pssw

40
PRESENTASI KASUS “Fraktur Kompresi Vertebrae Lumbal 1 dengan Defisit Neurologis” Disusun oleh : GALUH RISKY A (1102010108) YUSRA DINA (1102010306)

description

ortho

Transcript of pssw

Page 1: pssw

PRESENTASI KASUS

“Fraktur Kompresi Vertebrae Lumbal 1 dengan Defisit Neurologis”

Disusun oleh :

GALUH RISKY A (1102010108)

YUSRA DINA (1102010306)

Page 2: pssw

Identitas Pasien

• Nama : Tn. O• Umur : 29 tahun• Jenis kelamin : Laki-laki• Status : Menikah• Suku : Sunda• Agama : Islam• No. CM : 738417• Alamat : Cilawu• Tanggal masuk RS : 26 Januari 2015• Tanggal pemeriksaan : 28 Januari 2015• Ruangan : Marjan Atas

Page 3: pssw

Keluhan Utama :

Pasien datang dengan keluhan sakit pinggang hebat dan lemah pada kaki setelah pasien terjatuh dari pohon mangga dengan ketinggian 15 meter sepuluh jam SMRS.

Page 4: pssw

Riwayat Penyakit Sekarang :

• Pasien datang ke IGD RSUD dr. Slamet, Garut dengan keluhan sakit

pinggang hebat setelah sebelumnya jatuh dari pohon manga setinggi 15

meter, nyeri pinggang di akui menjalar sampai ke kedua kaki, hingga saat

ini kaki tidak dapat di gunakan untuk berjalan dan diangkat, hanya dapat

sedikit di gerakkan, menurut pengakuan os jatuh terduduk setelah

sebelumnya kaki kiri menumpu badan terlebih dahulu, pada saat kejadian

os tidak pingsan, tidak ada benturan di kepala dan bagian tubuh

lain,keluhan mual muntah juga disangkal,

Page 5: pssw

Riwayat penyakit dahulu

• Pasien tidak pernah mengalami hal serupa seperti saat

ini. Riwayat penyakit diabetes melitus, penyakit jantung,

hipertensi, penyakit paru di sangkal pasien.

 

Riwayat penyakit keluarga

• Tidak ada dalam keluarga yang menderita keluhan

seperti ini

Page 6: pssw

Pemeriksaan Fisik

Status generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Status gizi : Baik

Vital sign : TD : 140/70 mmHg

Nadi : 106 x/menit

RR : 20 x/ menit

S : 36,5 °C

Kepala : Normocephal

Mata : Conjunctiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupi bulat isokor, refleks pupil +/+

normal

Leher : Trakea ditengah, pembesarak KGB (-)

Page 7: pssw

Thoraks

Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga 5 linea mid

clavicula sinistra

Perkusi : Batas jantung normal

Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo :

Inspeksi : Pergerakan hemitoraks dalam keadaan

statis dan dinamis simetris kanan dan kiri

Palpasi : Fremitus vocal dan taktil hemitoraks kanan

dan kiri simetris, tidak teraba

massa dan tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi: Vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-

Page 8: pssw

Abdomen

Inspeksi :Tampak datar simetris

Palpasi : Supel , NT/NL/NK : -/-/- ; hepar dan lien tidak teraba

besar

Perkusi : Tympani pada seluruh kuadran abdomen

Auskultasi:Bising usus (+ ) normal

Ekstremitas atas : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-

Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-

Page 9: pssw

  Nilai Normal Hasil

Hb 13-18 11,9g/dl

Ht 40-52 32%

Leukosit 3.800-10.600 9.490/mm3

Trombosit 150.000-400.000 152.000/mm3

Eritrosit 3.5-6.5 4.58 juta/mm3

AST (SGOT) s/d 37 84 U/L

ALT (SGPT) s/d 40 77 U/L

Ureum 15- 50 40 mg/dl

Kreatinin 0,7-1,2 1,2 mg/dl

GDS < 140 110 mg/dl

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Page 10: pssw
Page 11: pssw

Foto Radiologi :

• Curve dan alignment vertebrae thoracolumbal tampak normal• Besar dan densitas tulang thoracolumbal tampak normal• Tampak deformitas bentuk wedge pd corpus vertebrae 1• Diskus dan foramen intervertebralis tidak menyempit• Tidak tampak lesi litik/sklerotik• Tidak tampak osteofit

Kesan : Fraktur kompresi corpus vertebrae lumbal 1

Page 12: pssw

PEMBAHASAN

Page 13: pssw

FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA• Fraktur kompresi (wedge fractures)

merupakan kompresi pada bagian depan corpus vertebralis yang tertekan dan membentuk patahan irisan.

• Fraktur kompresi adalah fraktur tersering yang mempengaruhi kolumna vertebra.

• Fraktur ini dapat disebabkan oleh kecelakaan jatuh dari ketinggian dengan posisi terduduk ataupun mendapat pukulan di kepala, osteoporosis dan adanya metastase kanker dari tempat lain ke vertebra kemudian membuat bagian vertebra tersebut menjadi lemah dan akhirnya mudah mengalami fraktur kompresi.

Page 14: pssw

• Vertebra dengan fraktur kompresi akan menjadi lebih pendek ukurannya daripada ukuran vertebra sebenarnya.

• Trauma vertebra yang mengenai medula spinalis dapat menyebabkan defisit neorologis berupa kelumpuhan.

Page 15: pssw

Anatomi

Page 16: pssw

• Vertebra Lumbalis

Page 17: pssw

• Medulla Spinalis

Page 18: pssw

Fisiologi Vertebra LumbalisFungsi :1. Menyangga tubuh bagian atas dengan perantaraan tulang rawan yaitu

diskus intervertebralis yag lengkungannya dapat memberikan fleksibilitas yang dapat memugkinkan membungkuk ke arah depan (fleksi) dan kearah belakang (ekstensi), miring ke kiri dan ke kanan pada vertebra lumbalis.

2. Diskus intervertebralisnya dapat menyerap setiap goncangan yang terjadi bila sedang menggerakkan berat badan seperti berlari dan melompat.

3. Melindungi otak dan sumsum tulang belakang dari goncangan.4. Melindungi saraf tulang belakang dari tekanan-tekanan akibat

melesetnya nukleus pulposus pada diskus intervertebralis. Namun apabila annulus fibrosus mengalami kerusakan, maka nukleus pulposusnya dapat meleset dan dapat menyebabkan penekanan pada akar saraf disekitarnya yang menimbulkan rasa sakit dan ada kalanya kehilangan kekuatan pada daerah distribusi dari saraf yang terkena.

Page 19: pssw

Etiologi• Trauma langsung ( direct )

Trauma langsung ( direct ) adalah fraktur yang disebabkan oleh adanya benturan langsung pada jaringan tulang seperti pada kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, dan benturan benda keras oleh kekuatan langsung.

• Trauma tidak langsung ( indirect )Trauma tidak langsung ( indirect ) adalah fraktur yang bukan disebabkan oleh benturan langsung, tapi lebih disebabkan oleh adanya beban yang berlebihan pada jaringan tulang atau otot, contohnya seperti pada olahragawan yang menggunakan hanya satu tangannya untuk menumpu beban badannya.Trauma tidak langsung bisa disebabkan oleh proses penyakit seperti :

Osteoporosis Gagal ginjal dan gagal hati osteopenia Keganasan Infeksi osteomyelitis

Page 20: pssw

Trauma pada tulang belakang dapat mengenai :– Jaringan lunak pada tulang belakang, yaitu

ligamen, diskus dan faset.– Tulang belakang sendiri– Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Page 21: pssw

Patofisiologi

Mekanisme trauma diantaranya :– Fleksi– Fleksi dan rotasi– Kompresi vertikal (aksial)– Hiperekstensi atau retrofleksi– Fleksi lateral

Page 22: pssw

– Fleksi• Trauma terjadi akibat fleksi dan disertai dengan sedikit

kompresi pada vertebra. • Vertebra mengalami tekanan terbentuk remuk yang dapat

menyebabkan kerusakan atau tanpa kerusakan ligamen posterior.

• Apabila terdapat kerusakan ligamen posterior, maka fraktur bersifat tidak stabil dan dapat terjadi subluksasi.

Page 23: pssw

– Fleksi dan rotasiTrauma jenis ini merupakan trauma fleksi yang bersama-sama dengan rotasi. Terdapat strain dari ligamen dan kapsul, juga ditemukan fraktur faset. Pada keadaan ini terjadi pergerakan ke depan/ dislokasi vertebra diatasnya. Semua fraktur dislokasi bersifat tidak stabil.

Page 24: pssw

– Kompresi vertikal (aksial)Suatu trauma vertikal yang secara langsung mengenai vertebra yang akan menyebabkan kompresi aksial. Nukleus pulposus akan memecahakan permukaan serta badan vertebra secara vertikal. Material diskus akan masuk dalam badan vertebra dan menyebabkan vertebra menjadi rekah (pecah). Pada trauma ini elemen posterior masih intak sehingga fraktur yang terjadi bersifat stabil.

Page 25: pssw

– Hiperekstensi atau retrofleksi• Biasanya terjadi hiperekstensi sehingga terjadi

kombinasi distraksi dan ekstensi. • Keadaan ini sering ditemukan pada vertebra servikal dan

jarang pada vertebra torakolumbal. Ligamen anterior dan diskus dapat mengalami kerusakan atau terjadi fraktur pada arkus neuralis.

• Fraktur ini biasanya bersifat stabil.

Page 26: pssw

– Fleksi lateral• Kompresi atau trauma distraksi yang menimbulkan

fleksi lateral akan menyebabkan fraktur pada komponen lateral yaitu pedikel, foramen vertebra dan sendi faset.

Page 27: pssw

Pembagian trauma vertebra menurut BEATSON (1963) membedakan atas 4 grade:• Grade I = Simple Compression Fraktur• Grade II = Unilateral Fraktur Dislocation• Grade III = Bilateral Fraktur Dislocation• Grade IV = Rotational Fraktur Dislocation

Page 28: pssw

Klasifikasi derajat kerusakan medulla spinalis :1. Frankel A = Complete, fungsi motoris dan sensoris hilang

sama sekali di bawah level lesi.2. Frankel B = Incomplete, fungsi motoris hilang sama sekali,

sensoris masih tersisa di bawah level lesi.3. Frankel C = Incomplete, fungsi motris dan sensoris masih

terpelihara tetapi tidak fungsional.4. Frankel D = Incomplete, fungsi sensorik dan motorik

masih terpelihara dan fungsional.5. Frankel E = Normal, fungsi sensoris dan motorisnya

normal tanpa deficit neurologisnya.

Page 29: pssw

Manifestasi Klinis

• Nyeri tulang belakang ringan sampai berat.• Dapat mengakibatkan perubahan postur

tubuh karena terjadinya kiposis dan skoliosis. • Pasien juga menunjukkan gejala-gejala pada

abdomen seperti rasa perut tertekan, rasa cepat kenyang, anoreksia dan penurunan berat badan.

• Gejala pada sistem pernafasan dapat terjadi akibat berkurangnya kapasitas paru.

Page 30: pssw

DiagnosisPemeriksaan fisik

• Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan dengan cara pasien berdiri, sehingga tanda-tanda osteoporosis seperti kiposkoliosis akan lebih tampak.

• Kemudian pemeriksaan dilakukan dengan menekan vertebra dengan ibu jari mulai dari atas sampai kebawah yaitu pada prosesus spinosus.

• Fraktur kompresi vertebra dapat terjadi mulai dari oksiput sampai dengan sacrum, biasanya terjadi pada region pertengahan torak (T7-T8) dan pada thorakolumbal junction.

• Nyeri yang berhubungan dengan pemeriksaan palpasi vertebra mungkin disebabkan oleh adanya fraktur kompresi vertebra.

• Jika tidak ditemukan nyeri yang tajam, kemungkinan hal tersebut merupakan suatu kelainan tulang belakang yang berkaitan dengan umur.

• Pasien melakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada tulang belakang, gerakan ini akan menyebabkan rasa nyeri yang disebabkan oleh adanya fraktur kompresi vertebra.

• Spasme otot atau kekakuan otot dapat terjadi sebagai akibat dari kekuatan otot melawan gravitasi pada bagian anterior dari vertebra.

• Pemeriksaan neurologis perlu dilakukan.

Page 31: pssw

Pemeriksaan penunjang– Rontgenography – Magnetic Resonance Imaging (MRI)– CT- Scan– Single-Photon Emission Computed Tomography

(SPECT)– Scintigraphy

Page 32: pssw

• Rontgenography : Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat tulang vertebra untuk melihat fraktur dan pergeseran tulang vertebra

Page 33: pssw

• Magnetic Resonance Imaging :Pemeriksaan ini memberi informasi detail mengenai jaringan lunak di daerah vertebra. Gambaran yang akan dihasilkan adalah 3 dimensi. MRI sering digunakan untuk mengetahui kerusakn jaringan lunak pada ligament dan diskus intervertebralis dan menilai cedera medulla spinalis

Page 34: pssw

• CT- ScanCT scan sangat berguna dalam menggambarkan adanya fraktur dan dapat memberikan informasi jika tentang adanya kelainan densitas tulang. CT scan dan MRI juga sangat penting dalam menentukan diferensial diagnosis karena adanya penyempitan kanalis spinal, dan komposisi spesifik vertebra dapat digambarkan.

• Single-Photon Emission Computed Tomography (SPECT)Dapat juga digunakan dalam menentukan adanya fraktur dan tingkat adanya osteoporosis karena kemampuannya dalam menggambarkan densitas tulang.

• ScintigraphyMerupakan suatu metode diagnostik yang menggunakan deteksi radiasi sinar gamma untuk menggambarkan kondisi dari jaringan atau organ, juga merupakancmetode yang penting untuk memprediksikan hasil (outcome) dari beberapa teknik operasi.

Page 35: pssw

Penatalaksanaan

1. Live saving dan kontrol vital sign2. Perawatan trauma penyerta

Page 36: pssw

• Nyeri akut fraktur kompresi vertebra• Jika pada pasien tidak ditemukan kelainan neurologis, pengobatan pada pasien dengan akut fraktur harus menekankan

pada pengurangan rasa nyeri, dengan pembatasan bedrest, penggunaan analgetik, brancing dan latihan fisik.• Menghindari bedrest terlalu lama• Bahaya dari bedrest yang terlalu lama pada orang tua adalah, meningkatkan kehilangan densitas tulang, deconditioning,

thrombosis, pneumonia, ulkus dekubitus, disorientasi dan depresi.• Analgetik• Analgetik digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, biasa diberikan sebagai terapi awal untuk menghindari dari bedrest

yang terlalu lama.• Calcitonin, diberikan secara subkutan, intranasal, atau perrektal mempunyai efek analgetik pada fraktur kompresi yang

disebabkan oleh osteoporosis dan pasien dengan nyeri tulang akibat metastasis.• Bracing • Bracing merupakan terapi yang biasa dilakukan pada manegemen akut non operatif. Ortose membantu dalam

mengontrol rasa nyeri dan membantu penyembuhan dengan menstabilkan tulang belakang. Dengan mengistirahatkan pada posisi fleksi, maka akan mengurangi takanan pada kolumna anterior dan rangka tulang belakang.Bracing dapat digunakan segera, tetapi hanya dapat digunakan untuk dua sampai tiga bulan. Terdapat

• beberapa tipe ortose yang tersedia untuk pengobatan.• Vertebroplasty• Vertebroplasty dilakukan dengan menempatkan jarum biopsy tulang belakang kedalam vertebra yang mengalami

kompresi dengan bimbingan fluoroscopy atau computed tomography. Kemudian diinjeksikan Methylmethacrylate kedalam tulang yang mengalami kompresi. Prosedur ini dapat menstabilkan fraktur dan megurangi rasa nyeri dengan cepat yaitu pada 90% 100% pasien. Tetapi prosedur ini tidak dapat memperbaiki deformitas yang terjadi pada tulang belakang.

• Teknik Vertebroplasty• Kypoplasty • Prosedur ini dilakukan dengan menyuntikkan jarum yang berisikan tampon kedalam tulang yang mengalami fraktur.

Insersi jarum tersebut akan membentuk suatu kavitas pada tulang vertebra. Kemudian kavitas tersebut diisi dengan campuran methylmetacrylate dibawah tekanan rendah.

• Teknik Kypoplasty

Page 37: pssw
Page 38: pssw

Prognosis

Nyeri dan fraktur yang dialami akan membaik dengan dukungan terapi farmakologis dan non farmakologis, namun dengan semakin bertambahnya usia, fungsi dan struktur fisiologi tulang akan semakin menurun, diperlukan upaya kewaspadaan agar tetap menjaga stabilitas tulang belakang dan pencegahan trauma pada usia lanjut.

Page 39: pssw

Pencegahan

– Hindari aktifitas fisik berat– Olah raga seperti jogging dan berjalan cepat– Jaga asupan kalsium (sayuran hijau, susu tinggi

kalsium dll)– Hindari defisiensi vitamin D– Nutrisi dengan diet tinggi protein– Berjemur pada pagi dan sore hari– Memperhatikan lingkungan dan berbagai

penyebab untuk menghindari berulangnya jatuh

Page 40: pssw

DAFTAR PUSTAKA1. Andrew L Sherman, MD, MS; Chief Editor: Rene Cailliet, MD. Lumbar Compression Fracture.

(diakses tanggal 17 Juli 2014). Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/309615-overview

2. Apley graham and Solomon Louis. Ortopedi Fraktur System Apley; edisi ketujuh. Jakarta: Widya medika, 1995.

3. Aron B, Walter CO. Vertebral compreesion fractures : treatment and evaluation (serial online) 2006 ( diakses 10 April 2012); Diunduh dari: URL: http://bjr.birjournals.org/cgi/reprint/75/891/207.pdf.

4. Hanna J, Letizia M. Kyphoplasty: A treatment for osteoporotic vertebral compression fractures. nursing journal center (serial online) 2007 ( diakses 10 April 2012); Dunduh dari: URL: http://www.nursingcenter.com/library/journalarticle.asp?article_id=755899.

5. Pearce, Evelyn C., Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2006. Hal 89

6. Philips W. Ballinger, M.S., R.T.(R). (1995), Merrill’s Atlas of Radiographic Positions and Radiologic Prosedures. Ohio : Mosby-Year Book.

7. Rasjad, C. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Jakarta : PT. Yarsif Watampone. 2007. 8. Young W. Spinal cord injury level and classification (serial online) 2000 (diakses 10 April

2012); Diunduh dari: URL: http://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.shtml