PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK - Amazon Web Services

55
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011, SERTA 31 DESEMBER 2011

Transcript of PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK - Amazon Web Services

PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2012 DAN 2011, SERTA 31 DESEMBER 2011

PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011, SERTA 31 DESEMBER 2011 DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011, SERTA 31 DESEMBER 2011

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 - 2 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3 - 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5 Laporan Arus Kas Konsolidasian 6 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 7

PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKLAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN30 JUNI 2012, DAN 31 DESEMBER 2011

30 JUNI 2012 31 DESEMBER 2011CATATAN (TIDAK DIAUDIT) (AUDIT)

Rp Rp

ASET

ASET LANCARKas dan setara kas 3c, 3f, 4 47,123,454,717 39,517,297,062 Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual - bersih 3h, 5 5,321,353,372 4,919,282,741 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang

ragu-ragu sebesar Rp Nihil (2012)dan Rp 52,432,333 (2011) 3c, 3i, 6 133,261,645,810 132,921,278,096

Piutang lain-lain 3c, 3i, 7 6,730,746,738 10,526,172,927 Persediaan - setelah dikurangi penyisihan persediaan

usang dan lambat bergerak sebesar Rp Nihil (2012) dan Rp 823,442,172 (2011) 3k, 3i, 8 108,183,911,998 93,563,208,605

Uang muka pembelian 20,793,100,685 12,236,882,159 Pajak dibayar dimuka 3q, 9 3,106,513,082 291,841,944 Biaya dibayar dimuka 3l 8,856,022,446 3,975,546,570

Jumlah Aset Lancar 333,376,748,848 297,951,510,104

ASET TIDAK LANCARPiutang kepada pihak hubungan istimewa - setelah

dikurangin penyisihan piutang ragu-ragu sebesarRp 3,003,135,047 (2012) dan (2011) 3d, 10 2,254,700,001 2,254,700,001

Aset pajak tangguhan 3q, 28 2,748,814,011 2,115,748,903 Beban tangguhan 27 1,539,345,445 1,539,345,445 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar Rp 333,981,292,005 (2012) 3m, 3n,dan Rp 311,116,341,933 (2011) 11, 18, 32 376,123,661,258 335,847,907,728

Investasi pada anak perusahaan - - Goodwill 3b, 12 1,597,299,409 1,597,299,409 Uang jaminan dan aset lain-lain 1,628,669,496 2,657,289,610

Jumal Aset Tidak Lancar 385,892,489,620 346,012,291,096

JUMLAH ASET 719,269,238,468 643,963,801,200

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

1

PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKLAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN)30 JUNI 2012, DAN 31 DESEMBER 2011

30 JUNI 2012 31 DESEMBER 2011CATATAN (TIDAK DIAUDIT) (AUDIT)

Rp Rp

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEKPinjaman bank 3c, 14, 32 61,712,161,242 80,072,355,785 Hutang usaha 3c, 15 123,704,354,286 98,777,665,465 Hutang pajak 3q, 16 9,552,324,449 10,489,618,973 Hutang lain-lain 3c 19,798,783,151 4,295,800,345 Hutang pembelian aset tetap 3c, 13 45,260,594,819 41,848,128,495 Uang muka penjualan 735,204,126 2,139,796,045 Biaya yang masih harus dibayar 11,629,670,398 11,922,995,700 Keuntungan ditangguhkan aset dijual dan

disewagunausahakan kembali - bersih (jangka pendek) 3c, 17 85,894,080 -Hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun:

Pinjaman bank 3c, 14 44,691,199,368 32,105,280,804 Hutang sewa pembiayaan 3c, 18 17,164,062,313 13,568,195,698

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 334,334,248,232 295,219,837,310

LIABILITAS JANGKA PANJANGHutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang

jatuh tempo dalam satu tahun:Pinjaman bank 3c, 14 65,988,000,000 56,563,212,729 Hutang sewa pembiayaan 3c, 18 26,343,724,443 22,670,103,344

Keuntungan ditangguhkan aset dijual dandisewagunausahakan kembali - bersih (jangka panjang) 3c, 17 244,931,164 -

Liabilitas pajak tangguhan 3q, 28 1,015,175,216 1,363,227,764 Liabilitas imbalan pasca kerja 3p, 19 16,267,020,650 13,640,744,124

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 109,858,851,473 94,237,287,961

EKUITAS 444,193,099,705.00 389,457,125,271.00 Pemilik entitas induk

Modal saham - nilai nominal Rp 250 per sahamModal dasar - 300.000.000 sahamModal ditempatkan dan disetor - 138.000.000 saham

pada 30 Juni 2012, dan 31 Desember 2011 20 34,500,000,000 34,500,000,000 Tambahan modal disetor 21 575,000,000 575,000,000 Saldo laba:

Ditentukan penggunaannya 6,900,000,000 6,900,000,000 Belum ditentukan penggunaannya 194,545,463,173 180,284,674,860

Komponen ekuitas lainnya 2, 3c, 3h, 22 14,000,626,932 10,436,357,548

Jumlah Pemilik Entitas Induk 250,521,090,105 232,696,032,408 Kepentingan nonpengendali 3b, 23 24,555,048,658 21,810,643,521

Jumlah Ekuitas 275,076,138,763 254,506,675,929

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 719,269,238,468 643,963,801,200

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

2

PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKLAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT)UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 30 JUNI 2012 DAN 2011

30 JUNI 2012 30 JUNI 2011CATATAN PERIODE 6 BULAN PERIODE 6 BULAN

Rp Rp

PENJUALAN BERSIH 3o, 25 403,794,998,480 320,892,519,132

BEBAN POKOK PENJUALAN 3o, 26 (311,819,992,718) (251,982,999,656)

LABA KOTOR 91,975,005,762 68,909,519,476

BEBAN USAHA 3o, 27Penjualan (11,115,219,588) (10,266,388,527) Umum dan administrasi (27,245,714,911) (26,163,968,372)

Jumlah Beban Usaha (38,360,934,499) (36,430,356,899)

LABA USAHA 53,614,071,263 32,479,162,577

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAINPendapatan dividen dari anak perusahaan - - Penghasilan bunga 3o 193,079,354 97,328,669 Amortisasi keuntungan ditangguhkan aset dijual dan

disewagunausahakan kembali 3c, 11, 17 12,751,092 - Kerugian atas transaksi aset dijual dan

disewagunausahakan kembali 3c, 11, 17 (8,691,653) - Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap 3m, 3o, 11 (22,564) 53,262,153 Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih 3c, 3o (4,113,966,403) 1,890,413,667 Beban bunga dan keuangan 3o, 28 (14,168,025,512) (11,723,128,301) Lain-lain - bersih 3o 2,925,059,051 2,204,939,710 Lain-lain - bersih 3o 2,925,059,051 2,204,939,710

Jumlah Beban Lain-lain - Bersih (15,159,816,635) (7,477,184,102)

LABA SEBELUM PAJAK 38,454,254,628 25,001,978,475

MANFAAT (BEBAN) PAJAK 3q, 29Pajak kini (9,966,748,206) (6,774,233,513) Pajak tangguhan 981,117,656 238,065,116

Manfaat (Beban) Pajak (8,985,630,550) (6,536,168,397)

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 29,468,624,078 18,465,810,078

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

3

PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKLAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) (LANJUTAN)UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 30 JUNI 2012 DAN 2011

30 JUNI 2012 30 JUNI 2011CATATAN PERIODE 6 BULAN PERIODE 6 BULAN

Rp Rp

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA: 2, 22, 23Keuntungan (kerugian) belum terealisasi dari

pemilikan efek 340,551,238 (56,116,147) Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 3,180,287,518 (1,237,227,397)

Pendapatan Komprehensif Lain Tahun BerjalanSetelah Pajak 3,520,838,756 (1,293,343,544)

LABA BERSIH KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 32,989,462,834 17,172,466,534

Laba yang dapat diatribusikan kepada:Pemilik entitas induk 3b 26,680,788,313 16,462,557,058 Kepentingan nonpengendali 3b 2,787,835,765 2,003,253,020

29,468,624,078 18,465,810,078

Laba bersih komprehensif yang dapat diatribusikankepada:Pemilik entitas induk 3b 30,245,057,697 15,129,085,858 Kepentingan nonpengendali 3b, 23 2,744,405,137 2,043,380,676

32,989,462,834 17,172,466,534

LABA PER SAHAM 3r, 30 193 119

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

4

PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKLAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT)UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 30 JUNI 2012 DAN 2011

Pemilik Entitas IndukKeuntungan

(kerugian) belum Selisih kursTambahan Ditentukan Belum ditentukan direalisasi dari karena penjabaran Kepentingan Total

Catatan Modal disetor modal disetor penggunaannya penggunaannya pemilikan efek laporan keuangan Total nonpengendali EkuitasRp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo per 1 Januari 2011 34,500,000,000 575,000,000 5,290,411,041 154,286,664,834 (181,871,611) 6,949,704,402 201,419,908,666 22,543,705,891 223,963,614,557

Perubahan Ekuitas pada tahun 2011:Pembentukan cadangan 1,609,588,959 (1,609,588,959) - - Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 22, 23 16,462,557,058 (96,243,803) (1,237,227,397) 15,129,085,858 2,043,380,676 17,172,466,534

Saldo per 30 Juni 2011 34,500,000,000 575,000,000 6,900,000,000 169,139,632,933 (278,115,414) 5,712,477,005 216,548,994,524 24,587,086,567 241,136,081,091

Saldo per 1 Januari 2012 34,500,000,000 575,000,000 6,900,000,000 180,284,674,860 110,401,828 10,325,955,720 232,696,032,408 21,810,643,521 254,506,675,929

Perubahan Ekuitas pada tahun 2012:

Saldo laba

Perubahan Ekuitas pada tahun 2012:Pembagian dividen 24 (12,420,000,000) (12,420,000,000) (12,420,000,000) Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 22, 23 26,680,788,313 383,981,866 3,180,287,518 30,245,057,697 2,744,405,137 32,989,462,834

Saldo per 30 Juni 2012 34,500,000,000 575,000,000 6,900,000,000 194,545,463,173 494,383,694 13,506,243,238 250,521,090,105 24,555,048,658 275,076,138,763

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

5

PT BERLINA TbkLAPORAN ARUS KAS (TIDAK DIAUDIT)UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 30 JUNI 2012 DAN 2011

30 JUNI 2012 30 JUNI 2011Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 402,282,750,861 332,802,250,181 Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (325,809,010,500) (252,327,787,102)

Kas dihasilkan dari operasi 76,473,740,361 80,474,463,079

Pembayaran bunga dan beban keuangan (14,523,796,676) (12,127,533,012) Pembayaran pajak penghasilan (9,483,383,372) (9,327,909,865)

Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi 52,466,560,313 59,019,020,202

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembelian Efek - (21,631,617,400) Penjualan Efek - 828,512,780 Pendapatan bunga 193,079,354 97,328,669 Hasil penjualan aset tetap 684,454 251,010,909 Hasil penjualan aset tetap transaksi sewa pembiayaan

dijual dan disewa kembali 15,651,575,000 - Perolehan aset tetap (22,969,726,757) (33,014,514,292) Kenaikan uang muka pembelian aset tetap (14,565,786,158) (8,287,878,456)

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (21,690,174,107) (61,757,157,790)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan pinjaman bank 161,522,447,616 225,193,571,562 Pembayaran pinjaman bank (172,513,704,085) (228,019,445,366) Pembayaran hutang sewa pembiayaan (9,925,855,488) (3,983,738,893) Pembayaran hutang sewa pembiayaan (9,925,855,488) (3,983,738,893) Pembayaran manfaat pensiun (2,000,000,000) (750,000,000)

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan (22,917,111,957) (7,559,612,697)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 7,859,274,249 (10,297,750,285)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 39,517,297,062 41,505,927,942

Perubahan kurs mata uang asing (253,116,595) (370,225,327)

TOTAL KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 47,123,454,716 30,837,952,330

PENGUNGKAPAN TAMBAHANPenambahan aset tetap melalui:

Hutang pembelian aset 26,367,519,167 11,859,526,240 Hutang sewa pembiayaan - 325,227,640 Uang muka tahun lalu 7,148,634,096 16,177,302,817

Penurunan nilai aset tetap melalui:Penghapusbukuan (54,103,467) -

Penambahan keuntungan ditangguhkan atas transaksipenjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali 343,576,336 -

Penambahan (penurunan) investasi sementara melalui:Bunga dan dividen 20,319,393 101,847,871 Keuntungan (kerugian) belum realisasi 340,551,239 (56,116,147) Keuntungan (kerugian) selisih kurs yang belum terealisasi 41,200,000 (36,887,528)

Penambahan (penurunan) pinjaman bank melaluiPelunasan hutang dagang 11,170,526,502 - Kerugian (keuntungan) selisih kurs yang belum terealisasi 3,471,241,259 (1,247,808,079)

Penambahan (penurunan) hutang sewa pembiayaan melalui Kerugian (keuntungan) selisih kurs yang belum terealisasi 1,543,768,202 (1,083,116,367)

Penambahan hutang sewa pembiayaan melalui Pembiayaan langsung - 14,628,304,855

Penambahan hutang dividen yang belum dibayarkan tahun ini 12,420,000,000 -

6

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT)

7

1. U M U M

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Berlina Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 dan perubahan yang terakhir Undang-undang No. 25 tahun 2007, berdasarkan akta No. 35 tanggal 18 Agustus 1969 dari Julian Nimrod Siregar Gelar Mangaradja Namora S.H, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A. 5/423/18 tanggal 12 Desember 1973 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1977. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris No. 14 tanggal 4 Juli 2008 dari Dyah Ambarwaty Setyoso. S.H, notaris di Surabaya. Mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU-93754.AH.01.02. tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 serta diumumkan dalam lembaran Berita Negara No. 92 tanggal 16 Nopember 2010. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Tifa Lt. 5, JI. Kuningan Barat 26, Jakarta Selatan. Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 24 Juni 2011, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kantor pusat Perusahaan dipindahkan ke Jl. Jababeka Raya Blok E No. 12-17, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Perusahaan mempunyai pabrik yang berlokasi di Pandaan (Jawa Timur), Tangerang (Banten) dan Cikarang (Jawa Barat). Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri plastik dan industri lainnya yang menggunakan bahan pokok plastik dan fiber glass. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1970. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri. Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 648 karyawan untuk tahun 2012 dan 685 karyawan untuk tahun 2011. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) yang dimiliki PT. Dwi Satrya Utama. Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tertanggal 21 Juni 2012 dan 19 Nopember 2010 yang mana telah di notarialkan oleh Notaris Dyah Guntari, SH masing-masing dengan akte No. 32 dan No. 8, maka susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Presiden Komisaris : Lisjanto Tjiptobiantoro Lisjanto TjiptobiantoroKomisaris : Oei Han Tjhim Oei Han Tjhim

Komisaris Independen : Tjipto Surjanto Tjipto SurjantoAntonius Hanifah Komala Antonius Hanifah Komala

Presiden Direktur : Lim Eng Khim Lim Eng KhimDirektur : Lukman Sidharta Lukman Sidharta

Jonny Wijaya Lioe Cu Ling Pada tanggal 6 Oktober 2011, Lioe Cu Ling telah mengundurkan diri sebagai Direktur Perusahaan.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

8

1. U M U M (Lanjutan) Pada tanggal 19 Juni 2009, Dewan Komisaris telah menyetujui pembentukan Komite Audit. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, susunan Komite Audit sebagai berikut :

2012 2011

Ketua : Tjipto Surjanto Tjipto SurjantoAnggota : Oei Wahyu Soetjahya Kusuma Rudy Kurniawan

Hady Maria Sari Liana

Pada tanggal 31 Agustus 2010, Rudy Kurniawan telah mengundurkan diri sebagai anggota Komite Audit Perusahaan dan telah digantikan oleh Oei Wahyu Soetjahya Kusuma. Pada tanggal 1 April 2011, Maria Sari Liana telah mengundurkan diri sebagai anggota Komite Audit Perusahaan dan telah digantikan oleh Hady.

b. Entitas Anak Perusahaan memiliki saham Entitas Anak sebagai berikut :

TahunOperasi Persentase

Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Komersial Pemilikan Jumlah Aset Sebelum Eliminasi2012 2011 30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp RpPT Lamipak Primula Sidoarjo, Jawa Industri laminasi plastik 1986 70% 70% 159,836,867,736 146,194,297,196

Indonesia (LPI) Timur dan kemasan

Hefei Paragon Plastic Hefei, China Industri botol & cap plastik 2004 100% 100% 222,245,808,455 171,948,059,930 Packaging Co. Ltd. (HPPP) dan sikat gigi

Berlina Singapore Pte. Ltd. Singapura, Industri plastik dan - 100% 100% 128,649,628 149,071,082 (BPL) Singapura perdagangan umum

Pada tanggal 20 Januari 2009, Perusahaan mendirikan Berlina Pte Ltd. Singapura (BPL) dengan kepemilikan 100%.

c. Penawaran Umum Saham Perusahaan

Saham Pada tanggal 12 September 1989, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dengan suratnya No. SI-048/SHM/MK-10/1989, untuk melakukan penawaran umum atas saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 15 Nopember 1989 saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 21 Juni 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. 0154/PM/1993, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 17.250.000 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Juli 1993. Pada tanggal 7 Agustus 2008, Perusahaan menetapkan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 250 per saham. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, seluruh saham Perusahaan sejumlah 138.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

9

2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN RE VISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan

Pada tahun berjalan, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011: • PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan • PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas • PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim • PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan

Tersendiri • PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi • PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi • PSAK 8 (revisi 2010): Peristiwa Setelah Periode Pelaporan • PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama • PSAK 15 (revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi • PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud • PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis • PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan • PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan

Kesalahan • PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset • PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi • PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang

Dihentikan • ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus • ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna Operasi, Restorasi, dan Liabilitas

Serupa • ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan • ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik • ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer • ISAK 14: Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web • ISAK 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012: • PSAK No. 10 (Revisi 2010): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing • PSAK No. 13: Properti Investasi • PSAK No. 16: Aset Tetap • PSAK No. 24 (Revisi 2010): Imbalan Kerja • PSAK No. 26: Biaya Pinjaman • PSAK No. 28: Akuntansi Asuransi Kerugian • PSAK No. 30: Sewa • PSAK No. 33: Aktivitas Pengelupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

pada Pertambangan Umum • PSAK No. 34 (Revisi 2010): Akuntansi Kontrak Konstruksi • PSAK No. 46 (Revisi 2010): Akuntansi Pajak Penghasilan • PSAK No. 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan:Penyajian

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

10

2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN RE VISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) (Lan jutan) b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan (Lanjutan)

• PSAK No. 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran • PSAK No. 56: Laba per Saham • PSAK No. 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan • PSAK No. 62: Kontrak Asuransi • PSAK No. 64: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral • ISAK No. 15: Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan

Interaksinya • ISAK No. 16: Perjanjian Konsesi Jasa • ISAK No. 20: Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para

Pemegang Saham • ISAK No. 22: Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan • ISAK No. 23: Sewa Operasi – Insentif • ISAK No. 24: Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk

Legal Sewa • ISAK No.25: Hak atas Tanah • ISAK No. 26: Penilaian Ulang Derivative Melekat • PPSAK No.11: Pencabutan PSAK No.39 (Akuntansi Kerjasama Operasi) Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards). Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasian.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah seperti dijabarkan di bawah ini: a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun sesuai dengan menggunakan prinsip dan praktek pelaporan akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G7. tanggal 13 Maret 2000, dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bapepam bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp), dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct-method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

11

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:

- Nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian.

- Jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (Entitas Anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak lebih dari 50% hak suara. Pada saat akuisisi, aset dan liabilitas Entitas Anak diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan mengunakan metode garis lurus selama 10-20 tahun karena aset Entitas Anak dapat memberikan manfaat kepada Perusahaan selama masa tersebut. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 (Revisi 2010) “Kombinasi bisnis”, goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011 untuk dihentikan amortisasinya sejak awal tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Kepentingan nonpengendali (dahulu disebut Hak minoritas) terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas yang melibihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan. Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan Entitas Anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan. Seluruh transaksi, saldo, penghasilan dan beban antar perusahaan dieliminasi saat konsolidasi.

c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan LPI, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal Laporan Posisi Keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

12

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing (Lanjutan)

Pembukuan HPPP diselenggarakan dalam mata uang Renminbi China (Rmb) dan BPL dalam mata uang Dolar Singapura (SGD). Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas HPPP dan BPL pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (dahulu neraca) dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal Laporan Posisi Keuangan. Penambahan dan pelepasan aset tetap dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata pada tahun yang bersangkutan. Penyesuaian selisih kurs karena penjabaran tersebut disajikan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lainnya dan komponen ekuitas lainnya.

d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Dalam menjalankan aktivitas operasinya, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang berelasi sebagai berikut:

1) Perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

2) Perusahaan asosiasi;

3) Perorangan yang memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu

kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan pelapor);

4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab

untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan pelapor, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan pelapor.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.

e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Efektif mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pegukuran”, yang menggantikan PSAK 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

13

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) PSAK 50 (Revisi 2006), berisi persyaratan penyajian dari instrument keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrument keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. SAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrument keuangan pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. 1. Aset Keuangan

Pengakuan awal

Aset keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVPL), pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM), atau aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS), mana yang sesuai.

Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode keuangan.

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada FVPL, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi kas dan setara kas, piutang lainnya dan aset keuangan lancar dan tidak lancar lainnya.

Pengakuan setelah pengakuan awal

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

- Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai harga di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate). Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi.

Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, piutang pihak berelasi, aset keuangan lancar lainnya, piutang jangka panjang dan aset keuangan tidak lancar lainnya Perusahaan termasuk dalam kategori ini.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

14

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

2. Liabilitas Keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrument lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar FVPL dan, dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi hutang bank, hutang usaha, hutang pajak, hutang pembelian aset tetap dan hutang lainnya, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang, hutang pihak berelasi, instrumen keuangan derivatif dan liabilitas keuangan lancar dan tidak lancar lainnya. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut : - Pinjaman dan hutang

Setelah pengakuan awal, pinjaman dan hutang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

3. Saling hapus dari instrument keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam Laporan Posisi Keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.

4. Nilai wajar instrument keuangan Nilai wajar instrument keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s length market transactions); penggunaan nilai wajar terkini instrument lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain. Penyesuaian Risiko Kredit Perusahaan dan Entitas Anak menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan dan Entitas Anak terkait dengan instrument harus diperhitungkan.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

15

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan Amortisasi atas biaya perolehan dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premi atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

6. Penurunan nilai dari aset keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. - Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan secara kolektif. Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan dan piutang yang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan penyisihan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan dan Entitas Anak. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika penghapusan kemudian dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

16

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan

Aset Keuangan

Aset keuangan (atau nama yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal

dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian “pass-through”; dan baik (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.

Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi.

f. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, cerukan (bank overdraft) dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

g. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

h. Investasi

Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Efek yang tersedia untuk dijual yang dimiliki sementara disajikan sebagai investasi sementara. Untuk menghitung laba atau rugi komprehensif konsolidasian yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

17

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

i. Piutang Usaha

Piutang usaha disajikan sebesar jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.

j. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelahaan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

k. Persediaan

Efektif tanggal 1 Januari 2009, PSAK No. 14 (Revisi 2008) atas “Persediaan” menggantikan PSAK No. 14 (1994). Berdasarkan PSAK No.14 tersebut, Barang jadi, bahan baku dan supplies dan pekerjaan dalam proses diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Harga perolehan barang jadi dan pekerjaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya-biaya langsung lainnya dan biaya overhead yang terkait dengan produksi (berdasarkan kapasitas operasi normal). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode masuk pertama keluar pertama, sedangkan HPPP (Entitas Anak) menggunakan metode rata-rata tertimbang.

l. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

m. Aset Tetap - Pemilikan Langsung

Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Perusahaan dan Entitas Anak yang telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih model biaya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2007) diterbitkan. Seluruh saldo selisih nilai revaluasi aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam posisi keuangan konsolidasian sebesar Rp 43.680.800 telah direklasifikasi ke saldo laba konsolidasian pada tahun 2008.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

18

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

m. Aset Tetap - Pemilikan Langsung (Lanjutan)

Perusahaan

Aset tetap, kecuali tanah, digolongkan dan disusutkan dengan menggunakan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :

Masa Metode Persentase

Golongan Manfaat Penyusutan Penyusutan

Bangunan 20 tahun Garis lurus 5%Bukan bangunan : Golongan I Tidak lebih dari 4 tahun Saldo menurun ganda 50%

(double declining balance method) Golongan II 4-8 tahun Saldo menurun ganda 25% (double declining balance

method) Golongan III 8-16 tahun Saldo menurun ganda 12,5%

(double declining balancemethod)

Entitas Anak

Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :

Tahun Bangunan dan prasarana 20 Mesin dan peralatan 2 - 10 Inventaris dan peralatan kantor 3 - 5 Kendaraan 2 - 5

Entitas Anak (HPPP), tanah disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus selama 50 tahun. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

19

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

n. Sewa

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa pembiayaan diakui dengan menggunakan metode financial lease jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut :

1) Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa pembiayaan

pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.

2) Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa pembiayaan beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa pembiayaan.

3) Masa sewa pembiayaan minimum dua tahun.

Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan dasar garis lurus selama masa sewa pembiayaan.

Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” menggantikan PSAK No. 30 (1990) ”Akuntansi Sewa pembiayaan”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan mengakui aset dan liabilitas dalam posisi keuangan konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Dalam sewa operasi, Perusahaan dan Entitas Anak mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

Transaksi jual dan sewa-balik harus diperlakukan sebagai 2 (dua) transaksi yang terpisah. Selisih lebih antara harga jual dan nilai tercatat aset harus diakui sebagai keuntungan atau kerugian selama periode berjalan jika sewa-balik adalah sewa operasi. Apabila sewa-balik adalah sewa pembiayaan, keuntungan ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa atau jika kerugian akan diakui pada periode berjalan.

Pada saat penerapan PSAK revisi ini, Perusahaan memilih untuk menerapkan PSAK revisi ini secara prospektif. Perusahaan menentukan saldo yang terkait dengan transaksi sewa pembiayaan yang sudah ada sebelum tanggal 1 Januari 2008 telah tepat.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

20

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan diakui pada saat penyerahan barang dan hak kepemilikannya berpindah kepada pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).

p. Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan dan Entitas Anak (LPI) memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Pendanaan untuk imbalan ini dilakukan melalui sebuah perusahaan asuransi.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian akturial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garus lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program.

q. Pajak Penghasilan

Beban Pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

21

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

r. Laba (Rugi) per Saham Dasar

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

s. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Bentuk pelaporan segmen adalah segmen operasi yang disajikan secara terpisah mengenai informasi tentang produk dan jasa, wilayah geografis, dan pelanggan utama.

Segmen operasi adalah komponen perusahaan: 1. Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan

menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

2. Hasil operasinya dikaji secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

3. Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

4. KAS DAN SETARA KAS

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

Kas 204,022,637 218,854,744

BankRupiah

Deutsche Bank AG 18,227,173,852 6,629,526,667 PT Bank Central Asia, Tbk. 4,935,712,276 3,958,999,988 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,

Indonesia 3,626,933,840 5,597,606,254 PT Bank Mandiri, Tbk. 298,967,763 660,060,563 PT Bank CIMB Niaga, Tbk 469,190,852 711,414,029 PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese

Banking Corporation - Indonesia) 77,955,100 96,252,103 PT Bank DBS Indonesia 80,563,696 80,599,696

Dilanjutkan 27,716,497,379 17,734,459,300

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

22

4. KAS DAN SETARA KAS (LANJUTAN)

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

Dilanjutkan 27,716,497,379 17,734,459,300

Dollar ASThe Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,

Cina 2,215,949,956 242,548,687 Bank International Ningbo 1,352,000,168 6,612,920 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,

Indonesia 1,091,869,049 987,769,714 Deutsche Bank AG 502,443,792 310,909,347 PT Bank Mandiri, Tbk. - Indonesia 425,654,654 221,583,925 PT Bank CIMB Niaga, Tbk 146,259,715 210,091,776 PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese

Banking Corporation - Indonesia) 141,302,149 104,743,471 PT Bank Mandiri, Tbk. - Cina (Cabang Shanghai) 94,726,688 -Overseas Chinese Banking Corporation Limited - Singapore 79,727,346 74,986,757 PT Bank DBS Indonesia 54,035,147 51,722,058 Industrial and Commercial Bank of China - Cina - 110,081

Renminbi CinaCitibank N.A. 6,777,302,445 3,531,323,408 Industrial and Commercial Bank of China - Cina 5,926,283,411 10,581,665,722 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,

Cina 338,940,918 4,814,906,150 Hui Shang Bank 1,632,177 38,383,923

Dollar SingapuraOverseas Chinese Banking Corporation Limited - Singapore 44,473,138 74,084,326

EuroThe Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,

Indonesia 10,333,948 167,667,525

Jumlah Bank 46,919,432,080 39,153,569,090

Deposito BerjangkaRenminbi Cina

Industrial and Commercial Bank of China - Indonesia - 144,873,228

Jumlah Deposito Berjangka - 144,873,228

Jumlah Kas dan Setara Kas 47,123,454,717 39,517,297,062

Tingkat suku bunga per tahun Deposito BerjangkaRenminbi Cina - 0.65%

Tidak terdapat saldo kas dan setara kas kepada pihak berelasi.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

23

5. INVESTASI SEMENTARA

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

Investasi melalui manajer investasi 3,636,089,808 3,250,600,416 Investasi langsung 1,685,263,564 1,668,682,325

Jumlah 5,321,353,372 4,919,282,741

Investasi melalui Manajer Investasi Merupakan investasi yang dilakukan melalui manajer investasi sebagai berikut :

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

PerusahaanPT Samuel Sekuritas Indonesia 2,609,518,264 2,589,231,466 PT Lautandhana Securindo 381,244,295 1,058,530

Entitas Anak (LPI)PT Lautandhana Securindo - 380,153,170

Jumlah 2,990,762,559 2,970,443,166 Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi 645,327,249 280,157,250

Jumlah 3,636,089,808 3,250,600,416

Perusahaan dan LPI menunjuk PT Samuel Aset Manajemen sebagai manajer investasi dengan wewenang penuh pada obligasi Surat Utang Negara dan saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Masa investasi adalah satu (1) tahun dan diperpanjang kembali secara otomatis, kecuali bila ada pembatalan secara tertulis oleh Perusahaan dan LPI (Entitas Anak). Pada tahun 2011, Perusahaan dan LPI telah menghentikan kerjasama dengan PT Samuel Aset Manajemen. Pada tahun 2009, Perusahaan dan LPI menunjuk PT Lautandhana Securindo untuk mengelola dana dalam bidang investasi surat berharga di pasar modal. Pada tahun 2010, Perusahaan menunjuk PT Samuel Sekuritas Indonesia sebagai manajer investasi dengan wewenang penuh pada obligasi Surat Utang Negara dan saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Masa investasi adalah satu (1) tahun dan diperpanjang kembali secara otomatis, kecuali bila ada pembatalan secara tertulis oleh Perusahaan. Investasi Langsung

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

Entitas Anak (LPI)Obligasi

Obligasi NISP Subordinasi II tahun 2008 1,000,000,000 1,000,000,000

ReksadanaDBS Investec GEF 948,000,000 906,800,000

Jumlah 1,948,000,000 1,906,800,000 Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi (262,736,436) (238,117,675)

Nilai wajar 1,685,263,564 1,668,682,325

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

24

5. INVESTASI SEMENTARA (LANJUTAN) Mutasi keuntungan pemilikan efek yang belum direalisasi :

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

Saldo awal 42,039,575 (248,306,766) Keuntungan (kerugian) bersih nilai efek 340,551,238 290,346,341

Saldo akhir 382,590,813 42,039,575

6. PIUTANG USAHA

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

a. Berdasarkan pelanggan:Pihak ketiga

Pelanggan dalam negeri 120,036,372,188 118,933,564,320 Pelanggan luar negeri 13,225,273,622 14,040,146,109

Jumlah 133,261,645,810 132,973,710,429 Penyisihan piutang ragu-ragu - (52,432,333)

Jumlah - bersih 133,261,645,810 132,921,278,096

b. Berdasarkan umur (hari):Belum jatuh tempo 102,317,172,242 106,434,800,612 Sudah jatuh tempo

1 s/d 30 hari 17,965,916,947 16,362,502,396 31 s/d 60 hari 6,280,070,196 5,663,638,675 61 s/d 90 hari 2,002,844,717 2,985,452,611 > 90 hari 4,695,641,708 1,527,316,135

Jumlah 133,261,645,810 132,973,710,429 Penyisihan piutang ragu-ragu - (52,432,333)

Jumlah - bersih 133,261,645,810 132,921,278,096

c. Berdasarkan mata uang:Rupiah 119,776,105,426 118,815,135,823 Renminbi Cina 11,774,762,516 13,602,669,778 Dollar AS 1,460,848,962 555,904,828 Euro 249,928,906 -

Jumlah 133,261,645,810 132,973,710,429 Penyisihan piutang ragu-ragu - (52,432,333)

Jumlah - bersih 133,261,645,810 132,921,278,096

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu

Saldo awal 52,432,333 -Penghapusan (52,432,333) -Penambahan - 52,432,333

Saldo akhir - 52,432,333

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

25

6. PIUTANG USAHA (LANJUTAN) Perusahaan tidak memiliki piutang usaha kepada pihak berelasi. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut diatas dapat ditagih sehingga tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha. Sebagian piutang Perusahaan dan Entitas Anak digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas hutang bank yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia. PT. Mandiri (Persero), Tbk, (Catatan 14), Citibank N.A., China dan Deutsche Bank AG (Catatan 33e).

7. PIUTANG LAIN-LAIN

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

Piutang karyawan 763,194,039 153,154,846 Piutang klaim 123,090,736 -Piutang rebate pemasok 94,572,726 -Piutang klaim asuransi 30,165,277 47,739,111 Piutang uang muka mould - 122,500,000 Piutang lainnya 5,719,723,960 10,202,778,970

Jumlah 6,730,746,738 10,526,172,927

Perusahaan tidak memiliki piutang lain-lain kepada pihak berelasi. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang lain-lain tersebut diatas dapat ditagih sehingga tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang lain-lain.

8. PERSEDIAAN

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

Bahan baku 28,619,425,839 26,876,068,397 Barang jadi 23,766,204,037 25,729,694,405 Bahan pembantu dan pembungkus 20,437,485,276 11,577,277,768 Barang teknik, bahan bakar dan mould 17,179,060,410 14,655,250,031 Barang dalam proses 16,143,022,245 15,215,089,021 Barang dalam perjalanan 2,038,714,191 333,271,155 Dikurangi:

Penyisihan penurunan nilai persediaan - (823,442,172)

Jumlah - bersih 108,183,911,998 93,563,208,605

Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan

Saldo awal 823,442,172 115,000,000 Penghapusan (1,289,727,475) (115,000,000) Penambahan 466,285,303 823,442,172

Saldo akhir - 823,442,172

Sebagian persediaan di atas, milik HPPP masing-masing sebesar Rp 28.515.882.336 untuk tahun 2012 dan Rp 22.567.516.958 tahun 2011, ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

26

8. PERSEDIAAN (LANJUTAN) Seluruh persediaan milik Perusahaan dan Entitas Anak telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan rata-rata sebesar Rp 66.289.727.858 dan Rmb 6.000.000 untuk tahun 2012 dan Rp 67.180.394.104 dan Rmb 5.000.000 untuk tahun 2011, yang merupakan 75% dari nilai rata-rata persediaan dan akan disesuaikan setiap akhir tahun berdasarkan nilai persediaan aktual. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan dan Entitas Anak. Sebagian persediaan Perusahaan dan Entitas Anak digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas hutang bank yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, dan PT OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation Indonesia) (Catatan 14).

9. PAJAK DIBAYAR DIMUKA

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

Entitas Anak:Pajak Pertambahan Nilai 3,106,513,082 291,841,944

Jumlah 3,106,513,082 291,841,944

10. PIUTANG PADA PIHAK YANG BERELASI

Merupakan piutang kepada PT Samolin Surya (SS) sejak tahun 1989 yang timbul dari pemberian pinjaman modal kerja dan pembayaran biaya terlebih dahulu. Piutang tersebut tidak dikenakan bunga serta tanpa jaminan dan tidak ditentukan jadual pengembaliannya (Catatan 30). Rincian Piutang adalah sebagai berikut :

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

PT Samolin Surya 5,257,835,048 5,257,835,048 Dikurangi:

Penyisihan piutang ragu-ragu (3,003,135,047) (3,003,135,047)

Jumlah - bersih 2,254,700,001 2,254,700,001

Mutasi penyisihan piutang ragu-raguSaldo awal 3,003,135,047 3,003,135,047 Penambahan penyisihan - -

Saldo akhir 3,003,135,047 3,003,135,047

Perusahaan juga mempunyai penyertaan saham pada SS sejumlah 48% dengan harga perolehan sebesar Rp 360.000.000, yang telah bersaldo nihil karena investasinya telah mengalami akumulasi kerugian di atas biaya perolehannya. Saat ini manajemen Perusahaan (sebagai pemegang saham SS) sedang mempelajari berbagai alternatif yang tepat untuk menyelesaikan piutang SS. Adapun aset tetap SS saat ini yang berupa tanah, bangunan, mesin dan kendaraan telah dikuasai oleh Perusahaan.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

27

10. PIUTANG PADA PIHAK YANG BERELASI (LANJUTAN) Piutang kepada PT Samolin Surya (SS) merupakan piutang yang timbul sejak tahun 1989 sehubungan dengan pemberian pinjaman modal kerja dan pembayaran beban terlebih dahulu. Piutang tersebut tidak dikenakan bunga sejak tahun 2002 serta tanpa jaminan dan tidak ditentukan jadual pengembaliannya. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

11. ASET TETAP

Selisih kurspenjabaran laporan

1 Januari 2012 Penambahan Pengurangan keuangan Reklasifikasi 30 Juni 2012Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan:Pemilikan langsung

Hak atas tanah 34,589,453,000 - - 735,644,120 - 35,325,097,120 Bangunan dan prasarana 56,551,590,714 1,819,705,102 - 1,149,868,825 1,648,520,499 61,169,685,140 Mesin dan perlengkapan 402,693,710,959 36,056,127,066 (16,121,098,320) 4,361,604,328 25,341,851,904 452,332,195,937 Kendaraan bermotor 3,993,089,461 - - 20,649,040 26,800,000 4,040,538,501 Inventaris dan peralatan

kantor 37,880,175,922 703,985,725 (7,070,187) 88,072,026 267,886,500 38,933,049,986 Aset sewa pembiayaan

Mesin dan perlengkapan 66,021,982,713 15,651,575,000 - - (2,128,978,100) 79,544,579,613 Kendaraan bermotor 404,359,640 - - - - 404,359,640 Inventaris dan peralatan

kantor 43,770,708 - - - (13,970,000) 29,800,708 Aset dalam penyelesaian

Bangunan dan prasarana 14,716,245,464 13,121,488,911 - 829,494,126 (1,305,112,964) 27,362,115,537 Mesin dan perlengkapan 29,693,262,635 4,764,566,208 (54,103,467) 188,096 (23,532,178,393) 10,871,735,079 Inventaris dan peralatan

kantor 376,608,445 20,007,003 - - (304,819,446) 91,796,002

Jumlah 646,964,249,661 72,137,455,015 (16,182,271,974) 7,185,520,561 - 710,104,953,263

Akumulasi penyusutan:Pemilikan langsung

Hak atas tanah 266,096,395 180,160,735 - 15,627,877 - 461,885,007 Bangunan dan prasarana 13,549,321,680 1,327,048,480 - 54,159,932 - 14,930,530,092 Mesin dan perlengkapan 249,559,345,409 14,901,101,753 (804,408,003) 1,941,560,779 1,109,980,035 266,707,579,973 Kendaraan bermotor 3,447,607,528 102,211,279 - 13,437,921 - 3,563,256,728 Inventaris dan peralatan

kantor 28,372,001,736 1,360,876,146 (6,363,168) 29,309,728 37,960,162 29,793,784,604 Aset sewa pembiayaan

Mesin dan perlengkapan 15,798,393,903 3,696,985,501 - - (1,109,980,035) 18,385,399,369 Kendaraan bermotor 88,311,278 50,544,954 - - - 138,856,232 Inventaris dan peralatan

kantor 35,264,004 2,696,158 - - (37,960,162) -

Jumlah 311,116,341,933 21,621,625,006 (810,771,171) 2,054,096,237 - 333,981,292,005

Jumlah tercatat 335,847,907,728 376,123,661,258

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

28

11. ASET TETAP (LANJUTAN)

Selisih kurspenjabaran laporan

1 Januari 2011 Penambahan Pengurangan keuangan Reklasifikasi 31 Desember 2011Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan:Pemilikan langsung

Hak atas tanah 16,849,693,313 3,730,396,829 - 1,117,664,786 12,891,698,072 34,589,453,000 Bangunan dan prasarana 26,088,488,425 15,021,400,436 - 1,701,776,098 13,739,925,755 56,551,590,714 Mesin dan perlengkapan 362,018,433,759 57,658,214,233 (372,150,306) 5,510,873,253 (22,121,659,980) 402,693,710,959 Kendaraan bermotor 4,636,612,786 186,764,872 (858,636,671) 28,348,474 - 3,993,089,461 Inventaris dan peralatan

kantor 32,615,062,218 5,145,518,366 (90,007,125) 133,190,516 76,411,947 37,880,175,922 Aset sewa

Mesin dan perlengkapan 37,590,421,889 - - - 28,431,560,824 66,021,982,713 Kendaraan bermotor - 404,359,640 - - - 404,359,640 Inventaris dan peralatan

kantor 81,464,520 - - - (37,693,812) 43,770,708 Aset dalam penyelesaian

Bangunan dan prasarana 26,650,323,827 14,188,717,893 - 508,827,571 (26,631,623,827) 14,716,245,464 Mesin dan perlengkapan 9,386,298,797 27,166,158,563 (549,293,881) - (6,309,900,844) 29,693,262,635 Inventaris dan peralatan

kantor 210,630,135 204,696,445 - - (38,718,135) 376,608,445

Jumlah 516,127,429,669 123,706,227,277 (1,870,087,983) 9,000,680,698 - 646,964,249,661

Akumulasi penyusutan:Pemilikan langsung

Hak atas tanah - 251,453,784 - 14,642,611 - 266,096,395 Bangunan dan prasarana 11,362,162,877 2,136,983,898 - 50,174,905 - 13,549,321,680 Mesin dan perlengkapan 220,080,868,367 29,530,874,124 (372,150,306) 2,467,241,449 (2,147,488,225) 249,559,345,409 Kendaraan bermotor 3,904,986,102 186,450,498 (660,887,915) 17,058,843 - 3,447,607,528 Inventaris dan peralatan

kantor 25,989,753,369 2,401,147,670 (90,007,125) 38,125,734 32,982,088 28,372,001,736 Aset sewa

Mesin dan perlengkapan 7,889,776,517 5,761,129,161 - - 2,147,488,225 15,798,393,903 Kendaraan bermotor - 88,311,278 - - - 88,311,278 Inventaris dan peralatan

kantor 53,917,578 14,328,514 - - (32,982,088) 35,264,004

Jumlah 269,281,464,810 40,370,678,927 (1,123,045,346) 2,587,243,542 - 311,116,341,933

Jumlah tercatat 246,845,964,859 335,847,907,728

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut :

30 Juni 2012 30 Juni 2011Rp Rp

Pemilikan langsung:Biaya pabrikasi 17,137,022,068 16,494,497,957 Beban usaha 734,376,326 517,156,623

Aset sewa guna usaha:Biaya pabrikasi 3,697,378,163 2,629,006,342 Beban usaha 52,848,449 44,301,024

Jumlah 21,621,625,006 19,684,961,946

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

29

11. ASET TETAP (LANJUTAN) Penjualan aset tetap sebagai berikut:

30 Juni 2012 30 Juni 2011Rp Rp

a. Penjualan aset tetapHarga perolehan aset tetap 7,070,187 893,257,125 Akumulasi penyusutan aset tetap (6,363,168) (695,508,369) Nilai tercatat 707,019 197,748,756 Harga jual 684,454 251,010,909

Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap (22,565) 53,262,153

b. Penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembaliHarga perolehan aset tetap 6,935,585,258 -Akumulasi penyusutan aset tetap (427,453,605) -Nilai tercatat 6,508,131,653 -Harga jual 6,499,440,000 -

Kerugian atas transaksi penjualan aset tetapdan disewagunausahakan kembali (8,691,653) -

Harga perolehan aset tetap 9,185,513,062 -Akumulasi penyusutan aset tetap (376,954,398) -Nilai tercatat 8,808,558,664 -Harga jual 9,152,135,000 -

Kerugian atas transaksi penjualan aset tetapdan disewagunausahakan kembali 343,576,336 -

Mesin dan perlengkapan dalam penyelesaian sedang dalam tahap instalasi yang dimiliki oleh Perusahaan dan diperkirakan akan selesai sekitar kuartal 3 dan 4 tahun 2012. Pada tanggal 30 Juni 2012 tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian tersebut rata-rata sekitar 30% - 70%. Pada tanggal 30 Juni 2012, sebagian aset tetap Perusahaan dan Entitas Anak berupa tanah dan bangunan, mesin, dan peralatan digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas hutang bank yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia; The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Cina; PT Bank Mandiri (Persero), Tbk; PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation Indonesia); dan Bank International Ningbo, China (Catatan 14). Sebagian Aset sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan untuk hutang sewa pembiayaan yang diperoleh dari PT Chandra Sakti Utama Leasing, PT Orix Finance Indonesia, PT Astra Internasional, dan PT Tifa Finance (Catatan 18). Pada tahun 2012, Perusahaan melakukan sewa pembiayaan aset tetap yang dijual dan disewagunausahakan kembali dengan PT Orix Finance Indonesia (Catatan 17 dan 18). Perusahaan dan Entitas Anak (LPI dan HPPP) memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Pandaan, Tangerang, Cikarang, Sidoarjo (Indonesia) dan Hefei (China) dengan Hak Legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2013 sampai dengan 2034 (Indonesia) dan Hak Guna Tanah yang berjangka 50 (lima puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2059 (Cina). Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti yang memadai. Aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 50.283.816.354, US$ 52.267.350, dan Rmb 125.311.286 untuk tahun 2012; dan Rp 46.991.829.173, US$ 62.469.575 dan Rmb 79.943.855 untuk tahun 2011.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

30

11. ASET TETAP (LANJUTAN) Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan atas nilai tercatat aset tetap tersebut.

12. GOODWILL - BERSIH Akun ini merupakan selisih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset bersih LPI (Entitas Anak) (Catatan 1b dan 3b).

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 (Revisi 2010) “Kombinasi bisnis”, goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011 untuk dihentikan amortisasinya sejak awal tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, total akumulasi amortisasi goodwill masing-masing sebesar Rp 10.280.845.796, dengan nilai perolehan sebesar Rp 11.878.145.205, sehingga nilai tercatat goodwill adalah sebesar Rp 1.597.299.409.

13. HUTANG PEMBELIAN ASET

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

Combitool Ltd 10,809,029,000 10,599,671,500 Magic MP S.P.A 10,164,246,935 -Uniloy Milacron Germany Gmbh 9,946,444,172 -Kai Mei Plastic Machinery Co., Ltd. 5,186,858,760 9,002,057,504 Taiyo Kikai Ltd 3,993,847,550 3,899,473,163 ARBURG GmbH + Co KG 3,545,077,476 3,977,168,118 KraussMaffei Technologies GmbH 1,376,797,633 892,163,240 BEKUM Maschinenfabriken GmbH - 10,927,351,577 Ateliers Francois S.A. - 876,901,800 Sodick Singapore Pte., Ltd. - 768,059,600 Lain-lain (dibawah Rp 300 juta) 238,293,293 905,281,993

Jumlah 45,260,594,819 41,848,128,495

Perusahaan dan Entitas Anak (LPI dan HPPP) melakukan pembelian sebagian besar mesin dengan menggunakan fasilitas Letter of Credit (L/C) yang akan jatuh tempo dalam waktu 180 sampai dengan 720 hari. Perusahaan dan LPI menggunakan hutang sewa pembiayaan untuk membiayai sebagian besar pembayaran L/C untuk pembelian mesin yang telah jatuh tempo (Catatan 18).

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

31

14. HUTANG BANK

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

Hutang jangka pendekPerusahaan:

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia 24,891,638,672 27,189,522,652

PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation, Indonesia) 13,820,376,288 17,959,413,859

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. 6,196,104,300 6,032,029,022

Entitas Anak:The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,

Cina 11,445,794,302 19,903,582,800 Bank International Ningbo 5,358,247,680 4,298,396,580 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,

Indonesia - 4,689,410,872

Jumlah 61,712,161,242 80,072,355,785

Hutang jangka panjangPerusahaan:

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. 94,500,000,000 70,200,000,000 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,

Indonesia 16,179,199,368 18,468,493,533

Bagian jatuh tempo dalam satu tahun (44,691,199,368) (32,105,280,804)

Bagian jangka panjang 65,988,000,000 56,563,212,729

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Pada tanggal 23 Maret 2011, Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk untuk pembiayaan kembali seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Fasilitas yang diperoleh Perusahaan antara lain: • Pinjaman Modal Kerja Revolving sebesar Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun; • Kredit Investasi 1 sebesar Rp 87.750.000.000, yang jatuh tempo pada 19 Desember 2014; • Kredit Investasi 2 – untuk pembiayaan belanja modal sebesar Rp 25.000.000.000 dengan

jangka waktu 6 tahun; • Kredit Investasi 3 dan Letter of Credit (L/C) pembelian mesin sebesar Rp 37.000.000.000

(atau setara dalam mata uang US$) dengan jangka waktu 6 tahun; • Fasilitas L/C (sublimit T/R) pembelian bahan baku sebesar US$ 1.500.000 dengan jangka

waktu 1 tahun; • Fasilitas Treasuri sebesar US$ 130.000 dengan jangka waktu 1 tahun; dan • Fasilitas Kartu Kredit Perusahaan dengan limit Rp 1.000.000.000. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan sebagai berikut, terkecuali untuk fasilitas Kredit Investasi 2 dan 3 akan dijamin dengan mesin atau aset yang dibiayai: • Piutang Usaha sebesar Rp 33.000.000.000 (Catatan 6); • Persediaan sebesar Rp 14.500.000.000 (Catatan 8); • Mesin dan peralatan yang berlokasi di Pandaan dan Tangerang (Catatan 11); • Tanah dan bangunan (Catatan 11)

- SHGB No. 175, berlokasi di Desa Tawangrejo, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur seluas 58.305 m2 atas nama PT Berlina, Tbk

- SHGB No. 53, berlokasi di Desa Wangun Harja, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat seluas 39.915 m2 atas nama PT Berlina,Tbk; Dan

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

32

14. HUTANG BANK (LANJUTAN) PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. (Lanjutan) Pada tanggal 16 Maret 2012, Perusahaan telah memperoleh perpanjangan dan fasilitas pinjaman baru dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk sebagai berikut: • Pinjaman Modal Kerja Revolving sebesar Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun; • L/C (sublimit T/R) pembelian bahan baku sebesar US$ 2.500.000 dengan jangka waktu 1

tahun; • L/C untuk pembelian mesin dan tooling sebesar US$ 5.000.000 dengan jangka waktu hingga

22 Maret 2012; • Kredit Investasi Stand By (Baru) untuk pembiayaan mesin yang menggunakan fasilitas L/C

pembelian mesin sebesar Rp. 45.000.000.000 untuk jangka waktu 4 tahun; • Pinjaman Transaksi Khusus sebesar Rp. 36.000.000.000 untuk jangka waktu 3 tahun; dan • Fasilitas Treasuri sebesar US$ 130.000 dengan jangka waktu hingga 11 Maret 2013 Pada tanggal 30 Juni 2012, saldo pinjaman Perusahaan masing-masing sebesar Rp 58.500.000.000 untuk Pinjaman Tetap, Rp 36.000.000.000 untuk Pinjaman Transaksi Khusus, dan Rp 6.196.104.300 untuk fasilitas T/R; dan tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman Perusahaan masing-masing Rp 70.200.000.000 untuk Pinjaman Tetap, Rp 5.000.000.000 untuk Pinjaman Modal Kerja Revolving dan Rp 1.032.029.022 untuk fasilitas T/R. Hutang ini dibebankan dengan tingkat suku bunga mengambang sebesar 5,50% dan 10,50% per tahun masing-masing untuk mata uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah Indonesia. Entitas Anak Pada tanggal 5 Juni 2012, HPPP telah menandatangi perjanjian dengan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk., Cabang Shanghai, Cina, untuk pembiayaan fasilitas-fasilitas perbankan sebagai berikut: • Kredit Investasi untuk pembiayaan mesin yang menggunakan fasilitas L/C maupun T/R

pembelian mesin sebesar US$ 3.000.000 untuk jangka waktu 3 tahun; • Fasilitas sublimit L/C Kredit Investasi untuk pembelian mesin sebesar US$ 1.000.000 dengan

jangka waktu 1 tahun; • Fasilitas L/C (sublimit T/R) untuk pembelian bahan baku sebesar US$ 3.000.000 dengan jangka

waktu 1 tahun. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan sebagai berikut: • Mesin dan peralatan dengan nilai sebesar US$ 7.200.000 (Catatan 11); • Jaminan Korporasi dari Perusahaan atas seluruh fasilitas pinjaman yang dipergunakan oleh

HPPP. Sehubungan dengan perjanjian kredit tersebut, HPPP memiliki kewajiban untuk mempertahankan: • Debt Service Coverage Ratio dengan nilai minimum 1 • Debt Equity Ratio (Interest Bearing Loan) dengan nilai maximum 1,5

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

33

14. HUTANG BANK (LANJUTAN) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Indonesia (HSBC) Pada tanggal 8 Juni 2011, Perusahaan dan HSBC telah menyepakati untuk perubahan Perjanjian Fasilitas Perusahaan untuk pembiayaan kembali seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan melalui PT Bank Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) Indonesia, dimana Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas pinjaman sebagai berikut : • Limit Kombinasi Impor sebesar US$ 3.500.000 dengan jangka waktu sampai dengan

31 Desember 2012; • Pembiayaan Piutang Domestik sebesar Rp 12.500.000.000 dengan jangka waktu sampai

dengan 31 Desember 2012; • Fasilitas Cerukan (”overdraft”) sebesar Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu sampai

dengan 31 Desember 2012; • Fasilitas Treasuri sebesar US$ 500.000 dengan jangka waktu sampai dengan

31 Desember 2012; • Fasilitas Kartu Kredit Perusahaan dengan jumlah sebesar Rp 500.000.000 dengan jangka

waktu sampai dengan 31 Desember 2012; dan • Fasilitas Hutang Berjangka sebesar US$ 1.166.666,60 dengan jangka waktu sampai pada

tanggal 28 Pebruari 2013, dan sebesar US$ 1.200.000 dengan jangka waktu sampai pada tanggal 16 Juni 2014 (termasuk periode tenggang (”grace periode”) selama 1 tahun).

Fasilitas pinjaman di atas dijamin dengan: • Persediaan dan piutang usaha masing-masing sebesar US$ 1.100.000 dan US$ 1.000.000

(Catatan 8 dan 6); • Mesin sebesar US$ 2.940.000 dan Rp 4.750.000.000 (Catatan 11). • Tanah dan bangunan (Catatan 11) sebesar Rp 25.000.000.000 dengan rincian sebagai

berikut: - SHGB No. 1425, berlokasi di Desa Periuk Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kota Tangerang,

Jawa Barat seluas 12.732 m2 atas nama PT Berlina, Tbk. - SHGB No. 1427, berlokasi di Desa Periuk Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kota Tangerang,

Jawa Barat seluas 54.033 m2 atas nama PT Berlina, Tbk. - SHGB No. 2513, berlokasi di Desa Periuk Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kota Tangerang,

Jawa Barat seluas 2.120 m2 atas nama PT Berlina,Tbk; dan Sehubungan dengan perjanjian kredit. Perusahan memiliki kewajiban untuk mempertahankan : • Rasio lancar pada tingkat minimum 1 : 1 setiap saat; • Rasio Gearing pada tingkat maksimum 1,25 : 1 setiap saat; • Menyerahkan laporan manajemen setiap 6 (enam) bulan; • EBITDA terhadap beban bunga pada tingkat minimum 3 : 1; • Total external finance terhadap EBITDA maksimum 3 : 1; dan • Rasio net debt terhadap ekuitas maksimum 1,7 : 1 • Rasio EBITDA terhadap beban bunga, pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam satu

tahun, pajak, dan dividen minimum 1,25 : 1 Saldo pinjaman Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012, dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 16.179.199.368 dan Rp 18.468.493.533 untuk fasilitas hutang berjangka; Rp 24.891.638.672 dan Rp 27.189.522.652 untuk fasilitas modal kerja (pembiayaan piutang dan limit kombinasi impor).

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

34

14. HUTANG BANK (LANJUTAN)

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Indonesia (HSBC) (Lanjutan) Hutang ini dibebankan dengan tingkat suku bunga sebesar 5,40% - 5,67% dan 8.25% - 9,50% per tahun masing-masing untuk mata uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah Indonesia dengan tingkat suku bunga mengambang.

Entitas Anak Pada tanggal 27 Desember 2007, LPI menandatangani perjanjian fasilitas perbankan dengan HSBC. Perjanjian tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan terakhir pada tanggal 22 Juni 2011 dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut: • Fasilitas modal kerja gabungan sebesar US$ 5.000.000; • Fasilitas pembiayaan piutang sebesar Rp 10.000.000.000; • Fasilitas pembiayaan treasuri sebesar US$250.000; dan • Fasilitas pinjaman dengan cicilan tetap sebesar Rp 10.000.000.000. Fasilitas-fasilitas tersebut dijaminkan dengan: • Tanah dan bangunan sebesar Rp 5.000.000.000 (Catatan 11); • Mesin sebesar Rp 35.000.000.000 (Catatan 11); • Persediaan sebesar US$ 1.000.000 (Catatan 8); • Piutang usaha sebesar US$ 1.000.000 (Catatan 6); dan • Letter of Undertaking dari perusahaan pembiayaan untuk pembelian mesin apabila total

penggunaan fasilitas kredit berdokumen dengan pembiayaan tertunda melebihi US$ 1.000.000. Sehubungan dengan perjanjian fasilitas perbankan, LPI memiliki kewajiban untuk mempertahankan: • Rasio lancar pada tingkat minimum 1 : 1 setiap saat; • Rasio Gearing pada tingkat maksimal 1,25 : 1 setiap saat; dan • Debt Service Coverage Ratio pada tingkat minimum 1,25 : 1. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 December 2011, Saldo Pinjaman LPI masing-masing sebesar nihil dan Rp 4.689.410.872 untuk fasilitas pembiayaan pemasok. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Cina (HSBC) Pada tanggal 14 Oktober 2010, HPPP (Entitas anak) menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., (HSBC) Cina dan telah direvisi pada tanggal 11 Pebruari 2011 dimana HPPP memperoleh fasilitas berupa: • Pinjaman Berjangka sebesar Rmb 13.830.000 • Pinjaman Rekening Koran sebesar Rmb 390.000 • Fasilitas Impor L/C sebesar Rmb 6.780.000 Fasilitas ini dijamin dengan jaminan korporasi senilai US$ 3.000.000 serta tanah dan bangunan HPPP (Catatan 11). Pada tanggal 23 Nopember 2011, HPPP menandatangani Perjanjian Pinjaman baru dengan HSBC Cina dengan fasilitas berupa: • Fasilitas Pinjaman Modal Kerja Revolving sebesar Rmb 7.000.000; dan • Fasilitas Pinjaman Import sebesar US$ 3.000.000 Fasilitas tersebut memiliki limit kombinasi Rmb 21.000 dengan periode 1 tahun yang dimulai setelah pelunasan seluruh pinjaman bank sebelumnya.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

35

14. HUTANG BANK (LANJUTAN) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Cina (HSBC) (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2011 saldo pinjaman HPPP sebesar Rmb 13.830.000 yang akan jatuh tempo pada tanggal 29 Januari 2012. Pada tanggal 2 Februari 2012, Pinjaman Berjangka sebesar Rmb 13.830.000 telah dibayar seluruhnya. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman HPPP masing-masing sebesar Rmb 5.529.048,90 dan US$ 303.960 untuk tahun 2012 dan Rmb 13.830.000 untuk tahun 2011. PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation Indonesia) Pada tanggal 5 Juli 2005, Perusahaan menandatangani Perjanjian pinjaman dan telah mengalami beberapa kali perubahan. Terakhir tanggal 24 Agustus 2011 dimana Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas pinjaman sebagai berikut: • Limit Kombinasi Trade (L/C dan pembiayaan supplier) sebesar US$ 4.000.000; • Fasilitas Pinjaman atas Permintaan sebesar US$ 500.000; • Fasilitas Cerukan (“overdraft”) Rp 5.000.000.000; dan • Fasilitas Treasuri sebesar US$ 2.500.000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 24 Agustus 2012. Fasilitas pinjaman di atas dijamin dengan mesin sebesar Rp 21.389.200.000 (Catatan 11) dan persediaan sebesar Rp 20.000.000.000 (Catatan 8). Sehubungan dengan fasilitas yang diberikan, Perusahaan memiliki kewajiban untuk mempertahankan: • Rasio total liabilitas terhadap kekayaan berwujud konsolidasian bersih lebih kecil 2.5 kali; • Rasio lancar lebih besar dari 1 kali; • Kekayaan konsolidasian bersih tidak kurang dari Rp 130.000.000.000; • Debt service coverage ratio tidak kurang dari 1,25 kali. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, saldo Pinjaman Perusahaan adalah masing-masing sebesar Rp 4.740.000.000 dan Rp 4.534.000.000 untuk fasilitas pinjaman khusus, serta Rp 9.080.376.288 dan Rp 13.425.413.859 fasilitas limit kombinasi L/C. Hutang ini dibebankan dengan tingkat suku bunga sebesar 5,30% - 5,50% dan 10,75% per tahun masing-masing untuk mata uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah Indonesia dengan tingkat suku bunga mengambang. Bank International Ningbo (BIN) Pada tanggal 25 Desember 2010, HPPP telah menandatangani perjanjian fasilitas perbankan dengan BIN, dimana HPPP memperoleh fasilitas impor L/C dan T/R untuk pembelian bahan baku dan mesin sebesar US$ 1.500.000 dengan periode 2 tahun. Fasilitas ini dijaminkan dengan menggunakan mesin-mesin (Catatan 11) dan jaminan korporasi dari perusahaan sebesar US$ 1.000.000. Pada tanggal 23 September 2011, HPPP telah menandatangani perubahan perjanjian fasilitas dengan BIN untuk fasilitas yang sama dan akan jatuh tempo pada September 2012. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman HPPP masing-masing sebesar US$ 565.216 untuk tahun 2012 dan US$ 260.712 dan JPY 16.560.000 untuk tahun 2011.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

36

15. HUTANG USAHA

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

a. Berdasarkan pemasok:Pihak ketiga:

Pemasok dalam negeri 64,611,387,668 54,319,981,745 Pemasok luar negeri 59,092,966,618 44,457,683,720

Jumlah 123,704,354,286 98,777,665,465

b. Berdasarkan mata uang:Rupiah 56,963,614,562 46,248,014,291 Dollar AS 40,013,116,137 18,040,774,747 Renminbi Cina 24,568,134,832 33,071,113,750 Francs Swiss 1,615,248,356 381,647,634 Euro 300,241,229 561,589,186 Dollar Singapura 168,160,371 444,273,841 Yen Jepang 75,838,799 30,252,016

Jumlah 123,704,354,286 98,777,665,465

Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar 30 sampai 120 hari. Tidak ada jaminan yang diberikan oleh Perusahaan dan Entitas Anak terhadap seluruh hutang usaha. Tidak terdapat saldo hutang kepada pihak-pihak berelasi

16. HUTANG PAJAK

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

Perusahaan:Pajak penghasilan pasal 21 226,761,927 251,334,261 Pajak penghasilan pasal 23 / 26 24,217,784 32,863,273 Pajak penghasilan pasal 25 499,872,855 333,790,133 Pajak penghasilan badan 1,694,627,496 1,642,910,682 Pajak pertambahan nilai 1,217,303,012 1,350,428,342

3,662,783,074 3,611,326,691

Anak Perusahaan:Pajak penghasilan pasal 21 76,817,166 158,523,738 Pajak penghasilan pasal 23 / 26 852,424 16,456,549 Pajak penghasilan pasal 25 372,244,551 306,753,659 Pajak penghasilan pasal 4(2) 2,376,182 103,749,826 Pajak penghasilan badan 4,308,611,281 4,520,433,201 Pajak pertambahan nilai - 904,461,888 Lainnya 1,128,639,771 867,913,421

5,889,541,375 6,878,292,282

Jumlah 9,552,324,449 10,489,618,973

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

37

17. KEUNTUNGAN DITANGGUHKAN ATAS ASET DIJUAL DAN DI SEWAGUNAUSAHAKAN KEMBALI

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

Keuntungan ditangguhkan atas penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali jumlah tercatat awal 343,576,336 -

Amortisasi keuntungan ditangguhkan atas penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali (12,751,092) -

Keuntungan ditangguhkan atas penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali jumlah tercatat akhir 330,825,244 -

Bagian yang diamortisasi dalam waktu satu tahun (85,894,080) -

Keuntungan ditangguhkan atas penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali jangka panjang 244,931,164 -

Pada tahun 2012, Perusahaan melakukan transaksi sewa pembiayaan dengan cara penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali dengan PT Orix Finance Indonesia.

18. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN

30 Juni 2012 31 Desember 2011Rp Rp

a. Berdasarkan jatuh tempo:Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun:

2012 10,541,189,235 16,001,047,578 2013 18,560,162,373 14,370,739,737 2014 13,249,099,956 9,285,674,100 2015 4,354,041,284 776,502,409 2016 1,515,795,120 -

Jumlah pembayaran minimum hutang sewa pembiayaan 48,220,287,968 40,433,963,824 Bunga (4,712,501,212) (4,195,664,782)

Nilai tunai pembayaran minimum hutang sewa pembiayaan 43,507,786,756 36,238,299,042 Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun (17,164,062,313) (13,568,195,698)

Hutang sewa pembiayaan jangka panjang 26,343,724,443 22,670,103,344

b. Berdasarkan lessor:PT Chandra Sakti Utama Leasing 27,864,502,275 32,657,175,213 PT Orix Finance Indonesia 13,714,223,821 1,142,315,710 PT Tifa Finance, Tbk 1,745,716,442 2,202,594,625 PT Astra International 183,344,218 236,213,494

Jumlah 43,507,786,756 36,238,299,042

Tingkat suku bunga per tahun hutang sewa pembiayaan 5,50% - 16,00% 6,50% - 16,00% Manajemen Perusahaan dan LPI (Entitas Anak) menetapkan kebijakan untuk membeli sebagian besar mesin dan perlengkapan, kendaraan dan peralatan dengan menggunakan pembiayaan sewa pembiayaan melalui perjanjian sewa pembiayaan langsung maupun jual dan sewa kembali dengan lessor seperti yang disebutkan di atas. Perjanjian sewa pembiayaan tersebut rata-rata berjangka waktu 3-5 tahun. Hutang ini dijamin dengan aset tetap sewa pembiayaan yang bersangkutan (Catatan 11).

18. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN (LANJUTAN)

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

38

Tidak terdapat persyaratan tertentu yang membatasi Perusahaan untuk memperoleh fasilitas kredit baru. Terdapat saldo hutang kepada pihak berelasi (PT Tifa Finance, Tbk) sebesar Rp 1.745.716.442 pada tanggal 30 Juni 2012 dan sebesar Rp 2.202.594.625 pada tanggal 31 Desember 2011 (Catatan 31).

19. IMBALAN PASCA KERJA Perusahaan dan Entitas Anak (LPI) membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk semua karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaaan No. 13/2003. Program ini didanai oleh Perusahaan melalui pembayaran premi asuransi kepada PT Asuransi Jiwa Sequis Life masing-masing sejak tanggal 1 Desember 2004. Jumlah liabilitas imbalan pasca kerja di laporan posisi keuangan konsolidasian yang timbul dari kewajiban Perusahaan dan Entitas Anak dalam hubungannya dengan imbalan pasca kerja ini masing-masing sebesar Rp 16.267.020.650 untuk tahun 2012 dan Rp 13.640.744.124 untuk tahun 2011. Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan oleh aktuaris independen, PT Padma Radya Aktuaria pada setiap akhir tahun buku.

20. MODAL SAHAM

Jumlah Saham(nilai nominal Persentase Jumlah Modal

Nama Pemegang Saham Rp 250 per saham) Pemilikan Saham (Rp)

PT Dwi Satrya Utama 70,965,000 51.42% 17,741,250,000 Lisjanto Tjiptobiantoro - Presiden Komisaris 14,502,800 10.51% 3,625,700,000 Atmadja Tjiptobiantoro 9,564,000 6.93% 2,391,000,000 Saham Masyarakat (masing-masing

kurang dari 5%) 42,968,200 31.14% 10,742,050,000

Jumlah 138,000,000 100.00% 34,500,000,000

30 Juni 2012

Jumlah Saham(nilai nominal Persentase Jumlah Modal

Nama Pemegang Saham Rp 250 per saham) Pemilikan Saham (Rp)

PT Dwi Satrya Utama 70.965.000 51,42% 17.741.250.000 Atmadja Tjiptobiantoro 15.680.500 11,36% 3.920.125.000 Lisjanto Tjiptobiantoro - Presiden Komisaris 14.502.800 10,51% 3.625.700.000 PT Tugu Reasuransi Indonesia 12.852.500 9,31% 3.213.125.000 Saham Masyarakat (masing-masing

kurang dari 5%) 23.999.200 17,39% 5.999.800.000

Jumlah 138.000.000 100,00% 34.500.000.000

31 Desember 2011

Berdasarkan akta notaris No. 14 tanggal 14 Juli 2008 dari Dyah Ambarwaty Setyoso S.H., modal dasar Perusahaan sebesar Rp 75.000.000.000 terbagi atas 300.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 138.000.000 saham ekuivalen sebesar Rp 34.500.000.000.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

39

21. TAMBAHAN MODAL DISETOR Akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan :

30 Juni 201231 Desember 2011

Pengeluaran 1.750.000 saham melalui penjualan saham Perusahaanpada penawaran umum tahun 1989 12,075,000,000

Pembagian saham bonus tahun 1998 (11,500,000,000)

Jumlah - bersih 575,000,000

22. KOMPONEN EKUITAS LAINNYA

30 Juni 2012 31 Desember 2011 30 Juni 2011

Rp Rp Rpa.Keuntungan (kerugian) belum

direalisasi dari pemilikan efek

Saldo awal 110,401,828 (181,871,611) (181,871,611)

Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 383,981,866 292,273,439 (96,243,803)

Saldo akhir 494,383,694 110,401,828 (278,115,414)

b. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan

Saldo awal 10,325,955,720 6,949,704,402 6,949,704,402 Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 3,180,287,518 3,376,251,319 (1,237,227,397)

Saldo akhir 13,506,243,238 10,325,955,720 5,712,477,005

Total 14,000,626,932 10,436,357,548 5,434,361,591

23. KEPENTINGAN NON PENGENDALI

30 Juni 2012 31 Desember 2011 30 Juni 2011

Rp Rp Rp

Saldo awal 21,810,643,521 22,543,705,891 22,543,705,891 Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 2,744,405,137 3,766,937,630 2,043,380,676 Pembayaran dividen (4,500,000,000)

Saldo akhir 24,555,048,658 21,810,643,521 24,587,086,567

24. DEVIDEN DAN SALDO LABA YANG DITENTUKAN PENGGUNA ANNYA

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 21 Juni 2012 dan 24 Juni 2011, pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih masing-masing sebesar Rp 27.607.598.985 sebagai laba ditahan dan Rp 12.420.000.000 (Rp 90 per saham) sebagai dividen kas untuk tahun buku 2011, serta Rp 1.609.588.959 sebagai dana cadangan, Rp 20.731.277.475 sebagai laba ditahan dan Rp 12.420.000.000 (Rp 90 per saham) sebagai dividen kas untuk tahun buku 2010.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

40

25. PENJUALAN BERSIH

30 Juni 2012 30 Juni 2011Rp Rp

Lokal 305,288,479,117 270,554,216,156 Luar negeri 104,237,118,183 52,336,737,156 Retur / potongan penjualan (5,730,598,820) (1,998,434,180)

Jumlah - bersih 403,794,998,480 320,892,519,132

Dalam penjualan luar negeri termasuk di dalamnya penjualan oleh HPPP (Entitas Anak) kepada pelanggan lokal di Cina masing-masing sebesar Rp 89.854.444.260 dan Rp 41.410.335.579 untuk tahun 2012 dan 2011 Jumlah penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih masing-masing pada tahun 2012 dan 2011 dilakukan dengan Unilever (pihak ketiga) dengan jumlah penjualan masing-masing sebesar Rp 269.576.156.404 (67%) dan Rp 197.711.572.115 (62%). Jumlah penjualan bersih ke LPI (Entitas Anak) masing-masing sebesar Rp 2.015.681.515 pada tahun 2012, dan sebesar Rp 1.759.310.925 pada tahun 2011.

26. BEBAN POKOK PENJUALAN

30 Juni 2012 30 Juni 2011Rp Rp

Bahan baku yang digunakan 215,040,728,657 166,496,357,478 Tenaga kerja langsung 22,647,514,594 17,031,086,207 Biaya pabrikasi 72,136,636,350 66,562,359,026

Jumlah biaya produksi 309,824,879,601 250,089,802,711

Persediaan barang dalam prosesAwal tahun 15,215,089,021 16,274,746,866 Akhir tahun (16,143,022,245) (11,807,111,685)

Beban pokok produksi 308,896,946,377 254,557,437,892

Persediaan barang jadiAwal tahun 25,729,694,405 17,887,177,613 Pembelian 1,223,105,012 1,557,336,020 Akhir tahun (23,766,204,037) (21,903,951,869) Mutasi penyisihan persediaan (263,549,039) (115,000,000)

Beban pokok penjualan 311,819,992,718 251,982,999,656

Berikut ini adalah rincian pembelian bahan baku yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih pada tahun 2012 dan 2011:

Rp % Rp %

Chevron Philips Singapore Pte., Ltd. 49,227,820,627 22.71% 37,623,541,529 22.15%PT Dai Nippon Printing Indonesia 18,863,547,468 8.70% 16,199,684,071 9.54%

Jumlah 68,091,368,095 31.41% 53,823,225,600 31.68%

30 Juni 2012 30 Juni 2011

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

41

27. BEBAN USAHA

30 Juni 2012 30 Juni 2011Rp Rp

Beban Penjualan

Pengangkutan 8,457,074,411 7,485,267,793 Gaji dan tunjangan 1,824,237,120 2,069,748,516 Perjalanan 274,349,502 226,178,821 Sewa 173,131,241 129,735,000 Penyusutan 62,726,565 33,433,166 Listrik dan telepon 44,845,485 85,232,372 Lain-lain 278,855,264 236,792,859

Jumlah 11,115,219,588 10,266,388,527 Beban umum dan administrasi

Gaji dan tunjangan 13,615,004,644 11,716,611,815 Manfaat karyawan 5,005,937,498 4,543,148,723 Biaya umum kantor 1,458,929,968 983,252,589 Perijinan dan pajak 1,178,685,124 429,463,835 Perjalanan 1,025,898,559 1,727,058,695 Listrik dan telepon 896,644,928 1,090,189,729 Jasa professional 837,043,810 976,459,039 Sewa 770,142,860 885,541,978 Penyusutan 724,498,210 528,024,481 Asuransi 455,716,755 408,358,352 Reparasi dan pemelirahaan 299,413,729 208,539,268 Jasa manajemen - 2,134,500,000 Lain-lain 977,798,826 532,819,868

Jumlah 27,245,714,911 26,163,968,372

28. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN

30 Juni 2012 30 Juni 2011

Rp RpBunga atas:

Hutang bank 11,911,256,274 9,573,878,104 Hutang sewa guna usaha 1,442,973,667 1,471,504,632 Provisi dan administrasi bank 469,212,236 565,037,687 Beban keuangan lain-lain 344,583,335 112,707,878

Jumlah 14,168,025,512 11,723,128,301

29. PAJAK PENGHASILAN Manfaat (beban) pajak Perusahaan dan Entitas Anak terdiri dari :

30 Juni 2012 30 Juni 2011Rp Rp

Pajak kini (9,966,748,206) (6,774,233,513) Pajak tangguhan 981,117,656 238,065,116 Jumlah Manfaat (Beban) Pajak (8,985,630,550) (6,536,168,397)

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

42

29. PAJAK PENGHASILAN (LANJUTAN) Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba (rugi) fiskal adalah sebagai berikut :

30 Juni 2012 30 Juni 2011Rp Rp

Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasi 38,454,254,628 25,001,978,475

Dikurangi:Laba (rugi) sebelum pajak anak perusahaan yang dikonsolidasi (15,884,615,014) (7,105,064,212)

Laba (rugi) sebelum pajak Perusahaan 22,569,639,614 17,896,914,263

Perbedaan temporer :Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal 2,465,224,060 (404,627,682) Imbalan pasca kerja 1,491,276,526 (1,345,896,574) Penyisihan piutang ragu-ragu (52,432,333) -Perbedaan akuntansi aset sewa guna usaha

untuk komersial dan fiskal (548,365,650) (613,217,216) Penyisihan penurunan nilai persediaan (823,442,172) -

Jumlah 2,532,260,431 (2,363,741,472)

Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal:Representasi, kantin, pengobatan, pakaian dinas dan poliklinik 501,794,154 240,144,625 Kerugian atas penjualan aset tetap dan

disewagunausahakan kembali 8,691,653 -Amortisasi Keuntungan atas penjualan aset tetap

dan disewagunausahakan kembali (12,752,332) -Penghasilan jasa giro ,bunga deposito dan bunga efek (339,096,086) (101,065,610) Pendapatan sewa yang telah dipotong pajak penghasilan final (768,438,474) (315,862,661) Lain-lain (1,792,701,303) (255,524,089)

Jumlah (2,402,502,388) (432,307,735)

Laba kena pajak fiskal - Perusahaan 22,699,397,657 15,100,865,056

Rincian beban dan hutang (piutang) pajak kini adalah sebagai berikut:

30 Juni 2012 30 Juni 2011Rp Rp

Beban pajak kiniPerusahaan:

25% x Rp 22.699.397.657 tahun 2012dan Rp 15.100.865.056 tahun 2011 5,674,849,414 3,775,216,263

Entitas anak:LPI 3,486,968,500 2,999,017,250 HPPP 804,930,292 -

4,291,898,792 2,999,017,250

Jumlah 9,966,748,206 6,774,233,513

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

43

29. PAJAK PENGHASILAN (LANJUTAN)

30 Juni 2012 30 Juni 2011Rp Rp

Beban pajak kiniJumlah 9,966,748,206 6,774,233,513

Dikurangi pajak dibayar dimuka:Perusahaan:

Pasal 22 1,279,305,000 1,396,280,607 Pasal 23 175,990,326 105,413,631 Pasal 24 23,938,066 -Pasal 25 2,500,988,526 2,352,823,737

Jumlah 3,980,221,918 3,854,517,975

Entitas anak:LPI 2,295,957,632 1,281,573,564

Jumlah 2,295,957,632 1,281,573,564

Jumlah pajak dibayar dimuka 6,276,179,550 5,136,091,539

Hutang (piutang) pajak kini:Perusahaan 1,694,627,496 (79,301,712) Entitas anak

LPI 1,191,010,868 1,717,443,686 HPPP 804,930,292 -

Jumlah hutang pajak kini 3,690,568,656 1,638,141,974

Pajak Tangguhan Rincian dari aset (liabilitas) pajak tangguhan Perusahaan dan LPI (Entitas Anak) adalah sebagai berikut :

Dikreditkan Dikreditkan (dibebankan) (dibebankan)

ke laporan ke laporan1 Januari 2011 laba rugi 30 Juni 2011 1 Januari 2012 laba rugi 30 Juni 2012

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Perusahaan:Aset pajak tangguhan:

Penyisihan piutang ragu-ragu 750,783,761 - 750,783,761 763,891,844 (13,108,083) 750,783,761 Penyisihan persediaan usang - - - 205,860,543 (205,860,543) - Imbalan pasca kerja 2,543,443,069 (336,474,143) 2,206,968,926 2,734,666,245 372,819,132 3,107,485,377

Liabilitas pajak tangguhanAset sewa guna usaha (2,329,086,909) (153,304,304) (2,482,391,213) (3,023,382,613) (137,091,413) (3,160,474,026) Penyusutan aset tetap 1,402,645,686 (101,156,922) 1,301,488,764 1,434,712,884 616,306,015 2,051,018,899

Total aset (liabilitas) pajak tangguhan - bersih 2,367,785,607 (590,935,369) 1,776,850,238 2,115,748,903 633,065,108 2,748,814,011

Entitas anak:Liabilitas pajak tangguhan - bersih (2,421,063,783) 829,000,485 (1,592,063,298) (1,363,227,764) 348,052,548 (1,015,175,216)

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

44

29. PAJAK PENGHASILAN (LANJUTAN)

Dikreditkan Dikreditkan (dibebankan) (dibebankan)

ke laporan ke laporan1 Januari 2011 laba rugi 31 Desember 2011 laba rugi 30 Juni 2012

Rp Rp Rp Rp Rp

Perusahaan:Aset pajak tangguhan:

Penyisihan piutang ragu-ragu 750,783,761 13,108,083 763,891,844 (13,108,083) 750,783,761 Penyisihan persediaan usang - 205,860,543 205,860,543 (205,860,543) - Imbalan pasca kerja 2,543,443,069 191,223,176 2,734,666,245 372,819,132 3,107,485,377

Liabilitas pajak tangguhanAset sewa guna usaha (2,329,086,909) (694,295,704) (3,023,382,613) (137,091,413) (3,160,474,026) Penyusutan aset tetap 1,402,645,686 32,067,198 1,434,712,884 616,306,015 2,051,018,899

Total aset (liabilitas) pajak tangguhan - bersih 2,367,785,607 (252,036,704) 2,115,748,903 633,065,108 2,748,814,011

Anak perusahaan:Liabilitas pajak tangguhan - bersih (2,421,063,783) 1,057,836,019 (1,363,227,764) 348,052,548 (1,015,175,216)

Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif yang berlaku adalah sebagai berikut :

30 Juni 2012 30 Juni 2011Rp Rp

Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurutlaporan laba rugi komprehensif konsolidasi 38,454,254,628 25,001,978,475

Laba (rugi) sebelum pajak anak perusahaan (15,884,615,014) (7,105,064,212)

Laba (rugi) sebelum beban pajak Perusahaan 22,569,639,614 17,896,914,263

Pajak sesuai tarif pajak 5,642,409,904 4,474,228,566

Pengaruh pajak atas beban pajak penghasilan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal:Representasi, kantin, pengobatan, pakaian dinas

dan poliklinik 125,448,539 60,036,156 Kerugian atas penjualan aset tetap dan

disewagunausahakan kembali 2,172,913 -Amortisasi Keuntungan atas penjualan aset tetap

dan disewagunausahakan kembali (3,188,083) -Penghasilan jasa giro, bunga deposito dan bunga efek (84,774,022) (25,266,403) Pendapatan sewa yang telah dipotong pajak penghasilan final (192,109,619) (78,965,665) Lain-Lain (448,175,326) (63,881,022)

Jumlah (600,625,598) (108,076,934)

Pengaruh pajak atas perbedaan temporer 5,041,784,306 4,366,151,632

Beban pajak entitas anakLPI 3,138,915,952 2,170,016,765 HPPP 804,930,292 -

Jumlah 8,985,630,550 6,536,168,397

Beban pajak kini Perusahaan 5,674,849,414 3,775,216,263 Manfaat pajak tangguhan Perusahaan (633,065,108) 590,935,369

Jumlah beban pajak 5,041,784,306 4,366,151,632

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

45

29. PAJAK PENGHASILAN (LANJUTAN)

Pada tanggal 13 Juni 2007, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00134/406/05/054/07 dari Direktur Jenderal Pajak yang menyatakan bahwa pajak penghasilan badan lebih bayar dan rugi fiskal pada tahun 2005 masing masing sebesar Rp 2.042.363.667 dan Rp 7.300.891.278. Pada tanggal 12 September 2007, Perusahaan telah menyampaikan keberatan atas SKPLB tersebut dengan menyatakan rugi fiskal sebesar Rp 20.488.524.981 dan ditolak oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada tanggal 28 Mei 2008. Pada tanggal 19 Agustus 2008, Perusahaan kemudian mengajukan banding kepada pengadilan pajak atas keberatan yang sama dan ditolak pada tanggal 13 Agustus 2009. Pada tanggal 10 Nopember 2009, Perusahaan mengajukan peninjauan kembali untuk kasus yang sama, dimana sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan, Perusahaan masih belum menerima salinan keputusan Mahkamah Agung dari Pengadilan Pajak Jakarta. Pada tanggal 25 Juli 2008, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00169/406/06/054/08 dari Direktur Jenderal Pajak yang menyatakan bahwa pajak penghasilan badan lebih bayar dan laba fiskal pada tahun 2006 masing masing sebesar Rp 1.413.823.594 dan Rp 5.326.632.598. Pada tanggal 16 Oktober 2008, Perusahaan telah menyampaikan keberatan atas SKPLB tersebut dengan menyatakan rugi fiskal sebesar Rp 5.616.240.353. Pada tanggal 5 Juni 2009, DJP mengeluarkan surat No. KEP-630/WPJ.07/BD.05/2009 menyatakan bahwa rugi fiskal Perusahaan sebesar Rp 4.947.365.478. Pada tanggal 4 September 2009, Perusahaan mengajukan banding atas keberatan yang sama. Sidang banding pajak tahun 2006 telah dilakukan pada 14 Juli 2010 dan masih menunggu putusan dari Pengadilan Pajak. Pada tanggal 1 Juli 2009, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dari Direktur Jenderal Pajak No. 00082/207/07/054/09 yang menyatakan kurang bayar atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 1.104.761.430 dan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00130/406/07/054/09 atas pajak penghasilan badan sebesar Rp 908.243.435 untuk tahun pajak 2007. Atas selisih pajak sebesar Rp 356.628.347 telah dilunasi pada tanggal 7 Juli 2009 dan dicatat sebagai beban tahun berjalan sebagai beban pajak. Atas keputusan tersebut Perusahaan mengajukan keberatan, dan ditolak oleh DJP pada tanggal 25 Nopember 2009 dengan mengeluarkan surat keputusan No. 1274/WPJ.07/BD.05/2009, kemudian pada tanggal 23 Pebruari 2010 Perusahaan mengajukan banding atas keberatan tersebut, sehingga pajak penghasilan lebih bayar tahun 2007 sebesar Rp 1.539.345.445 disajikan sebagai beban tangguhan. Sidang banding pajak penghasilan badan tahun 2007 telah dilakukan pada 12 Januari 2011 dan Perusahaan masih menunggu putusan dari Pengadilan Pajak. Pada tanggal 5 Maret 2010 DJP mengeluarkan surat keputusan No. KEP 314/WPJ.07/2010 yang menolak keberatan atas SKPKB No. 0082/207/07/054/09 dan pada tanggal 2 Juni 2010, Perusahaan mengajukan banding atas penolakan keberatan tersebut dan masih menunggu putusan dari Pengadilan Pajak. Hutang Pajak Kontinjen Selama tahun 2011, Biro Pajak He Fei telah melakukan pengkajian pajak terhadap HPPP. Berdasarkan pengkajian awal, akumulasi kerugian akibat merger dari Shanghai Paragon Plastic Packaging Co., Ltd., tidak dapat dipergunakan untuk pengurangan pendapatan kena pajak kini HPPP, dimana hal tersebut telah dipergunakan sebagian pada tahun-tahun lalu. Departemen pajak Bao He telah menyetujui akumulasi kerugian tersebut.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

46

29. PAJAK PENGHASILAN (LANJUTAN) Hutang Pajak Kontinjen (Lanjutan) Sehubungan dengan dokumen resmi dari Dewan Komite Industri Manajemen Bao He, Dewan Komite menyatakan bahwa HPPP dapat terus menggunakan kebijakan Pajak Pendapatan (tariff pajak menjadi 9%) atas pengembangan wilayah untuk skala nasional selama tiga tahun, dimana berdasarkan akumulasi kerugian dari merger yang telah dikurangkan sejak tahun 2009. Apabila kebijakan tersebut tidak diperbolehkan of departemen pajak, Dewan Komite menyatakan akan memberikan kompensasi kelebihan bayar pajak melalui insentif. Sampai dengan tanggal penerbitan Laporan Keuangan, HPPP belum menerima keputusan resmi dari Biro Pajak He Fei.

30. LABA PER SAHAM DASAR

30 Juni 2012 30 Juni 2011Rp Rp

Laba bersih yang diatribusikan ke Entitas Induk (Rp) 26,680,788,313 16,462,557,058 Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar 138,000,000 138,000,000

Laba bersih per saham dasar (Rp) 193 119

Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena tidak mempunyai transaksi yang memiliki transaksi berpotensi dilusi pada saham biasa.

31. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK – PIHAK BERELASI Sifat Hubungan Berelasi • PT.Dwi Satrya Utama adalah salah satu pemegang saham Perusahaan mayoritas. • PT Samolin Surya adalah perusahaan asosiasi dimana 48% sahamnya dimiliki oleh

Perusahaan. • PT.Sinar Wisma, PT Tifa Finance, Tbk., dan PT Tifa Arum Realty adalah perusahaan yang

sebagian pengurusnya sama dengan Perusahaan dan Entitas Anak (LPI). Transaksi Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan Entitas Anak juga melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi, yang meliputi antara lain : a. Jasa manajemen yang dibayarkan kepada PT Dwi Satrya Utama, selama tahun 2011 dan

sebesar Rp 2.134.500.000 yang dicatat sebagai bagian dari biaya umum dan administrasi (Catatan 27).

b. Perusahaan mempunyai transaksi di luar usaha dengan pihak berelasi sebagaimana yang diungkapkan pada Catatan 10.

c. Perusahaan mempunyai transaksi pendukung usaha dengan pihak berelasi sebagaimana yang diungkapkan pada Catatan 18.

d. Perusahaan juga mempunyai transaksi di luar usaha dengan pihak berelasi sebagaimana yang diungkapkan pada Catatan 27.

e. Sewa dibayar di muka atas tanah dan gudang (Catatan 33) kepada PT Sinar Wisma pada tahun 2012, dan 2011 masing-masing sebesar Rp 875.000.000 dicatat sebagai bagian dari biaya dibayar di muka. Pada tanggal 30 Juni 2012, dan 31 Desember 2011 telah diamortisasi masing-masing sebesar Rp 437.500.000, dan Rp 875.000.000, dan dicatat sebagai bagian dari biaya pabrikasi (Catatan 26).

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

47

31. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK – PIHAK BERELASI (LAN JUTAN) Seluruh transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan dan Entitas Anak dengan pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan kebijakan harga dan syarat transaksi yang sama dengan yang berlaku pada pihak ketiga

32. INFORMASI SEGMEN OPERASI Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan Entitas Anak dibagi dalam dua divisi operasi yaitu divisi produksi dan distribusi botol plastik, sikat gigi, dan mould serta divisi produksi dan distribusi laminating tube dan plastik tube. Divisi-divisi tersebut manjadi dasar pelaporan informasi segmen Perusahaan dan Entitas Anak. Kebijakan akuntansi segmen operasi adalah sama sebagaimana dijelaskan pada ringkasan kebijakan akuntansi signifikan. Perusahaan menilai kinerja berdasarkan laba atau rugi sebelum pajak, tidak termasuk keuntungan dan kerugian yang tidak terjadi berulang maupun keuntungan atau kerugian selisih kurs. Perusahaan dan Entitas Anak mencatat penjualan dan transfer antar segmen seolah-olah dilakukan kepada pihak ketiga. Segmen dilaporkan dari Perusahaan dana Entitas Anak merupakan unit bisnis stratejik yang menawarkan produk dan jasa berbeda. Produk dan jasa dikelola secara terpisah karena setiap bisnis memerlukan pasar dan teknologi berbeda. Sebagian dari bisnis tersebut diperoleh sebagai unit individual, dan manajemen pada saat akuisisi dipertahankan. Laporan laba rugi segmen disajikan berdasarkan laporan laba rugi segmen untuk bulan-bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011, sedangkan Aset dan Liabilitas disajikan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011. a. Informasi Produk dan Jasa

Botol plastik, sikat Laminating tubegigi dan mould dan plastik tube Eleminasi Konsolidasi

Rp Rp Rp Rp

Penjualan eksternal 317,157,631,790 86,637,366,691 - 403,794,998,481 Penjualan antar segmen 2,015,681,515 - (2,015,681,515) -

Jumlah penjualan 319,173,313,305 86,637,366,691 (2,015,681,515) 403,794,998,481

Laba usaha segmen 40,382,915,929 12,684,839,584 546,315,750 53,614,071,263

Keuntungan kurs mata uang asing - bersih (3,273,543,111) (840,423,292) (4,113,966,403)

Penghasilan bunga 68,171,570 124,907,784 193,079,354 Amortisasi keuntungan ditangguhkan

aset dijual dan disewagunausahakan kembali 12,751,092 12,751,092

Kerugian atas transaksi aset dijual dan disewagunausahakan kembali (8,691,653) (8,691,653)

Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap (22,564) - - (22,564)

Beban bunga dan keuangan (13,462,010,568) (706,014,944) (14,168,025,512) Lain-lain - bersih 2,302,982,096 1,168,392,705 (546,315,750) 2,925,059,051

Laba sebelum pajak 26,022,552,791 12,431,701,837 - 38,454,254,628

Beban Pajak (5,846,714,598) (3,138,915,952) - (8,985,630,550)

Laba bersih 20,175,838,193 9,292,785,885 - 29,468,624,078

Aset segmen 617,778,204,631 159,836,867,736 (58,345,833,899) 719,269,238,468

Liabilitas segmen 367,039,945,270 77,943,024,745 (789,870,310) 444,193,099,705

Penambahan aset tetap 65,869,125,486 6,268,329,529 - 72,137,455,015

Penyusutan dan amortisasi 16,598,636,852 5,022,988,154 - 21,621,625,006

2012

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

48

32. INFORMASI SEGMEN OPERASI (LANJUTAN)

Botol plastik, sikat Laminating tubegigi dan mould dan plastik tube Eleminasi Konsolidasi

Rp Rp Rp Rp

Penjualan eksternal 240,228,603,260 80,663,915,872 - 320,892,519,132 Penjualan antar segmen 12,309,859,058 - (12,309,859,058) -

Jumlah penjualan 252,538,462,318 80,663,915,872 (12,309,859,058) 320,892,519,132

Laba usaha segmen 24,025,118,310 7,899,508,638 554,535,629 32,479,162,577

Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih 1,158,499,159 731,914,508 - 1,890,413,667

Penghasilan bunga 66,984,186 142,355,593 (112,011,110) 97,328,669 Keuntungan (kerugian) penjualan

aset tetap (15,657,847) 68,920,000 - 53,262,153 Beban bunga dan keuangan (11,084,539,821) (750,599,590) 112,011,110 (11,723,128,301) Lain-lain - bersih 2,004,047,657 755,427,682 (554,535,629) 2,204,939,710

Laba sebelum pajak 16,154,451,644 8,847,526,831 - 25,001,978,475

Beban Pajak (4,366,151,632) (2,170,016,765) - (6,536,168,397)

Laba bersih 11,788,300,012 6,677,510,066 - 18,465,810,078

Aset segmen 559,558,148,035 146,194,297,196 (61,788,644,031) 643,963,801,200

Liabilitas segmen 326,746,284,504 73,448,471,327 (10,737,630,560) 389,457,125,271

Penambahan aset tetap 104,762,526,285 18,943,700,992 - 123,706,227,277

Penyusutan dan amortisasi 13,546,400,114 6,138,561,832 - 19,684,961,946

2011

b. Informasi tentang Wilayah Geografis

Penjualan Aset tetap Penjualan Aset tetap

Rp Rp Rp Rp

Dalam negeri 299,557,880,297 225,517,988,385 268,659,667,507 227,975,798,207 Luar negeri 104,237,118,183 150,605,672,873 52,232,851,625 107,872,109,521

Jumlah 403,794,998,480 376,123,661,258 320,892,519,132 335,847,907,728

2012 2011

c. Informasi tentang Pelanggan Utama

Total penjualan kepada Unilever dari kedua segmen dilaporkan diatas Perusahaan dan Entitas Anak masing-masing sebesar 67% dan 62% untuk 30 Juni 2012 dan 2011.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

49

33. IKATAN

a. Perusahaan dan LPI (Entitas Anak) mengadakan perjanjian jasa manajemen dengan PT Dwi

Satrya Utama (DSU), Jakarta, perusahaan berelasi, dimana DSU secara berkala akan memberikan jasa konsultasi manajemen. Perjanjian ini berlaku selama setahun dan dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak. Sampai dengan diterbitkannya laporan keuangan, Perusahaan dan LPI belum melakukan perpanjangan atas perjanjian jasa manajemen dengan DSU.

b. Pada tanggal 24 April 2007, LPI (Entitas Anak) mengadakan perjanjian sewa menyewa tanah

dan bangunan dengan PT Sinar Wisma (SW), Surabaya, pihak berelasi dimana SW menyetujui untuk membangun gudang untuk penggunaan secara khusus dalam memenuhi kebutuhan Entitas Anak. Perjanjian tersebut berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung sejak 1 Maret 2007 sampai dengan tanggal 1 Maret 2009 dan telah diperbaharui pada tanggal 27 Pebruari 2009, untuk jangka waktu 1 Maret 2009 sampai dengan 1 Maret 2011, dengan biaya sewa sebesar Rp 1.750.000.000. Pada tanggal 27 Pebruari 2011, perjanjian tersebut telah diperpanjang untuk jangka waktu 1 Maret 2011 sampai dengan 1 Maret 2013 dengan biaya sewa sebesar Rp 1.750.000.

c. Pada tanggal 2 Juli 2007, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa menyewa ruangan

bangunan dengan PT Tifa Arum Realty (TAR). Perjanjian tersebut telah diperbaharui pada tanggal 3 Maret 2009 dan berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 31 Maret 2009 sampai dengan 01 April 2011. Luas ruangan bangunan yang disewakan seluas 275 m2 dengan tarif sewa yang berlaku per bulan adalah gedung/ruangan sebesar Rp 64.500 per m2, service charge Rp 53.000 per m2 dengan biaya listrik dan telepon menjadi tanggungan Perusahaan berdasarkan pemakaian.

d. Pada tanggal 5 Agustus 2010, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa menyewa ruangan

bangunan dengan PT Tifa Arum Realty. Perjanjian tersebut berlaku selama 3 tahun terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2010 sampai dengan tanggal 30 September 2013. Luas ruangan bangunan yang disewakan seluas 113 m2 dengan tarif sewa yang berlaku sebesar Rp 75.000 per m2 per bulan dan ”service charge” sebesar Rp 40.000 per m2 per bulan, serta biaya listrik dan telpon menjadi tanggungan Perusahaan berdasarkan pemakaian.

e. Pada April 2011, Perusahaan telah mengadakan perjanjian fasilitas pembiayaan pemasok

(“supplier financing”) kerja sama antara Deutsche Bank AG (DB) dan PT Unilever Indonesia, Tbk, dimana sebagian tagihan Perusahaan kepada PT Unilever Indonesia, Tbk akan dibiayai menggunakan fasilitas anjak piutang tanpa tanggung renteng (“without recourse”)oleh DB.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

50

34. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASI NG Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut :

Ekuivalen EkuivalenRp Rp

AsetKas dan setara kas Rmb 8,705,015 13,047,424,173 Rmb 13,287,350 19,122,622,205

US$ 644,959 6,114,207,064 US$ 246,426 2,234,588,338 EUR 881 10,400,625 EUR 14,289 167,733,778 SGD 7,025 52,088,590 SGD 10,625 74,100,367

Investasi sementara US$ 70,175 665,263,564 US$ 100,000 906,800,000 Piutang usaha Rmb 7,855,917 11,774,762,516 Rmb 9,451,812 13,602,669,778

US$ 154,098 1,460,848,962 US$ 61,304 555,904,828 EUR 21,178 249,928,906 EUR - -

Piutang lain-lain Rmb 889,685 1,333,496,005 Rmb 420,965 605,836,637

Jumlah Aset 34,708,420,405 37,270,255,931

LiabilitasHutang bank US$ 6,104,753 57,873,058,250 US$ 5,160,969 46,799,670,066

Rmb 5,713,921 8,564,253,502 Rmb 13,830,000 19,903,582,800 EUR 37,620 443,960,768 EUR 37,496 440,167,916 JPY - - JPY 16,560,000 1,934,260,164

Hutang usaha US$ 4,220,793 40,013,116,137 US$ 1,989,499 18,040,774,747 Rmb 16,391,433 24,568,134,832 Rmb 22,979,456 33,071,113,750 CHF 164,379 1,615,248,356 CHF 39,606 381,647,634 EUR 25,442 300,241,229 EUR 47,840 561,589,186 SGD 22,678 168,160,371 SGD 63,701 444,273,841 JPY 633,949 75,838,799 JPY 259,000 30,252,016

Hutang pembelian aset EUR 2,121,190 25,032,566,216 EUR 1,420,360 16,673,584,735 CHF 1,100,000 10,809,023,500 CHF 1,100,000 10,599,671,500 US$ 547,137 5,186,858,760 US$ 1,077,428 9,770,117,104 JPY 33,385,000 3,993,819,173 JPY 33,385,000 3,899,473,163

Hutang lain-lain Rmb 2,582,108 3,870,166,359 Rmb 3,820,621 5,498,485,116 Biaya yang masih harus dibayar Rmb 496,393 744,013,204 Rmb 820,202 1,180,401,421

SGD 10,395 77,078,567 SGD 8,369 58,365,731 Hutang sewa guna usaha US$ 4,570,089 43,324,442,447 US$ 3,952,179 35,838,356,901

Jumlah Liabilitas 226,659,980,471 205,125,787,791

Liabilitas - bersih (191,951,560,065) (167,855,531,860)

Mata uang asing30 Juni 2012 31 Desember 2011

Mata uang asing

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut: Mata uang 30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

US$ 1 9,480 9,068 Rmb 1 1,499 1,439 EUR 1 11,801 11,739 SGD 1 7,415 6,974 JPY 1 120 117 CHF 1 9,826 9,636 AUD 1 9,524 9,203

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

51

35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Perusahaan dan Entitas Anak dihadapkan pada beberapa risiko keuangan sehubungan dengan instrument keuangan. Risiko yang terutama adalah risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko bisnis. Perusahaan dan Entitas Anak tidak secara aktif melakukan perdagangan aset keuangan untuk tujuan spekulasi atau pun membuat opsi. Risiko keuangan yang paling berpengaruh terhadap Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : a. Risiko pasar

Perusahaan dan Entitas Anak dihadapkan pada risiko pasar dalam menggunakan instrumen keuangan khususnya risiko mata uang dan risiko tingkat suku bunga yang dihasilkan melalui aktivitas operasi dan aktivitas investasi.

(a) Risiko mata uang asing Sebagian besar transaksi dari Perusahaan dan Entitas Anak di Indonesia dilakukan dengan menggunakan mata uang Rupiah. Risiko terhadap fluktuasi pertukaran mata uang asing terutama disebabkan oleh transaksi dalam mata uang asing seperti pembelian, pinjaman dalam mata uang asing , dan Entitas Anak yang terletak di luar negeri, dimana menggunakan mata uang Renminbi dan Dolar Singapura. Perusahaan dan Entitas Anak tidak terlepas dari risiko pasar sehubungan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Untuk mengatasi risiko terhadap mata uang asing, Perusahaan dan Entitas Anak secara aktif memonitor pergerakan nilai tukar mata uang asing untuk mengelola dampak dari fluktuasi nilai tukar mata uang asing.

(b) Risiko tingkat suku bunga Perusahaan dan Entitas Anak juga dihadapkan pada risiko perubahan tingkat suku bunga yang berpengaruh pada penempatan uang di bank dan pinjaman yang menggunakan tingkat bunga mengambang. Untuk mengelola risiko tingkat suku bunga, Perusahaan dan Entitas Anak akan mendapatkan sumber pendanaan yang menawarkan penggabungan tingkat suku bunga kombinasi antara tingkat suku bunga mengambang dan tetap. Tingkat suku bunga mengambang akan ditinjau kembali dan disesuaikan dengan tingkat suku bunga pasar setiap tiga bulan atau setiap enam bulan.

b. Risiko kredit

Perusahaan dan Entitas Anak menempatkan pendanaannya pada lembaga keuangan yang terpercaya. Risiko kredit mengacu kepada kegagalan untuk membayar kewajibannya oleh pihak yang berkaitan sehingga Perusahaan dan Entitas Anak menderita kerugian. Risiko kredit Perusahaan dan Entitas Anak terutama terhadap piutang dagang. Perusahaan dan Entitas Anak memiliki kebijakan, hanya akan bertransaksi dengan pihak ketiga yang memiliki reputasi. Perusahaan dan Entitas Anak terus menerus memonitor risiko dan pihak yang berkaitan. Saldo dan umur piutang dagang adalah masih dalam ambang batas dan persyaratan jangka waktu kredit penyisihan piutang dagang hanya dilakukan terhadap piutang dagang yang terindikasi ketertagihannya dengan tindakan yang tepat untuk menerima pembayaran dan mengurangi risiko kredit. Nilai tercatat dari aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian adalah nilai bersih setelah dikurangi dengan seluruh penyisihan akan kerugian yang diderita Perusahaan dan Entitas Anak terhadap risiko kredit.

PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

52

35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (LANJUTAN)

c. Risiko likuiditas

Perusahaan dan Entitas Anak mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan cadangan, fasilitas bank dan pinjaman dengan terus menerus memonitor proyeksi dan aktual arus kas dan memadukan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan. Perusahaan dan Entitas Anak menjaga kecukupan dana untuk kebutuhan modal kerja.

d. Risiko Bisnis

Selama tahun 2012 dan 2011, total penjualan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak kepada Unilever mencapai masing-masing sebesar 67% dan 62%. Tingginya ketergantungan penjualan kepada Unilever menimbulkan risiko bisnis kepada Perusahaan dan Entitas Anak. Akan tetapi untuk mengatasi risiko bisnis ini, Perusahaan dan Entitas Anak telah menjalin kerjasama yang baik sebagai pemasok utama kepada Unilever selama puluhan tahun.

36. PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Laporan keuangan konsolidasian dari halaman 1 sampai halaman 52 telah disetujui Direktur untuk diterbitkan pada tanggal 30 Juli 2012

**********