psda

25
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang sampai saat ini belum dapat digantikan dalam memberikan dukungan dan kehidupan bagi seluruh mahluk hidup. Sehingga keberadaan dan kualitasnya haruslah di jadikan prioritas utama dalam pelestarian fungsinya dalam memberikan kehidupan bagi seluruh mahluk hidup lainnya, dan mempunyai arti serta peran penting bagi berbagai sektor kehidupan. Air merupakan sumber daya yang bersifat multi sektoral. Semakin maju tingkat penghidupan masyarakat dan semakin canggih teknologi yang digunakan, serta semakin banyak bermunculan industry yang membutuhkan air, sedangkan jumlah air semakin lama relative berkurang. Peningkatan kebutuhan akan air telah menimbulkan eksploitasi sumber daya air secara berlebihan sehingga mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan sumber daya air yang pada gilirannya menurunkan kemampuan pasokan air. Gejala degradasi fungsi lingkungan sumber daya air ditandai dengan fluktuasi debit air di musim hujan dan kemarau yang semakin tajam, pencemaran air, berkurangnya kapasitas waduk dan lainnya. Pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan adalah tujuan penting yang tengah diterapkan pada tingkat nasional dan internasional untuk mencoba menangani masalah kekurangan air, ketidakadilan dalam 1

description

PSDA

Transcript of psda

Page 1: psda

Bab I

Pendahuluan

Latar Belakang

Air merupakan sumber daya yang sampai saat ini belum dapat digantikan dalam

memberikan dukungan dan kehidupan bagi seluruh mahluk hidup. Sehingga keberadaan dan

kualitasnya haruslah di jadikan prioritas utama dalam pelestarian fungsinya dalam

memberikan kehidupan bagi seluruh mahluk hidup lainnya, dan mempunyai arti serta peran

penting bagi berbagai sektor kehidupan. Air merupakan sumber daya yang bersifat multi

sektoral. Semakin maju tingkat penghidupan masyarakat dan semakin canggih teknologi

yang digunakan, serta semakin banyak bermunculan industry yang membutuhkan air,

sedangkan jumlah air semakin lama relative berkurang.

Peningkatan kebutuhan akan air telah menimbulkan eksploitasi sumber daya air secara

berlebihan sehingga mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan sumber daya air

yang pada gilirannya menurunkan kemampuan pasokan air. Gejala degradasi fungsi

lingkungan sumber daya air ditandai dengan fluktuasi debit air di musim hujan dan kemarau

yang semakin tajam, pencemaran air, berkurangnya kapasitas waduk dan lainnya.

Pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan adalah tujuan penting yang tengah

diterapkan pada tingkat nasional dan internasional untuk mencoba menangani masalah

kekurangan air, ketidakadilan dalam pembagian air, pencemaran air, dan banyak masalah

terkait sumberdaya air lainnya.

1

Page 2: psda

Bab II

Pengelolaan Sumber Daya Air secara Umum

A. Definisi Pengelolaan Sumber Daya Air

Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,

memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,

pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya air rusak.

Pengertian lain Pengelolaan sumberdaya air didefinisikan sebagai aplikasi dari cara

struktural dan non-struktural untuk mengendalikan sistem sumberdaya air alam dan

buatan manusia untuk kepentingan/manfaat manusia dan tujuan-tujuan lingkungan.

(Kodoatie Robert J dkk, 2002).

Pengelolaan di sini memiliki arti seluas-luasnya. Hal ini menekankan bahwa kita

tidak boleh hanya memusatkan pada pengembangan sumberdaya air namun kita juga

harus mengelola pengembangan sumberdaya air yang dapat memastikan kegunaan

jangka panjang yang berkelanjutan untuk generasi masa depan. (Biltonen, 2002)

B. Fungsi Pengelolaan Sumber Daya Air

Alokasi air.

Mengalokasikan air bagi pengguna air dan kegunaan air dalam skala besar,

memelihara tingkat minimal untuk penggunaan secara sosial dan lingkungan

sekaligus memelihara kesetaraan dan kebutuhan pembangunan untuk masyarakat.

Pengendalian pencemaran.

Menangani pencemaran dengan menggunakan sistem prinsip pencemar-bayar dan

insentif yang sesuai untuk mengurangi masalah pencemaran paling penting dan

meminimalisir dampak lingkungan dan sosial.

Pemantauan sumberdaya air, penggunaan air dan pencemaran.

Menerapkan sistem pengawasan yang efektif yang menyediakan informasi

pengelolaan yang penting dan mengidentifikasi dan merespon atas pelanggaran

terhadap hukum, peraturan dan izin.

Pengelolaan informasi.

2

Page 3: psda

Menyediakan data penting yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan yang jelas

dan transparan demi pembangunan dan pengelolaan berkelanjutan atas sumberdaya

air.

Pengelolaan ekonomi dan keuangan.

Menerapkan instrumen ekonomi dan keuangan demi investasi, pemulihan dana dan

perubahan perilaku untuk mendukung kesetaraan akses dan manfaat berkelanjutan

bagi masyarakat dari penggunaan air.

C. Permasalahan yang timbul dalam Pengelolaan Sumber Daya Air

Pengelolaan sumber daya air semakin hari semakin menghadapi berbagai

permasalahan sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk yang diiringi dengan

pertumbuhan social-ekonomi. Peningkatan kebutuhan akan air telah menimbulkan

eksploitasi sumber daya air secara berlebihan sehingga mengakibatkan penurunan daya

dukung lingkungan sumber daya air yang pada gilirannya menurunkan kemampuan

pasokan air.

Permasalahan umum dalam pengelolaan sumber daya air pada dasarnya terdiri

atas 3 aspek yaitu :

Too much atau terlalu banyak air (banjir)

Too little atau terlalu sedikit (Kekurangan air), dan

Too Dirty atau terlalu kotor (Pencemaran air).

Bertambahnya jumlah penduduk yang diiringi dengan pertumbuhan social-ekonomi

mengakibatkan kebutuhan air meningkat.

Degradasi Sumber Daya Air

Penggunaan air yang berlebihan dan kurang efisien.

Penyempitan dan pendangkalan sungai, danau karena desakan lahan untuk

pemukiman dan industry.

Pencemaran air permukaan dan air tanah.

Erosi tanah sebagai akibat penggundulan hutan.

Secara umum masalah pengelolaan sumberdaya air dapat dilihat dari kelemahan

mempertahankan sasaran manfaat pengelolaan sumberdaya air dalam hal pengendalian

banjir dan penyediaan air baku bagi kegiatan domestik, municipal, dan industri.

3

Page 4: psda

D. Upaya-upaya dalam Penanganan Permasalahan Pengelolaan Sumber Daya Air

Untuk mengatasi bahaya banjir dan kerugian yang diakibatkan bahwasannya dapat

dilakukan upaya structural meliputi normalisasi sungai, pembuatan tanggul, sudetan,

waduk pengendali banjir, daerah retensi banjir dan perbaikan lahan , sedangkan upaya

non structural adalah zonasi banjir, pengaturan pada daratan banjir, peramalan banjir

dan peringatan dini, dan pemasangan peil banjir.

Masalah pengendalian banjir sebagai bagian dari upaya pengelolaan pengelolaan

sumberdaya air, sering mendapatkan hambatan karena adanya pemukiman padat di

sepanjang sungai yang cenderung mengakibatkan terhambatnya aliran sungai karena

banyaknya sampah domestik yang dibuang ke badan sungai sehingga mengakibatkan

berkurangnya daya tampung sungai untuk mengalirkan air yang datang akibat curah

hujan yang tinggi di daerah hulu.

Pada sisi lain penyediaan air baku yang dibutuhkan bagi kegiatan rumah tangga,

perkotaan dan industri sering mendapatkan gangguan secara kuantitas – dalam arti

terjadinya penurunan debit air baku akibat terjadinya pembukaan lahan-lahan baru bagi

pemukiman baru di daerah hulu yang berakibat pada pengurangan luas catchment area

sebagai sumber penyedia air baku. Disamping itu, secara kualitas penyediaan air baku

sering tidak memenuhi standar karena adanya pencemaran air sungai oleh limbah rumah

tangga, perkotaan, dan industri.

E. Bentuk – Bentuk Pengelolaan Sumber Daya Air

Pengelolaan Pencemaran

Pengelolaan sumberdaya air memerlukan dua unsur yang saling terkait, yaitu

pemeliharaan dan pengembangan kuantitas air yang mencukupi dengan kualitas yang

memadai berkualitas. Karena itu, pengelolaan sumberdaya air tidak dapat

dilaksanakan dengan baik tanpa memerhatikan kualitas air. Hal ini dapat

dilaksanakan dengan mengelola di titik sumber pencemaran dan di bukan titik

pencemaran.

Perlindungan Air Tanah

Kerangka pengendalian pencemaran air tanah membutuhkan tindakan-tindakan

seperti:

4

Page 5: psda

o Mengidentifikasikan ancaman terhadap air tanah dari titik sumbernya atau dari

sumber sebarannya, dan dengan berdasarkan bahan pencemar baik yang dapat

terurai maupun yang tidak dapat terurai dalam wilayah sungai;

o Mengelompokkan air tanah berdasarkan kerentanannya dan mendefinisikan zona

perlindungan sumber air tanah; dan

o Membuat kebijakan dan strategi pengendalian kegiatan pencemaran untuk

mengurangi atau menghapus risiko pencemaran.

Cara Untuk Melakukan Penghematan Air Tanah

Penghematan penggunaan air tanah merupakan bagian dari upaya konservasi

air tanah yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan, daya dukung dan

fungsi air tanah.

Penghematan penggunaan air tanah dilakukan agar air tanah tersedia secara

terus menerus dan berkesinambungan/berkelanjutan (Peraturan Gubernur Jawa

Timur No. 58 Tahun 2012 tentang Penghematan Penggunaan Air Tanah)

Penghematan penggunaan air tanah dilakukan dengan cara :

1. Menggunakan air tanah secara efektif dan efisien;

Menggunakan air tanah secara efektif dan efisien dilakukan dengan cara :

Menggunakan air tanah sesuai kebutuhan;

Pemakaian air tanah untuk keperluan irigasi diupayakan secara optimal sesuai

waktu dan jenis tanaman;

Membuat bak penampungan air tanah sebelum didistribusikan;

Memanfaatkan air tanah dengan gaya gravitasi;

Menghindari pemborosan penggunaan air tanah;

Mengurangi penggunaan air tanah dengan sistem tekanan;

Menggunakan meter air untuk memantau pengambilan air tanah;

Melakukan perawatan instalasi air tanah secara berkala serta mengganti

peralatan yang tidak bekerja dengan baik.

2. Mengurangi penggunaan air tanah;

5

Page 6: psda

Mengurangi penggunaan air tanah sebagaimana dimaksud dapat dilakukan dengan

cara:

Air tanah hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari;

Menutup kran dengan segera setelah air tidak digunakan;

Membuat bak penampung air hujan sebagai air cadangan untuk berbagai

kebutuhan;

Menggunakan kembali air tanah;

3 . Menggunakan kembali air tanah

Menggunakan kembali air tanah dapat dilakukan dengan cara:

Menggunakan air tanah yang telah dipakai dan masih layak untuk menyiram

tanaman, dan mencuci awal barang-barang tertentu, dan dilakukan pembilasan;

Menggunakan air tanah yang telah dipakai untuk penggelontoran (flushing).

4. Mendaur ulang air tanah;

Mendaur ulang air tanah sebagaimana dapat dilakukan dengan cara:

Membangun instalasi pengolah air yang telah dipakai hingga mencapai

kualitas aman untuk kemudian air dapat diresapkan kembali ke dalam tanah atau

air tanah digunakan kembali sesuai tingkat untuk kebutuhan lainnya;

Membuat bak penampungan air yang telah dipakai dan masih mempunyai

kualitas cukup baik untuk dapat dipergunakan kembali ;

Membuat sumur resapan air hujan ke dalam tanah.

5. Mengambil air tanah sesuai dengan kebutuhan;

Mengambil air tanah sesuai dengan kebutuhan dapat dilakukan dengan cara:

Menggunakan sistem penampungan air;

Menggunakan sistem otomatis untuk pengambilan air tanah berdasarkan

kapasitas penampungan air;

Membuat bangunan untuk mencegah meluapnya air artesis ke saluran umum.

6. Menggunakan air tanah sebagai alternatif terakhir;

6

Page 7: psda

Menggunakan air tanah sebagai alternatif terakhir sebagaimana dimaksud

dapat dilakukan dengan cara:

Mengutamakan penggunaan air permukaan;

Memanfaatkan air hujan;

Menggunakan air dari perusahaan daerah air minum bagi daerah yang

terjangkau layanan;

Memperketat pemberian izin penggalian atau pengeboran guna mendapatkan

air tanah;

Meningkatkan kesadaran para pemegang izin untuk memasang meter air.

7. Mengembangkan dan menerapkan teknologi hemat air tanah.

Mengembangkan dan menerapkan teknologi hemat air tanah dapat

dilakukan dengan cara:

Menggunakan shower untuk mandi;

Menggunakan penggelontor otomatis;

Menggunakan keran hemat air;

Menggunakan teknologi lain yang terbukti lebih hemat air.

F. Pemanfaatan Sumber Daya Air

1. Irigasi

Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian.

Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan

manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat

dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air

tersebut ke lahan pertanian.

7

Page 8: psda

2. Air Baku

Air baku untuk air minum rumah tangga yang selanjutnya disebut air baku adalah

air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air

hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.

3. PLTA

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan

energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik

yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Bentuk utama dari

pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbin yang

digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik

tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan

juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain

seperti tenaga ombak.

8

Page 9: psda

4. Rekreasi

Air dapat merupakan sarana rekreasi, misalnya : sungai, danau, laut, pantai, dan

lain-lain. Salah satu tindakan pemanfaatan sungai yang dianggap dapat menambah

pemasukan negara adalah menjadikannya sebagai objek wisata.

9

Page 10: psda

Bab II

Daerah Aliran Sungai

A. Definisi Daerah Aliran Sungai

River Basin atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Daerah Aliran Sungai

( DAS) adalah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh   batas-batas topografi secara

alami sedemikian rupa sehingga setiap air hujan yang jatuh dalam DAS tersebut akan

mengalir melalui titik tertentu (titik pengukuran di sungai) dalam DAS tersebut.

Daerah aliran sungai (DAS) juga bisa diartikan sebagai daerah yang dibatasi

punggung-punggung (igir-igir) gunung, air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan

ditampung oleh punggung gunung tersebut dan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke

sungai utama (Asdak, 1995: 4).

Pengertian DAS tersebut menggambarkan bahwa DAS adalah suatu wilayah yang

mengalirkan air yang jatuh di atasnya beserta sedimen dan bahan terlarut melalui titik

yang sama  sepanjang suatu aliran atau sungai. Dengan demikian DAS atau watershed

dapat terbagi menjadi beberapa sub DAS dan sub-sub DAS, sehingga luas DAS pun

akan bervariasi dari beberapa puluh meter persegi sampai ratusan ribu hektar tergantung

titik pengukuran ditempatkan.

10

Ilustrasi Daerah Aliran Sungai

Page 11: psda

Daerah aliran sungai terbagi menjadi tiga daerah yaitu bagian hulu, bagian tengah,

dan bagian hilir.

1. DAS Bagian Hulu (Upperland), daerah ini memiliki ciri ciri :

Merupakan daerah konservasi.

Mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi.

Merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (> 15%).

Bukan merupakan daerah banjir.

Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase.

Jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan.

Laju erosi lebih cepat daripada pengendapan.

Pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf “V”.

2. DAS Bagian Tengah (Middle Land)

DAS bagian tengah merupakan daerah peralihan antara bagian hulu dengan

bagian hilir dan mulai terjadi pengendapan. Ekosistem tengah sebagai daerah

distributor dan pengatur air, dicirikan dengan daerah yang relatif datar. Daerah

aliran sungai bagian tengah menjadi daerah transisi dari kedua karakteristik

biogeofisik DAS yang berbeda antara hulu dengan hilir.

3. DAS Bagian Hilir (Lowerland), dicirikan dengan:

Merupakan daerah pemanfaatan atau pemakai air.

Merupakan zone sedimentasi

Kerapatan drainase kecil.

Merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai dengan sangat

kecil (kurang dari 8%).

Pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan).

Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi.

Jenis vegetasi didominasi oleh tanaman pertanian kecuali daerah estuaria yang

didominasi hutan bakau/gambut.

11

Page 12: psda

Pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf “U”

Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) bagian hulu akan berpengaruh sampai pada hilir.

Oleh karenanya DAS bagian hulu merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi

perlindungan terhadap seluruh bagian DAS, jadi apabila terjadi pengelolan yang tidak benar

terhadap bagian hulu maka dampak yang ditimbulkan akan dirasakan juga pada bagian hilir.

Misalnya, erosi yang terjadi tidak hanya berdampak bagi daerah dimana erosi tersebut

berlangsung yang berupa terjadinya penurunan kualitas lahan, tetapi dampak erosi juga akan

dirasakan dibagian hilir, dampak yang dapat dirasakan oleh bagian hilir adalah dalam bentuk

penurunan kapasitas tampung waduk ataupun sungai yang dapat menimbulkan resiko banjir

sehingga akan menurunkan luas lahan irigasi (Asdak, 1995:12).

Jika digambarkan maka, Daerah Aliran Sungai memiliki komponen komponen yang khas

sebagai berikut :

Anak sungai (Tributaries) merupakan sungai kecil yang mengalir ke sungai yang lebih

besar.

Sebuah DAS ( Watershed) adalah daerah dataran tinggi di sekitar aliran sungai.

Tempat pertemuan ( Confluence) yaitu tempat di mana sungai bergabung sungai lain.

Sumber ( source ) adalah awal sungai.

Mulut (mouth ) yaitu Dimana sungai bertemu dengan danau, laut atau samudra.

B. Fungsi Daerah Aliran Sungai

12

Page 13: psda

Beberapa proses alami dalam DAS dapat memberikan dampak menguntungkan

kepada sebagian kawasan DAS, tetapi pada saat yang sama dapat merugikan bagian

yang lain. Bencana alam banjir dan kekeringan silih berganti yang terjadi di suatu

wilayah atau daerah merupakan dampak negatif kegiatan manusia pada suatu DAS,

dapat dikatakan bahwa kegiatan manusia telah menyebarkan DAS gagal dalam

menjalankan fungsinya sebagai penampung air hujan, penyimpan, dan pendistribusian

air ke saluran-saluran atau sungai. Air permukaan baik yang mengalir maupun yang

tergenang (danau, waduk, rawa) dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan

mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu

terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem daerah

aliran sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah

adalah wujud dan tempatnya.

Fungsi suatu DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh seluruh faktor

yang ada pada DAS tersebut, yaitu vegetasi, bentuk wilayah (topografi), tanah, dan

manusia. Apabila salah satu faktor tersebut mengalami perubahan, maka hal tersebut

akan mempengaruhi juga ekosistem DAS tersebut dan akan menyebabkan gangguan

terhadap bekerjanya fungsi DAS. Apabila fungsi suatu DAS telah terganggu, maka

sistem hidrologisnya akan terganggu, penangkapan curah hujan, resapan dan

penyimpanan airnya menjadi sangat berkurang atau sistem penyalurannya menjadi

sangat boros. Kejadian itu akan menyebabkan melimpahnya air pada musim penghujan

dan sangat minimum pada musim pada musim kemarau, sehingga fluktuasi debit sungai

antara musim hujan dan musim kemarau berbeda tajam.

C. Dampak Kerusakan Daerah Aliran Sungai

Sumberdaya alam utama yang terdapat dalam suatu DAS yang harus diperhatikan

dalam pengelolaan DAS adalah sumberdaya hayati, tanah dan air. Sumberdaya tersebut

peka terhadap berbagai macam kerusakan (degradasi) seperti kehilangan

keanekaragaman hayati (biodiversity), kehilangan tanah (erosi), kehilangan unsur hara

dari daerah perakaran (kemerosotan kesuburan tanah atau pemiskinan tanah), akumulasi

13

Page 14: psda

garam (salinisasi), penggenangan (water logging), dan akumulasi limbah industri atau

limbah kota (pencemaran) (Rauschkolb, 1971; ElSwaify, et. al. 1993).

Apabila ada kegiatan di suatu DAS maka kegiatan tersebut dapat mempengaruhi

aliran air di bagian hilir baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Penebangan hutan

secara sembarangan di bagian hulu suatu DAS dapat mengganggu distribusi aliran

sungai di bagian hilir. Pada musim hujan air sungai akan terlalu banyak bahkan sering

menimbulkan banjir tetapi pada musim kemarau jumlah air sungai akan sangat sedikit

atau bahkan kering. Disamping itu kualitas air sungai pun menurun, karena sedimen

yang terangkut akibat meningkatnya erosi cukup banyak. Perubahan penggunaan lahan

atau penerapan agroteknologi  yang tidak cocok pun dapat mempengaruhi kualitas dan

kuantitas air yang mengalir ke bagian hilir.

Salah satu jenis kerusakan DAS yang memerlukan penanganan khusus adalah

erosi. Dampak negatif erosi terjadi pada dua tempat yaitu pada tanah  tempat erosi

terjadi, dan pada tempat sedimen diendapkan. Kerusakan utama yang dialami pada

tanah tempat erosi terjadi adalah kemunduran kualitas sifat-sifat biologi, kimia, dan

fisik tanah yang berupa :

kehilangan keanekaragaman hayati, unsur hara dan bahan organik yang terbawa

oleh erosi

tersingkapnya lapisan tanah yang miskin hara dan sifat-sifat fisik yang

menghambat pertumbuhan tanaman

menurunnya kapasitas infiltrasi dan kapasitas tanah menahan air

meningkatnya kepadatan tanah dan ketahanan penetrasi serta berkurangnya

kemantapan struktur tanah.

Penurunan infiltrasi akibat kerusakan DAS mengakibatkan meningkatnya aliran

permukaan (run off) dan menurunnya pengisian air bawah tanah (groundwateri)

mengakibatkan meningkatnya debit aliran sungai pada musim hujan secara drastis dan

menurunnya debit aliran pada musim kemarau. Pada keadaan kerusakan yang ekstrim

akan terjadi banjir besar di musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Hal ini

14

Page 15: psda

mengindikasikan bahwa terjadi kehilanghan air dalam jumlah besar di musim hujan

yaitu mengalirnya air ke laut dan hilangnya mata air di kaki bukit akibat menurunnya

permukaan air bawah tanah. Dengan perkataan lain, pengelolaan DAS yang tidak

memadai akan mengakibatkan rusaknya sumberdaya air.

D. Cara cara pengelolaan DAS

Untuk menjaga produktivitas lahan, maka penggunaan lahan harus sesuai dengan

kemampuan lahan serta penggunaan agroteknologi harus disertai dengan penerapan

teknik konservasi tanah dan air yang memadai. Tipe teknik konservasi tanah dan air

yang banyak diterapkan di seluruh dunia termasuk dalam pengelolaan DAS di Indonesia

dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok utama yaitu agronomi, vegetatif,

struktur, dan manajemen (WASWC, 1998).

Teknik konservasi tanah dan air yang dikelompokkan ke dalam kelompok agronomi

antara lain penanaman tanaman campuran (tumpang sari), penananam berurutan

(rotasi),

Teknik konservasi tanah dan air yang  dikelompokkan ke dalam kelompok vegetatif

antara lain penanaman tanaman pohon atau tanaman tahunan (seperti kopi, teh, tebu,

pisang), penanaman tanaman tahunan di batas lahan (tanaman pagar),

Teknik konservasi tanah dan air yang dikelompokkan ke dalam kelompok struktur

antara lain saluran penangkap aliran permukaan, saluran pembuangan air, saluran teras,

parit penahan air (rorak), sengkedan, guludan, teras guludan, teras bangku, dam penahan

air.

Teknik konservasi tanah  dan air yang dikelompokkan ke dalam kelompok

manajemen antara lain perubahan pengunaan lahan menjadi lebih sesuai, pemilihan

usaha pertanian yang lebih cocok, pemilihan peralatan dan masukan komersial yang

lebih tepat, penataan pertanian.

15

Page 16: psda

Bab III

Kesimpulan

Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan

mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber

daya air, dan pengendalian daya air rusak.

Fungsi Pengelolaan Sumber Daya Air

Alokasi air.

Pengendalian pencemaran.

Pemantauan sumberdaya air, penggunaan air dan pencemaran.

Pengelolaan informasi.

Pengelolaan ekonomi dan keuangan.

Permasalahan yang timbul dalam Pengelolaan Sumber Daya Air

Permasalahan umum dalam pengelolaan sumber daya air yaitu :

Too much atau terlalu banyak air (banjir)

Too little atau terlalu sedikit (Kekurangan air), dan

Too Dirty atau terlalu kotor (Pencemaran air).

Bertambahnya jumlah penduduk yang diiringi dengan pertumbuhan social-ekonomi

mengakibatkan kebutuhan air meningkat.

Degradasi Sumber Daya Air

Penggunaan air yang berlebihan dan kurang efisien.

Penyempitan dan pendangkalan sungai, danau karena desakan lahan untuk

pemukiman dan industry.

Pencemaran air permukaan dan air tanah.

Erosi tanah sebagai akibat penggundulan hutan.

Upaya-upaya dalam Penanganan Permasalahan Pengelolaan Sumber Daya Air

Upaya structural meliputi normalisasi sungai, pembuatan tanggul, sudetan, waduk

pengendali banjir, daerah retensi banjir dan perbaikan lahan , sedangkan upaya non

structural adalah zonasi banjir, pengaturan pada daratan banjir, peramalan banjir dan

peringatan dini, dan pemasangan peil banjir.

16

Page 17: psda

Bentuk – Bentuk Pengelolaan Sumber Daya Air

Pengelolaan Pencemaran

Perlindungan Air Tanah

Pemanfaatan Sumber Daya Air

Irigasi

Air Baku

PLTA

Rekreasi

Dll

Daerah Aliran Sungai ( DAS) adalah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh   batas-batas

topografi secara alami sedemikian rupa sehingga setiap air hujan yang jatuh dalam DAS

tersebut akan mengalir melalui titik tertentu (titik pengukuran di sungai) dalam DAS

tersebut.

Daerah aliran sungai terbagi menjadi tiga daerah yaitu bagian hulu, bagian tengah, dan

bagian hilir.

Fungsi suatu DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh seluruh faktor yang ada

pada DAS tersebut, yaitu vegetasi, bentuk wilayah (topografi), tanah, dan manusia.

Dampak Kerusakan Daerah Aliran Sungai yakni kerusakan (degradasi) seperti kehilangan

keanekaragaman hayati (biodiversity), kehilangan tanah (erosi), kehilangan unsur hara dari

daerah perakaran (kemerosotan kesuburan tanah atau pemiskinan tanah), akumulasi garam

(salinisasi), penggenangan (water logging), dan akumulasi limbah industri atau limbah kota

(pencemaran) (Rauschkolb, 1971; ElSwaify, et. al. 1993).

Cara cara pengelolaan DAS

Teknik konservasi tanah dan air yang dikelompokkan ke dalam kelompok agronomi

Teknik konservasi tanah dan air yang  dikelompokkan ke dalam kelompok vegetative

Teknik konservasi tanah dan air yang dikelompokkan ke dalam kelompok struktur

Teknik konservasi tanah  dan air yang dikelompokkan ke dalam kelompok manajemen

Daftar Pustaka

17

Page 18: psda

Alaerts, G. dan Santika, S.S. 1987. Metode Penelitian Air, Usaha Nasional,

Surabaya

Asdak, C., 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. UGM–

Press,Yogyakarta

Minullah, E. 2003. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.

Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Kodoatie, J.R. dan Sugiyanto, 2002. Banjir, Beberpa Masalah dan Metode

Pengendaliannya Dalam Perspektif Lingkungan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rauschkolb, R.S. 1971. Land Degradation. FAO Soil Bull, No. 13

Sihite, J. and Sinukaban. 2004. Economic Valuation of Land Use Cange in Besai Sub

Watershed Tulang Bawang  Lampung. Proceed of International Seminar on “Toward

Harmonization between Development and Environmental Conservation in Biological

Production” 3 – 5 Dec 2004. Cilegon, Indonesia.

WASWC (World Association of soil dan eater Conservation). 1998. Wocat (World

Overview of Conervation Approachs and Technologies). A Frame Work for the

Evaluation of Soil and water Conservation. Lang Druck AG, Bern Switzerland.

http://dony.blog.uns.ac.id/2010/06/02/daerah-aliran-sungai-das/

http://www.docstoc.com/docs/39974016/PENGELOLAAN-SUMBER-DAYA-AIR /

18