Psikologi Kel 3

9
BAB 14 PSIKOLOGI KESEHATAN Pengertian Psikologi kesehatan dalam latar belakang sejarah Psikologi klinis sudah dikenal dengan nama Medical Psychology , dan sekarang selalu dikaitkan dengan Behavioral Medicine. Dasar pemikiran Psikologi kesehatan adalah adanya hubungan antara pikiran manusia (mind) dengan tubuhnya. Penelitian menunjukkan bahwa variabel psikososial, personal-perilaku berlebihan, kebiasaan-kebiasaan tertentu-dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit kronis, kecelakaan, dan cedera. Misalnya perilaku makan terlalu banyak di restoran-restoran yang menggunakan M! (vetsin) meningkatkan resiko penyakit saluran pencernaan (dalam Markam, "##$). De%inisi Behavioral Medicine adalah intergrasi dari perilaku dengan praktik dan ilmu kedokteran. Menurut Matara&&o, de%inisi 'ehavioral adalah suatu lapangan multidisiplin penelitian ilmiah, pendidikan, dan praktik, yang berkaitan dengan kesehatan, penyakit dan dis%ungsi %aali yang terkait. Psikologi kesehatan memberi sumbangan pada peningkatan promosi kesehatan, dan pencegahan serta penyembuhan penyakit (dalam Markam, "##$). Psikologi kesehatan menurut adarjoen ("##), merupakan salah satu cabang Psikologi linis yang menekankan kinerjanya pada upaya membentuk perilaku sehat pada masyarakat dengan mengacu pada %alsa%ah dasar positi%, yang bersi%at preventi%. Manusia tidak diposisikan sebagai korban penyakit, namun juga ikut bertanggung jawab terhadap kondisi sakitnya. Psikologi kesehatan mengarah pada pemahaman terhadap pengaruh psikologi dalam kaitannya dengan kebiasaan manusia dalam menjaga kesehatan, mempelajari penyebab rentannya manusia terhadap suatu penyakit dan bagaimana manusia menyikapi penyakitnya (*aylor dalam http+www.yarsi.ac.idweb- directorykolom-dosen$-%akultas-psikologi$-metta.html). Psikologi kesehatan tidak mende%inisikan /sehat0 sebagai tidak sakit. ehat dilihat sebagai pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan %isik, mental dan sosial. Psikologi kesehatan mempelajari seluruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup. Psikologi kesehatan %okus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan Psikologi Umum II | Juni 2011 1

description

Psikologi Kel 3

Transcript of Psikologi Kel 3

BAB 14PSIKOLOGI KESEHATAN

PengertianPsikologi kesehatan dalam latar belakang sejarah Psikologi klinis sudah dikenal dengan nama Medical Psychology, dan sekarang selalu dikaitkan dengan Behavioral Medicine. Dasar pemikiran Psikologi kesehatan adalah adanya hubungan antara pikiran manusia (mind) dengan tubuhnya. Penelitian menunjukkan bahwa variabel psikososial, personal-perilaku berlebihan, kebiasaan-kebiasaan tertentu-dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit kronis, kecelakaan, dan cedera. Misalnya perilaku makan terlalu banyak di restoran-restoran yang menggunakan MSG (vetsin) meningkatkan resiko penyakit saluran pencernaan (dalam Markam, 2003).Definisi Behavioral Medicine adalah intergrasi dari perilaku dengan praktik dan ilmu kedokteran. Menurut Matarazzo, definisi Behavioral adalah suatu lapangan multidisiplin penelitian ilmiah, pendidikan, dan praktik, yang berkaitan dengan kesehatan, penyakit dan disfungsi faali yang terkait. Psikologi kesehatan memberi sumbangan pada peningkatan promosi kesehatan, dan pencegahan serta penyembuhan penyakit (dalam Markam, 2003).Psikologi kesehatan menurut Sadarjoen (2008), merupakan salah satu cabang Psikologi Klinis yang menekankan kinerjanya pada upaya membentuk perilaku sehat pada masyarakat dengan mengacu pada falsafah dasar positif, yang bersifat preventif. Manusia tidak diposisikan sebagai korban penyakit, namun juga ikut bertanggung jawab terhadap kondisi sakitnya. Psikologi kesehatan mengarah pada pemahaman terhadap pengaruh psikologi dalam kaitannya dengan kebiasaan manusia dalam menjaga kesehatan, mempelajari penyebab rentannya manusia terhadap suatu penyakit dan bagaimana manusia menyikapi penyakitnya (Taylor dalam http://www.yarsi.ac.id/web-directory/kolom-dosen/73-fakultas-psikologi/173-metta.html). Psikologi kesehatan tidak mendefinisikan sehat sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Psikologi kesehatan mempelajari seluruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup. Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya.

Psikologi Kesehatan juga mempelajari aspek-aspek psikologis dari pencegahan dan perawatan sakit. Seorang psikolog kesehatan misalnya, membantu mereka yang bekerja di lingkungan yang memiliki tingkat stress yang tinggi untuk mengelola stres dengan efektif, sehingga tekanan yang dialami di lingkungan kerja tidak mempengaruhi kesehatan mereka. Seorang psikolog kesehatan juga dapat bekerja dengan mereka yang sedang menderita suatu penyakit agar dapat menyesuaikan mental dan fisik mereka dengan penyakit tersebut atau untuk mematuhi treatment yang dirancang oleh dokter yang merawatnya.

Psikolog kesehatan juga fokus pada etiologi dan kaitannya dengan kesehatan, sakit dan disfungsi. Etiologi merujuk pada asal dan penyebab sakit, dan psikolog kesehatan secara khusus tertarik pada faktor-faktor perilaku dan sosial yang menyumbang kesehatan dan sakit dan disfungsi. Faktor-faktor tersebut meliputi kebiasaaan yang merusak atau menunjang kesehatan seperti konsumsi alkohol, merokok, olahraga, mengenakan sabuk pengaman, dan cara-cara berkawan dengan stres.

Dalam prakteknya, Psikolog Kesehatan bertugas untuk mensosialisasikan kebiasaan-kebiasaan hidup yang merugikan kesehatan, seperti diet yang salah, merokok, minum alkohol, seks bebas, clubbing, dan menggunakan obat-obatan. Kemudian mengembangkan tingkah laku yang menunjang kesehatan , seperti mengembangkan pola hidup sehat yang diawali dengan menjaga kesehatan mental, mengkomunikasikan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, dan mengembangkan komunikasi yang sehat dalam rumah tangga. Selain melakukan tindakan preventif, Psikolog Kesehatan juga berperan dalam hal kuratif, yaitu mengatasi gangguan psikologis yang menyertai gangguan fisik, seperti melatih masyarakat yang berada dalam tingkat stres kerja yang tinggi agar memiliki kemampuan untuk memanajemen stres secara efektif, agar terhindar dari gangguan fisik seperti pusing, maag, migrain, dan lainnya. Selain itu Psikolog Kesehatan juga dapat bekerja dengan orang yang mengalami sakit, untuk membantu mereka menyesuaikan diri dengan penyakitnya, sehingga dapat mengurangi parahnya penyakit yang dialami akibat gangguan psikologis yang menyertainya. Seperti pada penderita kanker, stroke, atau diabetes mellitus yang mengalami gangguan psikologis seperti depresi, gangguan bipolar, dan lainnya.

Sosialisasi yang dilakukan oleh Psikolog Kesehatan dapat dilakukan melalui metode penyuluhan, pelatihan, konseling dan psikoterapi individual, kelompok, keluarga, perkawinan, dan lain-lain, yang tentu saja disesuaikan dengan permasalahan yang ada. Dengan demikian psikolog kesehatan memiliki posisi penting dalam membentuk umat yang berkarakter dan berwawasan, tidak sekedar menjadi umat yang ikut-ikutan dan menjadi rusak karena kehilangan identitas dirinya.Pada akhirnya, psikolog kesehatan menganalisa dan berusaha meningkatkan sistem perawatan kesehatan dan merumuskannya dalam kebijakan kesehatan. Psikologi kesehatan mempelajari dampak institusi kesehatan dan tenaga medis dan paramedis terhadap perilaku orang dan mengembangkan rekomendasi untuk meningkatakan perawatan kesehatan.

Psikologi kesehatan mencoba memahami keterkaitan antara kondisi sehat dan sakit, tidak hanya secara fisik tapi juga secara psikis.

What makes a healthy person stay healthy?

What happens when a healthy person is then diagnosed with chronic illness?

What emotional setbacks occur to people with chronic illness?

Ketiga perilaku diatas dipelajari dalam psikologi kesehatan. Psikologi kesehatan bertujuan untuk memahami dinamika psikologis individu yang tetap menjaga kesehatannya, dinamika psikologis individu yang sehat namun kemudian mendapat diagnosa penyakit kronis serta dinamika psikologis individu saat merespon keadaan sakit kronis yang sedang dialami. Psikologi kesehatan juga mencoba mencoba untuk:

1. Memahami bagaimana faktor biologis, psikologis, dan sosial saling berinteraksi dalam mempengaruhi individu baik itu dalam keadaan sehat maupun sakit,

2. Mengidentifikasi berbagai faktor yang berkaitan dengan penyakit dan yang berkaitan dengan kesehatan,

3. Melakukan promosi mengenai perilaku sehat dan mencegah perilaku tidak sehat,

4. Melakukan intervensi yang berkaitan dengan perlakuan medis pada individu yang sedang sakit (Nietzel, Bernstein, & Milich, 1998).

Aspek Aspek dalam psikologi kesehatan

Ada lima aspek utama pada psikologi kesehatan, dimana setiap aspek memberi kontribusi pada eksistensi dari keberadaan psikologi kesehatan, yaitu:

1. Hubungan antara pikiran dan tubuh yang menekankan pada pentingnya penyesuaian diri individu setelah didiagnosis menderita sakit, akan mati maupun terluka.2. Penyesuaian psikologis, dimana keadaan psikologis (seperti depresi dan kecemasan) dapat menurunkan berbagai fungsi dan proses biologis, praktek kesehatan maupun perawatan kesehatan.3. Mencegah penyakit, psikolog kesehatanmempromosikan kesehatan dan berharap agar dengan hal tersebut dapat mencegah individu untuk jatuh sakit.4. Optimisme, dimana sikap optimistis dan perilaku yang berkaitan lainnya dapat memberi kemajuan pada kesehatan fisik serta mempercepat proses penyembuhan.5. Dukungan sosial, para psikolog kesehatan telah mempelajari bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial, kesehatan mental, dan kesehatan fisik.Masalah masalah yang dihadapi dalam psikologi kesehatan

Beberapa ahli psikologi kesehatan merawat orang dengan masalah tidur, sakit kepala, masalah alkohol, dll psikolog kesehatan kerja lain untuk memberdayakan anggota masyarakat dengan membantu masyarakat kontrol anggota keuntungan selama kesehatan mereka dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Kesehatan psikolog mempelajari berbagai variabel termasuk genotipe, penyakit kardiovaskuler, kebiasaan merokok, keyakinan keagamaan, penggunaan alkohol, dukungan sosial, kondisi hidup, kondisi emosional, kelas sosial, dan banyak lagi.

Kesehatan psikologi upaya untuk menemukan perawatan untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit, serta memahami anomali rasa sakit seperti episodic analgesia, causalgia, neuralgia, dan sakit anggota tubuh phantom. Pengobatan untuk rasa sakit melibatkan pasien-diberikan analgesia, akupunktur (ditemukan oleh Berman untuk lebih efektif dalam mengurangi rasa sakit untuk osteoartritis lutut), biofeedback, dan terapi perilaku kognitif.

Selain itu juga terdapat beberapa hal yang membuat orang enggan berkarir pada jalur ini, yaitu: 1) burnout, psikolog kesehatan dapat menjadi frustrasi ketika mereka mencoba membantu pasien yang tidak ingin dibantu, 2) gaji yang rendah, 3) masa kuliah yang berat, yang membutuhkan masa studi S3 5 sampai 7 tahun termasuk pengerjaan disertasi, 4) dealing with illness, bekerja dengan orang sakit setiap hari dapat membuat kesal, apalagi bagi seseorang yang terserang secara emosi oleh pasien sakit.

Terdapat lima daya tarik utama berkaitan dengan psikologi kesehatan sehingga membuat seseorang hendak berkarir pada jalur ini, yaitu:

1. Membantu orang lain, dengan menolong individu maka psikolog kesehatan akan memperoleh hadiah berupa perasaan lega setelah menyelamatkan hidup orang lain.2. Promosi kesehatan, dengan mempromosikan kesehatan seseorang dapat mendidik orang lain mengenai bagaimana cara terbaik untuk merawat diri mereka sendiri sehingga dapat mengurangi resiko mengidap suatu penyakit.

3. Kesempatan kerja, lapangan kerja dibidang ini semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah populasi dan meningkatnya pengharapan hidup manusia.4. Tantangan, akan begitu menantang apabila bekerja dengan menghadapi orang-orang yang secara ekstrim bersikap negative.5. Team environment, psikolog kesehatan seringkali bekerja sama dengan perawat, dokter, peneliti, maupun psikolog lainnya.

Dinamika Psikologis Individu yang Sehat dan SakitKita pasti pernah bertemu dengan orang yang tampak selalu sehat dan jarang sakit. Terbersit dalam benak kita, apa yang dilakukan orang tersebut sehingga kesehatannya terjaga? How does he or she maintain his or her health? Dinamika psikologis apa yang tercermin pada individu yang berhasil menjaga kesehatannya?

Kita pernah pula berjumpa dengan orang yang sehat, namun setelah orang tersebut mendapat diagnosa penyakit tertentu, muncul banyak perubahan pada dirinya. Perubahan fisik dan juga perubahan emosional. Orang tersebut menjadi lebih sensitif perasaannya-lebih emosional, menjadi kurang semangat dalam berkarya-malas, bahkan mungkin memperlihatkan perubahan perilaku yang sangat berbeda dalam kesehariannya. Dinamika psikologis apa yang terlihat pada individu yang demikian?

Kita mungkin juga pernah bertemu dengan orang yang tengah berjuang dalam menghadapi penyakit kronis yang dideritanya. Kita seolah dapat membaca cerminan jiwanya, antara yakin dan tidak yakin bahwa dirinya bisa terbebas dari penyakit yang dideritanya. Terkadang kita melihat orang itu tampak bersemangat dan akan melakukan apapun demi kesembuhannya, namun di saat lain kita meyaksikan orang tersebut berada pada puncak keputusasaannya. Sehingga apapun yang kita katakan atau kita lakukan seolah tidak terlalu bermakna bagi dirinya. Dinamika psikologis apa yang ada pada individu yang demikian? Dinamika psikologis individu yang sehat ?

Individu ini menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang teramat penting. Bentuk kesadaran ini tercermin dalam perilaku sehat (health behaviour). Perilaku sehat adalah perilaku seseorang dalam mempertahankan status kesehatannya. Olah raga teratur dan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi adalah contoh perilaku sehat.

Individu selalu belajar (learn) dari kisah kesehatan orang lain. Proses ini adalah bagian dari dinamika psikologis orang yang sehat. Karena ia mendapatkan pemahaman (insight) bagaimana menjaga kesehatannya dan bagaimana terhindar dari penyakit yang dialami oleh orang lain. Sehingga jika ada keinginan untuk melakukan perilaku yang tidak sehat (poor health behavior) - misal merokok - akan selalu ada yang inform otaknya untuk tidak meneruskan keinginan berperilaku tidak sehat.

Dinamika psikologis individu yang sehat kemudian sakit ?

Individu yang sehat dapat melakukan banyak aktivitas secara mandiri. Ketika kemudian ia terdiagnosa dengan penyakit kronis tertentu akan muncul ketakutan dan kecemasan atas eksistensi dan performansinya. Kecemasan ini merupakan masalah tersendiri, bukan karena mendatangkan stres bagi individu namun mempengaruhi kemampuan individu dalam menjalankan fungsi ehidupan sehari-hari. Ketika suatu penyakit terjadi pada seseorang, seluruh aspek kehidupannya akan terpengaruh. Dinamika psikologis dan emosional yang muncul seringkali berupa pertanyaan seperti "siapa yang akan merawat mereka ketika mereka telah sembuh? Jika pada akhirnya mereka tidak dapat bekerja lagi, bagaimana mereka dapat membayar/menangani masalah keuangan? Jika selama ini individu tersebut merasa mampu melakukan semua hal sendiri secara mandiri, dapatkah mereka kemudian menerima keadaan baru mereka (jadi tergantung pada orang lain). Bagaimana jika individu ini tidak dapat lagi melakukan hobi lama?

Dinamika psikologis individu yang sedang menderita penyakit kronis?

Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit kronis yang dideritanya.

1. Penolakan (Denial)

Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis seperti jantung, stroke dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini, pasien akan memperlihatkan sikap seolah-olah penyakit yang diderita tidak terlalu berat (menolak untuk mengakui bahwa penyakit yang diderita sebenarnya berat) dan menyakini bahwa penyakit kronis ini akan segera sembuh dan hanya akan memberi efek jangka pendek (menolak untuk mengakui bahwa penyakit kronis ini belum tentu dapat disembuhkan secara total dan menolak untuk mengakui bahwa ada efek jangka panjang atas penyakit ini, misalnya perubahan body image).

2. Cemas

Setelah muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan merupakan sesuatu yang umum terjadi. Beberapa pasien merasa terkejut atas reaksi dan perubahan yang terjadi pada dirinya bahkan membayangkan kematian yang akan terjadi padanya. Bagi individu yang telah menjalani operasi jantung, rasa nyeri yang muncul di daerah dada, akan memberikan reaksi emosional tersendiri. Perubahan fisik yang terjadi dengan cepat akan memicu reaksi cemas pada individu dengan penyakit kanker.

3. Depresi

Depresi juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis. Kurang lebih sepertiga dari individu penderita stroke, kanker dan penyakit jantung mengalami depresi.

Untuk dapat memahami respon yang terjadi atas perubahan yang ada pada penderita penyakit kronis, perlu pemahaman yang mendalam tentang diri individu (self) itu sendiri. Self merupakan salah satu konsep utama dalam ilmu psikologi. Para psikolog mengacu pada self concept sebagai keyakinan atas kualitas dan penilaian yang dimiliki seseorang.

Penyakit kronis dapat menghasilkan perubahan yang drastis pada self concept dan self esteem. Beberapa perubahan yang ada bisa bersifat sementara, walaupun ada juga yang bersifat permanen. Self concept itu sendiri merupakan bagian dari self evaluation termasuk didalamnya beberapa aspek seperti body image, achieving self, fungsi sosial dan the private self.

1. The Physical Self

Body image merupakan penilaian dan evaluasi atas fungsi dan penampilan fisik seseorang. Body image yang rendah berhubungan dengan harga diri yang rendah diikuti dengan terjadinya peningkatan depresi serta kecemasan.

2. The Achieving Self

Jika keadaan penyakit kronis menjauhkan individu dari aktivitas ini, konsep diri individu yang bersangkutan bisa terkoyak dan rusak. Namun jika pekerjaan dan hobi sama sekali tidak terpengaruh oleh keadaan sakit dan sebagainya, individu dapat memperoleh kepuasan tersendiri dan meningkatkan harga dirinya.

3. The Social Self

Sebagaimana yang telah diketahui bersama, menciptakan kembali kehidupan sosial pasien penderita penyakit kronis merupakan aspek yang penting. Bentuk sumber daya sosial yang dapat membantu individu yang menderita penyakit kronis misalnya dengan pemberian informasi, bantuan dan dukungan emosional. Partisipasi keluarga dalam proses rehabilitasi merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan. Memberikan informasi pada anggota keluarga lain (bahkan anak-anak) yang akurat dan cukup mengenai keadaan individu yang sakit (misalnya gangguan/ penyakit yang dialaminya, proses/ treatment yang akan dijalaninya bahka perubahan emosional yang terlihat) merupakan sesuatu yang penting untuk dilaksanakan agar terhindar dari kebingungan dan kesalahpahaman dalam berkomunikasi antara individu yang sakit dengan pihak keluarga.

Dengan demikian, setiap individu memiliki dinamika psikologisnya tersendiri bilamana dikaitkan dengan status kesehatannya. Antara individu yang sehat, individu yang sehat kemudian sakit dan individu yang telah terkena penyakit kronis memiliki dinamika psikologis dan emosional yang harus dipahami. Psikologi kesehatan mencoba memahami aspek kejiwaan (psikologis dan emosional) individu yang berada pada salah satu situasi diatas (terlebih pada individu yang sakit).

Individu seringkali mudah terkena penyakit karena ketidakmampuannya memelihara keteraturan hidup. Tidak memiliki disiplin diri terhadap makan, tidur, istirahat, bekerja dan berolahraga. Serta kecenderungan untuk memeriksakan kesehatannya pada waktu sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Markam, S & Slamet, S.S. (2003). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: UI-Press___ Diambil tanggal 10 januari 2010 dari http://octavianiranakusuma.wordpress.com/2008/04/17/apakah-psikologi-kesehatan/___ Diambil tanggal 10 Januari 2010 dari http://www.yarsi.ac.id/web-directory/kolom-dosen/73-fakultas-psikologi/173-metta.html

___ diambil tanggal 10 januari 2010 dari

http://fouriana.wordpress.com/2008/04/14/psikologi-kesehatan-dalam-praktek/Psikologi Umum II | Juni 20119