Psc Ddata Kelas
-
Upload
muhamad-amars -
Category
Documents
-
view
50 -
download
1
description
Transcript of Psc Ddata Kelas
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih
diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak,
terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil,
bersalin dan bayi pada masa perinatal. Kondisi rentan ini ditandai dengan
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
(Saifuddin, 2006).
WHO (World Health Organization) memperkirakan lebih dari
585.000 ibu per tahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Di Asia
Selatan, wanita berkemungkinan 1 : 18 meninggal akibat kehamilan atau
persalinan. Di Negara Afrika 1 : 4, sedangkan di Amerika Utara 1 : 6. 366
lebih dari 50% kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah
dengan teknologi yang ada serta biaya yang relatif rendah (Saifuddin,
2006).
Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh BPS (Biro Pusat
Statistik) diperoleh AKI 26 persen per 1000 kelahiran hidup dan AKB 206
per 100 ribu kelahiran yang dicapai pada tahun 2009 (Dinkes, 2009). AKB
di Jawa Tengah tahun 2009 adalah 9,7/1.000 kelahiran hidup. Target
angka kematian bayi nasional pada tahun 2010 adalah 40/1.000 kelahiran
hidup, sehingga sudah jauh melampaui target yang ditetapkan. AKI pada
tahun 2009 sebesar 114/1.000 kelahiran hidup, jika dibandingkan dengan
target Indonesia Sehat 2010 sebesar 150/1.000 kelahiran hidup, maka
pencapaian target di Jawa Tengah juga sudah melampaui (Waluyo, 2010).
Dalam Indonesia sehat 2010 ditargetkan penurunan angka
kematian Ibu menjadi 75% atau 125/100.000 kelahiran hidup, sedangkan
angka kematian perinatal menjadi 15/1000 kelahiran. Untuk mencapai
target tersebut, diperlukan pengembangan program yang mampu
1
mempercepat penurunan angka kematian Ibu dan angka kematian perinatal
(Depkes, 2002).
Angka Kematian Ibu bersalin ini berguna untuk menggambarkan
tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan Ibu,
kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan bagi Ibu hamil,
waktu melahirkan dan masa nifas (Depkes, 2002).
Ibu hamil harus merawat kehamilannya sejak dini dengan
memeriksakan diri secara teratur ke dokter atau tenaga medis, menjaga
kebersihan dan mengkonsumsi makanan yang bergizi karena kebersihan
gizi ibu hamil dan pemeriksaan teratur atau antenatal care mempunyai
peranan penting tidak saja agar persalinan mudah tetapi lebih penting lagi
adalah bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat.
Dewasa ini penyuluhan kesehatan ibu dan anak pada umumnya
masih banyak dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per
kasus yang diberikan pada waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada
waktu kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan semacam ini bermanfaat
untuk menangani kasus perkasus namun memiliki kelemahan antara lain
pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang
dialami saat konsultasi, penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir
sehingga ilmu yang di berikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang
dimiliki oleh petugas, tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada
pemantauan atau pembinaan secara lintas sektor dan lintas program, dan
pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.
Penggunaan Buku KIA diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan ibu dan anak serta gizi sehingga salah satu tujuan
pembangunan kesehatan nasional yaitu penurunan AKI dan AKB dapat
tercapai.
Untuk mengatasi kelemahan – kelemahan diatas, direncanakan metode
pembelajaran kelas untuk pembahasan materi Buku KIA dalam bentuk tatap
muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara Ibu-ibu
hamil dan petugas kesehatan.
2
A. Tujuan Kegiatan
1. Mempelajari dan menerapkan problem solving cycle dalam mencari prioritas
masalah dan pemecahannya pada upaya kesehatan ibu dan anak.
2. Menemukan masalah dan mencari alternatif pemecahan masalah dalam
pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak.
B. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa mampu dan berpengalaman dalam menerapkan konsep-konsep
pemecahan masalah tentang program kesehatan ibu dan anak.
2. Memberikan informasi dan rekomendasi bagi unit pelayanan kesehatan
setempat, mengenai masalah yang ada dalam pelaksanaan program kesehatan
ibu dan anak
3
BAB II
DASAR TEORI
A. KEHAMILAN
1. Definisi kehamilan
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim seorang
perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu
bertemunya sel sperma laki-laki dengn sel telur yang dihasilkan oleh
indung telur. Setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa
janin dan tumbuh didalam rahim ibu yang merupakan tempat
berlindung yang aman dan nyaman bagi janin2.
Hamil adalah Keadaan uterus mengandung embrio.4
2. Definisi Ibu Hamil
Ibu Hamil adalah wanita yang mengandung janin dalam rahim karena
setelah dibuahi oleh spermatozoa.3
B. KELAS IBU HAMIL
a. Definisi Kelas Ibu Hamil
Merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi
ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui
praktik dengan menggunakan buku KIA (Kesehatan Ibu anak)2
b. Tujuan Kelas Ibu Hamil 2
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan ibu hamil, merubah sikap dan perilaku
ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan
keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan
perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
4
mitos / kepercayaan / adat istiadat setempat, penyakit menular dan
akte kelahiran
2. Tujuan Khusus :
a. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu
hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas
kesehatan / bidan tentang kehamilan, perubahan tubuh dan
keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru
lahir, mitos / kepercayaan / adat istiadat setempat, penyakit
menular dan akte kelahiran.
b. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil
tentang:
a. Kehamilan, Perubahan tubuh dan keluhan (apakah
kehamilan itu, perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan
umum saat hamil dan cara mengatasinya, apa saja yang
perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk
pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan
anemia
b. Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan, hubungan suami isteri selama kehamilan, obat
yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
c. Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan
dan proses persalinan).
d. Perawatan nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar
dapat menyusui ekslusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu
nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas).
e. KB pasca persalinan
f. Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir ,
pemberian vit k 1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir,
pengamatan perkembangan bayi / anak dan pemberian
imunisasi pada bayi baru lahir.
5
g. Mitos/ kepercayaan/ adat istiadat setempat yang berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak.
h. Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV – AIDS dan
pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil
i. Akte kelahiran
c. Manfaat Kelas Ibu Hamil 2
1. Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana.
2. Penyampaian materi lebih komprehensif
3. Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan
mengenai topik tertentu.
4. Waktu pemberian materi menjadi efektif karena pola penyajian
materi terstruktur dengan baik.
5. Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan.
6. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
7. Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam
memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas
sistem pembelajaran.
d. Sasaran Kelas Ibu Hamil
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur
kehamilan 4 s/d 36 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi
ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan
senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10
orang setiap kelas.
Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga
dapat mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang
persiapan persalinan atau materi yang lainnya. 2
e. Langkah Pendidikan di Kelas Ibu Hamil 2
6
Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut dilakukan
langkah-langkah dari mulai persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran
kelas ibu hamil Depkes & JICA (2008) antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja.
Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan
umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta
setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan
dalam kurun waktu tertentu misalnya selama satu tahun.
2. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil,
misalnya tempat di puskesmas atau polindes, kantor desa/balai
pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat.
Sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan
lain-lain jika tersedia.
3. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal
pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan
disampaikan.
4. Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur
antara 5 sampai 8 bulan.
5. Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya
dan nara sumber jika diperlukan.
6. Membuat rencana pelaksanan kegiatan
7. Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai
kegiatan/materi ekstra
8. Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan kesiapan
ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu
pertemuan 120 menit dan senam 30 menit.
f. Materi Pada Kelas Ibu Hamil 1,2
1. Pertemuan I
a. Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan
Apa kehamilan itu?
7
Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya (kram kaki, wasir
dan nyeri pinggang)
Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil
Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk
penanggulangan anemia
b. Perawatan kehamilan
Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan
Hubungan suami istri selama kehamilan
Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi ibu hamil
Tanda-tanda bahaya kehamilan
Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
2. Pertemuan II
a. Persalinan
Tanda-tanda persalinan
Tanda bahaya persalinan
Proses persalinan
b. Perawatan nifas
Apa yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui ASI ekslusif?
Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas
KB pasca persalinan
3. Pertemuan III
a. Perawatan bayi
Perawatan bayi baru lahir (BBL)
Pemberian K1 injeksi pada BBL
Tanda bahaya bayi baru lahir (BBL)
8
Pengamatan perkembangan bayi/anak
Pemberian imunisasi pada BBL
b. Mitos
Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak.
c. Penyakit menular
Infeksi menular seksual (IMS)
Informasi dasar HIV/AIDS
Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil
d. Akte kelahiran
Pentingnya akte kelahiran.
C. ANTENATAL CARE
1. Pengertian Ante Natal Care (ANC) 4
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).
Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan
anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga
mental.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan
Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
9
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah
atau komplikasi (Saifudin, 2005).
Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC)
adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal
mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk
memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas
kesehatan.
2. Tujuan Antenatal Care (ANC)4.6
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan
sosial ibu dan bayi.
c. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI Eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
g. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah
untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya,
persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi
yang sehat. Menurut Muchtar (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah
menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama
dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak
yang sehat.
Tujuan Khusus4,6
10
a. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita
sedini mungkin.
b. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
c. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah
menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa
nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak
hanya fisik tetapi juga mental.
3. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan4,8
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam
waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14
minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28
minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan trimester ketiga (28-36
minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan (Saifuddin, 2005).
4. Pemeriksaan Kehamilan4,7
Dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan kehamilan ke tenaga
kesehatan paling sedikit 4 kali :
1. Trimester I : 1 kali
2. Trimester II : 1 kali
3. Trimester III : 2 kali
5. Pelayanan Antenatal4,6
a. Konsep Pemeriksaan Antenatal
Menurut Departem Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal
dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan :
1. Anamnese : meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB,
kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang.
11
2. Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan
khusus kebidanan.
3. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa
4. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet
besi (fe)
5. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan
perilaku sehari-hari, perawatan payu dara dan air susu ibu, tanda-
tanda risiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi
selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan
serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.
b. Kunjungan Ibu Hamil
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), kunjungan ibu
hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang
memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu
hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya
petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau
posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi
menjadi beberapa tahap, seperti :1
1. Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)
Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan kesehatan trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12
minggu.
2. Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih
dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia
kehamilan > 24 minggu.
12
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali
selama masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut :
a. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu
b. Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-24 minggu
c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24
minggu.
6. Jadwal pemeriksaan1,4
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan
berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas :
a. Kunjungan Pertama (K1)
Meliputi : (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Riwayat
kebidanan, (4) Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial ekonomi, (6)
Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7) Penyuluhan dan
konsultasi.
b. Kunjungan Keempat (K4)
Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan
kehamilan dan pelayanan kesehatan, (3) Pemeriksaan psikologis, (4)
Pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi/diperlukan, (5) Diagnosa
akhir (kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau
tergolong kehamilan risiko tinggi (6) Sikap dan rencana tindakan
(persiapan persalinan dan rujukan).
Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang
dianjurkan adalah :
a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika
haid terlambat satu bulan
b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
c. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
d. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
e. Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah
Pelaksana Pelayanan Antenatal
13
Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan
puskesmas, bidan di desa, bidan di praktek swasta), pembantu bidan,
perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI,
2002).
BAB III
METODE PEMECAHAN MASALAH
14
Metode pemecahan masalah yang dipakai adalah problem solving cycle,
meliputi langkah – langkah sebagai berikut :
A. MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH DENGAN TEKNIK KAJIAN
DATA
1. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Berdasarkan pengumpulan data di Puskesmas Kerjo didapatkan:
Tabel 3.1 Jangkauan Pelayanan Ibu Hamil di Kabupaten Karanganyar
Periode Tahun 2011
Keterangan : K I = Kunjungan ANC pertama
K IV = Kunjungan ANC keempat
Berdasarkan data tahun 2011 yang didapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa jangkauan pelayanan ibu hamil di puskesmas Kerjo masih menempati
15
peringkat ke-2 terendah dari 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar.
Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti dengan sosialisasi program kesehatan
ibu hamil yang optimal untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) di daerah kerja puskesmas Kerjo Kabupaten
Karanganyar.
Tabel 3.2. Laporan Hasil Pelayanan KIA periode 2011
Indikator Target Pencapaian
Pelayanan kesehatan K1 ibu hamil 95.0 % 93.0 %
Pelayanan kesehatan K4 ibu hamil 95.0 % 85.0 %
Deteksi dini risiko tinggi oleh
tenaga kesehatan
30.0 % 18.6 %
Pelayanan neonatal 90.0 % 88.9 %
Pelayanan persalinan oleh tenaga
kesehatan
90.0 % 84.8 %
Kematian ibu 0 1
Kematian neonatal 0 5
Kematian balita 0 6
Berdasarkan Tabel 3.2, dapat dilihat bahwa pelayanan KIA di
puskesmas Kerjo pada tahun 2011 masih belum mencapai target yang
ditentukan.
16
Untuk tahun 2012, data yang telah masuk di Puskesmas Kerjo baru
mencapai bulan November 2012.
Tabel 3.3. Perbandingan Laporan KIA sampai dengan Bulan November
periode 2011 dan 2012
Indikator Target
(s/d Nov)
Pencapaian2011
(s/d Nov)
Pencapaian2012
(s/d Nov)
Pelayanan kesehatan K1 ibu hamil 87.1% 86.3 % 87.3 %
Pelayanan kesehatan K4 ibu hamil 87.1% 76.3 % 73.7 %
Deteksi dini risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
27.5 % 18.9 % 34.4 %
Pelayanan neonatal 82.5 % 83.1 % 81.7 %
Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan
82.5 % 78.8 % 78.9 %
Kematian ibu 0 1 2
Kematian neonatal 0 5 10
Kematian balita 0 6 0
Tabel 3.4. Rekapitulasi Laporan KIA s/d Bulan November 2012
No Desa Sasaran K I K IV Deteksi Resti Pelayanan
Neonatal
Persalinan
oleh Nakes
Abs % Abs % Jmlh % % %
1 Kuto 107 78 72.9 79 73.8 37 34.6 81.4 76.7
2 Tamansari 56 60 107.1 38 67.9 30 53.6 84.3 85.2
3 Ganten 54 45 83.3 34 63.0 20 37.0 67.3 68.6
4 Gempolan 57 51 89.5 42 73.7 36 63.2 92.3 87.3
17
5 Plosorejo 40 33 82.5 30 75 4 10.0 77.8 73.7
6 Karangrejo 113 90 79.6 68 60.2 26 23.0 67.0 66.7
7 Kwadungan 63 54 85.7 44 69.8 18 28.6 77.2 73.3
8 Botok 52 49 94.2 45 86.5 13 25.0 95.7 91.8
9 Sumberejo 56 49 87.5 40 71.4 29 51.8 70.6 68.5
10 Tawangsari 57 63 110.5 63 110.5 12 21.1 117.3 110.9
Total 655 572 87.3 483 73.7 225 34.4 81.7 78.9
1. Analisis Penyebab masalah
Pendekatan terhadap penyebab belum tercapainya target pelayanan KIA
pada tahun 2011 dan 2012 di UPT Puskesmas Kerjo dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Input
1) Man
Tidak ditemukan kendala dalam ketersediaan sumber daya manusia
sebagai petugas kesehatan, namun, belum optimal dalam hal
sosialisasi program kesehatan ibu hamil dari tenaga kesehatan.
2) Money
Penyediaan dana operasional dalam sosialisasi program kesehatan ibu
hamil terkendala dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang
masih minim. Penyaluran dana BOK dari pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten (DKK) Karanganyar kepada pihak Puskesmas Kerjo
berjalan lancar, namun dana yang dibutuhkan Puskesmas untuk
kepentingan program ini belum terdistribusi ke tiap desa dengan baik
karena minimnya dana. Hal ini perlu didukung dengan adanya
18
komunikasi yang baik antar petugas dari pihak Puskesmas dengan
pihak DKK untuk menambah jumlah dana yang diberikan.
3) Metode
Metode yang digunakan oleh pihak Puskesmas Kerjo untuk sosialisasi
program kesehatan ibu hamil sudah berjalan, dengan adanya
penyuluhan kesehatan ibu hamil yang dilakukan melalui konsultasi
perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada waktu ibu
memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan posyandu.
Kegiatan penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus
perkasus namun memiliki kelemahan pengetahuan yang diperoleh
hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami saat konsultasi,
penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang di
berikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas,
tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau
pembinaan secara lintas sektor dan lintas program, serta pelaksanaan
penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.
4) Materiil
Penyediaan materiil yang dibutuhkan untuk sosialisasi kesehatan ibu
hamil tidak didapatkan kendala. Pihak puskesmas Kerjo mendapat
fasilitas dari pihak DKK dalam hal penyediaan alat-alat tersebut. Jika
terdapat kekurangan, maka pihak Puskesmas akan segera
menghubungi pihak DKK untuk mensuplai kebutuhan materiil yang
diperlukan, sehingga pada saat pelaksanaan materiil telah tersedia
dengan lengkap dan siap digunakan.
5) Machine
Dalam pelaksanaan sosialisasi program kesehatan ibu hamil
dibutuhkan kendaraan transportasi untuk mencapai lokasi dari
Puskesmas Utama (Puskesmas Kerjo) ke posyandu untuk tujuan
penyuluhan, pemeriksaan dan pengobatan. Secara garis besar
penyediaan kendaraan ini tidak ditemukan kendala, karena selain
puskesmas memiliki kendaraan dinas berupa ambulan dan sepeda
19
motor, juga adanya petugas-petugas Puskesmas yang memiliki
kendaraan pribadi yang bersedia jika kendaraannya digunakan untuk
kepentingan ini.
b. Proses
1) Persiapan petugas
Persiapan oleh petugas meliputi peralatan untuk sosialisasi kesehatan
ibu hamil, alat pemeriksaan, dan obat-obatan.
2) Persiapan masyarakat
Untuk menyukseskan pelayanan kesehatan ibu hamil, persiapan dan
penggerakkan masyarakat mutlak harus dilakukan. Kegiatan ini
dilakukan dengan kerja sama lintas program, lintas sektoral,
organisasi profesi, LSM dan petugas masyarakat/ kader.
3) Pemberian pelayanan
Pada pemberian pelayanan hal-hal yang diinformasikan antara lain
jadwal sosialisasi, pemeriksaan, serta frekuensi dan selang waktu
pemberian pelayanan.
4) Koordinasi
Program sosialisasi dan pelayanan kesehatan ibu hamil harus
dilaksanakan secara efektif dan efisien, untuk itu perlu adanya
koordinasi yang baik, antara lain kerjasama lintas program dan
kerjasama lintas sektoral.
c. Output
Dari data yang penulis peroleh dari laporan hasil kegiatan
penanganan kesehatan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kerjo
didapatkan hasil bahwa terdapat persepsi maasyarakat yang salah
terhadap kesehatan ibu hamil, yaitu tidak rutin memeriksakan kehamilan
jika tidak merasa adanya keluhan berat yang dialami. Adanya masalah
tersebut disebabkan oleh belum intensifnya program sosialisasi tentang
pelayanan kesehatan ibu hamil dari tenaga kesehatan dan juga belum
tersedianya informasi tentang kesehatan ibu hamil yang mudah diakses
dan dipahami oleh ibu hamil. Selain itu, penyebab lain yang mungkin
20
adalah ketidakperhatian anggota keluarga pasien dalam memeriksakan
kesehatan ibu hamil dalam upaya monitoring kesehatan selama
kehamilan. Peran aktif masyarakat juga belum optimal dalam
menggiatkan sosialisasi kesehatan ibu hamil.
Skema 1. Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah
(Azwar, 1996)
21
Memilih cara penyelesaian dari sejumlah alternatif cara yang
mungkin
Memilih cara penyelesaian dari sejumlah alternatif cara yang
mungkin
Menentukan tujuan dan menyusun penyelesaian
masalah
Menentukan tujuan dan menyusun penyelesaian
masalah
Uji cobaUji coba
Melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah
Melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah
Penyusunan rencana penyelesaian masalah
Penyusunan rencana penyelesaian masalah
Pengumpulan dataPengumpulan data
Masalah yang ditentukanMasalah yang ditentukan
Analisa dataAnalisa data
Memilih masalah yang diprioritaskan
Memilih masalah yang diprioritaskan
Evaluasi hasil intervensi Evaluasi hasil intervensi
2. Pemilihan Prioritas Masalah
Untuk menentukan prioritas masalah penyebab belum optimalnya
pelayanan kesehatan ibu hamil di puskesmas Kerjo Karanganyar dapat
dilakukan matrikulasi masalah sebagai berikut :
Tabel 3.4 Matrikulasi Prioritas Masalah
No. Daftar Masalah I F R I x F x R
P S RI SB PC
1.
Kurangnya
pengetahuan ibu
hamil tentang
kesehatan
selama
kehamilan
4 4 5 5 5 4 3 276
2.
Ketidakperhatian
keluarga pasien
terhadap
kesehatan ibu
hamil
3 5 5 3 3 3 4 228
3.
Kurangnya
peran aktif
masyarakat
terhadap
kesehatan ibu
hamil
3 4 4 4 3 3 4 216
(Data Primer, 2012)
Keterangan : Importance yaitu pentingnya masalah, dibagi menjadi :
a. Prevalence (besarnya masalah, bisa dilihat melalui jumlah
kasus lama dan kasus baru dalam suatu periode waktu tertentu)
22
b. Severity (menunjukkan tingkat keparahan dampak yang
diakibatkan oleh masalah kesehatan tersebut, bila ditunjukan oleh
besarnya biaya yang diperlukan untuk menanggulangi atau
mengobatinya)
c. Rate of Increase (kenaikan besarnya masalah)
d. Social benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
e. Political climate (suasana politik)
f. Techinal Feasibility, yang berarti makin layak teknologi yang
tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah, makin
diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan teknologi yang
dimaksud adalah penguasaan ilmu dan teknologi yang sesuai.
g. Resources Availibility, yang berarti makin tersedia sumber daya
yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah, makin
diprioritaskan masalah tersebut. Sumber daya yang dimaksud
adalah man, money, material.
Skore :
1 = tidak penting, 4 = penting
2 = agak penting, 5 = sangat penting
3 = cukup penting,
Berdasarkan hasil matrikulasi di atas maka urutan prioritas masalah
adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan selama
kehamilan
2. Ketidakperhatian keluarga pasien terhadap kesehatan ibu hamil
3. Kurangnya peran aktif masyarakat terhadap kesehatan ibu hamil
Prioritas masalah pertama penyebab kurang optimalnya pelayanan
kesehatan ibu hamil di Puskesmas Kerjo adalah karena kurangnya
pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan selama kehamilan
23
3. Analisis SWOT
Unsur-unsur analisis SWOT sebagai berikut:
a. Kekuatan (Strength)
Kekuatan di sini maksudnya adalah berbagai kelebihan yang dimiliki
puskesmas dan responden yang apabila dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya akan berperan besar dalam menyelesaikan permasalahan.
b. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan di sini maksudnya adalah berbagai kekurangan yang
dimiliki puskesmas dan responden beserta keluarganya yang apabila
diatasi dengan sebaik-baiknya akan berperan besar dalam
menyelesaikan permasalahan.
c. Peluang (Opportunities)
Peluang di sini maksudnya adalah berbagai kesempatan yang dimiliki
puskesmas dan responden beserta keluarganya yang apabila
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya akan berperan besar dalam
menyelesaikan permasalahan.
d. Ancaman (Threat)
Ancaman di sini maksudnya adalah berbagai kendala yang dimiliki
puskesmas dan responden beserta keluarganya yang apabila diatasi
dengan sebaik-baiknya akan berperan besar dalam menyelesaikan
permasalahan.
Tabel 3.5 Analisis SWOT
S (Kekuatan)
Tersedianya tempat pelayanan kesehatan yang terjangkau
Tersedianya tenaga kesehatan dan kader yang berkompeten untuk proses transfer informasi
Telah
W (Kelemahan)
Persepsi pasien yang salah kesehatan selama kehamilan
Belum intensifnya program sosialisasi tentang kesehatan ibu hamil
Belum optimalnya program kesehatan
24
dipublikasikan panduan pelaksanaan program kelas ibu hamil dari pemerintah
Terdapat dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dari pemerintah
dalam upaya monitoring kesehatan ibu hamil
Belum optimalnya informasi tentang kesehatan ibu hamil yang mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat
O (Peluang)
Kader-kader kesehatan yang berada di posyandu
Anggota keluarga pasien yang dapat dimanfaatkan sebagai pemonitor kesehatan ibu hamil
Adanya sarana-prasarana penyampaian informasi berupa poster, leaflet, dan spanduk
Strategi SO
Pelaksanaan program kelas ibu hamil bagi ibu hamil dan suami atau keluarga untuk sosialisasi kesehatan ibu hamil
Optimalisasi peran kader kesehatan dalam program kelas ibu hamil
Optimalisasi monitoring kesehatan ibu hamil melalui posyandu
Strategi WO
Proses pendidikan efektif oleh kader-kader kesehatan tentang kesehatan ibu hamil
Penggiatan program monitoring kesehatan ibu hamil dengan melibatkan kader kesehatan di posyandu dan keluarga
Pembuatan leaflet, poster dan spanduk tentang kesehatan ibu hamil
Pemberdayaan anggota keluarga pasien untuk ikut mengawasi kesehatan ibu selama kehamilan
T (Ancaman)
Adanya keengganan pasien dan keluarga dalam mengikuti kelas ibu hamil dan memeriksakan
Strategi ST
Pelaksanaan kelas ibu hamil sesuai panduan dari pemerintah
Pengoptimalan dana
Strategi WT
Pemanfaatan kelas ibu hamil sebagai sarana transfer informasi yang dikemas secara
25
kesehatan ibu hamil Kurangnya
pemberdayaan kader-kader kesehatan untuk melakukan monitoring kesehatan ibu hamil
Kurangnya dana BOK untuk menangani seluruh kelas ibu hamil di tiap desa
BOK dari pemerintah untuk operasional kelas ibu hamil
Pemanfaatan tempat pelayanan kesehatan dan posyandu untuk pembentukan kader-kader kesehatan yang akan melakukan monitoring kesehatan ibu hamil
menarik dan mudah dipahami secara teratur dan intensif
Pengadaan program kesehatan dari Puskesmas untuk monitoring kesehatan ibu hamil dengan memberdayakan kader-kader kesehatan di puskesmas dan posyandu
Usaha dari pemerintah untuk bekerjasama dengan pihak ketiga dan penggalangan dana dari masyarakat untuk membantu keberjalanan kelas ibu hamil
(Data Primer, 2012)
B. MENETAPKAN PRIORITAS JALAN KELUAR
1. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Tabel 3.6. Alternatif Pemecahan Masalah
Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Kurangnya
pengetahuan ibu
hamil dan suami
atau keluarga
tentang kesehatan
selama kehamilan
1. Pelaksanaan program kelas ibu hamil sesuai panduan pemerintah untuk mendidik ibu hamil dan suami atau keluarga mengenai pentingnya kesehatan selama kehamilan yang dikemas secara menarik dan mudah dipahami secara teratur dan intensif
2. Pengoptimalan dana BOK dari pemerintah untuk operasional kelas ibu hamil
26
3. Pemerintah berusaha untuk bekerjasama dengan pihak ketiga dan masyarakat berusaha melakukan penggalangan dana untuk membantu keberjalanan kelas ibu hamil
4. Pengadaan program kesehatan dari Puskesmas untuk monitoring kesehatan ibu hamil dengan memberdayakan kader-kader kesehatan di puskesmas dan posyandu
5. Pemanfaatan tempat pelayanan kesehatan dan posyandu untuk pembentukan kader-kader kesehatan yang akan melakukan monitoring kesehatan ibu hamil
2. Menentukan prioritas pemecahan masalah
Pemilihan prioritas pemecahan masalah mengacu pada:
a. Efektivitas pemecahan masalah
Untuk menentukan efektivitas pemecahan masalah digunakan
kriteria:
1) Magnitude (M) yaitu besarnya masalah yang dapat diselesaikan
2) Importance (I) yaitu pentingnya pemecahan masalah
3) Vulnerability (V) yaitu sensitifitas dalam mengatasi masalah yang
dihadapi
Nilai efektivitas untuk setiap alternatif pemecahan masalah adalah
mulai dari angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan angka 5
(paling efektif)
b. Efisiensi pemecahan masalah
Efisiensi ini dikaitkan dengan biaya (Cost, C) yang diperlukan untuk
melaksanakan pemecahan masalah. Nilai efisiensi yakni angka 1
(paling efisien) sampai angka 5 (paling tidak efisien).
27
Tabel Matrikulasi Alternatif Pemecahan Masalah pada Kelompok Ibu Hamil
No Cara Pemecahan Masalah
EfektivitasEfisiensi
(C)
Prioritas
= C
MxIxVM I V
1
Pelaksanaan program kelas ibu hamil sesuai panduan pemerintah untuk mendidik ibu hamil dan suami atau keluarga mengenai pentingnya kesehatan selama kehamilan yang dikemas secara menarik dan mudah dipahami secara teratur dan intensif
5 5 4 3 33,33
2 Pengoptimalan dana BOK dari pemerintah untuk operasional kelas ibu hamil
4 4 4 3 21,33
3
Pemerintah berusaha untuk bekerjasama dengan pihak ketiga dan masyarakat berusaha melakukan penggalangan dana untuk membantu keberjalanan kelas ibu hamil
3 4 3 3 12
4
Pengadaan program kesehatan dari puskesmas untuk monitoring kesehatan ibu hamil dengan memberdayakan kader-kader kesehatan di puskesmas dan posyandu
5 4 4 3 26,33
5
Pemanfaatan tempat pelayanan kesehatan dan posyandu untuk pembentukan kader-kader kesehatan yang akan melakukan monitoring kesehatan ibu hamil
4 4 3 3 16
28
Berdasarkan kriteria matriks diatas maka urutan prioritas pemecahan
masalah adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan program kelas ibu hamil sesuai panduan pemerintah untuk
mendidik ibu hamil dan suami atau keluarga mengenai pentingnya kesehatan
selama kehamilan yang dikemas secara menarik dan mudah dipahami secara
teratur dan intensif
2. Pengadaan program kesehatan dari puskesmas untuk monitoring kesehatan
ibu hamil dengan memberdayakan kader-kader kesehatan di puskesmas dan
posyandu
3. Pengoptimalan dana BOK dari pemerintah untuk operasional kelas ibu hamil
4. Pemanfaatan tempat pelayanan kesehatan dan posyandu untuk pembentukan
kader-kader kesehatan yang akan melakukan monitoring kesehatan ibu hamil
5. Pemerintah berusaha untuk bekerjasama dengan pihak ketiga dan masyarakat
berusaha melakukan penggalangan dana untuk membantu keberjalanan kelas
ibu hamil
29
BAB IV
PLAN OF ACTION
1. Kegiatan : Pelaksanaan program kelas ibu hamil sesuai panduan
pemerintah untuk mendidik ibu hamil dan suami atau keluarga
mengenai pentingnya kesehatan selama kehamilan yang dikemas secara
menarik dan mudah dipahami secara teratur dan intensif
a. Tujuan : Meningkatkan pemahaman ibu hamil dan suami atau
keluarga mengenai pentingnya kesehatan selama
kehamilan
b. Sasaran : Seluruh ibu hamil dan suami atau keluarga yang berada
di wilayah kerja Puskesmas Kerjo
c. Pelaksana : Petugas kesehatan Puskesmas Kerjo yang ditunjuk
sebagai penanggungjawab kelas ibu hamil, kader-kader
posyandu, anggota keluarga yang ditunjuk sebagai
pemonitor kesehatan ibu hamil di rumah
d. Waktu : satu tahun keberjalanan program kesehatan
e. Lokasi : di rumah pasien dan di posyandu
f. Rincian program: - pelaksanaan kelas ibu hamil dalam 3x
pertemuan dengan interval setiap bulan selama usia
kehamilan yang diikuti minimal 1x pertemuan.
- pengoptimalan fungsi buku KIA untuk monitoring
kesehatan ibu hamil
- evaluasi pengisian buku monitoring dan kontrol
status kesehatan pasien setiap kunjungan ANC
g. Pembiayaan : Rp 170.000,00, dengan rincian:
1) Pembelian kertas dan spidol : Rp 30.000,00
2) Konsumsi : Rp 60.000,00
3) Foto copy : Rp 30.000,00
4) Sewa LCD : Rp 50.000,00
30
2. Kegiatan : Optimalisasi Peran Posyandu dalam Monitoring Kesehatan
Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Kerjo.
h. Tujuan : Meningkatkan kinerja kader posyandu lansia dalam
manajemen kesehatan ibu hamil
i. Sasaran : Seluruh kader posyandu dan ibu hamil yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Kerjo
j. Pelaksana : Petugas kesehatan Puskesmas Kerjo yang ditunjuk
sebagai penanggungjawab posyandu, kader-kader
posyandu
k. Waktu : 1 bulan sekali
l. Lokasi : di posyandu
m. Rincian program: - penyuluhan pada kader posyandu tentang
manajemen kesehatan ibu selama kehamilan
- cek tekanan darah setiap konjungan dan cek hb 1x
selama kehamilan secara gratis.
n. Pembiayaan : Rp 160.000,00, dengan rincian:
1. Sewa LCD : Rp 50.000,00
2. Pamflet : Rp 50.000,00
3. Cek Hb : Rp 150.000,00
31
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan RI. 2008. Panduan Penilaian Kecamatan Sayang Ibu Pada Pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu. Jakarta : Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan RI.
BPS Kab.Karanganyar. 2012. Karanganyar dalam Angka 2012. Karanganyar: BPS Kab.Karanganyar.
Dinkes Propinsi Jawa Tengah. 2011. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten / Kota 2011. Semarang : Dinkes Propinsi Jawa Tengah.
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP POLA HIDUP SEHAT SELAMA KEHAMILAN DI RB MUTIARA IBU MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR Depkes RI. 2008. Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta : Depkes RI.Depkes RI. 2011. Pedoman Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Depkes RI.
Erni D., 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko Tinggi Kehamilan dengan Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care. Diunduh dari http;//etd.eprints.ums.ac.id/6428/1/j210050072.pdf
Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Muchtar, Rustam. 2005. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, S. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka.
Saifudin. 2006. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wiknjosastro Prawirohardjo, 2005, Ilmu Kebidanan, Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka.
32