PSIKOLOGI MATERI JAWABAN

9
Berpikir adalah proses dinamis, dimana individu bertindak aktif dalam menghadapi hal-hal yang bersifat abstrak Pengertian Berfikir Berfikir merupakan fungsi jiwa yang mengandung pengertian yang luas, karena mengandung maksud dan tujuan untuk memecahkan masalah sehingga menemukan hubungan dan menentukan sangkut paut antara masalah yang satu dengan yang lainnya. Untuk itu, berfikir merupakan proses dialektis. Artinya selama kita berfikir, dalam fikiran itu terjadi tanya jawab untuk bisa meletakkan hubungan-hubungan pengetahuan kita dengan tepat. Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2249741- pengertian-berfikir/#ixzz2GRYY5Ea8 Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian. “Berpikir” mencakup banyak aktivitas mental. Kita berpikir saat memutuskan barang apa yang akan kita beli di toko. Kita berpikir saat melamun sambil menunggu kuliah pengantar psikologi dimulai. Kita berpikir saat mencoba memecahkan ujian yang diberikan di kelas. Kita berpikir saat menulis artikel, menulis makalah, menulis surat, membaca buku, membaca koran, merencanakan liburan, atau mengkhawatirkan suatu persahabatan yang terganggu. Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai wawasan tentang obyek tersebut. Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel

description

PSikologi

Transcript of PSIKOLOGI MATERI JAWABAN

Berpikir adalah proses dinamis, dimana individu bertindak aktif dalam menghadapi hal-hal yang bersifat abstrakPengertian BerfikirBerfikir merupakan fungsi jiwa yang mengandung pengertian yangluas, karena mengandung maksud dan tujuan untuk memecahkan masalahsehingga menemukan hubungan dan menentukan sangkut paut antaramasalah yang satu dengan yang lainnya. Untuk itu, berfikir merupakanproses dialektis. Artinya selama kita berfikir, dalam fikiran itu terjaditanya jawab untuk bisa meletakkan hubungan-hubungan pengetahuan kitadengan tepat.

Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2249741-pengertian-berfikir/#ixzz2GRYY5Ea8Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Kita berpikir saat memutuskan barang apa yang akan kita beli di toko. Kita berpikir saat melamun sambil menunggu kuliah pengantar psikologi dimulai. Kita berpikir saat mencoba memecahkan ujian yang diberikan di kelas. Kita berpikir saat menulis artikel, menulis makalah, menulis surat, membaca buku, membaca koran, merencanakan liburan, atau mengkhawatirkan suatu persahabatan yang terganggu.Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai wawasan tentang obyek tersebut.Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.Biasanya emosimerupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusiaEmosi adalah komponen paling penting dalam bahasan psikologi. Emosi masuk dalam komponen afektif manusia. Emosi merupakan pusat penggerak di samping motivasi, yang mendasari manusia bertingkah laku.I. Pengertian Intelegensi Secara EtimologisIntelegensi berasal dari bahasa Inggris Intelligence yang juga berasal dari bahasa Latin yaitu Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere. Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan Nous, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut Noeseis. Intelegensi berasal dari kata Latin,yang berarti memahami. Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.(sumber: iqeq.web.id)

Emosi dasarmanusia Rasa amarah Rasa kesedihan Rasa dendam Rasa takut Rasa kenikmatan Rasa malu Rasa cintaReaksi amarah : hormon adrenalin meningkat, menyebabkan gelombang energi yang cukup kuat untuk bertindak dahsyat, maka tangan menjadi mudah menghantam lawan,detak jantung meningkat Reaksi takut : kaki akan lebih mudah diajak mengambil langkah seribu dan wajah menjadi pucat. Hal ini disebabkan karena di pusat-pusat emosi, otak memicu terproduksinya hormon seperti adrenalin, yang membuat tubuh waspada dan siap bertindak Reaksi kebahagiaan: perubahan utama akibat timbulnya kebahagiaan adalah meningkatnya kegiatan di pusat otak yang menghambat perasaan negatif dan meningkatkan energi yang ada, dan menenangkan perasaan yang menimbulkan kerisauan. Reaksi perasaan cinta/kasih sayang, dan kepuasan seksual, mencakup rangsangan parasimpatik (secara fisiologis lawan/antagonik dari aktivitas simpatik), secara fisiologis adalah lawan mobilisasifight or flight,yang sama-sama dimiliki oleh rasa takut,maupun amarah. Pola parasimpatik, yang disebut respon relaksasi, adalah serangkaian reaksi di seluruh tubuh yang membangkitkan keadaan menenangkan dan puas, sehingga mempermudah kerja sama.vvvvvKalau kita merasa bahagia, gembira, senang, terhibur, rasa terpesona, kegirangan luar biasa, merasa puas, senang sekali misalnya, itu bukanlah emosi dasar manusia, melainkan itu emosi yang diakibatkan oleh salah satu dari emosi dasar manusia berupa rasa kenikmatan. Dari emosi dasar ini lahirlah berbagai turunan emosi lainnya atau variasi emosi lainnya.

Demikian juga dengan lahirnya perasaan persahabatan, rasa kepercayaan merasakan kebaikan hati, rasa hormat, ingin dekat dan sayang adalah hasil dari adanya emosi dasar rasa cinta misalnya. Dari emosi dasar rasa cinta ini dapat muncul emosi lainnya seperti perasaan marah, rasa benci atau dendam, atau sebaliknya lahirlah perasaan bahagia, rasa kenikmatan, misalnya. Ada ratusan emosi, bersama dengan campuran, variasi, mutasi dan nuansanya.

Emosi memiliki fungsi-fungsi vital bagi manusia. Emosi yang dialami manusia menjadikan manusia mampu menimbulkan respon berdasarkan informasi yang diterimanya. Misalnya ada yang mengganggu maka muncullah marah. Lalu karena marah, seseorang mungkin akan bertindak mengusir si pengganggu.Secara umum terdapat sekurang-kurangnya 7 fungsi emosi bagi manusia. Masing-masing fungsi itu berperan penting bagi kelangsungan hidup manusia karena membantu dalam penyesuaian terhadap lingkungan.Menimbulkan respon otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis.

Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku Individu

1. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.2. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa ( frustasi ).3. Menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup ( nervous) dan gagap dalam berbicara.4. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.5. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

Aliran tiga atau model campuran kecerdasan emosional (EI) langkah telah terbukti berkorelasi dengan kepribadian dalam literatur penelitian. The objective of this study was to further examine the nature of this relationship. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeriksa lebih lanjut sifat hubungan ini. Previous studies using joint factor analysis to investigate the relation between personality and mixed model EI have located EI as a separate trait in personality factor space. Penelitian sebelumnya dengan menggunakan analisis faktor bersama untuk menyelidiki hubungan antara kepribadian dan EI model campuran telah berada EI sebagai suatu ciri tersendiri dalam ruang kepribadian faktor. A common problem with using joint factor analysis for this purpose is the possibility of method artefacts. Masalah yang umum dengan menggunakan analisis faktor bersama untuk tujuan ini adalah kemungkinan artefak metode. Thus, joint factor analysis may not reflect the true relationship between two variable sets. Dengan demikian, analisis faktor sendi mungkin tidak mencerminkan hubungan yang benar antara dua set variabel. In the present study, an interbattery factor analysis was conducted with the scales of the Emotional Quotient Inventory (EQ-i) and the Work Personality Index (WPI). Dalam penelitian ini, analisis faktor interbattery dilakukan dengan skala Inventory Emotional Quotient (EQ-i) dan Kepribadian Indeks Kerja (WPI). Interbattery factor analysis identifies only common factors between two variable sets. Analisis faktor Interbattery mengidentifikasi hanya faktor umum antara dua set variabel. The sample size consisted of 615 working adults who completed the assessments for selection or developmental purposes. Ukuran sampel terdiri dari 615 orang dewasa yang bekerja yang menyelesaikan penilaian untuk seleksi atau tujuan pembangunan. After a direct quartimin rotation, an eight factor solution provided the most parsimonious and theoretically meaningful solution. Setelah rotasi quartimin langsung, solusi faktor delapan menyediakan solusi yang berarti paling pelit dan teoritis. The analysis identified seven common factors between the EQ-i and WPI. Analisis mengidentifikasi tujuh faktor umum antara EQ-i dan WPI. Only Teamwork from the WPI loaded on factor eight. Hanya Teamwork dari WPI dimuat pada faktor delapan. In contrast to previous results, EI did not load separately in personality factor space. Berbeda dengan hasil sebelumnya, EI tidak memuat secara terpisah dalam ruang kepribadian faktor. The common factors between these variable sets indicate that the different constructs measured by EI and personality are related. Faktor umum antara set variabel menunjukkan bahwa konstruksi yang berbeda diukur dengan EI dan kepribadian yang terkait. Some of the relationships identified among the variables were unexpected. Beberapa hubungan diidentifikasi di antara variabel yang tak terduga. This provides additional interpretive information for when the EQ-i and WPI are used in conjunction. Hal ini memberikan informasi tambahan untuk penafsiran ketika EQ-i dan WPI digunakan dalam hubungannya.

Emosi dan KepribadianPervin (1993) menunjukkan bahwa tidak ada teori yang diterima secara umum tentang hubungan antara emosi dan kepribadian dari perspektif psikoanalitik atau fenomenologis. Mandler (1984) membuat salah satu link emotion personality analisis sebelumnya. Menunjukkan dua pendekatan yang relevan untuk menganalisis perbedaan individu. Yang pertama adalah untuk mengembangkan skala kepribadian yang mungkin ciri reaksi emosional individu. Individu dan lingkungan kedua adalah mencari sistem kognitif tertentu dalam budaya yang memungkinkan prediksi respon emosional individu.Tes kepribadian memberikan ukuran interpretasi kognitif. HJ Eysenck, misalnya, diskusi sesi ekstrover / introver dan neurotisisme dalam conditionability syarat dan emosionalitas. Mandler berpendapat bahwa keterbukaan / ketertutupan sifat orang sesuai dengan kecenderungan mereka untuk melihat peristiwa-peristiwa yang menghukum, mengancam atau frustasi , dan Neuroticism (emosionalitas) mengacu pada jumlah kegembiraan. Mandler juga memiliki perspektif yang sama sekali berbeda dengan teori kepribadian tradisional pada masalah faktor individu dalam emosi. Ini menganggap bahwa pertanyaan tentang situasi emosional menjadi bermakna bila diakui sebagai pribadi yang relevan. . Sebuah contoh akan datang dari reaksi kami melihat kecelakaan. Diklasifikasikan, berakhir pada tingkat keterlibatan kami dengan korban. Proyeksi dirinya dalam situasi yang mengarah ke efek ini.Demikian pula, Mandler berpendapat bahwa emosi mungkin berhubungan dengan tingkat citra visual. Biasanya, mereka sangat peka dan verbalizers visualizers tenang keseimbangan batin. Di sini, ia benar-benar mulai mempertimbangkan gaya kognitif dan emosi. Bertocci (1988) adalah salah satu dari beberapa teori mencoba untuk menjelaskan hubungan erat antara emosi dan kepribadian, tulisannya agak sulit untuk dimengerti. Dia menyarankan bahwa orang tersebut adalah unit kompleks yang diidentifikasi melalui interaksi dengan lingkungan serta terus bergerak. Orang dibebankan dengan nada hedonis, WHI adalah penting untuk kelangsungan hidup. Mereka tidak dengan sendirinya akan emosi, tetapi mereka mempengaruhi ekspresi emosi dan keinginan. Bertocci berpendapat bahwa emosi dapat dianggap sebagai bagian dari makna kualitas hidup. Percaya itu penting untuk mengenali emosi primer akumulasi.Bertocci, emosi adalah alasan formal yang identik dengan motif. Dia adalah emosional,emotif-konatif kecenderungan mental atau panggilan untuk investasi atau dorong sadar sengaja tidak mengalami aspek-aspek fisiologis atau perilaku sebagai kondisi yang diperlukan. Teori ini sangat menekankan pentingnya kesadaran diri dalam memahami pengalaman emosi primer dan menunjukkan bahwa rekening perilaku / fisiologis tidak memadai. Bertocci percaya mungkin untuk memahami dinamika melupakan motivasi dengan melalui pengalaman sadar. Dia menggunakan apa yang ia sebut hormat-menghormati sebagai model utama emosi primer dan menggunakannya untuk menggambarkan emosi seperti "serangan mental." Penting untuk pengalaman dan modifikasi emosi primer perkembangan kognitif. Selain itu, emosi ditentukan oleh makna membangkitkan dalam suatu situasi, dan meskipun emosi atau disposisi motivasi berbalik arah namun, dapat dipelajari.Strelau (1987) menganggap hubungan antara emosi dan temperamen, berbagai peran yang dimainkan oleh emosi dalam penelitian, temperamen sebagai emosi yang dianggap sebagai fitur, sebuah proses tertentu atau perilaku karakteristik. Secara teoritis, sifat reaksi emosional dapat dianggap sebagai dimensi psikologi emosi dari temperamen atau struktur dari temperamen. Emosional atau perilaku dapat dianggap salah satu dari banyak jenis perilaku yang mencerminkan intensitas karakter dan waktu. Akhirnya, emosi dapat dilihat sebagai bagian dari proses afektif-motivasi yang membantu mengatur eksitasi tertentu dan dengan demikian memiliki peran dalam eksitasi-berorientasi dimensi temperamen.Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa peneliti telah mulai memberi perhatian yang lebih spesifik untuk hubungan antara emosi dan kepribadian, bukan sekadar asumsi mereka saja. Sebagai contoh, oksidasi lalu (1998) menunjukkan analisis teoritis yang konsisten pengolahan rangsangan emosi afektif dalam hubungannya dengan ciri-ciri kepribadian yang stabil dan mood sementara. Dia menyarankan tiga kerangka konseptual yang relevan: (1) suasana hati kongruensi Tradisional dan konsistensi sifat emosi mempengaruhi proses yang terpisah, (2) ciri-ciri kepribadian moderasi berinteraksi dengan maksud mempengaruhi proses emosi, (3) Mediasi: ciri-ciri kepribadian yang terkait humor-negara rawan, yang pada gilirannya mempengaruhi pengolahan emosi.Tiga kesimpulan dari analisis diatas. Pertama, literatur yang membawa wilayah ini tidak konsisten. Kedua, pendekatan moderasi dan mediasi lebih baik terkait dengan pengelolaan emosi-kongruen karena memungkinkan spesifikasi baik dari hubungan antara karakter, suasana hati dan pengalaman emosional. Ciri-ciri literatur Ketiga, mood kongruen dan tidak kongruen, bila dikombinasikan mulai menunjukkan bagaimana variabel-variabel pengaruh pada pengolahan informasi emosi sehari-hari. Gross, John dan Richards (2000) yang lebih spesifik dalam pendekatan mereka. Mereka mengambil pandangan disosiasi kepribadian ekspresi emosi dan pengalaman emosional. Mereka menggambarkan pengalaman emosional positif yang terkait dengan sikap ekspresif emosi-ekspresif perilaku. Untuk emosi negatif, situasinya lebih kompleks. Orang merasa rendah ekspresi emosi negatifnya yang berbeda dari orang-orang yang tinggi dalam ekspresi. Mereka lebih peka terhadap penindasan emosional sebagai teknik regulasi emosi dengan baik,meskipun hal ini tidak selalu terjadi secara sadar. . Orang yang rendah dalam ekspresi - ekspresi emosional dipisahkan dari pengalaman emosional, suatu pola regulasi emosi yang secara otomatis menghasilkan diinternalisasi. Hal ini mungkin karena rendahnya kemampuan ekspresi yang mereka miliki dalam represi emosi.Inti teoritis umum di sini adalah link dari ekspresi dan pengalaman emosi tidak hanya melihat apakah emosi positif atau negatif tapi melihat dari perspektif ekspresi disposisional. Setidaknya menempatkan aspek regulasi emosi langsung dalam domain kepribadian. Mengadopsi pendekatan yang lebih luas, Consedine (1999) menganggap bahwa ikatan emosi-kepribadian sebagai bagian integral dari bagaimana emosi mempengaruhi perilaku. Model mereka menunjukkan bahwa motif terangsang mengarah ke penilaian (yang dipengaruhi oleh lingkungan affordances). Hal ini pada akhirnya mengarah ke perilaku penarik bawaan emosi (dalam arti teori sistem), mengarah ke perilaku terbuka. Proses kepribadian ikut serta selama hubungan antara emosi dan perilaku terbuka.