca permulaan dari siklus II telah memenuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan yaitu siswa telah mendapat nilai mencapai 70.

Page 6: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

6

MOTTO

“ Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan”

(Terjemahan Sabda Rosulullah SAW).

“Keutamaan Ilmu itu lebih baik daripada keutamaan ibadah.” (Terjemahan H.R.

Al Bazzar).

Page 7: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

7

PERSEMBAHAN

Teruntuk:

- Istriku tercinta

- Bapak dan ibu

- Almamater

Page 8: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

8

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kepada

Allah SWT, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini ditulis

untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak dibantu oleh beberapa

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi

ijin kepada peneliti untuk menyusun skripsi ini.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah

memberi ijin kepada peneliti untuk menyusun skripsi ini.

3. Drs. A. Salim Choiri, M.Kes, Ketua Program Studi PLB yang telah memberi

ijin kepada peneliti untuk menyusun skripsi ini.

4. Drs. Hermawan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

dorongan, bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi ini.

5. Drs. R. Djatun, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

dorongan, bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi ini.

6. Dosen Program Studi PLB yang telah memberikan bekal pengetahuan selama

ini.

7. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti pribadi dan

bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, Agustus 2009

Peneliti

Page 9: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS TINDAKAN ............................................................... 5

A. Kajian Teori ............................................................................... 5

1. Anak Tuna Grahita .............................................................. 5

a. Pengertian Anak Tuna Grahita ...................................... 5

b. Penyebab Anak Tuna Grahita ........................................ 6

2. Prestasi Belajar Membaca Permulaan ................................. 11

a. Pengertian Prestasi ........................................................ 11

b. Prestasi Belajar .............................................................. 11

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ................... 12

Page 10: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

10

d. Ciri-ciri Belajar .............................................................. 13

e. Pengertian Prestasi Belajar ............................................ 15

f. Pengertian Membaca Permulaan ................................... 15

g. Pembelajaran Membaca Permulaan .............................. 17

h. Pengertian Prestasi Belajar Membaca Permulaan ......... 19

3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ........................................ 19

a. Pengertian Bahasa Indonesia ......................................... 19

b. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ..................... 19

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ........ 20

4. Metode SAS ........................................................................ 20

a. Pengertian Metode ......................................................... 20

b. Pengertian Metode SAS ................................................ 21

c. Prosedur Penggunaan Metode SAS ............................... 22

d. Kelebihan Metode SAS ................................................. 25

e. Langkah-langkah Pengajaran Metode SAS ................... 26

B. Kerangka Berpikir ..................................................................... 27

C. Hipotesis Tindakan .................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 29

A. Setting Penelitian ....................................................................... 29

B. Subyek Penelitian ....................................................................... 30

C. Sumber Data ............................................................................... 30

D. Teknik dan Alat Pengumpul Data ............................................. 30

E. Validitas Data ............................................................................ 32

F. Analisis Data ............................................................................. 33

G. Indikator Kerja .......................................................................... 33

H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 41

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 41

1. Deskripsi Kondisi Awal ....................................................... 41

2. Deskripsi Siklus I ................................................................. 43

3. Deskripsi Siklus II ................................................................ 50

Page 11: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

11

B. Pembahasan ................................................................................ 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 62

A. Simpulan ..................................................................................... 62

B. Saran ........................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 67

Page 12: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

12

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ............................................................... 27

Gambar 2. Rencana Tindakan ........................................................................... 36

Page 13: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

13

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Harian Sebelum Siklus ............................................ 42

Tabel 2. Siswa yang Aktif Dalam Pembelajaran Siklus I ................................... 47

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Prestasi Belajar Siklus I .......................................... 48

Tabel 4. Siswa yang Aktif Dalam Pembelajaran Siklus II .................................. 54

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Prestasi Belajar Siklus II ......................................... 55

Tabel 6. Persentasi Siswa yang Aktif Dalam Pembelajaran ................................ 57

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Prestasi Belajar Kondisi Awal Sampai Siklus II ..... 58

Page 14: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

14

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Nilai Harian Semester I ................................................................... 43

Grafik 2. Keaktifan Siswa Siklus I ................................................................. 48

Grafik 3. Prestasi Belajar Siklus I................................................................... 49

Grafik 4. Keaktifan Siswa Siklus II ................................................................ 55

Grafik 5. Hasil Prestasi Belajar Siklus II ........................................................ 56

Grafik 6. Keaktifan Siswa Siklus I dan II ....................................................... 58

Grafik 7. Peningkatan Prestasi Belajar dari Kondisi Awal sampai Siklus II. 59

Page 15: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

15

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Menyusun Skripsi ........................................................ 67

Lampiran 2. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ................................. 71

Lampiran 3. Salinan Daftar Nilai Bahasa Indonesia Semester I ...................... 72

Lampiran 4. Cara Belajar Siswa di Rumah ...................................................... 73

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................... 76

Lampiran 6. Keadaan Kelas pada Pembelajaran Siklus I ................................. 80

Lampiran 7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ................................. 81

Lampiran 8. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I .................................. 82

Lampiran 9. Hasil Nilai Membaca Siklus I ...................................................... 84

Lampiran 10. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) Siklus II ..................... 85

Lampiran 11. Keadaan Kelas Pada Pembelajaran Siklus II ............................... 88

Lampiran 12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ............................... 90

Lampiran 13. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II ................................. 91

Lampiran 14. Hasil Nilai Membaca Siklus II ..................................................... 93

Lampiran 15. Identitas Siswa A ......................................................................... 94

Lampiran 16. Identitas Siswa B .......................................................................... 95

Lampiran 17. Identitas Siswa C .......................................................................... 96

Page 16: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar anak-anak tuna grahita,

sebaiknya selalu berorientasi pada kebutuhan anak, sehingga pengajaran yang

diberikan sesuai dan bermanfaat bagi anak.

Salah satu bidang garapan pengajaran di Sekolah Luar Biasa adalah mata

Pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam penyampaiannya kepada anak didik mencakup

proses belajar mengajar. Proses belajar dilakukan oleh anak didik, sedangkan

proses mengajar ditentukan oleh guru.

Keluhan tentang kekurangtrampilan siswa dalam membaca permulaan di

Sekolah Luar Biasa jurusan Anak Tuna Grahita dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

sering dirasakan. Bahkan dalam kenyataannya masih banyak keluhan guru yang

mengajar di Sekolah Luar Biasa karena di kelas III dan IV banyak anak yang

belum bisa membaca. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa tersebut belum bisa

membaca antara lain lingkungan keluarga yang tidak kondusif, motivasi siswa

dalam membaca rendah, serta penerapan metode dan strategi pengajaran membaca

permulaan yang kurang tepat.

Siswa mengenal membaca secara bertahap. Pengenalan itu dimulai huruf

demi huruf yang kemudian dirangkai menjadi kata atau dari kalimat sederhana,

kata-kata, suku-suku, dan baru kemudian tiap-tiap huruf.

Apabila siswa dapat membaca, dengan sendirinya siswa dapat memahami

apa yang dimaksud dalam bacaan tersebut. Kemampuan membaca yang diperoleh

pada membaca permulaan, akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan

membaca lanjutan di kelas yang lebih tinggi. Kemampuan membaca permulaan

harus benar-benar mendapat perhatian guru. Sebab jika dasar itu tidak kuat, maka

tahap selanjutnya siswa akan mengalami kesulitan untuk mempelajari bidang

pelajaran lainnya. Karena dalam membaca siswa akan dapat memperluas

pengetahuan.

Page 17: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

17

Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa yang membaca di kelas IV masih

banyak yang mengeja, ada banyak yang masih menanti bimbingan dari guru, dan

ada juga yang hanya menirukan temannya. Di sini guru dituntut untuk dapat

mengatasi masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar dalam tugas

sehari-hari di sekolah.

Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut, guru harus dapat melakukan

terapi dengan penelitian tindakan kelas (classroom action reseach). Penelitian

tindakan kelas adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan guru (dan pihak

lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar

(Sarwiji Suwandi, 2008 : 16).

Sehingga guru dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas itu sendiri

secara sadar, dan terencana dengan baik. Dengan penelitian tindakan kelas,

kualitas belajar mengajar lebih baik, dapat meningkatkan kualitas pelayanan

dalam belajar, sehingga guru dan siswa dapat meningkat pula. Diharapkan dengan

penelitian tindakan kelas akan menyebabkan guru akan terus merefleksi proses

belajar mengajarnya, kemudian melakukan tindakan yang tepat untuk

memperbaiki dan mengevaluasi atas kinerjanya sendiri.

Nilai rapor semester I mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas D4C SLB

BC YPASP Gondangrejo, Karanganyar, jumlah siswa 3 anak, dengan 1 siswa

mendapat nilai 7, 1 siswa mendapat 6 dan 1 siswa mendapat nilai 6. nilai atau

prestasi belajar siswa rendah dikarenakan anak belum dapat membaca.

Dari refleksi dan diskusi dengan teman sejawat ternyata media dan metode

pembelajaran yang digunakan guru tidak maksimal, sehingga prestasi belajar anak

kurang. Untuk mengatasi permasalahan membaca diperlukan yaitu metode yang

tepat untuk membaca permulaan yaitu metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

yang akan menolong anak menguasai bacaan dengan lancar. Oleh karena itu,

penulis akan memperbaiki melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan judul :

“Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)”. Meningkatkan Prestasi

Belajar Membaca Permulaan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas D4C

SLB BC YPASP Gondangrejo, Karanganyar Semester II Tahun Ajaran

2008/2009.

Page 18: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

18

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dapat disimpulkan bahwa :

- Siswa belum lancar membaca, sehingga materi yang disampaikan tidak

terselesaikan.

- Materi bacaan yang ada di buku terlalu panjang dan kata-kata yang sukar.

- Pemahaman anak terhadap isi bacaan kurang.

Oleh karena itu, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat

meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan bagi siswa kelas D4C SLB BC

YPASP Gondangrejo, Karanganyar?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan:

Untuk meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan dengan

menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) di kelas D4C SLB BC

YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teori

a. Dapat menemukan solusi pembelajaran bagi siswa untuk meningkatkan

prestasi belajar membaca permulaan.

b. Menggarahkan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Manfaat bagi siswa

1. Meningkatkan prestasi belajar sehingga prestasi belajar lebih baik.

2. Meningkatkan kreatifitas siswa dalam membaca.

b. Manfaat bagi guru

1. Mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan

meningkatkan pembelajaran Bahasa Indonesia.

Page 19: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

19

2. Sebagai acuan dalam penerapan strategi pembelajaran Bahasa Indonesia

yang tepat dan sesuai dalam mengatasi problem pembelajaran.

c. Manfaat bagi sekolah

1. Menumbuhkan motivasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran

yang bermutu.

2. Tumbuhnya iklim pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan di

sekolah.

Page 20: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

20

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR

DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Anak Tuna Grahita

a. Pengertian Anak Tuna Grahita

Tuna Grahita bukan suatu penyakit tetapi suatu kondisi yang

melibatkan berbagai variable.

Menurut Japan Leguage for the mentally retarded (dalam Muljono

Abdurrachman, 1994;20) mendefinisikan retardasi sebagai berikut :

1) Fungsi intelektualnya lamban.

2) Kekurangan dalam perilaku adaptif.

3) Terjadi pada masa perkembangan.

Yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.

Menurut Munzayanah dalam buku Tuna Grahita, (1997:3)

mendefinisikan bahwa “Anak retardasi mental adalah anak yang mengalami

gangguan dalam perkembangan daya pikir serta seluruh kepribadiannya,

sehingga mereka tidak mampu hidup dengan kekuatannya sendiri di dalam

masyarakat meskipun dengan cara hidup yang sederhana.”

“Tuna grahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkaqn anak

yang mempunayi kekuatan intelektual di bawah rata-rata. Dalam kepustakan

bahasa asing digunakan istilah-istilah mental retardation, mentally retarded,

mental deficiency, mental defective, dan lain-lain.” (H. Sunaryo Kartadinata,

1996 : 83).

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa “Anak tuna grahita adalah anak yang mengalami gangguan

perkembangan intelektual maupun perilaku adaptif, sehingga mereka tidak

dapat hidup mandiri.”

Page 21: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

21

b. Penyebab Anak Tuna Grahita

Menurut David Smith (1998 : 114 - 115), penyebab anak terbelakang

mental :

1) Pra kelahiran, misalnya : genetik dan kromosom, rubella, penyakit

syphilis, dan racun dari alkohol dan obat.

2) Saat kelahiran, misalnya : bayi lahir prematur, kekurangan oksigen pada

saat proses kelahiran.

3) Selama masa perkembangan anak-anak dan remaja, misalnya : penyakit

radang selaput otak (meningitis), atau radang otak (encephalitis), cedera

otak akibat kecelakaan, gizi jelek dan keracunan timah.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa Tuna Grahita dapat

disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :

1) Faktor Genetik

a) Kerusakan/Kelainan Biokimiawi

Dalam Mulyono Abdurrahman dan Sudjadi S (1994 : 31) pada

saat ini ada lebih kurang 90 penyakit yang dapat menyebabkan

kelainan metabolisme sejak lahir dan dapat diturunkan secara genetik.

b) Abnormalitas Kromosomal

Abnormalitas Kromosomal paling umum ditemukan adalah

sindroma Down atau sindroma Mongol. Keadaan penyakit ini

dikemukakan oleh Langdom Down sekitar 100 tahun lalu. Pada

mulanya penyakit ini disebut penyakit Down, tetapi karena penderita

memiliki mata sipit, maka ada yang menyebutnya Mongolisme.

2) Penyebab pada Masa Prenatal

a) Infeksi Rubella (Cacar)

Virus rubella mengenai ibu selama tiga bulan pertama

kehamilan mungkin menyebabkan kerusakan kongenital dan

kemunkinan terjadi retardasi mental pada anak.

b) Faktor Rhesus (Rh)

Pada manusia 86 % memiliki Rh positif dan 14 % memiliki Rh

negatif. Keduanya merupakan pasangan yang saling menolak

Page 22: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

22

(incompatible), jika keduanya bertemu dalam satu aliran darah yang

sama, maka akan terbentuk agglutinin yang menyebabkan sel darah

mengumpulkan dan menghasilkan sel darah yang tidak dewasa dan

gagal menjadi sel darah yang dewasa.

3) Penyebab Prenatal

Kejadian pada saat kelahiran yang memungkinkan terjadi

retaradasi mental terutama :

a) Luka saat kelahiran

Kelahiran yang menggunakan alat bantu menyebabkan

kerusakan pada otak.

b) Sesak napas (Asphyxia)

kerusakan otak disebabkan kekurangan oksigen dalam otak

selama proses kelahiran

c) Lahir peremature

Hasil penelitian Kirk dan Gallagher (Mulyono Abdurrachman

dan Sudjadi, 1994 : 37) menunjukkan bahwa lebih anak yang lahir

premature yang menderita epilepsi, cerebral palsy, dan retardasi mental

dari pada anak yang lahir tidak premature.

4) Penyebab Postnatal

Penyebab kecacatan setelah lahir antara lain dari penyakit akibat

infeksi

Penyakit encephalitis yaitu peradangan saraf pusat yang

disebabkan virus tertentu, jika terkena encephalitis timah hitam/keracunan

timah hitam menimbulkan retandasi mental.

Meningitis adalah infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan

selaput otak (menipis) dan menimbulkan kerusakan pada sistem saraf

pusat.

Kekurangan nutrisi pada ibu hamil dapat menyebabkan

prematuritas dan prematuritas beresiko kerusakan otak pada fetus.

Page 23: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

23

5) Penyebab Sosiokultural

Para psikolog dan pendidik umumnya mempercayai bahwa

lingkungan sosial budaya berpengaruh terhadap kemampuan intelektual.

(Muljono Abdurracman dan Sudjadi S, 1994 : 30 - 38)

Atas dasar-dasar penyebab anak tuna grahita di atas, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1) Masa Prenatal, terjadi sebelum lahir/dalam kandungan

a) Gangguan metabolisme

b) Sufeksi rubella

c) Faktor Rhesus (Rh)

2) Masa Natal, terjadi saat kelahiran

a) Lahir premature

b) Sesak napas (asphyxia)

c) Luka otak karena alat bantu

3) Masa Postnatal, terjadi selama masa perkembangan

a) Infeksi : - radang selaput otak (Meningitis)

- radang syaraf pusat (encephalitis)

b) Kekurangan nutrisi

c) Cedera otak karena kecelakaan

c. Klasifikasi anak tuna grahita

Klasifikasi anak tuna grahita apabila untuk tujuan pendidikan

dititikberatkan pada kemungkinan kemampuan anak dapat menerima

pendidikan atau tidak.

Menurut Munzayanah dalam buku Tuna Grahita, (1997: 21),

“Klasifikasi untuk pelaksanaan pendidikan di Indonesia adalah: (1) Anak perlu

rawat. (2) Anak mampu latih. (3) Anak mampu didik.”

Page 24: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

24

Ada empat kelompok pembedaan keperluan pembelajaran, yaitu :

1. Taraf perbatasan atau lamban belajar (The borderline or the slow learner),(IQ 70 - 85)

2. Tuna grahita mampu didik (Educable mentally retarded) (IQ 50- 70 atau 75)

3. Tuna grahita mampu latih (Trinable mentally retarded) (IQ 30 atau 35 sampai 50 atau 55), dan

4. Tuna grahita mampu rawat (Dependentor mentally retarded) (IQ dibawah 25 atau 30). (Muljono Abdurracman dan Sudjadi S, 1994: 30 - 38)

Atas dasar di atas klasifikasi anak tuna grahita berdasarkan keperluan

pendidikan adalah: anak mampu rawat, anak mampu latih dan anak mampu

didik.

Anak Tuna Grahita mampu rawat karena retardasi mental sangat berat,

maka ia tidak dapat dilatih untuk menolong diri sendiri. Ia memerlukan

pemeliharaan secara penuh dan sepanjang hidupnya.

Anak tuna grahita mampu latih dipandang sebagai anak yang tidak

dapat dididik untuk mencapai prestasi terendah yaitu kelas satu SD, hanya

mampu dilatih untuk belajar ketrampilan menolong diri sendiri, penyesuaian

sosial dalam keluarga dan bertetangga, dapat bekerja yang sederhana di tempat

yang terlindung.

Anak tuna grahita mampu didik dipandang masih memiliki potensi

untuk menguasai materi pelajaran akademik di SD. Mampu bersosialisasi

dengan masyarakat dan mampu berdikari.

d. Karakteristik Anak Tuna Grahita

Karakteristik yang nampak serta banyak terjadi pada anak cacat grahita

(Munzayanah, 1997: 24) adalah:

1) Anak mengalami kelainan bicara atau speech defect . 2) Mengalami gangguan dalam sosialisasi. 3) Biasanya diikuti dengan kelainan fisik yang lain, misalnya:

cerebral palsy, tuna dengar. 4) Peka terhadap penyakit.

Page 25: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

25

Ada beberapa karakteristik umum anak tuna grahita yang dapat kita

pelajari (Sunaryo Kartadinata, 1996: 85) adalah sebagai berikut: (1)

Keterbatasan intelegensi,(2) Keterbatasan sosial, (3) Keterbatasan fungsi-

fungsi mental lainnya.

Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempelajari

informasi dan ketrampilan penyesuaian diri. Anak tuna grahita memiliki

kekurangan dalam semua hal tersebut. Kapasitas belajar anak terutama yang

bersifat abstrak. Kemampuan belajarnya cenderung tanpa pengertian.

Disamping intelegensinya terbatas, anak tugas grahita juga memiliki

kesulitan mengurus diri sendiri dalam masyarakat. Mereka cenderung

berteman dengan anak yang lebih muda usianya dan tidak mampu memikul

tanggung jawab sosial.

Anak tuna grahita memerlukan waktu lebih lama untuk melaksanakan

reaksi. Keterbatasan dalam penguasaan bahasa (pembendaharaan kata), maka

perlu kata-kata yang konkrit dan sering didengar.

Selain itu anak tuna grahita kurang dapat membedakan antara yang

baik dan yang buruk, dan membedakan yang benar dengan yang salah.

Karakteristik yang nampak dan sering terjadi pada anak tuna grahita

adalah:

1) Mengalami kelainan atau kelambatan dalam bicara sehingga sulit diajak

berkomunikasi.

2) Sulit mengadakan sosialisasi.

3) Mempunyai kemampuan yang terbatas dalam kemampuan intelektual

sehingga hanya mampu dilatih untuk membaca, menulis dan berhitung

pada batas-batas tertentu.

4) Dapat dilatih ketrampilan ringan.

e. Layanan Pendidikan Anak Tuna Grahita

Sistem pendidikan bagi anak cacat grahita ada dua macam, secara garis

besar yaitu :

1) Sistem konvensional yaitu SLB bagian C dan SLB bagian CI

Page 26: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

26

2) Sistem nonkonvensional yaitu :

- Sekolah luar biasa Pembina tingkat nasional untuk anak tuna grahita

(SLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C) di Malang, Jawa Timur.

- Sekolah luar biasa Pembina tingkat propinsi untuk anak tuna grahita

(SLB Pembina Tingkat Propinsi Bagian C di Yogyakarta).

- Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) yang tersebar di seluruh Indonesia.

(Munzayanah, 1997 : 58 a)

Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 (Muljono

Abdurracman dan Sudjadi S, 1994 : 261) berbentuk satuan pendidikan bagi

anak luar biasa mengalami perubahan menjadi sebagai berikut :

1) Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)

2) Sekolah Tingkatan Lanjutan Pertama (SLTP LB)

3) Sekolah Menengah Luar Biasa (SM LB) dan

4) Bentuk lain yang ditetapkan oleh menteri Pendidikan dan Kebudayaan

2. Prestasi Belajar Membaca Permulaan

a. Pengertian Prestasi

Suharta dan Ana Retnoningsih (2005 : 390) berpendapat bahwa

“Prestasi adalah suatu hasil yang dicapai, dilakukan, dikerjakan.”

Menurut Purwodarminto (1985: 268) berpendapat bahwa “Prestasi

adalah suatu hasil yang dicapai, dilakukan, dikerjakan.”

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

“Prestasi adalah suatu hasil yang diperoleh setelah melakukan kegiatan.”

b. Pengertian Belajar

Masyarakat yang telah mengikuti kegiatan belajar dengan masyarakat

yang tidak sama sekali mengenyam kegiatan belajar khususnya dibangku

sekolah, maka terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat

dari berbagai macam segi, diantaranya orang yang telah mengikuti kegiatan

belajar sampai selesai dalam kehidupan sehari-hari mempunyai kedudukan

yang sangat baik, terutama mendapat jabatan, kedudukan dan kesempatan

memperoleh pekerjaan, sedangkan masyarakat yang tidak pernah mengikuti

Page 27: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

27

kegiatan belajar pada umumnya mencari nafkah dalam kehidupan sehari-

harinya hanya mengandalkan tenaga kasar.

Syaiful Bahri Djamarah (2002:13), belajar adalah “Serangkaian

kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai

hasil pegalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang

menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Hower Kingsley dalam H J. Gino, dkk, 1995, belajar diartikan sebagai

“Suatu proses tingkah laku dalam arti luas yang diubah melalui praktek dan

atau latihan.”

Muhibbin Syah (2003: 68) mengatakan bahwa secara umum belajar

dapat dipahami sebagai “Tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif”.

Seseorang yang telah mengalami perubahan dalam tingkah laku yang

dibuktikan terhadap kehidupan sehari-hari, maka seseorang tersebut dapat

dikatakan telah melakukan kegiatan belajar. Setiap orang sudah barang tentu

menginginkan adanya perubahan dalam hidupnya. Oleh karena itu, kegiatan

belajar secara langsung di sadari atau tidak seseorang ini telah melakukan

kegiatan belajar.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah “Suatu

proses kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang dilakuakan

secara sadar”.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Muhibbin Syah, dalam bukunya Psikologi Belajar (2003 : 144)

membedakan faktor yang mempengaruhi belajar menjadi 3 macam, yaitu :

1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa;

2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa;

3) Faktor Pendekatan Belajar (approach learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran.

Page 28: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

28

Siswa yang mengalami kelambatan atau kegagalan dalam belajar,

merupakan kasus yang tidak hanya terbatas pada bidang perlakuan pengajaran,

tetapi juga bidang pemberian bantuan. Kasus belajar yang mereka alami

mungkin disebabkan oleh faktor – faktor internal maupun faktor external.

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari individu siswa sendiri, baik

biologis maupun psikologis. Faktor external yaitu faktor yang berasal dari luar

siswa, antara lain lingkungan sosial, bahkan pelajaran dan proses belajar

mengajar (Ishak dan Waiji dalam Sri Purwanti, 2002 : 14).

Rendahnya hasil belajar disebabkan oleh dua faktor, yakni:

1) Faktor dari luar diri siswa (eksternal). Terdiri dari faktor-faktor sosial dan non sosial. Seperti: kualifikasi guru, metode, media, peralatan dan evaluasi.

2) Faktor dari dalam diri siswa (internal). Terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis. Seperti: intelegensi, minat, bakat, motivasi, persepsi, dan cara belajar anak. (Suryabrata dalam Ramainas, 2006:80)

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar membaca permulaan adalah : (1) faktor internal

berupa intelektual, emosi, fisik. (2) faktor external berupa lingkungan sosial

dan proses belajar mengajar.

Faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan saling

mempengaruhi satu sama lainnya. Seorang siswa yang intelegensinya tinggi

(faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor

external), mungkin akan memiliki pendekatan belajar yang mementingkan

kualitas hasil pembelajaran. Sebaliknya, siswa yang intelegensinya rendah

akan cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak

mendalam. Jadi, karena pengaruh faktor – faktor tersebut di atas, muncul

siswa berprestasi tinggi dan berprestasi rendah, atau gagal sama sekali.

d. Ciri-ciri belajar

Sesuatu usaha dikatakan sebagai aktivitas belajar memiliki 3 ciri utama

yakni :

Page 29: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

29

1) Ada aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri

pembelajar baik aktual maupun potensial.

2) Perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kemampuan baru dan berlaku

dalam waktu yang relatif lama (konstan).

3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha secara sadar.

Perubahan yang terjadi karena kematangan, kondisi fisik dan mental

bukan belajar. (Gino, dkk, 1995 : 58c).

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:15-16) dalam Psikologi

Belajar, menyatakan bahwa jika hakekat belajar adalah perubahan tingkah

laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam ciri-

ciri belajar.

1) Perubahan yang terjadi secara sadar.

Individu yang belajar menyadari terjadinya atau merasakan telah

terjadi adanya perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu

berlangsung terus menerus dan tidak statis. Misalnya, jika seorang anak

belajar membaca, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat

membaca menjadi dapat membaca.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Makin banyak usaha belajar makin banyak dan makin baik

perubahannya. Bersifat aktif artinya perubahan tidak dengan sendirinya,

melainkan karena usaha.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan

bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah

laku yang telah ditetapkannya.

Page 30: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

30

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Aspek perubahan yang satu berhubungan erat dengan aspek yang

lain.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri

belajar adalah: (1) Usaha sadar, (2) Perubahan itu baik, (3) Perubahan itu

bersifat menetap.

e. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Muhibbin Syah (2003 : 213) menyatakan bahwa “Indikator

prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan

diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar

siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa”.

Petter dan Yenny Salim, (1991 : 90) menyatakan bahwa “Prestasi

belajar merupakan hasil yang dicapai dalam penguasaan pengetahuan,

ketrampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui test”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil akhir yang telah dicapai dari kegiatan belajar yang dinyatakan

dalam angka, huruf maupun dalam kalimat yang dapat mencerminkan hasil

perubahan dalam ketrampilan dan sikap yang dicapai seseorang secara

individu merupakan hasil interaksi lingkungan.

f. Pengertian Membaca Permulaan

Pendapat Ronalds Wardaugh dalam artikelnya yang berjudul “Reading

Technical proses” dalam (Yant Mujianto dkk. 1994 : 47) menyatakan

“Membaca adalah kegiatan yang aktif dan interaktif.”

Purwodarminta (1984: 71) menyatakan bahwa membaca adalah

“Melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu,

misalnya buku, surat.”

Menurut Mulyono Abdurrachman (1996 : 171) “Membaca merupakan

aktivitas kompleks yang merupakan sejumlah tindakan terpisah – pisah

mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan dan ingatan”.

Page 31: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

31

Menurut Yant Mujianto, (1994 : 48) daloam Pusparagam Bahasa

Indonesia,

“Membaca adalah kemampuan memahami ide, kemampuan menangkap makna yang terdapat dalam teks, baik makna lugas maupun makna kias, baik yang tersurat maupun tersirat, baik makna parsial maupun makna utuh. Jadi, seluruh proses membaca baik dilakukan dalam hati maupun dilafalkan menuju kepemahaman”. Siswa sekolah luar biasa harus melakukan kegiatan membaca, baik di

dalam maupun di luar kelas, agar siswa mampu membaca dengan lancar dan

cepat, siswa harus memiliki kemampuan dasar yang berupa ketrampilan

membaca permulaan.

Menurut Sabarti Akhadiah M.K dkk (1191/1992: 11) mengemukakan

bahwa:

“Membaca permulaan lebih ditekankan pada pengembangan kemampuan dasar membaca. Siswa dituntut dapat menyuarakan kalimat-kalimat yang disajikan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, siswa dituntut untuk mampu menterjemahkan bentuk tulisan ke dalam bentuk lisan. Dalam hal ini, tercakup pula aspek kelancaran membaca. Siswa harus dapat membaca wacana dengan lancar, bukan hanya membaca kata-kata ataupun mengenali huruf-huruf yang tertulis.” Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa membaca

permulaan pada hakikatnya adalah suatu aktivitas komplek yang mencakup

fisik dan mental dengan tujuan mengenali, memahami serta menyuarakan

lambang-lambang tulisan.

Pada konsep membaca permulaan tidak ada rambu-rambu yang

menyatakan bahwa kemampuan membaca permulaan itu meliputi kemampuan

memahami wacana. Dengan demikian, kemampuan membaca permulaan ini

dapat dilepaskan dari “arti” lambang tulisan. Namun demikian, karena

kemampuan permulaan ini merupakan batu loncatan untuk sampai ke

kemampuan membaca lanjut yang memperhatikan makna, seyogyanya

kemampuan membaca permulaan ini lambat laun diarahkan kepada

kemampuan memahami makna.

Page 32: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

32

g. Pembelajaran Membaca Permulaan

Pengajaran membaca yang paling tepat adalah pengajaran membaca

yang didasarkan pada kebutuhan siswa dan mempertimbangkan apa yang telah

dikuasainya. Adapun kegiatan yang dalam pengajaran membaca :

1) Peningkatan ucapan

Kegiatan difokuskan pada peningkatan kemampuan siswa

mengucapkan bunyi-bunyi bahasa.

2) Kesadaran fonetik (Bunyi)

Kegiatan ini difokuskan untuk menyadarkan siswa bahwa kata

dibentuk oleh fonem atau bunyi yang membedakan makna.

a) Pembedaan bunyi

b) Pembedaan huruf

c) Vokal dan diftong

d) Konsonan awal dan akhir, konsonan yang dilambangkan dua huruf

(ny, ng, kh, sy).

e) Suku kata

3) Hubungan antara Bunyi – Huruf

“Pengetahuan tentang bunyi-huruf merupakan prasyarat untuk dapat membaca. Jika anak mengalami kesulitan dalam hal hubungan bunyi-huruf, guru perlu mengajarkan hubungan bunyi-huruf secara terpisah. Guru dipandang perlu mengidentiffkasi apakah anak telah dapat dengan tepat mencocokkan antara bunyi dengan huruf (Kartono, dkk, 2008 : 107).”

4) Kemampuan mengingat

5) Orientasi dari kiri ke kanan

6) Ketrampilan pemahaman

7) Penguasaan kosa kata dan makna kata.

Pengenalan kata merupakan proses yang mengakibatkan

kemampuan mengidentifikasi simbol tulis, mengucapkan dan

menghubungkan dengan makna.

Dalam pelaksanaan pengajaran membaca, guru seringkali dihadapkan

pada siswa yang mengalami kesulitan, baik yang berkenaan dengan hubungan

Page 33: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

33

bunyi-huruf, suku kata, kata, kalimat sederhana maupun ketidakmampuan

siswa memahami isi bacaan.

Dibawah ini ada beberapa cara yang dapat untuk menurunkan tingkat

keterbacaan sebuah kalimat.

1) Mencari kata-kata sukar yang terdapat dalam kalimat. Kata-kata yang

panjang biasanya sukar untuk dibaca. Gantilah dengan kata yang pendek.

Kata-kata yang lebih pendek akan lebih mudah dibaca.

2) Bacalah kalimat-kalimat tersebut untuk mengetahui kemungkinan

memendekannya dengan jalan membagi menjadi dua atau tiga buah

kalimat.

3) Menulis kembali kalimat tersebut dengan kata-kata yang lebih mudah dan

kalimat-kalimat yang pendek.

4) Mengukur tingkat keterbacaan kalimat yang baru itu untuk mengetahui

penurunannya.

Berikut ini kesulitan-kesulitan yang umumnya dihadapi anak dalam belajar

membaca :

No. Kategori Problem / Wujud Kesulitan / Kesalahan

1 Pra membaca 1. Kurang mengenal huruf

2 Membaca bersama 3) Membaca kata demi kata

4) Miskin pelafalan (kesalahan pengucapan)

5) Penghilangan

6) Pengulangan

7) Penyisipan

8) Penggantian

9) Pembalikan

10) Menggunakan gerak bibir

3 Pemecahan kode 1. Kesulitan vokal

2. Kesulitan vokal rangkap

3. Kesulitan konsonan

4. Kesulitan konsonan rangkap

5. Kesulitan menganalisis struktur kata

6. Tidak mengenali makna kata

Page 34: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

34

h. Pengertian Prestasi Belajar Membaca Permulaan

Di atas telah dibahas tentang prestasi belajar dan membaca permulaan.

Dari pembahasan-pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar membaca permulaan adalah hasil yang dicapai dari kegiatan

mengenali, memahami serta menyuarakan lambang-lambang tulisan.

3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

a. Pengertian Bahasa Indonesia

“Bahasa merupakan sistim lambang bunyi yang arbriur, yang

dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama, berorientasi,

dan mengidentifikasikan diri percakapan (perkataan) yang baik” (Suharso dan

Ana Retnoningsih, 2005 : 67).

“Bahasa adalah alat komunikasi, melalui bahasa manusia dapat

berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi kemampuan, saling belajar dan

yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual” (Depdiknas, 2002 : 1).

“Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah program untuk

mengembangkan pengetahuan ketrampilan berbahasa dan sikap positif

terhadap Bahasa Indonesia” (Depdiknas, 2002 : 1).

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mata

pelajaran Bahasa Indonesia adalah program yang berfungsi untuk dapat

mengidentifikasikan diri percakapan (perkataan) yang baik di sekolah maupun

di masyarakat.

b. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

7. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

8. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara.

9. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan cepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

10. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

Page 35: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

35

11. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

12. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Depdiknas, 2006 : 66).

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDLB/C,

semester 2 cakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersuara

yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

Mendengarkan 5. Mendengarkan pengumuman

5.1 Mendengarkan kemampuan kemudian menentukan isi dan menyampaikan kembali isinya.

5.2 Menjawab pertanyaan isi pengumuman. Berbicara 6. Mempraktekkan menyampaikan pesan dari telepon.

6.1 Menjawab pertanyaan dalam telepon. 6.2 Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai

dengan isi pesan. Membaca 7. Memahami bacaan tentang teks pengumuman.

7.1 Membaca nyaring pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat. 7.2 Berbincang tentang isi pengumuman.

Menulis 8. Menyusun teks pengumuman sederhana.

8.1 Menyusun kalimat sederhana berdasarkan bahan yang disediakan guru.

8.2 Menulis pengumuman dengan bahasa yang komunikatif dengan memperhatikan penggunaan ejaan (Depdiknas, 2006 : 74)

4. Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

a. Pengertian Metode

Menurut Martinis Yamin, dalam bukunya sertifikasi profesi Keguruan

di Indonesia (2006;153). “Metode pembelajaran merupakan cara melakukan

atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan isi

pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.”

Pendapat Marika Soebrata dalam bukunya Strategi Pembelajaran PLB

(1997;27). “Metode itu adalah suatu cara untuk mencapai tujuan bagi guru,

Page 36: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

36

dan sebagai suatu alat untuk menyajikan bahan pelajaran dalam rangka

mencapai tujuan pengajaran.”

Menurut Sukarta dan Ana Ratnaningsih (2008) dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia: “Metode adalah cara yang diatur dan berpikir baik-baik

mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya.”

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa metode adalah

“Suatu cara untuk menyampaikan materi pelajaran agar tercapai tujuan

pengajaran.”

b. Pengertian Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

Metode ini diprogramkan pemerintah RI mulai tahun 1974. Regu yang

dipimpin oleh Dr. A.S Broto pada waktu- waktu itu telah menghasilkan

metode SAS. Menurut A.S Broto khususnya disediakan untuk belajar

membaca dan menulis permulaan di kelas permulaan SD.

Beberapa alasan yang mendasari metode SAS diciptakan untuk

memperbaiki pengajaran membaca pada sistem permulaan:

(1) Pada dasarnya bahasa itu ucapan, bukan tulisan. (2) Unsur bahasa terkecil yang bermakna ialah kalimat. (3) Setiap bahasa memiliki struktur yang berbeda dengan bahasa lain. (4) Pada waktu memulai bersekolah, setiap anak telah menguasai

struktur ibunya. (5) Bahasa ibu itu dikuasai siswa tanpa kesadaran tentang aturan-

aturan dalam bahasa tersebut. (6) Potensi dan pengalaman bahasa siswa itu perlu dikembangkan di

sekolah. (7) Melalui pendidikan di sekolah, 10000 (8) siswa dilatih mencari dan memecahkan masalah. (9) Dalam mengamati sesuatu, manusia lebih dahulu melihat

strukturnya atau sosok keseluruhannya. (10) Setiap siswa pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu,

sehingga ia ingin mengugah, merusak, atau membongkar sesuatu. (Sabarti Akhadiah, M.K. dkk, 1991/1992: 34).

Metode SAS pada dasarnya merupakan perpaduan antara metode fonik

dan metode linguistik. Meskipun demikian, ada perbedaan antara kode tulisan

yang dianalisis dalam metode linguistik untuk kata. Sedangkan dalam

metode SAS yang dianalisis adalah kode tulisan yang berbeda bentuk kalimat

pendek yang utuh. Metode SAS didasarkan atas asumsi bahwa pengamatan

Page 37: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

37

siswa mulai dari keseluruhan (gestalt) dan kemudian ke bagian- bagian. Oleh

karena itu, siswa diajak memecahkan kode tulisan pendek yang dianggap

sebagai unit bahasa yang utuh, selanjutnya diajak menganalisis menjadi kata,

suku kata, dan huruf, kemudian mensintesiskan kembali dari huruf ke suku

kata, kata dan akhirnya kembali menjadi kalimat (Mulyono Abdurrahman,

1996 : 185).

Pembelajaran membaca kepada siswa permulaan merupakan pekerjaan

yang ekstra bagi pendidik, melalui proses analitik, siswa diajak untuk

mengenal konsep kata. Karena pemberian pembelajaran membaca dalam

membahas kalimat- kalimat yang utuh dapat dijadikan sebagai tonggak dasar

untuk pembelajaran membaca permulaan dan akhirnya akan diuraikan

kedalam satuan-satuan bahasan yang lebih kecil yang disebut kata. Kata demi

kata akan dibahas secara berkesinambungan dalam metode membaca agar

supaya siswa betul-betul mampu menguasai bacaan, sebab selain siswa

dituntut untuk bisa membaca juga dituntut untuk memahami makna bacaan.

Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa metode SAS merupakan suatu

metode dasar yang diterapkan dalam pendidikan untuk memberikan

bimbingan kepada siswa dalam hal membaca. Karena itulah dengan membaca

dengan baik dan benar merupakan salah satu sarana yang dapat

menghantarkan siswa untuk mencapai prestasi belajar.

c. Prosedur Penggunaan Metode SAS

Prosedur penggunaan metode SAS dalam pembelajaran membaca

antara lain :

1) Mula-mula membaca permulaan dijadikan dua bagian yaitu membaca permulaan dengan buku dan tanpa buku

2) Merekam bahasa anak melalui pertanyaan – pertanyaan dari pengajar sebagai kontak permulaan.

3) Menampilkan gambar sambil bercerita. Setiap kali gambar ditampilkan, muncullah kalimat anak-anak yang sesuai dengan gambar.

4) Membaca secara struktural 5) Membaca permulaan dengan buku 6) Membaca lanjutan 7) Membaca dalam hati

(http://massofa.word press.com, 27 – 6 2008)

Page 38: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

38

Menurut Sabarti Akhadiyah dkk (1991/1992: 34). Penggunaan Metode

SAS ini dilaksanakan dalam dua periode. Periode pertama ialah periode tanpa

buku dan periode yang kedua ialah periode dengan buku.

1) Periode Membaca Permulaan Tanpa Buku

Periode tahap ini merupakan tahap pertama dalam proses

pengajaran membaca permulaan. Pada periode ini guru menggunakan alat

atau media kecuali buku. Periode ini berlangsung dengan urutan sebagai

berikut.

a) Merekam Bahasa Anak

Pada awal masuk sekolah, dari segi kebahasaanya, mereka

telah menguasai bahasa ibunya. Mereka juga mempunyai berbagai

pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya dari lingkungan

keluarga dan masyarakat sekitar rumahnya. Latar belakang bahasa,

pengetahuan, serta pengalaman mereka berbeda-beda. Hari-hari

pertama masuk sekolah guru mencatat kalimat-kalimat yang diucapkan

siswa. Kalimat ini dijadikan pola dasar untuk pengajaran membaca

permulaan.

b) Bercerita dengan gambar

Gambar-gambar yang dipasar didinding kelas selain untuk

menyemarakkan kelas, juga dapat dijadikan alat pelajaran. Tentunya

penempatan dan pemilikan gambar harus dilakukan seksama. Gambar-

gambar harus menarik dan dapat dirangkai menjadi cerita. Guru

menggunakan gambar-gambar tersebut untuk bahan cerita.

Guru dapat menggunakan gambar sebagai bahan cerita. Melalui

pertanyaan-pertanyaan pancingan dari guru, siswa mengemukakan

kalimat sehubungan dengan gambar yang ditampilkan satu persatu.

Gambar-gambar ditempelkan pada papan flanel dalam urutan yang

baik sehingga dapat dirangkaikan menjadi cerita sederhana.

c) Membaca Gambar

Guru menunjukkan sebuah gambar. Kemudian diletakkan

tulisan/kalimat dibawahnya. Jika guru menunjukkan gambar itu siswa

Page 39: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

39

menyebutkan kalimatnya. Dalam hal ini siswa belajar membaca

gambar.

d) Membaca gambar dengan kartu kalimat

Kartu kalimat yang disertakan pada gambar yang dibaca siswa,

akan menarik perhatian siswa. Mereka memperhatikan kartu dan

tulisan tersebut. Siswa dapat melihat bahwa secara keseluruhan tulisan

kalimat itu berbeda-beda untuk setiap gambar.

e) Proses struktural

Gambar-gambar yang memandu kalimat pada kartu

dihilangkan. Siswa memulai belajar membaca kalimat secara struktural

atau global. Untuk memeriksa apakah siswa telah mampu membaca

secara struktural, guru dapat menemukan letak urutan kartu, atau

mengangkat semua kartu kalimat kemudian menampilkannya satu

persatu secara acak dan meminta siswa membacanya.

f) Proses analitik

Jika proses struktural berjalan dengan baik, maka siswa akan

mendengarkan dengan melihat adanya kelompok-kelompok yang

diucapkan atau dibacanya.

Contoh : ini mama dewi

Ini kakak dewi

Ini ayah dewi

Dengan demikian proses selanjutnya yaitu proses analitik dapat

dimulai. Kalimat diurai menjadi kata, kata menjadi suku kata, dan suku

kata, menjadi huruf. Melalui kegiatan analitik ini, siswa diharapkan

mampu mengenali huruf-huruf dalam kalimat ini.

ini dewi

ini dewi

i ni de wi

i n i d e w i

Siswa pada akhirnya mengenali huruf. Dari proses analitik ini

diperoleh kartu kata, kartu suku, dan kartu huruf.

Page 40: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

40

g) Proses Sintentik

Sesudah siswa mampu mengenali huruf dalam kalimat, maka

huruf-huruf yang sudah terpisah-pisah itu digabungkan kembali

menjadi kata-kata, dan akhirnya menjadi kalimat.

Pengenalan huruf-huruf baru tetap dilakukan melalui kalimat

dengan proses struktural analitik-sintetik dengan menggunakan kartu-

kartu.

2) Periode Membaca Permulaan dengan Buku

Penggunaan buku ini memuat kalimat-kalimat dan huruf-huruf

yang sudah dipelajarinya pada masa/periode tanpa buku. Kegiatan

membaca dengan buku ini bertujuan untuk melancarkan dan memantapkan

siswa dalam membaca. Jadi buku pertama yang dibaca berfungsi sebagai

pelancar. Selain itu juga untuk membiasakan siswa membaca tulisan

berukuran kecil, sebab selama periode tanpa buku mereka berlatih

membaca dengan huruf berukuran besar.

d. Kelebihan Metode SAS

Metode SAS banyak digunakan pada pembelajaran membaca

permulaan kepada siswa. Karena mempunyai kelebihan-kelebihan.

Beberapa manfaat yang dianggap sebagai kelebihan dari metode SAS,

diantaranya sebagai berikut :

1) Metode ini sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang memandang satuan bahasa terkecil yang bermakna untuk komunikasi adalah kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan-satuan bahasa dibawahnya, yakni kata, suku kata, dan akhirnya fonem (huruf-huruf).

2) Metode ini mempertimbangkan pengalaman berbahasa anak. Oleh karena itu, pengajaran bermakna bagi anak karena bertolak dari sesuatu yang dikenal dan diketahui anak. Hal ini akan memberi dampak positif terhadap daya ingat dan pemahaman anak .

3) Metode ini sesuai dengan prinsip inkuri (menemukan sendiri). Siswa mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri. Dengan begitu siswa akan merasa lebih percaya diri atas kemampuan sendiri. Sikap seperti ini akan membantu siswa dalam mencapai keberhasilan belajar (Djago Tarigan dalam Sipu, 2003 : 10).

Page 41: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

41

Segi baiknya metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) yang juga

merupakan kelebihan-kelebihan adalah :

1) Metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis. 2) Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat

anak mudah mengikuti prosedur dan akan dapat cepat membaca pada kesempatan berikutnya.

3) Berdasarkan landasan linguistik metode ini akan menolong anak menguasai bacaan dengan lancar (http://massofa.word press.com, 27 – 6 2008)

e. Langkah-langkah Pengajaran Metode SAS

Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah-

langkah berlandaskan operasional dengan urutan: Struktural menampilkan

keseluruhan, Analitik melakukan proses penguraian, Sintetik melakukan

penggabungan kembali kepada bentuk struktural semula.

Agar supaya penerapan metode SAS tercapai sesuai dengan tujuan

yang diharapkan, maka sebagai tenaga pendidik (guru) harus menggunakan

berbagai langkah, diantaranya :

1) Guru bercerita atau bertanya jawab dengan siswa. 2) Membaca beberapa gambar. 3) Membaca beberapa kalimat dengan bantuan gambar. 4) Setelah siswa hafal membaca kalimat dengan bantuan gambar,

dilanjutkan membaca tanpa bantuan gambar. 5) Menganalisa sebuah kalimat menjadi kata, suku kata, dan huruf

serta mensintesiskan kembali menjadi kalimat (Depdikbud, 1992). Ada dua jenis tindakan pendekatan pengajaran membaca yang sering

dipakai pada tahap ini, tetapi para pakar tidak mempunyai pendapat yang sama

mengenai pendekatan yang lebih baik diantara keduanya. Pendekatan pertama

menekankan pada symbol (code emphasis). Pendapat kedua menekankan

belajar membaca kata dan kalimat secara utuh (meaning enphasis) (Sunardi,

19997 : 7)

Pendekatan pada pemahaman symbol dan menekankan belajar

membaca kata serta kalimat secara utuh merupakan salah satu faktor yang

dapat menghantarkan kepada siswa untuk lebih cepat mampu mengucapkan

kata-kata atau symbol dalam belajar membaca. Karena itulah berhasil atau

Page 42: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

42

tidaknya siswa dalam mengikuti kegiatan belajar salah satu faktor yang

mendukung yaitu kemampuan siswa dalam membaca.

B. Kerangka Berpikir

Siswa kelas IV dalam proses belajar membaca permulaan dipengaruhi oleh

faktor internal dan faktor eksternal. Pengamatan peneliti terhadap siswa kelas IV

ternyata prestasi belajar membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia rendah.

Di kelas IV terdapat 3 siswa yang prestasi belajar membaca permulaan

rendah, sehingga mereka belum mencapai tujuan pembelajaran. Dari tiga siswa

semuanya memerlukan pelayanan tindakan.

Penggunaan metode Struktural Analistik Sintetik (SAS) diduga dapat

meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan pada pembelajaran Bahasa

Indonesia. Dengan metode tersebut akan meningkatkan prestasi belajar membaca

permulaan di kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II

Tahun Ajaran 2008/2009.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan kerangka pemikiran dalam

penelitian ini, sebagai berikut :

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

5. Prestasi belajar

membaca permulaam meningkat

1. Siswa

3. Siswa Prestasi

Membaca Permulaan rendah

3. b. Faktor Eksternal

2. PBM Membaca

permulaan

3.a Faktor Internal

4. Penggunaan Metode SAS

(Struktural Analitik Sintetik)

Page 43: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

43

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pemikiran di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah penggunaan metode Struktural Analisis Sintetik (SAS) dapat

meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan pada pembelajaran Bahasa

Indonesia di kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II

Tahun Ajaran 2008/2009.

Page 44: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, yaitu dari bulan Februari sampai

dengan Juli 2009. Sebagaimana diuraikan dibawah ini.

Uraian kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :

N

o. Kegiatan

Waktu / Buian

Februari Maret April Mei Juni Juli

Persiapan Tindakan

1 Penyususunan proposal V

2 Persetujuan proposal V

3 Perbaikan proposal V

4 Perijinan penelitian V

5 Membuat instrumen alat peraga , RPP

V

Pelaksanaan Tindakan

6 Siklus I V

7 Siklus II V

8 Siklus III V

Pasca Tindakan

9 Rekapitulasi hasil V

10 Penyusunan laporan V

11 Pengajuan dan perbaikan V

12 Penggandaan laporan V

13 Seminar V

Page 45: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

45

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SLB BC YPASP gondangrejo karanganyar kelas

D4C Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Sekolah ini beralamat di jalan Solo-

Purwodadi Km 6. Desa Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Karanganyar.

Hal ini dilakukan karena peneliti sebagai guru kelas, agar kemampuan atau

prestasi belajar membaca dapat meningkat, pada bidang pengajaran Bahasa

Indonesia.

B. Subyek Penelitian

Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas D4C (Tuna

Grahita). SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar yang berjumlah 3 siswa,

terdiri dari 1 laki-laki dan 2 perempuan, guru sebagai kolabolator dan guru

sebagai peneliti.

C. Sumber Data

Data diperoleh dari informasi tentang kemampuan siswa dalam membaca,

motivasi dalam membaca, serta penggunaan strategi pembelajaran di kelas. Data

penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber, yang meliputi :

1) Nara sumber, yaitu siswa, guru, dan orang tua.

2) Dokumen, antara lain berupa kurikulum, RPP dan buku penilaian

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode

testing, metode dokumentasi dan metode observasi.

a. Metode observasi

Metode observasi adalah mengamati dan mencatat secara

sistematis untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan siswa.

Tujuan observasi adalah untuk mengetahui siswa yang mengalami

prestasi belajar membaca rendah dan bentuknya berupa lembar

pengamatan.

Page 46: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

46

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi bertujuan untuk mengumpulkan data.

Berdasarkan data-data, catatan-catatan yang berhubungan dengan

kemampuan membaca permulaan.

Dokumen yang digunakan adalah raport, daftar nilai, catatan atau

buku ulangan harian siswa.

c. Test

Tujuan test adalah untuk mengetahui kemampuan membaca

permulaan, baik saat maupun sesudah tindakan. Jenis test yang digunakan

adalah test lisan, yaitu serangkaian kalimat yang harus dibaca oleh siswa,

sedangkan bentuk test adalah Subyektif.

Adapun untuk mengetahui perkembangan membaca pada siswa

disetiap siklus, maka dilakukan penilaian proses membaca dan penilaian

membaca.

1) Penilaian proses membaca

Siswa pada waktu proses pembelajaran diamati dan dinilai,

sehingga dapat diketahui apakah siswa sudah dapat membaca dan

menggabungkan huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan

kata menjadi kalimat dengan benar.

2) Penilaian membaca

Setelah proses belajar mengajar diadakan evaluasi/test

membaca kalimat.

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen atau alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah :

a. Lembar test

Alat ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data prestasi membaca

permulaan pada siswa kelas D4C SLB B-C YPASP Gondangrejo. Akan

diperoleh melalui test proses membaca dan test membaca. Lembar ini

terdiri dari 5 soal obyektif.

Page 47: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

47

b. Dokumentasi

Instrumen ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang subyek

penelitian. Data tersebut diperoleh dari nilai raport dan nilai harian bahasa

Indonesia.

c. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengadakan observasi yang

lebih terarah terhadap siswa yang mengalami prestasi belajar membaca

rendah.

Lembar observasi yang digunakan ada dua macam :

1) Lembar observasi awal digunakan untuk mengadakan observasi

terhadap siswa yang prestasi belajar membaca permulaan rendah, agar

dapat diperoleh gambaran kemampuan dasar siswa di bidang membaca

permulaan.

2) Lembar observasi proses digunakan untuk mengadakan observasi yang

lebih terarah terhadap proses pelaksanaan tindakan, yang dituangkan

dalam jadwal harian.

E. Validasi Data

Informasi-informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validasinya, sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitas data yaitu triangulasi dan review informan

kunci.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan sarana diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

pembanding data itu (Lexy J. Moleong, dalam Sarwiji Suwandi, 2008 : 69).

Teknik triangulasi yang digunakan adalah :

1. Triangulasi sumber data

a. Data dari buku ulangan harian siswa menunjukkan hasil prestasi Bahasa

Indonesia rendah

b. Data dari raport semester I, nilai rata-rata 6

Page 48: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

48

2. Triangulasi metode pengumpulan data

a. Tugas membaca di depan kelas, siswa mengalami kesulitan membaca

b. Wawancara dengan orang tua siswa tentang belajar anak di rumah.

c. Diskusi dengan teman sejawat tentang fasilitas/media pembelajaran di

sekolah.

Review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interprestasi

temuan kepada informankunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan

informasi tentang data atau interpretasi temuan tersebut (Sarwiji Suwandi, 2008 :

69). Setelah melakukan kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen diperiksa

kembali oleh peneliti sehingga data tersebut valid.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penulisan ini dengan menggunakan teknik deskriptif

komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis.

Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif,

yaitu dengan membandingkan hasil yang diperoleh antar siklus. Nilai rata-rata

siswa dalam kemampuan membaca pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus,

setelah siklus II, dan seterusnya, dibandingkan hasilnya.

Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelebihan

dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan

kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang

ada.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan penelitian. Ukuran keberhasilan dalam

pencapaian tujuan penelitian tindakan kelas ini dinyatakan secara kuantitatif.

Setelah siklus tiga berakhir diharapkan dengan pembelajaran metode SAS yang

dirancang dan dilaksanakan oleh peneliti secara benar, dapat meningkatkan

prestasi belajar membaca pada pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan tujuan

akhir dari penelitian ini adalah siswa dapat membaca 5 kalimat sederhana tanpa

mengeja. Tolok ukur keberhasilan apabila siswa dapat mencapai nilai 70.

Page 49: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

49

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini mencakup tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Mempelajari kurikulum

b. Mengidentifikasi siswa yang prestasi belajar membaca rendah

c. Membuat alat peraga

d. Membuat lembar observasi

2. Tahap Tindakan

Pelaksanan tindakan diwujudkan dalam bentuk siklus. Direncanakan 3

siklus yang setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi.

a. Rencana siklus I

Tolak ukur keberhasilan siklus I adalah siswa dapat mengenal,

membaca huruf-huruf, suku kata, kata dan kalimat yang mengandung

huruf b, d dan p dengan nilai 70.

1) Tahap Perencanaan (Planning)

§ Merancang sekenario pembelajaran membaca

§ Menyusun RPP tentang kegiatan membaca

§ Menyediakan media berupa gambar.

§ Menyiapkan lembar evaluasi

2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan ini berarti perlakuan yang akan

dilaksanakan kepada siswa. Adapun langkah kegiatannya :

§ Guru menunjukkan gambar

§ Guru menceritakan gambar

§ Guru memberi tulisan di bawah gambar sesuai gambar

§ Siswa mengenal huruf-huruf yang ada dan cara membacanya

dengan bantuan gambar

§ Setelah siswa mengenal huruf, gambar mulai disingkirkan

§ Dilanjutkan membaca tanpa bantuan gambar

Page 50: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

50

§ Kemudian menganalisis kalimat menjadi kata, suku kata dan

huruf serta mensintesiskan kembali menjadi kalimat

3) Pengamatan (Observing)

Pengamatan diarahkan pada poin-poin yang telah

ditetapkan dalam indikator. Hasil pengamatan dicatat dalam bentuk

jurnal harian.

4) Refleksi (Reflecting)

Refleksi merupakan pengkajian dan penilaian hasil

pengamantan dalam kaitannya dengan indikator kinerja tahap I, apabila

hasil pengamantan menunjukkan peningkatan, makia edirumuskan

tujuan tahap selanjutnya lebih tinggi tingkat pemahamnnya. Untuk itu

perlu disusun rencana tindakan II.

b. Rencana Siklus II

Pada siklus II perencanaan tindakan denga hasil yang telah dicapai

pada tindakan dalam siklus I. sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut

materi pembelajaran sesuai kurikulum sehingga pelaksanaan penelitian tidak

mengganggu jadwal pembelajaran. Karena tujuannya adalah untuk

meningkatkan prestasi belajar membaca.

Tolok ukur keberhasilan siklus II adalah siswa dapat membaca huruf-

huruf, suku kata dan kalimat yang mengandung konsonan rangkap (b, d dan p)

mencapai nilai 70.

Page 51: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

51

Rencana penelitian penggunaan metode SAS dalam meningkatkan prestasi

belajar membaca permulaan dapat diilustrasikan sebagai berikut

Gambar 2. Rencana tindakan dalam peningkatan Prestasi belajar membaca

Permulaan

Masalah Rencana Tindakan I

Refleksi Pelaksanaan Tindakan I

Tahap I

Pengamatan

Rencana Tindakan II

Refleksi

Pengamatan Pelaksanaan Tindakan II

Tahap II

Page 52: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

52

SIKLUS I

Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia (membaca permulaan)

dikelas D4C Semester, metode yang cocok adalah metode SAS. Pada tahapan atau

siklus ini guru menunjukkan gambar keadaan saat lomba mewarnai, guru

memberikan tulisan dibawah gambar yang berhubungan dengan gambar tersebut

dengan kalimat sederhana yang mengandung kata dengan huruf (b, d dan p),

sehingga siswa diharapkan dapat membacanya. Guru menunjuk salah satu siswa

untuk membacanya didepan kelas.

Adapun tahapan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Subyek penelitian sebanyak 3 siswa ke D4C, yang mana masih ada

beberapa siswa yang mendapat nilai rendah atau kurang dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia. Ternyata setelah diamati masih ada beberapa siswa yang

belum lancar membaca, sehingga dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru

perlu memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi

pembelajaran yakni metode SAS.

Guru menunjukkan gambar tentang lomba mewarnai beserta kalimat

yang mengandung kata dengan huruf b, d dan p. setelah itu siswa disuruh

mengamati gambar dan tulisan dibawah gambar kemudian membacanya.

Siswa disuruh menguraikan kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata dan

suku kata menjadi huruf. Setelah siswa mampu mengenal huruf dalam

kalimat, maka huruf-huruf digabungkan kembali menjadi kata dan akhirnya

menjadi kalimat. Dari hasil membaca dan menguraikan dan menggabungkan

huruf, hasilnya selalu dinilai guru. Guru selalu memberi bantuan kepada siswa

yang mengalami kesulitan, dan memberi pengamatan, sehingga siswa menjadi

lebih senang dan bersemangat.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini guru menunjukkan gambar dan kalimat sederhana. Guru

menjelaskan cara membaca. Guru mengajak siswa bersama-sama membaca

kalimat. Kemudian guru menguraikan kalimat sampai menjadi huruf dan

Page 53: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

53

menggabungkan kembali menjadi kalimat. Guru menyuruh salah satu siswa

yang sudah lancar membaca untuk membaca didepan kelas, siswa yang lain

menirukan. Ini dilakukan secara bergantian dan berulang ulang sampai siswa

yang belum lancar membaca bisa membaca dengan benar. Guru memberi

motivasi dan membantu siswa yang belum/kesulitan membaca. Guru selalu

mengamati perkembangan dan kemajuan siswa dalam belajar membaca

dengan memberi nilai.

c. Observasi (Observing)

Pada tahapan ini guru mengumpulkan data dan mengamati siswa pada

waktu proses pembelajaran membaca secara langsung, sehingga dapat

diketahui apakah siswa sudah bisa membaca dan menggabungkan dan

menguraikan kalimat dengan benar.

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahapan ini guru/penulis melakukan pengolahan data dalam

membaca permulaan pada 3 subyek penelitian berdasarkan hasil pengamatan

selama pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pengolahan data yang berasal

dari pengumpulan data (observasi) tersebut dinyatakan berhasil bila siswa

dapat nilai mencapai 70. Hasil pengolahan data tersebut untuk menunjukkan

adanya peningkatan prestasi belajar membaca permulaan pada siswa dalam

mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 4 C (Tuna Grahita).

Berdasarkan pengolahan data tersebut dipakai sebagai dasar analisis

peningkatan prestasi belajar membaca untuk tindak lanjut menuju siklus

berikutnya.

SIKLUS II

Setelah melaksanakan siklus I yaitu membaca kalimat sederhana yang

mengandung kata dengan huruf b, d, p di depan maupun ditengah kata. Dianalis

yaitu diuraikan sampai menjadi huruf dan disintetikan yaitu digabungkan dari

Page 54: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

54

huruf menjadi sebuah kalimat. Setelah itu guru menyuruh siswa untuk membaca

bersama-sama tanpa gambar.

Adapun tahapan pada siklus II adalah:

a. Perencanaan Tindakan (Planing)

Tindakan Siklus II merupakan kelanjutan dari Siklus I dengan

melaksanakan proses pembelajaran membaca kalimat sederhana yang

mengandung huruf b, d atau p dalam belajar membaca permulaan. Materi

pembelajaran pada siklus II sesuai kurikulum yaitu membaca nyaring

pengumuman dengan lafaldan intonasi yang tepat.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahapan ini guru menunjukkan gambar dan kalimat sederhana

yang mengandung kata dengan huruf b, d atau p. Guru menjelaskan cara

membaca. Siswa menirukan kalimat yang dibaca guru bersama-sama.

Kemudian guru bersama-sama siswa menguraikan proses (analitik) kalimat

menjadi kata, suku kata dan huruf serta menggabungkan kembali (proses

sintetik) dari huruf, suku kata, kata menjadi sebuah kalimat. Siswa yang

sudah lancar membaca untuk memberi contoh membaca, selanjutnya siswa

lain membaca bersama-sama dan berulang-ulang satu per satu siswa membaca

didepan kelas tanpa gambar. Guru selalu memberi penguatan kepada siswa

yang sudah dapat membaca dan memberi bantuan serta motivasi kepada siswa

agar lebih giat lagi dalam belajar membaca untuk mencapai hasil yang lebih

baik. Guru mengamati proses membaca anak dan memberi nilai pada setiap

siswa.

c. Observasi (Observing)

Pada tahap ini guru telah melaksanakan proses pembelajaran dengan

menggunakan metode SAS sesuai materi pokok bahasan. Setiap akhir

pembelajaran diadakan evaluasi atau tes membaca. Hasil atau nilai yang

dicapai siswa dicatat oleh guru digunakan untuk menganalisis perkembangan

atau kemajuan proses belajar membaca siswa dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

Page 55: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

55

d. Pengolahan Data (Reflecting)

Guru melakukan pengolahan data berdasarkan observasi selama

pembelajaran. Dari hasil test yaitu test proses membaca dan tes membaca

diketahui sejuah mana hasil yang dicapai dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia dengan metode SAS di kelas D4C. Dalam pengolahan data

(reflecting) yang berasal dari observasi dinyatakan berhasil bila siswa telah

mencapai nilai 70.

Page 56: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 Bagian Tuna Grahita SLB BC

YPASP Wonorejo Gondangrejo Karanganyar Semester I Tahun Pelajaran

2008/2009. Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, yang masing-masing

siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

observasi dan (4) refleksi. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2009 dan

siklus II dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2009.

1. Deskripsi Kondisi Awal

Jumlah siswa Tuna Grahita kelas 4 SLB BC YPASP Wonorejo

Gondangrejo Karanganyar sebanyak 3 siswa yang terdiri dari 1 siswa laki-laki dan

2 siswa perempuan. Secara singkat kondisi siswa dapat penulis sampaikan sebagai

berikut:

a. Siswa A

Siswa laki-laki ini dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran

Bahasa Indonesia terutama membaca selalu ingin yang pertama. Sekalipun

dalam membaca masih banyak kesalahan, terutama pada pemenggalan kata.

Setelah membaca ia tidak memperhatikan temannya membaca. Nilai ulangan

harian Bahasa Indonesia semester I rata-rata 66.

b. Siswa B

Siswa perempuan ini dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran

Bahasa Indonesia mengalami ketinggalan, dalam membaca masih mengeja

dan sering diberi tahu oleh temannya terutama bila menemui huruf b, d dan p.

Bahkan sering menunggu temannya memberitahu. Setelah membaca ia tidak

memperhatikan temannya membaca. Nilai ulangan harian mata pelajaran

Bahasa Indonesia semester I rata-rata 63.

Page 57: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

57

c. Siswa C

Siswa perempuan ini dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran

Bahasa Indonesia dapat mengikuti. Dalam membaca masih banyak kesalahan,

terutama pemenggalan kata. Sering memberi tahu bila teman sedang

membaca. Ia selalu aktif dalam mengikuti pelajaran. Nilai ulangan harian mata

pelajaran Bahasa Indonesia semester I rata-rata 64.

Hal tersebut diatas dapat dilihat pada nilai harian semester I mata pelajaran

Bahasa Indonesia tahun pelajaran

Tabel 1

Rekapitulasi Nilai Harian Pada Siswa Tuna Grahita

Kelas 4 SLB BC YPASP Wonorejo Gondangrejo Karanganyar

Tahun Pelajaran 2008/2009

(Sebelum Siklus)

No Nama Siswa Semester I

Nilai Harian Rata-Rata

1 2 3 4 1 A 60 70 65 70 66

2 B 60 70 60 60 63

3 C 60 70 65 64 64

Rata-rata kelas 64,3

Nilai hasil prestasi belajar harian (sebelum siklus) pada siswa Tuna

Grahita kelas 4 SLB BC YPASP Wonorejo Gondangrejo Karanganyar Semester I

tahun pelajaran 2008/2009 dapat digambarkan dalam histogram sebagai berikut:

Page 58: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

58

66 63 64

0102030405060708090

100

Siswa A Siswa B Siswa C

Nila

i Rat

a-R

ata

Grafik 1

Nilai hasil prestasi belajar harian semester I pada siswa Tuna Grahita

Kelas 4 SLB BC YPASP Wonorejo Gondangrejo Karanganyar

Tahun Pelajaran 2008/2009 (sebelum siklus).

2. Deskripsi Siklus I

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing

terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan,

(3) Observasi, dan (4) Refleksi.

Adapun secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan (Planing)

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 11 Mei

2009, kemudian pelaksanaan Siklus I akan dilaksanakan hari Kamis, 14 Mei

2009 selama dua jam pelajaran. Tahap perencanaan tindakan I meliputi

kegiatan sebagai berikut:

1) Merancang skenario pembelajaran membaca dengan metode SAS. Adapun

langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a) Guru memberi apersepsi

b) Guru menunjukkan gambar, dan siswa mengamatinya

Page 59: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

59

c) Guru memberikan tulisan dibawah gambar yang mengandung huruf b,

d dan p, siswa membaca dengan menunjukkan huruf-hurufnya agar

siswa lebih jelas.

d) Siswa disuruh menguraikan kalimat.

e) Siswa mengabungkan huruf sampai menjadi kalimat.

f) Siswa melaksanakan tes membaca di papan tulis.

2) Guru/peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3) Guru/peneliti mempersiapkan media pembelajaran yang berupa gambar

dan kalimat sederhana.

4) Guru/peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan non tes

hasil membaca. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman

observasi dengan mengamati keaktifan siswa selama pross belajar

mengajar berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan tindakan kelas

terhadap 3 orang siswa dalam pembelajaran membaca permulaa dengan

menggunakan metode SAS. Dilaksanakan dalam satu pertemuan, yaitu pada

hari Kamis, 14 Mei 2009 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) di ruang

kelas 4 C (Tuna Grahita) SLB BC YPASP Wonorejo Gondangrejo,

Karanganyar.

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran siklus I adalah sebagai

berikut:

1) Guru memberikan apersepsi berkaitan dengan topik tentang pengumuman

lomba.

2) Guru menunjukkan gambar dan siswa mengamatinya.

3) Guru memberikan tulisan yang mengandung huruf b, d dan p, dibawah

gambar, siswa disuruh membaca dengan menunjukkan huruf-hurufnya

dengan menggunakan kartu huruf,agar siswa lebih jelas

4) Guru membetulkan bacaan/ucapan siswa. Guru dan siswa membaca secara

bersama-sama dan berulang-ulang.

Page 60: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

60

5) Siswa dibimbing guru menguraikan kalimat menjadi kata, kata menjadi

suku kata, suku kata menjadi huruf.

6) Siswa dibimbing guru menggabungkan kembali huruf-huruf menjadi suku

kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat.

7) Guru menunjuk salah satu siswa yang sudah lancar untuk membaca ke

depan kelas, siswa yang lain menirukan. Ini dilakukan secara bergantian

atau bergiliran sampai siswa dapat membaca.

8) Guru memberikan motivasi dan memberi bantuan siswa yang mengalami

kesulitan dalam membaca.

9) Guru memberikan penguatan kepada siswa yang sudah lancar membaca.

Guru selalu mengamati perkembangan dan kemajuan siswa dalam belajar

membaca.

10) Siswa melaksanakan tes membaca kalimat di papan tulis.

Pada pelaksanaan tindakan siklus I media gambar yang digunakan

adalah tentang lomba pukul air. Sesuai dengan kompetensi dasar, maka materi

bacaan tentang isi pengumuman rencana pelaksanaan/kegiatan saat lomba.

Kegiatan belajar mengajar dimulai dengan kegiatan awal yaitu memberikan

apersepsi tentang pengumuman lomba.

Guru menunjukkan gambar tentang pelaksanaan lomba pukul air.

Tampak pada gambar tiga siswa yang memakai tutup mata sedang memukul

air di plastik. Siswa diminta menebak dan memberi komentar tentang gambar

tersebut. Guru memberi tulisan yang mengandung huruf b, d dan p dibawah

gambar dan siswa membacanya. Guru membetulkan bacaan/ucapan siswa dan

menirukan bersama-sama.

Dengan menggunakan kartu kalimat siswa dengan bimbingan guru

menguraikan dengan menggunting kalimat menjadi kata, dari kata menjadi

suku kata, kemudian dari suku kata menjadi huruf (proses analitik). Setelah

selesai siswa diajak mensintetikan/menggabungkan kembali huruf tersebut

menjadi suku kata, suku kata menjadi kalimat kemudian dari kata menjadi

kalimat.

Page 61: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

61

Keaktifan siswa pada proses kegiatan belajar mengajar selalu dicatat.

Demikian juga penilaian, yaitu tes membaca kalimat/hasil membaca.

Kemudian guru menutup pembelajaran hari ini dan berpesan agar

siswa lebih giat/rajin membaca.

c. Pengamatan (Observing)

Guru dan teman sejawat mengamati proses pembelajaran pada siswa

kelas 4 dengan materi membaca permulaan dengan metode SAS di ruang

kelas 4 bagian C (Tuna Grahita) SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar.

Pengamatan dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Mei 2009. berdasarkan hasil

pengamatan pada proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang

keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu sebagai

berikut:

1) Siswa yang aktif selama kegiatan apersepsi sebanyak 2 siswa, sedangkan 1

siswa membolak-balik buku catatan atau 67%.

2) Siswa yang aktif dan antusias dalam pembelajaran membaca 3 siswa, yang

berarti semua aktif atau 100 %.

3) Berdasarkan hasil tes/baik tes proses membaca dan tes membaca adalah

kurang, karena nilai yang diperoleh kurang dari 70, ada 2 siswa dan 1

siswa memperoleh nilai 70. Hal ini disebabkan karena siswa belum paham

sepenuhnya dalam menggabungkan huruf-huruf.

Ada beberapa kelemahan yang bersumber dari beberapa segi:

1) Segi media berupa:

a) Pada saat pembelajaran berlangsung media gambar yang digunakan

masih kurang menarik karena tidak berwarna.

b) Gambar terlalu kecil/kurang besar sehingga anak yang duduk di

belakang kurang jelas.

2) Kelemahan dari segi siswa

a) Pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam menguraikan

(menganalitik) kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata

menjadi huruf.

Page 62: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

62

b) Siswa kesulitan dalam menggabungkan (mensintetikan) dari huruf

menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat.

c) Siswa kesulitan membedakan huruf b, d dan p.

3) Dari guru yang terlibat dalam tindakan

a) Kurang pendekatan individual

b) Karena banyak siswa yang bertanya, maka guru sibuk dengan

menjawab pertanyaan. Sehingga siswa yang diam tidak tertangani

sedangkan ia belum mengerti (belum jelas).

c) Guru dalam menjelaskan terlalu cepat, sehingga siswa tidak dapat

mengikuti.

Adapun hasil pengamatan keaktifan siswa dalam pembelajaran

membaca permulaan dengan metode struktural analitik sintentik (SAS)

pada siklus I adalah 2, aktif selama apersepsi dan dalam pembelajaran

membaca permulaan keaktifan 3. Hasil keaktifan siswa dapat dilihat dalam

tabel seperti berikut ini.

Tabel 2

Siswa Yang Aktif Dalam Pembelajaran Membaca

Siklus I

No Kegiatan Siswa Keaktifan Siswa

Jumlah Siswa A Siswa B Siswa C

Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk 1 Aktif selama

apersepsi

V V V 2 1

2 Aktif dalam

pembelajaran

membaca

permulaan dengan

metode SAS

(menguraikan/

menggabungkan

kata)

V V V 3 -

Page 63: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

63

Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran membaca pada siklus I

di kelas 4 bagian C (Tuna Grahita) SLB BC YPASP Gondangrejo

Karanganyar Tahun Pelajaran 2008/2009 dapat digambarkan dalam grafik

histogram sebagai berikut:

0

1

2

3

4

5

A P

Jum

lah

Sis

wa

Grafik 2

Keaktifan Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Siklus I

Keterangan :

A = Apersepsi

P = Pembelajaran membaca

Dari tes membaca permulaan siklus I dapat dilihat hasil

perkembangan dan kemajuan siswa dalam belajar membaca permulaan

dengan metode SAS, serta peningkatan prestasi belajar bahasa Indonesia

pada siswa kelas 4 bagian C (Tuna Grahita) SLB BC YPASP Gondangrejo

Karanganyar Semester II tahun pelajaran 2008/2009 untuk 3 subyek

penelitian tindakan kelas pada siklus I, yang telah dilaksanakan guru

tanggal 14 Mei 2009 dapat diperoleh data seperti tabel sebagai berikut:

Tabel 3

Rekapitulasi Hasil Rata-rata Peningkatan Prestasi Belajar

Membaca Permulaan Pada Kelas D4C SLB BC YPASP Wonorejo

Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2008/2009

Page 64: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

64

Siklus I

No Nama Siswa Rata-rata Hasil Tes Membaca 1 A 71,8

2 B 60,2

3 C 65

Rata-rata Kelas 65,7

Prestasi belajar membaca permulaan siklus I pada siswa kelas 4 bagian C

(Tuna Grahita) SLB BC YPASP Wonorejo Gondangrejo Karanganyar

Tahun Pelajaran 2008/2009 dapat digambarkan dalam histogram sebagai

berikut:

71.8

60.265

0102030405060708090

100

Siswa A Siswa B Siswa C

Nila

i Rat

a-R

ata

Grafik 3.

Prestasi Belajar Membaca Permulaan Pada Siklus I

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi (pengamatan) dan tindakan pelaksanaan

siklus I, maka dapat direfleksikan sebagai berikut:

1) Siswa yang diam/tidak bertanya akan tetapi ternyata belum jelas, perlu

didekati dan diperhatikan. Hal ini dilakukan supaya mereka juga ikut aktif

dalam kegiatan belajar mengajar.

2) Pendekatan individual akan diterapkan dalam pembelajaran.

Page 65: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

65

3) Agar siswa lebih perhatian/lebih tertarik pada media gambar yang

dipasang, sebaiknya gambar diberi warna dan diperbesar.

4) Siswa yang mengalami kesulitan membedakan huruf b, d dan p lebih

diperhatikan.

5) Memotivasi siswa yang dapat membaca dengan benar diberi hadiah seperti

pujian atau nilai tambahan.

6) Guru memperhatikan seluruh siswa secara merata, jangan sampai ada

siswa yang terabaikan.

7) Proses analitik dan proses sintetik perlu ditekankan pada pertmuan

berikutnya yaitu pada siklus II.

3. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Tindakan (Planing)

Dalam siklus II ini merupakan kelanjutan dari siklus I yang

dilaksanakan selama 70 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan perencanaan ini

dilaksanakan pada hari Jum’at, 29 Mei 2009. Dari analisis hasil observasi

(pengamatan) bersama teman sejawat terhadap siswa kelas 4 bagian C (Tuna

Grahita) yang sudah dilaksanakan pada siklus I, ditemukan kekurangan selama

berlangsungnya proses pembelajaran.

Sebagai upaya mengatasi berbagai kekurangan yang ada, maka perlu

adanya perbaikan-perbaikan antara lain:

1) Media gambar agar lebih menarik diberi warna dan ukurannya diperbesar.

2) Dalam membaca lebih ditekankan pada membedakan huruf b, d dan p di

awal maupun di tengah kata.

3) Mengadakan pendekatan individual dalam pembelajaran.

4) Posisi tempat duduk siswa yang semula sejajar dirubah menjadi bentuk U.

5) Menjelaskan/memantau siswa yang mengalami kesulitan dalam

menguraikan (menganalitik).

6) Siswa yang pasif/diam akan diberi pertanyaan/tugas, apakah ia sudah jelas

atau belum. Keengganan siswa untuk bertanya, akan diatasi dengan

Page 66: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

66

memberi stimulus yang berupa pemberian hadiah kepada siswa yang aktif

di kelas. Hadiah yang direncanakan berupa nilai tambahan, pujian seperti:

bagus sekali, tepat sekali, atau baik sekali. Hal tersebut dilakukan untuk

memotivasi siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran membaca

permulaan. Dengan demikian ada hubungan timbal balik antara guru dan

siswa.

Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Guru menyusun skenario pembelajaran membaca permulaan (Jum’at, 29

Mei 2009)

a) Guru mengadakan apersepsi untuk menggali ingatan siswa pada

pembelajaran yang lalu. Apersepsi berkisar pada materi membaca yang

telah diajarkan.

b) Guru menunjukkan gambar, dan siswa mengamatinya.

c) Guru memberikan tulisan dibawah gambar yang mengandung huruf b,

d dan p. Siswa membaca dengan menunjukkan huruf-hurufnya, agar

siswa lebih jelas, dibimbing oleh guru.

d) Siswa disuruh menguraikan kalimat.

e) Siswa menggabungkan huruf sampai menjadi kalimat.

f) Siswa melaksanakan tes membaca dipapan tulis.

1) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Guru mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar dan kartu

kalimat.

3) Guru menyusun instrumen penelitian yang berupa tes dan non tes.

Instrumen tes terdiri penilaian proses membaca dan penilaian tes hasil

membaca dan instrumen non tes yaitu observasi keaktifan siswa.

Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi

dengan mengamati keaktifan siswa selama proses belajar mengajar

berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Page 67: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

67

Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Selasa, 2 Juni 2009.

Selama 2 jam pelajaran (2 x 35 Menit) terhadap 3 siswa dalam pembelajaran

membaca permulaan di kelas 4 bagian C (Tuna Grahita) SLB BC YPASP

Wonorejo Gondangrejo Karanganyar.

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran siklus II adalah sebagai

berikut:

1) Guru memberikan apersepsi berkaitan dengan pembelajaran yang lalu.

2) Guru menjelaskan garis besar pembelajaran hari ini.

3) Guru menunjukkan gambar, dan siswa mengamatinya.

4) Guru memberi tulisan di bawah gambar, siswa dengan bimbingan guru,

membaca dengan menekankan pada kata yang mengandung huruf b, d

dan p.

5) Siswa dibimbing guru menguraikan kalimat menjadi kata, kata menjadi

suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat.

6) Siswa dibimbing guru menggabungkan huruf menjadi suku kata, suku kata

menjadi kata, dan kata menjadi kalimat.

7) Guru menunjuk siswa yang sudah lancar membaca untuk membaca di

depan kelas terlebih dulu, kemudian diikuti teman yang lain.

8) Guru memberi motivasi dan memberi bantuan siswa yang mengalami

kesulitan dalam membaca.

9) Guru memberikan pengamatan kepada siswa yang sudah lancar membaca.

Guru selalu mengamati perkembangan dan kemajuan siswa dalam belajar

membaca.

10) Siswa membaca kalimat sebagai evaluasi di papan tulis.

Pada pelaksanaan tindakan II media gambar yang digunakan adalah

tentang pelaksanaan lomba mewarnai. Sesuai dengan kompetensi dasar maka

materi bacaan tentang isi pengumuman pelaksanaan (kegiatan saat lomba

mewarnai). Kegiatan belajar mengajar dimulai dengan kegiatan awal yaitu

memberikan apersepsi menyanyi lagu hari merdeka, dan kegiatan lomba di

sekolah.

Page 68: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

68

Guru menunjukkan gambar tentang pelaksanaan lomba mewarnai.

Tampak pada gambar empat siswa duduk di lantai sedang mewarnai gambar.

Siswa diminta menebak dan memberi komentar tentang gambar tersebut. Guru

memberi tulisan yang mengandung huruf b, d dan p. siswa membacanya. Guru

membetulkan bacaan/ucapan.

Dengan menggunakan kartu kalimat, siswa dengan bimbingan guru

menguraikan dengan menggunting menjadi kata, dari kata menjadi suku kata,

kemudian suku kata menjadi huruf (proses analitik). Setelah selesai siswa

diajak untuk mensintetikan/menggabungkan kembali huruf tersebut menjadi

suku kata, suku kata menjadi kata, kemudian dari kata menjadi kalimat.

c. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini guru telah melaksanakan pross pembelajaran membaca

permulaan dengan menggunakan metode SAS sesuai dengan kompetensi

dasar. Setiap akhir pembelajaran diadakan evaluasi atau tes membaca dan

demikian juga saat kegiatan belajar mengajar. Siswa diamati proses membaca

pada siswa. Hasil atau nilai yang dicapai siswa dicatat oleh guru digunakan

untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan proses belajar membaca

siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Kegiatan observasi bersama teman sejawat dimaksudkan untuk

mendiskripsikan apakah kekurangan-kekurangan teknik pembelajaran pada

siklus I sudah teratasi atau belum.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar dari

segi siswa dapat dinyatakan bahwa:

1) Semua siswa aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 3 siswa atau

semua siswa (100 %).

2) Semua siswa aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran membaca

permulaan (3 siswa), atau 100 %.

3) Posisi tempat duduk siswa dirubah, yang semua sejajar menjadi bentuk U,

sehingga guru lebih dekat dengan siswa.

Page 69: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

69

4) Berdasarkan hasil penilaian guru didapat 3 siswa sudah mampu membaca

dengan cukup baik atau mencapai nilai di atas 70.

5) Pada tindakan II kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I

dapat diatasi, dan hasilnya ada peningkatan baik keaktifan siswa maupun

nilai yang dicapai siswa.

Sebagai refleksi dari siklus I yang nilainya rendah, masukan dari

teman sejawat agar mengadakan pendekatan individual dengan merubah

posisinya meja semula sejajar menjadi bentuk U dan mengatasi

kekurangan/kelemahan pada pelaksanaan siklus I.

Adapun keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca permulaan

dengan menggunakan metode Struktural Analitik Sintentik (SAS) pada siklus

II untuk 3 subyek penelitian selama apersepsi maupun dalam pembelajaran

membaca permulaan adalah 3 peningkatan keaktifan siswa dapat dilihat dalam

tabel berikut ini.

Tabel 4.

Siswa Yang Aktif Dalam Pembelajaran Membaca

Siklus II

No Kegiatan Siswa Keaktifan Siswa

Jumlah Siswa A Siswa B Siswa C

Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk 1 Aktif selama

apersepsi

V V V 3 -

2 Aktif dalam

pembelajaran

membaca

permulaan dengan

metode SAS

(menguraikan/

menggabungkan

kalimat)

V V V 3 -

Page 70: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

70

Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran membaca pada siklus II

di kelas 4 Tuna Grahita SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Tahun

Pelajaran 2008/2009 dapat digambarkan dalam grafik histogram sebagai

berikut:

0

1

2

3

4

5

A P

Jum

lah

Sis

wa

Grafik 4

Keaktifan Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Siklus II

Keterangan :

A = Apersepsi

P = Pembelajaran membaca

Pada pelaksanaan tindakan kelas siklus II ini dapat dilihat kemajuan

dan perkembangan siswa dalam pembelajaran membaca permulaan dengan

menggunakan metode struktural analitik sintentik (SAS). Adapun pelaksanaan

tindakan kelas siklus II telah dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2009 diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 5

Rekapitulasi Nilai Hasil Tes (Prestasi Belajar)

Proses Membaca Permulaan Pada Siswa Tuna Grahita Kelas 4

Bagian C SLB BC YPASP Wonorejo Gondangrejo Karanganyar

Tahun Pelajaran 2008/2009.

Siklus II

No Nama Siswa Rata-rata Hasil Tes Membaca

Page 71: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

71

1 A 76,8

2 B 70,2

3 C 76,8

Rata-rata Kelas 74,6

Jumlah siswa yang telah mencapai nilai membaca permulaan diatas 70

ada 3 siswa. Ini berarti semua telah mencapai keberhasilan, karena subyek

penelitian terdiri dari 3 siswa. Dari hasil tersebut diatas dapat digambarkan

dalam histogram sebagai berikut:

76.870.2

76.8

0102030405060708090

100

Siswa A Siswa B Siswa C

Nila

i Rat

a-R

ata

Grafik 5

Hasil Prestasi Belajar Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas 4 bagian C

(Tuna Grahita) SLB BC YPASP Wonorejo Gondangrejo Karanganyar

Tahun Pelajaran 2008/2009

Siklus II

d. Refleksi (Reflecting)

Data selama proses pembelajaran membaca permulaan sebagai

masukan yang digunakan sebagai dasar melakukan pada pertemuan

pembelajaran berikutnya. Setiap akhir pembelajaran selalu diadakan evaluasi

atau tes membaca dan hasilnya dinilai oleh guru untuk mengetahui sejauh

mana hasil yang dicapai siswa dalam pembelajaran membaca pada mata

pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode SAS (Struktural

Analitik Sintetik). Dalam pembelajaran siklus I terdapat kekurangan-

kekurangan/kelemahan dan dapat diatasi pada siklus II.

Page 72: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

72

Berdasarkan refleksi tersebut, prestasi belajar membaca permulaan

sudah menunjukkan peningkatan yang diharapkan yaitu mencapai nilai 70.

Karena tolok ukur keberhasilan pada penelitian tindakan kelas adalah apabila

siswa telah dapat membaca kalimat dengan nilai mencapai 70. Maka tindakan

kelas ini dapat dikatakan berhasil dan penelitian dapat dihentikan.

B. Pembahasan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan diskripsi hasil pengamatan, maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dijabarkan pembahasan hasil

penelitian. Pembahasan hasil penelitian tersebut meliputi: peningkatan kualitas

proses membaca permulaan dengan metode SAS pada siswa kelas D4C SLB BC

YPASP Wonorejo Gondangrejo Karanganyar dan peningkatan kualitas hasil

membaca permulaan dengan metode SAS pada siswa kelas 4 bagian C (Tuna

Grahita) SLB BC YPASP Wonorejo Gondangrejo Karanganyar.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus

dilaksanakan dalam empat tahap, yakni (1) Tahap perencanaan tindakan, (2) tahap

pelaksanaan tindakan, (3) tahapan observasi, dan (4) tahap refleksi. Prestasi

belajar membaca permulaan pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa

kelas 4 bagian C (Tuna Grahita) SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar agar

dapat meningkat, maka perlu tindakan kelas, yaitu dengan menggunakan metode

SAS.

Sesudah adanya tindakan, yaitu dengan metode SAS dalam pembelajaran

membaca permulaan, dengan gambar yang diberi warna dan kartu kalimat, siswa

menjadi tertarik dan antusias. Hal tersebut dapat dilhat pada keaktifan siswa dari

siklus I ke siklus II ada peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dalam

tabel sebagai berikut ini:

Tabel 6

Persentasi Siswa Yang Aktif Dalam Pembelajaran

No Kegiatan Siswa Persentasi

Siklus I Siklus II 1 Aktif selama apersepsi 2 3

2 Aktif dalam pembelajaran membaca permulaan 3 3

Page 73: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

73

Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca pada siklus I dan

II di kelas 4 bagian C (Tuna Grahita) SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar

Tahun Pelajaran 2008/2009. Semester II dapat digambarkan dalam grafik

histogram sebagai berikut:

0

1

2

3

4

5

A P A P Siklus I Siklus II

Jum

lah

Sis

wa

Grafik 6

Keaktifan Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Siklus II

Keterangan :

A = Apersepsi

P = Pembelajaran membaca

Dari pencapaian hasil penelitian tindakan kelas dapat dilihat hasil

perkembangan dan kemajuan kemampuan belajar membaca permulaan dengan

menggunakan metode Struktural Analitik Sintentik (SAS), serta peningkatan

prestasi belajar bahasa Indonesia pada siswa Tuna Grahita kelas 4 bagian C (Tuna

Grahita) SLB BC YPASP Wonorejo Gondangrejo Karanganyar Semester II

Tahun Pelajaran 2008/2009 untuk 3 subyek penelitian tindakan kelas pada siklus I

dan siklus II yang telah dilaksanakan guru dapat diperoleh data seperti pada tabel

berikut ini.

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Rata-rata Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Pada Siswa Kelas 4 Bagian C (Tuna Grahita) SLB BC YPASP Wonorejo Gondangrejo Karanganyar

Tahun Pelajaran 2008/2009.

Page 74: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

74

No Rata-Rata Hasil Evaluasi/Tes Membaca Keterangan 1 64,3 Kondisi Awal

2 65,7 Siklus I

3 74,6 Siklus II

Adapun peningkatan prestasi belajar membaca permulaan pada siswa kelas

4 bagian C (Tuna Grahita) SLB BC YPASP Wonorejo Gondangrejo Karanganyar

Tahun Pelajaran 2008/2009 dapat digambarkan dalam grafik histogram sebagai

berikut:

64.3 65.774.6

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Grafik 7

Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Permulaan dari Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Kondisi Awal sampai Siklus II

Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru dikatakan berhasil

melaksanakan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode

Struktural Analitik Sintentik (SAS) yang telah mampu membantu siswa

meningkatkan prestasi belajar membaca. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat

untuk meningkatkan ketrampilan guru dalam mengelola kelas karena metode SAS

yang digunakan sebagai sarana bagi guru dalam memotivasi siswa agar lebih aktif

dalam kegiatan membaca.

Page 75: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

75

Keberhasilan metode SAS dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran membaca permulaan dapat dilihat dari indikator-indikator berikut

ini.

1. Meningkatkan Keaktifan Siswa

Tindakan-tindakan berupa penerapan metode SAS yang dilaksanakan tiap-

tiap siklus mampu meningkatkan motivasi pembelajaran membaca permulaan

bagi siswa kelas 4 Bagian C (Tuna Grahita) SLB BC YPASP Wonorejo

Gondangrejo Karanganyar. Dalam langkah-langkah pembelajaran metode SAS

dengan media gambar. Hal ini membuat pembelajaran lebih menarik sehingga

dapat menarik perhatian serta membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikanya.

Kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu penentu

keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan

guru antara lain berupa tindakan. Tindakan yang diberikan antara lain: perhatian

pada seluruh siswa, penyajian materi dengan metode ceramah, demonstrasi dan

metode lain, pemanfaatan media pembelajaran dan memotivasi siswa untuk aktif

dalam pembelajaran.

Hasil pantauan peneliti menyebutkan bahwa keaktifan siswa meningkat.

Pada siklus I keaktifan siswa selama apersepsi 67% dan pada siklus II keaktifan

siswa meningkat 33% menjadi 100%. Dengan demikian tindakan yang dilakukan

guru untuk meningkatkan aktifitas siswa selama kegiatan apersepsi cukup

berhasil.

Pada pembelajaran membaca permulaan mata pelajaran bahasa Indonesia

dengan menggunakan metode SAS, siswa aktif membongkar (menguraikan

kalimat) kemudian memasangnya lagi (menggabungkan kalimat), karena siswa

memiliki rasa ingin tahu. Seperti halnya pendapat (Sabarti Akhadiah, MK, dkk,

1991/1992:34) menyatakan bahwa setiap siswa pada dasarnya memiliki rasa ingin

tahu, sehingga ia ingin mengubah, merusak, atau membongkar sesuatu.

2. Hasil Pembelajaran Membaca Permulaan Meningkat

Page 76: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

76

Nilai yang diperoleh siswa meningkat pada tiap-tiap siklus. Sebelum

dilaksanakan tindakan nilai rata-rata kelas adalah 6. Setelah diadakan tindakan

kelas terlihat kemajuan kemampuan membaca permulaan. Pada siklus I nilai rata-

rata peningkatan hasil evaluasi/tes membaca pada siklus I adalah 65,7 dan siklus

II meningkat menjadi 74,6.

Berdasarkan refleksi guru/peneliti untuk meningkatkan prestasi belajar

membaca permulaan, penggunaan metode SAS mempunyai pengaruh. Selama

siklus I dan II dapat dilihat adanya peningkatan, baik dalam proses membaca

maupun dalam hasil tes membaca.

Keaktifan siswa terdapat peningkatan, semula 2 siswa menjadi 3 siswa.

Hal tersebut karena siswa memiliki rasa ingin tahu, sehingga mereka belajar

sambil bermain kartu kata/kalimat. Sesuai dengan pendapat Sabarti Akhadiah,

MK, dkk (1991/1992: 34) bahwa: “Setiap siswa pada dasarnya memiliki rasa

ingin tahu, sehingga ia ingin mengubah, merusak, atau membongkar sesuatu”.

Dari segi peningkatan prestasi belajar. Pada kondisi awal nilai 64,3 dan

pada siklus II menjadi 74,6, sehingga terjadi peningkatan. Hal tersebut karena

siswa aktif membongkar/menguraikan dan memasang/menggabungkan

kata/kalimat dengan prinsip inkuiri (menemukan sendiri) dengan bimbingan guru,

sehingga siswa lebih mengenal dan memahami dan percaya diri. Sesuai dengan

pendapat (Djago Tarigan dalam Sipu, 2003: 10) bahwa “Metode ini (SAS) sesuai

dengan prinsip inkuiri (menemukan sendiri). Siswa mengenal dan memahami

sesuatu berdasarkan temuannya sendiri. Dengan begitu siswa akan merasa lebih

percaya diri atas kemampuan sendiri. Sikap seperti ini akan membantu siswa

dalam mencapai keberhasilan belajar.”

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan berdasarkan data nilai hasil

prestasi belajar membaca permulaan dari siklus II telah memenuhi kriteria

keberhasilan yang diharapkan yaitu siswa telah mendapat nilai mencapai 70.

Page 77: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

77

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas bahwa penggunaan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) dalam pembelajaran membaca permulaan dapat

meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan pada siswa kelas D4C SLB

BC YPASP Gondangrejo Karanganyar tahun ajaran 2008/2009.

Peningkatan kualitas pembelajaran terjadi setelah guru menggunakan

metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dalam pengajaran membaca permulaan.

Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata membaca siswa mengalami peningkatan.

Sebelum tindakan nilai rata-rata kelas adalah 6. Setelah diadakan tindakan kelas

terlihat kemajuan kemampuan membaca permulaan. Pada Siklus I nilai rata-rata

kelas hasil evaluasi/tes membaca adalah 65,7 dan Siklus II meningkat menjadi

74,6.

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, meskipun tidak tinggi hasil

peningkatan prestasi membaca permulaan bila dengan metode proses secara terus

menerus, berkesinambungan dan teratur, serta berdaur ulang dapat membantu

siswa meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan secara optimal.

Dengan demikian hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini

yaitu “Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat

meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan pada pembelajaran Bahasa

Indonesia di kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II

tahun ajaran 2008/2009” terbukti kebenarannya.

B. Saran

Dalam rangka untuk meningkatkan prestasi belajar membaca siswa pada

pembelajaran Bahasa Indonesia, maka penulis menyampaikan saran kepada siswa

sebagai berikut:

Page 78: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

78

a. Hendaknya siswa selalu belajar dengan sungguh-sungguh, dalam mengikuti

proses belajar mengajar membaca permulaan dengan metode SAS dan

berusaha meningkatkan belajar, sehingga memperoleh prestasi belajar yang

optimal.

b. Hendaknya siswa yang mengalami kesulitan membaca permulaan dengan

metode SAS, berusaha bertanya kepada teman, guru atau orang tua.

c. Siswa yang sudah lancar membaca hendaknya jangan merasa bosan untuk

memberi contoh kepada teman yang lain.

Page 79: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

79

DAFTAR PUSTAKA

David Smith, 1998, Inklusi Sekolah Ramah Untuk Semua, Terjemahan Denis, Ny. Enrico, Bandung : Penerbit Nusa.

Depdiknas. 2002, GBPP Bahasa Indonesia Anak Tuna Grahita Ringan, Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional. ________. 2006, Kurikulum Bahasa Indonesia, Tuna Grahita Ringan, Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional. Gino Suwarni, Suripto HS, Maryanto, Sutijan, 1995, Belajar dan Pembelajaran I,

Surakarta : Universitas Sebelas Maret. Kartono, A. Dakir, Riyadi, Hasan Mahfud, Rukayah, 2008, Modul Pendidikan

dan Latihan Profesi Guru Sekolah Dasar, Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.

Marika Soebrata, 1997, Strategi Pembelajaran PLB, Surakarta: Universitas

Sebelas Maret Martinis Yamin, 2006, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta:

Gunung Persada Press Muhibbin Syah, 2003, Psikologi Belajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Mulyono Abdurrachman dan Sudjadi, 1994. Pendidikan Luar Biasa Umum,

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi.

Mulyono Abdurrachman, 1996, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Munzayanah, 1997, Tuna Grahita, Surakarta, Universitas Sebelas Maret. Pakde Sofa, 2008, Metode Struktural Analitik Sintetik, http://masoffa:word pres.

Com, 29-6-2008.

Petter dan Yenny Salim, 1991, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Perss.

Poerwadarminta, 1987, Kamus Umum Belajar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Rachman Nata Wijaya, 1978, Pengajian Remedial, Jakarta : Depdiknas.

Page 80: PTK P TUKIMIN - digilib.uns.ac.id fileMembaca Permulaan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas D4C SLB BC YPASP Gondangrejo Karanganyar Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuan

80

Ramainas, 2006, “ Motivasi Belajar dan persepsi Siswa Tentang Media

Pembelajaran Terhadap Hasil Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar,” Jurnal Pembelajaran. Volume 29. Nomor 01, April 2006.

Sabarti Akhadiah M.K, Maidar G. Arajad, Sakura H. Ridwan, Zulfahnur Z.F., &

Mukti U.S, 1991/1992, Bahasa IndonesiaI, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sarwiji Suwandi, 2008, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya

Ilmiah, Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13. Sipu, 2003, Efektifitas Pengajaran Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Berkesulitan Belajar Membaca di SD Negeri Brajan 2 Mojosongo Boyolali Tahun Pelajaran 2002/2003,Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Sri Purwanti, 2002, Efektifitas Program Pengajaran Remedial Dalam Mengatasi

Kesulitan Belajar Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas II SDN Kreyo 03 Randu Dongkal Pemalang Tahun Pelajaran 2001/2002, Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Suharta dan Ana Retnoningsih, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang:

CV Widya Karya. Sunaryo Kartadinata, 1996, Psikologi Anak Luar Biasa, Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi. Syaiful Bahri Djamarah, 2002. Psikologi Belajar, Jakarta: Renika Cipta. Yant Mujiyanto, Budhi Setiawan, Purwadi dan Edy Suryanto, 1994, Puspa Ragam

Bahasa Indonesia, Surakarta : Departemen Pendidikan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret.