PTK nOnie

66
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa tersebut dengan meningkatkan mutu pendidikan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, tentu tidak terlepas dari peranan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat melibatkan siswa agar termotivasi dalam proses pembelajaran. Guru juga dituntut agar dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat yang dapat mengembangkan kualitas dan potensi yang dimiliki siswa. Untuk mengajarkan mata pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan dapat dilaksanakan dengan berbagai metode, namun dilihat dari kenyataan di lapangan 1

Transcript of PTK nOnie

Page 1: PTK nOnie

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan

cita-cita bangsa Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu

upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa tersebut dengan meningkatkan

mutu pendidikan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, tentu tidak terlepas

dari peranan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru

diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat melibatkan siswa

agar termotivasi dalam proses pembelajaran. Guru juga dituntut agar dapat

menggunakan metode pembelajaran yang tepat yang dapat mengembangkan

kualitas dan potensi yang dimiliki siswa.

Untuk mengajarkan mata pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan

dapat dilaksanakan dengan berbagai metode, namun dilihat dari kenyataan di

lapangan saat ini dalam pembelajaran guru kurang menggunakan metode

demonstrasi dalam pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dalam

pembelajaran. Imam (1994:7) mengatakan metode adalah cara yang

sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Salah satu metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran

Menangani surat/ dokumen kantor kelas XI Administrasi Perkantoran adalah

metode demonstrasi. Menurut Wina (2006:152) Metode demonstrasi adalah

metode penyajian pelajaran dengan cara memperagakan dan mempertunjukan

1

Page 2: PTK nOnie

pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu baik sebenarnya

maupun sekedar tiruan.

Penggunaan metode demonstrasi ini juga bisa memberi kesempatan

pada siswa untuk melakukan demonstrasi tersebut. Metode demonstrasi

bertujuan untuk mendidik siswa belajar memahami dan mengartikan akan

sesuatu berdasarkan kesimpulan yang diperolehnya dari apa yang

didemonstrasikan tersebut.

Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

metode demonstrasi cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

dalam pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di kelas XI

Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang. Karena dengan metode ini,

materi yang sedang dipelajari akan lebih melekat dalam ingatan anak dan

ingatan itu akan bertahan lama, karena siswa terlibat secara langsung dan

bukan hanya mendengarkan saja.

Kenyataan yang terjadi, terdapat kecenderungan siswa kurang

berminat mengikuti pelajaran menangani surat/ dokumen kantor. Kurangnya

minat siswa ini dapat disebabkan karena siswa merasa jenuh dengan metode

pembelajaran yang diberikan oleh guru selama ini. Kebanyakan guru masih

dominan menggunakan metode ceramah dalam mengajar sehingga tidak

terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan dan bervariasi, yang

dapat menambah semangat belajar siswa. Akibatnya, kegiatan belajar

mengajar kurang menarik dan membosankan karena siswa tidak diransang

atau ditantang untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam

2

Page 3: PTK nOnie

pembelajaran, siswa banyak yang tidak memperhatikan guru ketika guru

sedang menjelaskan pelajaran, mereka lebih senang berbicara dengan teman

sebangkunya atau mengerjakan pekerjaan lain di luar pembelajaran.

Selain itu, dalam proses pembelajaran, kebanyakan siswa hanya

menunggu penjelasan dari guru dan belum diarahkan untuk belajar secara

mandiri, sehingga guru kurang dapat mengembangkan pemikiran siswa atau

dengan kata lain aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah. Berdasarkan

hasil observasi awal penulis disekolah tempat penulis mengadakan Praktek

lapangan Kependidikan, penulis menemukan bahwa pada kelas XI di SMKN

2 Padang aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah, hal ini dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 1 : Hasil Observasi Aktivitas Belajar Menangani surat/ dokumen kantor Siswa Kelas XI Administrasi Perkantorn di SMKN 2 Padang

No.Jumlah Siswa

% Aktivitas Siswa

A B C D E F

1. 37 94 6 9 17 23 9

Keterangan : A = keseriusan kerja

B = mempertahankan pendapat

C = mengajukan pendapat

D = bertanya

E = menjawab pertanyaan

F = menyanggah pendapat teman

3

Page 4: PTK nOnie

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa siswa yang aktif dalam

pembelajaran tidak lebih dari 25 % dalam tiap jenis aktivitasnya. Berdasarkan

permasalahan di atas, penulis tertarik untuk memberikan sebuah metode

pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif berpartisipasi dalam

pembelajaran yaitu dengan memberikan metode diskusi kelompok. Dengan

diskusi kelompok ini siswa akan belajar untuk berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran, siswa akan belajar mengemukakan pendapat, menjawab

pertanyaan teman, dan memberikan pertanyaan kepada kelompok lain,

sehingga nanti diharapkan aktivitas belajar siswa akan meningkat.

Dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa diharapkan hasil belajar

siswa juga ikut meningkat. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah

”Peningkatan Hasil Belajar Menangani Surat/ Dokumen Kantor Dengan

Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran

Smkn 2 Padang”.

B. Identifikasi masalah

Dari latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka keadaan

yang ditemui di Kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang adalah:

1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi Menangani surat/ dokumen

kantor yang sedang diajarkan guru.

2. Proses pembelajaran masih bersifat teacher centered

3. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah.

4. Siswa kurang mampu mengungkapkan pertanyaan dan mengemukakan

pendapat.

4

Page 5: PTK nOnie

C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka penulis

membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu aktivitas siswa yang diamati

adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dalam diskusi

kelompok, seperti siswa yang aktif menjawab soal, aktif mengajukan

pertanyaan, aktif menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan

membuat kesimpulan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis

mengajukan pertanyaan penelitian yaitu: ”Apakah dengan Metode

Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Administrasi

Perkantoran SMKN 2 Padang”.

E. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk

meningkatkan hasil belajar Menangani surat/ dokumen kantor dengan

menggunakan Metode Demonstrasi pada siswa kelas XI Administrasi

Perkantoran SMKN 2 Padang.

F. Manfaat Penelitian

Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan

peneliti sendiri yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, bermanfaat sebagai penambah pengetahuan wawasan dalam

menggunakan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Menangani surat/

5

Page 6: PTK nOnie

dokumen kantor siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2

Padang

2. Bagi guru, sebagai pertimbangan untuk menggunakan Metode

Demonstrasi dalam pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor siswa

kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang

3. Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran

Menangani surat/ dokumen kantor serta dapat meningkatkan hasil belajar

siswa

6

Page 7: PTK nOnie

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakekat Pembelajaran Menangani Surat/ Dokumen Kantor

a. Pengertian Surat

Surat adalah alat untuk menyampaikan sesuatu maksud secara

tertulis dari pihak yang satu ke pihak yang lain. Atau surat adalah suatu

sarana untuk menyampaikan informasi atau pernyataan secara tertulis

kepada pihak lain, baik atas nama sendiri ataupun jabatannya dalam

organisasi. Informasi dapat berupa pemberitahuan, pernyataan,

pertanyaan, permintaan, laporan, atau buah pikiran lainnya yang ingin

disampaikan kepada pihak lain baik perorangan maupun organisasi

melalui surat. Sedangkan pengertian surat menyurat adalah suatu

kegiatan yang menyangkut tentang bagaimana membuat surat yang

sebaik-baiknya.

Dewasa ini teknologi komunikasi maju pesat, sehingga lalu lintas

informasi melalui telepon, radio, televisi, telex, telegrap, frekuensinya

sangat tinggi. Tetapi surat mempunyai kelebihan tersendiri. Jika alat-alat

komunikasi dapat menyampaikan informasi yang bisa didengar atau

secara pendek, maka surat merupakan sarana yang dapat merekam

informasi secara panjang lebar, terperinci dan merupakan bukti ”hitam

diatas putih”. Surat bersifat praktis, karena dapat menyimpan rahasia dan

dapat menghilangkan perasaan, karena informasi itu sesuai dengan

sumbernya.

7

Page 8: PTK nOnie

Surat merupakan sehelai kertas atau lebih yang ditulis atau ditik

dengan susunan kalimat dan bahasa yang baik. Surat itu berisi curahan

hati atau berita dari seseorang yang disampaikan dari jarak jauh kepada

orang lain dengan cara tertulis, oleh sebab itu fungsi surat di masyarakat

adalah sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat dengan

menggunakan tulisan.

Tata cara dan sopan santun menulis surat harus terpelihara dengan

baik, seperti halnya bila kita berbicara langsung dengan orangnya. Kalau

berbicara langsung, mka air muka dan mimik dapat menunjukkan isi hati

sipembicara, sedangkan dalam surat menyurat tampak dalam penggunaan

bahasa dan gaya bahasa. Oleh karena itu, seorang koresponden harus

menguasai dan kaya akan perbendaharaan bahasanya.

Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau

informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak lain.

Informasi itu dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan,

permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan dan sebagaimananya.

Berdasarkan yang diatas mengenai surat-menyurat baik pada

instansi pemerintah maupun pada dunia bisnis khususnya, ternyata betapa

banyak terjadi kesalahan-kesalahan dalam penulisan surat. Kesalahan ini

sebenarnya tidak perlu terjadi andaikata mereka yang menangani

langsung surat-menyurat memahami sungguh-sungguh apa hakikat, arti,

fungsi dan misi daripada surat yang dibuatnya. Kekurangan dan

kesalahan ini dapat ditelusuri lebih jauh dimana sumbernya.

8

Page 9: PTK nOnie

b. Tujuan Menulis Surat

Setiap orang, badan usaha atau instansi pemerintah yang

melakukan sesuatu tentunya mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Begitu

pula halnya dalam menulis surat tiada lain bertujuan untuk

menyampaikan sesuatu maksud (warta/ berita) dari sipengirim surat.

Surat menyurat merupakan masalah yang cukup pelik, dan menulis

surat ituseni merupakan suatu seni merangkai bahasa secara khusus,

namun kantor pos tak pernah sepi melayani masyarakat yang ingin

melakukan pengiriman berita, berupa permintaan jasa pengiriman surat,

dan keperluan lain yang berhubungan dengan jasa kantor pos.

Proses penyampaian warta ini dari sumber (pengirim) sampai ke

tujuan (penerima) kadang-kadang tidak lancar seperti yang diharapkan.

Gangguan-gangguan mungkin dijumpai baik berupa gangguan

lingkungan, gangguan fisik, gangguan bahasa, dan lain-lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan utama

sipenulis surat, yaitu agar surat mencapai sasaran dan memperoleh

tanggapan dari sipenerima surat. Oleh karena itu, surat merupakan media

komunikasi yang banyak dipergunakan baik oleh badan usaha maupun

perorangan.

9

Page 10: PTK nOnie

B. Metode Demostrasi

1. Pengertian Metode

Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran, dan

dianggap suatu cara yang efisien digunakan guru dalam menyampaikan

suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, seperti yang telah diungkapkan

Wina (2006:149) guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat

belajar secara efisien dan efektif mengenai tujuan yang diharapkan salah

satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-

teknik pengajaran atau biasanya disebut metode pengajaran, dengan

demikian tujuan yang dirumuskan di dalam kegiatan pembelajaran dapat

dicapai dengan efektif.

Dalam proses pendidikan metode mempunyai kedudukan yang

menunjang dan sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan. Karena

metode menjadi sarana yang menunjang untuk materi pembelajaran

sehingga pelajaran dapat dipahami dan diserap oleh siswa. Metode

mengajar yang baik adalah metode mengajar yang dapat menyebabkan

pihak yang belajar dapat mengajar dirinya sendiri”.

Menurut Nana (2004:79) metode mengajar adalah “cara yang

digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pengajaran”.

10

Page 11: PTK nOnie

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat penulis

simpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan guru untuk

menyampaikan suatu materi pelajaran pada siswa

2. Pengertian Metode Demonstrasi

Menurut Roestiyah (2001:83) metode demonstrasi merupakan

metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk

mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang

benar.

Menurut Syaiful (2010:90) metode demonstrasi adalah cara

penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada

siswa suatu proses, siuasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik

yang esbenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan

lisan.

Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode

demonstrasi yaitu suatu metode pembelajaran dimana guru atau siswa

sendiri memperlihatkan sesuatuproses kepada seluruh siswa bisa dilakukan

secara langsung maupun melalaui bantuan media pembelajaran. Dapat kita

ketahui bahwa dalam penggunaan metode demonstrasi ini siswa menjadi

aktif. Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana

dibandingkan metode metode yang lain, karena dalam penggunaannya

sangat mudah sekali dan akan membuat orang yang memperhatikan

demonstrasi tersebut akan lebih mengerti karena menyaksikan langsung.

11

Page 12: PTK nOnie

a. Kelebihan Metode Demonstrasi

Menurut Syaiful (2010:91) kelebihan dari metode demonstrasi

adalah: (1) dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih

konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata

atau kalimat) (2) siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. (3)

proses pengajaran lebih menarik, (4) siswa diransang untuk aktif

mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba

melakukannyansendiri

Kelebihan menggunakan metode demonstrasi antara lain adalah:

(1) Perhatian siswa dapat dipusatkan dan pokok bahasan yang penting

dapat diartikan seperlunya, (2) Siswa aktif bila demonstrasi sekaligus

dilanjutkan dengan eksperimen, (3) dapat mengurangi kesalahan bila

siswa hendak mencoba mempelajari suatu proses dari buku bacaan, dan

(4) Persoalan yang belum dimengerti dapat langsung ditanyakan pada

saat proses berlangsung ditunjukkan sehingga dapat terjawab dengan

jelas pertanyaan tersebut.

www.Ipp.uns.id/web/moodle/moodledata/5/Pekerti AA/Metode Mengajar

ppt. (Diakses13 Januari 2012)

Dari uraiaan di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa

kelebihan dari metode demonstrasi adalah: (1) membuat siswa aktif

dalam pembelajaran, (2) perhatian siswa dalam pembelajaran akan lebih

terpusatkan. (3) perhatian siswa akan lebih terpusatkan, (4) dapat

mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, dan (5)

12

Page 13: PTK nOnie

pertanyaan-pretanyaan yang belum mengerti jika diajukan pada saat

proses itu akan terjawab langsung dengan jelas karena bisa langsung

disaksikan olehsiswa prosesnya.

C. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan Metode

Demonstrasi

Adapun hal-hal yang harus kita perhatikan dalam melaksanakan

metode demonstrasi dalam pembelajaran menurut Suryo (2002:151)

adalah:

(1) Guru harus mampu menyusun rumusan rumusan tujuan intruksional,

agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar. (2)

Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu

menjamin tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan. (3) Amatilah

apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk melakukan suatu

demonstrasi yang berhasil, bila tidak anda harus mengambil

kebijaksanaan yang lain. (4) Apakah anda telah meneliti alat-alat dan

bahan yang akan mengenai jumlah, kondisi, dan tempatnya. Juaga anda

perlu mengenal baik-baik, atau telah mencoba terlebih dahulu agar

demonstrasi itu berhasil. (5) Harus sudah menentukan garis besar

langkah-langkah yang akan dilakukan. (6) Apakah tersedia waktu yang

cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa

bisa bertanya. (7) Selama demonstrasi berlansung guru harus memberi

kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya. (8)

13

Page 14: PTK nOnie

kita perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan

itu berhasil, dan jika perlu demonstrasi bisa diulang.

Dari uraian di atas maka penulis simpulkan bahwa dalam

melaksanakan demonstrasi ada hal-hal yang harus kita perhatikan

diantaranya yaitu: penyusunan tujuan, pencapaian tujuan, jumlah siswa

apakah memungkinkan untuk dilaksanakannya demonstrasi, dan waktu.

D. Langkah - langkah Penggunaan Metode Demonstrasi

Menurut Winarno (2000:89) cara dalam merancang demonstrasi

yang efektif adalah:

a. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan

yang diharapkandapat dicapai atau dilaksanakan oleh siswa itu sendiri

bila demonstrasi itu telah berakhir adapun hal-hal yang harus di

perhatikan dalam menggunakan metode demonstrasi adalah:

(1) Mempertimbangkan apakah metode itu wajar dipergunakan dan

merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang

telah dirancang, (2) Apakah lalat-alat yang diperlukan untuk

demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan apakh alat-alat itu

sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu dilakukan demonstrasi

tidak gagal,dan (3) Apakah dengan jumlah siswa itu

memungkinkan diadakan demonstrasi dengan jelas.

b. Menetapkan garis besar lanhkah-langkah demonstrasi yang akan

dilaksanakan. Sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, guru sudah

mencobaterlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.

14

Page 15: PTK nOnie

c. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu

untuk memberi keempatan siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan

dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. Menyiapkan

pertanyaan-pertanyaan pada siswa untuk merancang obserpasi

d. Sebelum demonstrasi berlangsung kita bertanya pada diri kita apakah:

(1) Keterangan-keterangan itu dapat didengar dengan jelas oleh siswa,

(2) Alat itu telah ditempatkan pada posisi yang baik sehingga semua

siswa dapat melihat dengan jelas, dan (3) Telah disarankan pada siswa

untuk membuat catatan seperlunya.

e. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan murid. Seringkali perlu

terlebih dahulu diadakan diskusi dan siswa mencoba lagi demonstrasi

agar memperoleh kecakapan yang lebih baik.

Dengan adanya prosedur di atas maka dapat diuraikan langkah

penggunaan metode demonstrasi, dilihat dari:

a. Tahap persiapan

1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses

demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti

kognitif, afektif, dan psikomotor

2. Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi

yang akan dilakukan, Yang akan diperlukan untuk menghindari

kegagalan

3. Lakukan uji coba demonstrasi, yang meliputi segala peralatan

yang diperlukan

15

Page 16: PTK nOnie

b. Tahap pelaksanaan

1. Langkah Pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan diantaranya :

(a) Aturlah tempat duduk yang

memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas

apa yang didemonstrasikan

(b) Kemukakan tujuan yang harus

dicapai oleh siswa

(c) Kemukakan tugas tugas yang

harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskn untuk

mencatat hal-hal yang penting dari pelaksanaan demonstrasi.

2. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi

(a) Mulailah demonstrasi dengan

kegiatan yang meransang siswa untuk berpikir, misalnya

melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki

sehingga mendorong siswa untuk tertarik untuk

memperhatikan demonstrasi

(b) Ciptakan suasana yang

menyejukan dengan menghindari suasana yang menegangkan

(c) Yakinkan bahwa semua siswa

mengikuti berjalannya demonstrasi dengan memperhatikan

reaksi seluruh siswa

16

Page 17: PTK nOnie

(d) Berikan kesempatan kepada

siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan

apa yang dilihat dari proses demonstrasi

3. Langkah mengakhiri demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran

perlu diakhiri dengan memberi tugas-tugas tertentu yang ada

kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian

tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah

siswa memehami demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan

tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan

evaluasi bersama tentang jalannya demonstrasi itu untuk perbaikan

selanjutnya.

a. Tindak lanjut

1). Membuat kesimpulan dari hasil demonstrasi yang

dilakukaan tersebut.

2). Mengadakan evaluasi.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan

langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi dalam

pembelajaran sebagai berikut:

1. Pembukaan Demonstrasi

Tahap ini berupa tahap persiapan atau perencanaan dari

demonstrasi yang akan dilakukan

2. Pelaksanaan Demonstrasi

17

Page 18: PTK nOnie

Tahap ini berupa tahap pelaksanaan demonstrasi tersebut. Disini

guru melakukan demonstrasi yang sudah direncanakan dan siswa

mengamatinya dilanjutkan dengan membuat hasil pengamatan

kedalam lembaran pengamatan

3. Mengakhiri Demonstrasi

Tahap ini merupakan tahap setelah kita melakukan demonstrasi

pada tahap ini kita bisa melakukan tindak lanjut dan evaluasi sesuai

dengan demonstrasi yang kita lakukan. Evaluasi bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang dipelajari.

4. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk

menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami konsep

dalam belajar. Apabila sudah terjadi perubahan tingkah laku

seorang, maka seorang itu telah bisa dikatakan akan berhasil dalam

belajar, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Hamalik

(1990:2): Hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul, minsalnya

dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan baru,

perubahan dalam tahap kebiasan keterampilan, kesanggupan

menghargai, perkembangan sikap sosial, emosional dan

pertumbuhan jasmani.

Hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari kemampuan siswa

dalam mengingat pelajaran yang telah disampaikan guru selama

proses pembelajaran dan bagaimana siswa tersebut untuk bisa

18

Page 19: PTK nOnie

menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya serta mampu untuk

memecahkan masalah yang timbul.

5. Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini

adalah :

Nurza Maretni (2009) dengan judul “Penggunaan Metode

Demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar Menangani

Surat/ Dokumen Kantor siswa kelas XI Administrasi

Perkantoran SMKN 2 Padang”.Dari penelitian ini hasil belajar

siswa meningkat dari target ketuntasan 70% menjadi

85%.Sedangkan penelitian yang peneliti amati adalah dengan

judul ”Peningkatan Hasil Belajar Menangani Surat/ Dokumen

Kantor Dengan Metode Demonstrasi Pada siswa kelas XI

Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang .

6. Kerangka Teori

Mempelajari Menangani surat/ dokumen kantor dengan

menggunakan metode demonstrasi dapat membuat siswa

lebih mengenal surat/ dokumen kantor secara mendalam, hal

ini disebabkan karena dengan ini siswa bisa menyaksikan

berlangsungnya suatu proses tentang materi yang dipelajari,

dan demiikian siswa akan mendapatkan ilmu menangani

surat/ dokumen kantor itu sendiri. Maka dari itu penulis

beranggapan bahwa dengan menggunakan metode

19

Page 20: PTK nOnie

demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar menangani

surat/ dokumen kantor siswa. Dengan demikian maka

kerangka teoritis penelitian ini dapat dikemukakan sebagai

berikut:

1. Pembukaan Demonstrasi

Tahap ini berupa tahap persiapan atau perencanaan dari

demonstrasi yang akan dilakukan.

2. Pelaksanaan Demonstrasi

Tahap ini berupa tahap pelaksanaan demonstrasi

tersebut. Disini guru melakukan demonstrasi yang sudah

direncanakan dan siswa mengamatinya dilanjutkan dengan

membuat hasil pengamatan kedalam lembaran pengamatan.

3. Mengakhiri Demonstrasi

Tahap ini merupakan tahap setelah kita melakukan

demonstrasi pada tahap ini kita bisa melakukan tindak lanjut

dan evaluasi sesuai dengan demonstrasi yang kita lakukan.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa

menguasai materi yang dipelajari.

20

Page 21: PTK nOnie

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang

harus dipecahkan berasal dari soalan praktek pembelajaran di kelas secara lebih

professional, prosedur pelaksanaan penelitian ini mengikuti prinsip – prinsip

dasar penelitian.

Menurut Suharsimi (2008:3) “Penelitian tindakan kelas merupakan

suatu pencermatan terhadapkegiatan belajar berupa sesuai tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sexual kelas secara bersama”.

B. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan di kelas XI Administrasi

Perkantoran SMKN 2 Padang. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian

dengan pertimbangan, sekolah tersebut bersedia dilakukan pembelajaran

dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil

belajar.

2. Subjek Penelitian

Adapun yang telah menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI

Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang.

3. Waktu Penelitian

21

Page 22: PTK nOnie

Penelitian dilaksanakan pada semester IV tahun ajaran 2012/2013.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada desain PTK yang

dikemukakan oleh Suharsimi, dkk (2007 : 16), ada empat tahap yang perlu

dilakukan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/ pengamatan

dan refleksi.

Hubungan keempat komponen tersebut merupakan suatu siklus dan

digambarkan pada diagram atau bagan berikut :

Bagan 2

Model Alur Penelitian Tindakan KelasSuharsimi, dkk (2010 : 16)

22

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

?

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi Pelaksanaan

Page 23: PTK nOnie

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus, yaitu

satu siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Seandainya indikator keberhasilan

pada siklus I belum mencapai sasaran dan tujuan, maka penelitian dilanjutkan

pada siklus II. Pada siklus II, fokus dan tindakan adalah memperbaiki

permasalahan yang muncul pada siklus I. apabila kriteria keberhasilan pada

siklus I belum mencapai sasaran, penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan

materi yang baru untuk melihat apakah keberhasilan yang dicapai lebih baik

pada siklus I.

Ada empat tahap prosedur penelitian yaitu : perencanaan, pelaksanaan,

tindakan, observasi/pengamata dan refleksi.

(a) Perencanaan

Sesuai dengan rumusan masalah hasil studi pendahuluan, peneliti

bersama guru membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan

itu berupa pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di kelas XI

Administrasi Perkantoran dengan menggunakan metode

demonstrasi .Kegiatan itu dimulai dengan merumuskan rancangan

tindakan pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di kelas XI

Administrasi Perkantoran berdasarkan metode demonstrasi yaitu dengan

kegiatan berikut

1) Menyusun rancangan tindakan berupa model Ranancangan

Pembelajaran. Hal ini meliputi: (a) Standar Kompetensi, (b)

Kompetensi Dasar,(c) Indikator, (d) Materi, (e) Metode, (f) Kegiatan

pembelajaran, (g) Media atau Sumber,dan (h) Evaluasi.

23

Page 24: PTK nOnie

2) Menyusun indikator, dan kriteria pembelajaran Menangani surat/

dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran yang

berdasarkan metode demonstrasi.

3) Menyusun, pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi

4) Melakukan pelatihan guru untuk membuat perencanaan, melaksanakan

dan mengevaluasi pembelajaran, dengan metode demonstrasi.

(b) Pelaksanaan

Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran Menangani

surat/ dokuen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran dengan

peneraan metode demonstrasi yang sesuai dengan rencana. Penelitian ini

dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan satu kali

pertemuan dengan dua materi yang berlainan sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah disesuaikan. Kegiatan pembelajaran dilakukan

oleh peneliti atau peneliti sebagai praktisi dan guru kelas XI

Administrasi Perkantoran sebagai observer. Praktisi melakukan kegiatan

pembelajaran di kelas berupa kegiatan interaksi antar guru dan siswa dan

siswa dengan siswa. Kegiatan yang dilakukan seperti:

(1) Guru atau praktisi melaksanakan pembelajaran Menangani

surat/ dokumen kantor dengan penerapan metode demonstrasi sesuai

dengan rancangan pembelajaran yang dibuat .

(2) Peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan format

observasi, format catatan lapangan.

24

Page 25: PTK nOnie

(3) Peneliti dan guru melakukan diskusi terhadap tindakan yang

dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan

untuk perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.

Tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam dua siklus dan

masing-masing siklus sebanyak dua kali pertemuan. Fokus tindakan pada

setiap siklus berupa penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran

Menangani surat/ dokumen kantor kelas XI Administrasi Perkantoran.

(c) Pengamatan

Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran Menangnai surat/

dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran dengan penerapan

metode demonstrasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Hal

ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis. Pengamatan

dilakukan oleh guru kelas XI Administrasi Perkantoran pada saat peneliti

melaksanakan tindakan atau kegiatan pembelajaran Menangani surat/

dokumen kantor.

Dalam kegiatan ini peneliti dan guru berusaha membuat, dan

mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang

terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak

intervensi dalam pembelajaran pengaruh energi. Berdasarkan metode

demonstrasi. Keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk

lembaran observasi.

Pengamatan dilakukan secara terus-menerus mulai dari siklus satu

sampai siklus dua. Pengamatan dilakukan pada siklus dapat

25

Page 26: PTK nOnie

mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil

pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru dan diadakan refleksi

untuk perencanaan siklus berikutnya.

(d) Refleksi

Refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap ini

guru dan peneliti mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru

dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah: (1) Menganalisis tindakan

yang baru dilakukan, (2) Mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana

dan tindakan yang dilakukan, dan (3) Melakukan interferensi, pemaknaan,

dan penyimpulan data yang diperoleh.

Hasil referensi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan pada

tindakan selanjutnya. Selain itu hasil refleksi setiap tindakan digunakan

untuk menyusun kesimpulan terhadap hasil tindakan I dan II

D. Data dan Sumber Data

1. Data Penelitian

Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, dokumentasi,

wawancara, catatan lapangan dari setiap tindakan perbaikan pembelajaran

pengaruh energi. dengan penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas

XI Administrasi Perkantoran. Data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan

dengan perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang berupa

informasi sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan prilaku guru dan

siswa yang meliputi interaksi belajar mengajar antara guru, siswa dan

26

Page 27: PTK nOnie

siswa, siswa dan guru dalam pembelajaran pengaruh energi, baik

dalam tahap pra demonstrasi, saat demonstrasi, dan pasca demonstrasi.

b. Evaluasi pembelajaran pengaruh energi baik yang berupa evaluasi

proses maupun evaluasi hasil.

c. Hasil tes siswa sesudah pelaksanaan tindakan pembelajaran pengaruh

energi dengan metode demonstrasi

2. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah proses kegiatan belajar mengajar

pengaruh energi yang berdasarkan metode demonstrasi yang meliputi:

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari

tahap pra demonstrasi, saat demonstrasi, pasca demonstrasi. Kegiatan

evaluasi pembelajaran prilaku guru dan siswa pada waktu pembelajaran.

Data diperoleh dari subjek terteliti yaitu guru dan siswa di kelas XI

Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Data dikumpulkan dengan menggunakan pencatatan lapangan,

observasi, wawancara dan hasil tes, untuk masing-masing diuraikan sebagai

berikut:

Catatan lapangan pada dasarnya berisi deskripsi atau berupa latar

pengamatan terhadap tindakan praktisi sewaktu pembelajaran Menangani

surat/ dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2

Padang.

27

Page 28: PTK nOnie

Pemahaman unsur-unsur yang diamati pada pelaksanaan mengacu

pada apa yang tertera pada butir-butir observasi. Disamping itu juga memuat

rancangan refleksi berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dengan

cara observasi dan wawancara.

Observasi dilakukan untuk mengamati kelas tempat berlangsungnya

pembelajaran pengaruh energi dengan berpedoman pada lembaran-lembaran

observasi mengamati pada proses pembelajaran unsur-unsur yang menjadi

bukti-bukti pengamatan bila terjadi dalam proses pembelajaran ditandai

dengan menandai cek list pada lembaran observasi. Sedangkan tanda cek list

pada kolom tidak akan dituliskan setelah berakhirnya proses pembelajaran.

Peneliti berperan sebagai partisipan. Maksudnya pengamat berada di luar

aktivitas tetapi masih berada dalam setting penelitian.

Wawancara digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi

di kelas baik dari unsur guru maupun siswa, wawancara dilakukan kepada

guru yang melakukan tindakan langsung intervensi langsung di kelas,

terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Menangani surat/

dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran dengan penerapan

metode demonstrasi. Hasil diskusi digunakan sebagai bahan untuk perbaikan

perencanaan dan pelaksanaan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Wawancara juga dilakukan kepada siswa untuk memperoleh data

berkaitan dengan proses pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di

kelas XI Administrasi Perkantoran hal ini berguna untuk memperjelas

28

Page 29: PTK nOnie

perilaku belajar dan proses berpikir siswa selama proses belajar mengajar

berlangsung.

Tes digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dalam

kelas terutama dalam penguasaan materi pembelajaran dari unsur siswa. Hal

ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas kemampuan siswa

memahami pembelajaran pengaruh energi berdasarkan metode demonstrasi.

F. Analisis data

Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan

model analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Milles dan Huberman

(1992:18) yakni analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan

data sampai pengumpulan data terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan

masalah yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir menyimpulkan.

Tahap analisis yang demikian dilakukan berulang-ulang begitu data

selesai dikumpulkan pada setiap tahap pengumpulan data dalam setiap

tindakan.

Tahap analisis adalah:

1. Menelaah data yang telah terkumpul baik melalui observasi, pencatatan

dan wawancara dengan melakukan proses transkripsi hasil pengamatan,

penyeleksian dan penilaian data.

2. Reduksi, data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data

yang terkumpul diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan fokus. Data

yang telah dipisahkan tersebut lalu diseleksi mana yang relevan dan mana

29

Page 30: PTK nOnie

yang tidak relevan. Data yang relevan dianalisis dan yang tidak relevan

dibuang.

3. Menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi

yang telah direduksi. Data tersebut mula-mula disajikan terpisah tetapi

setelah tindakan terakhir direduksi keseluruhan data tindakan dirangkum

dan disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal berdasarkan

fokus pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor.

4. Menyimpulkan hasil penelitian dan priagulasi kegiatan ini merupakan

penyimpulan akhir temuan penelitian diikuti dengan kegiatan priagulasi

penelitian, kegiatan penelitian dilakukan dengan cara

a. Peninjauan kembali catatan lapangan

b. Bertukar pikiran dengan guru kelas XI Administrasi Perkantoran

SMKN 2 Padang

G. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah model spiral. Satu putaran

spiral (satu siklus) terdiri dari langkah-langkah: perencanaan tindakan (action)

pemantauan (observation) dan refleksi. Pada penelitian ini direncanakan

terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tiga kali

pertemuan.

H. Prosedur Kerja Penelitian

1. Refleksi awal

Dalam pembelajaran yang telah dilalui dengan metode ceramah

ditemukan beberapa hal:

30

Page 31: PTK nOnie

1. Siswa bersifat pasif hanya mendengar ceramah.

2. Sedikit yang bertanya dan mengemukakan pendapat.

3. Tidak ada kerja sama antar siswa.

Secara keseluruhan siswa belum aktif dalam pembelajaran.

Tindakan yang dilakukan adalah memakai metode diskusi kelompok

karena metoda diskusi kelompok ini dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa.

Siklus 1

a. Rencana pemecahan masalah (planning)

Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti analisis

materi pelajaran, program tahunan, program semester, rencana

pelaksanaan pembelajaran, dan bahan ajar. Guru menggunakan metode

mengajar diskusi kelompok memakai bahan ajar yang dapat

melibatkan siswa secara aktif. Guru dapat menggunakan media untuk

memperjelas materi yang didiskusikan. Dari planning pembelajaran ini

akan dapat menimbulkan aktivitas, motivasi siswa belajar dalam

kelompok.

b. Pelaksanaan tindakan (action)

Strategi pembelajaran yang dipilih untuk memecahkan masalah

rendahnya aktivitas belajar siswa adalah belajar melalui diskusi

kelompok.

Langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut:

1. Membentuk kelompok diskusi dengan kelompok yang heterogen.

31

Page 32: PTK nOnie

2. Siswa duduk pada kelompok masing-masing yang tempat

duduknya telah diatur sebelum kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

3. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok, guru memberikan

dorongan agar siswa berpartisipasi aktif supaya diskusi berjalan

dengan lancar.

4. Melakukan diskusi kelas tiap kelompok melaporkan hasil diskusi

kelompoknya. Salah satu kelompok membacakan hasil diskusinya

yang akan ditanggapi oleh kelompok lain.

5. Guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap materi yang

telah didiskusikan.

6. Siswa mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan laporan

hasil diskusi satu perkelompok.

7. Siswa diberikan soal latihan untuk dikerjakan secara mandiri.

c. Pemantauan (observation)

Pemantauan hasil observasi dilakukan oleh seorang observer

yang akan mencatat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung

dan kemungkinan data sampingan yang merupakan informasi berguna

dalam penelitian ini. Data pada tabel disusun berdasarkan data pada

lembaran pengamatan, yaitu pengamatan dari aspek siswa tentang

aktivitas yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung terdiri dari

jumlah siswa yang aktif mengajukan pertanyaan, jumlah siswa yang

32

Page 33: PTK nOnie

aktif menjawab pertanyaan, jumlah siswa yang aktif mengemukakan

pendapat, dan jumlah siswa yang membuat kesimpulan.

d. Refleksi

Data yang dikumpulkan diolah secara kuantitatif (persentase) dan

secara kualitatif (deskripsi dengan kata-kata). Dari refleksi ini akan

tergambar hasil yang dicapai apakah rumusan masalah diterima atau

ditolak. Pada bagian refleksi ini akan digambarkan pula kekurangan-

kekurangan yang ditemukan pada siklus pertama. Kemudian dilakukan

lagi untuk tindakan pada siklus kedua. Berdasarkan perenungan dari

siklus pertama ini disusunlah rencana untuk siklus kedua.

2. Siklus ke II

a. Rencana pemecahan masalah (planning)

1. Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran.

2. Merencanakan pembagian tugas yang baru dengan pemberian

nomor panggil untuk setiap siswa.

3. Menggunakan metoda mengajar mandiri.

4. Mengumpulkan hasil kerja diakhir pelajaran untuk setiap siswa dan

dinilai.

5. Siswa diberikan latihan untuk dikerjakan secara mandiri.

b. Tindakan (Action)

Strategi pembelajaran yang dipakai adalah pemberian tugas per

individu dengan langkah-langkah sebagai berikut:

33

Page 34: PTK nOnie

1. Siswa duduk pada tempat duduk masing-masing yang tempat

duduknya telah diatur sebelum kegiatan belajar dimulai.

2. Guru membagikan bahan tugas untuk setiap siswa masing-masing

siswa wajib mengumpulkan hasil kerjanya masing-masing.

3. Guru memberikan arahan agar siswa terlibat secara aktif dalam

bekerja.

4. Siswa melaksanakan tugas, guru memberikan dorongan agar siswa

berpartisipasi aktif.

5. Melaksanakan tugas, tiap masing-masing siswa melaporkan hasil

kerjanya.

6. Guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap materi yang

disajikan agar siswa dapat menarik kesimpulan yang benar.

7. Guru mengumpulkan hasil kerja setiap siswa untuk dinilai.

c. Pemantauan (Observation)

Sebagaimana refleksi siklus pertama, data yang terkumpul pada

lembaran observasi diolah secara kuantitatif dan kualitatif. Pada

refleksi ini digambarkan hasil yang dicapai dan dibandingkan dengan

siklus pertama apakah diperoleh kemajuan. Dengan siklus kedua ini

maka akan diperoleh gambaran secara keseluruhan dan sekaligus

mengetahui jawaban masalah atau pertanyaan yang diajukan. Dengan

kata lain disini akan diperoleh gambaran apakah hasil penelitian ini

sesuai atau tidak dengan tujuan yang dirumuskan

34

Page 35: PTK nOnie

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari kegiatan siswa dalam lembaran observasi

pertemuan 1, 2 dan 3 siklus I dan II setelah dilakukan tindakan adalah sebagai

berikut.

Tabel 1. Rekapitulasi Data Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II

N

o

Aspek

Kegiatan

Siswa

yang

Diamati

Jumlah Siswa Tiap Pertemuan

Siklus I Siklus II

1 % 2 % 3 %Rata-

rata1 % 2 % 3 %

Rata-

rata

A

1

2

AKTIF

DALAM

DISKUSI

Aktif

mengajuk

an

pertanyaa

n

Aktif

7

5

57,

9

65,

8

9

5

63,

2

65,

8

11

9

71

76,

3

64

69,3

11

5

81,

6

65,

8

15

4

92,

1

63,

2

15

9

92,

1

76,

3

88,6

68,4

35

Page 36: PTK nOnie

3

4

B

menjawab

pertanyaa

n

Aktif

mengemu

kakan

pendapat

Membuat

kesimpula

n

AKTIF

MENGE

RJAKAN

LATIHA

N

1

8

15

52,

6

21

92,

1

2

12

15

57,

9

31,

6

92,

1

6

14

17

68,

4

36,

8

97,

4

59,6

29,8

93,9

4

20

16

36,

8

52,

6

94,

7

9

18

18

76,

3

50

100

11

16

18

84,

2

42,

1

100

65,8

48,2

98,2

JUMLAH

RATA-

RATA

SISWA

AKTIF (%)

57,

9

62,

1

69,

963,3

66,

3

67,

3

78,

970,8

36

Page 37: PTK nOnie

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari pelaksanaan observasi

terhadap aktivitas belajar siswa dengan mempergunakan metode belajar

mandiri memakai bahan ajar dapat diketahui tingkat aktivitas siswa. Apakah

aktivitas siswa rendah, cukup, tinggi atau sangat tinggi, sehingga dapat

diketahui peningkatan aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada tabel

dapat diketahui peningkatan aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada

tabel dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk menentukan kriteria

tersebut dipakai kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (1991: 71), yaitu:

a. 80 – 100 : Aktivitas siswa sangat tinggi

b. 60 - 80 : Aktivitas siswa tinggi

c. 40 - 60 : Aktivitas siswa cukup

d. 20 - 4 0 : Aktivitas siswa rendah

e. 0 - 20 : Aktifitas siswa sangat rendah

Dari hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II didapat kriteria

aktivitas siswa yang dapat dilihat pada lampiran 1 dan 3.

Berdasarkan data pada tabel dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

pada siklus I siswa telah menampakkan peningkatan aktivitas bila

dibandingkan dengan refleksi awal. Hal ini dapat terlihat dari persentase rata-

rata siswa yang aktif dalam diskusi pada siklus I dengan hasil sebagai berikut:

a) Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan rata-rata 64 % (tinggi)

b) Siswa yang aktif menjawab pertanyaan rata-rata 69,3 % (tinggi)

c) Siswa yang aktif mengemukakan pendapat 59,6 % (cukup)

37

Page 38: PTK nOnie

d) Membuat kesimpulan rata-rata 29,8 % (rendah)

e) Siswa mengerjakan latihan di akhir pelajaran rata-rata 93,9% (sangat

tinggi)

Walaupun kriteria siswa yang aktif pada siklus I sudah mulai

menampakkan keaktifan dalam diskusi, namun peneliti belum merasa pada

batas yang diharapkan., karena pada siklus I masih ada siswa yang belum aktif

dalam berdiskusi. Maka penulis merasa perlu melanjutkan ke siklus II dengan

hasil sebagai berikut:

a. Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan rata-rata 88,6 % (sangat tinggi)

b. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan rata-rata 68,4% (tinggi)

c. Siswa yang aktif mengemukakan pendapat 65,8 % (tinggi)

d. Membuat kesimpulan rata-rata 48,2 % (cukup)

e. Siswa mengerjakan latihan di akhir pelajaran rata-rata 98,2% (sangat

tinggi)

Secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan

aktivitas siswa pada siklus II. Rata-rata kenaikan persentase rata-rata siklus I

dengan siklus II dengan rata-rata naik 7,5 %.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisis data hasil kegiatan siswa ternyata telah mulai

menampakkan peningkatan aktivitas siswa seperti aspek-aspek yang diteliti,

yaitu:

1. Jumlah siswa yang aktif mengajukan pertanyaan.

2. Jumlah siswa yang aktif menjawab pertanyaan.

38

Page 39: PTK nOnie

3. Jumlah siswa yang aktif mengemukakan pendapat.

4. Jumlah siswa yang membuat kesimpulan.

5. Jumlah siswa yang mengerjakan latihan.

Dari 5 aspek tersebut diperoleh kriteria sangat tinggi, tinggi dan cukup.

Walaupun selama penelitian telah mengalami peningkatan namun belum

mencapai kriteria yang diharapkan. Aspek itu adalah jumlah siswa yang

membuat kesimpulan dengan kriteria cukup. Oleh sebab itu perlu dipikirkan

arah tindakan pada siklus berikutnya.

Berikut ini akan dibahas beberapa hal yang berkenaan dengan hasil

tindakan yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang telah menampakkan

peningkatan setelah diadakan tindakan adalah:

1. Persentase siswa yang aktif mengajukan pertanyaan naik dari 64 %

(tinggi) pada siklus pertama menjadi 88,6 % (sangat tinggi) pada siklus

kedua, dengan peningkatan rata-rata 24,6 %.

2. Persentase yang menjawab pertanyaan. Pada siklus pertama siswa yang

menjawab pertanyaan yaitu 69,3 % (tinggi) namun pada siklus kedua

menjadi 68,4 % (tinggi ) dengan penurunan rata-rata 0,9 %.

3. Persentase siswa yang aktif mengemukakan pendapat pada siklus pertama

59,6 % (cukup) sedangkan pada siklus kedua naik menjadi 65,8% (tinggi)

dengan kenaikan rata-rata 6,2 %.

4. Persentase siswa yang membuat hasil kesimpulan diskusi mengalami

kenaikan yang cukup tinggi yaitu pada siklus pertama 29,8% (cukup)

39

Page 40: PTK nOnie

kemudian meningkat pada siklus kedua menjadi 48,2 % (sangat tinggi)

dengan rata-rata kenaikan 18,4 %.

5. Persentase siswa yang mengerjakan latihan di akhir pelajaran pada siklus

pertama 93,9% (sangat tinggi) meningkat menjadi 98,9% (sangat tinggi)

pada siklus dua dengan kenaikan rata-rata 5%.

Nasution (1995:161) menyatakan bahwa peningkatan aktivitas siswa

yang aktif mengajukan pertanyaan disebabkan siswa dianjurkan menuliskan

pertanyaan agar siswa tidak ragu-ragu mengajukan pertanyaan dan guru

mendorong siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah sehingga timbul

keinginan untuk belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (1995: 149)

bahwa motivasi belajar anak akan lebih besar karena adanya rasa tanggung

jawab. Peningkatan aktivitas siswa yang menjawab pertanyaan disebabkan

siswa termotivasi untuk merasa bertanggung jawab saat menjawab pertanyaan

diskusi.

Nasution (1995:169) menyatakan bahwa guna penelitian itu antara lain

memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar giat dan menyelesaikan

tugas-tugasnya karena ingin mengetahui hasilnya. Peningkatan aktivitas siswa

yang membuat hasil kesimpulan diskusi disebabkan pada siklus kedua setiap

siswa diwajibkan mengumpulkan hasil diskusi kelompok masing-masing tiap

akhir diskusi, kemudian diadakan penilaian dengan tujuan untuk mendorong

siswa lebih aktif menyelesaikan tugas.

Peningkatan aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan dan

mengemukakan pendapat walaupun ada kenaikan namun masih belum

40

Page 41: PTK nOnie

mencapai kriteria tinggi atau kriteria yang diharapkan. Oleh sebab itu perlu

dipikirkan arah tindakan pada siklus berikutnya.

41

Page 42: PTK nOnie

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya maka dari penelitian

tindakan (action research) ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode kerja mandiri dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mata

pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor hal ini terlihat pada hasil

penelitian yang menunjukkan pada siklus I jumlah rata-rata siswa yang

aktif saat diskusi 63,3% dengan kriteria tinggi, sedangkan pada siklus II

aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan persentase rata-rata 70,8 %

(kriteria tinggi).

2. Metode kerja mandiri dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses

belajar mengajar dan suasana kelas saat PBM menjadi lebih hidup.

B. Saran

1. Guru-guru Mengelola surat/ dokumen kantor yang akan mencobakan

metode kerja mandiri dengan menambahkan variasi dan jangan

menjadikan pencapaian materi ajar dan waktu sebagai patokan utama

tetapi jadikan pemahaman siswa sebagai tujuan utama dari keberhasilan

kerja mandiri.

2. Peneliti lain dapat meneliti lebih lanjut dengan pembahasan lebih

mendalam misalnya pada bidang studi lain atau jenjang pendidikan yang

lain.

42

Page 43: PTK nOnie

DAFTAR PUSTAKA

BNSP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. BNSP.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta: BNSP

Suharsimi Arikunto,dkk 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara

Nurza Maretni.2008. Penggunaan metode Demostrasi Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 15 Ulu Gadut Kecamatan Pauh Kota

Padang. Skripsi. Padang: Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

FKIP. Universitas Negeri Padang.

Djamarah Syaiful Bahri , Zain Aswan.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta

www.lpp.uns.ac.id/web/moodle/moodledata/5/Pekerti__AA/

METODE _MENGAJAR ppt. (Diakses13 Januari 2012)

Hamalik, Oemar. 1990. Proses pembelajaran Mengajar. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Nana Sudjana, dkk. 2004. Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Dunia.

Roestiyah N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

43