Ptk Bapak Edy.full

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan peneliti, siswa kelas IV SD Ma’arif Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo pada proses dan hasil pembelajaran dalam materi pembelajaran IPS tentang konsep masalah-masalah sosial masih belum ditemukan. Masalah yang tidak mendukung terhadap ketercapaian ketuntasan belajar diantaranya guru hanya memfokuskan kearah kognitif saja tanpa memandang sisi nilai dan argumentasi serta sudut pandang siswa dalam menilai suatu keadaan dengan pola pikir mereka. Guru menitik beratkan kepada siswa akan pemecahan masalahnya sehingga menyulitkan siswa untuk mengembangkan sisi pemahaman dan pola pikirnya. Tidak menggunakan media pembelajaran membuat aktivitas siswa menjadi pasif. Dari permasalahan tersebut memerlukan suatu upaya sebagai alternatif untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran konsep masalah masalah sosial, yaitu dengan menggunakan pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat (STM). Dengan mengaitkan pembelajaran sains dengan teknologi serta kegunaan dan kebutuhan masyarakat, konsep-konsep yang telah dipelajari dan dikuasai siswa diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya maupun masalah lingkungan sosialnya. (Poedjiadi, 2007: 84) “Melihat pernyataan di atas, maka suatu pembelajaran dengan pendekatan

Transcript of Ptk Bapak Edy.full

Page 1: Ptk Bapak Edy.full

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan peneliti, siswa kelas IV SD Ma’arif

Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo pada proses dan hasil pembelajaran dalam materi

pembelajaran IPS tentang konsep masalah-masalah sosial masih belum ditemukan. Masalah

yang tidak mendukung terhadap ketercapaian ketuntasan belajar diantaranya guru hanya

memfokuskan kearah kognitif saja tanpa memandang sisi nilai dan argumentasi serta sudut

pandang siswa dalam menilai suatu keadaan dengan pola pikir mereka. Guru menitik

beratkan kepada siswa akan pemecahan masalahnya sehingga menyulitkan siswa untuk

mengembangkan sisi pemahaman dan pola pikirnya. Tidak menggunakan media

pembelajaran membuat aktivitas siswa menjadi pasif. Dari permasalahan tersebut

memerlukan suatu upaya sebagai alternatif untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran

konsep masalah masalah sosial, yaitu dengan menggunakan pendekatan Sains, Teknologi,

dan Masyarakat (STM).

Dengan mengaitkan pembelajaran sains dengan teknologi serta kegunaan dan

kebutuhan masyarakat, konsep-konsep yang telah dipelajari dan dikuasai siswa diharapkan

dapat bermanfaat bagi dirinya dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapinya maupun masalah lingkungan sosialnya. (Poedjiadi, 2007: 84)

“Melihat pernyataan di atas, maka suatu pembelajaran dengan pendekatan

STM mengharapkan siswa dapat mengatasi masalah-masalah yang sering terjadi di

masyarakat. Dalam hal ini siswa dituntut berpikir untuk menemukan cara untuk

menyelesaikan masalah tersebut.”

Pendekatan STM berorientasi pada peningkatan kemampuan berpikir siswa,maka

proses dalam memperoleh pengetahuan lebih diutamakan. Setiap pokok bahasan dikaitkan

dengan konteks sosial dan teknologi sehingga siswa diharapkan dapat melihat adanya

integrasi antara alam semesta sebagai sains dengan lingkungan buatan manusia sebagai

teknologi dan dunia sehari-hari para siswa sebagai lingkungan sosial/masyarakat.

Dari uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Penerapan

Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa pada Konsep Masalah-masalah Sosial Kelas IV SD Ma’arif Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo”

Page 2: Ptk Bapak Edy.full

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, permasalahan yang muncul adalah

ditemukannya kesulitan yang dialami siswa dalam memahami konsep masalah-masalah

social yang menunjukan hasil pembelajaran yang masih rendah, hal ini diketahui melalui tes

setelah pembelajaran dilaksanakan. Oleh karena itu penulis merumuskan permasalahan

tersebut sebagai berikut.

1. Bagaimana guru merencanakan pembelajaran IPS pada pembelajaran konsep

masalah-masalah sosial dengan menggunakan pendekatan STM di kelas IV SD Ma’arif

Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo?

2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran IPS pada konsep masalah masalah

sosial dengan menggunakan pendekatan STM di kelas IV SD Ma’arif Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa mengenai konsep masalah masalah

sosial dengan menggunakan pendekatan STM di kelas IV SD Ma’arif Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah di atas, maka ditentukan tujuan penelitian ini sebagai

berikut.

1. Untuk mengetahui perencanaan pendekatan STM pada pembelajaran IPS mengenai konsep

masalah-masalah social di kelas IV SD Ma’arif Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pendekatan STM dalam konsep masalah masalah sosial di

kelas IV SD Ma’arif Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam konsep masalah masalah sosial

dengan menggunakan pendekatan STM di kelas IV SD Ma’arif Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

a. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa dalam belajar pada pembelajaran PS khususnya

materi masalah-masalah sosial.

b. Dapat meningkatkan cara berpikir kritis siswa dalam memahami dan mengambil langkah

pemecahan masalah dalam pelajaran IPS.

2. Bagi Guru

a. Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan proses pembelajaran pada

mata pelajaran IPS.

Page 3: Ptk Bapak Edy.full

b. Dapat memperluas pengetahuan akan model pembelajaran dalam mata pelajaran IPS.

3. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas siswa dalam pembelajaran IPS.

b. Memberikan kemajuan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar.

4. Bagi Peneliti

a. Memperoleh suatu pemahaman akan proses penelitian.

b. Meningkatkan kemapuan untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah.

E. Batasan Istilah

1. Pendekatan STM merupakan inovasi pembelajaran ilmu yang berorientasi bahwa ilmu

sebagai bidang ilmu tidak terpisahkan dari realitas kehidupan masyarakat sehari-hari dan

melibatkan siswa secara aktif dalam mempelajari konsep-konsep ilmu terkait.

2. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari pemprosesan materi yang telah dipelajari

sebagai alat ukur keberhasilan proses belajar.

3. Konsep adalah materi yang berbentuk nama, istilah atau simbol yang diberikan terhadap

sesuatu dengan kandungan makna tertentu.

4. Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau

masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.

Page 4: Ptk Bapak Edy.full

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran IPS

1. Pengertian Pendekatan STM

Istilah sains teknologi masyarakat diterjemahkan dari bahasa Inggris “science

technology society”, yang dikemukakan oleh John Ziman dalam bukunya Teaching and

Learning about Science and Society. “Pembelajaran science technology society berarti

menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat”. (Poedjiadi, 2007:

99) Dengan mengaitkan pembelajaran sains dengan teknologi serta kegunaan dan kebutuhan

masyarakat, konsep-konsep yang telah dipelajari dan dikuasai siswa diharapkan dapat

bermanfaat bagi dirinya dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapinya maupun masalah lingkungan sosialnya. (Poedjiadi, 2007: 84)

Melihat pernyataan di atas, maka suatu pembelajaran dengan pendekatan STM

adalaha suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan tidak hanya penguasaan konsep

saja tetapi pembelajaran tersebut menggunakan isu-isu yang berada di masyarakat dan

menekankan penerapan teknologi untuk mengatasi masalah-masalah yang berada di

masyarakat. Artinya dengan adanya konsep yang diterima siswa dapat diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan pendekatan STM mengharapkan siswa dapat

mengatasi masalah-masalah yang sering terjadi di masyarakat. Misalnya timbulnya

pencemaran tanah akibat dari seringnya buang sampah sembarangan, pencemaran air dan lain

sebagainya. Dalam hal ini siswa dituntut berpikir untuk menemukan cara untuk

menyelesaikan masalah tersebut.

Dalam pembelajarannya, sains dikaitkan dengan teknologi, karena pada dasarnya

antara sains dan teknologi memiliki hubungan timbal baik artinya pengembangan sains akan

menghasilkan pengetahuan dasar yang dibutuhkan untuk pengembangan teknologi.

Pengembangan teknologi dapat menghasilkan cara atau sarana untuk memecahkan masalah

sains yang ada di lingkungan masyarakat.

Page 5: Ptk Bapak Edy.full

MasyarakatTeknologi

Lingkungan Buatan Manusia Lingkungan Sosial

Lingkungan Alam

Sains

Siswa

Gambar 2.1 Hubungan antara Sains, Teknologi, dan Masyarakat (Asy’ari, 2006: 63)

Alam merupakan lingkungan manusia berada yang merupakan sumber berbagai

pengetahuan. Untuk melangsungkan kehidupannya, manusia akan memanfaatkan teknologi.

Teknologi merupakan ciptaan manusia yang bertujuan untuk memanfaatkan alam agar

kehidupan manusia dapat dengan mudah mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dengan

demikian manusia harus sadar akan pentingnya teknologi, dan mendukung kemajuan

teknologi tersebut dengan dibekali ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi manusia yang

cerdas, kreatif, dan profesional dalam bidangnya. Dengan pemaknaan seperti itu, maka dapat

dikatakan penerapan pendekatan STM merupakan usaha untuk menjembatani/memadukan

antara sains/Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.

2. Karakteristik Pendekatan STM

Pada dasarnya Pendekatan STM sangat menekankan keaktifan dari siswa, karena

dalam perkembangan IPS, hal yang diperhatikan bukan hanya produk tetapi proses juga

diperhatikan agar pembelajaran lebih bermakna dan siswa dapat mengaplikasikan

pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka dalam pembelajaran dengan pendekatan

STM harus berorientasi pada siswa. Beberapa karakteristik pendekatan STM menurut Yager

(Poedjiadi, 2008:105) adalah sebagai berikut:

a. berawal dari identifikasi masalah-masalah lokal yang berkaitan dengan sains dan

teknologi

b. siswa aktif mencari informasi

c. proses belajar mengajar tidak hanya berlangsung di dalam kelas

d. menekankan pada keterampilan proses

Page 6: Ptk Bapak Edy.full

Dari pendapat di atas bahwa pendekatan STM merupakan pendekatan yang menekankan pada

keterlibatan lingkungan sekitar sekolah sebagai bahan kegiatan pembelajaran. Pendekatan

STM mengharapkan siswa dapat mengatasi masalah masalah yang sering terjadi di

masyarakat. Dalam hal ini siswa dituntut berpikir untuk menemukan strategi atau cara untuk

menyelesaikan masalah tersebut.

Mengingat karakteristik seperti tersebut, maka proses pembelajarannya difokuskan

pada 6 ranah/domain yaitu sebagai pusatnya adalah konsep sains dan proses sains meliputi

hal-hal yang berhubungan dengan cara memperoleh ilmu atau produk sains seperti

melakukan observasi. Empat domain yang lain mencerminkan dunia nyata. Ranah kreativitas

meliputi kombinasi objek dan ide atau gagasan dengan cara yang baru, menyelesaikan

masalah, serta mendesain alat. Ranah sikap meliputi sikap positif terhadap ilmu dan para

ilmuwan. Dua domain tersebut merupakan aspek yang memotivasi siswa untuk memasuki

dunia ilmuwan. Dua domain yang lain yaitu ranah aplikasi dan keterkaitan merupakan

penerapan dan hubungan antara domain yang menunjukan contoh-contoh konsep

ilmiah dalam kehidupan.

Pembelajaran STM diawali dari adanya masalah nyata yang muncul di masyarakat.

Untuk memahami dan memecahkan permasalahan tersebut perlu pengkajian suatu teknologi.

Dalam hal ini teknologi dapat meliputi domain teknik atau cara dan domain produk atau yang

berbentuk sarana/barang. Teknologi yang dimaksud pada dasarnya merupakan

pengembangan atau penerapan konsep dan keterampilan proses yang semata-mata ditujukan

untuk merespon kebutuhan hidup manusia atau mencari solusi untuk mengatasi masalah

sosial.

3. Langkah-langkah Penerapan Pendekatan STM

Dalam proses pembelajarannya (Asy’ari, 2006: 67) langkah-langkah yang digunakan

dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut.

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan STM

Tahapan Pendekatan STM

Kegiatan Pembelajaran

Invitasi Pada tahap ini guru mengemukakan isu atau masalah aktual yang sedang berkembang di masyarakat sekitar yang dapat diamati/dipahami oleh siswa serta dapat merangsang siswa untuk bisa ikut mengatasinya. Misalnya masalah: demam berdarah, bencana kekeringan atau tanah longsor, dll.

Page 7: Ptk Bapak Edy.full

Eksplorasi Pada tahap ini siswa melalui aksi dan reaksinya sendiri berusaha memahami/mempelajari situasi baru atau yang merupakan masalah baginya. Dapat ditempuh dengan cara membaca buku, majalah, koran, mendengarkan berita di radio, melihat TV, diskusi dengan sesama teman atau wawancara dengan masyarakat maupun melakukan observasi langsung di lapangan.

Penjelasan dan Solusi

Pada tahap ini berdasar hasil eksplorasinya siswa menganalisis terjadinya fenomena dan mendiskusikan bagaimana cara pemecahan masalahnya. Dengan kata lain siswa mengenal dan membangun konsep baru yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Untuk memantapkan konsep yang diperoleh siswa tersebut guru perlu memberikan umpan balik/peneguhan.

Aplikasi Pada tahap ini siswa mendapat kesempatan untuk menggunakan konsep yang telah diperoleh. Dalam hal ini siswa mengadakan aksi nyata dalam mengatasi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat yang dimunculkan pada tahap invitasi. Misalnya bila dalam tahap invitasi dipilih masalah demam berdarah, maka pada tahap ini siswa diminta untuk mengadakan aksi nyata dengan melaksanakan kerjabakti memberantas sarang nyamuk dengan gerakan 3M (menguras,mengubur, menutup)

4. Nilai Tambah Pendekatan STM

Dengan melihat karakteristik dari pendekatan STM di atas, maka pendekatan STM

memiliki beberapa nilai tambah sebagai sasaran utama (Asy’ari,2006: 81), antara lain.

a. Melalui pendekatan STM dapat membuat pengajaran sains lebih bermakna karena

langsung berkaitan dengan permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.

b. STM dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk mengaplikasikan konsep,

keterampilan proses, kreativitas siswa, dan sikap menghargai produk teknologi serta

bertanggungjawab atas masalah yang muncul di lingkungan.

c. Pendekatan STM berorientasi pada “hand on activities” membuat siswa dapat

menikmati kegiatan-kegiatan sains dengan perolehan yang tidak mudah terlupakan.

d. STM memperluas wawasan siswa tentang keterkaitan sains dengan

bidang studi lain, misalnya IPS, Ekonomi, Matematika, dll.

Page 8: Ptk Bapak Edy.full

Adapun dampak pengiring dari penerapan STM adalah akibat dari beragamnya kegiatan yang

dilakukan (Asy’ari, 2006: 82), sebagai berikut.

a. Kegiatan kerja kelompok dapat memupuk kebiasaan saling kerjasama antar siswa.

b. Kegiatan diskusi dapat memacu siswa untuk berani mengemukakan pendapat

sekaligus melatih keterampilan siswa untuk dapat berkomunikasi dengan baik.

Disamping itu, dengan diskusi akan terbentuk sikap terbuka atau menghargai

pendapat orang lain.

c. Penciptaan suatu karya atau pengaplikasian suatu gagasan dapat menimbulkan rasa

bangga pada diri siswa bahwa dirinya dapat berperan/bermanfaat baik bagi

masyarakat maupun bagi perkembangan sains dan teknologi.

d. Penggunaan evaluasi yang kontinu dan beragam dapat mendorong siswa untuk

serius atau perhatian dalam mengikuti pembelajaran, karena penilaian tidak hanya

menyangkut kemampuan kognitif saja, melainkan juga partisipasi dan kreativitasnya

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan STM siswa

diminta untuk mengaitkan isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat dengan apa

yang akan dipelajari akan proses pembelajaran menjadi bermakna pada siswa. Siswa

tidak hanya sebagai objek tetapi siswa juga berperan sebagai subjek.

5. Langkah-langkah Penerapan Pendekatan STM pada Konsep Masalah masalah Sosial

Pembelajaran konsep masalah-masalah sosial dengan pendekatan STM dilaksanakan

berdasarkan pada langkah-langkah sebagaimana telah dijelaskan di atas. Berikut ini adalah

proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SD Ma’arif

Kecamatan Ponorogo.

a. Kegiatan Awal

1) Guru menjelaskan topik, tujuan, dan menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang

akan dilakukan siswa untuk mencapai tujuan

2) Guru mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab mengenai perbedaan

masalah pribadi dengan masalah social.

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang harus dicapai siswa.

4) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa untuk mencapai tujuan

b. Kegiatan Inti

1) Tahap Invitasi

a) Guru menyampaikan materi dimulai dengan mengangkat masalah yang

terjadi di lingkungan masyarakat.

Page 9: Ptk Bapak Edy.full

b) Guru memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan pengetahuan

awalnya tentang masalah sosial berdasarkan pengalaman siswa.

c) Guru membimbing siswa dalam merumuskan konsep-konsep yang akan

dipelajari.

2) Tahap Eksplorasi

a) Guru membagi siswa menjadi lima kelompok.

b) Guru membagikan LKS pada setiap kelompok. Kemudian menjelaskan

petunjuk pengisian LKS dan langkah-langkah kegiatannya.

c) Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok.

d) Guru membimbing siswa melakukan kegiatan pembuatan kompos secara

sederhana sesuai dengan petunjuk kegiatan dalam LKS.

3) Tahap Penjelasan dan Solusi

a) Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk mempersentasikan hasil

diskusi kelompok.

b) Guru membimbing siswa dalam memperjelas konsep tentang salah satu

masalah-masalah sosial.

c) Guru membimbing siswa dalam menentukan solusi terhadap masalah

tersebut untuk ditindaklanjuti pada kegiatan aplikasi.

4) Tahap Aplikasi

Guru menyuruh siswa untuk memunguti sampah yang ada di lingkungan sekolah

sebagai solusi sederhana dalam mengatasi masalah sampah.

c. Kegiatan Akhir

1) Guru membimbing siswa untuk merumuskan kesimpulan

2) Guru memberikan evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa, adalah melalui tahap evaluasi.

Tahap evaluasi merupakan tahap yang penting untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu

pembelajaran. Penilaian hasil belajar diberikan berupa tes

tertulis berupa soal-soal pemahaman tentang konsep masalah-masalah sosial di lingkungan

setempat.

B. Masalah-masalah sosial

1. Pengertian masalah sosial

Masalah sosial sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Masalah sosial

merupakan hasil dari proses perkembangan masyarakat. Masalah sosial timbul dari

kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial.

Page 10: Ptk Bapak Edy.full

Menurut Soekanto (2006: 312) masalah sosial “Merupakan suatu ketidaksesuaian

antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok

sosial”. “Suatu masalah sosial, yaitu tidak adanya persesuaian antara ukuran-ukuran dan

nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial”. (Soekanto,

2006: 316)

Melihat pemaparan di atas, dapat diartikan bahwa adanya perbedaan yang mencolok

antara nilai-nilai dengan kondisi nyata kehidupan sehingga menimbulkan kepincangan antara

anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi dalam

kenyataan. Masalah sosial merupakan persoalan-persoalan yang tidak hanya bersumber pada

perbuatan manusia. Persoalan masyarakat yang disebabkan oleh gempa bumi, meletusnya

gunung berapi dan segala sesuatunya yang disebabkan oleh alam juga merupakan masalah

sosial. Misalnya gagal panen bukan gejala sosial tapi menyebabkan masalah sosial. Jadi,

masalah sosial merupakan akibat dari suatu gejala sosial atau bukan yang menyebabkan

masalah sosial.

2. Contoh-contoh Masalah Sosial

Persoalan-persoalan yang dianggap sebagai masalah oleh masyarakat tergantung dari

sistem nilai sosial masyarakat tersebut. Karena setiap masyarakat tentunya mempunyai

ukuran yang berbeda mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.

Beberapa persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat pada

umumnya sama menurut Soekanto (2006: 319), diantaranya.

a. kemiskinan

b. kejahatan

c. disorganisasi Keluarga

d. masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern

e. peperangan

f. pelanggaran terhadap Norma-norma Masyarakat

g. masalah Kependudukan

h. masalah Lingkungan Hidup

i. birokrasi

Salah satu masalah sosial yang dihadapi masyarakat adalah masalah lingkungan hidup.

Lingkungan hidup menurut Soekanto (2006: 339) biasanya dibedakan dalam kategori-

kategori sebagai berikut.

a. Lingkungan fisik, yakni semua benda mati yang ada di sekeliling manusia.

Page 11: Ptk Bapak Edy.full

b. Lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa

organism yang hidup (di samping manusia itu sendiri).

c. Lingkungan sosial, yang terdiri dari orang-orang baik individual maupun kelompok

yang berada di sekitar manusia.

Pencemaran lingkungan merupakan salah satu masalah lingkungan sosial. Soekanto (2006:

342) menyatakan bahwa “Pencemaran akan terjadi apabila di dalam lingkungan hidup

manusia, baik yang bersifat fisik, biologis maupun sosial, terdapat suatu bahan yang

merugikan eksistensi manusia”. Pada umumnya hal itu merupakan hasil dari aktivitas

manusia sendiri.

Masalah pencemaran biasanya dibedakan dalam beberapa klasifikasi, seperti

pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran tanah. Contoh bahan-bahan pencemar

misalnya, plastik, kaleng dan lain sebagainya yang biasa disebut

sampah atau limbah.

Teknologi pengolahan sampah akan lebih efektif dan efisien dengan adanya dukungan

dan peran serta masyarakat. Secanggih apapun teknologi pengolahan sampah maupun

sistemnya, tidak akan berjalan lancar apabila proses pemisahan sampah dari masyarakat tidak

dilaksanakan. Pemisahan sampah dengan teknologi tinggi memang dapat dilakukan, tetapi

biayanya mahal dan sangat tidak praktis. Salah satu alternatif untuk mengurangi produksi

sampah, yaitu dengan cara membuat satu teknologi sederhana untuk mmbuat pupuk kompos

dari sampah organik. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan

pada proses penguraian bahan organik yang terjadi secara alami. Proses penguraian

dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan

efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting terutama untuk mengatasi

permasalahan limbah organik.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan dan pemecahan masalah yang telah diuraikan penulis

sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Jika Pembelajaran

pada Konsep Masalah-masalah Sosial Menggunakan Pendekatan STM, maka Hasil Belajar

pada Siswa Kelas IV di SD Ma’arif Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo akan

meningkat”.

Page 12: Ptk Bapak Edy.full

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD

Ma’arif Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo yang berjumlah 25 orang terdiri dari 15

perempuan dan 10 orang laki-laki.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah mengacu pada model penelitian Kemmis

dan Taggart yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan dari siklus

yang satu ke siklus berikutnya hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Adapun alasan

mengambil model ini karena model ini sederhana dan lebih mudah untuk diimplementasikan.

Model penelitian tindakan ini terdiri dari empat komponen yaitu, rencana tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagaimana dijelaskan sebagai berikut ;

a. Rencana (Plan)

Tahap ini merupakan bagian awal dari rancangan penelitian tindakan kelas yang berisi

rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan.

Pada langkah ini dilakukan suatu susunan langkah-langkah yang akan dilakukan sebagai

bentuk dari perbaikan dan peningkatan terhadap masalah yang dihadapi dalam proses

pembelajaran baik itu dari kinerja guru, aktivitas siswa maupun dari hasil yang diperoleh dari

pembelajaran tersebut yang mengacu terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditentukan,

beberapa penyusunan berbagai instrumen yang diperlukan dalam penelitian dilakukan pada

saat perencanaan sebagai suatu solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam

proses pembelajaran.

b. Tindakan (Act)

Pada tahap tindakan ini proses penelitian dilakukan dengan melakukan suatu

penerapan terhadap langkah-langkah untuk pemecahan masalah yang diajukan sesuai dengan

kajian permasalahan yaitu dengan menggunakan pendekatan STM, dan beberapa langkah

pelaksanaan evaluasi yang disesuaikan dengan kesesuaian terhadap pencapaian tujuan dari

pembelajaran dan penelitian.

c. Observasi (Observe)

Pada kegiatan observasi dalam penelitian ini, beberapa data-data hasil belajar dan

pelaksanaan dikumpulkan atau didata menurut situasi dan keadaan yang terjadi pada saat

penelitian berlangsung, langkah observasi ini ditunjang dengan penggunaan instrumen

Page 13: Ptk Bapak Edy.full

penelitian sesuai dengan fungsinya masing-masing dan kedudukannya dalam pengembangan

tujuan dari penelitian tindakan kelas ini, yang akan diproses dan diolah menurut karakteristik

pengolahan nilai akhir masing-masing.

d. Refleksi (Reflect)

Pada tahap refleksi ini dilakukan pengkajian ulang akan apa yang terjadi selama

proses pembelajaran berlangsung baik itu dari mulai awal perencanaan, pelaksanaan

tindakan maupun pada saat observasi untuk mencari titik terkecil dari masalah yang muncul.

Selama melakukan satu tahapan tersebut, yaitu mulai dari tahap perncanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi artinya telah melakukan satu siklus. Selanjutnya jika dari hasil

analisis dan refleksi belum sesuai dengan yang diharapkan, maka mengadakan perencanaan

kembali untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya sampai mencapai hasil yang

diharapkan sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Dengan demikian

tahapan atau banyaknya siklus akan ditentukan oleh tercapainya tujuan penelitian. Sebelum

peneliti melakukan tindakan, peneliti membuat rencana tindakan yang akan dilakukan.

setelah rencana tersusun dengan matang barulah tindakan itu dilakukan. Ketika pelaksanaan

tindakan berlangsung peneliti diobsevasi oleh guru SD berdasarkan lembar observasi yang

telah dibuat oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti kemudian melakukan

refleksi atau tindakan yang akan dilakukan.

Jika hasil refleksi menunjukan perlunya perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan,

maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa

yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian dan seterusnya sampai masalah yang diteliti

dapat dipecahkan secara optimal. Tiap siklus dalam penelitian akan dihentikan bila telah

mencapai target penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti.

C. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

mengidentifikasi masalah-masalah sosial dengan menggunakan pendekatan STM ini

digunakan suatu metode penelitian pada peningkatan kualitas pembelajaran baik itu dari segi

proses pembelajaran, kinerja guru, aktivitas siswa dan kemampuan siswa dalam mencapai

tujuan pembelajaran dalam kelas. Dan penggunaan metode penelitian ini adalah dengan

metode penelitian tindakan kelas. Adapun pengertian dari penelitian tindakan kelas

menurut Wiriaatmadja 2005: 13), yaitu “Bagaimana sekelompok guru dapat

mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman

mereka sendiri”. Dari

Page 14: Ptk Bapak Edy.full

pengertian tersebut guru mengorganisasi proses pembelajaran dan kemudian dijadikan suatu

pengalaman yang kemudian di tindak lanjuti dengan suatu tindakan perbaikan pembelajaran.

Adapun upaya perbaikan yang dilakukan yaitu dengan melaksanakan tindakan untuk mencari

jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan pembelajaran sehari-hari.

Dalam pelaksanaan tindakan tersebut guru terlibat di dalamnya dan membutuhkan

orang lain, maka dari itu penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara kolaboratif. Bentuk

kolaboratif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kerjasama antara guru tetap dengan

peneliti. Dengan kegiatan secara kolaboratif, akan muncul pemahaman dan kesadaran

terhadap kemungkinan adanya banyak masalah yang telah diperbuat selama guru tersebut

melaksanakan proses pembelajaran.

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas menurut Suhardjono (Asrori, 2009: 13)

mengemukakan sebagai berikut:

a. meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran

di sekolah

b. membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah

pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas

c. meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan

d. menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta

sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran

secara berkelanjutan (sustainable).

Dari tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas berupaya untuk

memperbaiki proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan

kemampuan guru menuju kearah perbaikan secara profesional.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini berbentuk siklus,

banyaknya siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini bergantung pada pencapaian

target yang sudah ditentukan, jika dalam penelitian target sudah

tercapai maka siklus pun berakhir. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Dalam penelitian

ini, dilaksanakan empat langkah prosedur penelitian yaitu rencana, pelaksanaan, obervasi,

refleksi.

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini dilakukan beberapa langkah sebagai bahan persiapan dari

kegiatan pelaksanaan tindakan diantaranya adalah sebagai berikut.

Page 15: Ptk Bapak Edy.full

a. Melakukan kolaborasi dengan guru kelas IV untuk menyusun rencana

tindakan penerapan pendekatan pembelajaran STM.

b. Menentukan indikator keberhasilan baik proses maupun hasil pembelajaran

untuk mengukur peningkatannya.

c. Membuat RPP dengan pendekatan pembelajaran STM.

d. Menyusun alat pengumpul data, yaitu lembar observasi, pedoman

wawancara untuk mengetahui bagaimana kinerja guru dan aktivitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

e. Menentukan teknik pengolahan data yang telah terkumpul,

kemudian diolah dan diinterpretasikan peningkatannya.

f. Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat karya teknologi sederhana

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan kegiatan dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas

yang melaksanakan pembelajaran. Apabila siklus pertama belum menunjukan peningkatan

yang diinginkan, maka akan diperbaiki dengan siklus kedua dan selanjutnya sampai dengan

yang ingin dicapai oleh peneliti.Dalam pelaksanaan tindakan ini, kegiatan yang dilakukan

yaitu melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

3. Tahap Observasi

Peneliti melaksanakan observasi selama proses pembelajaran mengenai topik

masalah-masalah sosial dengan menggunakan alat pengumpul data yang sudah ditetapkan,

yaitu lembar observasi. Dalam kegiatan ini sasaran yang ingin di observasi oleh peneliti

dalam penelitian ini adalah meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Hasil observasi selanjutnya dijadikan bahan kajian untuk

mengukur keberhasilan penelitian.

4. Tahap Refleksi

Pada langkah refleksi ini dilakukan suatu proses pengkajian kembali akan beberapa

data pelaksanaan tindakan yang telah diperoleh dengan cara melakukan

analisis ulang terhadap apa yang telah direncanakan. Kemudian memperbaiki proses

pembelajaran yang telah dilakukan dengan menyusun tindakan yang akan dilakukan pada

pembelajaran berikutnya secara berkelanjutan sampai permasalahan tersebut dapat diatasi.

Pada penelitian yang dilakukan kegiatan refleksi ini, semua unsur dalam penelitian terjalin

dan terkoordinasi dengan baik, yaitu antara peneliti dengan guru, sehingga semua yang

terlibat dalam penelitian ini akan memperoleh bahan masukan yang cukup berharga dan

Page 16: Ptk Bapak Edy.full

mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan profesionalismenya berkaitan

dengan tugas keseharian di kelas, terutama kemampuannya dalam menyampaikan materi.

E. Instrumen Penelitian

Alat evaluasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah.

1. Pedoman Observasi

Lembar observasi dilakukan untuk mengamati dan mengetahui terhadap

kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Adapun metode observasi yang

dipilih adalah metode observasi terstruktur. Kegiatan observasi dilakukan pada saat kegiatan

proses pembelajaran dilaksanakan. Observasi dilakukan untuk mengamati dan mengetahui

aktivitas dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Dengan observasi, dapat mengamati

seluruh aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran mengenai konsep masalah-

masalah sosial.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu alat penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data

dan fakta dari subjek penelitian. Pedoman wawancara berisi

sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengungkap kesulitan dan hambatan

baik yang dialami siswa maupun guru dalam pembelajaran konsep

masalah-masalah sosial dengan menggunakan pendekatan STM.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dibuat untuk memperoleh gambaran konkret mengenai hal-hal

yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan dibuat untuk

menganalisis semua kegiatan terhadap penerapan pendekatan STM, sehingga nantinya bisa

nampak dalam catatan lapangan ketercapaian target penelitian yang sudah ditentukan.

Melalui catatan lapangan ini pula dapat merefleksi tindakan yang telah dilakukan, apabila

tidak mencapai target maka perlu dilakukan tindakan berikutnya.

4. Tes Hasil Belajar

Tes merupakan suatu alat evaluasi untuk mengetahui keadaan seseorang lisan

maupun tulisan. Tes yang digunakan berupa tes tertulis, yang di dalam petunjuk tes tersebut

siswa diharuskan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada perangkat soal yang

disajikan. Lembar tes dalam penelitian ini terdiri dari lima soal yang yang harus dikerjakan

siswa secara individu. Tujuannya untuk melihat keberhasilan siswa sebelum dan sesudah

pemberian tindakan dengan cara membandingkan nilai rata-rata yang diperoleh. Sehingga

nantinya dari hasil tes tersebut dapat ditentukan tindakan berikutnya.

Page 17: Ptk Bapak Edy.full

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik pengolahan

data proses dan teknik pengolahan data hasil belajar, yang memiliki perhitungan dan

indikator masing masing, adapun hal tersebut dijabarkan pada pengolahan data dibawah ini.

1. Teknik pengolahan data proses

Pada pengolahan data ini menggunakan kriteria pengolahan persentase daya capai

indikator. Target tercapai bila rata-rata persentae daya capai sama atau lebih dari target yang

telah ditentukan. Dengan penghitungan peresentae daya capai indikator adalah sebagai

berikut.

Daya capai indikator = Skor yang diperoleh x 100%

Skor ideal

2. Teknik pengolahan data hasil belajar

Teknik pengolahan data hasil dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) menentukan skor dari setiap nomor soal.

b) menghitung jumlah skor yang diperoleh tiap siswa.

c) memberi nilai angka dengan cara seperti berikut ini.

Nilai = Jumlah Skor yang diperoleh x 100 %

Skor ideal

3. Pengolahan data hasil wawancara

Pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan cara menganalisis terhadap

jawaban dari responden yaitu guru dan siswa, dengan menggunakan pedoman

wawancara. Proses analisis tersebut dilakukan dengan cara mengaitkan hasil wawancara

dengan tujuan penelitian dan karakteristik terhadap jawaban yang diharapkan. Kemudian

jawaban-jawaban tersebut dideskripsikan dalam bentuk uraian jawaban dari guru dan

siswa berdasarkan pertanyaan yang diajukan, selanjutnya disimpulkan terkait pelaksanaan

penelitian pada pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan STM.

4. Pengolahan data hasil catatan lapangan

Pengolahan data hasil catatan lapangan dilakukan dengan cara mendeskripsikan

kejadian-kejadian yang terjadi selama penelitian berlangsung. Catatan lapangan ini dicatat

dalam format catatan lapangan kemudian disimpulkan.

Page 18: Ptk Bapak Edy.full

G. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2005: 89), pengertian analisis data adalah sebagai berikut:

“Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”

Pengumpulan data berarti mengumpulkan data-data pada saat penelitian dilakukan.

Setelah data terkumpul, kemudian data direduksi. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang sangat pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dan membuang

yang tidak perlu. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan

data dalam bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif, juga dapat berupa

tabel, bagan, ataupun grafik. Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya.Dari pendapat tersebut, dilakukan analisis data melalui

beberapa tahap, sebagai berikut.

a. Pengumpulan data, dilakukan saat memasuki lapangan. Pengumpulan data

menggunakan berbagai instrumen penelitian yang disiapkan sebelumnya.

b. Reduksi data, dilakukan karena data yang diperoleh di lapangan

jumlahnya cukup banyak maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi

data dilakukan dengan cara merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidakperlu. Dengan demikian data yang direduksi dapat

memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya.

c. Penyajian data, dilakukan setelah mereduksi data. Dalam penelitian ini,

penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat dan bagan. Melalui

penyajian data ini akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan

merencanakan tindakan selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut.

d. Verifikasi/penarikan kesimpulan, dilakukan untuk menjawab rumusan

masalah dan menyimpulkan temuan-temuan yang terjadi di lapangan.

Page 19: Ptk Bapak Edy.full

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto dan Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: PT. Bumi Aksara.

Asrori, M. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Wacana Prima

Asy’ari, M (2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Dahar, W.R. (1996). Teori Belajar. Bandung: PT. Gelora Angkasa Pratama

Depdiknas. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: BP. Dharma Bhakti Jakarta

Hanifah, N, AttAll. (2009). Model Pembelajaran di Sekolah Dasar (KKN 2009). Sumedang

Maulana, (2006). Jurnal Pendidikan Dasar. 4. (5), 27-31.

Poedjiadi, A. (2007). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Samatowa, U. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas

Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI Press

Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Sugyiono.(2008).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung

Sukmara, D. (2007). Implementasi Life Skill dalam KTSP. Bandung: CV.Mughni Sejahtera

Triatno. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Pretasi Pustaka

Wiriaatmadja, R. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Page 20: Ptk Bapak Edy.full

Penerapan Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat

(STM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada

Konsep Masalah-masalah Sosial Kelas IV SD Ma’arif

Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo”

OLEH:

ERY EKA SETIAWAN 09141076

KELAS 7B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN

2013