PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

18
PSIKOLOGI EKSISTENSIAL KELOMPOK 2

description

PSIKOLOGI EKSISTENSIAL. KELOMPOK 2. A. Hakikat Analisis Eksistensialis. Pendekatan eksistensial-humanistik , di lain pihak menekankan renungan-renungan filosofis tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh . - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

Page 1: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

PSIKOLOGI EKSISTENSIALKELOMPOK 2

Page 2: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

A. Hakikat Analisis Eksistensialis

Pendekatan eksistensial-humanistik, di lain pihak menekankan renungan-renungan filosofis tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh.

Analisis eksistensial adalah suatu metode atau pendekatan yang digunakan untuk mengungkapkan eksistensi individu secara utuh dan menyeluruh.

Analisis eksistensial merupakan kajian psikologis untuk mengungkap eksistensi manusia pada taraf empiris (Binswanger)

Terapi eksistensial, terutama berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan.

Page 3: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

B. Konsep-konsep Utama Eksistensialis

1. Pandangan tentang sifat manusia Psikologi eksistensial-humanistik berfokus pada

kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang

menekankan pada pemahaman atas manusia, pendekatan eksistensial-humanistik bukan suatu

aliran terapi, sutu pendekatan yang mencangkup terapi-terapi

berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia.

Page 4: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

Konsep-Konsep Utama Eksistensial, Praktek Terapeutik 1

1) Kesadaran diriManusia memilki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia berpikir dan memutuskan.

2) Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasanKesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati (nonbeing). Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi-potensinya.

Page 5: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

Konsep-Konsep Utama Eksistensial, Praktek Terapeutik 2

3) Penciptaan maknaManusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Pada hakikatnya “kes. Menjadi manusia juga berarti menghadapi kesendirian. Manusia lahir ke dunia sendiri dan mati sendiri pulaendirian” manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional.

Page 6: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

C. Proses-proses Terapeutik

1. Tujuan-tujuan Terapeutik Terapi eksistensial bertujuan agar klien

mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwaa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya.

Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik: (1) menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, (2) memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan (3) memikul tanggung jawab untuk memilih.

Page 7: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

2. Fungsi dan Peran Terapis Tugas utama terapis adalah berusaha

memahami klien sebagai ada dalam-dunia. Teknik yang digunakan mengikuti alih-alih

mendahulai pemahaman. Karena menekankan pada pengalaman klien sekarang, para terapis eksistensial menunjukkan keleluasaan dalam menggunakan metode-metode, dan prosedur yang digunakan oleh mereka bisa bervariasi, tidak hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi juga dari satu fase terapi ke fase terapi lainnya yang dijalani oleh klien yang sama.

Page 8: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

3. Pengalaman Klien dalam Terapi

Klienmampu mengalami secara subjektif persepsi-persepsi tentang dunianya.

4. Hubungan Antara Terapis dan Klien

Penekanan diletakan pada pertemuan antar manusia dan perjalanan bersama alih-alih pada teknik-teknik yang mempengaruhi klien. Isi pertemuan terapi adalah pengalaman klien sekarang, bukan “masalah” klien. Hubungan dengan orang lain dalam kehadiran yang otentik difokuskan kepada “di sini dan sekarang”. Masa lampau atau masa depan hanya penting bila waktunya berhubungan langsung.

Page 9: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

D. Penerapan: Teknik-Teknik Prosedur-Prosedur Terapeutik

Pendekatan eksistensial-humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat.

Bugental menunjukan bahwa konsep inti psikoanalisis tentang resistensi dan transferensi bisa diterapkan pada filsafat dan praktek terapi eksistensial. Ia menggunakan kerangka psikoanalitik untuk menerangkan fase kerja terapi yang berlandaskan konsep-konsep eksistensial seperti kesadaran, emansipasi, dan kebebasan, kecemasan eksistensial, dan neurosis eksistensial.

Page 10: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

E. Dasar Pemikiran Tokoh Eksistensialis

Dasar pemikiran para tokoh aliran ini adalah “Anda adalah anda karena anda menghendaki demikian”,

kaum eksistensialis berpendapat bahwa anda dengan keadaan anda sekarang bukanlah karena lingkungan anda.

Page 11: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

Dasar Pemikiran Tokoh Eksistensialis

Persepsi Terhadap Lingkungan Kebebasan Memilih Tanggung Jawab Orang Tua Mengutamakan Perasaan Anda Ekpresi Emosi

Page 12: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

F. Contoh Penelitian Analisis Eksistensial 1

Aspek gangguan dalam Sindroma-Kompulsi: Fobia Anaskatik

terdapat dua sifat dasar dari sindroma kompulsi: pertama “disturbance psychism” yang umumnya berbentuk fobia, dan kedua “defense psychism” yang di dalamnya termasuk tindakan kompulsif.

Page 13: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

F. Contoh Penelitian Analisis Eksistensial 2

Ilusi yang bersifat fobia: Penyakit kompulsi H.H., dikenal juga sebagai “disturbance psychism”, ditandai oleh obsesi bau tubuh yang bersifat ilusi. Bau yang bersifat ilusi ini berawal dari ejakulasi spontan pertama dan secara konsisten tertanamkan pada diri pasien dalam sistem air kencing (urine) dan kotoran (excretory). Kasus ini dianggap sebagai model gangguan anaskatik. Proses pencucian berlangsung berjam-jam, tetapi pasien merasa penisnya masih tetap basah, tidak bersih dan bisa menyebarkan bau yang tidak sedap pada pakaian yang dikenakan, pada tangan dan anggota tubuh lainnya, serta pada orang yang akan berinteraksi dengannya. Hal ini mengakibatkan ketidakpercayaan pada dirinya, sehingga dia menarik diri dari kehidupan sosial secara total.

Ilusi yang bersifat fobia menimbulkan tindakan kompulsif.

Page 14: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

G. Konstribusi Psikoterapi Eksistensial

Sumbangan terpenting terapi eksistensial pada psikologi terutama terletak pada pemahamannya tentang manusia sebagai Ada.

Karakter khas analisis eksistensial adalah bahwa ia berkenaan dengan ontology (ilmu tentang Ada) dan dengan Dasein (struktur elsistensi dari ada-khusus, yakni manusia) yang sedang berhadapan dengan kita.

Page 15: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

Penutup Pemenuhan sering dicapai dengan membiarkan

anda sendiri mengalami tiga jenis cinta secara serentak: Eros, sebagai suatu hasil dari penanggapan keunggulan dalam apa yang anda telah laksanakan; Philos, sebagai suatu hasil dari keterikatan dan identifikasi dengan pelaksanaan; dan Narsisistik, sebagai suatu akibat dari kebanggaan dan kekaguman yang anda miliki terhadap anda sendiri karena sudah melakukan itu.

Dalam mencapai pemenuhan, anda mempergunakan kecemasan yang efektif dalam memperhatikan anda sendiri dengan sesuatu yang dapat anda lakukan mengenai itu.

Page 16: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

Penutup Anda bertindak sesuai secara

bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan anda terhadap persepsi yang efisien dari situasi: kemampuan anda, keterbatasan-keterbatasan anda, dan besarnya tantangan.

Banyak dari perasaan pemenuhan tumbuh dari pertimbangan atas pengalaman melakukan, dan juga pengalaman menyelesaikan.

Page 17: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

Daftar Pustaka Abidin, Zaenal. 2007. Analisis Eksistensial.

Jakarta: PT Raja Grafindo. Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek

Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.

Poduska, Bernard. 2000. 4 Teori Kepribadian. Jakarta: Restu Agung.

Sabri, M. Alisuf. 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Page 18: PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

Terima KasihPenyusun:

DindaLilis Suci Melati

MuzzamilahNamirohRizkiah