psda

download psda

of 48

description

a

Transcript of psda

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangHakekat Pembangunan Nasional di Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan bagi seluruh masyarakat Indonesia secara merata dan berkesinambungan. Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia melaksanakan pembangunan di bidang pertanian untuk meningkatkan persediaan pangan dan mengimbangi laju pertumbuhan penduduk. Sampai tahap pelita V, bidang pertanian masih mendapatkan perhatian yang besar dari pemerintah, disamping usaha-usaha menuju kea rah industrialisasi pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap ke II.Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mempercepat pembangunan di bidang pertanian, antara lain dengan memperbaiki mutu tanah yang telah dijadikan usaha tani dan mengusahakan lahan baru untuk pertanian. Pembukaan lahan dan pemanfaatan sumber air yang baru membuka kemungkinan luas untuk memperbesar produksi pertanian. Namun perlu diingat bahwa pembukaan lahan baru yang cukup luas memerlukan investigasi yang besar. Sedangkan yang termasuk dalam usaha meningkatkan mutu tanah adalah perbaikan-perbaikan untuk menahan dan menyimpan air hujan, meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi, perbaikan sistem irigasi yang sudah ada, sistem drainasi dan sebagainya.Masalah yang dihadapi dalam usaha intensifikasi dan pengembangan lahan pertanian baru terutama adalah penyediaan air. Di pulau Jawa, sistem irigasi yang ada sangat mengandalkan aliran sungai. Pembangunan waduk adalah untuk menahan dan menyimpan aliran sungai guna dimanfaatkan pada periode tertentu, merupakan alternatif pemanfaatan aliran sungai yang memungkinkan.Pembangunan Waduk Pondoh di Kali Dero Desa Gendong Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi merupakan salah satu pilihan dalam rangka intensifikasi lahan pertanian yang sudah ada. Waduk ini dibangun untuk mengairi daerah irigasi seluas 3.511 ha meliputi Daerah Pengairan Dero dan Daerah Pengairan Padas, yang saat sekarang hanya mendapat air sebesar 50% dari kebutuhan. Sehingga diharapkan dapat menaikkan intensitas dari produksi pertanian.Pembangunan Waduk Pondoh mengalami penjadwalan kurang lebih 10 tahun yaitu dari tahun 1982 hingga tahun 1992. Tentunya hal tersebut berpengaruh terhadap biaya maupun manfaat dari Waduk Pondoh tersebut. Selain itu pada saat sekarang ini keberadaan Waduk Pondoh nantinya diharapkan mampu mengendalikan atau mengurangi kerugian akibat banjir bandang pada akhir-akhir ini yang sering terjadi di hilir Kali Dero.

1.2. Identifikasi MasalahPembangunan Waduk Pondoh merupakan bagian dari rencana induk pengembangan wilayah Sungai Bengawan Solo yang diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi pertanian di Daerah Irigasi Ngawi.Pembangunan Waduk ini diharapkan mampu memenuhi kekurangan air untuk daerah irigasi seluas 3511 ha. Dan direncanakan air bisa terpenuhi setiap musimnya sesuai dengan kebutuhan air yang telah direncanakan sebesar yaitu 1,28 lt/dt/ha.Dalam studi ini dititik beratkan pada masalah sampai beberapa jauh pengaruh penjadwalan pembangunan Waduk Pondoh dari segi ekonomi dan sampai beberapa jauh kemampuan Waduk Pondoh untuk mengairi luas daerah irigasi dan mengurangi kerugian akibat banjir bandang di hilir Kali Dero.

1.3. Batasan MasalahDengan mengacu pada tinjauan di atas, maka lingkup pembahasan studi ini meliputi :1. Kemampuan Waduk untuk memenuhi kebutuhan air irigasi seluas 3511 ha dalam berbagai musim.2. Kemampuan Waduk Pondoh mengurangi kerugian akibat banjir.3. Besarnya biaya proyek berdasarkan dokumen kontrak yang telah disetujui.4. Besarnya biaya operasi dan pemeliharaan proyek berdasarkan estimasi biaya pada saat ini.5. Keuntungan proyek dihitung berdasarkan peningkatan hasil produksi pertanian dan keuntungan dari pengendalian banjir disesuaikan dengan harga pada saat ini.6. Mencari besarnya nilai B/C dan IRR.

1.4. Rumusan MasalahDengan batasan masalah di atas, permasalahan dalam studi ini dirumuskan sebagai berikut :1. Mampukah Waduk Pondoh mengairi lahan irigasi seluas 3511 ha ?2. Berapakah besarnya keuntungan yang didapat dari pengurangan kerugian akibat banjir ?3. Berapakah besarnya biaya pembangunan proyek Waduk Pondoh ?4. Berapakah besarnya keuntungan total proyek Waduk Pondoh ?5. Berapakah besarnya nilai BCR dan IRR

1.5. Tujuan dan KegunaanTujuan dari studi ini adalah mengevaluasi kemampuan Waduk Pondoh untuk irigasi dan pengendalian banjir serta mencari besarnya nilai BCR, IRR.Kegunaan dari studi ini adalah sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak yang berkepentingan terhadap masalah ini, guna bahan perbaikan dan penilaian pelaksanaan Waduk Pondoh.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. UmumProyek merupakan suatu rangkaian aktifitas yang dapat direncanakan, yang didalamnya menggunakan sumber-sumber, misalnya uang dan tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat atau hasil di masa yang akan datang. Suatu proyek mempunyai tahap-tahap yang dilalui di dalam suatu kegiatan proyek, yaitu sebagai berikut :1. Identifikasi, dimana dalam tahap ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran mengenai kemampuan potensial dari proyek yang akan dilaksanakan (identifikasi potensi proyek).2. Persiapan dan analisa, yaitu mengadakan persiapan terhadap pelaksanaan proyek yang akan dilaksanakan.3. Appraisal, merupakan tahap penilaian dari persiapan-persiapan yang telah dilakukan.4. Supervisi merupakan tahap pelaksanaan dari proyek yang direncanakan. Yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah :a. Bahwa proyek yang akan dilaksanakan harus diusahakan untuk mencapai manfaat yang telah ditetapkan.b. Bahwa proyek yang akan dilaksanakan tersebut mempunyai pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya baik pengaruh positif maupun negatif.5. Evaluasi, merupakan tahap penilaian.

2.2. Kelayakan ProyekKegiatan suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan dan mempunyai suatu titik tolak serta mempunyai titik akhir baik biaya maupun hasilnya dapat ditukar.Dengan demikian suatu proyek perlu dianalisa kelayakannya karena :1. Analisa dapat digunakan sebagai alat perencanaan didalam pengambil keputusan.2. Analisa dapat digunakan sebagai pedoman atau alat di dalam pengawasan, apakah proyek nanti dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau tidak.Dalam analisa proyek ada berbagai aspek yang perlu diperhatikan yaitu :1. Aspek teknisYaitu aspek yang berhubungan dengan input dan output daripada barang-barang dan jasa yang digunakan serta dihasilkan di dalam suatu kegiatan proyek.2. Aspek managerial dan administratifYaitu aspek yang menyangkut kemampuan pelaksana untuk melaksanakan administrasi dalam aktivitas besar.3. Aspek organisasiYaitu aspek yang ditujukan pada hubungan antara administrasi proyek dan bagian administrasi pemerintah lainnya.4. Aspek komersialYaitu aspek yang menganalisa penawaran input yang diperlukan proyek, baik pada waktu membangun proyek maupun pada proyek yang sudah berproduksi dan menganalisa pasaran yang dihasilkan proyek.5. Aspek finansialAspek ini merupakan aspek utama yang menyangkut tentang perbandingan antara pengeluaran uang dan pemasukan uang dalam suatu proyek.6. Aspek ekonomiAspek yang menyelidiki apakah proyek itu akan memberikan sumbangan ekonomi seluruhnya dan apakah peranannya dapat membenarkan penggunaan sumber-sumber langka.

2.3. Analisa Aspek Teknis2.3.1.Debit AndalanData inflow adalah data debit yang masuk ke waduk atau disebut juga debit andalan. Debit andalan diartikan sebagai debit yang tersedia guna keperluan tertentu sepanjang tahun, dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan.

Kriteria keadaan debit yang dinyatakan dengan (Sosrodarsono, 1980:204) :1. Debit air kering, dengan peluang keandalan 97,30 %.2. Debit air rendah, dengan peluang keandalan 75,34 %.3. Debit air normal, dengan peluang keandalan 50,68 %.4. Debit air cukup, dengan peluang keandalan 26,02 %.Untuk memperoleh debit-debit tersebut di atas, harus dibuat kurva kondisi aliran, yaitu hubungan antara debit dengan peluang keberhasilan. Dalam kajian ini hanya akan digunakan satu jenis distribusi saja, yaitu distribusi Log-Pearson III.Adapun persamaan dari distribusi Log Pearson III adalah (Soemarto, 1987:244) :Log x= + G. Sddengan :Log x= log aliran dengan kala ulang yang dikehendaki = rerata logaritma aliranSd= simpangan bakuG = variabel dari tabel hubungan antara peluang dengan koefisien kemiringan 2.3.1.1.Uji Chi-SquareUji Chi-Square ini digunakan untuk menguji distribusi data dapat dihampiri dengan baik oleh distribusi teoritis. 2.3.1.2.Uji Smirnov-KolmogorofPengujian kesesuaian cara Smirnov-Kolmogorof ini dilakukan dengan membandingkan peluang yang paling maksimum antara distribusi empiris dan teoritisnya.2.3.2.Kebutuhan Air IrigasiKebutuhan air irigasi terdiri dari banyaknya air yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, evapotranspirasi dari tanaman, evaporasi dari lapangan dan perkolasi ke dalam tanah yang semuanya berubah-ubah sesuai dengan cuaca dan cara pertanian. Dalam studi ini besarnya kebutuhan air irigasi Pondoh sebesar 1,28 lt/det/ha (Proyek Irigasi Pondoh).

2.3.3.Kehilangan Air Karena EvaporasiEvaporasi adalah proses perubahan fisik yang mengubah cairan atau bahan padat menjadi gas melalui proses perpindahan panas. Besarnya harga evaporasi sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang terkadang tidak merata di seluruh daerah. Perkiraan besarnya evaporasi dari suatu waduk tidak dapta dilakukan secara langsung dari suatu pengukuran dengan panci, karena evaporasi dari satuan permukaan panci tersebut lebih besar daripada evaporasi dari satuan permukaan waduk.2.3.4.Pola Operasi WadukPada prinsipnya pengoperasian waduk bertujuan membuat keseimbangan antara volume tampungan, debit inflow dan debit outflow. Metode simulasi adalah salah satu cara untuk merupakan suatu proses peniruan perilaku suatu sistem. Hal ini meliputi pengembangan suatu model matematik dari semua karakteristik yang terkandung serta kemungkinan respon dari sistem tersebut.Anggapan-anggapan dalam metode simulasi adalah sebagai berikut :1. Waduk terisi penuh pada saat permulaan simulasi.2. Data masukan dianggap mampu mewakili aliran debit sungai di masa mendatang.2.3.5.Penelusuran Banjir Lewat WadukPenelusuran banjir adalah merupakan peramalan hidrograf di suatu titik pada suatu aliran atau bagian sungai yang didasarkan atas pengamatan hidrogaf di titik lain.

2.4. Analisa EkonomiDalam analisa ekonomi, suatu proyek dilihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan.Unsur-unsur yang ditinjau dalam analisa ekonomi adalah sebagai berikut (Kadariah, 1978:3) :1. Harga yang dipakai sebagai pedoman adalah harga bayangan.2. Pembayaran pajak tidak dikurangkan dalam perhitungan keuntungan dari suatu proyek.3. Besarnya subsidi harus ditambahkan pada harga pasar barang-barang input.4. Besarnya bunga modal biasanya tidak dipisahkan atau dikurangkan dari hasil kotor.2.4.1. Biaya ProyekYang dimasukkan dalam biaya proyek adalah sebagai berikut (Kadariah, 1978:6) :1. Biaya angsuran hutang dan bunga.2. Penyusutan.3. Biaya konstruksi dan peralatan.4. Biaya tanah.5. Bunga selama masa konstruksi.6. Biaya operasi dalam pemeliharaan.7. Biaya pembaharuan atau pengganti.8. Biaya yang sudah terpakai.2.4.2. Keuntungan Proyek Di dalam hal ini keuntungan suatu proyek terdiri dari keuntungan langsung dan keuntungan tidak langsung, disamping itu dikenal pula keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang.2.4.3. Nilai Bersih SekarangSetelah data tentang biaya yang dikeluarkan dan tentang manfaat yang diperoleh dari adanya pembangunan Waduk Pondoh, maka besarnya biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh dianalisa berdasarkan nilai waktu dari uang.2.4.4. Nisbah Manfaat BiayaNisbah manfaat biaya (B/C) merupakan metode untuk analisa ekonomi, guna mengetahui apakah proyek itu menguntungkan (layak dikerjakan) atau tidak. Bila harga B/C lebih besar dari 1 maka proyek layak untuk dikerjakan, demikian juga sebaliknya bila B/C kurang dari 1 maka proyek tersebut tidak layak dikerjakan.

2.4.5. Tingkat Pengembalian InternalTingkat pengembalian internal (IRR) adalah tingkat suku bunga yang dapat membuat besarnya NPV proyek sama dengan nol atau dapat dikatakan suku bunga B/C sama dengan satu. IRR ini menunjukkan kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan pengembalian atau tingkat keuntungan dapat dicapainya. IRR ini juga dapat dicari dengan cara sebagai berikut, mula-mula dipakai tingkat suku bunga yang diperkirakan mendekati besarnya IRR. Kalau perhitungan ini memberikan NPV positif, maka harus dicoba tingkat suku bunga yang lebih tinggi, demikian seterusnya sampai diperoleh NPV negatif. Jika hal ini sudah tercapai, maka dilakukan interpolasi antara suku bunga yang tertinggi (i) dengan hasil NPV positif (NPV) dan suku bunga (i) yang memberikan NPV negatif (NPV), sehingga diperoleh NPV sebesar nol (Kadariah, 1978:31).2.4.6. Analisis Kenaikan HargaProyek pembangunan Waduk Pondoh direncanakan pada tahun 1982 dan secara ekonomis perhitungan biaya menggunakan dasar harga tahun 1982. Dengan demikian perencanaan biaya pembangunan Waduk Pondoh menggunakan harga konstan tahun 1982.Peramalan indeks harga dan faktor eskalasi diambil berdasarkan data dasar dari tahun 1975 sampai tahun 1982 yang diambil dari Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan Solo, ditambah tahun 1983 hingga 1993 yang bersumber dari Biro Pusat Statistik untuk Domestic Currency dan International Price Index (IBRD) untuk Foreign Currency.Indeks harga merupakan rasio antara harga pembelian sekelompok barang pada tahun itu dengan harga pembelian kelompok barang yang sama pada tahun dasarnya, dikalikan nilai indeks yang ditetapkan. Selanjutnya kasus yang terjadi pada proyek pembangunan Waduk Pondoh adalah mengalami penjadwalan selama 10 tahun. Untuk mengantisipasi perbedaan harga yang terjadi, maka perlu dilakukan perhitungan kenaikan harga/faktor eskalasi. Hal ini untuk mengetahui biaya proyek Waduk Pondoh saat ini.

2.5. Evaluasi Kerugian Akibat BanjirBanjir adalah peristiwa alam yang banyak menimbulkan kerugian bagi manusia, baik material maupun spiritual. Air yang melimpah dari sungai mempunyai kekuatan yang besar untuk merusak segala apa yang dilewatinya, sehingga mengakibatkan kerugian berupa harta, benda dan bahkan jiwa manusia. Yang lebih parah lagi ternyata banjir juga mengakibatkan rusaknya tatanan kehidupan sosial masyarakat.Kerusakan akibat banjir dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Anonimous, 1985 b:22) :1. Kerusakan langsung.Kerugian langsung ini dapat diperkirakan dari kerugian akibat rusaknya prasarana bangunan dan pengaruh rumah tangga serta rusaknya lahan pertanian.2. Kerusakan tidak langsung.Untuk memperkirakan besarnya kerugian tidak langsung ini sangat sulit, karena hal ini menyangkut perasaan manusia dan tidak dapat diukur dengan uang.Dalam studi ini untuk memperkirakan kerugian akibat banjir digolongkan dalam dua bagian yaitu :1. Kerusakan pada sarana bangunan2. Kerusakan pada lahan pertanian2.5.1. Kerugian Akibat Rusaknya Sarana BangunanKerusakan pada sarana bangunan dapat diperkirakan dengan rumus sebagai berikut :Fd = ds.Ms.A.faDimana :Fd= kerusakan banjir pada sarana bangunan (Rp/tahun)ds= kepadatan penduduk setiap hektar (rumah/ha)Ms= nilai bangunan dan pengaruh rumah tangga setiap rumah (Rp/rumah)A= luas genangan (ha)fa= prosentase (koefisien) kerusakan pada setiap kedalaman tertentuNilai bangunan setiap rumah (Ms) diperkirakan dari harga bangunan itu sendiri dan pengaruhnya pada rumah tangga. Harga bangunan maksudnya adaah harga bila mendirikan bangunan tersebut, sedangkan pengaruh terhadap rumah tangga maksudnya adalah pengaruh banjir terhadap perabotan-perabotan atau barang-barang berharga yang ada di bangunan tersebut. 2.5.2. Kerugian Akibat Rusaknya Lahan PertanianDaerah genangan disekitar Kali Dero Hilir merupakan daerah pemukiman, pertanian dan jalan sebagai sarana transportasi. Untuk memperkiran besarnya kerugian akibat rusaknya tanaman pertanian dinyatakan rumus sebagai berikut (James Douglas, 1985:131) :Cd= Fa.fa.ADimana :Cd= Kerugian banjir pada tanaman (Rp/tahun)Fa= Rerata produksi tanaman per ha (Rp/tahun/ha)Fa= Prosentase kerusakan pada tanaman yang tergenangA= Luas daerah genangan (ha)Karena daerah genangan pada Kali Dero yang merupakan sawah pertanian hanya 80 % maka rumus pada persamaan berubah menjadi :Cd= 0,80 . Fa. fa. ATanah pertanian di daerah Kecamatan Padas dan sekitarnya merupakan daerah yang sering tergenang banjir terdiri dari tanaman padi dan palawija. Tanaman padi mempunyai luas 90% dan tanaman palawija mempunyai prosentase 10%. Untuk mendapatkan rerata produktivitas (Fa) dengan cara mengakumulasikan perkalian antara prosentase luas penanaman masing-masing dengan hasil produksi tanaman setiap hektar.Pada kedalaman tertentu, prosentase kerusakan tanaman mempunyai nilai yang berbeda-beda. Prosentase kerusakan tanaman pertanian (fa), selain dipengaruhi oleh kedalaman genangan juga dipengaruhi oleh durasi (lama) genangan.

BAB IIIANALISA TEKNIS

3.1. UmumUntuk menganalisa suatu masalah diperlukan adanya data. Data yang diperlukan dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu, data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan dari hasil pengamatan atau pengukuran langsung di lapangan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang didapatkan dari mengutip dari berbagai sumber yang dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam studi ini, data yang digunakan dapat digolongkan sebagai data sekunder.

3.2. Data Teknis Proyek Nama Proyek: Waduk Pondoh Lokasi Proyek: Desa Gandong, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi Lama Proyek: 5 tahun (Desember 1992-Oktober 1996) Pelaksana Proyek: Proyek Kali Madiun Perencana: Proyek Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan Solo dibantu PT. Bina Karya Kontraktor Pelaksana: KSO Waskita Karya-Kurnia Djaja (untuk pekerjaaan sipil) Usia Guna Proyek: 50 tahun3.2.1. Waduk1. Luas daerah pengaliran= 32,90 km22. Luas daerah genangan= 3,72 km23. Isi waduk pada tinggi air maksimum= 31.513.000 m34. Isi waduk pada tinggi air normal= 28.297.000m35. Elevasi muka air maksimum= +107,50m6. Elevasi muka air normal= +106,50m7. Elevasi muka air terendah= +91,00m8. Elevasi puncak tampungan mati= +90,00m3.2.2. Bendungan1. Tipe= Bendungan timbunan batu dengan inti kedap air tegak2. Panjang= 182,00 m3. Lebar puncak= 8,00 m4. Tinggi bendungan= 30,00 m5. Elevasi puncak= 110,00 m6. Volume timbunan: Material kedap air 35.000 m3 Material filter 25.000 m3 Material batu 220.000 m37. Kemiringan lereng hulu= 1 : 2,88. Kemiringan lereng hilir= 1 : 2,43.2.3. Bangunan PengelakA.Bendungan Pengelak 1. Tipe= Timbunan batu dengan inti kedap air miring2. Elevasi puncak cofferdam hulu= + 91,50 m3. Elevasi puncak cofferdam hilir= + 96,00 m4. Lebar puncak cofferdam= 5,00 m5. Kemiringan lereng hulu= 1 : 36. Kemiringan lereng hilir= 1 : 2B.Terowongan Pengelak 1. Panjang= 245 m2. Bentuk= Lingkaran3. Diameter= 3 m4. Konstruksi= Beton bertulang5. Lokasi= Bukit sandaran kanan

3.2.4. Bangunan Pelimpah1. Tipe= Bendung dengan pelimpah bebas2. Lokasi= Bukit sandaran kiri3. Design flood Q1000= 239,1 m3/detik (El. + 107,5 m)4. Design flood QPMF= 681,7 m3/detik (El. + 109,0 m)5. Kapasitas rencana spillway= 38,4 m3/detik6. Elevasi puncak pelimpah= + 106,50 m7. Lebar puncak pelimpah= 18,00 m8. Elevasi banjir rencana= 107,50 m9. Panjang total= 125,00 m10. Tipe stiling basin =Hydraulic jump type with energy disipator.3.2.5. Bangunan Pengambilan1. Tipe= Menara dengan hollow jet valve2. Lokasi= Bukit sebelah kanan menjadi satu kesatuan dengan inlet terowongan pengelak.3. Kapasitas maksimum= 4,5 m3/detik4. Elevasi ambang pengambilan= + 91,00 m

3.3. Analisa Hidrologi3.3.1. Perhitungan Debit AndalanDalam kajian ini metode yang akan digunakan adalah metode flow karakteristik. Alasan dipakainya metode ini yaitu karena data yang tersedia cukup panjang. Sedangkan analisis frekuensi yang digunakan dalam perhitungan adalah metode Log Pearson Tipe III.

Contoh perhitungan debit andalan untuk bulan Januari adalah sebagai berikut : Jumlah data n = 16 Hitung nilai-nilai : Harga rata-rata ( = 1/n log Xi = 0,9859 Harga simpangan baku (Sd)Sd = 0,0669 Koefisien Skewness Cs = -0,8701 Untuk peluang 97,30 %, dengan cara interpolasi diperoleh harga G = -2,6129 Harga-harga tersebut dimasukkan dalam persamaan sebagai berikut :Log Q= 0,9589 + (-2,6129) . (0,0669)Log Q= 0,7841Q= 6,0828 m3/det.Sedangkan debit andalan masing-masing bulan disajikan dalam tabel 3.3.

3.3.1.1. Uji Chi-Square Dari perhitungan tabel 3.4. , diperoleh jumlah simpangan arah vertikal (X2hitung) = 0,13772 Diketahui n = 16 dan diambil = 5% Dengan cara interpolasi, diperoleh X2cr = 26,2962 Karena X2hitung < X2cr (tabel), maka dapat disimpulkan bahwa agihan Log Pearson tipe III dapat diterima guna perhitungan debit andalan3.3.1.2. Uji Smirnov-Kolmogorov Dari perhitungan tabel 3.5, diperoleh simpangan horizontal maksimum (maks) = 0,089 Untuk n = 16 dan = 5%, dengan cara interpolasi diperoleh cr = 0,33 Karena maks < cr maka dapat disimpulkan bahwa agihan Log Pearson Tipe III dapat diterima guna perhitungan debit andalan.

3.3.2. Perhitungan Curah Hujan AndalanContoh perhitungan curah hujan andalan untuk bulan Januari adalah sebagai berikut : Jumlah data n = 16 Dari hasil perhitungan, diperoleh : Harga rata-rata (log R)= 1,024695 Harga simpangan baku (Sd)= 0,1450 Koefisien Skewness (Cs)= 1,2930 Untuk peluang 97,30 %, dengan cara interpolasi diperoleh harga G = -1,3115 Harga-harga tersebut dimasukkan dalam persamaan sebagai berikut :Log R= 1,3901 + (-1,3115) . (0,1450)Log R= 0,8345R= 6,8317 m3/det.Sedangkan debit andalan masing-masing bulan disajikan dalam tabel 3.8.

3.4. Kebutuhan Air IrigasiBesarnya kebutuhan air irigasi untuk daerah irigasi Pondoh sebesar 1,28 lt/det/ha pada pintu pengambilan Waduk Pondoh (sudah termasuk faktor efisiensi). Untuk luas areal irigasi Pondoh 3.511 ha dibutuhkan air sebesar : Q = 4,5 m3/det.

3.5. EvaporasiBesarnya kehilangan air akibat evaporasi daerah Waduk Pondoh tiap bulannya (sudah termasuk faktor koreksi) bisa dilihat pada tabel berikut :

3.6. Pengoperasian WadukWaduk Pondoh yang terletak di aliran Sungai Dero diharapkan dapat menjalankan fungsinya sepanjang tahun. Oleh karena itu, pola operasi waduk Pondoh dimaksudkan guna mengatur pemakaian air agara dapat dimanfaatkan secara optimal. Adapun dasar perencanaan pola operasi waduk yang dipakai adalah sebagai berikut :

1. Musim PenghujanDebit masuk digunakan untuk mengisi waduk (masa penampungan). Debit masuk diusahakan sedemikian rupa agar pada akhir musim hujan air waduk mencapai volume yang maksimal.2. Musim KemarauPada musim ini air yang tersimpan selama masa penampungan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di daerah irigasi Pondoh. Dengan demikian maka musim kemarau merupakan masa pengosongan waduk.Dalam studi ini outflow irigasi sebesar 4,5 m3/detik, sesuai kebutuhan air daerah irigasi Pondoh untuk lahan seluas 3.511 ha. Besarnya tampungan efektif Waduk Pondoh adalah 28,297 x 106 m3.

3.7. Penelusuran Banjir Lewat WadukDalam perhitungan penelusuran banjir lewat waduk dibagi dalam dua kondisi yaitu sebelum waduk di bangun dan setelah waduk di bangun dengan kondisi waduk dalam keadaan air penuh.Dalam kondisi setelah pembangunan waduk Pondoh, penelusuran banjir dilakukan dari Waduk Pondoh-Bendung Dero-Bendung Sambiroto-Bendung Plesungan.Dalam kondisi sebelum pembangunan waduk Pondoh, penelusuran banjir dilakukan melalui Bendung Dero-Bendung Sambiroto-Bendung Plesungan.Data untuk masing-masing bendung disajikan dalam tabel berikut ini :Secara umum hasil penelusuran dapat dirangkum pada tabel 3.10

BAB IVANALISA EKONOMI

4.1. Biaya Konstruksi ProyekBesarnya biaya konstruksi proyek diperkirakan dengan asumsi bahwa semua pekerjaan berdasarkan kontrak, walaupun sebagian pekerjaan telah selesai ( 20%) dikerjakan sesuai dengan rencana. Biaya ini berasal dari anggaran dalam negeri dan pinjaman luar negeri yang berdasarkan tingkat harga pertengahan 1982 dengan nilai tukar 1 US$ = Rp.630,- . Besarnya biaya proyek dapat dilihat pada tabel 4.1.

4.2. Biaya Operasi dan PemeliharaanBesarnya biaya operasi dan pemeliharaan dari fasilitas-fasilitas proyek sebesar Rp.46.000.000,- .

4.3. Analisis Kenaikan HargaPeramalan indeks harga dan faktor eskalasi diambil berdasarkan data dasar dari tahun 1975 sampai tahun 1982 yang diambil dari Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan Solo, ditambah tahun 1983 hingga 1993 yang bersumber dari Biro Pusat Statistik untuk Domestic Currency dan International Price Index (IBRD) untuk Foreign Currency.Selanjutnya kasus yang terjadi pada proyek pembangunan Waduk Pondoh adalah mengalami penjadwalan selama 10 tahun. Untuk mengantisipasi perbedaan harga yang terjadi, maka perlu dilakukan perhitungan kenaikan harga/faktor eskalasi. Hal ini untuk mengetahui biaya proyek Waduk Pondoh saat ini.Perhitungan kenaikan biaya yang dilakukan menggunakan mata uang asing (US$) dan mata uang local (Rupiah). Berdasarkan analisis regresi linear antara X (selisih nilai tahun data) dengan Y (indeks harga sesuai tahun data) diperoleh persamaan regresi linear untuk indeks harga mata uang rupiah sebagai berikut :Y= 47,68 + 53,99 Xr= 0,98= koefisien korelasiBerdasarkan analisis regresi linear antara X (selisih nilai tahun data) dengan Y (indeks harga sesuai tahun data) diperoleh persamaan regresi linear untuk indeks harga mata uang US$ sebagai berikut :Y= -4,5 + 19,34 Xr= 0,97= koefisien korelasiDengan adanya kenaikan harga maka akan terjadi perubahan besarnya dana yang digunakan untuk membiayai proyek Waduk Pondoh. Adapun kenaikan biaya proyek adalah sebagai berikut :

1. Untuk dana lokal sebesar US$ 6.105.000Pada tahun 1982 dengan nilai tukar 1 US$ = Rp.630,- sehingga keperluan dana lokal Rp.3.846.150.000,-. Faktor eskalasi untuk mata uang rupiah sampai tahun 1994 sebesar 0,43, maka keperluan dana lokal berubah menjadi Rp.8.944.534.883,-. Pada tahun 1994 nilai tukar mata uang 1 US$= Rp 2164,-., sehingga untuk dana lokal pada tahun 1994 adalah sebesar US$ 4.133.334.2. Untuk dana luar negeri sebesar US $ 4.600.000,-Faktor eskalasi untuk mata uang asing sampai pada tahun 1994 sebesar 0,39, maka besarnya dana luar negeri tahun 1994 berubah menjadi US$ 11.794.870,-3. Untuk biaya O & M sebesar Rp. 46.000.000,-Faktor eskalasi mata uang rupiah sampai tahun 1994 sebesar 0,43, maka besarnya biaya O & M tahun 1994 berubah menjadi Rp. 106.976.744,-. Pada tahun 1994 nilai tukar mata uang 1 US$ = Rp.2164,- sehingga untuk biaya O & M pada tahun 1994 adalah sebesar US $ 49.435.4.4. Keuntungan ProyekKeuntungan proyek di dapat dari peningkatan hasil produksi pertanian dan keuntungan dari bangunan Waduk Pondoh yang juga berfungsi sebagai bangunan pengendali banjir bandang kali dero.4.4.1. Keuntungan dari PertanianKeuntungan pertanian berasal dari pertambahan produksi pertanian dimana hal ini akan memperjelas hasil produksi pertanian tanpa adanya proyek dengan adanya proyek Waduk Pondoh ini. Keuntungan ekonomi dari tanaman padi dan palawija dapat menjelaskan perbedaan antara hasil produksi pertanian dan biaya produksi sebelum adanya proyek dengan setelah adanya proyek. Hasil produksi dan biaya ini didasarkan hasil perhitungan hasil produksi tanaman yang akan datang, kebutuhan produksi serta kebutuhan tenaga kerja.Perhitungan keuntungan seluruh areal lahan pertanian baik dalam kondisi sebelum adanya proyek dan sesudah adanya proyek baik untuk tanaman padi maupun palawija pada tabel 4.2.

4.4.2. Evaluasi Akibat Kerugian BanjirDalam kajian ini kerusakan akibat banjir digolongkan dalam dua bagian yaitu :1. Kerusakan pada sarana bangunan2. Kerusakan pada lahan pertanian4.4.2.1. Perhitungan Kerusakan pada Sarana Bangunan Daerah yang sering menjadi genangan akibat meluapnya Kali Dero bagian hilir adalah merupakan daerah pedesaan. Jenis bangunan yang sering dilanda banjir digolongkan dalam 2 macam bangunan yaitu rumah penduduk dan perkantoran.4.4.2.2. Kerusakan Akibat Banjir pada Lahan PertanianDaerah genangan akibat banjir bandang Kali Dero sebagian besar berupa lahan pertanian. Di lahan pertanian tersebut jenis tanamannya dapat digolongkan pada padi dan palawija. Sedangkan total kerugian akibat banjir disajikan pada tabel 4.3.

4.4.2.3. Kerugian Akibat BanjirDalam kondisi sebelum ada waduk pondoh, debit minimum yang menyebabkan kerugian adalah debit sebesar 80 m3/detik dan debit minimum yang mengakibatkan kerugian banjir adalah sebesar 114,06 m3/detik.

Tabel 4.5. Kerugian Sebelum dan Sesudah Adanya Waduk PondohQ (m3/detik)Kala ulang (tahun)Peluang (%)ElevasiKerugian ( Rp 106)

SebelumSesudah

8052078,0600

114,06101080,0228,80

169,2050280,5988,8580

193,06100180,78108,8860

203,085000,281,01150,68224

239,1010000,181,39171,21628

681,69PMF0,08384,86818,736312

4.5. Perhitungan Nilai BCR Untuk perhitungan nilai BCR dilakukan dengan menggunakan suku bunga 10 %, dengan lama pembangunan selama 5 tahun dan usia guna 50 tahun.Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut :1. Biaya konstruksi tiap tahun, dinilaikan ke awal tahun 1997 (awal usia guna proyek) sebagai modal awal pembangunan proyek. Perhitungan analisa biaya konstruksi dapat dilihat pada tabel 4.26.2. Dihitung nilai interest ( nilai bunga = 10%) dari modal awal dan nilai depresiasinya.3. Dari data benefit (irigasi dan pengendalian banjir) dan perhitungan biaya (nilai interest + depresiasi + O & M) didapatkan nilai BCR, dengan membandingkan nilai benefit dengan nilai cost.Untuk perhitungan nilai BCR dapat dilihat pada tabel 4.7.

4.6. Perhitungan IRR (Internal Rate of Return)Nilai IRR dicari dengan mencoba berbagai nilai suku bunga sehingga didapatkan nilai BCR = 1. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai IRR sebesar 12,64 %.

BAB V PENUTUP

5.1. KesimpulanDari hasil perhitungan kelayakan proyek pembangunan Waduk Pondoh dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Hasil perhitungan pengoperasian Waduk Pondoh untuk lahan seluas 3511 ha dengan kebutuhan air irigasi sebesar 1,28 lt/det/ha di pintu pengambilan menunjukkan hasil :a. Debit air cukup Kebutuhan air irigasi tercukupi dengan total air yang melimpah sebesar 68,172 x 106 m3.b. Debit air normalKebutuhan air irigasi tercukupi dengan total air yang melimpah sebesar 42,7 x 106 m3.c. Debit air rendahKebutuhan air irigasi tercukupi dengan total air yang melimpah sebesar 26,638 x 106 m3.d. Debit air kurangKebutuhan air irigasi tercukupi dengan total air yang melimpah sebesar 7,568 x 106 m3.2. Dari hasil perhitungan evaluasi kerugian akibat banjir didapatkan hasil kerugian tahunan akibat banjir tanpa adanya waduk sebesar Rp.38.958.125,- per tahun. Kerugian tahunan akibat banjir setelah pembangunan waduk turun menjadi sebesar Rp. 2.812.500,- per tahun. Sehingga keuntungan akibat kerugian banjir terkurangi sebesar Rp.36.145.625,- per tahun.3. Besarnya biaya proyek pembangunan waduk Pondoh setelah kenaikan indeks harga untuk mata uang Rupiah maupun dolar jumlah kesemuanya setelah dinilaikan ke mata uang rupiah berubah menjadi Rp.34.468.637.448,-4. Dengan selesainya proyek pembangunan waduk pondoh didapatkan keuntungan sebesar :Irigasi: Rp. 6.592.508.000,-Pengendalian banjir: Rp. 36,145.625,-Sehingga keuntungan total sebesar Rp. 6.628.653.625,-5. Dari hasil perhitungan dengan suku bunga 10% didapatkan nilai BCR sebesar 1,312. Dengan B-C sebesar Rp.1.575.184.000,- Untuk perhitungan nilai IRR didapatkan sebesar 12,64 %.

5.2. Saran1. Untuk lebih optimalnya keuntungan Waduk Pondoh, maka luas areal lahan pertanian bisa lebih dikembangkan mengingat besarnya debit yang tertampung di waduk.2.Untuk lebih optimalnya pelaksanaan pembangunan proyek waduk pondoh maka hendaknya dilakukan kajian terhadap manajemen proyeknya.