PTK Bahasa Arab.docx

download PTK Bahasa Arab.docx

of 32

Transcript of PTK Bahasa Arab.docx

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    1/32

    PTK Bahasa Arab

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kiranya tidak asing lagi apabila mendengar guru-guru Agama yang menyatakan keluhan-

    keluhan tentang pengajaran materi pendidikan agama. Hal ini disebabkan karena adanya faktor

    ketakutan dari siswa itu sendiri yang menganggap materi pendidikan agama adalah materi yang

    paling menyulitkan untuk dipelajari atau bahkan di anggap remeh karena materi pendidikan

    agama sering di jumpai, Ketika seorang guru memberikan materi pendidikan agama saat itu juga

    siswa merasa kurang berminat, kurang termotivasi untuk mempelajari atau untuk menerimanya.Akibatnya, dapat mengurangi keefektifan proses belajar mengajar.

    Faktor lain adalah karena basic (dasar) dari siswa. Mayoritas siswa yang belajar di

    sekolah-sekolah umum memiliki dasar yang minim sekali tentang pendidikan agama. Atau

    mereka bisa dikatakan orientasinya kepada pendidikan agama kurang. Akibatnya, ketika siswa

    dihadapkan pada materi agama khususnya pembelajaran bahasa arab, siswa akan mengalami

    kesulitan pada proses belajarnya.

    Demikian juga alokasi waktu yang diberikan untuk mata pelajaran PAI di sekolah-

    sekolah umum (1 x pertemuan dalam seminggu / 2 x 45 menit). Bagaimana mungkin siswa dapat

    membaca dengan fasih, menulis dengan tepat dan benar, menghafal dengan cepat. Dengan latar

    belakang basic agama yang minim sekali sementara waktu yang diberikan untuk materi

    pendidikan agama sangat sedikit sekali. Hal inilah yang menjadi penghalang ketercapaian hasil

    yang memuaskan. Akan berbeda sekali dengan siswa madrasah pada umumnya yang telah

    memiliki latar pendidikan agama. Lebih mudah untuk membaca, mudah dalam menulis dan

    menghafal sehingga tidak terdapat kesulitan-kesulitan untuk mempelajari materi pendidikan

    agama akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh

    anak didik baik dari faktor intern ataupun ekstern.

    Berdasarkan fenomena-fenomena di atas sebagai gambaran problema dalam memperolehefektifitas dan efisien pembelajaran materi pendidikan agama, maka disini penulis tertarik untuk

    mengangkat permasalahan tersebut melalui pendekatan teoritis dan empirik. Maka dari itu disini

    penulis mencoba untuk mengambil judul Penggunaan Metode DrillDalam Mengatasi

    Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Bahasa Arab Di kelas VIII- Di

    http://iis-75.blogspot.com/2011/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://iis-75.blogspot.com/2011/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    2/32

    MTS Kediri II. Kediri.Dari sini diharapkan dapat menemukan pemecahannya sehingga dapat

    mencapai tujuan yang diharapkan.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang hendak di kaji dapat

    dirumuskan sebagai berikut :

    Bagaimana pelaksanaan metode drill dalam mengatasi kesulitan belajar pada materi Bahasa Arab

    yang diberikan pada siswa kelas kelas VIII di MTs Negeri Kediri II ?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan masalah yang hendak di kaji tersebut, maka peneliti ini bertujuan untuk :

    Mengetahui bagaimana pelaksanaan metode drill dalam pembelajaran materi Bahasa Arab siswa

    kelas kelas VIII di MTs Negeri Kediri II

    D. Hipotesis

    Dengan menggunakanMetode Drill materi Pendidikan Agama Islam dapatt

    mempermudah belajar siswa kelas VIII di MTs Negeri Kediri II khususnya dalam pembelajaran

    Bahasa Arab.

    E. Manfaat Penelitian

    Dari hasil penelitian, diharapkan dapat meberikan manfaat, antara lain :

    Lembaga

    Sebagai pemberi informasi tentang hasil dari penggunaan metode drill dalam proses belajar

    mengajar Pendidikan Agama Islam khususnya Bahasa Arab, serta sebagai bahan pertimbangan

    bagi lembaga dalam memberikan kebijakan kepada para guru dalam penyampaian materi

    Pendidikan Agama Islam.

    Guru

    Agar guru lebih mudah dalam menyampaikan materi yaitu secara praktis, efektif dan efesien

    dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, serta untuk menambah wawasan tentang

    penggunaan metode pembelajaran.Siswa

    Siswa agar lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru serta lebih mudah

    dalam memotivasi kegiatan belajar materi Pendidikan Agama Islam khususnya Bahasa Arab

    untuk direalisasikan dalam kehidupannya..

    F. Sistematika Pembahasan

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    3/32

    BAB I Pendahuluan, pada bab ini memaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis

    penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

    BAB II Kajian Pustaka, pada bab ini memaparkan tentang pengertian, unsur-unsur, tujuan, kebaikan, kelemahan,

    dan penggunaan metode drill dalam pembelajaran Bahasa Arab.

    BAB III Metode Penelitian, pada bab ini memaparkan tentang pendekatan dan jenis penelitian, tahapan penelitian,

    siklus penelitian, pembuatan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, pengecekan keabsahan data,

    indikator kinerja.

    BAB IV Paparan Data dan Hasil Penelitian, pada bab ini memaparkan tentang lokasi penelitian dan hasil penelitian

    yang meliputi penyajian data-data yang diperoleh dari lapangan.

    BAB V Penutup, pada bab ini memaparkan tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang diharapkan

    dapat memberikan manfaat bagi perkembangan Pendidikan Agama Islam khususnya Bahasa Arabdalam

    metode pengajarannya.

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Metode Drill

    1. Definisi Metode Drill

    Sebelum mendefinisikan tentang metode drillterlebih dahulu mengetahui tentang metode mengajar

    itu sendiri. Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran

    pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan.[1]

    Oleh

    karena itu peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang

    kondusif. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan

    mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi

    ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau

    yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif di bandingkan

    http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn1http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn1http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn1http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn1
  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    4/32

    dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan

    kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.

    Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah bagaimana guru

    memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi dalam proses

    belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh tetapi nyata

    dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru.

    Dari definisi metode mengajar, maka metode drill adalah suatu cara mengajar dimana

    siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau

    ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.[2]

    Dalam buku Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama,

    berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau

    menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode

    ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.[3]

    Dengan demikian terbentuklah pengetahuan-siap atau ketrampilan-siap yang setiap saat

    siap untuk di pergunakan oleh yang bersangkutan.

    2. Macam-Macam Metode Drill

    Bentuk- bentuk Metode Drill dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, yaitu

    sebagai berikut :

    a. TeknikInquiry(kerja kelompok)

    Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik untuk bekerja sama dan

    memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan.

    b. TeknikDiscovery(penemuan)

    Dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat,

    diskusi.

    c. TeknikMicro Teaching

    http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn2http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn2http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn2http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn3http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn3http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn3http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn3http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn2
  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    5/32

    Digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon guru untuk menghadapi

    pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai tambah atau pengetahuan,

    kecakapan dan sikap sebagai guru.

    d. Teknik Modul Belajar

    Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar berdasarkan performan

    (kompetensi).

    e. Teknik Belajar Mandiri

    Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik di dalam kelas maupun di

    luar kelas.[4]

    3. Tujuan Penggunaan Metode Drill

    Metode Drill biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa :

    a. Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis,

    mempergunakan alat.

    b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan.

    c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain.[5]

    4. Syarat-Syarat Dalam Metode Drill

    1. Masa latihan harus menarik dan menyenangkan.

    a. Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinsik diperlukan.

    b. Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas.

    c. Hasil latihan terbaik yang sedikit menggunakan emosi

    2. Latihanlatihan hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.

    3. Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/ daya tahan murid, baik segi jiwa

    maupun jasmani.

    4. Adanya pengerahan dan koreksi dari guru yang melatih sehingga murid tidak perlu mengulang

    suatu respons yang salah.

    http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn4http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn4http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn4http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn5http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn5http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn5http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn5http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn4
  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    6/32

    5. Latihan diberikan secara sistematis.

    6. Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan koreksi.

    7. Latihan-latihan harus diberikan terpisah menurut bidang ilmunya.

    5. Prinsip Dan Petunjuk Menggunakan Metode Drill

    a. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.[6]

    b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:

    1 Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna.

    2 Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.

    3 Respon yang benar harus diperkuat.

    4 Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol

    c. Masa latihan secara relativ singkat, tetapi harus sering dilakukan.

    d. Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial.

    e. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya kedua-

    duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan.

    f. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.

    1 Sebelum melaksanakan, pelajar perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu.

    2 Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan selanjutnya.

    3 Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar.[7]

    6. Keuntungan Atau Kebaikan Metode Drill

    http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn6http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn6http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn6http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn7http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn7http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn7http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn7http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3346328047126171050&from=pencil#_ftn6
  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    7/32

    PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

    Penggunaan Metode Thoriqoh Mubasyaroh Dalam Mengatasi Rendahnya Kemampuan Berbicara

    dengan Menggunakan Bahasa Arab Pada Materi Bahasa Arab di kelas VII- di MTS Darul Ulum

    Gondang Bangil. Tahun Pelajaran 2011/2012

    A. Latar Belakang

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    8/32

    Pendidikan Bahasa Arab sudah dimulai sejak di sekolah tingkat dasar

    (Madrasahibtidaiyah). Pendidikan itu dilanjutkan di sekolah menengah tingkat pertama

    (Madrasahtsanawiyah). Aktivitas pembelajaran berjalan biasa-biasa saja. Kalau ada masalah

    pada tingkat initidak begitu mendapat perhatian, karena segera dimaklumi bahwa pelajaran

    bahasa Arab belum mendapat perhatian begitu seriusuntuk pelajar setingkat ini.

    Di samping itu juga masih ada anggapan bahwa pelajar tingkat tsanawiyah adalah

    pelajar yang belum lama mempelajari bahasa Arab sehingga masalah yang timbul dipandang

    sebagai suatu kewajaran dan tidak menimbulkan kerisauan. Lain halnya apabila masalah itu

    muncul di sekolah menengah tingkat atas (aliyah). Para pengajar akan merasakan langsung

    masalah-masalah dalam pendidikan bahasa Arab di tingkat ini. Masalah tersebut tidak lagi bisa

    dianggap sebagai masalah yang dapat dimaklumi begitu saja seperti ketika di tingkat tsanawiyah.

    Dengan demikian permasalahan pendidikan bahasa Arab baru muncul di tingkat aliyah, karena

    mulai mendapat perhatian agak serius.

    Misalnya dalam hal keterampilan berbicara berbahasa arab, keterampilan berbicara

    bahasa arab merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa dalam rangkamengembangkan kemampuan berbahasa asing, dalam hal ini bahasa Arab. Metode yang

    digunakan harus mampu bisa membuat siswa tertarik dan senang dalam proses pembelajaran.

    Hal inilah yang disinyalir masih jarang atau bahkan tidak dilaksanakan sama sekali oleh

    beberapa sekolah yang mengajarkan bahasa Arab.

    Dari sinilah muncul beberapa masalah yang menjadi akibatnya, antara lain : siswa

    tidak menyukai pelajaran bahasa Arab karena pembelajaran yang monoton, atau siswa merasa

    kesulitan untuk mempelajari bahasa Arab, khususnya berbicara bahasa Arab. Hal seperti ini juga

    dialami oleh siswa kelas VI I MTs Darul U lum Gondang Bangil.

    Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, rendahnya kemampuan berbicara siswamenggunakan bahasa arab dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang memiliki

    minat sedikit untuk belajar. Sehingga siswa kurang mampu berbicara menggunakan bahasa arab.

    Hal ini disebabkan karena gurudalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode

    ceramah dan hanya terpaku dengan adanya buku panduan serta lembar kerja siswa (LKS) tanpa

    menggunakan alat peraga atau media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

    berbicara bahasa arab siswa.

    Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya

    membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk

    menggunakan mufrodat yang telah diberikan guru untuk berbicara kepada siswa yang lainnya,

    sehingga sedikit demi sedikit siswa mampu berbicara menggunakan bahasa arab.

    Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode

    pembelajaran, yaitu metode Thoriqoh Mubasyarahuntuk mengungkapkan apakah dengan

    model penggunaan metode Thor iqoh Mubasyarah dapat meningkatkan kemampuan berbicara

    bahasa arab siswa. Penulis memilih metode pembelajaran ini supaya mengkondisikan siswa

    untuk terbiasa berbicara menggunakan bahasa arab.

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    9/32

    Dalam metode Thor iqoh Mubasyarah siswa lebih aktif dalam pembelajaran bahasa

    arab. sedang guru berperan sebagai pembimbing atau pemberi materi dengan

    menggunakanmediapembelajaran yang bersifat penunjang.

    Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul

    "Efektifitas Penggunaan Metode Thoriqoh Mubasyarahdalam Meningkatkan Kemampuan

    Berbicara Bahasa Arab Siswa Di Kelas VI I MTs. Darul Ulum Gondang Bangil.

    B. Masalah yang diangkat oleh peneliti:

    1. Rendahnya kemampuan siswa dalam hal berbicara menggunakan bahasa Arab.

    2. Guru hanya menggunakan metode ceramah.

    3. Guru hanya terpaku dengan adanya buku panduan serta lembar kerja siswa (LKS).

    4. Guru tidak menggunakan alat peraga atau media pembelajaran yang dapat meningkatkan

    kemampuan berbicara bahasa arab siswa.

    C. Solusi

    Penggunaan metode Thor iqoh Mubasyarah, misalnya dengan cara membimbing siswa

    untuk menggunakan mufrodat yang telah diberikan guru untuk berbicara kepada siswa yanglainnya, sehingga sedikit demi sedikit siswa mampu berbicara menggunakan bahasa arab.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang hendak di kaji dapat

    dirumuskan sebagai berikut :

    1. Bagaimana pelaksanaan metode Thoriqoh Mubasyarahdalam mengatasi

    kesulitan berbicara bahasa Arab pada siswa kelas kelas Kelas VI I MTs. Darul Ulum

    Gondang Bangil.?

    2. Bagaimana pengaruh metodeThoriqoh Mubasyarahdalam meningkatkan

    kemampuan berbicara bahasa Arab siswa di kelas Kelas VI I MTs. Darul U lum Gondang

    Bangil.?

    E. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan masalah yang hendak di kaji tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk

    :

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    10/32

    1. mengetahui pengaruh dari penerapan Thoriqoh Mubasyarahpada siswa Kelas

    VI I MTs. Darul Ulum Gondang Bangil.?

    2. mengetahui peningkatan kemampuan bebicara bahasa arab siswa setelah

    diterapkannyaThor iqoh Mubasyarahpada siswa Kelas VI I MTs. Darul Ulum Gondang

    Bangil.?

    .

    F. Hipotesis Tindakan

    Dengan menggunakanMetode Thoriqoh Mubasyarah Dapat meningkatkan

    kemampuan berbicara menggunakan bahasa Arab pada siswa Kelas VII MTs. Darul Ulum

    Gondang Bangil.

    G. Manfaat Penelitian

    Dari hasil penelitian, diharapkan dapat meberikan manfaat, antara lain:

    1. Lembaga

    Sebagai pemberi informasi tentang hasil dari penggunaan metode Thoriqoh

    Mubasyarahdalam proses belajar mengajar khususnya Bahasa Arab, serta sebagai bahan

    pertimbangan bagi lembaga dalam memberikan kebijakan kepada para guru dalam penyampaian

    materi Bahasa Arab.

    2. Guru

    Agar guru lebih mudah dalam menyampaikan materi yaitu secara praktis, efektif dan

    efesien dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, serta untuk menambah wawasantentang penggunaan metode pembelajaran.

    3. Siswa

    Siswa agar lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru serta lebih

    mudah dalam memotivasi kegiatan belajar materi Bahasa Arab khususnya dalam hal berbicaramenggunakan bahasa Arab.

    H. Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    11/32

    1. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya kemampuan berbicara

    bahasa Arab siswa di kelas VI I MTs. Darul Ulum Gondang Bangil.

    2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas VI I MTs. Darul U lum Gondang

    Bangil.

    3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs. Darul Ulum Gondang Bangil..

    4. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semesterI tahun pelajaran 2011/2012.

    5. Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada kompetensi siswa dalam kemampuan berbicara

    dengan menggunakan bahasa arab.

    I. DefinisiOperasional

    Variabel Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu

    didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

    1. Metode Langsung adalah metode bahasa yang dalam pelaksanaannya menolak pemakaian

    bahasa ibu pelajar. Metode ini memiliki tujuan yang terfokus pada peserta didik agar dapat

    memiliki kompetensi berbicara yang baik. Karena itu, kegiatan belajar mengajar bahasa Arab

    dilaksanakan dalam bahasa Arab langsung baik melalui peragaan dan gerakan. Penerjemahan

    secara langsung dengan bahasa peserta didik dihindari.

    2. Kemampuan berbicara adalah :

    Kemampuan yang dimiliki seseorang dalam berkomunikasi menggunakan bahasa tertentu,

    dalam hal ini khususnya mampu atau bisa berbicara dengan menggunakan bahasa arab dengan

    baik dan benar.

    J. Kajian Pustaka

    1. Metode Langsung ( )

    a. Sejarah Metode Langsung ( )

    Metode yang lazim digunakan dalam pengajarannya adalah metode langsung (tariiqah al

    mubasysyarah). Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu

    yang hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil

    belajar bahasa.

    Berdasarkan asumsi yang ada dalam proses berbahasa antara Ibu dan anak, maka F.Gouin

    (1980-1992) mengembangkan suatu metode yang diberi nama dengan metode langsung (thariqah

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    12/32

    mubasyarah), sebuah metode yang sebenarnya juga pernah digunakan dalam dunia pembelajaran

    bahasa asing abad XV). Metode ini mendapatkan momentum yang baik sejak jaman Romawi (

    pada awal abad ke-20) di Eropa dan Amerika, serta digunakan baik dinegara Arab maupun di

    negara-negara Islam di Asia termasuk Indonesia pada waktu yang bersamaan.

    b. Definisi Metode Langsung (

    )

    Dari sejarah singkat distas adapat diartikan bahwa Metode Langsung adalah metode

    bahasa yang dalam pelaksanaannya menolak pemakaian bahasa ibu pelajar.

    Metode ini memiliki tujuan yang terfokus pada peserta didik agar dapat memiliki

    kompetensi berbicara yang baik. Karena itu, kegiatan belajar mengajar bahasa Arab dilaksanakan

    dalam bahasa Arab langsung baik melalui peragaan dan gerakan. Penerjemahan secara langsung

    dengan bahasa peserta didik dihindari.

    c. Karakteristik Metode Thoriqoh Mubasyarah

    Metode ini memiliki beberapa karakterisktik, diantaranya adalah:

    1) Memberi prioritas tinggi pada keterampilan berbicara sebagai ganti keterampilan membaca,

    menulis dan terjemah.

    2) Basis pembelajarannya terfokus pada teknik demonsratif; menirukan dan menghafal langsung,

    dimana murid-murid mengulang-ngulang kata, kalimat dan percakapan melalui asosiasi, konteks

    dan definisi yang diajarkan secara induktif yakni berangkat dari contoh-contoh kemudian

    diambil kesimpulan

    3) Mengelakan jauh-jauh penggunaan bahasa ibu pelajar

    4) Kemapuan komunikasi lisan dilatih secara tepat melalui Tanya jawab yang terancang dalam

    pola interaksi yang bervariasi

    5) Interaksi antara guru dan murid terjalin secara aktif, dimana guru berperan memberikan

    stimulus berupa contoh-contoh, sedangkan siswa hanya merespon dalam bentuk menirukan,

    menjawab pertanyaan dan memperagakannnya.

    d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Langsung ( )

    Diantara kelebihan-kelebihan Metode Langsung ( ) yang di ungkapkan oleh

    para pakar bahasa:

    1) Kita dapat menhindarkan diri dari menyuruh pembelajar menghafal bahasa baku yang baku

    yang kadang-kadang tidak sesuai dengan pemakaian bahasa yang sesungguhnya dalam

    masyarakat.

    2) Perhatian dan kegiatan-kegiatan pembelajar akan lebih besar daripada menerima pelajaran

    secara verbalistik. Perhatian pembelajar merupakan tumbuh dengan sewajarnya tanpa desakan

    yang dibuat-buat.

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    13/32

    3) Pembentukan kepribadian pelajar agar mampu berbicara secara spontanitas dengan tata bahasa

    yang fungsional.

    4) Mengontrol kebenaran pengujaran siswa sebagaiman penutur aslinya.

    e. Kekurangan Metode Langsung ( )

    Meskipun metode ini banyak kelebihan dibanding metode-metode yang lain, tidak bisa

    dimungkiri bahwa pada metode ini terdapat juga kritikan-kritikan pedas yang dilontarkan oleh

    beberapa pakar bahasa.

    1) Tidak semua vokabuler dapat diajarkan dengan cara menghubungkan secara langsung benda,

    situasi atau pekerjaan yang digambarkannya. Sebagian harus dijelaskan dengan memberikan

    sinonim, antonim, definisi, penjelasan-penjelasan atau dalam pemakaiannya. Oleh karena itu

    banyak kesukaran yang dihadapi dan kesalahan-kesalahan mudah terjadi.

    2) Pembelajar cendcrung secara diam-diam menterjemahkan lebih dahulu dalam hati kata-kata

    bahasa baru itu ke dalam bahasa ibunya dalam usahanya mencari persamaan pengertian yangdikemukakan dalam bahasa baru itu. Dalam hal ini tampak metode langsung lebih kompleks

    daripada metode terjemahan.

    3) Jika semua kata harus diajarkan demikian, kemajuan dalam pelajaran membaca pada taraf-

    taraf permulaan cenderung menjadi lambat. Pembelajar memperoleh pengetahuan kata-kata

    secara berlebih-lebihan. Sedangkan penguasaan dalam pemakaiannya tidak seberapa.

    4) Pembelajar memperoleh kesukaran tentang bentuk-bentuk tata bahasa oleh karena media

    dalam menerangkan bentuk-bentuk bahasa ini merupakan sumber kesukaran. Hanya di kelas-

    kelas lebih tinggi pembelajar dapat dianggap mampu berpikir dalam bahasa itu.

    5) Jika pengajar dapat menciptakan suasana pembelajar belajar bahasa ibunya, kita dapat

    mengharapkan hasil pengajaran yang baik, tetapi suasana kelas yang seperti itu hanya

    berlangsung dalam waktu yang pendek, sedangkan suasana yang persis sama jarang dapat

    dipertahankan untuk waktu yang lama.

    6) Metode langsung tidak mengemukakan sesuatu tentang pemilihan bahan, penentuan urutan

    bahan dan sangat sedikit mengemukakan cara-cara penyajian bahan, kecuali hanya

    mengemukakan bahwa pengunaan bahasa ibu dan terjemahan ke dalam bahasa ibu dilarang.

    f. Petunjuk Penggunaan Metode Thoriqoh Mubasyarah

    Bentuk Pelaksanaan Pelaksanaan metode langsung secara murni dapat digambarkan

    sebagai berikut. Mula mula anak-anak disuruh meniru perbuatan pengajar dan diiringi dengan

    berbicara (perkataan atau kalimat yang menggambarkan perbuatan itu). Kemudian gerak dan

    berbicara ini dilanjutkan dengan dialog ringkas, percakapan segi-tiga, berempat, dan seterusnya

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    14/32

    sampai akhirnya pelajaran menjadi sebuah sandi. wara kecil, penuh dengan gerak gerik dan

    penggunaan bahasa. Kemudian pelajaran dilanjutkan dengan permainan yang lebih panjang.

    Contoh sederhana:

    Seorang guru menghidupkan tape recorder yang berisikan tentang sejarah imam Syafiiy

    (dengan bahasa arab) dalam waktu 10 menit dan siswa diminta untuk mendengarkan secara

    seksama, setelah itu tape recorder dibunyikan sekali lagi (untuk pemantapan bagi siswa)

    kemudian beberapa siswa dimintai untuk maju kedepan untuk memperagakan apa yang telah

    mereka dengar tadi.

    2. Kemampuan berbicara

    Bahasa merupakan alat komunikasi yang secara esensial, umum dan bersifat sosial karena

    dalam komunikasi selalu ada dua pihak yang terlibat, yaitu sebagai pemberi materi dan penerima

    informasi. Informasi yang dimaksud pada dasarnya dapat dibagi atas dua jenis yaitu sebagai

    berikut:

    a. Informasi kognitif: informasi yang berkaitan dengan penalaran, seperti pengrtian-pengertian,

    asumsi-asumsi, dan pikiran-pikiran tentang sesuatu.

    b. Informasi afektif: informasi yang berkaitan dengan perasaan sedih, rasa sakit, solidaritas,kegembiraan, dan pengharapan.

    Kedua fungsi tersebut diatas, yang paling dominan adalah fungsi kognitif. Dalam

    berkomunikasi ada dua macam, yakni komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Berdasarkan

    sistem komunikasi dalam kemampuan berbahasa ada empat kemampuan yang harus dibina dan

    dikembangkan, yaitu sebagai berikut:

    a. Menyimak

    b. Berbicara

    c. Membaca

    d. Menulis

    Dua kemapuan berbahasa pertama diperoleh sebagai komunikasi lisan,

    yaknimenyimakdan berbicara serta kemampuan berbahasa lainnya sebagai komunikasi tertulis,

    yaitu membaca dan menulis. Urutan pemerolehan kemampuan berbahasa seseorang mulai dari

    menyimak lalu mulai berbicara, membaca kemudian menulis. Hal ini diperoleh waktu masih

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    15/32

    anak-anak, namun ketika seseorang sudah mulai berusia dewasa, maka pemerolehan bahasa

    selanjutnya keempat kemampuan itu sudah berfungsi integral dalam arti saling mendukung.

    Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan

    perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan

    jarak jauh. Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi

    yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk

    tingkah laku sosial. Sedangkan, Wilkin dalam Maulida (2001) menyatakan bahwa tujuan

    pengajaran bahasa Inggris dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi Wilkin dalam

    Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun

    kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan

    perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang berbeda.[1]

    K. Metode Penilitan

    1. Jenis Penelitian

    Dalam penelitian ini peneliti memilih pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah

    pendekatan yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan

    menggunakan prosedur statistik atau dengan cara lain dari pengukuran.[2]

    Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang

    bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam mengatasi

    kesulitan siswa dalam pembelajaran.

    Menurut T. Raka Joni dalam F.X Soedarsono penelitian tindakan kelas merupakan suatu

    bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

    kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu serta memperbaiki kondisi-

    kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.[3]

    Penelitian ini dilaksanakan di VI I MTs. Darul Ulum Gondang Bangil . yang terletak di

    Jl. Cucut No: 145 Gondang Bangil, MTs. Darul Ulum merupakan salah satu Sekolah yang

    berada di Bangil di bawah naungan Departemen Agama.

    Penelitian ini akan difokuskan pada peserta didik kelasVI I MTs. Darul U lum Gondang

    Bangil. yang berjumlah 36 siswa pada saat mengikuti kegiatan proses belajar mengajar mata

    pelajaran Bahasa Arab.

    2. Kehadiran Peneliti

    Pada penelitian ini, peneliti sebagai mahasiswa dan merencanakan kegiatan berikut :

    a. Menyusun angket untuk pembelajaran dan menyusun rencana program pembelajaran.

    http://g/Proposal%20PTK/proposal%20PTK-Moh.%20Nasrudin_D02209035.docx%23_ftn1http://g/Proposal%20PTK/proposal%20PTK-Moh.%20Nasrudin_D02209035.docx%23_ftn2http://g/Proposal%20PTK/proposal%20PTK-Moh.%20Nasrudin_D02209035.docx%23_ftn3http://g/Proposal%20PTK/proposal%20PTK-Moh.%20Nasrudin_D02209035.docx%23_ftn3http://g/Proposal%20PTK/proposal%20PTK-Moh.%20Nasrudin_D02209035.docx%23_ftn2http://g/Proposal%20PTK/proposal%20PTK-Moh.%20Nasrudin_D02209035.docx%23_ftn1
  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    16/32

    b. Observasi tempat serta melakukan perizinan observasi kepada kepala sekolah.

    c. Mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan pembelajaran dan wawancara kepada

    guru pengajar mata pelajaran bahasa arab untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan

    oleh guru kelas.

    d. Melaksanakan rencana program pembelajaran yang telah dibuat.

    e. Melaporkan hasil penelitian.

    3. Lokasi Penelitian.

    Penelitian dilaksanakan di MTs. Darul Ulum Gondang, Kecamatan Bangil,

    Kabupaten Pasuruan.

    4. Data dan sumber.

    Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berbicara siswa dalam menggunakan

    bahasa arab. Data untuk hasil penelian diperoleh berdasarkan nilai ulangan harian (test) dan hasil

    wawancara peneliti dengan guru serta peneliti dengan siswa.Sumber data penelitian adalah siswa

    kelas VI I MTs. Darul Ulum Gondang Bangilsebagai obyek penelitian.

    5. Prosedur Pengumpulan Data

    Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai

    berikut :

    a. Wawancara

    Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara

    dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa.

    b. Angket

    Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait

    dengan respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan metode audio-lingual.

    c. Observasi

    Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berbicara bahasa arab siswa yang

    ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar

    observasi yang telah disusun. Obsevasi dilakukan oleh peneliti perseorangan.

    d. TestTest dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh

    siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk tanya jawab agar dapat mengasah

    kemampuan berbicara bahasa arab siswa.

    e. Catatan lapangan

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    17/32

    Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua data

    yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini.

    f. Analisis data

    Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber,

    yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi,

    dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya.

    6. Tahap-tahap Penelitian.

    Berdasarkan observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan adalah

    model pembelajaran dengan menggunakan metode Thor iqoh M ubasyaroh.Penelitian ini akan

    dilaksanakan dalam 2 siklus . Setiap siklus tediri dari perencanaan, tindakan, penerapan

    tindakan, observasi, refleksi.

    Siklus I:

    a. Perencanaan

    Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan atau perencanaan.

    Kegiatan pada tahap ini adalah :

    l Penyusunan RPP dengan metode audio-lingual yang direncanakan dalam PTK.

    l Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin

    dicapai

    l Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa.

    l Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran dengan

    menggunakan metode audio-lingual yang akan dilaksanakan.

    b. Pelaksanaan Tindakan

    1) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

    Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa

    dibimbing untuk belajar bahasa Arab dengan menggunakan model pembelajaran dengan

    menggunakan metodeThoriqoh M ubasyaroh. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah:

    2) Guru memberikan materi berbahasa arab menggunakan metodeThori qoh

    Mubasyaroh dengan media yang telah dipersiapkan seperti kaset, video atau suara dari guru

    langsung.

    3) Siswa diharapkan mendengarkan dengan baik serta memahami materi bahasa arab yang

    tengah di dengarnya.

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    18/32

    4) Setelah mendengarkan dan memahami guru menyuruh siswa menjelaskan kembali materi

    yang telah di dengarnya dengan menggunakan bahasa arab yang baik dan benar.

    5) Guru memberikan soal tanya jawab kepada siswa sesuai dengan materi yang telah diberikan.

    6) Guru memberikan test dengan model Test Isian.

    7) Kegiatan penutup

    Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan test secara tertulis

    untuk mengevalausi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

    c. Observasi

    Pengamatan dilakukan selama proses proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya

    pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya.

    d. Refleksi

    Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah

    ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.

    Refleksi daimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi,

    apa yang dihasilkan,kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil

    refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan

    perbaikan pada siklus II.

    Siklus II:

    Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I hanya sajaperencanaan kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I sehingga lebih mengarah

    pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.

    DAFTAR PUSTAKA

    http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2181451-metode-langsung-

    Anselm,dkk, 1997. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Prosedur, TehnikdanTeori Grounded),Penyadur Junaidi Ghony, P T Bina Ilmu

    Soedarsono, F.X,AplikasiPenelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional

    http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2181451-metode-langsung-%D8%A7%D9%84%D8%B7%D8%B1%D9%8A%D9%82%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%A8%D8%A7%D8%B4%D8%B1%D8%A9/#ixzz1jVuT2VJIhttp://id.shvoong.com/social-sciences/education/2181451-metode-langsung-%D8%A7%D9%84%D8%B7%D8%B1%D9%8A%D9%82%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%A8%D8%A7%D8%B4%D8%B1%D8%A9/#ixzz1jVuT2VJI
  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    19/32

    [1]http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2181451-metode-langsung-

    [2] Anselm,dkk,Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Prosedur, Tehnik danTeori Grounded),1997.

    Penyadur Junaidi Ghony, P T Bina Ilmu, hlm. 11

    [3] Soedarsono, F.X,AplikasiPenelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional, hlm.

    2

    Diposkan olehTaswin Efendi di09.12

    http://g/Proposal%20PTK/proposal%20PTK-Moh.%20Nasrudin_D02209035.docx%23_ftnref1http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2181451-metode-langsung-%D8%A7%D9%84%D8%B7%D8%B1%D9%8A%D9%82%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%A8%D8%A7%D8%B4%D8%B1%D8%A9/#ixzz1jVuT2VJIhttp://g/Proposal%20PTK/proposal%20PTK-Moh.%20Nasrudin_D02209035.docx%23_ftnref2http://g/Proposal%20PTK/proposal%20PTK-Moh.%20Nasrudin_D02209035.docx%23_ftnref3https://plus.google.com/105977046889735247949http://muhammad-taswin.blogspot.fr/2012/04/proposal-penelitian-tindakan-kelas-ptk.htmlhttp://muhammad-taswin.blogspot.fr/2012/04/proposal-penelitian-tindakan-kelas-ptk.htmlhttps://plus.google.com/105977046889735247949http://g/Proposal%20PTK/proposal%20PTK-Moh.%20Nasrudin_D02209035.docx%23_ftnref3http://g/Proposal%20PTK/proposal%20PTK-Moh.%20Nasrudin_D02209035.docx%23_ftnref2http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2181451-metode-langsung-%D8%A7%D9%84%D8%B7%D8%B1%D9%8A%D9%82%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%A8%D8%A7%D8%B4%D8%B1%D8%A9/#ixzz1jVuT2VJIhttp://g/Proposal%20PTK/proposal%20PTK-Moh.%20Nasrudin_D02209035.docx%23_ftnref1
  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    20/32

    PTK Bahasa Arab

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dalam literatur bahasa Arab, terdapat beberapa istilah keterampilan, Rajiman membagi

    keterampilan tersebut kedalam empat keterampilan, yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan

    berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca (Tarigan 1986:1). keempat keterampilan

    tersebut sangat berkaitan dan dapat meningkatkan keterampilan yang satu dengan lainnya.

    Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa aspek dasar dari pembentukan keterampilan-keterampilan

    tersebut adalah kosa kata, hal ini dikarenakan setiap ujaran (lafadz) dan tulisan sangat terikat dengan

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    21/32

    suatu pembentukan kalimat, yang didalamnya terdiri dari kosakata-kosakata tertentu. maka dengan kata

    lain, pengembangan suatu bahasa terpusat pada kosa kata-kosa kata. Dan dapat ditarik kesimpulan, bahwa

    apabila kita ingin menguasai keempat bidang keterampilan berbahasa tersebut, maka faktor yang paling

    penting dalam menunjang hal tersebut adalah memperbanyak kosa kata.

    Untuk dapat menghapal kosa kata-kosa kata tertentu, setiap manusia membutuhkan tindakan-tindakan yang bersifat kontraksi neurotik, yaitu proses penyimpanan data-data kedalam fikiran yang

    melibatkan kontraksi-kontraksi komponen otak, yang memiliki fungsi untuk memunculkan kembali data-

    data yang telah disimpan ketika seseorang membutuhkannya kembali. Akan tetapi kebanyakan manusia

    tidak dapat merangsang secara maksimal kontraksi komponen neurotic tersebut, sehingga terkadang kita

    merasakan kesulitan untuk dapat mengingat sesuatu. disamping itu, hal ini juga akan berdampak pada

    tingkat antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran.

    Berdasarkan study penelitian yang dilakukan di MTs Assasul IslamiyahCibatu Cikembar di

    kelas VII, menurut pendapat beberapa siswa, kurangnnya antusias mereka dalam menghafal mufrodat

    (kosa-kata), dikarenakan proses pembelajaran yang mereka anggap kurang cocok, dan kurang menarik.

    Dari permasalahan ini, maka terdapat beberapa pemecahan yang dapat kita lakukan, diantaranya adalah

    penyediaan jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar

    Secara umum mediayang dapat digunakan dalam pembelajaran terbagi dalam tiga bagian, yakni

    media visual, audio dan audio visual(Strategi dan Perencanaan Pembelajaran : 121). Dalam penelitian

    kali ini kami menggunakan media Visual (berupa gambar) sebagai media. Dikarenakan media ini, bersifat

    visualisasi yang mempunyai kemampuan paling besar untuk menghayati dunia sekitar dan hal ini dapat

    merangsang perhatian siswa serta mempunyai nilai efektifitas

    Dari berbagai latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian ini mempunyai nilai yang

    sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam. Dan kami berharap hasil dari penelitian ini, dapat menjadi

    suatu landasan untuk memperoleh tujuan pendidikan secara maksimal

    B. Perumusan Masalah

    1. Identifikasi Masalah

    Dari berbagai kemungkinan permasalahan yang telah kami uraikan, maka penyebab dari munculnya

    permasalahan tersebut adalah:

    a) Cara balajar yang tidak cocok, tidak menarik atau tidak efektif.

    b)

    Kurangnya sarana yang membantu proses

    pembelajaran (buku paket, papan tulis dan lain sebagainnya).

    c) Media pembelajaran yang kurang efektif.

    d) Kemampuan guruyang tidak bisa menguasai kondisi kelas.

    2. Pembatasan Masalah

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    22/32

    Dengan adanya berbagai masalah dan faktor yang mempengaruhi proses kelancaran pembelajaran

    yang beragam. Maka dalam penelitian kali ini, kami membatasi permasalahan dalam ruang lingkup

    penggunaan media pembelajaran yang berupa gambar. pembatasan permasalahan ini dilakukan untuk

    pemokusan penelitian.

    3. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat ditarik suatu

    permasalahan secara umum, yaitu: Apakah dengan penerapan media gambardalam pembelajaran

    bahasa Arab dapat meningkatkan antusiasme dan hafalan kosa kata (muf rodat) siswa

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tindakan kelas ini diantaranya adalah:

    1. Mengetahui sejauh mana keefektifan penggunaan media gambar dalam meningkatkan antusiasme dan

    hafalan kosa kata (mufrodat) siswa.

    2. Apakah dengan menggunakan media gambar, masalah dapat teratasi.

    3. Mengetahui tingkat antusiasme siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran bahasa Arab.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Siswa : Meningkatnya minat dalam mempelajari bahasa Arab.

    2. Guru : Menambah wawasan tentang strategipembelajaran.

    3. Sekolah : Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

    BAB II

    KAJIAN TEORITIS

    A. Pengertian Media Pembelajaran

    Secara etimologis, kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

    medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat

    digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,

    perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi

    (Sadiman, 2002:6).

    Pengertian media pembelajaran menurut Gagne (1970) adalah berbagai jenis komponen dalam

    lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Media bukan hanya sekedar berupa alat-alat

    seperti radio, televise, buku, dan sebagainya. sebagaimana yang dikatakan oleh Gerlach and Ely (1980)

    yang menyatakan, a medium, conceived is any person, material orevent that establish condition which

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    23/32

    enable the learnerto acquire knowledge, skill, and attitude.Menurut Gerlach danEly secara

    umumMedia itu meliputi orang, bahan, peralatan,atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang

    memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

    Latuheru (1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang

    digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasiedukasiantara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.

    Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam

    memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat

    menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.

    Menurut Sadiman (2002:16), media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai

    berikut:

    1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau

    lisan belaka).

    2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

    3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik.

    Dalam hal ini, media pendidikan berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar, dan memungkinkan

    interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyetaan.

    Media merupakan benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan

    beserta instrumentyang digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar dan dapat memperbaharui

    efektifitas program pembelajaran (Asnawir : 2002). Secara umum media yang dapat digunakan dalam

    pembelejaran terbagi dalam tiga bagian, yakni media visual, audio dan audio visual.

    B. Media visual (Gambar)

    Manurut Rudi S (2006 : 120) media visual adalah media

    yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. media visual terdiri dari media

    yang dapat di proyeksikan (non-projectedvisual)dan media yang dapat diproyeksikan (projectedvisual).

    media yang dapat diproyeksikan ini bisa berupa gambar diam(still picture)atau bergerak (motion

    picture).

    C. Hafalan

    Menghafal / mengingat pada hakikatnya melibatkan kegiatan saraf-saraf otak, dimana

    ketika ineda-indera mengambil berbagai kesan dari dunia luar, masukan-masukan itu berjalan di

    sepanjang jalan syaraf organ yang mengambil data menuju bagian otak yang menafsirkan masukan itu

    dari mata, telinga, hidung, atau kulit. dari situ, informasi biasanya disimpangkan ke hipokampus

    mengirimkan sandi untuk berbagai aspek ingatan itu kebagian korteks yang punya spesialisasi dalam

    aspek masing-masing. Misalnya sandi untuk mengenali sebuah wajah atau mengetahui penggunaan

    sebuah alat, merekonstruksi suatu frasa music atau menggambarkan sebuah jalan yang sudah dikenal,

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    24/32

    merupakan aspek-aspek yang akan desimpan di tempat-tempat yang berbeda di dalam korteks. jika tempat

    itu cedera, kemampuan untuk mengingat asperk itu lenyap.

    D. Mufrodat

    Mufrodat merupakan padanan kata, yang mana kata-kata ini akan membentuk sebuah susunan

    kalimat, yang menjadi unsur bahasa. Muhrodat artinya kosa kata, yang akan menjadi dasar sebuah

    pembentukan kalimat, dengan gabungan beberapa mufrodat dan aturan-aturan tertentu dapat membuat

    sebuah kalimat yang menyimpan pesan tertentu. Dengan perbendaharaan kosakata yang banyak

    memberikan kontribusi untuk mentransfer makna kata bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia sehingga

    dapat dimengerti dan dipahami maksud dari teks Arab tersebut. Namun, disamping makna tekstual

    (padanan kata / mufrodat), juga harus mengetahui makna nahwiyah dan makna kontekstualnya, tetapi

    untuk setingkat MTs dicukupkan hanya padanan katanya saja.

    E. Antusiasme

    Antusias adalah bagian dari ekspresi sikologis manusia terhadap suatu keadaan. Biasanya hal iniditandai dengan melakukan sesuatu tanpa paksaan bahkan selalu ingin melakukannya. Sikap antusias

    akan membawa pada pikiran, perasaan dan tindakan yang positif. Sikap antusias menimbulkan gairah

    positif yang meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain, membuat lebih terbuka terhadap ide-ide

    atau peluang baru dan bahkan meningkatkan kualitas kesehatan.

    Antusias dapat juga kita fahami sebagai minat, yaitu suatu pemusatan perhatian yang tidak

    disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto

    Agus : 1981).

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Setting Penelitian

    1. Tempat :

    Penelitian dilaksanakan di kelas VII MTs Assasul Islamiyah Cibatu Cikembar.

    2. Waktu

    Penelitian di laksanakan pada bulan Juni 2012.

    B. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian pada penelitian ini adlah siswa kelas VII semester 2 tahun ajaran 2009/2010

    yang berjumlah 20 orang. Pada mata pelajaran bahasa Arab, dengan pokok pembahasan .

    C. Metode Pengumpulan Data

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    25/32

    Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, catatan lapangan, kuisioner dan evaluasi yang

    dilakukan selama proses penelitian berlangsung. Data yang terkumpul dapat berupa catatan-catatan yang

    berupa tulisan, angka-angka ataupun soft data. Data yang diperoleh selain dari para peneliti, data juga

    diperoleh dari pihak sekolah

    D. Metode Analisa Data

    Kumpulan dari berbagai data (tes tulis, kuisioner, dan data observer) selama penelitian

    dilaksanakan dan dianalisis secara bersama-sama dengan berlandaskan pada teori-teori yang

    bersangkutan, kemudian dari data-data tesebut diolah kembali, sehingga menghasilkan sebuah

    kesimpulan. Setelah kesimpulan didapatkan, maka data-data tersebut diolah kedalam sebuah data yang

    sistematis.

    E. Prosedur Penelitian

    Dalam penelitian tindakan kelas kali ini, dilakukan kegiatan yang meliputi empat tahap kegiatan,

    yaitu: tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. Kegiatan ini dilakukan dalam 2 siklus, yangterjadi dalam dua pertemuan

    1. Siklus Pertama

    PERENCANAAN TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI

    engidentifikasi masalah.

    enyusun proposal

    enelitian.

    enyusun rencanapelaksanaan (RPP).

    empersiapkan media

    pembelajaran yang berupa

    gambar dan alat proyeksi

    empersiapkan media

    egiatan awal

    Motivasi

    Penertiban kelas

    Free test

    Absen

    Kegiatan inti

    Menjelaskan materi

    dengan menggunak

    Mengamati perilaku

    siswa terhadap

    penggunaan media

    gambar

    Memantau kegiatan

    belajar mengajar

    Mengamati tingkat

    penghafalan siswa

    terhadap mufradat

    yang diberikan

    Mencatat hasil

    observasi

    Mengevaluas i hasil

    observasi

    Menganalisis hasil

    pembelajaran

    Memperbaiki

    kelemahan

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    26/32

    gambar (laptop dan

    proyektor)

    enyiapka format

    pengamatan proses

    pembelajaran

    enyiapkan observer

    an media gambar

    Kegiatan akhir

    Menyimpulkan

    pelajaran

    Evaluasi kegiatan

    pembelajaran dengan

    berupa lembaran soal

    2. Siklus II

    PERENCANAAN TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI

    Menyusun rencana

    perbaikan dengan

    mengacu pada refleksi

    Mempersiapkan media

    Kegiatan awal

    Motivasi

    Penertiban kelas

    Free test

    Absen

    Kegiatan inti

    Menjelaskan materi

    dengan menggunakan

    media gambar

    Melaksanakan

    perbaikan

    Mengamati perilaku

    siswa terhadap

    penggunaan media

    gambar.

    Memantau kegiatan

    belajar mengajar

    Mengamati tingkatpenghafalan siswa

    terhadap mufradat yang

    diberikan

    Mencatat hasil

    observasi

    Mengevaluasi hasil

    observasi

    Menganalisis hasil

    pembelajaran

    Memperbaiki

    kelemahan

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    27/32

    Proses pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan media gambar (Visualisasi mufrodat

    dengan media infokus) yang dilaksanakan di MTs Assasul Islamiyah Cibatu Cikembar, pada awalnya

    siswa belum terbiasa, tetapi setelah pembelajaran berlangsung siswa tampak sangat antusias mengikuti

    kegiatan belajar mengajar. Hal ini pun lebih berkembang pada pelaksanaan siklus kedua, siswa lebihantusias lagi mempelajari Bahasa Arab. Misalnya dalam sub materi Mufrodat siswa lebih cepat

    memahami, menghafal dan mengaflikasikannya.

    1. Hasil Penilaian Proses Pembelajaran Siklus I

    a. Pengajar

    Kerapihan : Baik

    Pembawaan pengajar : Baik, mampu menguasai kelas sehingga menciptakan

    suasana KBM yang interaktif.

    Kesesuaian materi dengan RPP : Materi cukup relevan dengan RPP

    Metode pembelajaran :Baik, dengan metode CTL siswa secara tidak langsung

    belajar berani mengungkapkan gagasan fikirannya.

    b. Siswa

    Kegiatan siswa : Cukup interaktif, siswa mencoba mengulang beberapa

    qiro,ah dan mufrodat.

    Respon siswa : Cukup responsif mengikuti pelajaran

    Keaktifan siswa :Baik, siswa siswi mencoba memberanikan diri menjawab

    berapa pertanyaan yang diajukan pertanyaan yang diajukan

    oleh pengajar

    Penguasaan terhadap materi :Dengan metode pembelajaran yang dibantu beberapa

    media siswa tampak lebih memahami materi dengan baik.

    c. Media

    Keefektifan : Pembelajaran sangat efektif dengan bantuan media infokus

    siswa tidak merasa jenuh karena disajikan beberapa

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    28/32

    tampilan materi secara visual.

    Kesesuaian dengan materi :Dalam materi mufrodat siswa dapat melihat secara

    langsung bentuk visual dari masing-masing mufrodat yang

    diberikan.

    d. Alat evaluasi

    Kesesuaian dengan materi :

    Evaluasi mufrodat yang diberikan sangat sesuai dengan

    media yang digunakan,sehingga siswa mampu mengingat

    bukanhanya secara harfiah saja,tetapi dengan disajikan

    bentuk visualnya siswa lebih memahami dan dapat

    mengingatnya secara cepat.

    2. Hasil Penilaian Proses Pembelajaran Siklus II

    a. Pengajar

    Kerapihan : Cukup rapih lengkap dengan jas almamater.

    Pembawaan pengajar : Pengajar mampu mengendalikan kelas.

    Kesesuaian materi dengan RPP : Materi hiwar disajikan dengan baik

    Metode pembelajaran : Efektif, siswa dibimbing mempraktekkan materi mufrodat

    pada hiwar.

    b. Siswa

    Kegiatan siswa :Siswa mencoba mengaflikasikan mufrodat dengan

    melakukan hiwar dengan berpasang-pasangan.

    Respon siswa : Cukup responsif, memperhatikan intonasi mufrodat dan

    hiwar dari pengajar.

    Keaktifan siswa : Sebagian siswa masih berani untuk mencoba.

    Penguasaan terhadap materi :80% siswa siswi dapat menyerap materi dengan baik.

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    29/32

    c. Media

    Keefektifan : Media yang digunakan sangat membantu sekali dalam

    proses belajar mengajar.

    Kesesuaian dengan materi : Sangat sesuai dengan materi mufrodat yang diaflikasikan

    pada hiwar.

    d. Alat evaluasi

    Kesesuaian dengan materi : Evaluasi mufrodat yang diberikan sangat sesuai dengan

    media yang digunakan, sehingga siswa mampu mengingat

    bukan hanya secara harfiah saja, tetapi dengan disajikan

    bentuk visualnya siswa lebih memahami dan dapat

    mengingatnya secara cepat, serta diaflikasikan dalam

    hiwar.

    3. Tabel Hasil Penilaian Proses Pembelajaran Secara Keseluruhan

    N

    oAspek Penilaian Proses Persentase Keterangan

    1 Keefektipan media pembelajaran 85 % Baik

    2 Antusias siswa dalam mengikuti PBM 85 % Baik

    3 Keaktivan siswa dalam mengikuti PBM 80 % Baik

    Sukabumi,

    Observer

    .

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    30/32

    Tabel I nstrumen Peni laian Untuk Siklus Pertama dan Kedua

    No Nama

    NilaiRata-

    rataKeterangan

    Siklus

    I

    Siklus

    II

    1 Ahmad sanusi 45 65 55 Sangat Kurang

    2 Ajiz Saeful 70 80 75 Cukup

    3 Anissa Rahmawati 70 85 77.5 CUkup

    4 Dede Risma 85 95 90 Sangat baik

    5 Diki 40 55 47.5 Sangat Kurang

    6 Emi 80 90 85 Baik

    7 Gita 80 90 85 Baik

    8 Hamdan 90 80 85 Baik

    9 Herman 70 70 70 Cukup

    10 Iqbal 80 75 77.5 Cukup

    11 Ivan 95 60 77.5 Cukup

    12 M Ramdan 90 80 85 Baik

    13 Mila siti rahayu 100 95 97.5 Sangat baik

    14 Misbah 75 80 77.5 Cukup

    15 Nur M Maulana Yusssuf 75 90 82.5 Baik

    16 Rian 80 90 85 Baik

    17 Siti aminah 95 90 92.5 Sangat baik

    18 Siti fitriani 85 95 90 Sangat baik

    19 Siti nuraini 70 90 80 baik

    20 Tika haryati 85 90 87.5 baik

    Rata-rata 78 82,25 80.125 Baik

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    31/32

    Keterangan :

    90 - 100 : Sangat Baik

    80 - 89 : Baik

    70 - 79 : Cukup

    60 - 69 : Kurang

    50 - 59 : Sangat Kurang

    Sukabumi, .

    Observer

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Keberhasilan proses belajar mengajar terjadi karena berbagai aspek yang terbentuk, aspek-aspek

    tersebut diantaranya adalah profesionalisme guru, keadaan siswa, dan lingkungan pendidikan yang

    memadai. dari ketiga hal tersebut, permasalahan penelitian yang muncul pada saat ini adalah kurangnya

    antusias siswa (keadaan siswa) dalam menghafal mufrodat bahasa Arab. maka, sebagai salah satu

    tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan sebuah tindakan kelas.

    Tujuan penelitian yang kami laksanakan di MTs Assasul Islamiyah Cibatu Cikembar Sukabumi,

    adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media gambar, masalah dapat teratasi,

    mengetahui sejauh mana keefektifan penggunaan media gambar dalam meningkatkan antusiasme dan

  • 8/11/2019 PTK Bahasa Arab.docx

    32/32

    hafalan kosa kata (mufrodat) siswa, mengetahui tingkat antusiasme siswa dalam mengikuti proses

    kegiatan pembelajaran bahasa Arab.

    Dari berbagai masalah dan tujuan yang telah dirumuskan, ternyata dengan penggunaan media

    gambar ini, permasalahan dapat teratasi. hal tersebut telah terbukti secara objektif melalui beberapa alat

    evaluasi, diantaranya lembar pertanyaan dan kuesioner. Dari hasil berbagai test tersebut (terlampirdibagian lampiran), ternyata dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media gambar ini, antuasias

    siswa dalam menghafal mufrodat bahasa Arab menjadi lebih meningkat.

    B. Saran

    Dengan adanya penelitian ini, diharapkan menjadi cerminan bagi seluruh guru, agar dapat

    melakukan sebuah tindakan dari permasalahan-permasalahan yang timbul dalam lingkungan pendidikan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ansawir, 2002.Media Pembelajaran,Jakarta: Ciputat Pers.

    Heri Gunawan, 2009. Strategi dan Perencanaan Pembelajaran,Bandung: Azfie Media.

    David Gamon, Allen Bragdon, 1999.Building Mental Muscle, The American edition Publisher: Brain

    Waves Books. Hak terjemah kedalam bahasa Indonesia pada Penerbit Kaifa All rights reserved, Bandung.

    2007

    Nana Sudjana, 1989.penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya.

    Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005.Metode PenelitianPendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.

    Wiri Atmaja, Rochiati,. 2008.Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.